PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN HNO 3 DAN WAKTU KONTAK TERHADAP DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat

dokumen-dokumen yang mirip
ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT

DENGAN ASAM SITRAT: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN HCl. Ria Septiani Sinaga, Danar Purwonugroho*, Darjito

Adsorpsi Seng(II) Menggunakan Biomassa Azolla microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat. Mega Dona Indriana, Danar Purwonugroho*, Darjito ABSTRAK

ADSORPSI TEMBAGA(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Azolla microphylla DIESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT ABSTRAK ABSTRACT

ADSORPSITIMBAL(II) MENGGUNAKANBIOMASSA AzollamicrophyllaDIESTERIFIKASIDENGANASAMSITRAT

MODIFIKASI GUGUS AKTIF PERMUKAAN BIOMASSA Azolla microphylla MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Yulia Nur Isnaini, Danar Purwonugroho*, Rachmat Triandi Tjahjanto.

KARAKTERISTIK EKSTRAKSI FASA PADAT KOBALT(II) DAN NIKEL(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Azolla microphylla-silika DAN ELUEN LARUTAN HCl

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Cd(II) MENGGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGARUH PENAMBAHAN DOLOMIT TERHADAP KEKERASAN BAHAN BAKU PEMBUATAN KERAMIK DARI LUMPUR LAPINDO ABSTRAK ABSTRACT

Pengaruh ph dan Waktu Kontak pada Adsorpsi Zn(II) Menggunakan Kitin Terikat Silang Glutaraldehid

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI Ca 2+ MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

Optimasi Kondisi Penyerapan Ion Aluminium Oleh Asam Humat

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

EKSTRAKSI SILIKA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN METODE KONTINYU ABSTRAK ABSTRACT

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

EKSTRAKSI ALUMINA DALAM LUMPUR LAPINDO MENGGUNAKAN PELARUT ASAM KLORIDA

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan September

OPTIMASI EKSTRAKSI SILIKA DAN ALUMINA DARI LUMPUR SIDOARJO ABSTRAK ABSTRACT

Adsorpsi Pb 2+ dan Cu 2+ Menggunakan Kitosan-Silika dari Abu Sekam Padi

Angga Fahmi Rayendra, Sri Wardhani, Rachmat Triandi Tjahjanto ABSTRACT

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

3. Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

PENGARUH ph, DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Co(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

Herinda Sensustania, Rachmat Triandi Tjahjanto*, Danar Purwonugroho ABSTRAK ABSTRACT

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Larutan logam kromium yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari

9. Pembuatan Larutan Cr ppm Diambil larutan Cr ppm sebanyak 20 ml dengan pipet volumetri berukuran 20 ml, kemudian dilarutkan dengan

BIOSORPSI Cr(III) PADA BIOSORBEN SERAT SABUT KELAPA TERAKTIVASI AMONIUM HIDROKSIDA (NH 4

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014

Pengaruh ph Awal dan Konsentrasi Awal Larutan Metilen Biru pada Degradasi Larutan Metilen Biru menggunakan Fotokatalis TiO 2 bentonit

DAYA SERAP KULIT KACANG TANAH TERAKTIVASI ASAM BASA DALAM MENYERAP ION FOSFAT SECARA BATH DENGAN METODE BATH

Adsorpsi Pb 2+ dan Zn 2+ pada Biomassa Imperata cylindrica

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah cincau hijau. Lokasi penelitian

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

OPTIMASI TRANSPOR Cu(II) DENGAN APDC SEBAGAI ZAT PEMBAWA MELALUI TEKNIK MEMBRAN CAIR FASA RUAH

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

BAB III METODE PENELITIAN

KEGUNAAN KITOSAN SEBAGAI PENYERAP TERHADAP UNSUR KOBALT (Co 2+ ) MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

III. METODOLOGI PENELITIAN. di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

BAB 3 METODE PENELITIAN. Neraca Digital AS 220/C/2 Radwag Furnace Control Indicator Universal

I. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti

Info Artikel. Indonesian Journal of Chemical Science

ADSORPSI Pb (II) MENGGUNAKAN BIOMASSA GENJER (Limnocharis flava) ADSORPTION OF Pb (II) USING Limnocharis flava BIOMASS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

ADSORPSI ION TIMBAL (II) DENGAN ADSORBEN SLUDGE INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

LAMPIRAN A DATA HASIL PERCOBAAN

Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

4 Hasil dan Pembahasan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

BAB III METODE PENELITIAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

ADSORPSI ION LOGAM Zn (II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Chlorella sp. YANG DIIMOBILISASI PADA SILIKA GEL

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

Transkripsi:

KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol.1, No. 1, pp. 636-642, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 10 February 2015, Accepted 10 February 2015, Published online 11 February 2015 PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN HNO 3 DAN WAKTU KONTAK TERHADAP DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat Shofi Dwika Adha, Danar Purwonugroho*, Rachmat Triandi Tjahjanto Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax: +62-341-575835 Email: danar@ub.ac.id ABSTRAK Penelitian tentang desorpsi kadmium(ii) dari biomassa Azolla microphylla diesterfikasi dengan asam sitrat telah dilakukan. Tujuan dari penelitian ini yaitu menentukan konsentrasi larutan asam nitrat dan waktu kontak optimum terhadap desorpsi kadmium(ii). Esterifikasi biomassa dilakukan dengan mensuspensikan 5 gram biomassa Azolla microphylla 120 150 mesh ke dalam 50 ml larutan asam sitrat 0,80 M. Campuran biomassa-sitrat dikeringkan pada temperatur 60 C dan dilanjutkan dengan pemanasan pada temperatur 120 C selama 3,5 jam. Percobaan dilakukan dalam dua tahap, yaitu adsorpsi dam dsorpsi menggunakan sistem batch. Adsorpsi kadmium(ii) 100 mg/l dilakukan pada ph 6 selama 60 menit. Desorpsi dilakukan dengan variasi konsentrasi larutan asam nitrat dan variasi waktu kontak. Konsentrasi kadmium(ii) setelah adsorpsi dan desorpsi ditentukan menggunakan SSA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum untuk mendesorpsi kadmium(ii) terjadi pada konsentrasi larutan asam nitrat 1,0 M dan waktu kontak 60 menit dengan persentase desorpsi sebesar 99,27%. Kata kunci : Azolla microphylla, desorpsi, kadmium(ii) ABSTRACT Research about desorption of cadmium(ii) bound to Azolla microphylla biomass esterified by citric acid has done. The purpose of this research are to determine the concentration of nitric acid solution and contact time optimum for desorption of cadmium(ii). Esterified of biomass were done by mixing 5 gram of Azolla microphylla biomass of 120 150 into 50 ml 0,8 M citric acid solution. Biomass-citrate mixture was dried at 60 C followed by heating at 120 C for 3,5 hours. The research were going on two steps, they are adsorption and desorption using batch system. Adsorption of cadmium(ii) 100 mg/l were done at ph 6 for 60 minutes. Desorption were performed with variation of concentration and variation of contact time. The concentration of cadmium(ii) that was adsorpted and desorpted were determined using AAS. The result showed that the optimum condition of cadmium(ii) desorption occurred in the use of 1,0 M nitric acid solution and contact time during 60 minutes with desorption percentage of 99,27%. Keywords : Azolla microphylla, cadmium(ii), desorption PENDAHULUAN Kadmium(II) merupakan salah satu jenis ion logam berat yang dapat meracuni biota air dan jika terakumulasi dalam tubuh manusia akan berdampak buruk terhadap kesehatan [1, 2]. Pemanfaatan Azolla microphylla sebagai biomassa untuk mengadsorpsi kadmium(ii) telah dilakukan [3]. Modifikasi biomassa dengan asam sitrat, seperti yang dilakukan oleh Mao [4] menjelaskan bertambahnya gugus karboksil pada biomassa, dapat mendorong terjadinya 636

interaksi elektrostatik untuk memudahkan terjadinya pertukaran ion. Penelitian tentang adsorpsi kadmium(ii) menggunakan biomassa Azolla microphylla dimodifikasi dengan asam sitrat yang dilakukan oleh Nurfitriningsih [5] menyatakan bahwa kemampuan adsorpsi biomassa A.microphylla terhadap logam kadmium(ii) meningkat setelah dilakukan esterifikasi. Selain itu, Nurfitriningsih [5] juga melaporkan bahwa adsorpsi kadmium(ii) menggunakan biomassa Azolla micophylla teresterifikasi sangat dipengaruhi oleh ph. Adapun ph optimum larutan kadmium(ii) yang diperoleh adalah ph 6. Dengan adanya pengaruh tersebut, maka dimungkinkan kadmium(ii) yang terikat pada biomassa dapat dilepaskan kembali atau didesorpsi menggunakan agen pendesorpsi dengan ph rendah [6]. Pada dasarnya adsorpsi dan desorpsi merupakan proses kesetimbangan. Desorpsi ion logam oleh asam mineral melibatkan reaksi pertukaran ion antara ion H + dari asam dengan ion logam yang terikat pada gugus fungsi COO - pada adsorben [7]. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Deng, dkk [8], HNO 3 merupakan agen pendesorpsi yang paling efektif untuk mendesorpsi timbal(ii) dari biomassa alga Cladophora fascicularis dengan persentase recovery sebesar 85%. Hal ini dikarenakan interaksi elektrostatik gugus aktif biomassa dengan logam menurun pada ph rendah [6]. Selain konsentrasi agen pendesorpsi, waktu kontak juga berpengaruh terhadap adsorpsi kadmium(ii) menggunakan biomassa Azolla microphylla teresterifikasi [5]. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi larutan HNO 3 dan waktu kontak terhadap desorpsi kadmium(ii) yang terikat pada biomassa Azolla microphylla teresterifikasi. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman A.microphylla, CdCl 2.6H 2 O, HNO 3 (65 %, bj= 1,41 g/ml), NaOH, HCl (37 %, bj= 1,19 g/ml), AgNO 3, asam sitrat, indikator fenolptalein, dan akuades. Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah peralatan gelas umum, oven (Fisher Scientific 655F), timbangan (Ohaus), mortar, ayakan 120 mesh dan 150 mesh, pengaduk magnetik, ph indicator universal, pengocok listrik (Edmund SM 25), sentrifuge (Hittech EBAIII), dan spektrofotometer serapan atom (SHIMADZU AA 6800). 637

Prosedur Esterifikasi Biomassa Azolla microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat Bubuk biomassa Azolla microphylla sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam gelas kimia, ditambah dengan 50 ml larutan asam sitrat (C 6 H 8 O 7 ) 0,8 M dan diaduk menggunakan pengaduk magnetik selama 2 jam pada temperatur ruang (25±2 o C). Kemudian suspensi biomassa-sitrat dikeringkan dalam oven pada temperatur 60 o C dan temperatur oven dinaikkan menjadi 120 o C selama 3,5 jam. Biomassa teresterifikasi dicuci beberapa kali dengan akuades hingga ph filtrat sama dengan ph akuades. Biomassa teresterifikasi yang telah dicuci dikeringkan dalam oven pada temperatur 60 o C sampai berat konstan. Adsorpsi Kadmium(II) Adsorben biomassa teresterifikasi ditimbang sebanyak 0,1 g dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer yang berisi 25 ml larutan kadmium(ii) 100 mg/l ph 6. Kemudian dikocok menggunakan pengocok listrik 125 rpm selama 60 menit. Suspensi yang terbentuk dipisahkan dengan sentrifugasi pada kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh diencerkan 1 ml menjadi 10 ml dengan akuades ph 6 dan dimasukkan ke dalam botol sampel. Konsentrasi kadmium(ii) dalam supernatan ditentukan menggunakan SSA pada panjang gelombang 228,8 nm. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO 3 Adsorben Azolla microphylla teresterifikasi yang telah mengikat logam kadmium(ii) disaring dan dicuci menggunakan akuades sampai bersih. Azolla microphylla teresterifikasi yang sudah bersih dikeringkan dalam oven pada tempratur 60 C hingga didapatkan massa yang konstan. Selanjutnya dilakukan desorpsi logam kadmium(ii) yang terikat pada biomassa Azolla microphylla teresterifikasi dengan mensuspensikan biomassa yang telah kering ke dalam 25 ml larutan HNO 3 0,1 M. Larutan dikocok menggunakan pengocok listrik dengan kecepatan 125 rpm selama 60 menit. Suspensi yang terbentuk dipisahkan dengan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh diencerkan 1 ml menjadi 10 ml dengan akuades pada ph 6 dan dimasukkan ke dalam botol sampel. Konsentrasi kadmium(ii) dalam supernatan ditentukan menggunakan SSA. Perlakuan yang sama dilakukan untuk konsentrasi larutan HNO 3 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 M. 638

Pengaruh Waktu Kontak Adsorben Azolla microphylla teresterifikasi yang telah mengikat logam kadmium(ii) disaring dan dicuci menggunakan akuades. Azolla microphylla teresterifikasi yang sudah bersih dikeringkan dalam oven pada tempratur 60 C hingga didapatkan massa yang konstan. Selanjutnya dilakukan desorpsi logam kadmium(ii) yang terikat pada biomassa Azolla microphylla teresterifikasi dengan mensuspensikan biomassa yang telah kering ke dalam erlenmeyer yang berisi 25 ml larutan HNO 3 1 M. Larutan tersebut dikocok menggunakan pengocok listrik pada kecepatan 125 rpm selama 30 menit. Suspensi yang terbentuk dipisahkan dengan sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh diencerkan 1 ml menjadi 10 mldengan akuades pada ph 6 dan dimasukkan ke dalam botol sampel. Konsentrasi kadmium(ii) dalam supernatan ditentukan menggunakan SSA. Perlakuan yang sama dilakukan untuk waktu kontak selama 45, 60, 75, dan 90 menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO 3 Penentuan pengaruh konsentrasi larutan asam nitrat optimum dilakukan dalam dua tahap, yaitu adsorpsi dan desorpsi. Pada tahap adsorpsi, diperoleh persentase adsorpsi kadmium(ii) pada biomassa A.microphylla sebesar 44,82%. Berdasarkan Gambar 1 menunjukkan bahwa konsentrasi larutan asam nitrat berbanding lurus dengan persentase desorpsi kadmium(ii). Konsentrasi kadmium(ii) yang didesorpsi menggunakan agen pendesorpsi asam nitrat 0,1; 0,5; 1,0; 1,5; dan 2,0 M secara berturut-turut adalah 29,56 mg/l; 41,08 mg/l; 48,95 mg/l; 39,80 mg/l dan 39,20 mg/l. Hasil tersebut setara dengan persentase desorpsi berturut-turut yaitu 64,75%; 80,53%; 99,27%; 94,98%; dan 92,99%. Interaksi elektrostatik yang terjadi antara kadmium(ii) dengan gugus aktif Azolla microphylla teresterifikasi, dapat menyebabkan terjadinya reaksi pertukaran ion sehingga kadmium(ii) yang bermuatan positif dan terikat pada gugus aktif Azolla microphylla teresterifikasi yang bermuatan negatif ditukar dengan H + sehingga kadmium(ii) terlepas dan H + berikatan dengan gugus aktif Azolla microphylla teresterifikasi (-COO - ). Hasil desorpsi dengan konsentrasi larutan asam nitrat 1,0 M didapatkan nilai persentase yang paling tinggi, hal ini dapat disebabkan karena pada konsentrasi larutan asam nitrat yang lebih tinggi interaksi elektrostatik antara kadmium(ii) dengan biomassa lemah, sehingga terjadi reaksi pertukaran ion antara ion Cd 2+ dengan ion H +. Pada konsentrasi tersebut jumlah H + dari HNO 3 639

yang dapat melepas kadmium(ii) dari biomassa semakin banyak sehingga konsentrasi 1,0 M merupakan konsentrasi optimum untuk melepaskan kadmium(ii) dari biomassa Azolla microphylla teresterifikasi dengan persentase desorpsi sebesar 99,27%. Desorpsi (%) 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 0 0.5 1 1.5 2 2.5 Konsentrasi HNO3 (M) Gambar 1. Kurva hubungan antara konsentrasi larutan HNO 3 dan persentase desorpsi kadmium(ii) Pengaruh Waktu Kontak Penentuan pengaruh waktu kontak diperoleh hasil biomassa Azolla microphylla teresterifikasi mampu mengadsorpsi logam kadmium(ii) rata-rata dari tiga kali pengulangan sebanyak 48,10%. Pada tahap desorpsi, kadmium(ii) yang dapat dilepaskan dari biomassa Azolla microphylla teresterifikasi dapat meningkat dengan lamanya waktu kontak pengocokan. Konsentrasi kadmium(ii) yang didesorpsi dengan waktu kontak selama 30, 45, 60, 75, dan 90 menit secara berturut-turut adalah 23,99 mg/l; 32,40 mg/l; 48,95 mg/l; 35,51 mg/l dan 38,85 mg/l. Hasil tersebut setara dengan persentase desorpsi berturut - turut yaitu 54,01%; 59,18%; 99,27%; 81,23%; dan 81,71%. Lama waktu kontak antara agen pendesorpsi dengan biomassa sebanding dengan persentase desorpsi kadmium(ii) yang terlepas dari biomassa A.microphylla. Kemampuan desorpsi semakin meningkat dengan lamanya waktu kontak yang diberikan. Hal ini menjelaskan bahwa ion H + dari larutan HNO 3 sebagai pendesorpsi mempunyai waktu yang cukup untuk berintaksi dengan gugus fungsi negatif yang ada pada permukaan biosorben untuk menggantikan logam kadmium(ii) yang terlepas. Sementara itu, proses desorpsi dapat terjadi dengan cepat pada awal waktu kontak dengan kemampuan yang tinggi pada biomassa untuk berikatan dengan larutan pendesorpsi. Disamping itu, interaksi 640

elektrostatik antara ion logam dan permukaan biosorben yang terjadi merupakan salah satu kemungkinan terjadinya desorpsi secara cepat di awal waktu kontak. Terjadinya penurunan persentase desorpsi pada waktu kontak yang lebih lama dari 60 menit dimungkinkan tidak lagi terjadi kesetimbangan yang mengakibatkan terlepasnya ion H + yang sudah terikat pada biosorben. Desorpsi (%) 110 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 15 30 45 60 75 90 Waktu Kontak (menit) Gambar 2. Kurva hubungan antara waktu kontak dan persentase desorpsi kadmium(ii) Dengan demikian, berdasarkan kurva dan hasil uji statistik menunjukkan bahwa untuk mencapai jumlah kadmium(ii) yang terdesorpsi dengan optimum dibutuhkan waktu selama adalah 60 menit dengan persentase desorpsi yang didapatkan sebesar 99,27%. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa konsentrasi larutan HNO 3 dan waktu kontak optimum untuk desorpsi kadmium(ii) yang terikat pada biomassa Azolla microphylla teresterifikasi adalah 1,0 M selama 60 menit dengan persentase desorpsi sebesar 99,27%.. DAFTAR PUSTAKA 1. Mahbub A. M., 2012, Studi Ekstraksi Alginat dari Biomassa Rumput Laut Coklat (Sargassum cassifolium) sebagai Adsorben dalam Biosorpsi Ion Logam Cadmium, Skripsi, Program Studi Kimia, Universitas Indonesia, Depok. 2. Chen dan Klassen C. D., 2009, Cadmium Toxicty, Environmental Health Perspective. 641

3. Shandi D. A., Purwonugroho D., Wardhani S., Darjito, dan Chan D., 2011, Biosorption of Lead(II) and Cadmium(II) by Biomass of Azolla microphylla-silica in Continuous System, Student Journal, Universitas Brawijaya, Malang 4. Mao J., Won S. W., Choi S. B., Lee M. W., dan Yun Y. S., 2009, Surface Modification of the Corynebacterium glutamicum Biomass to Increase Carboxyl Binding Site for Basic Dye Molecules, Biochemical Engineering Journal, Elsevier, 46, 1 6. 5. Nurfitriningsih L. D. K., 2014, Adsorpsi Kadmium(II) menggunakan Biomassa Azolla microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat, Skripsi, Jurusan Kimia, Universitas Brawijaya, Malang. 6. Failani F., 2009, Penggunaan Biomassa yang Diamobilisasi pada Matriks Polisilikat Untuk Pengikatan Tembaga (II) dengan Metode Kolom, Skripsi, Jurusan Kimia, Universitas Brawijaya, Malang. 7. Vogel, 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro, edisi kelima, alih bahasa oleh L. Setiono dan A.H. Pudjaatmaka, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta. 8. Deng L., Su Y., Hua S., Wang X., dan Zhu X., 2007, Sorption and Desorption of Lead(II) from Wastewater by Green Algae Cladophora fascicularis, Jornal of Hazardous Materials, Science Direct, 143, 220 225. 642