PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2)

dokumen-dokumen yang mirip
Pasal 88 s.d pasal 98 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

SISTEM PENGUPAHAN DI INDONESIA

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

Upah Hak pekerja/buruh uang imbalan termasuk tunjangan

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG PERATURAN DIREKTUR NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN TEORI

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP.102 /MEN/VI/2004 TENTANG WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

MAKALAH HUKUM KETENAGAKERJAAN KETIDAKSUAIAN PENGUPAHAN KERJA LEMBUR

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III UPAH MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PEMBAYARAN UPAH PASAL 88 UUK : BAHWA TIAP PEKERJA/BURUH BERHAK MEMPEROLEH PENGHASILAN YANG MEMENUHI PENGHIDUPAN YANG LAYAK BAGI KEMANUSIAAN

TINJAUAN PUSTAKA. Peran menurut Soerjono Soekanto (1982 : 60) adalah suatu sistem kaidah kaidah yang berisikan

PENGUPAHAN YANG MELINDUNGI PEKERJA/BURUH. SUNARNO,SH. MHum Dosen Fakultas Hukum UNISRI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

Pengupahan BAB Peraturan tentang Upah

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

KEPMEN NO. 234 TH 2003

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG PERLINDUNGAN UPAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TRANSKIP WAWANCARA PENELITIAN KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA, STUDI ANALISIS : PERATURAN PEMERINTAH NO.78 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI PAPUA NOMOR 238 TAHUN 2006 TENTANG PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH SEKTORAL PROVINSI PAPUA

BAB I PENDAHULUAN. DI HARI LIBUR DI PT. MATAHARI PUTRA PRIMA Tbk (HYPERMART) BANDUNG DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG NOMOR 13

SISTEM PERLINDUNGAN UPAH DI INDONESIA

CV. WARNET FAUZAN TANGERANG

BAB IV REGULASI UPAH MINIMUM SEKTOR PERKEBUNAN (UMSP) DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI MALUKU UTARA NOMOR 167/KPTS/MU/2006 TENTANG

PENGUPAHAN BURUH KONSTRUKSI DALAM PERSPEKTIF HUKUM KETENAGAKERJAAN

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM PENGATURAN TUNJANGAN HARI RAYA MENURUT PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN

MENTER! TENAGA KERJA DAN T SMIGRASI KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 102/MENNI/2004 TENTANG

UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAAN

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

BAB III KEBIJAKAN PENGUPAHAN DI INDONESIA. A. Perumusan Kebijakan Upah Buruh di Indonesia

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PAPUA KEPUTUSAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 560/382/TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA TAHUN 2017

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 1997/73, TLN 3702]

WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR DI PERUSAHAAN MENURUT HUKUM POSITIF

KEPMEN NO. 234 TH 2003

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1981 NOMOR 8

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 561.4/78/2006 TENTANG

KATA PENGANTAR. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Dr.Gatot Hari Priowirjanto

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NO. 08 TH 1981

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

BAB II KERANGKA TEORI

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Penjelasan Mengenai Sistem Ketenagakerjaan di Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III TINJAUAN TEORITIS. nomor 13 tahun 2003 disebutkan bahwa kesejahteraan pekerja/buruh

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-2- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1981 tentang Perlindungan Upah perlu disesuaikan dengan kebutuhan dan tuntutan keadaan. Oleh karena itu, Peratu

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

d. bahwa untuk itu, perlu ditetapkan dengan Peraturan Menteri. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA Nomor : Per-01/IVIEN/1999 UPAH MINIMUM

A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

SURAT PERJANJIAN KERJA

BAB III TINJAUAN TENTANG KETENAGAKERJAAN. dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, bahwa ketenagakerjaan adalah segala

Pada hari ini, tanggal bulan tahun. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK PERTAMA ( PERUSAHAAN)

KEPMEN NO. 231 TH 2003

MAKALAH HUKUM PERBURUHAN DAN KETENAGAKERJAAN UPAH PEKERJA DI PERUSAHAAN SWASTA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PREDISEN REPUBLIK INDONESIA,

Hukum Ketenagakerjaan

187 TAHUN 2009 PENETAPAN UPAH MINIMUM DAN UPAH MINIMUM SEKTORAL PROVINSI PAPUA BARAT TAHUN 2010

Lex Privatum, Vol. IV/No. 2/Feb/2016

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

ANALISA YURIDIS NORMATIF PERLINDUNGAN UPAH BAGI TENAGAKERJA DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NO 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebijakan pengupahan yang dilakukan pemerintah untuk melindungi

PERATURAN PERUSAHAAN PT.

IMPLEMENTASI PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 78 TAHUN 2015 TENTANG PENGUPAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan pada diri sendiri. Pembangunan ketenagakerjaan merupakan

HUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NOMOR : PER-01/MEN/1999 Tentang UPAH MINIMUM

Transkripsi:

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IX) PERLINDUNGAN DAN PENGAWASAN TENAGA KERJA (2) copyright by Elok Hikmawati 1

PENGUPAHAN Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. copyright by Elok Hikmawati 2

Bagi pekerja, upah adalah alasan utama bekerja. Bahkan, bagi beberapa pekerja, upah adalah satu-satunya alasan bekerja. Bagi sebagian besar pekerja, upah digunakan untuk menanggung kebutuhannya dan kebutuhan keluarganya. copyright by Elok Hikmawati 3

Dalam hubungan kerja upah merupakan salah satu unsur pokok yang menandai adanya hubungan kerja. Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh penghasilan yang memenuhi penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. copyright by Elok Hikmawati 4

Kebijakan pengupahan yang melindungi pekerja/buruh meliputi : a. Upah minimum; b. upah kerja lembur; c. upah tidak masuk kerja karena berhalangan; d. upah tidak masuk kerja karena melakukan kegiatan lain di luar pekerjaannya; e. upah karena menjalankan hak waktu istirahat kerjanya; f. bentuk dan cara pembayaran upah; copyright by Elok Hikmawati 5

g. denda dan potongan upah; h. hal-hal yang dapat diperhitungkan dengan upah; i. struktur dan skala pengupahan yang proporsional; j. upah untuk pembayaran pesangon; dan k. upah untuk perhitungan pajak penghasilan. copyright by Elok Hikmawati 6

Penentuan upah minimum diarahkan kepada pemenuhan kebutuhan kehidupan yang layak. Upah minimum ditentukan oleh Gubernur setelah mempertimbangkan rekomendasi dari Dewan Pengupahan Provinsi yang terdiri dari pihak pengusaha, pemerintah dan serikat buruh/serikat pekerja ditambah perguruan tinggi dan pakar. copyright by Elok Hikmawati 7

Upah kerja yang diberikan biasanya tergantung pada: a. Biaya keperluan hidup minimum pekerja dan keluarganya; b. Peraturan perundang undangan yang mengikat tentang Upah Minimum Regional (UMR); c. Kemampuan dan Produktivitas perusahaan; d. Jabatan, masa kerja, pendidikan, dan kompetensi; e. Perbedaan jenis pekerjaan copyright by Elok Hikmawati 8

Sistem remunerasi atau pemberian imbalan suatu perusahaan memberikan pengaruh kuat hubungan industrial Komponen upah buruh biasanya terdiri dari upah pokok dan berbagai tunjangan Komponen upah buruh dapat meliputi komponen-komponen : Upah tetap Tunjangan Potongan-potongan copyright by Elok Hikmawati 9

Upah Tetap Upah pokok (biasanya dikaitkan dengan upah minimum) Tunjangan keluarga Tunjangan masa kerja copyright by Elok Hikmawati 10

Macam Tunjangan Tunjangan Tetap yaitu tunjangan yang dibayarkan secara teratur karena berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja/buruh dan keluarganya yang dibayarkan bersamaan dengan upah pokok, seperti tunjangan anak, kesehatan, perumahan, melahirkan. Tunjangan makan, transport dapat dijadikan tunjangan pokok/ tetap asalkan tidak dikaitkan dengan kehadiran buruh. copyright by Elok Hikmawati 11

Tunjangan tidak tetap adalah tunjangan yang dibayarkan secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja/buruh dan diberikan secara tidak tetap bagi pekerja/buruh dan keluarganya serta dibayarkan tidak bersamaan dengan pembayaran upah pokok copyright by Elok Hikmawati 12

Jenis-jenis Tunjangan Tunjangan makan Tunjangan transportasi Tunjangan kesehatan Tunjangan pendidikan Bonus prestasi Insentif untuk pekerjaan per satuan hasil Tunjangan kerja shift Tunjangan tugas khusus Tunjangan kopi Lembur hari kerja Lembur hari Minggu Lembur hari Libur copyright by Elok Hikmawati 13

Potongan-potongan Jamsostek Pajak penghasilan Iuran serikat pekerja copyright by Elok Hikmawati 14

Faktor yang mempengaruhi besar/kecilnya upah adalah jaminan untuk dapat terus bekerja, apakah status pekerjaan lemah atau wajar cukup aman. Sering kali tingkat imbalan tunjangan dikaitkan dengan status pekerjaan Dalam perusahaan umumnya menggunakan empat sistem pembayaran yang berbeda : status sebagai pekerja harian lepas; status sebagai pekerja dengan upah per potong/satuan hasil; status sebagai pekerja kontrak; status sebagai pekerja tetap harian; dan status sebagai pekerja tetap copyright by Elok Hikmawati 15

Status sebagai pekerja tetap yang memberikan jaminan kerja yang secara hukum bersifat mengikat. Dari temuan diketahui bahwa dua pertiga dari buruh tersebut dipekerjakan berdasarkan kontrak kerja yang tidak memberikan kepastian untuk dapat terus bekerja, yang menyebabkan mereka dapat dengan mudah diberhentikan, dan banyak pekerja tidak menerima upah kalau sakit atau tidak masuk karena alasan apapun copyright by Elok Hikmawati 16

Namun demikian Pengusaha dilarang membayar upah lebih rendah dari upah minimum Adapun bagi pengusaha yang tidak mampu membayar upah minimum dapat dilakukan penangguhan penerapan UMP, dan mengajukan permohonan kepada Menaker disertai rekomendasi dari Kadisnaker setempat Berdasarkan itu, menaker dapat menangguhkan pelaksanaan UMP paling lama 12 bulan copyright by Elok Hikmawati 17

Pengaturan pengupahan yang ditetapkan atas kesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh atau serikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dari ketentuan pengupahan yang ditetapkan peraturan perundang-undangan yang berlaku Namun apabila dalam kesepakatan pengupahan tersebut lebih rendah atau bertentangan dengan peraturan perundangundangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum, dan pengusaha wajib membayar upah pekerja/buruh menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku copyright by Elok Hikmawati 18

Prinsip pengupahan Pengusaha dilarang melakukan diskriminasi pengupahan antara pekerja wanita dan pria untuk pekerjaan yang sama (UU No. 80 Tahun 1957 yang merupakan ratifikasi konvensi ILO No. 100 Tahun 1951 Upah tidak dibayar apabila pekerja/buruh tidak melakukan pekerjaan / No work no pay (Pasal 93 Ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003) copyright by Elok Hikmawati 19

Penyimpangan atas asas No Work No Pay pekerja/buruh sakit sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; pekerja/buruh perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melakukan pekerjaan; pekerja/buruh tidak masuk bekerja karena pekerja/buruh menikah, menikahkan, mengkhitankan, membaptiskan anaknya, isteri melahirkan atau keguguran kandungan, suami atau isteri atau anak atau menantu atau orang tua atau mertua atau anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia; pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap negara; copyright by Elok Hikmawati 20

pekerja/buruh tidak dapat melakukan pekerjaannya karena menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya; pekerja/buruh bersedia melakukan pekerjaan yang telah dijanjikan tetapi pengusaha tidak mempekerjakannya, baik karena kesalahan sendiri maupun halangan yang seharusnya dapat dihindari pengusaha; pekerja/buruh melaksanakan hak istirahat; pekerja/buruh melaksanakan tugas serikat pekerja/ serikat buruh atas persetujuan pengusaha; dan pekerja/buruh melaksanakan tugas pendidikan dari perusahaan. copyright by Elok Hikmawati 21

Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang sakit Untuk 4 (empat) bulan pertama, dibayar 100 % (seratus persen) dari upah; Untuk 4 (empat) bulan kedua, dibayar 75 % (tujuh puluh lima persen) dari upah; Untuk 4 (empat) bulan ketiga, dibayar 50 % (lima puluh persen) dari upah; dan Untuk bulan selanjutnya dibayar 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah sebelum pemutusan hubungan kerja dilakukan oleh pengusaha. copyright by Elok Hikmawati 22

Upah yang dibayarkan kepada pekerja/buruh yang tidak masuk bekerja pekerja/buruh menikah, dibayar untuk selama 3 (tiga) hari; menikahkan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; mengkhitankan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari membaptiskan anaknya, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; isteri melahirkan atau keguguran kandungan, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; suami/isteri, orang tua/mertua atau anak atau menantu meninggal dunia, dibayar untuk selama 2 (dua) hari; dan anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia, dibayar untuk selama 1 (satu) hari copyright by Elok Hikmawati 23

Prosentase Upah Dalam hal komponen upah terdiri dari upah pokok dan tunjangan tetap maka besarnya upah pokok sedikit-dikitnya 75 % (tujuh puluh lima perseratus) dari jumlah upah pokok dan tunjangan tetap Contoh : apabila seorang pekerja upahnya Rp. 1.000.000,-, maka upah pokoknya tersebut paling sedikit 75% X Rp. 1.000.000,- = Rp. 750.000,- dengan begitu besar tunjangan = Rp. 1.000.000,- Rp. 750.000,- = Rp. 250.000,- copyright by Elok Hikmawati 24

Denda Pengusaha yang karena kesengajaan atau kelalaiannya mengakibatkan keterlambatan pembayaran upah, dikenakan denda sesuai dengan persentase tertentu dari upah pekerja/ buruh Pelanggaran yang dilakukan oleh pekerja/ buruh karena kesengajaan atau kelalaiannya dapat dikenakan denda copyright by Elok Hikmawati 25

Dalam hal perusahaan dinyatakan pailit atau dilikuidasi berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku, maka upah dan hakhak lainnya dari pekerja/buruh merupakan utang yang didahulukan pembayarannya Tuntutan pembayaran upah pekerja/buruh dan segala pembayaran yang timbul dari hubungan kerja menjadi kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu 2 (dua) tahun sejak timbulnya hak copyright by Elok Hikmawati 26

Lembur Pengusaha harus mempekerjakan buruh/ pekerja sesuai dengan waktu kerja yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, jika melebihi ketentuan tersebut harus dihitung/ dibayar lembur Cara penghitungan upah lembur telah ditetapkan dalam KepMenaker No. 72/MEN/1984 Upah 1 jam dihitung dengan rumus : Pekerja bulanan = 1/173 X upah sebulan Pekerja harian = 2/20 X upah sehari Pekerja borongan = 1/7 X rata-rata kerja sehari Komponen upah untuk dasar penghitungan upah lembur terdiri atas : Upah pokok, tunjangan jabatan, tunjangan kemahalan, nilai pemberian catu untuk karyawan sendiri copyright by Elok Hikmawati 27

Perhitungan Upah Lembur Berdasarkan UU, perhitungan upah lembur didasarkan pada upah bulanan, dengan cara perhitungan 1/173 kali upah sebulan. Dalam hal terjadinya perbedaan tentang bersarnya upah lembur ditetapkan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan kabupaten/kota atau pegawai pengawas ketenagakerjaan propinsi atau oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan pusat copyright by Elok Hikmawati 28

No Kerja Lembur Waktu Kerja 7 Jam sehari dan 40 Jam Seminggu 1 Pada hari kerja biasa Kerja lembur dimulai sesudah jam kerja ke 7 2 Pada hari kerja Kerja lembur dimulai sesudah terpendek jam kerja ke 5 7 jam pertama untuk setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam Jam pertama setelah 7 jam dibayar 3 X upah sejam 3 Pada hari istirahat 7 jam pertama, setiap jamnya mingguan dibayar 2 X upah sejam Jam kedelapan dibayar 3 X upah sejam Jam kesembilan dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam 4 Pada hari libur resmi 7 jam pertama, setiap jamnya yang jatuh pada hari dibayar 2 X upah sejam biasa Jam kedelapan dibayar 3 X upah sejam Jam kesembilan dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam 5 Pada hari libur resmi 5 jam pertama untuk setiap yang jatuh pada hari jamnya dibayar 2 X upah sejam kerja terpendek Jam keenam dibayar 3 X upah sejam Jam ketujuh dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam Waktu Kerja 8 Jam sehari, 5 Hari Kerja, dan 40 Jam Seminggu Kerja lembur dimulai sesudah jam kerja ke 8 Tidak ada hari kerja terpendek 8 jam pertama untuk setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam Jam pertama setelah 8 jam dibayar 3 X upah sejam 8 jam pertama, setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam Jam kesembilan dibayar 3 X upah sejam Jam kesepuluh dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam 8 jam pertama, setiap jamnya dibayar 2 X upah sejam Jam kesembilan dibayar 3 X upah sejam Jam kesepuluh dan seterusnya dibayar 4 X upah sejam Tidak ada hari kerja terpendek copyright by Elok Hikmawati 29

Contoh Soal 1. Rudi bekerja di PT Bahadia dengan sistem 5 hari kerja. Pada hari Sabtu, Rudi mengambil lembur selama 10 jam. Adapun upah Rudi sebulan sebagai berikut : Upah (gaji) pokok Rp. 1.000.000 Tunjangan Tetap Rp. 300.000 Tunjangan Tidak Tetap Rp. 300.000 Total Upah Rp. 1.600.000 - Berapakah uang lembur yang diterima Rudi?

Contoh Soal 2. Agus bekerja di PT Sentosa dengan sistem 6 hari kerja. Pada tgl. 17 Agustus, Agus mengambil lembur selama 10 jam. Adapun upah Agus sebulan sebagai berikut : Upah (gaji) pokok Rp. 800.000 Tunjangan Tetap Rp. 600.000 Tunjangan Tidak Tetap Rp. 1.000.000 Total Upah Rp. 2.400.000 - Berapakah uang lembur yang diterima Agus?

Jawaban 1. (Upah Pokok + Tunjangan Tetap)/Upah Total = Persentase Upah lembur = (1.000.000 + 300.000) / 1.600.000 = 0,8125 = 81.25 % ( > 75% ) Karena persentase upah lembur > 75%, maka dasar penghitungan upah lembur menggunakan Upah Pokok + Tunjangan Tetap = 1.000.000 + 300.000 = 1.300.000 Upah lembur per jam = 1/173 x Rp.1.300.000 = Rp. 7.514

Jawaban Upah Lembur Rudi : 8 jam pertama x 2 x 7.514 = Rp. 120.224 Jam ke-9 = 1 jam x 3 x 7.514 = Rp. 22.542 jam ke-10 = 1 jam x 4 x 7.514 = Rp. 30.056 Total Upah Lembur = Rp. 172.822

Jawaban 2. (Upah Pokok + Tunjangan Tetap)/Upah Total = Persentase Upah lembur = (800.000 + 600.000) / 2.400.000 = 0.5833 = 58.33% ( < 75% ) Karena persentase upah lembur < 75%, maka dasar penghitungan upah lembur menggunakan 75% Total Upah (Upah Pokok + Tunjangan Tetap + Tunjangan Tidak Tetap) = (800.000 + 600.000 + 1.000.000) x 75% = 2.400.000 x 75% = 1.800.000 Upah lembur per jam = 1/173 x Rp.1.800.000 = Rp. 10.405

Jawaban Upah Lembur Agus : 7 jam pertama x 2 x 7.514 = Rp. 105.196 Jam ke-8 = 1 jam x 3 x 7.514 = Rp. 22.542 jam ke-9-10 = 2 jam x 4 x 7.514 = Rp. 60.112 Total Upah Lembur = Rp. 187.850