PERANCANGAN WATTMETER DIGITAL AC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 UNTUK DAYA MAKSIMAL 1200 WATT

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. bertempat di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

APLIKASI ATMEGA 8535 DALAM PEMBUATAN ALAT UKUR BESAR SUDUT (DERAJAT)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB III PERANCANGAN ALAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

Perancangan dan Integrasi Sistem

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab 5. Pengujian Sistem

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

II. KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

RANCANG BANGUN AMMETER DC TIPE NON-DESTRUCTIVE BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 DENGAN SENSOR EFEK HALL ACS712

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Akuisisi Data Suhu Multipoint Dengan Mikrokontroler

Komputerisasi Alat Ukur V-R Meter untuk Karakterisasi Sensor Gas Terkalibrasi NI DAQ BNC-2110

BAB IV HASIL DAN PEMBAHSAN. blok rangkaian penyusun sistem, antara laian pengujian Power supply,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

Kata Kunci Metode nilai rata-rata, Irms, Vrms, Daya Nyata, Daya Semu I. PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

RANCANG BANGUN DATA AKUISISI TEMPERATUR 10 KANAL BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA16

BAB III PERANCANGAN Deskripsi Model Sistem Monitoring Beban Energi Listrik Berbasis

Input ADC Output ADC IN

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada Juni 2014 sampai dengan Desember 2014.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

WATTMETER DIGITAL AC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA8. Ageng Pidaksa Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika F.T.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

III. METODE PENELITIAN. Elektronika Dasar Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Lampung.

BAB IV PENERAPAN DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar dan

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT. hardware dan perancangan software. Pada perancangan hardware ini meliputi

Suwito 1, Dimas Anton, Gilang Dwi P

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

Rancang Bangun Sistem Pengontrol Intensitas Cahaya pada Ruang Baca Berbasis Mikrokontroler ATMEGA16 Maulidan Kelana 1), Abdul Muid* 1), Nurhasanah 1)

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dwi Harjono, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB IV DATA DAN ANALISA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. PERNYATAAN... iii. PRAKATA... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL...

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

Kotak Surat Pintar Berbasis Mikrokontroler ATMEGA8535

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

LAPORAN. Project Microcontroller Semester IV. Judul : Automatic Fan. DisusunOleh :

Pada saat pertama kali penggunaan atau ketika alat pemutus daya siaga digunakan pada perangkat elektronik yang berbeda maka dibutuhkan kalibrasi

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 sampai dengan bulan Juli

BAB IV ANALISA DAN PENGUKURAN. 4.1 Analisa dan Pengukuran Perangkat Keras (Hardware)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

BAB III METODE PENELITIAN

KARYA ILMIAH KWH METER DIGITAL DENGAN FITUR PEMBATAS ENERGI LISTRIK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

PROTOTYPE KWH METER DENGAN TRANSMISI NIRKABEL BERBASIS ARDUINO UNO PROTOTYPE KWH METER WITH ARDUINO UNO-BASED WIRELESS

RANCANGBANGUN DATA LOGGER TENAGA LISTRIK PADA PANEL SURYA

BAB III PERANCANGAN ALAT

STRATEGI PENGHEMATAN DAYA DENGAN PEMBUATAN ALAT MONITORING PENGGUNAAN DAYA LISTRIK SECARA DETAIL MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER

Prototipe Sistem Monitoring Penggunaan Daya Motor Listrik 3 Fasa Berbasis Java Programing

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dimensi : 30 x 22 x 9CM, Bobot 2.4 Kg. Display : layar LCD 16 x 2 karakter, 71.2 x 25.2 mm, 6.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

Analisis Karakteristik Perangkat Keras Pengubah Frekuensi ke Tegangan untuk Pengukuran Kecepatan MASTS

Implementasi Murray-Varley Bridge Berbasis Mikrokontroler untuk Mendeteksi Letak Hubung Singkat (Short Circuit) Kabel Listrik

BAB IV SISTEM MONITORING DAYA LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN WATTMETER DIGITAL BERBASIS WEB APLIKASI

III. METODE PENELITIAN

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

SISTEM KONTROL CATU DAYA, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA BERBASIS ATMEGA 2560 PADA RUANG BUNKER SEISMOMETER

BAB 4 HASIL UJI DAN ANALISA

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 04, No. 02, Juli Tahun 2016

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

Perancangan Alat Perbaikan Faktor Daya Beban Rumah Tangga dengan Menggunakan Switching Kapasitor dan Induktor Otomatis

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

INDIKATOR BAHAN BAKAR MINYAK DIGITAL PADA SEPEDA MOTOR MENGGUNAKAN SENSOR TEKANAN FLUIDA BERBASIS MIKROKONTROLER PUBLIKASI JURNAL SKRIPSI

Analisa Kinerja Sensor Suhu NTC dan LM35 Dalam Sistem Pendeteksian Suhu Ruangan Berbasis Mikrokontroler AVR ATmega 16

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

RANCANG BANGUN MODUL ALAT UKUR KELEMBABAN DAN TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52 DENGAN SENSOR HSM-20G

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

Transkripsi:

PERANCANGAN WATTMETER DIGITAL AC BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 UNTUK DAYA MAKSIMAL 1200 WATT DIGITAL AC WATTMETER DESIGN BASED ON MICROCONTROLLER ATMEGA 32 FOR 1200 WATT MAXIMUM POWER Pristian Firzatama 1, M.Ramdlam Kirom 2, Reza Fauzi Iskandar 3 1,2,3 Prodi S1 Teknik Fisika, Fakultas Teknik, Universitas Telkom 1 pristianf@gmail.com, 2 jakasantang@gmail.com, 3 rezafauzii@gmail.com Abstrak Dalam sebuah PLTMH, dibutuhkan sebuah sistem monitoring yang berfungsi untuk memantau dan melihat kinerja dari sistem PLTMH tersebut sehingga sistem dapat terjaga dan perubahan-perubahan yang terjadi dapat di analisis. Dengan demikian sistem dapat bekerja dengan optimal dan umur dari ketahanan sistem pembangkit dapat bertahan lama. Sistem monitoring PLTMH ini terdiri dari berbagai macam komponen pendukung yaitu, sensor tegangan, sensor arus, rangkaian catu daya simetris, unit pemroses sinyal input, serta unit penampil LCD untuk melihat hasil monitoring yang didapat dari sensor. Wattmeter merupakan komponen kesatuan dari setiap sensor-sensornya yang terintegrasi dengan data logger sehingga proses monitoring dapat terjadi. Wattmeter harus memiliki tingkat akurasi, presisi dan sensitivitas yang tinggi. Pengujian akurasi beban statik menggunakan dua macam pengujian yaitu pengujian resistif dan kapasitif. Pengujian resistif dilakukan dengan dua macam beban yang berbeda yaitu pengujian resistif terhadap beban resistor variabel dan pengujian terhadap beban lampu. Untuk pengujian beban resisitif dengan menggunakan resistor variabel didapatkan ketidakakurasian sebesar 2.46% dan untuk yang menggunakan beban lampu didapatkan ketidakakurasian sebesar 1.75%. untuk pengujian beban kapasitif didapatkan ketidakakurasian sebesar 4.425%. Untuk pengujian presisi beban statik didapatkan tingkat persebaran 58.253 ± 0.014 atau toleransi rentang persebaran 1.4%. Untuk pengujian sensitivitas beban statik didapatkan nilai sebesar 0.9871. Kata kunci : Wattmeter Digital AC, sistem monitoring, sensor tegangan, sensor arus. Abstract Micro Hydro Power Plant (MHP) needs a monitoring system to monitor the performance of the MHP system so that the system can be maintained and the durably changes can be analyzed. Thus the system can work optimally durability and lifespan of the power system can be longer. MHP monitoring system consists of many supporting components, i.e. voltage sensors, current sensors, power supply circuit symmetry, the input signal processing unit, and units of LCD viewer to see the monitoring results obtained from the sensor. Wattmeter is a unitary component of any integrated sensors to the data logger hence the monitoring process can be occurred. Wattmeter should have a high level of accuracy, precision and high sensitivity. A static load accuracy testing consists of two kinds of tests, those are resistive and capacitive test. Resistive test carried out with two kinds of load, a variable resistor load and load testing of the lights. For load resistive test by using a variable resistor obtained at 2,46 % inaccuracies and 1,75% for the lights load test. For capacitive load testing obtained 4,425% inaccuracies. Static load precision test obtained a distribution of 58 253 ± 0014 or a tolerance range of 1.4%. To the static load sensitivity test obtained a value of 0.9871. Keywords: Digital AC Wattmeter, monitoring system, voltage sensor, current sensor. 1. Pendahuluan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro merupakan salah satu sumber energi alternatif yang dewasa ini banyak dimanfaatkan. Dalam sebuah sistem pembangkit listrik tentunya kinerja sistem harus bekerja dengan maksimal dan sistem harus terjaga dengan baik. Hal ini berfungsi untuk menjaga kestabilan dari sistem tersebut dan energi yang

dihasilkan dapat dimanfaatkan dengan baik dan efektif. Untuk itu dibutuhkannya sistem monitoring untuk mencatat data-data kelistrikan sehingga perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem dapat diketahui. Sistem monitoring pada PLMTH ini dapat berfungsi untuk melihat data-data kelistrikan yang di-monitoring dapat dilakukan akuisisi data, analisis potensi pembangkit listrik dan sebagai fungsi utama yaitu menjaga kestabilan sistem. 2. Landasan Teori 2.1 Pengertian PLTMH Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro adalah pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga air sebagai tenaga penggeraknya dengan cara memanfaatkan tinggi terjunan air (head) dan jumlah debit air. Semakin tinggi terjunan air maka semakin besar energy potensial air yang dapat diubah menjadi energy listrik. 2.2. Generating Set Pada penelitian ini, Genset berkapasitas maksimum (Peak Power) 1200 Watt bermerk Tiger digunakan untuk simulasi sistem monitoring. Lampu bohlam akan digunakan sebagai beban dimana Genset berperan sebagai sumber daya untuk pengujian pengukuran tegangan, arus dan daya. 2.3. Rangkaian Sensor Tegangan Gambar 2.1 Rangkaian skematik sensor tegangan Prinsip kerja sensor tegangan ini yaitu mengubah tegangan AC yang dihasilkan oleh generator menjadi tegangan DC. Tegangan yang dihasilkan oleh generator akan diturunkan oleh trafo step down. Trafo yang digunakan merupakan trafo stepdown. 2.4. Sensor Arus Gambar 2.2. Rangkaian skematik sensor arus Prinsip kerja rangkaian sensor arus ini adalah dengan memanfaatkan tegangan dari generator untuk mengukur arus yang dihasilkan oleh generator dengan menggunakan IC ACS2712 sebagai converter sehingga arus dapat dibaca pada range 0-30 A. 2.5. Sistem Mikrokontroler Mikrokontroler akan mengolah data hasil pengukuran yang telah didapat. Gambar 2.3. IC ATMEGA 32

2.6. Parameter Statik Alat Ukur Karakteristik statik sebuah elemen sistem pengukuran dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu karakteristik sistematik dan karakteristik statiktis. a) Beberapa karakteristik sistematik elemen sistem pengukuran yang sering digunakan adalah sebagai berikut : Range (Span) adalah jangkauan pengukuran sebuah instrumen. Linieritas adalah hubungan antara input ouput yang berbanding lurus. Waktu respon adalah waktu yang dibutuhkan alat ukur saat mulai dinyalakan hingga alat ukur dapat bekerja dengan baik. Waktu Penetapan adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat ukur untuk dapat mengukur hingga output yang dihasilkan stabil. b) Beberapa karakteristik statistik yang umum digunakan adalah sebagai berikut : Akurasi adalah kemampuan dari alat ukur untuk memberikan indikasi pendekatan terhadap objek yang diukur. Istilah akurasi sering disebut sebagai ketidakakurasian, dimana dihitung dari selisih error yang terukur dengan nilai yang dianggap benar (multimeter) selanjutnya dimutlakkan dan dirata-rata untuk pengujian akurasi beban statik. Presisi adalah derajat kedekatan sebuah nilai pengukuran pada instrumen dari kesalahan acak. Sebaran dapat didefinisikan sebagai distribusi/sebaran dalam bentuk standar deviasi. Sensitivitas adalah kepekaan sensor terhadap kuantitas yang diukur. Sensitivitas yang baik untuk sebuah alat ukur adalah ketika perbandingan pengukuran alat ukur dengan parameter acuan sama dengan 1. 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian memerlukan waktu satu semester untuk melakukan perancangan sistem monitoring pada PLTMH, Penelitian akan dikerjakan di laboratorium Teknik Fisika kampus Institut Teknologi Telkom Bandung. 3.2. Simulasi dengan Software Melakukan uji coba di laboratorium dengan mensimulasikan rangkaian pada software seperti PROTEUS, CODE AVR dan ALTIUM DESIGNER. 3.3. Proses Penyimpanan pada Data logger Mikrokontroller ATMega32 akan terhubung dengan ISP connector, SD Card Connector, Real Time Clock (RTC) DS1307 dan IC MAX 232 yang langsung akan terhubung pada PC dengan menggunakan kabel RS232. PC digunakan untuk mengeksekusi program yang telah dibuat seperti mengatur waktu, menghapus data, dan menyimpan data. Blok diagram komunikasi ditunjukkan pada Gambar 3.1. Gambar 3.1 Diagram blok komunikasi I2C pada RTC. 3.4. Diagram Blok Sistem Pada diagram blok dibawah menjelaskan proses yang terjadi pada sistem monitoring dengan data logger. Gambar 3.2. Diagram blok sistem monitoring dengan data logger

3.5. Diagram Alir Sistem Gambar 3.3. Diagram alir sistem monitoring PLTMH 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Pengujian Sensor Tegangan Pengujian kelinearitas tegangan dilakukan dengan mengkonversi besar tegangan dari range 0-220 Volt menjadi 0 5 Volt. Hasil yang didapat terdapat pada grafik berikut ini: Gambar 4.1. Grafik Karakterisasi Sensor Tegangan Dari Gambar 4.1. didapatkan sumber tegangan dari 0-30 Volt masih mengalami kesalahan pengukuran. Pengujian sensor tegangan ini menggunakan lampu bohlam 100 watt sebanyak 11 buah sebagai bebannya yang mana akan diaktifkan satu-persatu agar perubahan tegangan dapat ditinjau dan genset 1200 watt sebagai sumber tegangannya. Gambar 4.2. Grafik Pengujian Sensor Tegangan pada Genset 1200 watt Persentasi kesalahan pengukuran pada sensor tegangan adalah sebesar 8.45%. 4.2. Pengujian Sensor Arus Pengujian fungsi program untuk blok arus yaitu dengan cara memasukan tegangan DC ke pin ADC PINA.2 secara bertahap dari 0V sampai dengan 5V. Saat diberikan tegangan DC bernilai 0 5 Volt harus linear dengan hasil nilai arus 0 30 A. Karakterisasi dari sensor arus yang didapat adalah sebagai berikut :

Gambar 4.3. Grafik Karakterisasi Sensor Arus ACS712 30A Dari Gambar 4.3. dapat diketahui bahwa program pengukur arus menunjukan pengukuran yang linear saat ADC diberi tegangan dari 0 5V yang menunjukan skala 0 30 A. Untuk pengujian sensor arus, sensor dihubungkan seri dengan rangkaian beban yang terhubung dengan sumber daya. Gambar 4.4. Grafik Pengukuran antara Sensor Arus dengan Multimeter Terhadap Beban Lampu Dari Gambar 4.4. dapat diketahui bahwa pengukuran sensor arus sangat mendekati pengukuran multimeter. Persentasi kesalahan pengukuran pada sensor arus adalah 2%. 4.3. Range Sensor Range merupakan jangkauan jarak sensor tegangan yang dapat dideteksi dengan tepat dengan hasil nilai terendah sensor tegangan yang dapat dideteksi adalah sebesar 40 Volt dan nilai tertinggi yang dapat dideteksi sebesar 230 Volt. Sedangkan untuk nilai terendah dari sensor arus yang dapat dideteksi adalah 1 A dan nilai tertinggi yang dapat dideteksi adalah 30 A. 4.4. Pengujian Akurasi Beban Statik Wattmeter yang telah dirancang diuji coba dengan bermacam-macam metode pengujian dengan tujuan untuk mengetahui keakuratan, presisi dan sensitivitas dari alat ukur yang telah dibuat terhadap beban resistif dan beban kapasitif. 4.4.1. Pengujian Beban Resistif Pengujian beban resistif murni menggunakan dua beban yang berbeda yaitu Resistor Variabel yang nilai resistansinya dapat kita ubah dan menggunakan Lampu Bohlam Phillips. Hasilnya adalah sebagai berikut : Gambar 4.5. Grafik Hasil Pengujian Beban Resistif Menggunakan Resistor Variabel

Dari Gambar 4.5. dapat disimpulkan bahwa pengukuran dengan wattmeter penelitian sudah mendekati pengukuran wattmeter konvensional. Dengan ketidakakurasianan sebesar 2.46%. Kesalahan pengukuran akan semakin besar apabila resistansi yang diukur semakin besar. Gambar 4.6. Grafik Hasil pengujian beban Resistif menggunakan lampu bohlam Phillips 100 watt Untuk pengukuran akurasi beban statik pada lampu bohlam sebanyak 11 buah yang dinyalakan satu persatu memiliki nilai ketidakakurasian sebesar 1.75%. 4.4.2. Pengujian Beban Kapasitif Untuk pengujian beban kapasitif dilakukan dengan menggunakan Resistor Variabel yang dipasang seri dengan Kapasitor. Hasil yang diperoleh adalah : Gambar 4.7. Grafik Hasil pengujian Beban Kapasitif pada Wattmeter Dari Gambar 4.7. dapat diketahui bahwa pengukuran wattmeter untuk pengujian kapasitif sudah mendekati pengukuran wattmeter konvensional. Untuk perhitungan akurasi pada beban kapasitif terdapat ketidakakurasian sebesar 4.425%. 4.5. Pengujian Presisi Beban Statik Dalam uji presisi ini alat ukur mengukur satu lampu bohlam 100 watt. Sistem pengukuran diulang sebanyak 15 kali pada kondisi yang sama, dan dibandingkan dengan pengukuran dari Multimeter. Pengujian dilakukan menggunakan sumber dari PLN agar tegangan yang masuk ke dalam alat ukur stabil. Gambar 4.8. Grafik Pengujian Presisi pada Wattmeter Standar deviasi untuk gambar 4.8 sebesar σ = 0.014315, yang artinya bahwa persebaran pembacaan output ketika input yang sama diterapkan secara berulang sebanyak 15 kali dengan kondisi pengukuran yang sama, instrumen dan pengamat yang sama, lokasi yang sama, kondisi perawatan yang sama, yaitu tingkat persebaran 58.253 ± 0.014, atau toleransi rentang persebaran 1.4%.

4.6. Pengujian Sensivitas Beban Statik Untuk pengujian sensitivitas, seperti yang telah ditunjukkan oleh Gambar 4.5. Data hasil pengukuran diolah dengan menggunakan persamaan regresi linear sehingga nilai sensitivitas dari alat ukur dapat diketahui. Persamaan Regresi Linear : N X iyi X i Yi b 2 2 N X i X Dimana X adalah data hasil pengukuran wattmeter digital, Y adalah hasil pengukuran wattmeter penellitian dan b adalah nilai dari sensitivitas. Dengan menggunakan persamaan regresi linear persamaan maka didapatkan hasil untuk pengujian sensitivitas beban statik adalah sebesar 0.9871. Karena sensitivitas yang baik adalah ketika perbandingan antara alat ukur penelitian dengan alat ukur acuan adalah, maka wattmeter ini memiliki nilai sensitivitas yang sangat baik. 4.7. Waktu Respon Wattmeter Waktu respon wattmeter merupakan waktu yang dibutuhkan wattmeter saat mulai dinyalakan hingga wattmeter dapat bekerja dengan baik. Gambar 4.9. Grafik Respon Sensor Tegangan dan Sensor Arus terhadap Waktu Pada Gambar 4.9. menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan sensor arus agar dapat bekerja dengan baik sekitar 4 menit dengan rise time 2 menit 40 detik dan settling time 250 detik. Sedangkan waktu sensor tegangan agar dapat bekerja dengan baik hanya membutuhkan waktu sekitar 2 menit dengan rise time 1 menit 10 detik dan settling time 180 detik. 4.8. Waktu Penetapan Waktu tanggap merupakan waktu yang dibutuhkan oleh sensor untuk dapat mengukur hingga tegangan keluaran sensor stabil, berikut grafik waktu yang dapat dilihat pada Gambar 4.11. Gambar 4.10. Grafik waktu Penetapan Sensor Tegangan dan Sensor Arus

Gambar 4.10. menunjukkan bahwa respon waktu yang dibutuhkan sensor dalam mengukur tegangan dan arus hingga titik stabil yaitu 2 detik dengan rise time 1.3 detik untuk sensor tegangan dan 2.7 detik dengan rise time 2 detik. 5. Kesimpulan dan Saran 5.1. Kesimpulan 1. Persentasi kesalahan pengukuran rata-rata untuk sensor tegangan adalah sebesar 8.45%. 2. Rata-rata persentasi kesalahan pengukuran dari sensor arus yaitu sebesar 2%. 3. Range atau jangkauan hasil nilai terendah sensor tegangan yang dapat dideteksi adalah sebesar 40 Volt dan nilai tertinggi 230 Volt. Sedangkan untuk nilai terendah dari sensor arus adalah 1 A dan nilai tertinggi adalah 30 A. 4. Pengujian akurasi untuk beban resistif didapatkan ketidakakurasian dalam pengukuran sebesar 2.46% untuk beban resistor variabel dan 1.75% untuk beban lampu. 5. Pengujian akurasi beban statik pada wattmeter untuk beban kapasitif dilakukan dengan menggunakan Resistor Variabel yang dipasang seri dengan Kapasitor terdapat ketidakakurasian sebesar 4.425%. 6. Standar deviasi untuk pengujian presisi alat ukur sebesar σ = 0.014315, yaitu tingkat persebaran 58.253 ± 0.014, atau toleransi rentang persebaran 1.4%. 7. Sensitivitas wattmeter didapatkan sebesar b = 0.9871. Sensitivitas yang baik adalah ketika perbandingan antara alat ukur penelitian dengan alat ukur acuan adalah, maka wattmeter ini memiliki nilai sensitivitas yang sangat baik. 8. Respon waktu yang dibutuhkan sensor arus 4 menit dengan rise time 2 menit 40 detik dan settling time 250 detik. Sedangkan waktu yang dibutuhkan sensor tegangan 2 menit dengan rise time 1 menit 10 detik dan settling time 180 detik. 9. Respon penetapan yang dibutuhkan sensor dalam mengukur untuk mencapai titik stabil yaitu 2 detik dengan rise time 1.3 detik untuk sensor tegangan dan 2.7 detik dengan rise time 2 detik. 5.2. Saran Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperbaiki kekurangan yang ada dan diharapkan dapat mengembangkan apa yang telah dilakukan pada penelitian ini. Untuk itu disarankan hal-hal sebagai berikut : 1. Penggunaan ADC yang mempunyai resolusi lebih besar sehingga sensitivitas akuisisi data menjadi lebih kecil. 2. Pengembangan terhadap sensor tegangan dan sensor arus untuk mengurangi persentasi kesalahan pengukuran agar alat ukur dapat terbukti secara akurat dan benar adanya. 8. Daftar Pustaka [1]Allegro microsystem.inc. (2011). ACS712-Datasheet Rev. 14. [online]. Diambil dari http://www.allegromicro.com. Diakses tanggal 4 Juni 2013. [2]Anonim. (2002). Max232 Max232i Dual Eia-232 Drivers/Receivers, TexasInstrument. [online]. http://www.datasheetcatalog.org/datasheet/texasinstruments/max232.pdf. Diakses 6 juni 2013. [3]Anonim. (2012). Power Supply Simetris (Output Ganda). [online]. Diambil dari : http://www.elektronikadasar.com/rangkaian/power-supply/power-supply-simetris-output-ganda/. Diakses pada tanggal 6 Juni 2013. [4]Harun, Najamuddin. 2011. Bahan Ajar Perancangan Pembangkit Tenaga Listrik. Makassar : Universitas Hasanuddin. [5]Hendawan, Soebhakti. (2007). Basic AVR Microcontroller Tutorial. Batam : Politeknik Batam. [6]Pidaksa, Ageng. (2012). Wattmeter Digital AC Berbasis Mikrokontroller ATMega8. Yogyakarta : F.T UNY. [7]Setiono, Andi, Prabowo Puronto dan Bambang Widyatmoko. (2010). Pembuatan dan Uji Coba Data Logger Berbasis Mikrokontroller ATMega32 untuk Monitoring Pergeseran Tanah. Tangerang Selatan : Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPF - LIPI).