ANALISIS KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN KERENTANAN BANJIR (Desa Undar Andir Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang )

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari pengaruh dan fenomena alam yang

I. PENDAHULUAN. dan moril. Salah satu fungsi pemerintah dalam hal ini adalah dengan

BERSIH-BERSIH SUNGAI CIUJUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan kawasan kawasan permukiman kumuh. Pada kota kota yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pengertian banjir dalam Buku Pegangan Guru Pendidikan Siaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa dekade terakhir, skala bencana semakin meningkat seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan fenomena lingkungan yang sering dibicarakan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana dalam UU No. 24 tahun 2007 didefinisikan sebagai peristiwa atau

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan

PEMBERIAN MAKAN PADA KELOMPOK RENTAN DALAM SITUASI DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

ARTIKEL STRATEGI PENANGANAN KEBENCANAAN DI KOTA SEMARANG (STUDI BANJIR DAN ROB) Penyusun : INNE SEPTIANA PERMATASARI D2A Dosen Pembimbing :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ,

I. PENDAHULUAN. Jakarta merupakan ibukota Negara Indonesia dan pusat pemerintahan,

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR KORBAN BENCANA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan air memungkinkan terjadinya bencana kekeringan.

BUKU SISWA ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 mendefinisikan Bencana. kerugian harta benda, dan dampak psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

PENGKAJIAN TEMPAT PENGUNGSIAN AKIBAT PENINGKATAN AKTIVITAS GUNUNG AGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana alam dapat terjadi secara tiba-tiba maupun melalui proses yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kejadian bencana seringkali dikaitkan dengan takdir Tuhan yang memang

PERENCANAAN PARTISIPATIF PJM PRONANGKIS DESA SINDANGLAYA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Partisipasi Masyarakat Dalam..., Faizal Utomo, FKIP, UMP, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB V PENCEMARAN SUNGAI DUSUN LUWUNG. yang langsung dialirkan pada sungai. Hal tersebut menyeba bkan pe ndangkalan

BAB I PENDAHULUAN. oleh orang dewasa. Hal ini disebabkan oleh anak-anak yang dianggap masih

1. PE DAHULUA. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BANJIR (PENGERTIAN PENYEBAB, DAMPAK DAN USAHA PENANGGULANGANNYA)

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. tidak digenangi air dalam selang waktu tertentu. (Pribadi, Krisna. 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Letak tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara beriklim tropis yang kaya

BAB I PENDAHULUAN. hidro-meteorologi (banjir, kekeringan, pasang surut, gelombang besar, dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. prasarana lingkungan di kawasan Kelurahan Tegalpanggung Kota Yogyakarta ini

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

Disajikan oleh: 1.Michael Ario, S.H. 2.Rizka Adellina, S.H. (Staf Bagian PUU II Subbagian Penataan Ruang, Biro Hukum, KemenPU)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bencana adalah sebuah fenomena akibat dari perubahan ekosistem yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bencana alam adalah kombinasi dari konsekuensi suatu resiko alami

BAB II HASIL IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS POTENSI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. keadaan responden berdasarkan umur pada tabel 12 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggal. Sehingga banyak lahan yang dialihfungsikan menjadi gedung-gedung. lahan kosong atau serapan air di daerah perkotaan.

BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Gambaran Umum Desa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN Uraian Umum

LAPORAN SEMENTARA PENANGANAN MASALAH KESEHATAN AKIBAT BENCANA ALAM BANJIR DI KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan negara kepulauan terletak pada pertemuan empat lempeng tektonik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Hujan terkadang turun dalam intensitas yang tidak normal. Jika

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASKA BENCANA

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

AKU & BUMIKU: BANJIR & LONGSOR

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN AKIBAT BENCANA DI KABUPATEN BLORA

5. KESIMPULA, DISKUSI DA SARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup. individu mengenai posisi individu dalam hidup, konteks budaya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Partisipasi 1 Masyarakat dalam Pengurangan..., Andhip Whenda Polisa, 2015

BAB I PENDAHULUAN. imbas dari kesalahan teknologi yang memicu respon dari masyarakat, komunitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan

MITIGASI BENCANA BANJIR DI DESA NGROMBO KECAMATAN BAKI KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB I PENDAHULUAN. Benua Australia dan Benua Asia serta terletak diantara dua Samudra yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

Transkripsi:

ANALISIS KUALITAS HIDUP PEREMPUAN DAN KERENTANAN BANJIR (Desa Undar Andir Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang ) Riny Handayani Prodi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa gmriny @yahoo.co.id Bencana banjir di Desa Undar-Andir Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang tidak hanya berupa kerugian harta benda dan bangunan bagi penduduknya. Banjir juga mempengaruhi perekonomian penduduk dan proses pembangunan secara keseluruhan, terutama kesehatan dan pendidikan khususnya pada perempuan. Dari rata-rata 200 pasien perhari, lebih dari 50% nya dari pasien adalah anak-anak dan perempuan, mereka terkena penyakit gatal-gatal, diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Mereka memiliki kemampuan yang minim untuk menghindari banjir dan perempuan adalah bagian dari masyarakat yang terkena dampak sosial ekonomi paling parah karena keterbatasan kemampuan dalam menghadapi banjir.(media Indonesia, 25 Februari 2008). Tehnik penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kasus yang bersifat intrinsik, yaitu kasus yang diambil merupakan kasus yang menarik untuk diteliti dengan menggunakan Teori Felce dan Perry. Secara umum perempuan di Desa Undar Andir ini memiliki kualitas hidup yang positif kaitannya dengan bencana banjir yang hampir rutin datang tiap tahun. Hal ini terlihat dari gambaran fisik subjek yang baik dari aspek sosial, material, aktivitas dan emosional menunjukkan tanda-tanda positif. Khusus untuk aspek fisik, selain rentan penyakit, kekurangan air bersih dan sama sekali tidak ada perlakuan khusus untuk perempuan yang sedang hamil atau menyusui saat peristiwa banjir melanda desa mereka merupakan permasalahan serius yang dialami perempuan ketika bencana banjir ini datang. Kurang dilibatkannya mereka dalam proses dan penanganan bencana banjir di desanya menjadi catatan penting untuk Pemerintah Daerah. Minimnya partisipasi dari sesama perempuan baik dari dinas, ormas, LSM ataupun anggota legistatif menjadi temuan di wilayah rawan banjir ini yang berkaitan dengan kualitas hidup perempuannya. Kata Kunci : Kualitas Hidup Perempuan, Kerentanan Banjir PENDAHULUAN Di seluruh Indonesia, tercatat 5.590 sungai induk dan 600 di antaranya berpotensi menimbulkan banjir. Daerah rawan banjir yang dicakup oleh sungaisungai induk ini mencapai 1,4 juta hektar. Dari berbagai kajian yang telah dilakukan, banjir yang terjadi di daerah-daerah rawan pada dasarnya disebabkan oleh tiga hal.pertama, kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya perubahan tata ruang dan berdampak pada perubahan alam.kedua, peristiwa alam seperti curah hujan yang sangat tinggi, kenaikan permukaan air laut, badai, dan sebagainya. Ketiga, degradasi lingkungan seperti hilangnya tumbuhan penutup tanah pada catchment area, pendangkalan sungai akibat sedimentasi, penyempitan alur sungai dan sebagainya.(yayasan IDEP, 2005). Peristiwa yang hampir setiap tahun terjadi terutama di Desa Undar Andir Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, banjir menggenangi hampir seluruh permukiman dan bahkan meluap sampai merendam jalan tol alur Km 57-59 yang menghubungi Jakarta-Merak sehinggga akses transportasi terputus. Kejadian paling terbaru terjadi pada tanggal 9 Januari 2013, penyebab utama banjir di jalan tol Tangerang-Merak adalah Bendung Pamarayan di Serang, Banten, dibuka oleh petugas bendung 1

setempat. Alasannya, Bendung Pamarayan tidak mampu menampung volume air besar akibat hujan yang terus-menerus selama beberapa hari belakangan.(tempo, Kamis 10 Januari 2013). Selain akibat meluapnya Bendung Pamarayan, Desa Undar Andir juga terletak di sekitar Sungai Ciujung sehingga meluapnya Sungai Ciujung juga merendam pemukiman warga yang ada di Desa Undar- Andir, hingga warga harus mengungsi ke jalan Tol. (Profil Desa Undar Andir Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, 2013) Dampak banjir terhadap masyarakat Desa Undar-Andir Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang ini tidak hanya berupa kerugian harta benda dan bangunan.selain itu, banjir juga mempengaruhi perekonomian masyarakat dan pembangunan masyarakat secara keseluruhan, terutama kesehatan dan pendidikan.masyarakat banyak yang terkena penyakit gatal-gatal, diare dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). menurut data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan kabupaten Serang, saat banjir pasien yang berobat ke Posko kesehatan setempat terdapat rata-rata 200 pasien perhari dan lebih dari 50% nya dari pasien adalah anakanak dan perempuan. Mereka adalah bagian dari masyarakat yang terkena dampak sosial ekonomi paling parah karena keterbatasan kemampuan dalam menghadapi banjir.(media Indonesia, 25 Februari 2008).Berdasarkan beberapa alasan yang telah dibahas sebelumnya, maka kegiatan penelitian ini akan difokuskan pada dampak bencana banjir terhadap kualitas hidup perempuan mengambil lokasi di Desa Undar Andir Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang. TINJAUAN PUSTAKA Kerentanan Banjir di Kabupaten Serang Provinsi Banten Kerentanan untuk ancaman banjir di Banten masuk dalam kategori tinggi. Adapun perbandingan tingkat rentan adalah sebanyak 75,3 % wilayah kecamatan termasuk dalam kategori tinggi sedangkan sisanya24,7 % wilayah desa termasuk ke dalam kategori sedang. (Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Banten, 2012). Adapun kecamatan yang termasuk dalam kategori tinggi mayoritas terdapat di Kota /Kabupaten Tangerang sebanyak 19 kecamatan dan 18 kecamatan yang berada di Kabupaten Serang. Sementara itu untuk kecamatan dengan kategori sedang terdapat di Kabupaten Pandeglang. Dampak Banjir Sutopo dalam tulisan Mengintip Potensi Bencana 2011 dalam buku Laporan Kompas menyebutkan bahwa sejak tahun 2002 terjadi peningkatan bencana sebanyak 190 kali meningkat, menjadi 1.675 kali pada tahun 2009 atau hampir sembilan kali lipat. Lebih lanjut dijelaskan bahwa 70 % bencana berupa hidrometeorologi yang terkait dengan cuaca.cuaca menimbulkan hujan yang mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Berikut adalah dampak akibat banjir menurut UNESCO, antara lain dampak fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan. 1. Dampak fisik adalah kerusakan pada sarana-sarana umum, kantorkantor pelayanan publik yang disebabkan oleh banjir. 2. Dampak sosial mencakup kematian, risiko kesehatan, trauma mental, menurunnya perekonomian, terganggunya kegiatan pendidikan (anak-anak tidak dapat pergi ke sekolah), terganggunya aktivitas kantor pelayanan publik, kekurangan makanan, energi, air, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya. 3. Dampak ekonomi mencakup kehilangan materi, gangguan kegiatan ekonomi (orang tidak dapat pergi kerja, terlambat bekerja, atau transportasi komoditas terhambat,dan lain-lain). 2

4. Dampak lingkungan mencakup pencemaran air (oleh bahan pencemar yang dibawa oleh banjir) atau tumbuhan disekitar sungai yang rusak akibat terbawa banjir. Aspek Kualitas Hidup Kualitas hidup biasanya memiliki arti yang berbeda-beda tergantung dari konteks yang akan dibicarakan dan digunakan. menurut Cohen & Lazarus (dalam Jurnal Populasi, PSKK UGM, 2007) kualitas hidup adalah tingkatan yang menggambarkan keunggulan seorang individu yang dapat dinilai dari kehidupan mereka. Keunggulan individu tersebut biasanya dapat dinilai dari tujuan hidupnya, kontrol pribadinya, hubungan interpersonal, perkembangan pribadi, intelektual dan kondisi materi. Teori Felce dan Perry (dalam Erman Mawardi dan Asep Sulaeman. 2011). melakukan beberapa review dari beberapa penelitian tentang aspek-aspek kualitas hidup dan mengelompokkannya dalam lima kelompok besar, yaitu : 1. Aspek Physical wellbeing (terdiri dari aspek kesehatan, kebugaran, keamanan fisik, dan mobilitas) 2. Aspek Material wellbeing (terdiri dari aspek pendapatan, kualitas lingkungan hidup, privacy, kepemilikan, makanan, alat transportasi, lingkungan tempat tinggal, keamanan dan stabilitas). 3. Aspek Social wellbeing (terdiri dari hubungan interpersonal dan keterlibatan dalam masyarakat) 4. Aspek Development and activity. Aspek ini berkaitan dengan kepemilikan dan penggunaan keahlian baik dalam hubungannya dengan self-determination (kompetensi atau kemandirian) ataupun pencapaian aktivitas fungsional (pekerjaan, rekreasi, pendidikan, hobi, sekolah, karir dan produktivitas/kontribusi) 5. Aspek Emotional wellbeing (terdiri dari afek atau mood, kepuasan atau pemenuhan kebutuhan, kepercayaan diri, agama, dan status/kehormatan). Mc Millan dan Chavish (Erman Mawardi dan Asep Sulaeman. 2011) menyatakan bahwa sense of community merupakan powerfull force untuk meningkatkan kualitas hidup individu. Semakin tinggi sense of community yang dimiliki oleh individu semakin tinggi kualitas hidupnya. Sedangkan semakin rendah sense of community yang dimiliki oleh individu semakin rendah pula kualitas hidupnya. Dalam konteks ini, peneliti tidak melihatnya sebagai hubungan sebab akibat tapi melihat kedua variabel memiliki hubungan timbal balik. Bila digambarkan maka akan terlihat skema seperti di bawah ini : Kualitas Hidup Kesehatan Fisik Kesejahteraan Psikologis Hubungan Sosial Lingkungan Sense of Community Membership Influence Integration and fullfillment of Needs Shared emotional connection Hubungan antara Kualitas Hidup dan Sense Of Community (Mc Millan dan Chavish,2004) Kualitas Hidup Perempuan dan Kerentanan Banjir Kondisi yang minim prasarana di pengungsian pada saat bencana banjir datang memicu masalah dalam bidang kesehatan seperti gizi buruk dan ketahanan tubuh yang semakin menurun (Sudaryoko, Y. 1986). Lingkungan yang rawan banjir juga biasanya merupakan lingkungan yang kurang baik, ditandai oleh sampah yang berserakan dan saluran air yang tersumbat selain minimnya sarana air bersih dan sanitasi. 3

Moons, Marquet dalam Jurnal Populasi. 2007. PSKK UGM menyatakan gender adalah salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup. Riff dan Singer (dalam NFM Nofitri, 2009) menemukan adanya perbedaan antara kualitas hidup laki-laki dan perempuan, dimana kualitas hidup laki-laki cenderung lebih baik daripada kualitas hidup perempuan. Riff dan Singer (dalam NFM Nofitri, 2009) juga menyatakan menyatakan bahwa secara umum, kesejahteraan laki-laki dan perempuan tidak jauh berbeda, namun perempuan lebih banyak terkait dengan aspek hubungan yang bersifat positif sedangkan kesejahteraan tinggi pada pria terkait aspek pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Kualitas hidup perempuan dalam hal ini adalah penilaian individu terhadap posisi mereka di dalam kehidupan, dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana mereka hidup dalamkaitannya dengan tujuan individu, harapan, standar serta apa yang menjadi perhatian individu. Adapun dampak bencana banjir terhadap kualitas hidup peempuan bermaksud untuk mengetahui posisi perempuan yang terkena bencana khususnya banjir dalam menghadapi kehidupannya selama itu. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Undar-Andir Kecamatan Kragilan Kabupaten Serang, selama tiga bulan yaitu Bulan Agustus sampai Bulan Oktober 2013. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan tehnik penelitian yang digunakan adalah studi kasus yang bersifat intrinsik, yaitu kasus yang diambil merupakan kasus yang menarik untuk diteliti dengan menggunakan Teori Felce dan Perry (1995). Penentuan informannya menggunakan teknik Purposive (bertujuan) yaitu merupakan metode penetapan informan dengan berdasarkan pada kriteriakriteria tertentu yang disesuaikan dengan informasi yang dibutuhkan peneliti (Moleong, J.L. 2000) HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek-aspek Kualitas Hidup yang relevan bagi satu individu akan berbeda dengan individu lainnya, baik dalam hal nominasi aspek-aspek kualitas hidup itu sendiri maupun bobot relevansi tiap-tiap aspek tersebut terhadap kualitas hidup individu. Berdasarkan hal ini maka aspekaspek kualitas hidup dapat sangat beragam antara satu individu dengan individu lainnya. Aspek Physical Wellbeing Pada subjek untuk aspek fisik kualitas hidup, perempuan mengalami perubahan misalnya dalam hal kesehatan fisik. Subjek mengalami perubahan dalam masalah dalam kesehatan seperti terserang penyakit diare dan gatal-gatal. Kekurangan air bersih merupakan permasalahan serius yang dialami masyarakat ketika bencana banjir ini datang. Kesehatan fisik perempuan khususnya mengalami gangguan akibat keterbatasan akses mendapatkan air bersih ini, selain ketidaknyamanan akibat banjir perempuan juga berhadapan dengan masalah penurunan stamina tubuh akibat mereka harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan air bersih. Sedangkan untuk kegiatan di Kakus seperti buang air kecil dan besar, fasilitas WC darurat sulit didapatkan. Permasalahan lain yang sangat mengkhawatirkan adalah sama sekali tidak ada perlakuan khusus untuk perempuan yang sedang hamil atau menyusui saat peristiwa banjir melanda desa mereka. Padahal untuk perempuan dengan kondisi khusus itu diperlukan fasilitas yang berbeda dengan fasilitas untuk masyarakat pada umumnya. Tempat penampungan dibiarkan menyatu dengan banyak orang dengan 4

fasilitas keamanan dan kenyamanan yang sangat minim Aspek Material Wellbeing Sebagian besar dari perempuan yang kita wawancarai berstatus sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) yang dominan menggantungkan kehidupannya pada penghasilan dari suaminya. Sehingga yang terjadi pada saat bencana banjir datang keadaan yang terjadi adalah mereka mengalami penurunan pendapatan yang mengakibatkan perekonomian rumahtangga menjadi berkurang. Sebagian dari perempuan di Desa Undar Andir ini berusaha menghadapi pemenuhan kebutuhannya yang terganggu akibat bencana banjir ini dengan sukarela membantu suaminya yang berpenghasilan berkurang akibat bencana banjir ini dengan menjadi pekerja dadakan, misalnya dengan berjualan makanan atau minuman. Terkait aspek privacy dapat dikatakan para perempuan tidak memiliki privacy selama mengalami bencana banjir. Seperti buang air besar dan kecil, menyusui hingga tempat tidur tidak memiliki tempat khusus. Aspek Social Wellbeing Salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam hubungannya dengan kualitas hidup adalah support system atau dukungan sosial. Hal ini karena pada saat bencana banjir datang, perempuan menjadi subjek yang tergolong minoritas yang cenderung terpinggirkan (marjinal). Dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang sekitar terutama orang-orang yang dapat diandalkan, yang menghargai dan mencintai. Ada beberapa masalah yang berkaitan dengan dukungan sosial ini. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, terungkap adanya kesenjangan terutama yang berkaitan dengan Gender dalam hal ini kurangnya dukungan sosial dari tokoh-tokoh masyarakat baik dari kalangan Partai Politik, Lembaga Swadaya Masyarakat ataupun Dinas/Lembaga terkait yang memberikan bantuan/dukungan yang khusus berjenis kelamin perempuan yang datang memberikan bantuan/dukungan moril dan material pada saat terjadi bencana. Tidak ada bantuan dari Partai Politik atau Anggota Legislatif perempuan yang membantu para perempuan yang terkena banjir; Aspek Development and Activity Dalam hal pencapaian aktivitas fungsional, bagi perempuan pekerja di desa Undar-Andir, penggunaan keahlian mereka hanya digunakan di kegiatan pekerjaan mereka di Pabrik. Untuk menghadapi pasca banjir, kebanyak pekerja menggunakan jatah cuti 2 hari. Sedangkan untuk ibu rumah tangga, penggunaan keahlian mereka dilakukan untuk membantu dapur umum yang dibangun oleh pihak TNI, yakni memasak. Untuk kegiatan perumusan program atau kegiatan sosialisasi antisipasi dan penanganan bencana banjir, perempuan jarang atau bahkan bisa dikatakan tidak pernah dilibatkan baik kegiatan yang diadakan oleh aparat desa setempat, pemerintah daerah atau badan dan dinas terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) atau Dinas Sosial Kabupaten Serang. Aspek Emotional Wellbeing Dukungan dari orang-orang terdekat subjek seperti anak dan suami serta temanteman dekat menjadikan subjek berfikir positif dalam segala hal. Sebaliknya tidak memandang negatif terhadap hal yang dialami. Bencana banjir yang dihadapi Masyarakat Desa Undar Andir ini merupakan peristiwa yang bagi mereka tidak dapat dihindari, sehingga akhirnya mereka khususnya kaum perempuan menganggap hal tersebut wajar adanya yang pasti membedakan adalah bagaimana cara 5

menghadapi semua itu dengan baik sehingga kualitas hidup yang dijalani menjadi tidak terganggu berjalan sebagaimana adanya. Bagi masyarakat Desa Undar Andir, bencana banjir merupakan bencana tahunan yang sering mereka hadapi. Mereka menyatakan sudah terbiasa dengan kondisi ini. Berdasarkan pengalaman tersebut mereka sudah memiliki beberapa langkah antisipasi, seperti bagaimana menyiapkan tempat khusus penyimpanan barang berharga, kesiapan membuat skala prioritas penyelamatan. SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan keseluruhan hasil dan pembahasan dalam penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan, bahwa secara umum perempuan di Desa Undar Andir ini memiliki kualitas hidup yang positif kaitannya dengan kerentanan bencana banjir yang hampir rutin datang tiap tahun. Hal ini terlihat dari gambaran fisik subjek yang baik dari aspek sosial, material, aktivitas dan emosional menunjukkan tanda-tanda positif. Menyikapi aspek material yang berkaitan dengan berkurangnya pendapatan selama bencana banjir, di sisi lain memberi peluang bagi para perempuan untuk menjadi pekerja dadakan dengan cara berjualan yang menghasilkan materi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangganya. Khusus untuk aspek fisik, perempuan mengalami masalah kesehatan seperti terserang penyakit diare dan gatal-gatal. Kekurangan air bersih merupakan permasalahan serius yang dialami masyarakat ketika bencana banjir ini datang. Permasalahan lain yang mengkhawatirkan adalah sama sekali tidak ada perlakuan khusus untuk perempuan yang sedang hamil atau menyusui saat peristiwa banjir melanda desa mereka. Padahal untuk perempuan dengan kondisi khusus itu diperlukan fasilitas yang berbeda dengan fasilitas untuk masyarakat pada umumnya. Kurang dilibatkannya mereka dalam proses dan penanganan bencana banjir di desanya menjadi catatan penting untuk Pemerintah Daerah. Minimnya partisipasi dari sesama perempuan baik dari dinas, ormas, LSM ataupun anggota legistatif menjadi temuan di wilayah rawan banjir ini yang berkaitan dengan kualitas hidup perempuannya. Saran Berikut adalah saran-saran yang dapat diajukan peneliti : a. Karena kejadian banjir besar ini hampir rutin tiap tahun, relokasi permukiman secara bertahap sebaiknya dilakukan. b. Akses air bersih dan fasilitas penampungan ketika bencana memperhatikan kebutuhan perempuan seperti sarana Mandi Cuci Kakus (MCK) dan tenda penampungan yang nyaman untuk perempuan hamil dan menyusui. c. Dilibatkan secara aktif perempuan dalam kegiatan antisipasi dan penanggulangan bencana banjir di desanya. d. Peran aktif pemerintah daerah dan badan atau dinas terkait dalam proses sebelum, saat dan setelah bencana banjir di Desa Undar Andir Kecamatan Kragilan. DAFTAR PUSTAKA Erman Mawardi dan Asep Sulaeman. 2011. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengurangan Resiko Bencana Banjir, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Sumber Daya Air, Jakarta NFM. Nofitri. 2009. Gambaran Kualitas Hidup, Tesis, Fakultas Psikologi, Universitas Indonesia, Depok. 6

Moleong, J.L. 2000, Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. UNESCO, 2012. Petunjuk Praktis Partisipasi Masyarakat dalam Penanggulangan Banjir, Jakarta Yayasan IDEP, 2005. Panduan Umum. Penanggulangan Bencana Berbasis Masyarakat. Bali, Indonesia Profil Desa Undar Andir Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang, 2013 Rencana Penanggulangan Bencana Provinsi Banten, 2012. Badan Nasional Penanggulangan Bencana Jurnal Populasi. 2007. Volume 18 Nomor 1 Tahun 2007. Dampak Bencana Kekeringan terhadap Peluang Kesejahteraan Penduduk. Hal 95-105. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan. UGM. Yogyakarta. Jurnal Populasi. 2007. Volume 18 Nomor 2 Tahun 2007. Sumber Daya Manusia Perempuan Indonesia. Hal 147-166. Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan. UGM. Yogyakarta. Sudaryoko, Y. (1986). Pedoman Penanggulangan Banjir. Diakses pada 29 November 2010 dari http://pustaka.pu.go.id/files/pdf/ktppb-00676-119200723338.pdf Media Indonesia. 25 Februari 2008 Tempo, Kamis 10 Januari 2013 7