ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS HUJAN BULAN PEBRUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN APRIL, MEI DAN JUNI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN MEI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN JULI, AGUSTUS DAN SEPTEMBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN JUNI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN AGUSTUS, SEPTEMBER DAN OKTOBER 2011 PROVINSI DKI JAKARTA

ANALISIS HUJAN BULAN OKTOBER 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN DESEMBER 2011, JANUARI DAN FEBRUARI 2012 PROVINSI DKI JAKARTA 1.

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Analisis Hujan Bulan Juni 2012 Iklim Mikro Bulan Juni 2012 Prakiraan Hujan Bulan Agustus, September dan Oktober 2012

Stasiun Klimatologi Pondok Betung

Analisis Hujan Bulan Mei 2013 Iklim Mikro Bulan Mei 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juli, Agustus dan September 2013

Analisis Hujan Bulan Oktober 2012 Iklim Mikro Bulan Oktober 2012

Analisis Hujan Bulan Pebruari 2013 Iklim Mikro Bulan Pebruari 2013 Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013

Analisis Hujan Bulan April 2013 Iklim Mikro Bulan April 2013 Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG ANALISIS MUSIM KEMARAU 2013 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2013/2014

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2015 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2015/2016

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG

ANALISIS MUSIM KEMARAU 2011 DAN PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PROVINSI DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKAR TA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

LAPORAN ANALISIS HUJAN DI WILAYAH DKI JAKARTA TANGGAL 04 OKTOBER 2009

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

BULETIN BMKG BANTEN DAN DKI JAKARTA

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

I. INFORMASI METEOROLOGI

Gra k Intensitas Hujan Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Desember Sedang 6%

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

TIM PENYUSUN. Penanggung Jawab : Erna Ernansyih Elsye, S.Sos, S.Si

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

TIM PENYUSUN. Pengarah : Ir. Alidia, MM. Penanggung Jawab : Taryono, M.Si. Editor : Yanuar Henry Pribadi, M.Si Devi Febrianty, ST

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

I. INFORMASI METEOROLOGI

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

I. INFORMASI METEOROLOGI

KATA PENGANTAR. Negara, September 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI NEGARA BALI. NUGA PUTRANTIJO, SP, M.Si. NIP

KATA PENGANTAR. Segala kritik dan saran sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas publikasi ini. Semoga bermanfaat.

I. INFORMASI METEOROLOGI

TIM PENYUSUN. Penanggung Jawab : Erna Ernansyih Elsye, S.Sos, S.Si

STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

TIM PENYUSUN. Editor : Yanuar Henry Pribadi, M.Si Devi Febrianty, ST

PRAKIRAAN MUSIM HUJAN 2011/2012 PADA ZONA MUSIM (ZOM) (DKI JAKARTA)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

PENGANTAR. Bogor, Maret 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR

KATA PENGANTAR TANGERANG, MARET 2009 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERA NG. URIP HA RYOKO MSi NIP

BADAN METEOROLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG

KATA PENGANTAR. Banjarbaru, Oktober 2012 Kepala Stasiun Klimatologi Banjarbaru. Ir. PURWANTO NIP Buletin Edisi Oktober 2012

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

Prakiraan Musim Hujan 2015/2016 Zona Musim di Nusa Tenggara Timur

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN JANUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI KLAS I SULTAN AJI MUHAMMAD SULAIMAN SEPINGGAN BALIKPAPAN

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

Analisis Hujan Bulan Januari 2013 Iklim Mikro Bulan Januari 2013 Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013

KATA PENGANTAR. merupakan hasil pemutakhiran rata-rata sebelumnya (periode ).

KATA PENGANTAR. Tangerang Selatan, Januari 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP.

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI KLAS III MALI

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

PENGANTAR. Bogor, September 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI DARMAGA BOGOR. DEDI SUCAHYONO S, S.Si, M.Si NIP

ANALISIS UNSUR CUACA BULAN FEBRUARI 2018 DI STASIUN METEOROLOGI MALIKUSSALEH-ACEH UTARA. Oleh Febryanto Simanjuntak S.Tr

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT & PROSPEK CUACA WILAYAH NUSA TENGGARA TIMUR DESEMBER 2016 JANUARI 2017 FORECASTER BMKG EL TARI KUPANG

Buletin Meteorologi Penerbangan Edisi XXVII, Maret 2017 I. PENDAHULUAN

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Agustus Volume V - No.

ANALISIS KLIMATOLOGI BANJIR BANDANG BULAN NOVEMBER DI KAB. LANGKAT, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 26 November 2017) (Sumber : Waspada.co.

ANALISIS DINAMIKA ATMOSFER LAUT, ANALISIS & PREDIKSI CURAH HUJAN UPDATED DASARIAN II FEBRUARI 2017

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

Oleh Tim Agroklimatologi PPKS

ANALISIS KLIMATOLOGI HUJAN EKSTRIM BULAN JUNI DI NEGARA-BALI (Studi Khasus 26 Juni 2017)

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

ANALISIS KONDISI ATMOSFER PADA KEJADIAN BANJIR DI WILAYAH JAKARTA SELATAN (Studi kasus banjir, 27 dan 28 Agustus 2016) Abstrak

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

BULETIN METEOROLOGI BMKG STASIUN METEOROLOGI SYAMSUDIN NOOR BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA. Juni Volume V - No.

BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI KLAS II PONDOK BETUNG Jl. Raya Kodam Bintaro No. 82 Tangerang Selatan Telp : (021)

KATA PENGANTAR. Prakiraan Musim Kemarau 2016

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG-TANGERANG

ANALISIS KLIMATOLOGI TERKAIT BANJIR DI KAB. SERDANG BEDAGAI, SUMATERA UTARA (Studi Kasus 16 dan 18 September 2017)

BADAN METEOROLOGI KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN METEOROLOGI NABIRE

BADAN ME TEOROLOGI, KLI MATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLI MATOLOGI PONDOK BE TUNG TANGERANG PROPINSI BANTEN DAN DKI JAK ARTA

ANALISIS CUACA KEJADIAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR TANGGAL 7 MARET 2018 DI LEMBANG TUMBANG DATU SANGALLA UTARA KABUPATEN TANA TORAJA

Transkripsi:

ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 DAN PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL, DAN MEI 2011 PROVINSI DKI JAKARTA Sumber : BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG 1. TINJAUAN UMUM 1.1 Curah Hujan Curah hujan merupakan ketinggian air hujan yang jatuh pada tempat yang datar dengan asumsi tidak menguap, tidak meresap dan tidak mengalir. Curah hujan 1 (satu) mm adalah air hujan setinggi 1 (satu) mm yang jatuh (tertampung) pada tempat yang datar seluas 1m2 dengan asumsi tidak ada yang menguap, mengalir dan meresap. 1.2 Curah Hujan Kumulatif Satu Bulan Curah hujan kumulatif 1 (satu) bulan adalah jumlah curah hujan yang terkumpul selama 28 atau 29 hari untuk bulan Pebruari dan 30 atau 31 hari untuk bulan-bulan lainnya. 1.3 Sifat Hujan Sifat hujan merupakan perbandingan antara jumlah curah hujan kumulatif selama satu bulan di suatu tempat dengan rata-ratanya atau normalnya pada bulan dan tempat yang sama. Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Sifat Hujan Atas Normal (AN) : jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya. b. Sifat Hujan Normal (N) : jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya. c. Sifat Hujan Bawah Normal () : jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-ratanya. Rata-rata curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan dengan minimal periode 10 tahun. Sedangkan normal curah hujan bulanan didapat dari nilai rata-rata curah hujan masing-masing bulan selama periode 30 tahun.

1.4 Intensitas Hujan Intensitas hujan merupakan besarnya hujan harian yang terjadi pada suatu waktu. Umumnya memiliki satuan mm/jam. Intensitas hujan dibagi menjadi 3 (tiga) katagori, yaitu : a. Enteng (tipis) : jika nilai curah hujan kurang dari 13 mm/jam. b. Sedang : jika nilai curah hujan antara 13 38 mm/jam. c. Lebat : jika nilai curah hujan lebih dari 38 mm/jam. 1.5 Cuaca Ekstrim Cuaca ekstrim, yaitu keadaan cuaca yang terjadi bila: 1. Jumlah hari hujan yang tercatat paling banyak melebihi harga rata-rata pada bulan yang bersangkutan di stasiun tersebut. 2. Intensitas hujan terbesar dalam 1 (satu) jam selama periode 24 jam dan intensitas dalam 1 (satu) hari selama periode satu bulan yang melebihi rata-ratanya. 3. Terjadi kecepatan angin >45 km/jam dan suhu udara >35⁰C atau <15⁰C. Curah Hujan Ekstrim : Curah Hujan dengan intensitas >50 milimeter per hari menjadi parameter terjadinya hujan dengan intensitas lebat. Sedangkan curah hujan ekstrim memiliki curah hujan >100 milimeter per hari. (Jaja Supiatna, Diklat Meteorologi Publik 2008) 1.6 SOI (Southern Oscilation Index) Indeks ini menunjukan perbedaan tekanan udara antara daerah Tahiti (mewakili daerah Amerika Selatan) dan Darwin (mewakili India-Australia). Jika nilai SOI negatif, berarti tekanan udara permukaan sepanjang Amerika Selatan lebih daripada wilayah India- Australia, dan jika SOI positif akan terjadi sebaliknya. 1.7 DMI (Dipole Mode Index) Fenomena Dipole Mode Indeks (DMI) yaitu fenomena yang ditandai dengan interaksi laut-atmosfer di Samudera Hindia, dimana terjadi penurunan suhu muka laut dari keadaan normalnya di Samudera Hindia tropis bagian timur (pantai barat Sumatera) dan kenaikan temperatur dari normalnya di Samudera Hindia tropis bagian barat atau bagian timur Afrika, Menganalisis kejadian DMI digunakan indeks sederhana, yaitu berupa dipole anomali suhu muka laut yang didefinisikan sebagai perbedaan anomali suhu muka laut Samudera Hindia bagian timur (90 110 BT / 10 LS ekuator) dan Samudera Hindia bagian barat (50-70 BT / 10LS - 10LU).

Pada saat DMI (+) terjadi penurunan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat, sebaliknya apabila DMI (-) terjadi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia Bagian Barat. 1.8 Peta Rata-Rata Curah Hujan

2. ANALISIS HUJAN BULAN JANUARI 2011 Berdasarkan data curah hujan yang diterima dari Stasiun/Pos hujan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta, maka analisis curah hujan bulan Pebruari 2011 dapat diinformasikan sebagai berikut: 2.1 Analisa Sifat Hujan Bulan Januari 2011 SIFAT HUJAN WILAYAH Bawah Normal () Normal (N) Atas Normal (AN) DKI Jakarta. Kab Tangerang bagian Tenggara,Barat Daya, dan Timur Laut. Kab Serang bagian Utara dan Barat. Kab Lebak bagian Tengah, Timur, Selatan, dan Barat Laut. Kab pandeglang bagian Utara. DKI Jakarta bagian Barat Laut dan Timur Laut. Kab Tangerang bagian Tengah, Timur, Selatan, Barat Laut. Kab Serang bagian Timur, Barat, dan Tengah. Kab Lebak bagian Utara, Selatan, dan Barat Daya. Kab Pandeglang bagian Timur, Barat Daya, dan Tengah. Kab Serang bangian Utara dan Kab Pandeglang bagian Selatan. Gambar 5. Peta Distribusi Sifat Hujan Bulan Januari 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

2.2 Analisis Curah Hujan Bulan Januari 2011 CURAH HUJAN WILAYAH Rendah (0-100 mm) Menengah (101-300 mm) Tinggi (301-400 mm) Sangat Tinggi >401 mm DKI Jakarta. Kab Serang bagian Barat. Kab Lebak bagian Tenggara. Kab Pandeglang bagian Barat Daya. DKI Jakarta. Kab Tangerang. Kab Lebak. Kab Serang. Kab Pendeglang bagian Barat Daya. DKI Jakarta bagian Timur Laut. Kab Tangerang bagian Utara. Kab Serang bagian Timur Laut dan Barat. Kab Lebak bagian Barat. Kab Pandeglang. Kab Serang bagian Barat Daya. Kab Pandeglang bagian Barat Daya dan Utara. Gambar 6. Peta Distribusi Curah Hujan Bulan Januari 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

2.3 Informasi Cuaca/Iklim Ekstrem Bulan Januari 2011 KRITERIA TERJADI TANGGAL Angin dengan kecepatan > 45 km/jam - Suhu Udara > 35⁰C - Suhu Udara < 17⁰C - Kelembaban Udara < 40 % - Curah Hujan Harian > 100 mm Lebak - Bendung Bunut; 10 Januari 2011; 112mm - Bayah; 10 Januari 2011; 137mm 2.4 Iklim Mikro Stasiun Klimatologi Pondok Betung Bulan Januari 2011

Gambar 7. Intensitas Hujan Harian Pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011 Pada bulan Januari 2011, intensitas hujan dengan kategori enteng sebesar 45%; kategori sedang sebesar 23%; dan prosentase kejadian tidak adahujan sebesar 32%. Sedangkan kejadian hujan dengan kategori lebat sebesar 0%. Gambar 8. Suhu Udara Harian Pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011 Suhu udara rata-rata pada bulan Januari 2011 berkisar 25.2 28.2C. Suhu udara maksimum absoulut sebesar 34.0 oc terjadi pada tanggal 31 sedangkan suhu udara minimum absolut sebesar 22.8 oc terjadi pada tanggal 10.

Gambar 9. Kelembaban Udara Harian Pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011 Gambar 10. Penguapan Udara Pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011 Nilai rata-rata penguapan yang terukur pada Panci Penguapan pada bulan Januari 2011 sebesar 3.0 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 1 sebesar 5.3 mm dan bernilai minimum pada tanggal 21 sebesar 0.9 mm. Sedangkan untuk penguapan yang terukur pada

ruangan (Pitche) rata-rata sebesar 2.1 mm. Nilai maksimum tercatat pada tanggal 10 sebesar 4.0 mm dan bernilai minimum pada tanggal 22 sebesar 1.0 mm. Gambar 11. Windrose Area Pondok Betung Bulan Januari 2011 Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa angin yang terjadi pada bulan Januari 2011 berasal dari arah Barat dan untuk frekuensi kejadian dengan kategori calm sebesar 9.7%, 1-4 knots sebesar 83.9% dan 4-7 knots sebesar 6.5%.

Gambar 12. Temperatur Tanah Gundul dan Tanah Berumput Rata-rata pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011 Gambar 13. Lama Penyinaran Matahari Harian pada Area Pondok Betung Bulan Januari 2011 Lama penyinaran matahari pada bulan Januari 2011, bernilai maksimum pada tanggal 27 sebesar 88% sedangkan bernilai minimum pada tanggal 7, 8, 18 dan 21 sebesar 0%.

2.5 Data Iklim Bulan Januari 2011 Stasiun BMKG Propinsi DKI Jakarta

3. PRAKIRAAN HUJAN BULAN MARET, APRIL DAN MEI 2011 3.1 Kondisi Dinamis Atmosfer Secara Global Kondisi dinamis atmosfer regional sampai dengan pertengahan bulan Pebruari 2011 menunjukkan bahwa keadaan Suhu Muka Laut (SML) di perairan wilayah Indonesia pada umumnya masih hangat tetapi memiliki anomali yang menurun, umumnya penurunan yang cukup signifikan terjadi hampir diwilayah Samudera Hindia sebelah barat perairan Indonesia. Saat ini kisaran suhu muka laut perairan mencapai 28-29 C (Gambar14-a). Indeks Dipole (Indian Ocean Dipole) sampai bulan Januari 2011 memiliki nilai kecenderungan yang meningkat tetapi konstan dibandingkan bulan Januari 2011 (0 s/d 0.4) dan diprakirakan pada bulan berikutnya akan memiliki kecenderungan bernilai positif tetapi masih dalam nilai batas normalnya antara 0 s/d +0.4 (Gambar 14-b). Prakiraan keadaan anomali Nino 3.4 masih memiliki nilai anomali negatif serta memiliki kecenderungan yang masih konstan, pada bulan Januari sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yaitu bernilai anomali masih disekitar -1.8 ⁰C dan diprakirakan mulai Pebruari 2011 akan terus cenderung meningkat tetapi masih berada pada nilai tersebut. Sedangkan mulai bulan Maret sampai Mei 2011 memiliki kecenderungan bergerak ke arah positif dan bergerak pada kisaran anomali negatif mencapai nilai -0.8 ⁰C (Gambar 15-a). Dari nilai IOD dan Nino 3.4 tersebut mengindikasikan wilayah Samudera Hindia mengalami pendinginan suhu yang cukup signifikan, kemudian Indonesia pada umumnya juga memiliki kecenderungan penurunan suhu muka laut, begitu juga dengan wilayah pasifik yang terus mengalami pendinginan suhu muka laut. Kondisi Lanina ini diprakirakan akan bertahan hingga April 2011. Gambar 14. (a) Suhu Permukaan Laut Pebruari 2011 dan (b) Dipole Mode

Pola angin di Indonesia secara umum masih didominasi oleh pola angin baratan, hal tersebut terlihat dari nilai anomali tekanan udara di wilayah ekuator dekat dengan Indonesia memiliki anomali tekanan udara yang negatif, sedangkan wilayah perairan barat Australia meningkat demikian juga di wilayah Indonesia sebelah utara sehingga pola aliran udara dari utara dan selatan berbelok menjadi pola angin baratan yang masih membawa massa uap air dari daratan asia yang dinamakan asian winter monsun atau Monsun Asia. Adanya gangguan berupa berbagai pusat tekanan rendah yang terkonsentrasi di wilayah Samudera Hindia sebelah selatan Nusa Tenggara akan masih tumbuh dan makin banyak konsentrasinya di wilayah tersebut menyebabkan massa udara basah dari pasifik menumpuk dan terkonsentrasi diwilayah Indonesia seperti Sumatera bagian selatan, Jawa sampai Nusa Tenggara sehingga curah hujan di wilayah tersebut diprakirakan akan meningkat. Daerah Indonesia akan didominasi oleh daerah masukan angin (konfluen), hal tersebut dapat terlihat pada gambar kondisi anomali MSLP (Mean Sea Level Pressure) (Gambar 15-b). Gambar 15. (a) Prakiraan Anomali Wilayah Nino 3.4 Sumber: http://poama.bom.gov.au/experimental/poama15/plots/latest/ssta_nino34.gif

Gambar 15. (b) Anomali MSLP Sumber http://www.ecmwf.int/products/forecasts/d/charts/seasonal/ Analisis Outgoing Longwave Radiation (OLR) memperlihatkan adanya anomali OLR yang negatif. Wilayah yang memiliki anomali yang positif sampai pertengahan Pebruari terjadi di wilayah Samudera Hindia dan nilai anomali positif ini diprakirakan semakin berkurang sampai akhir bulan tersebut. Nilai Anomali negatif di sekitar perairan Indonesia akan terus terjadi hingga awal bulan Maret. Hal tersebut mengindikasikan bahwa konsentrasi awan akan mulai berkurang di Indonesia sampai bulan tersebut. Konsentrasi awan akan banyak terjadi di wilayah Indonesia bagian timur, sebaliknya adanya defisit uap air juga masih terjadi diwilayah Pasifik (Gambar 16-b). Gambar 16. (a) Anomali Suhu Muka Laut Maret Mei 2011 dan (b) OLR Sumber: http://www.jamstec.go.jp/frsgc/research/d1/iod/sintex_f1_forecast.html.en

Gambar 16. (b) OLR Sumber http://www.bom.gov.au/bmrc/clfor/cfstaff/matw/maproom//fcsts/m.total.olr.uv850.gif 3.2 Prakiraan Kondisi Hujan Sampai Bulan Mei 2011 Berdasarkan kondisi dinamika atmosfer global serta regional maka diprakirakan untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta memiliki kondisi anomali hujan bulan Pebruari 2011 diprakirakan positif dengan konsistensi nilai anomali mencapai 1.0 mm/hari. Hal ini juga terus berjalan hingga bulan Maret 2011, sedangkan pada bulan April mulai menurun mulai dari wilayah Pandeglang dan Serang bagian barat menurun menjadi 0.6-0.9 mm/hari. Pada bulan Mei 2011 kondisi hujan di wilayah Banten dan DKI Jakarta umumnya menurun disemua wilayah mencapai -0.3 sampaui -0.6 mm/hari sehingga diprakirakan akan menurunkan intensitas hujan bulanan pada bulan tersebut (Gambar 17). Keadaan cuaca pada bulan Maret hingga April untuk wilayah Indonesia pada umumnya kondisinya masih dalam kategori cukup basah dengan didominasi hujan yang bervariasi mulai ringan hingga sedang tetapi umumnya kondisi cuacanya pada pagi hari masih dengan keadaan berawan, sesekali akan terjadi hujan pada pagi hingga siang hari. Sedangkan untuk bulan Mei, seiring melemahnya kondisi Lanina, diprakirakan kondisi cuaca akan lebih kondusif atau didominasi oleh keadaan cerah hingga cerah berawan.

Gambar 17. Prakiraan Anomali Curah Hujan Harian bulan Pebruari s/d Mei 2011 Sumber: http://www.apcc21.net/climate/climate05_01.php Berdasarkan prakiraan anomali curah hujan harian wilayah Banten dan DKI Jakarta, pada bulan Pebruari sampai Mei 2011 yang memiliki rata-rata anomali yang bervariasi, anomaly positif pada bulan Pebruari hingga April, kemudian pada bulan Mei bernilai anomaly negatif mulai terbentuk, kemudian diprakirakan musim hujan tahun 2010/2011 wilayah Indonesia pada umumnya akan berakhir dan beralih menjadi peralihan musim (pancaroba) pada memasuki bulan April 2011. Gambar 18. Prakiraan Probabilitas Curah Hujan Harian bulan Pebruari s/d Mei 2011 Sumber: http://www.apcc21.net/climate/climate05_01.php

Probabilitas untuk terjadinya anomali curah hujan untuk wilayah Banten dan DKI Jakarta pada bulan Pebruari dan Maret memiliki kondisi di Atas Normal sampai 40 %, artinya keadaan anomali curah hujan yang positif diwilayah ini memiliki probabilitas yang cukup tinggi, sedangkan untuk bulan April dan Mei memiliki nilai Normal, artinya pada bulan tersebut memiliki probabilitas yang standar (Gambar 18). 3.3 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2011 CURAH HUJAN WILAYAH Bawah Normal () Normal (N) Atas Normal (AN) DKI Jakarta bagian Tengah, Timur, dan Barat. Kab Tangerang bagian Tengah, Timur, dan Barat. Kab Serang bagian Tenggara, Barat Daya, Tengah, dan Utara. Kab Lebak bagian Barat Daya dan Utara. Kab Pandeglang. DKI Jakarta bagian Selatan dan Barat Laut. Kab Tangerang bagian Selatan dan Utara. Kab Serang bagian Barat dan Timur Laut. Kab Lebak bagian Tengah, Selatan, dan Barat. Kab Pandeglang bagian Timur dan Barat Daya. DKI Jakarta bagian Selatan dan Barat Laut. Kab Tangerang bagian Tenggara dan Utara. Kab Serang bagian Timur Laut. Kab Lebak bagian Tenggara. Kab Pandeglang bagian Barat Daya. Gambar 19. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Maret 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

3.4 Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2011 CURAH HUJAN Rendah (0-100 mm) Menengah (101 300 mm) Tinggi (301 400 mm) Sangat Tinggi >401 mm WILAYAH DKI Jakarta bagian Barat Daya dan Timur Laut, Kota Tangerang bagian Tenggara, Kab Tangerang bagian Barat Daya dan Tenggara, Kab Serang bagian Utara, Tengah dan Timur, Kab Pandeglang bagian Barat, Kab Lebab bagian Timur Laut DKI Jakarta, Kota/ Kab Tangerang, Kota Serang, Kab Serang bagian Barat dan Timur Laut, Kab Pandeglang bagian Timur, Kab Lebak Kota/ Kab Tangerang bagian Utara, Kab Serang bagian Barat dan Timur Laut, Kab Lebak bagian Barat Kab Tangerang bagian Utara dan Kab Lebak bagian Timur Gambar 20. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Maret 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

3.5 Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2011 CURAH HUJAN Bawah Normal () Normal (N) Atas Normal (AN) WILAYAH DKI Jakarta, Kota Tangerang bagian Selatan, Kab Tangerang, Kab Serang, Kab Pandeglang, Kab Lebak bagian Utara dan Selatan DKI Jakarta bagian Barat Laut, Timur Laut dan Selatan, Kota Tangerang Tengah, Kab Tangerang bagian Tengah, Kota Serang, Kab Serang bagian Barat dan Tengah, Kab Pandeglang bagian Barat Daya dan Timur, Kab Lebak bagian Tengah DKI Jakarta bagian Barat Laut, Timur Laut dan Selatan, Kota Tangerang bagian Barat Laut, Kab Tangerang bagian Timur Laut, Kab Serang bagian Barat dan Tengah, Kab Pandeglang bagian Barat Daya dan Kab Lebak bagian Timur Gambar 21. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan April 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

3.6 Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2011 CURAH HUJAN Rendah (0-100 mm) Menengah (101 300 mm) Tinggi (301 400 mm) Sangat Tinggi >401 mm WILAYAH DKI Jakarta bagian Tengah, Kab Tangerang bagian Tengah, Barat Daya dan Barat Laut, Kota/ Kab Serang, Kab Pandeglang bagian Barat DKI Jakarta bagian Barat Laut, Timur Laut dan Selatan, Kota Tangerang, Kab Tangerang bagian Utara dan Selatan, Kab Serang bagian Barat Daya dan Tengah, Kab Pandeglang dan Kab Lebak DKI Jakarta bagian Selatan, Kota Tangerang bagian Utara, Kab Tangerang bagian Timur Laut, Kab Lebak bagian Timur Kab Tangerang bagian Timur Laut dan Tenggara, Kab Lebak bagian Tenggara Gambar 22. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan April 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

3.7 Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2011 CURAH HUJAN Bawah Normal () Normal (N) Atas Normal (AN) WILAYAH DKI Jakarta bagian Selatan. Kab Tangerang bagian Tenggara, Barat dan Timur Laut. Kab Serang. Kab Lebak bagian Tenggara dan Barat. Kab Pandeglang. DKI Jakarta bagian Utara. Kab Tangerang. Kab Serang bagian Tengah dan Barat. Kab Lebak bagian Tenggara dan Barat. Kab Pandeglang. DKI Jakarta bagian Timur Laut. Kab Tangerang. Kab Serang bagian Tengah dan Barat. Kab Lebak bagian Utara. Gambar 23. Peta Prakiraan Sifat Hujan Bulan Mei 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

3.8 Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2011 CURAH HUJAN Rendah (0-100 mm) Menengah (101 300 mm) Tinggi (301-400 mm) Sangat Tinggi > 401 mm WILAYAH DKI Jakarta bagian Selatan. Kab Tangerang bagian Tenggara, Barat dan Timur Laut. Kab Serang. Kab Lebak bagian Tenggara dan Barat. Kab Pandeglang. Kab Tangerang, Kab Serang, Kab Lebak, dan Kab Pandeglang bagian Barat. Kab Serang bagian Timur dan Barat. Kab Lebak bagian Tengah. Kab Pandeglang bagian Barat Daya. Kab Serang bagian Barat dan Kab Pandeglang bagian Barat Daya. Gambar 24. Peta Prakiraan Curah Hujan Bulan Mei 2011 Propinsi Banten dan DKI Jakarta

4. PRAKIRAAN POTENSI BANJIR PROPINSI DKI JAKARTA Prakiraan potensi banjir bulan Maret dan April 2011 Propinsi DKI Jakarta yang disampaikan meliputi potensi banjir tinggi, menengah, rendah dan aman dari kejadian banjir. 4.1 Prakiraan Potensi Banjir Bulan Maret 2011 Gambar 25. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan Maret 2011 Propinsi DKI Jakarta Untuk kondisi di bulan Maret 2011, wilayah DKI Jakarta secara umum diprakirakan berpotensi banjir Rendah 4.2 Prakiraan Potensi Banjir Bulan April 2011 Gambar 26. Peta Prakiraan Potensi Banjir Bulan April 2011 Propinsi DKI Jakarta Pada bulan April 2011, diprakirakan wilayah DKI Jakarta bagian Barat Daya berpotensi banjir dengan tingkat Aman sedangkan bagian lainnya berpotensi banjir dengan tingkat Rendah.

Lampiran 1. Analisa Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Januari 2011 ANALISA HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA BULAN : JANUARI 2011 WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 325 276 374 141 2. Pondok Betung (BMKG) 352 299 405 171 3. Tanjung Priok (BMKG) 298 253 343 234 4. Cengkareng 333 283 383 160 5. Halim 317 269 365 90 6. Pakubuwono 253 215 291 162 7. Kedoya Selatan 296 252 340 227 N

Lampiran 2. Parakiraan Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Maret 2011 PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA BULAN : MARET 2011 WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 201 171 231 115 2. Pondok Betung (BMKG) 249 212 286 18 3. Tanjung Priok (BMKG) 151 128 174 91 4. Cengkareng 167 142 192 217 AN 5. Halim 279 237 321 112 6. Pakubuwono 237 201 273 18 7. Kedoya Selatan 192 163 221 85

Lampiran 3. Parakiraan Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan April 2011 PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA BULAN : APRIL 2011 WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X N RR SIFAT (mm) DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 168 143 193 35 2. Pondok Betung (BMKG) 237 201 273 143 3. Tanjung Priok (BMKG) 96 82 110 142 AN 4. Cengkareng 126 107 145 208 AN 5. Halim 248 211 285 92 6. Pakubuwono 223 190 256 88 7. Kedoya Selatan 233 198 268 38

Lampiran 4. Parakiraan Hujan Wilayah DKI Jakarta Bulan Mei 2011 PRAKIRAAN HUJAN WILAYAH DKI JAKARTA BULAN : MEI 2011 WILAYAH STASIUN PENGAMATAN X (mm) N RR SIFAT DKI JAKARTA 1. BMKG Kemayoran 102 87 117 93 N 2. Pondok Betung (BMKG) 192 163 221 89 3. Tanjung Priok (BMKG) 69 59 79 112 AN 4. Cengkareng 90 77 104 46 5. Halim 163 139 187 26 6. Pakubuwono 188 160 216 52 7. Kedoya Selatan 86 73 99 124 AN

Lampiran 5. Peta Seberan Pos Hujan Untuk Evaluasi Bulanan