BENTHIC LIFE FORM REPORT

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Persentase tutupan karang stasiun 1

Ulangan I II III. Rata-rata ( C) DPL Ex-DPL Non DPL Ulangan I II III. Ulangan I II III

KONDISI TUTUPAN KARANG PULAU KAPOPOSANG, KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN, PROVINSI SULAWESI SELATAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Lokasi penelitian berada di dalam wilayah Kabupaten Administratif

Lampiran 1. Hasil perhitungan tutupan ekosistem karang di Pulau Berhala Serdang Bedagai. Stasiun 1

LINE INTERCEPT TRANSECT (LIT)

KONDISI TERUMBU KARANG DAN IKAN KARANG PERAIRAN TULAMBEN BALI Tyas Ismi Trialfhianty 09/288367/PN/11826 Manajemen Sumberdaya Perikanan

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE KERJA. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Juli sampai dengan Bulan Oktober Lokasi

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Laporan Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Enggano dan sekitarnya *

KONDISI IKAN KARANG DI PULAU PRAMUKA KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA. 1) Sukmaraharja Aulia Rachman Tarigan, 2) Bi nandra Dwindaru dan 3) Fitrie Hardyanti

MANUAL LIFEFORM 5.1. Oleh : Rahmat, M.I. Yosephine T.H. dan Giyanto. Programmer/Analyst : Rahmat. Editor : Del Afriadi

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Bentuk Pertumbuhan dan Kondisi Terumbu Karang di Perairan Teluk Tomini Kelurahan Leato Selatan Kota Gorontalo

4. HASIL Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lampiran 1 Kondisi Ekosistem Terumbu Karang Pulau Liukang Loe untuk Peruntukkan Wisata Selam dan Snorkling. Persentase Tutupan LIT

Angin memiliki pola pergerakan yang bervariasi sesuai dengan musim yang. berlangsung di suatu perairan akibat adanya perbedaan tekanan udara.

Parameter Fisik Kimia Perairan

Jumlah I II III IV V VI VII

5 PERBANDINGAN HASIL TANGKAPAN BUBU YANG DIOPERASIKAN BERSAMA RUMPON DAN TANPA RUMPON

Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

3. METODOLOGI 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2. Jenis dan Sumber Data

Sampul Depan Sumber Foto : Anna E.W. Manuputty Desain Cover : Siti Balkis

BIODIVERSITAS IKAN KARANG DI PERAIRAN TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA, JEPARA BIODIVERSITY OF CORAL FISH IN KARIMUNJAWA NATIONAL PARKS WATERS, JEPARA

Diversity of reef fish at waters of Makian Island in North Maluku

PERSENTASE TUTUPAN KARANG DI PERAIRAN MAMBURIT DAN PERAIRAN SAPAPAN KABUPATEN SUMENEP PROVINSI JAWA TIMUR

TINJAUAN UMUM MATA KULIAH KONSERVASI SUMBERDAYA PERAIRAN. Konservasi sumberdaya perairan merupakan upaya perlindungan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SEBARAN DAN KERAGAMAN IKAN KARANG DI PULAU BARRANGLOMPO: KAITANNYA DENGAN KONDISI DAN KOMPLEKSITAS HABITAT

KEANEKARAGAMAN JENIS IKAN KARANG DI PULAU BADI DAN PULAU KODINGARENG LOMPO. The Diversity of Coral Fish in Badi and Kodingareng Lompo Islands

Gambar 2 Peta lokasi penelitian.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Kajian Kesesuaian Wisata Selam dan Snorkeling di Perairan Tulamben, Karangasem, Bali

STRUKTUR KOMUNITAS IKAN PADA EKOSISTEM TERUMBU BUATAN DI PERAIRAN PULAU KARYA DAN PULAU HARAPAN, KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU, DKI JAKARTA

Keanekaragaman Jenis Ikan Karang di Perairan Belitung Barat, Kepulauan Bangka Belitung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. Kawasan Perairan Pantai Desa Ponelo secara administratif termasuk

KONDISI SUMBERDAYA IKAN & TERUMBU KARANG DI PULAU MARATUA, KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Hendrawan Syafrie 1) ABSTRACT

KERUSAKAN TERUMBU KARANG KARIMUNJAWA AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI BATUBARA

Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFICATION OF CORAL REEF FISHES IN THE NATIONAL CONSERVATION AREA, ANAMBAS ISLAND, KEPULAUAN RIAU PROVINCE. *

STUDI KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG DAN STRATEGI PENGELOLAANNYA (STUDI KASUS PERAIRAN TELUK BAKAU KABUPATEN BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU)

3 METODE PENELITIAN. Tabel 1. Letak geografis stasiun pengamatan

Keterkaitan Antara Sistem Zonasi dengan Dinamika Status Ekosistem Terumbu Karang di Taman Nasional Wakatobi

PERSENTASE TUTUPAN DAN TIPE LIFE FORM TERUMBU KARANG DI PULAU MANDANGIN KABUPATEN SAMPANG

STUDI BASELINE EKOLOGI

PETA LOKASI PENANAMAN BUBU TALI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Ekosistem Terumbu Karang

KABUPATEN BUTON - SULAWESI TENGGARA CRITC COREMAP LIPI

Lampiran 1. Data hasil tangkapan

KAJIAN KOMUNITAS TERUMBU KARANG DAERAH PERLINDUNGAN LAUT PERAIRAN SITARDAS KABUPATEN TAPANULI TENGAH PROVINSI SUMATERA UTARA 1

STRUKTUR KOMUNITAS TERUMBU KARANG DI PESISIR KECAMATAN BULELENG SINGARAJA

Sampul Depan Sumber Foto : Agus Bdiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang Tipe Terumbu Karang dan Pembentukannya

Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan

VI. KESESUAIAN LAHAN DAN DAYA DUKUNG FISIK KAWASAN WISATA BAHARI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

STUDI KONDISI EKOSISTEM TERUMBU KARANG SERTA STRATEGI PENGELOLAANNYA (Studi Kasus di Teluk Semut Sendang Biru Malang)

`Distribusi biomassa ikan sebagai dasar pengaturan penangkapan di Kepulauan Seribu (Fokus kajian Pulau Semak Daun)

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Eksplorasi Kegiatan Pemijahan Ikan Terumbu Lokasi Potensial Pemijahan Ikan Terumbu

Monitoring jenis ikan pada modul terumbu buatan di Selat Lembeh Kelurahan Mawali Kecamatan Lembeh Selatan Kota Bitung

Keterangan Cover Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Keterangan Cover Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Tangkapan Total hasil tangkapan Hasil tangkapan bubu tali selama 10 kali operasi adalah 520 ekor dengan berat

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian

3. METODOLOGI PENELITIAN

Keterangan sampul depan : Sumber foto : Agus Budiyanto Desain cover : Siti Balkis

PEMANTAUAN KESEHATAN TERUMBU KARANG UNTUK MELIHAT EFEKTIVITAS PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN BERBASIS ZONASI

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Keterangan sampul depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Status Kondisi Terumbu Karang di Teluk Ambon

Kondisi Terumbu Karang dengan Indikator Ikan Chaetodontidae di Pulau Sambangan Kepulauan Karimun Jawa, Jepara, Jawa Tengah.

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Keterangan Cover Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Sampul Depan Sumber Foto : Agus Budiyanto Desain Cover : Siti Balkis

Lama Pengaruh Coral Bleaching dan Red Tide Terhadap Kematian Karang di Perairan Sumatera Barat 1)

ANALISIS HASIL TANGKAPAN SAMPINGAN BUBU YANG DIOPERASIKAN DI PERAIRAN KARANG KEPULAUAN SERIBU

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print)

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.1, (2015) ( X Print)

IDENTIFIKASI TERUMBU KARANG PERAIRAN MAMBURIT KEBUPATEN SUMENEP

EKOSISTEM LAUT TROPIS (INTERAKSI ANTAR EKOSISTEM LAUT TROPIS ) ANI RAHMAWATI JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNTIRTA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KONDISI TUTUPAN PERSEN KARANG DI PERAIRAN DESA TELUK BAKAU BERDASARKAN BENTHIC LIFE FORM. Rodiallohuanhum

POTENSI PERIKANAN TANGKAP DI KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH (KKPD) KABUPATEN NATUNA PROVINSI KEPULAUAN RIAU, INDONESIA

Sampul Depan. Desain Cover : Siti Balkis

STATUS PERSENTASE TUTUPAN KARANG SCLERACTINIA DI PULAU BUNAKEN (TAMAN NASIONAL BUNAKEN) DAN DI PANTAI MALALAYANG, PESISIR KOTA MANADO

STRUKTUR KOMUNITAS TERUMBU KARANG DI PESISIR KECAMATAN BULELENG SINGARAJA

Keterangan sampul depan : Sumber foto : Agus Budiyanto Desain cover : Siti Balkis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Komunitas Ikan di Ekositem Padang Lamun. Komunitas dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu fisik dan biologis.

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Terumbu Karang

PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN KARANG JENIS Lobophyllia hemprichii YANG DITRANSPLANTASIKAN DI PULAU PRAMUKA, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA

Korelasi Tutupan Terumbu Karang dengan Kelimpahan Relatif Ikan Famili Chaetodontidae di Perairan Pantai Pasir Putih, Situbondo

Transkripsi:

BENTHIC LIFE FORM REPORT Reef Name : DPL Pulau Sekate Koordinat X : Site Description : Line Transek 3, Stasiun 3 Y : Sample Id : Date : Transect Length Sampled : 1000 cm Transect Depth : 5 Meter Collector(s) : Simon Boyke Sinaga Site Number : Remarks : 0 BENTHIC CODE NBR. OF PERCENT CATEGORY LIFE FORM NBR OCCURANCE COVER TOTALS Hard Corals ( Acropora ) Branching ACB 1 60 6,00 % Tabulate ACT 0 0 0,00 % Encrusting ACE 0 0 0,00 % Submassive ACS 0 0 0,00 % Digitate ACD 0 0 0,00 % 6,00 % Hard Corals ( Non Acropora ) Branching CB 0 0 0,00 % Massive CM 7 233 23,30 % Encrusting CE 5 227 22,70 % Submassive CS 1 70 7,00 % Foliose CF 1 19 1,90 % Mushroom CMR 0 0 0,00 % Millepora CME 0 0 0,00 % Heliopora CHL 0 0 0,00 % 54,90 % Dead Scleractinia Dead Coral DC 0 0 0,00 % ( With Algal Covering ) DCA 4 202 20,20 % 20,20 % Algae Macro MA 0 0 0,00 % Turf TA 0 0 0,00 % Coraline CA 0 0 0,00 % Halimeda HA 0 0 0,00 % Algal Assemblage AA 0 0 0,00 % 0,00 % Other Fauna Soft Corals SC 0 0 0,00 % Sponge SP 0 0 0,00 % Zoanthids ZO 0 0 0,00 % Others OT 1 44 4,40 % 4,40 % Abiotic Sand S 1 22 2,20 % Rubble R 2 123 12,30 % Silt SI 0 0 0,00 % Water WA 0 0 0,00 % Rock RCK 0 0 0,00 % 14,50 % Benthic Totals 23 100,00 %

165 Lampiran 3. Jenis ikan yang ditemukan pengamatan dengan metode UVC di Pulau Sekate pada tahun 2009 No Family Genus 1 Apogonidae Cheilodipterus quinquelineatus Apogon compressus Apogon bandanensis 2 Blenniidae Meiacanthus grammistes 3 Chaetodontidae Chaetodon octofasciatus Chelmon rostratus 4 Haemulidae Plectorhinchus chaetodonoides 5 Labridae Choerodon anchorago Hemigymnus melapterus Cheilinus fasciatus Halichoeres leucurus Halichoeres dussumieri Halichoeres chloropterus 6 Lutjanidae Lutjanus kasmira 7 Mullidae Parupeneus tragula 8 Nemipteridae Scolopsis ciliata Scolopsis margaritifer Pentapodus bifasciatus 9 Pomacanthidae Chaetodontoplus mesoleucus Amphiprion frenatus Amphiprion ocellaris Neopomacentrus filamentosus Chromis ternatensis Neoglyphidodon nigroris Dischistodus prosopotaenia Neopomacentrus bankieri Pomacentrus moluccensis Ablyglyphidodon curacao Abudefduf bengalensis Abudefduf sexfasciatus Neopomacentrus cyanomos Pomacentrus milleri Pomacentrus littoralis 10 Pomacentridae Pomacentrus simsiang 11 Scaridae Scarus sp 12 Serranidae Cephalopholis boenak 13 Siganidae Siganus virgatus 14 Sphyraenidae Sphyraena obtusata

166 Lampiran 4. Kelimpahan ikan berdasarkan jenis hasil pengamatan dengan metode UVC di Pulau Sekate. No Jenis Ikan Jumlah Kelimpahan Individu Indiv/ha 1 Neopomacentrus filamentosus 451 4,295 2 Chromis ternatensis 431 4,105 3 Pomacentrus littoralis 102 971 4 Neopomacentrus bankieri 93 886 5 Chaetodon octofasciatus 76 724 6 Halichoeres leucurus 37 352 7 Amphiprion ocellaris 33 314 8 Sphyraena obtusata 33 314 9 Choerodon anchorago 28 267 10 Halichoeres dussumieri 28 267 11 Cheilodipterus quinquelineatus 26 248 12 Scarus sp 26 248 13 Halichoeres chloropterus 24 229 14 Cheilinus fasciatus 22 210 15 Pomacentrus milleri 22 210 16 Chaetodontoplus mesoleucus 21 200 17 Lutjanus kasmira 20 190 18 Pomacentrus simsiang 20 190 19 Chelmon rostratus 19 181 20 Abudefduf bengalensis 17 162 21 Amphiprion frenatus 16 152 22 Cephalopholis boenak 14 133 23 Hemigymnus melapterus 9 86 24 Neoglyphidodon nigroris 9 86 25 Dischistodus prosopotaenia 6 57 26 Neopomacentrus cyanomos 6 57 27 Apogon compressus 4 38 28 Meiacanthus grammistes 4 38 29 Scolopsis ciliata 4 38 30 Scolopsis margaritifer 4 38 31 Abudefduf sexfasciatus 4 38 32 Siganus virgatus 4 38 33 Apogon bandanensis 3 29 34 Parupeneus tragula 3 29 35 Pomacentrus moluccensis 3 29 36 Ablyglyphidodon curacao 3 29 37 Plectorhinchus chaetodonoides 2 19 38 Pentapodus bifasciatus 2 19 Total 1,629 15,514

No Jenis Ikan Hasil Tangkapan ikan (Kg) Mei '08 Juni '08 Juli '08 Agust '08 Sept '08 Okt'08 Nov '08 Des '08 1 Loligo - - 147,00 748,20 3.880,30 3.080,80 2.942,60 99,60 2 Balistidae 3,70 - - - 1,60 - - - 3 Caesionidae 25,30 29,30 12,30-1.609,20 1.358,90 1.841,00 1.123,40 4 Carangidae 23,70 98,50 152,40 37,80 59,80 251,40 747,40 231,10 5 Chirocentridae - - - - - - 60,40 12,00 6 Clupeidae - - - - 1,50 - - - 7 Cynoglossus lingna - 3,40 3,80-1,30 1,20 0,30 21,60 8 Dasyathidae 286,70 108,20 16,70-50,30 86,30 202,40 38,60 9 Labridae 4,40 12,80 52,60 191,30 206,00 240,60 151,90 92,30 10 Lethrinidae - - - - 5,40 0,30 2,80-11 Lutjanidae 45,80 103,50 55,60 46,00 80,10 63,50 174,70 12 Mugilidae - - 4,50 80,80 13,40 56,70 30,35 6,50 13 muraenidae 3,90 - - - - - - - 14 nemipteridae - - - 1,90 - - - - 15 Panulirus spp. - - 16,60 - - - 36,40 16 Plotosidae - - - 2,30 1,00 - - - 17 Portunus pp. - 5,50 3,20 - - - - - 18 Scaridae - 9,00 8,60-55,40 38,90 13,50-19 Scombridae 6,40 4,20 - - 33,80 17,10 13,10 109,10 20 Scylla serrata - 0,80 - - - - - - 21 Sepia spp 25,50 16,00 31,40 27,70 28,90 62,70 58,10 55,40 22 Serranidae 50,50 87,90 31,10-187,50 143,40 108,00 76,20 23 Siganidae 9,50 56,70 15,40 50,10 9,30 12,00 5,20 131,60 24 sphyraenidae 23,90 118,80 56,90-20,20 9,40 24,70 56,80 25 Toxotidae - - - - 20,00 - - 26,90 TOTAL 509,30 654,60 608,10 1.140,10 6.230,90 5.439,80 6.301,65 2.268,40 No Jenis Ikan Hasil Tangkapan ikan (Kg) Jan '09 Feb '09 Mar '09 Apr '09 May '09 Juli '09 Juni '09 TOTAL 1 Loligo 1.096,60 1.696,10 3.381,00 4.123,90 1.941,00 - - 23.137,10 2 Balistidae 0,40-1,80-0,60 - - 8,10 3 Caesionidae 325,10 409,80 353,10 85,00 301,10 5,70 46,20 7.525,40 4 Carangidae 127,10 409,40 226,20 508,60 153,30 7,20 11,00 3.044,90 5 Chirocentridae - - - - - - - 72,40 6 Clupeidae - - - - - - - 1,50 7 Cynoglossus lingna 8,20 4,40 2,00 1,10 0,50-0,60 48,40 8 Dasyathidae 79,30 76,20 242,80 12,60 196,30-23,40 1.419,80 9 Labridae 93,20 134,30 450,00 239,30 268,90 2,10 25,20 2.164,90 10 Lethrinidae - - - 335,50 - - - 344,00 11 Lutjanidae 220,90 166,70 115,20 7,60 82,40-28,20 1.190,20 12 Mugilidae 146,80 184,40 96,70 91,90 50,00 - - 762,05 13 muraenidae - - - - - - - 3,90 14 nemipteridae - - 10,70 87,30 115,70 2,20-217,80 15 Panulirus spp. 141,40 39,00 36,80 - - - - 282,80 16 Plotosidae 1,20 2,90 - - - - - 7,40 17 Portunus pp. - 19,20-4,60 - - - 32,50 18 Scaridae 15,60 2,50 17,10 2,00 3,90 - - 166,50 19 Scombridae 9,20 56,90 7,50 27,30 2,20 - - 286,80 20 Scylla serrata 18,30 - - 27,20 13,80 - - 60,10 21 Sepia spp 188,50 331,30 109,60 70,20 112,00 2,90 11,70 1.131,90 22 Serranidae 371,00 111,10 176,90 142,10 170,60-38,80 1.695,10 23 Siganidae 1.853,40 2.828,30 1.141,80 20,80 103,30 0,70 5,80 6.243,90 24 sphyraenidae 12,50 43,70 37,20 20,60 70,80-22,30 517,80 25 Toxotidae - - 15,00 64,70 - - - 126,60 TOTAL 4.708,70 6.516,20 6.421,40 5.872,30 3.586,40 20,80 213,20 50.491,85

No Jenis Ikan Hasil Tangkapan ikan (Kg) Mei '08 Juni '08 Juli '08 Agust '08 Sept '08 Okt'08 Nov '08 Des '08 1 Loligo 0 0 147 748,2 3880,3 3080,8 2942,6 99,6 2 Caesionidae 25,3 29,3 12,3 0 1609,2 1358,9 1841 1123,4 3 Siganidae 9,5 56,7 15,4 50,1 9,3 12 5,2 131,6 4 Carangidae 23,7 98,5 152,4 37,8 59,8 251,4 747,4 231,1 5 Labridae 4,4 12,8 52,6 191,3 206 240,6 151,9 92,3 6 Serranidae 50,5 87,9 31,1 0 187,5 143,4 108 76,2 7 Dasyathidae 286,7 108,2 16,7 0 50,3 86,3 202,4 38,6 8 Lutjanidae 45,8 103,5 55,6 46 80,1 63,5 174,7 9 Sepia spp 25,5 16 31,4 27,7 28,9 62,7 58,1 55,4 10 Mugilidae 0 0 4,5 80,8 13,4 56,7 30,35 6,5 11 sphyraenidae 23,9 118,8 56,9 0 20,2 9,4 24,7 56,8 12 Lethrinidae 0 0 0 0 5,4 0,3 2,8 0 TOTAL 495,30 631,70 575,90 1.135,90 6.116,30 5.382,60 6.177,95 2.086,20 No Jenis Ikan Hasil Tangkapan ikan (Kg) Jan '09 Feb '09 Mar '09 Apr '09 May '09 Juni '09 Juli '09 TOTAL 1 Loligo 1096,6 1696,1 3381 4123,9 1941 0 0 10.898,50 2 Caesionidae 325,1 409,8 353,1 85 301,1 46,2 5,7 5.999,40 3 Siganidae 1853,4 2828,3 1141,8 20,8 103,3 5,8 0,7 289,80 4 Carangidae 127,1 409,4 226,2 508,6 153,3 11 7,2 1.602,10 5 Labridae 93,2 134,3 450 239,3 268,9 25,2 2,1 951,90 6 Serranidae 371 111,1 176,9 142,1 170,6 38,8 0 684,60 7 Dasyathidae 79,3 76,2 242,8 12,6 196,3 23,4 0 789,20 8 Lutjanidae 220,9 166,7 115,2 7,6 82,4 28,2 0 569,20 9 Sepia spp 188,5 331,3 109,6 70,2 112 11,7 2,9 305,70 10 Mugilidae 146,8 184,4 96,7 91,9 50 0 0 192,25 11 sphyraenidae 12,5 43,7 37,2 20,6 70,8 22,3 0 310,70 12 Lethrinidae 0 0 0 335,5 0 0 0 8,50 TOTAL 4.514,40 6.391,30 6.330,50 5.658,10 3.449,70 212,60 18,60 50.491,85

159 Appendix 7. Memorandum of sale of fish sold market local fish (1) and the Singapore 1 2

175 Lampiran 11. Dampak terukur dari perikanan di Kawasan Konservasi Laut (Roberts 2000). Nama DPL dan Lokasinya Laut Leigh, New Zealand Taman Laut Tacharanus, New Zealand Mayotte, Samudera Hindia Looe Key, Florida, USA Cousin, Seychelles Sainte Ann, Seychelles Jangka Waktu (Tahun) Tipe Habitat 21 Iklim Subtropis Hangat, Karang Berbatu 14 Iklim Subtropis, 3 Terumbu 2 Terumbu 15+ Terumbu 11 Terumbu Dampak yang Dilaporkan Ikan predator yang sangat umum terdapat di perairan ini yaitu Pagrus auratus jumlahnya 6 kali lebih banyak ditemukan di daerah perlindungan dibandingkan dengan di luar kawasan, Spiny Lobster Jassus edwardsii jumlahnya 1,5 kali lebih berlimpah dan karapasnya berukuran lebih panjang. Dalam waktu 18 tahun, densitas bintang laut di dalam kawasan menurun dari 4,9 m2 menjadi 1,4 m2, sementara penutupan bintang laut meningkat di luar kawasan dari 14% menjadi 40% (Babcock, 1999) Ikan predator utama yang banyak ditemukan di perairan yaitu Pagrus auratus jmulahnya 9 kali lebih banyak didalam kawasan perlindungan dibandingkan dengan di luar kawasan. Spiny Lobster Jassus edwardsii densitasnya lebih berlimpah sebanyak 3,7 kali dengna ukuran karapas 18 mm lebih panjang (Babcock, 1999) Jumlah total penampakkan spesies tidak berbeda antara di dalam kawasan perlindungan dengan di luar kawasan, meskipun demikian jenis karnivora besar yang umum ditemukan lebih beragam dan lebih berlimpah di dalam kawasan perlindungan. Nilai tengah (mean) biomassa dari spesies komersial di dalam kawasan sebesar 202 g/m2 sementara di luar kawasan sebesar 79 g/m2 (Babcock, 1999) Setelah adanya pelarangan pola perikanan tangkap dengan tombak, 15 jenis ikan target densitasnya meningkat; kakap densitasnya meningkat sebanyak 93% dan grunts 439% (Clark et al, 1989) Kerapu, Injil, dan kakap lebih berlimpah dan beragam di dalam kawasan perlindungan dibandingkan dengan di daerah penangkapan (Jennings, 1998) Meskipun pada kenyataannya ada beberapa keluarga yang masih memegang hak penangkapan dan perburuan masih banyak dimiliki, keragaman target spesies dan total biomassa ikan lebih tinggi di dalam kawasan perlindungan dibandingkan di daerah yang banyak dilakukan kegiatan penangkapan. Biomassa pemangsa tidak meningkat sejalan dengan hilangnya predator karena penangkapan (Jennings et al, 1995; Jenning et al, 1998).

176 Hewan Liar Merrit, Florida, USA Taman Nasional Laut Kisite, Kenya Punta El Lacho, Chilli Laut Barbados Taman Laut dan Tanah Cays Exima, Bahama Taman Laut dan Tanah Cays Exima, Bahama Distrik Konservasi kehidupan laut Hawaii perlindungan laut De Hoop, Afrika Selatan Taman Laut Saba, Saba, Belanda, Laut Hotel 28 Rawa subtropis 5 Terumbu 2 Sub-tropis,, pantai pasang surut 11 Terumbu 36 Padang lamun tropis 10 Terumbu Tidak dilaporkan Terumbu 2 Sub-tropis hangat, 4 Terumbu 4 Terumbu Penangkapan eksperimen per unit upaya (jumlah yang ditangkap untuk setiap unit upaya tangkap) sebesar 2,6 kali lebih besar di dalam kawasan perlindungan untuk semua kombinasi permainan memancing, 2,4 kali untuk ikan trout laut bertotol (Cynoscion nebulosus), 6,3 kali untuk ikan Red Drum (Sciaenops ocellata), 12,8 kali untuk Black Drum (Pogonius cromis), 5,3 kali ikan Snoops (Centropomus undecimalis), dan 2,6 kali untuk Ikan Stripe Mullet (Mugil cephallus). Ikan di kawasan perlindungan berukuran lebih besar, kelimpahannya lebih besar dan pemancing lebih memilih untuk memancing di daerah perbatasan kawasan perlindungan (Johnson et al., 1999). Kakap, Injil, dan Kerapu lebih berlimpah di dalam Taman Nasional dan tampaknya sampai tercecer ke daerah penangkapan. tidak berdampak pada keragaman spesies (Watson et al. 1996) Jenis siput komersial penting, the Loco (Concholepas concholepas), densitasnya meningkat dari 5 kali menjadi 14 kali dan ukurannya menjadi 2 kali lipat, ukuran badan sejalan dengan program perlindungan (Castilla dan Duran, 1985). Ikan berukuran besar dan mudah diperangkap, jumlah dua kali lipat lebih berlimpah di daerah perlindungan dan 18 dari 22 spesies ukurannya menjadi lebih besar (Rakitin & Kramer, 1996, Chapman & Kramer, 1999). Densitas rata-rata siput ratu dewasa (Strombus gigas) 15 kali lebih tinggi di dalam kawasan dan larva tingkat akhir densitasny 4-17 kali lebih tinggi (Stoner & Ray, 1996) Hasil reproduksi kerapu Nassau (Epinephelus striatus) lebih banyak 6 kali di dalam kawasan (Sluka et al. 1997) Ikan-ikan jumlahnya lebih berlimpah sebanyak 63% di area perlindungan dari kegiatan perikanan (Grigg, 1994). Penangkapan eksperimen per unit upaya meningkat sampai dengan 5 kali lipat untuk 6 dari 10 spesies komsersial penting (Bennett & Attwood, 1991). Di daerah larang ambil, biomas spesies target lebih dari 2 kali biomassa di daerah penangkapan (Polunin & Roberts, 1993). Biomassa spesies target di daerah perlindungan ukurannya pada tingkat rata-

177 Chan Anse Chastanet Taman Ras Mohammed, Mesir Taman Ras Mohammed, Mesir Taman Nasional laut Kisite dan Laut Nasional Mpunguti, Kenya Tiga taman nasional laut Kenya: Malindi, Watamu, Kisite Taman Nasional Laut Laguna Selatan, New Caledonia Laut Banyuls Cerbere, Perancis 2 Terumbu Karang 15 Terumbu Karang 15 Terumbu Kisite 20, Mpunguti 0 (terbuka untuk usaha penangkapan tradisional Malindi 24 Watamu 20 Kisite 19 Terumbu Terumbu 5 Terumbu 6 Peraira subtropis hangat, rata hampir dua kali lipat daripada di daerah penangkapan dan daerah perlindungan memiliki spesies yang 3 kali lebih mudah ditangkap (Roberts & polunin, 1993a, 1993b) Biomassa total untuk spesies komersial penting lebih dari dua kali lipatnya dari daerah penangkapan ikan dan daerah perlindungan memiliki jenis -jenis spesies yang ditangkap tiga kali lebih mudah dibandingkan di daerah manapun (Robert & Hawkins, 1997). Biomassa total untuk spesies komersial penting lebih dari dua kali lipatnya dari daerah penangkapan ikan dan daerah perlindungan memiliki jenis -jenis spesies yang ditangkap tiga kali lebih mudah dibandingkan di daerah manapun (Robert & Hawkins, 1997). Nilai tengah biomassa ikan lebih besar 1,2 kali pada terumbu yang dilindungi, smentara perbedaan diantara 7 spesies target sangat besar. Individu Kerapu Ekor Sabit (Variola touti) berukuran tiga kali lebih besar di dalam kawasan (Roberts & Polunin, 1993a; 1993b). Kelimpahan spesies komersial (kerapu, kakap, dan injil) mencapai 10 kali bahkan lebih di dalam kawasan perlindungan penuh Taman nasional Laut Kisite dibandingkan dengan daerah perlindungan laut Mpunguti. Lebih jauh, spesies kunci seperti Triggerfish (salah satu pemangsa bintang laut) kelimpahannya juga lebih besar di Taman Kisite, sementara itu mangsanya yaitu bintang laut lebih berlimpah di daerah perlindungan perikanan Mpunguti (Watson & Ormond, 1994). perlindungi membantu keragaman spesies regional dengan cara melindungi spesies yang tidak dapat hidup di daerah perikanan tangkap. Dari 110 spesies yang tercatat di daerah perlindungan, 52 diantaranya tidak ditemukan di daerah penangkapan (McClanahan, 1994). Di dalam kawasan perlindungan terdapat peningkatan populasi ikan sebanyak 67%, peningkatan densitas sebanyak 160%, dan biomassa sebesar 246% tapi ukuran rata-rata ikan dari hampir semua spesies tidak menunjukkan peningkatan (Wantiez et al. 1997). 18 target spesies berukuran lebih besar di dalam kawasan perlindungan (Bell, 1983)

178 Gua Shady, San Juan, Washington, USA Taman Bawah Laut Edmond, Washington, USA Anacape, Channel, California, USA Taman Nasionanal Tsitsikamma, Afrika Selatan Sumilon, Filipina Kepulaun Apo, Filipina Kyoto Precture Closure, Jepang Maria, Tasmania 7 Sub-tropis, 27 Sub-tropis 20 Sub-tropis Hangat, 22 Karang Berbatu 10 Terumbu 6 Terumbu 4 Sub-tropis berpasir dan berdasar lumpur 6 Sub-tropis Lingcod (Ophiodon elongatus) hampir tiga kali lebih berlimpah di daerah perlindungan (Palsson & Pacunski, 1985) Jumlah telur ikan Rock dan larva yang asli hidup di dalam kawasan jumlahnya lebih besar 55 kali dari yang di luar kawasan. Untuk Lingcod (Ophiodon elongates) jumlahnya lebih banyak sebesar 20 kali (Pallson & Pacunski, 1995) Densitas bintang laut merah yang bernilai komersial (Strongylocentrotus franciscanus) 9 kali lebih besar di dalam kawasan dibanding kawasan penangkapan terdekat (Gary Davis quoted in Fujita, 1998). Dari 3 spesies yang dipelajari, satu diantaranya memiliki kelimpahan 4 kali lebih besar di dalam kawasan dan lainnya 13 kali lebih besar. Bream (Petrus rupestris) berada pada tingkat rata-rata 2 kali di dalam kawasan. Individu terbesar untuk semua spesies ditemukan di dalam kawasan perlindungan dan ukuran maksimum ikan di kawasan penangkapan semakin menurun (Buxton & Smale, 1989). Delapan belas bulan setelah penangkapan dimulai lagi di dala m kawasan, tangkapan per unit upaya menurun sampai setengahnya dan total panen 54% lebih sedikit dibanding kawasan penangkapan lainnya (Alcala & Russ, 1990). Biomassa pemangsa besar meningkat 8 kali lipat dari dalam daerah perlindungan. Di dalam kawasan penangkapan densitas ratarata dan kekayaan jenis spesies meningkat (Russ & Alcala, 1996a,b) Proporsi kepiting salju besar jantan (Chionoecetes opilio) meningkat sebanyak 32% di area tertutup (Yamasaki & Kuwahara, 1990) Densitas lobster (Jasus rubra) dan ikan terompet (Latridopsis forsteri) meningkat satu atau dua ordo dari jumlah yang ada di kawasan perlindungan. Jumlah spesies ikan, avertebrata dan alga juga bertambah di dalam kawasan, serta densitas ikan juga meningkat lebih besar dari 33 cm (Edgar & Barret, 1999)