Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Gerak Lurus

dokumen-dokumen yang mirip
Soal dan Pembahasan GLB dan GLBB

TUJUAN :Mahasiswa memahami konsep ilmu fisika, penerapan besaran dan satuan, pengukuran serta mekanika fisika.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Saran Perbaikan Validasi SARAN PERBAIKAN VALIDASI. b. Kalimat soal

BAB II KINEMATIKA GERAK LURUS. A. STANDAR KOMPETENSI : Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskrit (partikel).

PROFIL KESULITAN BELAJAR FISIKA POKOK BAHASAN KELISTRIKAN SISWA SMA DI KOTA SEMARANG

Pemahaman Konsep Hubungan antara Arah Gaya, Kecepatan dan Percepatan dalam Satu Dimensi pada Mahasiswa Calon Guru Fisika FKIP Universitas Tadulako

soal dan pembahasan : GLBB dan GLB

Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMA Lab-School Palu pada Materi Hukum Newton

Soal Gerak Lurus = 100

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

KINEMATIKA 1. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

Analisis Konsepsi Siswa Pada Konsep Kinematika Gerak Lurus

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 3 ISSN Kata Kunci: Berpikir Kritis; Kelistrikan

Analisis Kemampuan Siswa Mengubah Representasi dalam Physics Problem Solving Pada Siswa SMA Kelas X

ANALISIS PEMAHAMAN ARTI FISIS KONSEP HUKUM NEWTON MAHASISWA CALON GURU

dari gambar di atas diperoleh AO + BO = 150 km atau 150 km = 30km/jam.t + 45km/jam.t, sehingga diperoleh

LEMBAR PENILAIAN Teknik Penilaian dan bentuk instrumen Bentuk Instrumen. Portofolio (laporan percobaan) Panduan Penyusunan Portofolio

GLB - GLBB Gerak Lurus

ANALISIS MULTIMODAL REPRESENTASI MAHASISWA CALON GURU PADA PEMAHAMAN KONSEP LISTRIK DINAMIS

Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Konsep Mekanika di SMA Negeri 5 Palu

BAB KINEMATIKA GERAK LURUS

Xpedia Fisika. Kinematika 01

Syamsinar Prodi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM. 9

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH VEKTOR YANG DIREPRESENTASIKAN DALAM KONTEKS YANG BERBEDA PADA MAHASISWA CALON GURU FISIKA

Untuk SMA dan MA Kelas X GERAK LURUS LKPD. Nama : Kelas :

USAHA, ENERGI & DAYA

S M A 10 P A D A N G

BAB III GERAK LURUS. Gambar 3.1 Sistem koordinat kartesius

KISI KISI UJI COBA SOAL

SMP kelas 8 - FISIKA BAB 1. GERAKLatihan Soal m. 50 m. 100 m. 150 m

BAB KINEMATIKA DENGAN ANALISIS VEKTOR

BAB USAHA DAN ENERGI I. SOAL PILIHAN GANDA

Bab. Gerak Lurus. A. Gerak, Jarak, dan Perpindahan B. Kelajuan dan Kecepatan C. Percepatan D. Gerak Lurus Beraturan E. Gerak Lurus Berubah Beraturan

Doc. Name: XPFIS0201 Version :

Peran Pendidik dan Ilmuwan dalam Menghadapi MEA. Analisis Kesulitan Belajar Ipa Materi Gerak Pada Siswa Kelas VII MTs Sunan Ampel

PETUNJUK UMUM Pengerjaan Soal Tahap II Semifinal Diponegoro Physics Competititon Tingkat SMA

ANALISIS KOHERENSI KONSEP HUKUM NEWTON PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PALU

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA

DESKRIPSI KONSEPSI SISWA SMA TENTANG RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

Gambar 3.1: Dua batu yang dijatuhkan dari ketinggian yang sama dan dalam waktu yang sama.

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 4 No. 4 ISSN

Kemampuan Siswa dalam Menganalisis Soal Uraian Listrik Statis di SMPN 2 Kasimbar

LEMBAR JUDGEMENT INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN KOGNITIF MATERI GERAK DENGAN MULTIREPRESENTASI.

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG

KONSISTENSI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH FISIKA UNTUK URUTAN PERTANYAAN TERMODIFIKASI

ANTIREMED KELAS 10 FISIKA

Besaran Dasar Gerak Lurus

Pengembangan Alat Praktikum Sederhana Konsep Listrik Magnet untuk Siswa SMP Daerah Terpencil

Kumpulan Soal UN Fisika Materi Usaha dan Energi

Kata Kunci: startegi, konflik kognitif, dan perubahan konsep

Analisis Konsistensi Respon Siswa SMA terhadap Tes Representasi Majemuk dalam Pembelajaran Fisika Materi Gerak Lurus

Analisis Pemahaman Siswa Tentang Momen Inersia pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Biromaru

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

Analisis Pemahaman Konsep Magnet Mahasiswa Calon Guru Fisika

Gerak dalam Satu Dimensi

Penerapan Problem Solving Menggunakan Strategi Heuristik Terhadap Pemahaman Konsep Tentang Kalor Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 4 Palu

KINEMATIKA. Fisika Dasar / Fisika Terapan Program Studi Teknik Sipil Salmani, ST., MS., MT.

MATERI PEMAHAMAN GRAFIK KINEMATIKA

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

[KINEMATIKA GERAK LURUS]

Antiremed Kelas 8 Fisika

LATIHAN USAHA, ENERGI, IMPULS DAN MOMENTUM

Latihan Soal Gerak pada Benda dan Kunci No Soal Jawaban 1 Perhatikan gambar di bawah ini!

GERAK PARABOLA. Nama Kelompok : Kelas : Anggota Kelompok : Semester/ tahun Ajaran : A. Petunjuk Belajar

Usaha Energi Gerak Kinetik Potensial Mekanik

Penerapan Model Pembelajaran Creative Problem Solving Untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X MIPA4 SMA Negeri 5 Palu

Analisis Miskonsepsi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Menggunakan Certainty Of Response Index (CRI) Pada Konsep Gaya

KINEM4TIK4 Tim Fisika

PEMBAHASAN SOAL UJIAN NASIONAL SMA MATA PELAJARAN FISIKA TAHUN 2016/2017

Pengembangan Modul Praktikum Mekanika Model Inkuiri

BAB I PENDAHULUAN. hukum newton, baik Hukum Newton ke I,II,ataupun III. materi lebih dalam mata kuliah fisika dasar 1.Oleh karena itu,sangatlah perlu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif. Menurut

Mahasiswa memahami konsep gerak parabola, jenis gerak parabola, emnganalisa dan membuktikan secara matematis gerak parabola

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 1 No. 4 ISSN : Model, SETS, Listrik Statis, Hasil Belajar

ANALISIS STRUKTUR KOGNITIF MAHASISWA PADA KONSEP HUKUM NEWTON

FISIKA KINEMATIKA GERAK LURUS

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM MENGGUNAKAN KIT IPA FISIKA DI SMP SE-KECAMATAN SOJOL KABUPATEN DONGGALA

BAB III METODE PENELITIAN. dalam Menyelesaikan Masalah Matematika ditinjau dari Kemampuan Matematika

ANALISIS KESULITAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH FISIKA MENURUT POLYA

Fisika Umum (MA-301) Gerak Linier (satu dimensi) Posisi dan Perpindahan. Percepatan Gerak Non-Linier (dua dimensi)

Kinematika Gerak KINEMATIKA GERAK. Sumber:

Kegiatan Belajar 3 MATERI POKOK : JARAK, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

Antiremed Kelas 8 Fisika

Fisika Umum (MA301) Gerak dalam satu dimensi. Kecepatan rata-rata sesaat Percepatan Gerak dengan percepatan konstan Gerak dalam dua dimensi

K13 Revisi Antiremed Kelas 10 FISIKA

BAB iv HUKUM NEWTON TENTANG GERAK & PENERAPANNYA

Jurnal Pendidikan Fisika Tadulako (JPFT) Vol. 5 No. 2 ISSN

RPP 1: Besaran Gerak. RPP 2: GLB dan GLBB. RPP 3: Ticker Timer. RPP 4: Gerak Vertikal

Mahasiswa memahami konsep tentang gerak lurus beraturan dan gerak lurus berubah beraturan

Pengaruh Model Problem Based Learning Menggunakan Simulasi Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Gerak Lurus Kelas VII MTs Bou

GERAK PADA GARIS LURUS

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini (minggu 2) Gerak Linier (satu dimensi) Gerak Non-Linier (dua dimensi)

Anggraini Gandung Sugita Program Studi Pendidikan MatematikanUniversitas Tadulako Nia Kurniadin SMP Al-Azhar Palu. Abstrak

KINEMATIKA GERAK LURUS

Antiremed Kelas 11 FISIKA

Makalah Fisika Dasar tentang Gerak Lurus BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kanti Sariati Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Purworejo. Abstrak

STRUKTURISASI MATERI Gerak lurus

Transkripsi:

Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Gerak Lurus Ni Luh Yesi Andriani, Darsikin dan Amiruddin Hatibe Email: Yesiniluh@gmail.com Program Studi Pendidikan Fisika. FKIP, Universitas Tadulako Jl. Soekarno Hatta KM.9, Kampus Bumi Tadulako TondoPalu Sulawesi Tengah Penelitian ini bertujuan mengetahu yang dialami, penyebab dan solusi untuk mengatasi siswa SMA Negeri 4 Palu. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Subjek penelitian berjumlah 31 orang yang dipilih berdasarkan pertimbangan peneliti. Berdasarkan hasil pengolahan data hasil penelitian diperoleh kesuliatan pada tahap I sebesar 19,98%, pada tahap II sebesar 65,78%, tapah III sebesar 94,81%, dan pada tahap IV sebesar 99,34%. Adapun penyebabnya pada tahap I penyebab yaitu siswa tidak memahami soal dan tidak dapat menterjemahkan/mengubah soal kedalam bentuk rumus atau bentuk matematika sehingga tidak dapat menulis apa yang diketahui dan ditanyakan, (2) pada tahap II siswa yaitu siswa tidak mengetahui rumus-rumus yang tepat digunakan untuk menghitung dan tidak dapat menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari,(3) pada tahp III siswa yaitu siswa tidak dapat membentuk sistematika atau penyelesain soal dengan proses perhitungn secara benar dan bertahap. (4) pada tahap IV nya yaitu siswa tidak mengecek ulang setiap langkah penyelesaian soal dan jawaban yang diperolehnya dengan alasan kekurangan waktu dan karna tidak tahu penyelesaiannya. Solusi untuk mengatasi kesilitan siswa yaitu dengan pengajaran remedial. Kata Kunci: Analisis, Kesulitan Siswa, Gerak Lurus, dan Deskriptif. I. PENDAHULUAN Kesulitan belajar di sebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Mengatasi belajar bukanlah sesuatu yang sederhana, tidak cukup hanya dengan mengetahui taraf kecerdasan dan kemandirian siswa saja, tetapi perlu menyediakan prasarana yang memadai untuk penanganan remediasi. Penyelidikan-penyelidikan yang dapat dilakukan untuk mengetahui belajar siswa adalah dengan mengadakan observasi, interview, tes diagnostik,dan memanfaatkan dokumentasi [1]. Menyelesaikan masalah dalam fisika, diperlukan langkah-langkah yang sistematis agar proses penyelesaiannya mudah dan terarah. Pemecahan masalah merupakan suatu cara belajar yang dianggap efisien dalam usaha untuk mencapai tujuan pengajaran, salah satunya dengan heuristik pemecahan masalah menurut Polya. Berdasarkan pendapat [2] Polya menyajikan teknik pemecahan-pemecahan masalah yang tidak hanya menarik, tetapi juga dimaksudkan untuk meyakinkan konsepkonsep yang dipelajari selama belajar matematika. Teknik/strateginya disebut Heuristik (memberi kesempatan menemukan), merupakan strategi yang membantu dalam menyelesaikan soal-soal matematika. Dengan diketahuinya jenis yang dihadapi siswa, maka guru dapat memberikan langkah dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengatasi belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Sangatlah penting mengetahui siswa dalam mengerjakan soal-soal fisika agar guru dapat memberikan langkah dengan menggunakan metode pembelajaran yang dapat mengatasi belajar siswa yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa [3]. Berdasarkan permasalahan di atas, adapun rumasan masalahnya yaitu pertama bagaimana yang dialami siswa, kedua apa yang menyebabkan siswa, dan ketiga yaitu bagaimana solusi untuk mengatasi siswa tersebut. Maka penulis melakukan penelitian, dengan tujuan untuk mengetahui yang dialami siswa, penyebab siswa dan solusi untuk mengatasi siswa. Fokus penelitian kali ini adalah kemampuan pemecahan masalah siswa kelas X MIA 7 khususnya pada materi Gerak Lurus. Materi yang dimaksudkan adalah materi gerak lurus berubah beraturan (GLBB). II. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pendekatan kualitatif dimana data diambil berdasarkan fakta-fakta yang 36

diperoleh dilapangan. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA 4 Palu pada kelas X MIA 7. Responden yang terlibat untuk memperoleh data-data diambil berdasarkan persetujuan dari siswa-siswi kelas X MIA 7 dalam penelitian ini berjumlah 6 orang. Pemilihan keenam responden ini ini berdasarkan tingkat kemampuan siswa dalam memecahkan masalah yang dibagi menjadi 3 kategori yaitu 2 kategori tinggi, 2 kategori sedang dan 2 kategori rendah dalam kelompok. Pemilihan responden ini bertujuan untuk dapat memperoleh data yang dapat mencakupi keragaman kemampuan yang dimiliki siswa. Penelitian ini dilakukan dengan meberikan tes esai pemecahan masalah yang telah divaidasi sebelumnya oleh dosen yang bertindak sebagai validator ahli. Tes esai ini terdiri dari lima soal. Penentuan skor atas jawaban subjek penelitian di lihat berdsarkan kreteria penilaian berdasarkan rubrik peneilaian secara terperinci diuraikan sebagai berikut. I. Tahap pertama : pemahaman soal 25 = Memahami soal dengan baik 10 = Tidak mengindahkan syarat - syarat soal/cara interpretasi soal kurang tepat 0 =Tidak memahami soal/tidak ada jawaban II. Kedua: Perencanaan strategi penyelesaian soal 25 = Menggunakan beberapa strategi yang benar dan mengarah pada jawaban yang benar pula 20 = Menggunakan satu strategi tertentu tetapi mengarah pada jawaban yang salah 10 = Strategi yang dijalankan kurang relevan 0 = Tidak ada rencana strategi penyelesaian III. Pelaksanaan rencana strategi penyelesaian 40 = Menggunakan prosedur tertentu yang benar dan hasil benar 30 = Menggunakan satu prosedur tertentu yang benar tetapi salah dalam menghitung 20 = Menggunakan satu prosedur tertentu yang mengarah kepada jawaban yang benar 10 = Ada penyelesaian, tetapi prosedur tidak jelas 0 = Tidak ada penyelesaian sama sekali IV. Pengecekan jawaban 10 =Pengecekan terhadap proses dan jawaban 5 = Pengecekan hanya pada prosesnya 5 =Pengecekan hanya pada jawaban (perhitungan) 0 = Tidak diadakan pengecekan jawaban Setelah skor jawaban siswa diperoleh, selanjutnya dilakukan deskripsi terhadap hasil analisa data. Deskripsi dilakukan dalam tiga tahapan. Tahapan pertama adalah deskripsi mengenai besar yang dialami siswa per butir soal. Tahapan kedua yaitu adalah deskripsi yang dilakukan berdasarkan besarnya yang dialami siswa pada keseluruhan butir soal menurut tahapan Polya. Ketiga menghitung persentasi siswa berdasarkan pedoman penafsiran data [4]. Kreterian penafsiaran data yang diperlihatkan pada Tabel 2.1. Tabel 1 Pedoman Penafsiran Data Persentase Kriteria 0 % Tidak ada 1 % - 25 % Sebagian kecil 26 % - 49 % Hampir setengahnya 50 % Setengahnya 51 % - 75 % Sebagian besar 76 % - 99 % Pada umumnya 100 % Seluruhnya III. Hasil Penelitian Setelah data diperoleh dari sampel penelitian selanjutnya dilakukan analisis terhadap data hasil penelitian tersebut, sehingga memberikan gambaran mengenai permasalahan yang diteliti, untuk itu perlu dilakukan analisis terhadap data hasil penelitian. Setelah memeriksa hasil tes pemecahan masalah terhadap 31 subjek penelitian, peneliti kemudian mengelompokan hasilnya. Adapun pengelompokannya yakni kategori tinggi ada 6 responden, kategori sedang ada 18 responden dan rendah ada 7 responden. Dari hasil yang diperoleh dipilih 2 responden kategori tinggi, 2 sedang dan 2 rendah sesui dengan persetujuan responden yang selanjutnya akan diwawancarai untuk melengkapi data yang tidak terungkap melalui tes tertulis. 37

Penggolongan siswa kedalam kategori tinggi, sedang dan rendah di dapatkan dengan cara dengan terlebih dahulu menghitung jumlah skor rata-rata dan standar deviasi. Skor rata-rata yang diperoleh adalah 63,48 dan standar deviasi adalah 7,46. Setelah peneliti mengelompokan siswa berdasarkan persentasi pada butir soal sesui tahapan polya. Kemudian peneliti mengelompokan siswa berdasarkan persentasi jumlah siswa yang pada setiap tahapan dari soal. Data disajikan dalam Tabel 3.1. Tabel 2.Analisis Persentasi Pemecahan Masalah Siswa Keseluruhan Tahap Polya Pemahaman Soal Rencana Penyelesaian Pelaksanaan Rencana Peninjauan Kembali Nomor 1 2 3 4 5 % 3.23 22.58 6.45 16.13 45.16 18.71 32.26 93.55 38.71 77.42 100 68.39 93.55 100 90,32 100 100 78.71 96.77 96.77 100 100 100 98.71 Penapsiran Data Sebagian kecil Sebagian besar Pada umumnya Pada umumnya Gambar 1. Persentasi Kesullitan Siswa Berdasarkan Penapsiran Data 1. Kesulitan Setiap Tahap Pemecahan Masalah Menurut Heuristik Polya 1) Untuk Nomor 1 Soal nomor 1 membahas tentang berapa besar perlambatan yang dialami mobil apabila pada mulanya mobil bergerak dengan kelajuan 30 m/s kemudian mengurangi kelajuannya hingga berhenti setelah 10 sekon. Pada tahap I yaitu pemahaman soal, siswa harus dapat menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dengan tepat dan sesuai. Pada tahap ini terdapai 1 dari 30 responden yang, artinya sebagian kecil siswa tidak memahami masalah atau soal Nomor 1 dengan baik. Rata-rata persentasinya mencapai 3,22%. Pada tahap II yaitu rencana penyelesaian, siswa harus dapat menuliskan definisi, rumus yang digunakan, dan rencana penyelesaian soal tes. Pada tahap ini terdapat 10 dari 31 responden yang. Dengan rata-rata persentasi mencapai 32,25%, artinya hampir setengahnya siswa. Berikut kutipan jawaban responden pada Gambar 1. Gambar 2. kutipan jawaban responden Adanya pada tahap perencanaan disebabkan oleh bingungnya mereka menentukan rumus yang akan digunakan. Pada tahap III yaitu pelaksanaan rencana penyelesaian terdapat 29 dari 31 responden yang mengami, dengan rata-rata persentasi mencapai 93,54%. Berdasarkan penafsiran data tahap III pada umumnya, ini disebabkan karena siswa tidak mampu menyelesaikan salah satu masalah pada soal dengan langkah-langkah penyelesaian masalah dan perhitungan yang kurang tepat dan benar, ini dapat dilihat pada kutipan jawaban gambar 3.1 tadi. Tetapi sebagian siswa ada yang mampu menyusun rencana strategi penyelesaian masalah dan mengarah kepada salah satu jawaban yang benar, walaupun langkah - langkah penyelesaian masalah tersebut ada kekeliaruan atau kurang tepat. Sedangkan pada tahap IV yaitu peninjauan kembali adapun siswa tidak melakukan peninjauan yaitu 30 dari 31 responden. Persentasi permaslahanya mencapai 96,77%, berdasarkan penafsiran data pada umumnya siswa tidak melakukan peninjauan kembali terhadap jawaban. 38

2) Untuk Nomor 2 Soal nomor 2 membahas tentang berapa besar percepatan yang dialami benda melalui gambar grafik, dimana dalam gambar grafik terlihat kecepatan awal benda 4 m/s dengan selang waktu 5 s kecepatan benda mencapai 12m/s. Dalam penelitian pada tahap I banyaknya siswa yang yaitu 7 dari 31 responden. Nilai rata-rata responden mencapai 22,58%, artinya sebagian kecil. Ini menandakan bahwa siswa tersebut kurang memahami soal. Selain itu pada tahap II terdapat 29 responden yang, dengan persentasi mencapai 93,54%. Ini berarti pada umumnya siswa pada tahap ini. Kutipan jawaban dapat dilihat seperti Gambar 3: Gambar 3. kutipan jawaban responden Siswa yang membuat kekeliruan seperti di atas, menunjukkan bahwa mereka tidak mereka susun dan tidak ada pemahaman soal. Bahkan pada tahap III rata-rata persentasi nya mencapai 100%, siswa tidak mampu menyelesaikan salah satu masalah yang diajukan pada soal dengan langkah-langkah penyelesaian masalah dan perhitungan yang kurang tepat dan benar. Sisanya, ada siswa yang menyusun rencana penyelesaian masalah dan sedikit mengarah kepada salah jawaban tetapi langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut kurang tepat. Dan pada tahap IV persentasinya mencapai 100% artinya pada umumnya siswa tidak melakukan pengecekan jawaban. Temuan di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada pemecahan masalah tentang gerak lurus berubah beraturan masih rendah. Salah satu penyebab dari hal ini adalah kemampuan pemahaman bahasa yang kurang. Penyebab lain adalah kurangnya minat siswa mengulang pelajaran tentang pemecahan masalah dan biasanya pada saat ujian siswa hanya bergantung dengan jawaban teman. Berkaitan dengan hal ini, pengembangan pemecahan masalah terus ditingkatkan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mempelajari belajar yang dialami oleh siswa. 3) Untuk Nomor 3 Soal nomor 3 membahas tentang berapa jarak yang ia tempuh oleh pengendara sepeda apabila ia mengayun sepedanya ke puncak bukit dan ia mencapai puncak bukit dengan kelajuan 4,5 m/s. selanjutnya, ia menuruni bukit dengan percepatan 0,40 m/s 2 selama 12 sekon. Pada tahap I persentasi nya mencapai 6,4516% siswa tidak mampu melanjutkan rencana penyelesaian masalah setelah mereka menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal. Banyaknya siswa yang yaitu 2 dari 31 siswa. Pada tahapan II terdapat 29 dari 31 responden yang, dengan persentasinya mencapai 38,7096% siswa yang membuat rencana penyelesaian masalah yang tidak jelas, yaitu seperti Gambar 4 : Gambar 4. kutipan jawaban responden Siswa yang membuat kekeliruan seperti di atas, menunjukkan bahwa mereka tidak mereka susun. Bahkan pada tahap ketiga terdapat responden yang dengan presentai mencapai 90,3225%. Pada tahap ini siswa tidak mampu menyelesaikan salah satu masalah yang diajukan pada soal dengan langkah-langkah penyelesaian masalah dan perhitungan yang tepat dan 39

benar. Sisanya, terdapat siswa yang mampu menyusun rencana penyelesaian masalah dan mengarah pada jawaban yang tepat (gambar 5): Gambar 5. kutipan jawaban responden Dan pada tahap keempat yaitu 100% pada umumnya siswa tidak melakukan pengecekan jawaban. Salah satu penyebab dari hal ini adalah kemampuan pemahaman bahasa yang kurang. Penyebab lain adalah kurangnya minat siswa mengulang pelajaran tentang pemecahan masalah dan biasanya pada saat ujian siswa hanya bergantung dengan jawaban teman. Berkaitan dengan hal ini, pengembangan pemecahan masalah terus ditingkatkan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mempelajari belajar yang dialami oleh siswa. 4) Untuk Nomor 4 Soal nomor 4 membahas tentang berapa kelajuan bola saat menyentuh tanah apabila bola dilepas dari atap sebuah gedung, dengan menghitung waktunya menggunakan stopwatch dari pertama dijatuhkan sampai ditanah yaitu 3 s. Pada tahap I terdapat 5 responden yang dengan persentasi mencapai 16,12% siswa tidak mampu melanjutkan rencana penyelesaian masalah setelah mereka menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal. Selain itu pada tahap II terdapat 24 responden yang dari 31 siswa dengan persentasi 77,41% siswa yang membuat rencana penyelesaian masalah yang tidak jelas, yaitu seperti gambar 7: Gambar 7. kutipan jawaban responden Siswa yang membuat kekeliruan seperti di atas, menunjukkan bahwa mereka tidak mereka susun. Bahkan pada tahap ketiga yaitu 100% siswa tidak mampu menyelesaikan salah satu masalah yang diajukan pada soal dengan langkah-langkah penyelesaian masalah dan perhitungan yang tepat dan benar. Sisanya, siswa mampu menyusun rencana penyelesaian masalah dan mengarah kepada jawaban,tetapi langkahlangkah penyelesaian masalah tersebut kurang tepat sebagai berikut (gambar 6): Gambar 6. kutipan jawaban responden Dan pada tahap keempat yaitu 100% pada umumnya siswa tidak melakukan pengecekan jawaban. Temuan di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada pemecahan masalah tentang gerak lurus berubah beraturan masih rendah. Penyebab lainnya adalah kurangnya minat siswa mengulang pelajaran tentang pemecahan masalah dan biasanya pada saat ujian siswa hanya bergantung dengan jawaban teman. Berkaitan dengan hal ini, pengembangan pemecahan masalah terus ditingkatkan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mempelajari belajar yang dialami oleh siswa. 5) Untuk Nomor 5 Soal nomor 5 membahas tentang berapa waktu yang diperlukan batu untuk mencapai ketinggian maksimum, apabila batu yang bermassa 200 gram dilempar lurus keatas dengan kecepatan awal 50 m/s dengan percepatan gravitasi ditempat tersebut adalah 10 m/s 2 dan gesekan udara diabaikan Pada tahap I terdapat 14 responden yang pada tahap ini, dan persentasinya mencapai 45,1612% siswa tidak mampu melanjutkan rencana penyelesaian masalah setelah mereka menulis apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal. Selain itu 40

pada tahap II terdapat 100% siswa yang membuat rencana penyelesaian masalah yang tidak jelas, yaitu seperti gambar 8 : Gambar 8. kutipan jawaban responden Siswa yang membuat kekeliruan seperti di atas, menunjukkan bahwa mereka tidak mereka susun. Bahkan pada tahap ketiga yaitu 100% siswa tidak mampu menyelesaikan salah satu masalah yang diajukan pada soal dengan kekeliaruan dalam langkah-langkah penyelesaian masalah dan perhitungan yang tepat dan benar. Sisanya, adapun siswa mampu menyusun rencana penyelesaian masalah dan mengarah kepada salah satu jawaban, tetapi langkah-langkah penyelesaian masalah tersebut kurang tepat. Dan pada tahap keempat yaitu 100% pada umumnya siswa tidak melakukan pengecekan jawaban. Temuan di atas menunjukkan bahwa pemahaman siswa pada pemecahan masalah tentang gerak lurus berubah beraturan masih rendah. Salah satu penyebab dari hal ini adalah kemampuan pemahaman bahasa yang kurang. Penyebab lain adalah kurangnya minat siswa mengulang pelajaran tentang pemecahan masalah dan biasanya pada saat ujian siswa hanya bergantung dengan jawaban teman. Berkaitan dengan hal ini, pengembangan pemecahan masalah terus ditingkatkan. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mempelajari belajar yang dialami oleh siswa. Dari kelima soal tersebut dapat dilihat hasil pemecahan masalah menurut Heuristik Polya yaitu terbesarnya terdapat pada soal nomor 5 yaitu soal tenang gerak vertikal keatas. Terlihat pada soal ini jelas bahwa dari segi pemahaman, perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan kembali yang dialami siswa lebih besar dibandungkan dengan soal yang lain. IV. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data terhadap hasil tes soal bentuk esai pada pokok bahasan gerak lurus pada materi GLBB dapat disimpulkan bahwa penyebab siswa SMA kelas X dalam menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan materi Gerak Lurus ditinjau dari setiap langkah penyelesaian polya yaitu pada tahap I siswa tidak memahami soal sehingga siswa yang tidak dapat menterjemahkan atau mengubah soal ke dalam bentuk matematika menyebabkan siswa tidak bisa menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dalam soal. Pada tahap II siswa tidak mengetahui rumus-rumus yang tepat yang harus digunakan untuk menghitung dan siswa tidak dapat menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya. Pada tahap III siswa tidak dapat membentuk sistematika soal yang lebih baku dan tidak dapat melaksanakan proses perhitungan secara benar dan bertahap. Sedangkan pada tahap IV menurut wawancara yang dilakukan alasan siswa tidak mengecek jawaban yakni karena kehabisan/kekurangan waktu dan karena merasakan kebingungan atau siswa merasa yakin dengan jawabannya. DAFTAR PUSTAKA [1] Rusilowati, A. (2007). Diagnosis Kesulitan Belajar Fisika Siswa SD, SMP dan SMA dengan teknik general diagnostic dan analytic diagnostik. Prosiding Seminar [2] Ruseffendi, E.T (1991). Pengantar kepada Membantu Guru Mengem-bangkan Kompetensinya dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito [3] Suryanti (2008) dalam Wijayanti, P.I., Mosik,Hindarto, N., 2010, Eksplorasi Kesulitan belajar Melalui Pembelajaran Inkuiri Terbimbing 2010, IKIP PGRI Semarang. [4] Musiri 2000. Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan Soal-soal Fisika pada Pokok Bahasan Rangkaian Arus Listrik Searah dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Menurut Teori G. Polya (Skripsi). Bandung: FPMIPA UPI Bandung. 41