BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam hidup sehari-hari, banyak hal-hal yang saling berpasangan, seperti hitam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Logika Fuzzy

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB 2 LANDASAN TEORI

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

LOGIKA FUZZY. Kelompok Rhio Bagus P Ishak Yusuf Martinus N Cendra Rossa Rahmat Adhi Chipty Zaimima

Logika fuzzy pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh melalui tulisannya pada tahun 1965 tentang teori himpunan fuzzy.

MATERI KULIAH (PERTEMUAN 12,13) Lecturer : M. Miftakul Amin, M. Eng. Logika Fuzzy. Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

ARTIFICIAL INTELLIGENCE MENENTUKAN KUALITAS KEHAMILAN PADA WANITA PEKERJA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. papernya yang monumental Fuzzy Set (Nasution, 2012). Dengan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI AUTOMATIC FUZZY RULES EXTRACTOR UNTUK MENGESTIMASI VARIABEL RESERVOIR ABSTRAK

BAB II TEORI PENUNJANG

Penerapan Metode Fuzzy Mamdani Pada Rem Otomatis Mobil Cerdas

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

MEDIA PEMBELAJARAN HIMPUNAN FUZZY BERBASIS MULTIMEDIA

LOGIKA FUZZY PADA PROSES PELET PAKAN IKAN


ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN TINGKAT PELAYANAN DAN HARGA KAMAR MENGGUNAKAN APLIKASI FUZZY DENGAN MATLAB 3.5.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI TELEVISI MERK X MENGGUNAKAN METODE FUZZY MAMDANI

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Logika fuzzy memberikan solusi praktis dan ekonomis untuk mengendalikan

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS & DESAIN SISTEM FUZZY. Menggunakan TOOLBOX MATLAB

KECERDASAN BUATAN (Artificial Intelligence) Materi 8. Entin Martiana

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

Praktikum sistem Pakar Fuzzy Expert System

BAB II. KAJIAN PUSTAKA. A. Kinerja Pegawai di Universitas Muhammadiyah Purwokerto

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai teori-teori yang akan digunakan untuk menunjang dalam proses pembuatan tugas akhir ini.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA BIDIK MISI DI POLITEKNIK NEGERI JEMBER MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

APLIKASI MODEL FUZZY DALAM PREDIKSI PRODUKSI TELUR AYAM PETELUR DI KABUPATEN SLEMAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA SISTEM PENILAIAN TINGKAT KUALITAS PENGAJAR MENGGUNAKANLOGIKA FUZZY MAMDANI (STUDI KASUS PADA POLIBAN)

RANCANG BANGUN SISTEM PENGUNDIAN SEPAKBOLA MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB II LANDASAN TEORI

: Sistem Pendukung Keputusan, Siswa berprestasi, Tsukamoto

SISTEM INFERENSI FUZZY (METODE TSUKAMOTO) UNTUK PENENTUAN KEBUTUHAN KALORI HARIAN OLEH

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini dibahas beberapa definisi dan konsep-konsep yang

adalahkelompok profesi terbesar dan berperan vital dalam sistem tersebut yang menyebabkan ABSTRAK

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Fuzzy Logic. Untuk merepresentasikan masalah yang mengandung ketidakpastian ke dalam suatu bahasa formal yang dipahami komputer digunakan fuzzy logic.

BAB 2 2. LANDASAN TEORI

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Metode EOR

Penerapan FuzzyTsukamotodalam Menentukan Jumlah Produksi

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA)

Mahasiswa mampu memformulasikan permasalahan yang mengandung fakta dengan derajad ketidakpastian tertentu ke dalam pendekatan Sistem Fuzzy.

Analisis Pengaruh Pemilihan Fuzzy Membership Function Terhadap Output Sebuah Sistem Fuzzy Logic

PENDAPATAN MASYARAKAT DENGAN ADANYA KAMPUS MENGGUNAKAN FUZZY TSUKAMOTO

BAB 2 LANDASAN TEORI

Himpunan Tegas (Crisp)

METODOLOGI PENELITIAN

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab III TEORI DAN PENGONTOR BERBASIS LOGIKA FUZZI

KECERDASAN BUATAN LOGIKA FUZZY

JOBSHEET SISTEM CERDAS REASONING 2. Fuzzifikasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sist Sis em t Fuzzy Fuzz Sistem Pakar

LOGIKA SAMAR (FUZZY LOGIC)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

FUZZY MAMDANI DALAM MENENTUKAN TINGKAT KEBERHASILAN DOSEN MENGAJAR

Analisa Tingkat Kebisingan di DKI Jakarta dengan Fuzzy Logic Menggunakan Aplikasi MATLAB

DENIA FADILA RUSMAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN HANDPHONE BERDASARKAN KEBUTUHAN KONSUMEN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY. Abstraksi

NURAIDA, IRYANTO, DJAKARIA SEBAYANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN JURUSAN DI SMU DENGAN LOGIKA FUZZY

Elin Haerani. Kata Kunci : Defuzzifikasi, COA (center of area), bisektor, MOM (mean of maximum) LOM

IV PENGEMBANGAN FUZZY INFERENSI SISTEM SELEKSI METODE EOR

Proses Defuzzifikasi pada Metode Mamdani dalam Memprediksi Jumlah Produksi Menggunakan Metode Mean Of Maximum

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB II LANDASAN TEORI

STUDY TENTANG APLIKASI FUZZY LOGIC MAMDANI DALAM PENENTUAN PRESTASI BELAJAR SISWA (STUDY KASUS: SMP PEMBANGUNAN NASIONAL PAGAR MERBAU)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SIMULASI SISTEM UNTUK PENGONTROLAN LAMPU DAN AIR CONDITIONER DENGAN MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK) diselenggarakan oleh suatu perguruan tinggi secara mandiri.

dan kesatuan nyata yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. [JOG99]

KOTAK HITAM. Pemetaan input-output pada masalah produksi Diberikan data persediaan barang, berapa jumlah barang yang harus diproduksi?

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

LOGIKA FUZZY. By: Intan Cahyanti K, ST

BAB IV METODOLOGI. Gambar 4.1 Model keseimbangan air pada waduk (Sumber : Noor jannah,2004)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) REPRESENTASI EMOSI MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY PADA PERMAINAN BONNY S TOOTH BOOTH

Transkripsi:

BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Konsep Dasar Himpunan Fuzzy (Fuzzy Sets) Dalam hidup sehari-hari, banyak hal-hal yang saling berpasangan, seperti hitam dengan putih, ya dengan tidak, benar dengan salah, tua dengan muda, panas dengan dingin, pendek dengan tinggi, dan lain-lain. Contoh kategori-kategori pasangan diatas dapat kita bentuk ke dalam bilangan dan ditulis singkat dengan (,). Namun, dalam menyebutkan suatu kondisi termasuk ke dalam kategori mana tidak selalu sederhana. Sebagai contoh, selain warna hitam dan putih, juga ada warna abu-abu, yakni hasil kombinasi warna hitam dengan warna putih. Kadang-kadang juga disebutkan warna-warna agak putih, agak hitam. Contoh lain adalah suhu atau temperatur. Ada kategori suhu hangat yakni suatu kondisi dimana suhu tidak terlalu dingin dan tidak terlalu panas. Hal ini dicerminkan dalam bilangan yakni bilangan dengan interval dan ditulis singkat dengan [,]. Konsep himpunan seperti ini merupakan konsep yang pertama kali dikenalkan oleh Profesor Lotfi Zadeh, seorang pengajar dari Universitas Berkeley, USA dalam sebuah tulisan dengan judul fuzzy sets pada tahun 965 (Chevrie, Guély, 998). Dengan kata lain, konsep dasar fuzzy sets atau disingkat dengan fuzzy adalah konsep menggambarkan sebuah himpunan ke dalam bilangan dengan interval dan ditulis dengan singkat [,]. 7

8 2.2 Fungsi Keanggotaan (Membership Function) Sri Kusumadewi (22, p8) menjelaskan bahwa fungsi atau membership function adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai ya (sering juga disebut dengan derajat ) yang memiliki interval dan. Dalam menentukan seseorang disebut TINGGI atau TIDAK TINGGI dibutuhkan suatu kriteria yang jelas. Misal seseorang dikatakan TINGGI jika mempunyai tinggi badan diatas 65 cm, dan orang yang memiliki tinggi kurang dari 65 cm disebut TIDAK TINGGI. Kondisi seperti digambarkan dalam bentuk kurva di bawah ini. (µ) TINGGI TIDAK TINGGI Gambar 2. Kurva Membership Function secara tegas. (Sumber : Sri Kusumadewi, 22, p9) Kurva di atas menggambarkan kondisi yang tegas dalam menentukan TINGGI dan TIDAK TINGGI seseorang di lihat dari tinggi badannya. Namun kondisi ini merupakan kondisi yang kurang valid dengan kondisi sebenarnya, karena untuk seseorang dengan tinggi badan 65 akan dikatakan TIDAK TINGGI. Tapi dengan menggunakan konsep fuzzy, kita bisa membuat fungsi yang akan mengatakan seseorang dengan tinggi badan 6 cm dapat pula dikatakan TINGGI namun dengan derajat =.75. Kurva berikut ini menggambarkan membership function yang menggunakan konsep himpunan fuzzy.

9 (µ) Mendekati TINGGI (µ=.75) Gambar 2.2 Membership Function menggunakan konsep fuzzy (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p9) 2.3 Keanggotaan (Degree of Membership) adalah sebuah bilangan dengan interval [,] yang menggambarkan seberapa besar tingkatnya di dalam sebuah membership function. Seperti terlihat pada Gambar 2.2 seseorang dengan tinggi 6 cm mempunyai derajat µ() =.75. 2.4 Variabel Numerik dan Variabel Linguistik(Fuzzy-Terms) Himpunan fuzzy untuk menggambarkan usia manusia dengan kategori MUDA, SETENGAH BAYA, dan TUA, dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Muda Setengah Baya Tua 35 45 55 Umur Gambar 2.3 Contoh himpunan fuzzy : kelompok umur. (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p2) Pada gambar 2.3 Himpunan fuzzy yang dibuat terlihat tumpang tindih dan tiaptiap himpunan fuzzy dapat disebut sesuai dengan nilai linguistik yuang bersesuaian, dalam hal ini MUDA, SETENGAH BAYA, dan TUA. Umur dalam tahun merupakan variabel numeris, sedangkan umur dalam grup merupakan variabel linguistik (MUDA, SETENGAH BAYA, TUA). 2.5 Representasi Membership Function Representasi bentuk kurva membership function dapat dibagi sebagai berikut (Sri Kusumadewi, 22, p3-p47). a. Representasi Linier Pada representasi linier, permukaan digambarkan sebagai suatu garis lurus. Bentuk ini paling sederhana dan menjadi pilihan yang baik untuk mendekati suatu konsep yang kurang jelas. Ada dua keadaan himpunan fuzzy yang linier. Pertama, kenaikan himpunan dimulai dari domain yang memiliki derajat kenggotaan nol () bergerak ke kanan

menuju ke nilai domain yang memiliki derajat lebih tinggi. Perhatikan Gambar 2.4. Fungsi : a domain b Gambar 2.4 Representasi Linier Naik. (Sumber: Sri Kusumadewi, p3) ; = (-a)/(b-a); ; a a b b Kedua, merupakan kebalikan yang pertama. Garis lurus dimulai dari nilai dominan dengan derajat tertinggi pada sisi kiri, kemudian bergerak menurun ke nilai dominan yang memiliki derajat lebih rendah. a domain b Gambar 2.5 Representasi Linier Turun. (Sumber: Sri Kusumadewi, p32)

2 Fungsi Keanggotaan: (b-)/(b-a); = ; a b b b. Representasi Kurva Segitiga Kurva Segitiga pada dasarnya merupakan gabungan antara 2 garis (linier). Perhatikan Gambar 2.6. a b c Gambar 2.6 Kurva Segitiga. (Sumber: Sri Kusumadewi, p33) Fungsi Keanggotaan: ; = (-a)/(b-a); (b-)/(c-b); a atau c a b b c c. Representasi Kurva Trapesium Kurva Segitiga pada dasarnya seperti bentuk segitiga, hanya saja ada beberapa titik yang memiliki nilai. Perhatikan Gambar 2.7.

3 a b c d Gambar 2.7 Kurva Trapesium. (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p34) Fungsi Keanggotaan: ; = (-a)/(b-a); ; (d-)/(d-c); a atau d a b b c c d d. Representasi Kurva Bentuk Bahu Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun (misalkan: DINGIN bergerak ke SEJUK bergerak ke HANGAT dan bergerak ke PANAS). Tetapi terkadang salah satu sisi dai variabel tersebut tidak mengalami perubahan. Sebagai contoh, apabila telah mencapai puncak kondisi PANAS, kenaikan temperatur akan tetap berada pada kondisi PANAS. Himpunan fuzzy bahu, bukan segitiga, digunakan untuk mengakhiri variabel suatu daerah fuzzy. Bahu kiri bergerak dari benar ke salah, demikian juga bahu kanan bergerak dari salah ke benar. Gambar 2.8 memperlihatkan variabel TEMPERATUR dengan daerah bahunya.

4 Bahu Kiri Bahu Kanan DINGIN SEJUK NORMAL HANGAT PANAS Gambar 2.8 Daerah bahu pada variabel TEMPERATUR (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p36) e. Representasi Kurva-S Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-s atau sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linier. Kurva-S untuk PERTUMBUHAN akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai =) ke sisi paling kanan (nilai =). Fungsi nya akan tertumpu pada 5% nilai nya yang sering disebut dengan titik infleksi (Gambar 2.9). R domain R n Gambar 2.9 Himpunan fuzzy dengan kurva-s: PERTUMBUHAN (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p36)

5 Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan (nilai =) ke sisi paling kiri (nilai =) seperti terlihat pada Gambar 2.. R domain R n Gambar 2. Himpunan fuzzy dengan kurva-s: PENYUSUTAN (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p37) Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: nilai nol (α), nilai lengkap (γ), dan titik infleksi atau crossover (β) yaitu titik yang memiliki domain 5% benar. Gambar 2. menunjukkan karakteristik kurva-s dalam bentuk skema.,5 R domain R n = α = γ = β Gambar 2. Karakteristik fungsi kurva-s. (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p37)

6 Fungsi pada kurva PERTUMBUHAN adalah: α 2((-α)/(γ-α)) 2 α β S(;α,β,γ) = -2((γ-)/(γ-α)) 2 β γ γ Sedangkan fungsi pada kurva PENYUSUTAN adalah: α -2((-α)/(γ-α)) 2 α β S(;α,β,γ) = 2((γ-)/(γ-α)) 2 β γ γ f. Representasi Kurva Bentuk Lonceng (Bell Curve) ) Kurva PI Kurva PI berbentuk Lonceng dengan derajat terletak pada pusat dengan domain (γ), dan lebar kurva (β) seperti terlihat pada Gambar 2.2. Fungsi : S(;γ - β,γ - β/2,γ) Π(,β,γ) = - S(;γ,γ + β/2, γ + β) γ > γ 2) Kurva BETA Seperti halnya kurva PI, kurva BETA juga berbentuk lonceng namun lebih rapat. Kurva ini juga didefinisikan dengan 2 parameter, yaitu nilai pada domain yang menunjukkan pusat kurva (γ), dan setengah lebar kurva (β) seperti terlihat pada Gambar 2.3.

7 Fungsi : B(;γ,β) = / ( + ( ( - γ) / β) 2 ) Pusat γ R Titik Infleksi Lebar (β) Rn domain Gambar 2.2 Karakteristik fungsional kurva PI. (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p43) Pusat γ R Titik Infleksi Titik Infleksi Rn γ - β γ + β domain Gambar 2.3 Karakteristik fungsional kurva BETA. (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p45)

8 3) Kurva GAUSS Jika kurva PI dan kurva BETA menggunakan 2 parameter yaitu (γ) dan (β), kurva GAUSS juga menggunakan (γ) untuk menunjukkan nilai domain pada pusat kurva, dan (k) yang menunjukkan lebar kurva. Perhatikan Gambar 2.4. Fungsi : G(;k,γ) = e 2 k (γ - ) Pusat γ,5 R lebar k Rn domain Gambar 2.4 Karakteristik fungsional kurva GAUSS. (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p47) 2.6 Pengertian Fuzzy Logic Menurut, Wikipedia, Fuzzy logic dijelaskan sebagai an etension of Boolean Logic dealing with the concept of parial truth. Wheras classical logic holds that

9 everything can be epressed in binary terms ( or, black or white, yes or no), fuzzy logic replaces boolean truth values with degrees of truth. Sedangkan Sri Kusumadewi (22, p2) menjelaskan, logika fuzzy adalah suatu cara yang tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam ruang output. Sebagai contoh, Jika seseorang mengatakan seberapa sejuk ruangan yang inginkannya, maka diatur putaran kipas yang ada dalam ruangan tersebut. Dengan singkat, dapat dikatakan fuzzy logic adalah metode penyelesaian masalah yang menggunakan pendekatan konsep himpunan fuzzy. 2.7 Mengapa menggunakan Fuzzy Logic Beberapa alasan mengapa seseorang menggunakan Fuzzy Logic (Sri Kusumadewi, 22,p3). a. Konsep Fuzzy Logic mudah dimengerti. Konsep matematis yang mendasari penalaran fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti. b. Sangat fleksibel. c. Memiliki toleransi terhadap data-data yang tidak tepat. d. Mampu memodelkan fungsi-fungsi nonlinier yang sangat kompleks. e. Dapat membangun dan mengaplikasikan pengalaman-pengalaman para pakar secara langsung tanpa harus melalui proses pelatihan. f. Dapat bekerjasama dengan teknik-teknik kendali secara konvensional. g. Didasarkan pada bahasa alami.

2 2.8 Operator-operator Fuzzy Logic Operator-operator yang umum digunakan didalam fuzzy logic adalah operator AND, OR, dan NOT. a. Operator AND (Interseksi) Pada sistem himpunan klasik, interseksi antara dua himpunan berisi elemenelemen yang berada pada kedua himpunan. Pada himpunan fuzzy, operator AND diperlihatkan dengan derajat minimum dari kedua himpunan. Operator AND pada himpunan fuzzy bekerja sesuai dengan himpunan klasik AND, yang menghasilkan nilai. Operator ini dapat dimodelkan sebagai berikut: µ(a AND B) = min(µ(a), µ(b)) b. Operator OR (Union) Pada himpunan fuzzy, operator OR diperlihatkan dengan derajat maksimum dari kedua himpunan. Operator OR pada himpunan fuzzy bekerja sesuai dengan himpunan klasik OR, yang menghasilkan nilai. Operator ini dapat dimodelkan menjadi: µ(a AND B) = ma(µ(a), µ(b)) c. Operator NOT (Negasi) Operator NOT himpunan fuzzy adalah negasi dari himpunan. Operator ini dapat dimodelkan menjadi: µ(not A) = - µ(a)

2 2.9 Fuzzy Rules Di dalam area Artificial Intelligence (machine intelligence) banyak cara dalam menggambarkan pengetahuan. Mungkin cara yang paling umum dalam menggambarkan pengetahuan manusia adalah dengan memodelkannya dalam bentuk ekspresi bahasa alami. IF premise (antecedent) THEN conclusion (consequent) Ekspresi diatas lebih dikenal dengan bentuk IF-THEN rule. Pembentukan sistem dengan ekspresi bahasa alami seperti diatas akan lebih mudah dipahami. 2. Defuzzifikasi Input dari proses defuzzifikasi adalah suatu himpunan fuzzy yang diperoleh dari komposisi aturan-aturan fuzzy, sedangkan output yang dihasilkan merupakan suatu bilangan pada domain himpunan fuzzy tersebut. Beberapa metode Defuzzifikasi antara lain (Sri Kusumadewi, 22, p97-p98) sebagai berikut: a. Metode Centroid (Composite Moment) Pada metode ini solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil titik pusat daerah fuzzy, Secara umum dirumuskan sebagai berikut: z = z.µ(z) dz / µ(z) dz atau z = z j. µ(z j ) / µ(z j ) z z j= j= n n

22 (µ) 35 4 45 5 55 6 65 7 Berat badan (kg) Gambar 2.5 Proses defuzzifikasi: Metode Centroid (Sumber: Sri Kusumadewi, 22, p97) Gambar 2.5 memperlihatkan metode centroid bekerja. Ada dua keuntungan mengg unakan metode centroid, yaitu: ) Nilai defuzzy akan bergerak secara halus sehingga perubahan dari suatu topologi himpunan fuzzy ke topologi berikutnya akan berjalan dengan halus. 2) Mudah dihitung. b. Metode Bisektor Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai separuh dari jumlah total nilai pada daerah fuzzy. Secara umum dituliskan : z p sedemikian hingga p Rn µ(z) dz = µ(z) dz R p c. Metode Mean of Maimum (MOM)

23 Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai rata-rata domain yang memiliki nilai keanggotan maksimum. d. Metode Largest of Maimum (LOM) Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terbesar dari domain yang memiliki nilai maksimum. e. Metode Smallest of Maimum(SOM) Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai terkecil dari domain yang memiliki nilai maksimum. 2. Reservoir Menurut Archen and Wal (986, p7) reservoir didefinisikan sebagai an accumulation of hydrocarbon in porous permeable sedimentary rocks. Reservoar dapat dikatakan sebagai penampang, dalam konteks ini batuan, yang mengandung hidrokarbon minyak bumi dan gas di dalamnya. Sifat-sifat batuan yang penting untuk analisa log adalah porositas, kejenuhan air, dan permeabilitas. Dengan dua parameter yang pertama banyaknya hidrokarbon di lapisan formasi dapat dihitung, sedangkan dengan parameter yang terakhir, dapat ditunjukkan pada tingkat mana hidrokarbon dapat diproduksi. a. Porositas Adalah bagian dari volume total batuan yang berpori atau bagian dari volume batuan yang tidak terisi oleh benda padat. b. Kejenuhan Air

24 Bagian dari ruang pori yang berisi air disebut kejenuhan air. Sisa bagian yang berisi minyak atau gas disebut kejenuhan hidrokarbon. Asumsi umum adalah bahwa reservoir mula-mula terisi air dan selang masa perubahan geologi, minyak atau gas yang terbentuk di tempat lain pindah ke formasi berpori, menggantikan air pada ruang pori yang lebih besar. Akan tetapi hidrokarbon pindahan ini tidak pernah bisa menggantikan semua air. Ada kejenuhan Air-sisa yang menunjukkan air yang tertinggal karena tegangan permukaan butiran, kontak butiran, dan di dalam celahcelah yang sangat kecil. c. Permeabilitas Adalah kemampuan mengalir cairan formasi. Ini merupakan pengukuran tingkatan dimana cairan akan mengalir melalui suatu daerah batuan berpori dibawah gradian tekanan yang tertentu. Permeabilitas sangat tergantung pada ukuran butiran dari batuan. Sedimen butiran besar dengan pori-pori besar mempunyai permebilitas tinggi, sedangkan batuan berbutir halus dengan pori-pori kecil dan alur yang berliku-liku mempunyai permeabilitas rendah. 2.2 Log Log adalah suatu grafik kedalaman (kadang-kadang waktu), dari satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara berkesinambungan di dalam sebuah sumur (Harsono, 995, p25). Log dihasilkan dari sebuah operasi logging, yakni proses pengambilan data dari suatu sumur. Pada saat ini log-log standar dalam menentukan volume atau kandungan minyak adalah:

25 a. Log Sinar Gamma (GR), Log ini menentukan letak lapisan permeabel. Atau menentukan pada ketinggian berapa dapat dinyatakan terdapatnya hidrokarbon minyak bumi dan gas. b. Log LLD (Log Laterolog), Log ini menentukan tingkat kejenuhan air dari suatu batuan reservoar. c. Log MSFL (Micro Spherically Focused Log), Log ini menentukan tingkat kejenuhan air dari suatu batuan reservoar. d. Log RHOB (Bulk Density), Log ini menentukan tingkat porositas atau volume batuan yang berpori. e. Log NPHI (Neutron Phorosity), Log ini menentukan tingkat porositas atau volume yang berpori. Perkiraan cadangan hidrokarbon untuk jenis minyak, jumlah barel ditempat adalah (Harsono, 995, p): N = 7.758.. ( S w ). h. A N = banyaknya minyak mula-mula ditempat dalam satuan stb = porositas efektif dalam % (diambil dari log RHOB dan log NPHI) S w = kejenuhan air mula-mula dalam % (diambil dari log LLD dan log MSFL) h = ketebalan interval produktif dalam satuan ft (diambil dari log GR) A = luas pengurasan dalam satuan acre ( acre=472 m 2 ) (diambil dari kajian geologi)