MENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS AIR ELEKTRIK)

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI POKOK. 1. Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor 2. Kalorimeter 3. Kalor Serap dan Kalor Lepas 4. Asas Black TUJUAN PEMBELAJARAN

Menentukan Solusi Numerik Model Dinamik Suhu dan Tekanan Udara di Atmosfer Dengan Metode Runge Kutta Orde Empat

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

STUDI PENGARUH DIAMETER RONGGA PENAMPANG KONDUKTOR TERHADAP PERUBAHAN SUHU ARTIKEL. Oleh: DewiPuspitasari NIM

PEMBUATAN DAN PENGUJIAN ALAT UNTUK MENENTUKAN KONDUKTIVITAS PLAT SENG, MULTIROOF DAN ASBES

MENGAMATI ARUS KONVEKSI, MEMBANDINGKAN ENERGI PANAS BENDA, PENYEBAB KENAIKAN SUHU BENDA DAN PENGUAPAN

MATERI ENERGI DAN DAYA LISTRIK TINGKAT UNIVERSITAS

IDENTIFIKASI PARAMETER PENENTU KESTABILAN MODEL PERTUMBUHAN LOGISTIK DENGAN WAKTU TUNDA

Analisa Pengaruh Temperatur Air Terhadap Aliran fluida dan laju Pemanasan Pada Alat Pemanas Air

ORDER QUAANTITY (EOQ).

Soal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Sistem Kontrol Temperatur Air pada Proses Pemanasan dan Pendinginan dengan Pompa sebagai Pengoptimal

SOLUSI ANALITIK DAN SOLUSI NUMERIK KONDUKSI PANAS PADA ARAH RADIAL DARI PEMBANGKIT ENERGI BERBENTUK SILINDER

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALATIHAN SOAL BAB 9

Frek = 33,5 Hz. Gambar 4.1 Grafik perpindahan massa kecepatan aliran 1.3 m/s 2. Untuk kecepatan aliran 1.5 m/s

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

MENCARI PERLUASAN MODEL DINAMIK UNSUR-UNSUR UTAMA IKLIM

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 9. KALOR DAN PERPINDAHANNYALatiahn Soal 9.2

MEMBANGUN MODEL KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PENDERITA POLISITEMIA VERA YANG MEMPERTIMBANGKAN MOOD SWINGS DENGAN METODE PENCOCOKAN KURVA

FISIKA TERMAL Bagian I

BAB I PENDAHULUAN C = (1) Panas jenis adalah kapasitas panas bahan tiap satuan massanya, yaitu : c = (2)

FISIKA TERMAL(1) Yusron Sugiarto

12/3/2013 FISIKA THERMAL I

PERAN PENTING LAJU PERUBAHAN KALOR PADA MODEL DINAMIK UNSUR UNSUR UTAMA IKLIM

OPTIMALISASI HASIL PRODUKSI TAHU DAN TEMPE MENGGUNAKAN METODE BRANCH AND BOUND (STUDI KASUS: PABRIK TEMPE ERI JL. TERATAI NO.

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

TARA KALOR MEKANIK. Adhelina,NP Sriwulandari Alam,Besse Khalidatunnisa,Andi Nurul Atiak Zaida,Sugira. Pendidikan Biologi FMIPA UNM 2014.

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

: Arus listrik, tumbukan antar elektron, panas, hukum joule, kalorimeter, transfer energi.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

PERCOBAAN PENENTUAN KONDUKTIVITAS TERMAL BERBAGAI LOGAM DENGAN METODE GANDENGAN

LAPORAN RESMI PRAKTEK KERJA LABORATORIUM 1

Percobaan L-2 Hukum Joule Uraian singkat : Dasar teori:

MENENTUKAN NILAI PRODUKSI INDUSTRI ROTAN CV. BUDI MULYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEKOMPOSISI LU PADA MODEL EKONOMI LEONTIEF

KALOR SEBAGAI ENERGI B A B B A B

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

Kalor dan Hukum Termodinamika

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink

PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER

PEMANFAATAN BIOMASSA KERING (KAYU) SEBAGAI BAHAN BAKAR UNTUK MENGUJI KERJA PROTOTYPE KOMPOR BIOMASSA

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN

SMP kelas 7 - FISIKA BAB 4. Kalor dan PerpindahannyaLatihan Soal 4.1

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

THE EFFECTS OF THE BRANDS OF LAMPS ON THE RADIATION HEAT AS THE HEAT SOURCE OF POULTRY HATCHERIES

KALORIMETRI A. Pendahuluan

T P = T C+10 = 8 10 T C +10 = 4 5 T C+10. Pembahasan Soal Suhu dan Kalor Fisika SMA Kelas X. Contoh soal kalibrasi termometer

PENINGKATAN EFISIENSI SISTEM PEMANAS AIR KAMAR MANDI MENGGUNAKAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

ANALISIS ANTRIAN DENGAN MODEL SINGLE CHANNEL SINGLE PHASE SERVICE PADA STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) I GUSTI NGURAHRAI PALU

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

MENGOPTIMALKAN GIZI BALITA DENGAN HARGA MINIMUM MENGGUNAKAN METODE SIMPLEKS

LAMPIRAN I. Tes Hasil Belajar Observasi Awal

1 By The Nest We do you. Question Sheet Physics Suhu Kalor dan Perpindahannya

MODIFIKASI MESIN PEMBANGKIT UAP UNTUK SUMBER ENERGI PENGUKUSAN DAN PENGERINGAN PRODUK PANGAN

PENGARUH STUDI EKSPERIMEN PEMANFAATAN PANAS BUANG KONDENSOR UNTUK PEMANAS AIR

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

PENENTUAN MASSA MOLAR BEBERAPA JENIS LOGAM MENGGUNAKAN HUKUM DULONG-PETIT

DINAMIKA PROSES PENGUKURAN TEMPERATUR (Siti Diyar Kholisoh)

Suhu dan kalor NAMA: ARIEF NURRAHMAN KELAS X5

APLIKASI METODE POLINOM NEWTON GREGORY MAJU DAN POLINOM NEWTON GREGORY MUNDUR DALAM MEMPREDIKSI BANYAKNYA PENDUDUK SULAWESI TENGAH

YAYASAN PENDIDIKAN JAMBI SEKOLAH MENENGAH ATAS TITIAN TERAS UJIAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2007/2008. Selamat Bekerja

KAJI EKSPERIMENTAL KARAKTERISTIK TERMODINAMIKA DARI PEMANASAN REFRIGERANT 12 TERHADAP PENGARUH PENDINGINAN

PENGARUH BEBAN PENDINGIN TERHADAP TEMPERATUR SISTEM PENDINGIN SIKLUS KOMPRESI UAP DENGAN PENAMBAHAN KONDENSOR DUMMY

KARAKTERISTIK ALIRAN PANAS DALAM LOGAM PENGHANTAR LISTRIK THE CHARACTERISTICS OF HEAT FLOW IN AN ELECTRICAL METAL CONDUCTOR

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

PENENTUAN LAJU PENURUNAN KADAR AIR OPAK SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN RUANG PENGERING BERENERGI BIOMASSA LIMBAH PELEPAH KELAPA SAWIT

Studi Eksperimen Pengaruh Sudut Blade Tipe Single Row Distributor pada Swirling Fluidized Bed Coal Dryer terhadap Karakteristik Pengeringan Batubara

3. Untuk menghitung TARA KALOR LISTRIK digunakan persamaan H t (T a T m ) = a I 2 R t Dimana Tara kalor listrik = 1/a

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM ONLINE UNTUK MONITOR SUHU RUANGAN BERBASIS SERVER WEB DAN WEBCAM DENGAN PENYAMPAIAN DATA ASINKRON

Penggunaan Pasco Capstone 14.1 untuk Menentukan Koefisien Konveksi Udara dengan Metode Pendinginan Air

Simulasi Konduktivitas Panas pada Balok dengan Metode Beda Hingga The Simulation of Thermal Conductivity on Shaped Beam with Finite Difference Method

STUDI EKSPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN KALOR MODEL WATER HEATER KAPASITAS 10 LITER DENGAN INJEKSI GELEMBUNG UDARA

Studi Eksperimen Variasi Beban Pendinginan pada Evaporator Mesin Pendingin Difusi Absorpsi R22-DMF

Lampiran 1 Nilai awal siswa No Nama Nilai Keterangan 1 Siswa 1 35 TIDAK TUNTAS 2 Siswa 2 44 TIDAK TUNTAS 3 Siswa 3 32 TIDAK TUNTAS 4 Siswa 4 36 TIDAK

Studi Eksperimen Pemanfaatan Panas Buang Kondensor untuk Pemanas Air

KEGIATAN BELAJAR 6 SUHU DAN KALOR

Rangkaian Listrik. 4. Ebtanas Kuat arus yang ditunjukkan amperemeter mendekati.. a. 3,5 ma b. 35 ma c. 3,5 A d. 35 A e. 45 A

MENENTUKAN PUNCAK EROSI POTENSIAL YANG TERJADI DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LOLI TASIBURI DENGAN MENGGUNAKAN METODE USLEa

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

Heat Energy Harvesting untuk Sumber Listrik DC Skala Kecil

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat khususnya pada bidang

Menentukan Distribusi Temperatur dengan Menggunakan Metode Crank Nicholson

Xpedia Fisika. Soal Zat dan Kalor

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

PREDIKSI KUALITAS AIR BERSIH PDAM KOTA PALU MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

DINAMIKA PROSES PERAMBATAN PANAS [DPP]

JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SUHU DAN KALOR DEPARTEMEN FISIKA IPB

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan

Soal Dan Pembahasan Suhu Dan Kalor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun yang menjadi tempat pada penelitian adalah Laboratorium Teknik

Problem Solving dengan Metode Identifikasi Variabel berdasarkan Skema: Tinjauan terhadap Topik Termodinamika

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 15 Nomor ISSN INOVASI MESIN PENGERING PAKAIAN YANG PRAKTIS, AMAN DAN RAMAH LINGKUNGAN

PENGUKURAN KONDUKTIVITAS TERMAL

ANALISIS THERMOGRAVIMETRY DAN PEMBUATAN BRIKET TANDAN KOSONG DENGAN PROSES PIROLISIS LAMBAT

Alat Peraga Pembelajaran Laju Hantaran Kalor

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

JIMT Vol. 13 No. 1 Juni 2016 ( Hal. 118 127) Jurnal Ilmiah Matematika dan Terapan ISSN : 2450 766X MENGEFISIENSIKAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK : STUDI KASUS PADA MODEL ALIRAN PANAS PADA WATER COOKER (PEMANAS AIR ELEKTRIK) S. Husnah 1, A. I. Jaya 2, dan R. Ratianingsih 3 1,2,3 Program Studi Matematika Jurusan Matematika FMIPA Universitas Tadulako Jalan Soekarno-Hatta Km. 09 Tondo, Palu 94118, Indonesia. 1 husnahshy1507@gmail.com, 2,3 ratianingsih@yahoo.com ABSTRACT Water cooker is one of the households that often used in everyday life. Water cooker in general use of electricity by the use of the heating elements for heating water. The device altering electrical energy to heat. A model of the hot flow of water cooker is lowered by look at it consists of two components namely water and house. In this research determined the time effectively to turn off water cooker to the use of electric energy more efficiently. By doing the observation in analytic on the second component obtained the time effectively to turn off water cooker is 15 minutes. Keywords : Effective Time, The Analytic Method, Water Cooker ABSTRAK Pemanas air elektrik merupakan salah satu alat rumah tangga yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Pemanas air elektrik pada umumnya mengunakan listrik dengan penggunaan elemen pemanas untuk memanaskan air. Alat tersebut mengubah energi listrik menjadi panas. Model aliran panas dari pemanas air elektrik diturunkan dengan memandangnya terdiri atas dua komponen yaitu air dan wadah. Dalam penelitian ini ditentukan waktu yang efektif untuk mematikan pemanas air elektrik agar penggunaan energi listrik lebih efisien. Dengan melakukan pengamatan secara analitik pada kedua komponen diperoleh waktu yang efektif untuk mematikan pemanas air elektrik adalah 15 menit. Kata Kunci : Metode Analitik, Pemanas Air Elektrik, Waktu Efektif I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya mengefisiensikan energi listrik merupakan hal yang penting dilakukan. Hal ini sangat membantu program pemerintah dalam upaya menghemat energi. Efisiensi energi 118

listrik dapat dilakukan dalam wujud yang sederhana, salah satunya adalah dengan pengaturan penggunaan water cooker (pemanas air elektrik). Pemanas air elektrik merupakan salah satu alat rumah tangga yang sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Dalam penggunaanya pemborosan energi listrik sering dilakukan secara tidak sadar. Pada saat memanaskan air, biasanya aliran energi listrik dimatikan setelah air yang direbus mencapai titik didih. Tanpa disadari sikap ini merupakan pemborosan. Kita dapat melakukan efisiensi dengan menghentikan aliran listrik sebelum suhu air mencapai titik didih tersebut. Hal ini disebabkan meskipun ketika air dipanaskan air dan wadah pada mulanya bersuhu sama, namun setelah air mencapai titik didih suhu wadah menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air. Fenomena ini disebabkan wadah memiliki kapasitas panas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air. Fenomena perbedaan kapasitas panas yang mengakibatkan terjadiya perbedaan suhu ini dapat digunakan untuk menghemat energi listrik. Suhu wadah yang lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air memungkinkan untuk dialirkannya energi panas yang terkandung di dalamnya untuk menaikkan suhu air hingga mencapai titik didihnya. Dengan cara ini waktu yang digunakan untuk memanaskan air menjadi lebih singkat. Model matematika yang mempresentasikan fenomena perbedaan suhu wadah dan air telah dibahas dalam Workshop on Mathematical Modelling of Physical Phenomena yang diselenggarakan oleh Program Studi Matematika FMIPA UNTAD 23 26 April 2013. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana waktu efektif untuk mematikan pemanas air elektrik agar penggunaan energi listrik lebih efisien? 1.3. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah menentukan waktu efektif untuk mematikan pemanas air elektrik agar penggunaan energi listrik lebih efisien. 1.4. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan pemahaman tentang model aliran panas 2. Membantu mengefisienkan penggunaan energi listrik 3. Secara umum untuk mengembangkan ilmu matematika, khususnya pada bidang matematika terapan 119

4. Memberikan dampak yang positif bagi perkembangan penelitian multidisiplin ilmu di Indonesia, khususnya Matematika dan Fisika. 1.5. Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Model aliran panas yang digunakan diambil dari model yang diberikan dalam kegiatan Workshop on Mathematical Modelling of Physical Phenomena yang diselenggarakan oleh program studi Matematika FMIPA UNTAD. Model tersebut dinyatakan sebagai berikut : du C 1 1 dt du C 2 2 dt = q... (1) = q... (2) 2. Nilai parameter yang terdapat dalam model diperoleh dari hasil eksperimen fisika sesuai ketentuan, yaitu : c 1 = 1 kal gr C c 2 = 0.21 kal gr C 3. Pertambahan suhu wadah dianggap linier terhadap pertambahan waktu. II. METODE PENELITIAN Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu : a. Memulai penelitian. b. Melakukan tinjauan pustaka berupa water cooker. c. Menentukan model aliran panas pemanas air elektrik. d. Melakukan percobaan. e. Menentukan kalor yang tersimpan dalam komponen wadah. f. Menentukan waktu efektif mematikan pemanas air elektrik dengan melakukan pengamatan secara analitik. g. Menyimpulkan hasil penelitian. h. Selesai. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil penelitian 3.1.1. Skema Aliran Kalor Pemanas Air Elektrik Pada saat memasak air dengan menggunakan pemanas air elektrik, mula-mula suhu wadah dan suhu air yang ada didalamnya adalah dianggap sama. Seiring 120

dengan pertambahan waktu, baik suhu air maupun suhu wadah akan meningkat. Namun demikian, mengingat daya hantar panas logam lebih tinggi dari daya hantar panas air, suhu wadah akan senantiasa lebih tinggi dibandingkan dengan suhu air seiring dengan pertambahan waktu. Dengan demikian, terdapat kondisi dimana suhu air masih di bawah titik didih air sedangkan wadah sudah berada diatas titik didih air. Perbedaan suhu wadah dan suhu air mengakibatkan perbedaan kalor yag tersimpan pada wadah dan kalor yang tersimpan dalam air. Dengan demikian akan terjadi perpindahan kalor dari wadah yang memiliki suhu lebih tinggi ke air yang memiliki suhu lebih rendah. Aliran kalor dari wadah ke air dapat dimanfaatkan untuk menaikkan suhu air sampai mencapai titik didihnya. Misalkan t adalah waktu dimana kalor yang tersimpan pada wadah dapat dialirkan ke air sedemikian hingga suhu air dapat meningkat sampai mencapai titik didih air. Pandang 0 t t sebagai fase I dan t > t disebut sebagai fase II. Misalkan pula T w (t) dan T a (t) secara berturut-turut menyatakan suhu wadah dan suhu air pada saat t. Skema aliran panas pada wadah dan air di kedua fase digambarkan sebagai berikut : Gambar 1: Skema aliran kalor pada : (a) (b) (c) (d) Wadah Dalam Fase I Wadah Dalam Fase II Air Dalam Fase I Air Dalam Fase II Gambar 1 memperlihatkan bahwa pada fase I, suhu wadah maupun air akan meningkat seiring pertambahan waktu dengan suhu wadah senantiasa lebih tinggi dari suhu air. Sedangkan pada fase II suhu wadah menurun seiring pertambahan waktu sampai dicapai kondisi suhu wadah sangat dekat dengan suhu air yang semakin meningkat. Suhu terendah yang membuat suhu wadah dan air bersama-sama mencapai titik didih disebut sebagai waktu efektif (t ). 121

3.1.2. Data Pengukuran Suhu Air Untuk dapat menentukan waktu efektif t, terlebih dahulu dilakukan pengukuran langsung dari hasil penelitian mengukur suhu air yang dipanaskan dengan menggunakan pemanas air elektrik (water cooker) sampai mendidih. Pengukuran suhu tersebut dilakukan setiap 1 menit untuk massa air 750 gram sehingga diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1 : Data Pengukuran Suhu Air ( C) pada saat waktu t (menit) Waktu (t) dalam Menit Suhu (T) dalam Celsius 0 27 1 29 2 32 3 37 4 44 5 49 6 55 7 60 8 64 9 68 10 71 11 74 12 78 13 81 14 82 15 84 16 86 17 87 18 88 19 89 20 89 21 89 22 91 23 91 24 91 25 92 26 93 27 94 28 94 29 94 30 94 31 94 32 94 33 95 34 95 122

35 95 36 95 37 95 38 95 39 95 Pada tabel 1 menunjukkan bahwa suhu air mula-mula adalah 27 C kemudian dipanaskan dengan menggunakan pemanas air elektrik dengan daya 2200 watt dalam setiap menit mengalami penaikkan suhu. Pada menit pertama sampai menit ke-15 suhu naik dengan cepat, namun pada menit berikutnya suhu naik dengan lambat dan pada menit ke-19 sampai menit ke-21 suhu berjalan kostan di titik 89 C. Begitupun dimenit-menit selanjutnya sampai menit ke-33 suhu konstan di titik 95 C sampai menit ke-39. 3.1.3. Menentukan Kurva Pertambahan Air Terhadap Waktu Data pengukuran suhu air terhadap waktu pada tabel 1 memberikan kurva suhu air terhadap waktu pada gambar 2 sebagai berikut : Gambar 2 : Kurva pertambahan suhu air terhadap waktu 3.1.4. Menentukan Waktu Efektif Melalui kurva tersebut dapat ditentukan lokasi terjadinya titik balik pada saat t = t = 15.079 dengan mengunakan aplikasi program maple. Titik balik tersebut merupakan lokasi dimana laju peningkatan suhu sudah negatif. Dengan peningkatan suhu yang makin kecil kalor yang tersimpan tidak lagi cukup untuk meningkatkan suhu air sampai mencapai titik didih. 3.1.5. Menentukan Persamaan Suhu Wadah Terhadap Waktu Pada Fase I Dengan asumsi pertumbuhan suhu wadah adalah linier terhadap waktu maka dapat ditentukan persamaan linier yang mempresentasikannya sebagai berikut : T w = a t + b... (3) 123

Dengan suhu awal wadah 27 C, dapat diperoleh, nilai b yaitu : T 0 = a t 0 + b 27 = a 0 + b b = 27 Suhu wadah mencapai Tw = 109.606 C pada saat t = 15.079 menit sehingga dengan mensubstitusikan b = 27 ke persamaan (3) diperoleh : T = a t + b 109.606 = a 15.079 + 27 a = 82.606 15 Dengan mensubstitusikan nilai a = 82.606 15 dan b = 27 ke persamaan (3) memberikan persamaan linier 82.606 t + 27 yang mempresentasikan kurva pertambahan suhu 15 wadah Tw terhadap waktu t. Persamaan tersebut digambarkan sebagai berikut : Gambar 3 : Kurva pertambahan suhu wadah Tw terhadap waktu Pada gambar 3 menunjukkan bahwa suhu komponen wadah mula-mula adalah 27 C kemudian dipanaskan dengan menggunakan pemanas air elektrik dengan daya 2200 watt dalam setiap menit mengalami penaikan suhu. Dari menit pertama dan seterusnya suhu naik dengan cepat dan membentuk kurva linier. Pada saat 15.079 menit, suhu komponen wadah sebesar 109,606 C, dari kurva (2) dan (3) terdapat perbedaan suhu sebesar 25,3 C yang mencerminkan transfer suhu dari komponen wadah ke komponen air. 3.1.6. Menentukan Kalor Yang Tersimpan Pada Wadah dan Air Kalor yang terdapat pada komponen air dengan suhu awal 27 C, massa air 750 gram, massa jenis air sebesar 1 kal/gr C dan suhu akhir air 84.306 C dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : Q 1 = m 1 c 1 T 1... (4) Q 1 = 750 gr 1 kal gr C (84.306 C 27 C) Q 1 = 42979.5 kal 124

Selanjutnya dapat ditentukan pula jumlah kalor yang terdapat pada komponen wadah dengan suhu awal 27 C, massa wadah 3000 gram, massa jenis wadah sebesar 0.21 kal/gr C dan suhu akhir wadah sebesar 109.606 C yaitu dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: Q 2 = m 2 c 2 T 2... (5) Q 2 = 3000 gr 0.21 kal (109.606 C 27 C) gr C Q 2 = 52041.78 kal Hasil tersebut memperlihatkan bahwa kalor yang terdapat pada komponen wadah lebih besar dari kalor yang terdapat pada komponen air sehingga akan terjadi aliran kalor dari komponen wadah ke komponen air. 3.1.7. Menentukan Persamaan Suhu Wadah Terhadap Waktu Pada Fase II Kurva suhu wadah terhadap waktu pada fase II ditentukan melalui persamaan eksponensial sebagai berikut : y(t w )C 1 = e t + C 2... (6) Dari gambar 2 diperoleh waktu yang tepat untuk mematikan suhu air yaitu saat t = 15 dan C 2 = 95, dari gambar 3 dengan waktu yang sama diperoleh suhu wadah (Tw) sebesar 109,606 C, sehingga melalui data tersebut dapat dihasilkan persamaan eksponensial sebagai berikut : y(t w ) = e t+17,681 + 95... (7) Persamaan tersebut digambarkan sebagai berikut : Gambar 4 : Kuva penurunan suhu wadah Tw terhadap waktu Pada gambar 4 menunjukkan bahwa suhu komponen wadah mula-mula adalah 109,606 C kemudian turun secara eksponensial sampai 95 C. Hal tersebut memperlihatkan aliran kalor dari komponen wadah yang ditransfer ke komponen air 125

sehingga suhu pada komponen wadah turun sebesar 25,3 C. Penurunan secara monoton tersebut akan berlangsung sampai tercapai suhu titik didih air. 3.1.8. Kurva Gabungan Suhu Air Dan Wadah Terhadap Waktu Pada Fase II Kurva gabungan suhu air dan wadah terhadap waktu pada fase II adalah sebagai berikut : Gambar 5 : Kurva gabungan wadah dan air terhadap waktu pada fase II Gambar 5 menunjukkan gabungan antara gambar 2, 3 dan 4 bahwa yang menggambarkan proses peningkatan suhu wadah dan suhu air pada fase I serta peningkatan suhu air dan penurunan suhu wadah terhadap waktu. Pada saat pemanas air dimatikan, yaitu t = 15, suhu wadah mencapai 109,606 C. Selama 18 menit kemudian suhu wadah tersebut turun secara eksponensial mengikuti persamaan (5) hingga mencapai titik didih air pada suhu 95 C. Suhu komponen air pada saat t = 15 adalah 84,306 C, kemudian bergerak naik mengikuti persamaan (1) hingga mencapai titik didihnya pada suhu 95 C. Hal tersebut dikarenakan kelebihan kalor pada komponen wadah ditransfer ke komponen air. 3.2. Pembahasan Hasil yang diperoleh dari data pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa suhu komponen air meningkat dengan cepat dalam 18 menit pertama, kemudian peningkatannya mulai melambat pada menit-menit berikutnya hingga mencapai titik didihnya. Pada Gambar 3 dapat dilihat suhu komponen wadah meningkat secara linier terhadap waktu. Pada saat t = 15 suhu komponen wadah mencapai 109.606 C. Pada Gambar 4 memperlihatkan kelebihan kalor yang tersimpan pada komponen wadah akan dialirkan ke komponen air sehingga kurva linier pada Gambar 3 tidak lagi dipenuhi untuk t > t. Suhu komponen wadah turun secara eksponensial hingga mencapai titik didih yaitu 95 C. Pada Gambar 5 diperlihatkan aliran kalor dari komponen wadah ke komponen air digunakan untuk menaikkan suhu komponen air 126

hingga mencapai titik didih yaitu 95 C. Suhu pada komponen air dan komponen wadah akan mencapai titik temu pada titik didih air 95 C. IV. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan waktu yang efektif untuk mematikan pemanas air elektrik agar penggunaan energi listrik lebih efisien dilakukan dengan cara menentukan lokasi terjadinya titik balik pada pencocokan kurva data pengukuran suhu air ( C) pada saat waktu t (menit). Titik balik tersebut, yaitu t = 15 menit, adalah waktu efektif untuk mematikan water cooker (pemanas air elektrik). Suhu komponen air pada saat t * adalah 84,306 C dan suhu komponen wadah sebesar 109,606 C. Dengan selisih perbedaan kalor sebesar 9069,28 kal, terjadi aliran kalor dari komponen wadah ke komponen air sehingga suhu komponen wadah akan turun mencapai titik didih 95 C dan suhu komponen air akan meningkat sampai titik didih 95 C. DAFTAR PUSTAKA [1]. Frits, 2013. Thermos in the workshop on mathematical modelling of physical phenomena. Palu: FMIPA Universitas Tadulako. [2]. Giancoli, C., Douglas, 2001, Fisika Jilid 1 Edisi Kelima, Jakarta : Erlangga. 127