Patriana R, Berawi K, Sholeha TU Medical Faculty of Lampung University. Key word: Forced Expiratory Volume In One Second, Vital Capacity

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Lampung. Abstrak

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

Jurnal Siliwangi Vol.3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. membentuk suatu asam yang harus dibuang dari tubuh (Corwin, 2001). duktus alveolaris dan alveoli (Plopper, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai penyokong hidupnya. Sistem pernapasan terutama paru merupakan

Vol. 1 No. 1 ISSN Analisis Kapasitas Vital Paru Terhadap VO2Max Mahasiswa Baru FPOK IKIP Mataram Tahun Akademik 2015 / 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. membina, serta mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. 1

PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH

Hubungan antara senam zumba terhadap nilai FEV1 pada mahasiswa semester 1 Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN CARDIORESPIRATORY PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA

I. PENDAHULUAN. dan menghadapi hal-hal darurat tak terduga (McGowan, 2001). Lutan. tahan dan fleksibilitas, berbagai unsur kebugaran jasmani saling

JL. Prof. H. Soedarto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp

BAB I PENDAHULUAN. Proses penuaan merupakan tantangan yang harus ditanggulangi karena diartikan

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER FUTSAL DAN EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET DI SMA NEGERI Se-KABUPATEN PURBALINGGA

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PRODI KEDOKTERAN UNJA

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA MAHASISWA KELAS D ANGKATAN 2014 JURUSAN PENJASKESREK UNP KEDIRI TAHUN 2015

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA BOLA VOLI DENGAN SEPAK TAKRAW DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. Organisme atau mahluk hidup memiliki bermacam-macam sistem jaringan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas fisik secara rutin seperti berolahraga. 2

PERBEDAAN NILAI VITAL CAPACITY, FORCED VITAL CAPACITY DAN FORCED EXPIRATORY VOLUME IN ONE SECOND ANTAR CABANG OLAHRAGA PADA ATLET USIA 6-12 TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa dihindari. Lanjut usia (lansia) menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. diemban. Kebugaran jasmani dipertahankan dengan berbagai bentuk latihan.

PERBEDAAN NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

PENGARUH LATIHAN PERNAPASAN DIAFRAGMA TERHADAP ARUS PUNCAK EKSPIRASI PADA ANAK YANG MEMPUNYAI HOBI RENANG USIA 9-15 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ADAPTASI CARDIORESPIRATORY SAAT LATIHAN AEROBIK DAN ANAEROBIK Nugroho Agung S.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

PENGARUH LATIHAN COUNTINOUS RUNNING TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAK BOLA USIA TAHUN DI AKADEMI SALATIGA TRAINING CENTER

BAB I PENDAHULUAN. mengukur ketahanan kardiorespirasi adalah dengan mengukur volume konsumsi

HUBUNGAN ANTARA OBESITAS DENGAN VOLUME PARU PADA ANAK USIA 9-11 TAHUN SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatan seperti: Sea Games, Asean Games, dan Olimpiade, PON,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernapasan merupakan sistem yang sangat penting dalam tubuh manusia. 17 Sistem

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. merokok juga banyak dilakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dalam DepKes RI

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

ABSTRAK FAAL PARU PADA PEROKOK DENGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) DAN PEROKOK PASIF PASANGANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Riset Kesehatan Dasar (RISKEDAS) di Indonesia tahun mendapatkan hasil prevalensi nasional untuk penyakit asma pada semua umur

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

PERBANDINGAN FORCE VITAL CAPACITY (FVC) PERENANG DAN BUKAN PERENANG PADA ANAK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA DENPASAR, BALI

Putu Asti Wulandari 1, Susy Purnawati 2

ABSTRAK PERBANDINGAN PENINGKATAN KAPASITAS VITAL PARU ANTARA PEROKOK DAN NON PEROKOK SETELAH LATIHAN FISIK AEROBIK

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT VO 2 MAX PEMAIN SEPAK BOLA STKIP BBG. Didi Yudha Pranata 1. Abstrak

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

Sistem Pernapasan - 2

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU DENGAN DAYA TAHAN KARDIOVASKULER PADA MAHASISWA KELAS D ANGKATAN 2014 JURUSAN PENJASKESREK UNP KEDIRI TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup. Sebagian besar dari aktivitas telah digantikan oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. diperlukan dalam mensuplai energi untuk aktifitas fisik (1).

PERBEDAAN NORMALITAS TEKANAN DARAH PADA WANITA MIDDLE AGE YANG MENGIKUTI SENAM DAN TIDAK SENAM DI KELURAHAN BANDUNGREJOSARI MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Paru-paru merupakan organ utama yang sangat penting bagi kelangsungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh SHOFI IKRAMINA

PERBEDAAN NILAI TOTAL LUNG CAPACITY, PEAK EXPIRATORY FLOW DAN EXPIRATORY RESERVE VOLUME ANTAR CABANG OLAHRAGA PADA ATLET USIA 6-12 TAHUN

III. METODE PENELITIAN. penelitian eksperimental dengan desain penelitian (Pre-Post Test

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

PERBANDINGAN PARAMETER FUNGSI PARU ATLET PUTRA CABANG OLAHRAGA TINJU DENGAN TAEKWONDO DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. umum dengan total medali 476 terdiri dari 182 emas, 151 perak dan 143

I. PENDAHULUAN. Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat adalah keadaan

ABSTRAK PERBANDINGAN KAPASITAS VITAL PARU PADA PRIA DEWASA NORMAL YANG RUTIN BEROLAHRAGA FUTSAL DAN YANG TIDAK RUTIN BEROLAHRAGA

BAB I PENDAHULUAN. cendrung untuk sedenter atau tidak banyak melakukan kegiatan. Sekarang ini

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB I PENDAHULUAN. landasan awal dalam pencapaian prestasi (M. Sajoto, 1988)

PERBEDAAN ANTARA NILAI ARUS PUNCAK EKSPIRASI SEBELUM DAN SESUDAH OLAHRAGA RENANG SELAMA DUA BELAS MINGGU ARTIKEL ILMIAH

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Kapasitas Paru dan Aliran Udara Pernafasan Manusia Yang Mempunyai Kebiasaan Merokok dan Tidak Merokok

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 8 orang. Kelompok I

BAB I LATAR BELAKANG. dalam kondisi aktivitas fisik yang kurang. Frekuensi aktivitas fisik yang kurang

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU PADA PEMAIN SEPAKBOLA DI BEBERAPA KLUB SEPAK BOLA KOTA MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

GAMBARAN KAPASITAS VITAL PARU DAN VOLUME OKSIGEN MAKSIMUM (VO2MAX) PADA ATLET SEPAK BOLA PS.BANK SULUTGO DI KOTA MANADO TAHUN 2016

I. PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan yang akan dicapai. Oleh sebab itu, untuk mencapai tujuan

PENDAHULUAN Dayung adalah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi tubuh prima agar dapat tampil sebaik mungkin pada saat latihan maupun ketika p

HUBUNGAN KAPASITAS VITAL PARU DENGAN KARDIORESPIRASI PEMAIN FUTSAL YANG MENGIKUTI LATIHAN FISIK DAN TAKTIK DI CLUBFUTSALTIFOSI YOGYAKARTA.

Jurnal Kesehatan Olahraga Volume 03 Nomor 03 Edisi Juni 2015,

PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU SEBELUM DAN SESUDAH BERENANG PADA WISATAWAN DI KOLAM RENANG TAMAN REKREASI KARTINI REMBANG

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. hari yang dicirikan dengan penurunan voluntary body movement dan penurunan

BAB I PENDAHULUAN. bersabda, Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah Azza wa

2015 PERBANDINGAN HASIL AEROBIC MAXIMAL CAPACITY (VO2MAX) MENGGUNAKAN LABORATORIUM TEST DAN FIELD TEST PADA PEMAIN BOLA BASKET

ABSTRAK. Pengaruh dan Hubungan Merokok Terhadap Kapasitas Vital Paru pada Pria Dewasa

PERBEDAAN LATIHAN FISIK DUA DAN EMPAT KALI PER MINGGU TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNJANI ANGKATAN 2009

PENGARUH LATIHAN DAYA TAHAN (ENDURANCE) TERHADAP PENINGKATAN VO2MAX PEMAIN SEPAKBOLA

PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PERNAPASAN DAN FUNGSI PARU MELALUI SENAM ASMA PADA PASIEN ASMA

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN TES FUNGSI PARU

Transkripsi:

DIFFERENCES IN LUNG VITAL CAPACITY AND FORCED EXPIRATORY VOLUME IN ONE SECOND BETWEEN STUDENTS ON THE BASKETBALL TEAM AND STUDENTS WHO ARE NOT MEMBERS OF THE BASKETBALL TEAM SMA N 10 BANDAR LAMPUNG Patriana R, Berawi K, Sholeha TU Medical Faculty of Lampung University Abstract Lung function test can description the respiration system function. It s can be see from the component like vital capacity of the lung, forced expiration volume in one second, and VO2 max. in this research, physical component predominan that is canvassed only vital capacity and forced expiration volume in one second. This study uses Analitic Comparatif (Cross Sectional). This study population is 30 students who are members of the basketball team and not a basketball team SMA N 10 in Mei 2013. Techniques to determine the sample by using a Total Sampling technique. Research result decleares average team basketball player vital capacity is 4,87 liter (SD 0,39) and in student not a basketball team is 4,05 liter (SD 0,69). While research result for forced ekspiration volume in one second is 3,94 liter (SD 0,34) and in student not a basketball team is 2,80 liter (SD 0,76). The result of t -tes for vital capacity is 0,001 and 0,000 for forced ekspiration in one second. From both of t-tes, we can conclude that there is difference between vital capacity and forced ekspiration in one second between basketball team and not basketball team. Key word: Forced Expiratory Volume In One Second, Vital Capacity PERBEDAAN KAPASITAS VITAL PARU DAN VOLUME EKSPIRASI PAKSA SATU DETIK ANTARA SISWA ANGGOTA TIM BASKET DAN SISWA YANG BUKAN ANGGOTA TIM BASKET Abstrak Tes fungsi paru dapat memberikan gambaran fungsi pernafasan secara keseluruhan. Hal ini dapat dilihat dari komponen-komponen seperti kapasitas vital paru, volume ekspirasi paksa satu detik, dan VO2 max. pada penelitian komponen yang diteliti hanya kapasitas vital paru dan volume ekspirasi paksa satu detik. Penelitian ini menggunakan metode Analitic Comparatif (Cross Sectional). Populasi penelitian ini 30 Siswa yang tergabung dalam tim basket dan bukan tim basket SMA N 10 pada bulan mei 2013. Teknik menentukan sampel dengan menggunakan teknik Total Sampling. Hasil penelitian menyatakan rata-rata kapsitas vital paru pada siswa anggota tim basket adalah 4,87 liter (SD 0,39), siswa yang bukan anggota tim basket adalah 4,05 liter (SD 0,69). Untuk volume ekspirasi paksa satu detik pada siswa anggota timbasket adalah 3,94 liter (SD 0,34), siswa yang bukan anggota tim basket adalah 2,80 liter (SD 0,76). Hasil uji-t untuk kapasitas vital paru adalah 0,001 dan untuk volume ekspirasi paksa satu detik adalah 0,000. Dari kedua uji t-tes dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kapasitas vital paru dan volume ekspirasi paksa satu detik antara siswa anggota tim basket dan siswa yang bukan anggota tim basket. Kata kunci: Kapasitas Vital Paru, Volume Ekspirasi Paksa Satu Detik 122

Pendahuluan Sistem pernafasan adalah kumpulan beberapa organ pernafasan yang terdiri dari organ pertukaran gas (par u-paru) dan sebuah pompa ventilasi paru. Pompa ventilasi ini terdiri dari dinding dada, otot-otot pernafasan, dan pusat pernafasan di otak yang mengendalikan pernafasan. Bernafas adalah suatu proses memasukkan udara ke dalam dan keluar dari paru-paru yang dilakukan oleh organ dan sistem pernafasan (Ganong, 2010). Mahluk hidup sendiri akan mengalami pertambahan usia yang tidak akan terhindari selama menjalani hidupnya, sehingga fisiologis manusia akan mengalami penurunan fungsi dari organ tubuhnya, seperti pada sistem pernafasan. Sistem pernafasan akan menurun diketahui dari kapasitas vital, yaitu setelah menginjak usia 40 tahun. Kapasitas vital yang paling tinggi didapatkan pada usia 20 tahun dan sampai usia 30 tahun. Kemudian setelah menginjak usia 60 tahun makin berkurang (Guyton & Hall, 2008). Penurunan fungsi pernafasan akan terus terjadi kecuali kita melakukan halhal untuk menjaga agar fungsi pernafasan tersebut tetap dalam kondisi yang baik, diantaranya dengan melakukan olahraga aerobic seperti basket, sepakbola, renang, lari jarak jauh dan tenis yang menuntut asupan oksigen yang cukup banyak, sehingga apabila dilakukan secara teratur, sistematik dan berkesinambungan akan dapat meningkatkan kemampuan fisik secara nyata, khususnya fungsi pernafasan(madina, 2007). Latihan fisik akan menyebabkan daya tahan dan kekuatan otot pernafasan meningkat sehingga kemampuan mengembang paru-paru bertambah. Selain itu, latihan fisik akan mengakibatkan peningkatan kemampuan otot pernafasan untuk mengatasi resistensi aliran udara pernafasan. Hal ini mengakibatkan peningkatan volume udara (Guyton & Hall, 2008). Olahraga mempunyai beberapa tujuan, selain untuk kesehatan dan juga untuk prestasi, baik itu prestasi di bidang olahraga itu sendiri maupun prestasi di bidang akademik karena pada orang yang rajin berolahraga, akan mempunyai aliran darah yang lebih lancar dari pada yang tidak rajin berolahraga, dan dengan lancarnya aliran darah tersebut asupan nutrisi menuju otak juga akan dapat lebih 123

terpenuhi, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja otak dan dapat meningkatkan prestasi di bidang akademik. Di Indonesia, khususnya di Lampung permainan bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari masyarakat khususnya siswa-siswi SMA Negeri 10 Bandar Lampung dan banyak dimainkan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik itu anak-anak, remaja, orang dewasa karena selain peraturan yang mudah untuk dipahami, permainan ini juga tidak menuntut biaya yang besar sehingga dapat dilakukan oleh setiap kalangan masyarakat. Pada pemain bola basket terdapat beberapa kemampuan fisiologis yang sangat penting agar dapat berprestasi, berlatih, dan bertanding dengan maksimal. Kemampuan fisiologis yang dibutuhkan atlet untuk berprestasi maksimal antara lain: daya tahan jantung paru ( cardiovascular endurance), kapasitas vital paruparu ( vital capacity, VC), volume ekspirasi paksa satu detik ( Forced Expiratory Volume in One Second, FEV1), dan kemampuan otot yang maksimal (Bompa, 2004). Metode Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan metode Analitic Comparatif (Cross Sectional), yaitu dimana penelitian dan pengumpulan data dilakukan sekaligus pada suatu saat. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan teknik Total Sampling yaitu Siswa yang tergabung dalam tim basket dan bukan tim basket SMA N 10 pada bulan mei 2013 yang berjumlah 30 siswa. Hasil Hasil penelitian menyatakan rata-rata kapasitas vital paru pada siswa anggota tim basket adalah 4,87 liter (SD 0,39), siswa yang bukan anggota tim basket adalah 4,05 (SD 0,69). Untuk volume ekspirasi paksa satu detik pada siswa anggota tim basket adalah 3,94 liter (SD 0,34), siswa yang bukan anggota tim basket adalah 2,80 liter (SD 0,76). Hasil uji -t untuk kapasitas vital paru adalah 0,001 dan untuk volume ekspirasi paksa satu detik adalah 0,000. Dari kedua hasil 124

uji t-tes dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kapasitas vital paru dan volume ekspirasi paksa satu detik antara siswa anggota tim basket dan siswa yang bukan anggota tim basket. Perbedaan kapasitas vital paru antara siswa anggota tim basket dan siswa yang bukan anggota tim basket sebagai berikut: Tabel 1. Perbedaan kapasitas vital paru. Kelompok N Mean Anggota tim basket Bukan anggota tim baket (liter) Standar deviasi (liter) Standar error mean (liter) 15 4,87 0,39 0,10 t-hitung 15 4,05 0,69 0,18 0,001 Tabel 2. Perbedaan volume ekspirasi paksa satu detik Kelompok N Mean Standar Standar t-hitung (liter) Dev (liter) error Mean (liter) Anggota 15 3,94 0,34 0,08 0,000 tim basket Bukan anggota tim basket 15 2,80 0,76 0,19 Tabel 3. Kriteria VC dan FEV1 pada siswa anggota basket dan siswa bukan anggota basket SMA N 10 Sampel Rata-rata VC Kategori Rata-rata kategori FEV1 Anggota 4,87 Baik sekali 3,94 Normal basket Bukan anggota tim basket 4,05 Baik 2,80 Gangguan ringan 125

Dari hasil yang dapat dilihat pada tabel 1 (satu) terlihat bahwa varians kedua kelompok adalah sama. Kemudian dengan menggunakan uji t tidak berpasangan didapatkan hasil t-hitung 0,001. Karena nilai t-hitung kapasitas vital paru <α (0,05) dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima, yang bearti ada perbedaan yang signifikan antara kapasitas vital paru anggota basket dan siswa bukan anggota basket. Dari hasil yang dapat dilihat pada tabel 2 (dua) terlih at bahwa varians kedua kelompok adalah sama. Kemudian dengan menggunakan uji t tidak berpasangan didapatkan hasil t-hitung 0,000. Karena nilai t-hitung kapasitas vital paru <α (0,05) dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima, yang bearti ada perbedaan yang signifikan antara volume ekspirasi paksa satu detik antara anggota basket dan siswa bukan anggota basket. Pembahasan Hasil ini jelas menunjukkan bahwa program latihan yang dilakukan oleh tim basket secara teratur, sistemik dan berkesinambungan yang tertuang dalam suatu program latihan dalam waktu tertentu dapat menjaga serta membentuk suatu kapasitas vital paru yang cukup optimal. Hal ini tentunya berbeda dengan para siswa yang tidak tergabung dalam suatu tim basket yang tidak menjalani suatu latihan secara terstruktur sehingga berpengaruh terhadap keoptimalan kapasitas vital paru mereka. Walaupun terdapat beberapa sampel dari non pemain basket yang memiliki kapasitas vital paru yang cukup baik,tapi belum dapat mewakili total sampel yang bukan pemain basket. Hasil penelitian cukup membuktikan suatu pernyataan bahwa volume dan kapasitas seluruh paru lebih besar pada atlit daripada orang yang non atlit (Guyton & Hall,2008). Dari hasil yang didapat pada tabel 2 (dua) Hasil pengukuran volume ekspirasi paksa satu detik pada anggota tim basket SMANDASA dengan nilai terkecil 3,53 liter dan terbesar 4,57 liter dan rata-rata keseluruhan 3,94 liter (SD 0,34) ini termasuk dalam kategori NORMAL dari standar yang telah ditetapkan. 126

Data tersebut tentunya mendukung teori yang ada yang mengatakan bahwa untuk membentuk suatu komponen fisik yang optimal, diperlukan latihan yang teratur, sistemik dan berkesinambungan yang tertuang dalam suatu program latihan dalam waktu tertentu (Sutanti,2007), dan hal tersebut cukup t ergambar dari pengukuran volume ekspirasi paksa satu detik pada anggota tim basket SMANDASA yang telah melakukan latihan secara variatif dan periodik dalam waktu tertentu, sehingga dapat mengoptimalkan kondisi fisiknya. Daya tahan kardiorespirasi, yaitu kesanggupan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan mendistribusikan ke jaringan yang aktif untuk metabolisme tubuh, dipengaruhi oleh berbagai faktor fisiologis, antara lain: 1. Keturunan/genetik Dari penelitian diketahui bahwa 93,4% VO2 max ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini dapat dirubah dengan melakukan latihan yang optimal. 2. Usia Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masa anak-anak dan mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun dan mencapai puncaknya pada usia 19-21 tahun,sesudah usia ini daya tahan kardiorespirasi akan menurun. Penurunan ini terjadi karena paru, jantung dan pembuluh darah mulai menurun fungsinya. Kecuraman penurunan dapat dikurangi dengan melakukan olahraga aerobik secara teratur. 3. Jenis Kelamin Sampai usia pubertas, daya tahan kardiorespirasi antara anak perempuan dan laki-laki tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut nilai pada wanita lebih rendah 15-25% dari pria. Perbedaan ini antara lain disebabkan oleh perbedaan kekuatan otot maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh, kekuatan otot, jumlah hemoglobin dan kapasitas paru. 4. Aktifitas Fisik Daya tahan kardiorespirasi anak menurun 17-27% bila seseorang beristirahat di tempat tidur selama 3 minggu. Jenis latihan juga mempengaruhi. Orang yang melakukan olahraga lari jarak jauh, daya tahan kardorespirasinya 127

meningkat lebih tinggi dibandingkan orang yang berolahraga senam atau anggar. Latihan fisik akan menyebabkan otot menjadi kuat. Perbaikan fungsi otot, terutama otot pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada saat istirahat. Dari hasil yang didapat pada tabel 3 (tiga) setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan uji perbandingan uji-t, maka hasil yang diperoleh dapat dideskripsikan kedalam lima kategori yaitu baik sekali, baik, sedang, kurang, dan kurang sekali menurut norma penilaian dan klasifikasi kapasitas vital paru dan volume ekspirasi paksa satu detik pada anggota basket. Simpulan Terdapat perbedaan yang signifikan antara kapasitas vital paru anggota tim basket dan siswa bukan pemain basket SMA Negeri 10. Rata-rata kapasitas vital paru pada anggota tim basket adalah 4,87 liter (SD 0,39) dan rata-rata kapasitas vital paru pada siswa bukan pemain basket SMA Negeri 10 adalah 4,05 liter (SD 0,69). Daftar Pustaka Amon M, Keramidas ME.2010. Respiratory Muscle Endurance Training : Effect On Normoxic And Hypoxic Exercise Performance. European Journal Of Applied Pysiology, 108(4), 759-769. Aulia, C. 2008. Pengaruh Olahraga Terhadap Kesehatan. Jurnal. Padang. Cresentia. Bompa, OT. 2004. Theory and Methodology of Training Tha Key to Athletic Performance. Iowa. Kendall/Hunt Publishing Company. Ganong, W.F. 2010. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC. Goosey, T.V, Foden E. 2010. Effects Of Inspiratory Muscle Training On Respiratory Function And Repetitive Sprint Performance In Wheelchair Basketball Players. British Journal of Sport Medicine, 44(9), 665-668. Guyton, And Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC. Harrison. 2004. Prinsip Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta. EGC. 128

Harzady, V. 2008. Perbedaan Kapasitas Vital Paru Antara Siswa Perokok dan Bukan Siswa Perokok Pada SMA Negri 10 Bandar Lampung. Universitas Lampung. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Held U. Frank I. 2012. Effect Or Respiratory Muscle Training On Exercise Performance In Healthy Individuals : A Systemic Review And Metaanalysis. Sport Medicine Journal, 42(8), 707-724. Ristianingrum, I. 2010. Hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) Dengan Tes Fungsi Paru. Universitas Jendral Soedirman. Skripsi Fakultas Kedokteran. Universitas Jendral Soedirman. Irianto,K.2004. Stuktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Jakarta. Yrama Widya. Madina, D.S. 2007. Nilai Kapasitas Vital Paru Dan Hubungannya Dengan Karakteristik Fisik pada atlet Berbagai Cabang Olahraga. Universitas Padjajaran. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Mahendra, A. 2004. Falsafah Pendidikan jasmani. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Martini, H.F.2004. The Respiratory System. In : Fundamentals Of Anatomy and Physiology. Jakarta. EGC. Murtanto, T. 2005. Survey Kapasitas Vital Paru dan VO2 Maximum Pada pemain Basket Persatuan Basket Kabupaten Blora Tahun 2005. Universitas Negeri Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu Olahraga. Universitas Negeri Semarang. Notoadmodjo, S. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta. Pratikya, A.W.2006. Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran & Kesehatan. Jakarta.PT Raja Grafindo Persada. Purba, A. 2006. Kardiovaskular Dan Fisiologi Olahraga. Bandung. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Sastroasmoro,S. 2010. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta. Sagung Seto Sherwood, L. 2004. Fisiologi Manusia Dari Sel ke Sistem. Jakarta. EGC. Ziaee V, Alizadeh R. 2009. Pulmonary Function Parameters Changes At Different Altitudes In Healthy Athletes. Iranian Journal Of Allergy, Asthma, And Immunology, 7(2), 79-84. 129

Zulliesikawati. 2009. Uji Fungsi Paru-Paru. Universitas Gajah Mada. Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada. 130