DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE. Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

IMPLEMENTASI METODE HISTOGRAM EQUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Melalui persamaan di atas maka akan terbentuk pola radargram yang. melukiskan garis-garis / pola pendekatan dari keadaan yang sebenarnya.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN TEKNIK ELEKTRO ( IB ) MATA KULIAH / SEMESTER : PENGOLAHAN CITRA / 8 KODE MK / SKS / SIFAT : AK / 2 SKS / MK LOKAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Citra (image) istilah lain untuk gambar sebagai salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK REKONSTRUKSI CITRA 3 DIMENSI DARI LEMBARAN CITRA HASIL REKONSTRUKSI 2 DIMENSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TI JAUA PUSTAKA

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafika komputer merupakan salah satu topik dalam bidang informatika.

Pendahuluan. Dua operasi matematis penting dalam pengolahan citra :

Kalibrasi Sistem Tomografi Komputer Dengan Metode Perbandingan Jumlah Cacah Puncak Spektrum Berbasis Detektor Photodioda CsI(Tl)

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

Berkala Fisika ISSN : Vol. 14, No. 2, April 2011, hal 33-40

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penelitian

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II Tinjauan Pustaka

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

PREDIKSI 8 1. Tebal keping logam yang diukur dengan mikrometer sekrup diperlihatkan seperti gambar di bawah ini.

Deteksi Tepi Citra Kanker Payudara dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG)

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

BAB III PENGOLAHAN DATA

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pengantar Pengolahan Citra. Ade Sarah H., M. Kom

Intensitas cahaya ditangkap oleh diagram iris dan diteruskan ke bagian retina mata.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK RANGKAIAN LISTRIK DAN SISTEM LINIER KODE : IT014230/D3 TK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBUATAN MODEL UJI NILAI TEBAL PARUH (HVL) PESAWAT KONVENSIONAL SINAR-X MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

geofisika yang cukup popular. Metode ini merupakan metode Nondestructive Test yang banyak digunakan untuk pengamatan dekat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR

Model Citra (bag. I)

APLIKASI PENGENALAN PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR MENGGUNAKAN METODE LEARNING VECTOR QUANTIZATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS EDGE DETECTION CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROBERT DAN CANNY

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pendahuluan. Praktikum Pengantar Pengolahan Citra Digital Departemen Ilmu Komputer Copyright 2008 All Rights Reserved

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PENGUKURAN KEMIRIPAN CITRA BERBASIS WARNA, BENTUK, DAN TEKSTUR MENGGUNAKAN BAYESIAN NETWORK RIZKI PEBUARDI

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

ANALISIS PENELUSURAN TEPI CITRA MENGGUNAKAN DETEKTOR TEPI SOBEL DAN CANNY

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

BAB II LANDASAN TEORI

PENENTUAN NILAI NOISE BERDASARKAN SLICE THICKNESS PADA CITRA CT SCAN SKRIPSI HEDIANA SIHOMBING NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATHunesa (Volume 3: No 2) 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

Kecepatan Korosi Oleh 3 Bahan Oksidan Pada Plat Besi

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Sinar x memiliki daya tembus dan biasa digunakan dalam dunia kedokteran. Untuk mendeteksi penyakit yang ada dalam tubuh.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PENJEJAK POSISI OBYEK BERBASIS UMPAN BALIK CITRA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA :38:54

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

DENSITOMETER FILM RADIOGRAFI PORTABEL BERBASIS MIKROKONTROLER ABSTRAK

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

One picture is worth more than ten thousand words

BAB 2 LANDASAN TEORI

REVIEW PROPERTI OPERATOR MATEMATIKA MORPHOLOGI DALAM PEMROSESAN CITRA

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

DATA/ INFO : teks, gambar, audio, video ( = multimedia) Gambar/ citra/ image : info visual a picture is more than a thousand words (anonim)

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

III. METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai analisis pola interferensi pada interferometer Michelson

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EKSTRAKSI BENTUK JANIN PADA CITRA HASIL USG 3 DIMENSI MENGGUNAKAN DETEKSI TEPI CANNY

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbaikan kualitas citra merupakan sebuah langkah awal dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang masalah

INTERAKSI RADIASI DENGAN MATERI

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Dalam suatu kepentingan tertentu, citra (

01 Komputer Grafis (KG)

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

Implementasi Deteksi Tepi Canny pada Citra Mammografi

ANALISA PENGARUH HISTOGRAM EQUALIZATION TERHADAP KARAKTERISASI STATISTIK TERMAL CITRA TERMOGRAM KANKER PAYUDARA DINI

Transkripsi:

DETEKSI SISI CITRA TOMOGRAFI SINAR X MENGGUNAKAN OPERATOR LAPLACE Supurwoko, Sarwanto Pendidikan Fisika FKIP UNS Surakarta ABSTRAK Dari penelitian terdahulu (Supurwoko, 2004) diketahui bahwa citra tomografi dapat diperoleh dengan menyelesaikan masalah invers. Namun demikian tampang lintang obyek yang dihasilkan mengalami pengaburan pada sisi citranya, terutama jika menggunakan berkas sinar X sejajar. Oleh karena itu perlu dilakukan pengolahan citra agar citra yang dihasilkan semakin baik dan pengaburan yang menyebabkan kesalahan analisis dapat dihilangkan. Pada penelitian ini pengolahan citra yang digunakan adalah deteksi sisi dengan gradien arah. Sedangkan byek ujinya mempunyai tampang lintang berbentuk + dan H dengan jumlah proyeksi 4 untuk berkas X sejajar. Data proyeksi dilakukan secara simulasi dengan memanfaatkan sifat linieritas interaksi antara bahan dengan sunar X. Semua proses data dan pengolahannya dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman C dengan kompiler Borland C ++ versi 5. Dari citra hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa deteksi sisi dengan gradien arah dapat digunakan untuk mendeteksi sisi sisi citra tomografi dengan baik meskipun belum sempurna. Dengan demikian, deteksi sisi dengan operator laplace ini merupakan proses pengolahan citra yang sebaiknya digunakan untuk menganalisa citra tomografi. Kata kunci : berkas sejajar, citra rekonstruksi, deteksi sisi, operator laplace. PENDAHULUAN Tomografi merupakan merupakan salah satu cabang ilmu yang akhir akhir ini berkembang dengan pesat, sehingga banyak penelitian yang dilakukan dalam bidang ini. Aplikasi ilmu ini dapat dijumpai dalam berbagai bidang diantaranya dalam bidang medis untuk mengetahui tampang lintang bagian dalam tubuh pasien dokter tidak lagi harus melakukan pembedahan tetapi cukup dengan melakukan penyinaran disekitar bagian tubuh yang akan dicitra tampang lintangnya. Dalam bidang engineering untuk control kualitas bahan, misalkan untuk mencari keretakan bagian dalam pipa cukup dengan penyinaran disekitar bagian yang akan dicitra tampang lintangnya. Rekonstruksi citra tomografi merupakan masalah utama yang harus dipecahkan dalam bidang ilmu tomografi. Banyak metode yang telah dikembangkan untuk mendapatkan citra tampang lintang suatu obyek dengan cara merekonstruksi data proyeksi yang diperolehnya, salah satunya adalah dengan memproyeksi balikan. Keuntungan dari metode ini adalah kecepatan proses dan tidak memerlukan jumlah proyeksi yang banyak. Masalah utama pada metode ini Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 213

adalah citra hasil rekonstruksinya mempunyai pengaburan pada sisi sisinya (Supurwoko, 2004). Sinar X adalah gelombang elektromagnetik yang panjang gelombangnya bekisar antara 100 sampai 0.01 nm. Sinar ini dihasilkan oleh transisi elektron dari satu lintasan ke lintasan lain yang energinya lebih rendah. Karena daya tembusnya sangat besar sehingga dapat menembusi berbagai macam benda, maka sering digunakan untuk melihat gambar bagian dalam suatu obyek. Pada prinsipnya jika sinar X dengan intensitas I 0 menembus bahan yang homogen dengan ketebalan l, maka intensitasnya berkurang menjadi I I 0 e dimana l I : intensitas sinar X sesudah menembus bahan setebal l. : koefisien serapan bahan. Koefisien serapan ini mewakili kerapatan bahan yang ditembusi oleh sinar X tadi. Secara umum untuk bahan yang tidak homogen intensitas sinar X setelah menembus bahan menjadi dimana I I 0 e ( x) dx (x) : koefisien serapan bahan yang nilainya tergantung posisi (x). x : kedalaman sinar X menembus bahan. Pengambilan data proyeksi dengan menggunakan berkas sejajar dapat dilukiskan seperti pada Gambar 1. Gambar 1 : Pengambilan data proyeksi dengan menggunakan berkas sejajar. Dengan memanfaatkan invers transformasi Fourier dan konvolusi diperoleh fungsi kerapatan obyek sebagai 214 Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

dimana ( x, y) p( r, ) *. q( r) d * f y 0 p( r, ) * y. q p( r', ) q( r r') dr' adalah proyeksi konvolusi. i 2 k r q( r) k e dk adalah fungsi penyaringnya. Deteksi sisi merupakan merupakan proses pra pengolahan yang bertujuan meningkatkan penampakan garis pada citra. Proses yang digunakan merupakan proses diferensiasi yang berarti akan memperkuat komponen frekuensi tingginya (Murni, A. 1992). Pada deteksi sisi dengan detector Laplace digunakan turunan kedua masing masing variable untuk melukiskan gradient kedua suatu fungsi kerapatan citra. Secara matematis untuk citra digital detector Laplace dapat dituliskan sebagai, Dimana Gradient kedua f = delta 2 x f(i,j) + delta 2 y f(i-1,j) delta x f(i,j) = f(i,j) - f(i-1,j) delta y f(i,j) = f(i,j) - f(i,j-1) delta 2 x f(i,j) = f(i+1,j) + f(i-1,j) - 2 f(i,j) delta 2 y f(i,j) = f(i,j+1) + f(i,j-1) - 2 f(i,j) Dengan demikian detector Laplace mempunyai bentuk diskrit sebagai berikut, L(i,j) = G(i-1,j) + G(i+1,j) + G(i,j-1) + G(i,j+1) 4 G(i,j) Dimana f : Fungsi citra yang mewakili kerapatan piksel i, j : Posisi baris dan kolom dari piksel G : Citra asli METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Uji Bentuk tampang lintang obyek uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk "+" dan bentuk"h" yang didigitalisasi menjadi matriks seperti yang ditunjukan oleh gambar 2 dan gambar 3. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 215

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 0 100 100 100 100 100 100 100 100 100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gambar 2 : Matriks yang mewakili kerapatan pksel obyek + 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Gambar 3 : Matriks yang mewakili kerapatan pksel obyek H B. Langkah Langkah Dalam Penelitian Penelitian ini merupakan peneltian laboratorium dengan data berupa nilai proyeksi dari beberapa pemayaran yang diperoleh dengan menerapkan sifat atenuasi sinar-x ketika menembusi bahan. Data tersebut selanjutnya digunakan sebagai input bagi perangkat lunak (software) yang dikembangkan oleh peneliti untuk mendapatkan out put berupa citra tampang lintang obyek yang dilewati berkas sinar X tadi (seperti pada Gambar 4). 216 Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

Gambar 4. Kerangka pemikiran Meskipun kenyataannya tampang lintang obyek uji tidak diketahui, namun pada penelitian ini tampang lintang obyek uji diketahui karena akan digunakan sebagai pembanding. Selanjutnya agar dapat ditampilkan pada layar komputer maka tampang lintang obyek uji terlebih dahulu didigitalisasi yaitu mengubah fungsi kerapatan obyek dari kontinu menjadi digital berupa piksel piksel dengan kerapatan yang sesuai dengan kerapatan obyek di titik tersebut. Selanjutnya dilakukan deteksi sisi untuk menghilangkan pengaburan di sekitar sisi sisi citranya. Hasil yang diperoleh setelah melewati deteksi sisi ini akan dibandingkan ( bentuk tampang lintang dan kekontrasannya ) baik dengan tampang lintang obyek uji maupun dengan tampang lintang hasil rekonsruksi tanpa melalui deteksi sisi. HASIL DAN PEMBAHASAN Citra hasil rekonstruksi obyek uji dan deteksi sisi disajikan oleh Gambar 9 sampai Gambar 26. Rekonstruksi obyek uji pertama yang berbentuk + dilukiskan oleh Gambar 9 dan hasil rekonstruksi obyek uji kedua yang berbentuk H dilukiskan oleh Gambar 10, sedangkan hasil deteksi sisinya dilukiskan oleh Gambar 11 dan Gambar 26. Gambar 9 : Hasil Rekonstruksi Tampang Lintang Obyek Uji Bentuk +. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 217

Gambar 10 : Hasil Rekonstruksi Tampang Lintang Obyek Uji Bentuk H. Gambar 11 : Hasil Rekonstruksi Tampang Lintang Obyek Uji Bentuk + dengan operator laplace. Gambar 12 : Hasil Rekonstruksi Tampang Lintang Obyek Uji Bentuk H dengan operator laplace. Dari hasil rekonstruksi dengan deteksi sisi baik untuk obyek uji dengan tampang lintang bentuk + dan bentuk H, tampang lintang obyek uji nampak semakin jelas bentuknya mendekati tampang lintang obyek ujinya dibandingkan dengan hasil rekonstruksi tanpa deteksi sisi. Meskipun demikian masih perlu dilakukan penelitian lanjutan agar diperoleh hasil rekonstruksi yang lebih baik, terutama kehomogenan tampang lintang obyek dan kejelasan batas tampang lintangnya. 218 Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

KESIMPULAN DAN SARAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa deteksi sisi dengan gradien arah dapat digunakan untuk mendeteksi sisi sisi citra tomografi dengan baik. Dengan demikian, deteksi sisi dengan operator laplace ini merupakan proses pengolahan citra yang sebaiknya digunakan untuk menganalisa citra tomografi. DAFTAR PUSTAKA Herman, G.T. 1980. Image Reconstruction From Projections. Academic Press : Orlando. Murni, A. 1992. Pengantar Pengolahan Citra. Elex Media Komputindo : Jakarta. Qahwaji, R. & Green, R. 2005. Detection of Closed Shape Objects. Research. University of Bradford. Qahwaji, R. & Green, R. 2005. Detection of Closed Regions in Digital Images. Research. University of Bradford. Semat, H. and Albright, J.R., 1972, Introduction to Atomic and Nuclear Physics, Chapman and Hall, London. Supurwoko. 2004. Implementasi invers dalam Tomografi. Penelitian Dosen Muda. UNS : Surakarta. Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010 219