A. Tujuan dan Sasaran B. Visi dan Misi Kabupaten Muara Enim C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim

dokumen-dokumen yang mirip
`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) 2016

RENCANA STRATEGIS KANTOR LINGKUNGAN HIDUP KOTA MOJOKERTO TAHUN

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup di Sulawesi Selatan. GUBERNUR SULAWESI SELATAN Dr. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

Daftar Isi. halaman Kata Pengantar... i Pendahuluan... iii Daftar Isi... ix Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xiv

KERANGKA KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

DAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Daftar Tabel. Daftar Gambar

RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PARIAMAN TAHUN 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Landasan Hukum Maksud dan Tujuan...

RENCANA AKSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN KERINCI TAHUN 2017

Dr. EDWARD Saleh FORUM DAS SUMATERA SELATAN 2013

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

RENCANA AKSI PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

PROFIL DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN WONOGIRI

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016

PENGUKURAN KINERJA KEGIATAN TAHUN 2016

Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG TIMUR NOMOR 07 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

a. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup. b. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Data Capaian pada Tahun Awal Perencanaan (2010) Rp (juta) target. target

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon. Rencana Tahun Target Capaian Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Umum

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

PROFIL BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (BPLH)

BAB III PROGRAM DAN KEGIATAN

Daftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan

BAB I PENDAHULUAN Tujuan Penulisan Laporan

10 sungai dan 2 danau

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

LAMPIRAN 3. CAPAIAN KINERJA PROGRAM/KEGIATAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN TAHUN 2015

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana 12 bulan Rp ,00 APBD awal: akhir: 12 bulan Rp ,00 APBD awal: akhir:

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2018 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

7. SKPD : BADAN LINGKUNGAN HIDUP

Daftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN

BAB V RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA DAN KELOMPOK SASARAN

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH

RENCANA PENGELOLAAN SDA DAN LH DAS BARITO

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PELINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

LAMPIRAN I : Keputusan Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang NOMOR : 065/570/415.43/2015 TANGGAL : 16 Juni 2015

BUKU I RINGKASAN EKSEKUTIF INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KOTA BLITAR TAHUN 2016

RENCANA UMUM PENGADAAN. Melalui Swakelola. Sumber Dana 1 paket Rp ,00 APBD awal: akhir: 1 paket Rp ,00 APBD awal: akhir:

BAB VI INDIKATOR KINERJA DLHK KOTA DENPASAR YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN

Pemodelan Penyebaran Polutan di DPS Waduk Sutami Dan Penyusunan Sistem Informasi Monitoring Kualitas Air (SIMKUA) Pendahuluan

2016, No Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

REVIEW-INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) BADAN LINGKUNGAN HIDUP KOTA PRABUMULIH TAHUN

TERWUJUDNYA PENGENDALIAN PENCEMARAN DAN PERUSAKAN LINGKUN INDIKATOR: INDEKS KUALITAS AIR

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

H. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR :... TAHUN... TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH INDUSTRI MINYAK SAWIT MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi

BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

PERENCANAAN KINERJA TAHUN 2015 BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PROBOLINGGO

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat alikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 66 TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

DAFTAR USULAN KEGIATAN PEMBANGUNAN MUSRENBANG KABUPATEN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN ANGGARAN 2014

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2017 DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU

PERUBAHAN RENCANA KERJA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

EKSEKUTIF INFORMASI KINERJA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 77 TAHUN 2016 TENTANG

Tabel 2.4. Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Tahun 2016 Kota Bontang

DAFTAR INFORMASI PUBLIK

INDIKATOR KINERJA INDIVIDU

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA (PK) PEJABAT STRUKTURAL ESELON III PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH KABUPATEN DHARMASRAYA TAHUN 2014

TABEL 5.1 RENCANA PEMBIAYAAN PROGRAM DAN KEGIATAN BADAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP JAWA BARAT

RENCANA UMUM PENGADAAN

BAB II RENCANA KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN INDUSTRI RAYON

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA MADIUN

SLHD Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 06 TAHUN 2007 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

KANTOR LINGKUNGAN HIDUP

Data Capaian Pada Tahun Awal Perencan aan. Indikator Kinerja Program (outcome) dan Kegiatan (output)

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016 BADAN LINGKUNGAN HIDUP DAERAH (BLHD) KABUPATEN TANAH BUMBU

Program dan Kegiatan SKPD Kota Prabumulih Tahun 2017

Transkripsi:

Pendahuluan A. Tujuan dan Sasaran 1. Tujuan Penyusunan Buku Status Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) Kabupaten Muara Enim tahun 2013 bertujuan untuk : a. Menyediakan dasar bagi perbaikan pengambilan keputusan pada semua tingkat. b. Meningkatkan kesadaran dan kefahaman akan kondisi lingkungan dan kecenderungan. c. Memfasilitasi pengukuran kemajuan menuju keberhasilan. 2. Sasaran Sasaran dalam penyusunan Buku Status Lingkunan Hidup (Daerah SLHD) Kabupaten Muara Enim tahun 2013 ini adalah : a. Menjadi bahan pertimbangan dalam perencanaan program dan kegiatan pembangunan di Kabupaten Muara Enim tahun 2014 dan tahun-tahun kedepannya. b. Menjadi bahan masukan dalam penyusunan dan perbaikan draft RP JMD 2013 2018. B. Visi dan Misi Kabupaten Muara Enim Visi yang diketengahkan dalam penyusunan SLHD 2013 berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RP JMD) tahun 2008-2014 sebagai berikut : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Muara Enim Sehat Mandiri Agamin dan Sejahtera di bumi Serasan Sekundang. Misi yang dicapai melalui : 1. Mewujudkan kehidupan masyarakat yang berkualitas. 2. Melaksanakan tata kelola pemerintah yang baik (Good Governance) 3. Meningkatkan pengembangan ekonomi, berbasis sumber daya lokal C. Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim ditetapkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan : 1. Terjadi hampir diseluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Muara Enim 2. Terjadi hampir sepanjang tahun dan berdampak pada keberlangsungan pelestarian lingkungan. 3. Isu Prioritas tersebut didapat dari analisa terhadap data kuantitas yang ada. iii

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim dikelompokkan menjadi 3 (tiga) yaitu : 1. Gangguan terhadap kualitas dan kuantitas Sumber Daya Air akibat alih fungsi lahan untuk kegiatan-kegiatan yang mengurangi Ruang Terbuka Hijau. 2. Peningkatan produksi sampah. 3. Kondisi geologi dan geohidrologi yang ada D. Penyebaran Isu Prioritas Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim a. Gangguan terhadap kualitas dan kuantitas Sumber Daya Air. Analisa State Presure and Response (SPR) untuk isu proiritas ini - Status: Sugai-sungai yang mengalir di Kabupaten Muara Enim bersifat perennial yang dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi, topografi, sifat tanah yang permiabel, dan akifer tebal, sehingga aliran dasar (baseflow) yang berasal dari air tanah cukup tinggi, aliran dasar ini mendukung aliran sungai pada saat kemarau, kestabilan debit/kuantitas air sungai dipengaruhi kegiatan di sepanjang daerah pengaliran sungai. Dari data Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Muara Enim debit rata-rata sungai lematang sebesar 16,46 m3 /dt, debit maksimum 18,78 m3/dt terjadi pada bulan Januari sedangkan debit terkecil bulan Agustus yaitu 50,91 m3/dt. Untuk Sungai Enim debit rata-rata 1,29 m3/dt, yang terbesar pada bulan November 1,61 m3/dt sedangkan debit terkecil pada bulan September 0,61 m3/dt. Perbedaan debit maksimum dan minimum yang cukup tinggi tentu mengindikasikan bahwa kuantitas air sungai sudah terganggu. Untuk kualitas air, penurunan kualitas air berdasarkan titik pantau cenderung terjadi lebih tinggi pada bulan Maret di lokasi titik pantau Tanjung Enim, seperti dekat Intake PDAM, dekat jambatan PTBA, Hilir Pasar Tanjung Enim dan Hilir Outlet PLTU. - Pressure : Penyebab gangguan dari kualitas dan kuantitas Sumber Daya Air yaitu : 1. Peningkatan jumlah aktifitas di bantaran/dekat sungai. Sungai Enim yang melewati Kecamatan Tanjung Agung Lawang Kidul melalui banyak aktifitas yang sangat mempengaruhi kondisi sungai seperti pertambangan usaha/kegiatan pertambangan, meningkatnya aktifitas pasar, pertambangan PLTU dan meningkatnya jumlah penduduk parameter yang tidak lagi sesuai dengan baku mutu yaitu ph. iv

TSS dan kandungan logam Fe, Mn. Kandungan Fe dan Mn biasanya terdapat dalam sedimen/mineral tanah yang terbawa erosi. 2. Peningkatan produksi sampah. Sampah yang dihasilkan oleh masyarakat dipengaruhi oleh tingkat ekonomi, jumlah penduduk, tingkat kesadaran masyarakat berdasarkan data, tahun 2013 ini debit sampah yang dihasilkan Kabupaten Muara Enim yaitu 199,26 (m 3 /hari) naik dari tahun 2002 yaitu 136,13 m 3 /hari (NKLD tahun 2002)atau telah naik sekitar 46.4 % selama 10 tahun. 3. Kondisi geologi dan geohidrologi yang ada. Pemanfaatan Sumber Daya geologi yang relatif tinggi di Kabupaten Muara Enim dikarenakan kondisi alamnya yang ada, sehingga usaha-usaha pertambangan menjadi kegiatan menjadi daya tarik investor. Pembukaan lahan untuk aktifitas pertambangan yang bersifat open pit, karena kandungan Batubara yang ada tidak memungkinkan dilakukan dengan penambangan bawah tanah, yang kahirnya tentu berdampak pada kualitas dan kuantitas air Selain itu, bentuk morfologi di wilayah selatan berupa lereng terjal berpotensi terjadinya gerakan tanah seperti longsor, pembukaan lahan pertanian di lereng tersebut menambah kemungkinan terjadinya erosi. Erosi tersebut menimbulkan potensi banjir, berdasarkan KLHS Kabupaten Muara Enim tahun 2012 daerah-daerah yang resiko banjir di Muara Enim yaitu sekitar 700,718 Ha atau sekitar 76%, karena hampir seluruh wilayah Muara Enim dilalui sungai besar yaitu Sungai Lematang dan Sungai Enim. Resiko terbesar terjadi di daerah sub DAS Lematang seluas 45.095 sangat disayangkan hulu sungai ini berada di Kabupaten Lahat. - Respon Guna melakukan laju tekanan terhadap Sumber Daya air sebagaimana dimaksud diatas pemerintah Kabupaten Muara Enim melakukan berbagai upaya melalui program/kegiatan. 1. Penyediaan Sarana dan Prasarana Persampahan melalui Dinas Cipta Karya setiap tahunnya dilakukan penambahan anggaran TPS terpilah, untuk tahun 2013 sebanyak 10 unit. Pencapaian ini memenuhi angka pencapaian pada standar pelayanan minimal 35/1000 35 tempat sampah untuk seribu penduduk. 2. Penyediaan Sarana Pengolah Sampah berupa komposter komunal sebanyak 2 unit (yang masing-masing terdiri atas satu mesin pencacah organik 3 hand rotary komposter, satu penyaring kompos), penambahan rumah Babe (Barang Bekas) dan 4 unit Bank sampah, alat perangkap sampah dan pencacah sampah plastik satu unit. v

3. Peningkatan Peran Serta Masyarakat dibidang penyediaan persampahan. Guna mendukung ini dilakukan sosialisasi disekolah, kelompok setiap bulan diadakan pelatihan/sosialisasi sebanyak 2 kelompok. Pemerintah juga memberi penghargaan atas usaha masyarkat yang dinilai giat dan berhasil mengelola sampah dengan mandiri menjadi produk yang bernilai ekonomis berupa piagam dan uang pembinaan. 4. Pemantauan kualitas air. Dilakukan pemantauan kualitas air sungai sebanyak 3 kali setahun pada 14 lokasi pantau, pemantuan air danau, rawa, air tanah dan pengawasan secara rutin setiap tahun. 5. Pemberlakuan izin dan pengawasan pembuangan limbah cair (IPLC) 6. Program Kali bersih (Prokasih) b. Alih Fungsi Lahan untuk kegiatan yang mengurangi Ruang Terbuka Hijau (RTH) - Status Berdasarkan Basis Data Lingkungan tahun 2002 Lahan sawah adalah seluas 38.570 km 2 dan luas perkebunan yaitu 287.300 km 2 sedangkan untuk tahun 2012 luas sawah adalah 38.570 km 2 dan luas perkebunan yaitu 287.300 km 2. Pengurangan sawah selama 10 tahun terakhir adalah 11.43% sedangkan pertambahan areal perkebunan adalah 18.29% selama 10 tahun terakhir. Berdasarkan data BPS luas Hutan rakyat tahun 2006 adalah 121.204 km 2 sedangkan di awal tahun 2013 luas tersebut berkurang menjadi 86.067 km 2 35.137 km 2 atau sekitar 28.98 % atau sekitar 1.5% setiap tahunnya selama lima tahun terakhir. - Pressure Kabupaten Muara Enim kaya akan Sumber Daya mineral, hal ini membuat daya tarik bagi investor, untuk berinvestasi dalam bidang perkebunan terutama karet dan kelapa sawit. Pada tahun 2013 terdapat 8 perusahaan yang mengajukan izin lingkungan melalui dokumen AMDAL, 5 diantaranya adalah pertambangan Batubara, satu adalah perkebunan dan satu lagi adalah pembangunan terminal khusus (sungai) dan stockpile batubara, selain itu juga terdapat pengaduan UKL dan UPL tahun 2013 sebanyak 20 buah yang terdiri atas 12 kajian eksblorasi sumur minyak. - Respons 1. Penetapan Kawasan Lindung dalam revisi RTRW seluas 83.680 Ha yang berlokasi di hulu Sungai Enim. 2. Penetapan kawasan perlindungan berupa resapan air, mata air seluas 134.462 Ha 3. Penetapan kawasan perlindungan setempat 6.497 Ha berupa sempadan sungai, kawasan lindung spritual dan kearifan lokal. vi

4. Penyusunan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) sebagai dasar pengambilan kebijakan dalam penyusunan RTRW 5. Bersama perusahaan melalui dana CSR telah ditanam bibit lebih dari 10.000 batang selama tahun 2013 diluar anggaran rutin Dinas Kehutanan. 6. Kewajiban pemenuhan Dokumen Pengelolaan lingkungan berupa AMDAL, UKL/UPL dan SPPL serta pengawasan pelasanaan dan pelaporannya. 7. Gerakan atau kegiatan: a. Gerakan Jumat bersih dan menanam b. Gerakan penanaman 100 juta pohon c. Gerakan satu orang satu pohon d. Gerakan perempuan tanam dan pelihara pohon e. Gerakan penanam satu Milyar Pohon Tahun 2010 Tk.Kabupaten f. Gerakan penanaman satu Milyar Pohon Tahun 2011 Tk.Kabupaten g. Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon Tk.Kabupaten Tahun 2011 h. Piagam penghargaan Pemenang II Penanaman satu Milyar Pohon Tk.Propinsi sumsel 2010 i. Piagam Penghargaan Pemenang III penanaman satu Milyar pohon Tk.Propinsi Sumsel Tahun 2011 j. Surat Edaran Bupati Muara Enim Nomor: 522/493/HUT/2011 Perihal Sosialisasi Penanaman satu Milyar Pohon k. Penanaman pohon disetiap acara vceremonial Bapak Bpati Muara enim l. Surat keputusan Bupati Muara Enim Nomor:715/KPTS/HUT?2011 tentang pembentukan kelompok kerja penanaman satu Milyar Pohon Tingkat Kabupaten Muara Enim m. Surat Bupati Muara Enim Nomor: 522/17/HUT/2012 tanggal 10 januari 2012 perihal pemasangan Bilboard One Billion Indonesia Trees (OBIT) E. Isu Lingkungan Hidup Lainnya Kabupaten Muara Enim 1. Pencemaran Udara Meskipun secara umum kualitas udara berdasarkan hasil pemantauan oleh Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Muara Enim maupun oleh perusahaan belum ada lokasi yang melebihi Baku Mutu yang disyaratkan. Namun peningkatan jumlah kendaraan dan kegiatan lainnya tentu hal ini akan mempengaruhi kualitas lingkungan di masa yang akan datang. Pemerintah Kabupaten Muara Enim melalui Badan Lingkungan Hidup terus mengupayakan perbaikan pengelolaan dan pemantauan udara seperti melakukan pengadaan laboratorium udara vii

serta menyiapkan sumberdaya analis labor udara. Melakukan peningkatan koordinasi dengan lembaga seperti Dinas perhubungan dalam pemantauan emisi kendaraan yanga ada di Kabupaten Muara Enim. Melakukan edukasi kepada masyarakat melalui berbgai kegiatan penyusulahan akan pentingnya kesadaran penghematan BBM dan menanam pohon baik di sekolah maupun di masyarakat. Dikembangkannya kegiatan padi organik di dua kecamatan seluas 38,4 Ha dengan kebutuhan pupuk organik setiap Ha nya adalah 8 ton. Dan untuk 8 ton kompos dibutuhkan 24 ton sampah organik. Maka setiap tahunnya untuk luasan yang sama, kegiatan pertanian padi organik mengolah sampah organik sekitar 806.4 ton setiap masa tanam. Pengurangan limbah tersebut termasuk dalam bagian penurunan produksi GRK setiap tahunnya. 2. Keanekaragaman Hayati Perubahan bentang alam juga mempengaruhi kekayaan hayati yang ada; maka pemerintah merespon dengan mengagendakan tahun 2013 ini dimulainya pembangunan Taman Hutan Kehati, yang direncanakan seluas 10 Ha. F. Rencana Kegiatan Tahun 2014 1. Koordinasi penyusunan AMDAL dan Monitoring pelaksanaan serta evaluasi pelaporan 2. Pengawasan Izin Pembuangan Limbah Cair 3. Koordinasi penialaian Adipura 4. Mendorong keberhasilan PROPER perusahaan 5. Koordinasi Prgoram Kali Bersi (Prokasih) 6. Pemantauan kualitas air permukaan (danau, sungai, rawa), air hujan, air sumur, udara ambien, udara emisi, dan kualitas lahan pada pemanfaatan lahan untuk kepentingan biomassa 7. Pengawasan ijin B3 dan limbah B3 8. Penanganan kasus dan pengaduan Pos pengaduan P3SLH 9. Pewnyusunan SLHD dan pelaksanaan Sistem Informasi lingkungan serta web Badan Lingkungan Hidup 10. Pelayanan analis sampel pada laboratorium lingkungan 11. Peningkatan Mutu Laboratorium menuju Laboratorium yang terakreditasi 12. Pelaksanaan pembinaan dan evaluasi serta pemberian penghargaan dalam lomba lukis dan baca puisi lingkungan, pemilihan siswa duta lingkungan, sekolah adiwiyata, masyarakat peduli pengelolaan sampah, Kalpataru, Guru Peduli Lingkungan, Kampung Proklim dan Kelompok/ organisasi siswa pencinta alam dan lingkungan. 13. Pengerjaan Tahap Awal Taman Hutan Kehati. 14. Kegiatan Rutin: Jumat bersih dan menanam. viii