PERANCANGAN KAPAL TONGKANG SEBAGAI PENYEBRANGAN MASYARAKAT DI SUNGAI BENGAWAN SOLO, DESA JIMBUNG KABUPATEN BLORA DESA KIRINGAN KABUPATEN BOJONEGORO

dokumen-dokumen yang mirip
PRA PERANCANGAN KAPAL PARIWISATA DI GREEN CANYON PANGANDARAN. Parlindungan Manik, Sarjito Jokosisworo, Biwa Abi Laksana 1) ABSTRAK

PERANCANGAN KAPAL CONTAINER

Kata kunci : kapal wisata, monohull, analisa hidrostatik, hambatan, stabilitas

STUDI PERANCANGAN KAPAL PENGANGKUT IKAN DARI KEPULAUAN SERIBU KE JAKARTA

PENENTUAN UKURAN UTAMA KAPAL PENYEBERANGAN SEBAGAI SARANA TRASNPORTASI LAUT RUTE PULAU PADANG- BENGKALIS

PERANCANGAN KAPAL GENERAL CARGO 1500 DWT RUTE PELAYARAN JAKARTA-SURABAYA

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

Pengaruh Pemasangan Vivace Terhadap Intact Stability Kapal Swath sebagai Fleksibel Struktur Hydropower Plan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Arus Laut

STUDI PERANCANGAN KAPAL KATAMARAN MULTIFUNGSI DIKAWASAN SUNGAI BANJIR KANAL BARAT SEMARANG

ISTA RICKY SURYOPUTRANTO ( ) PEMBIMBING: PROF. DJAUHAR MANFAAT. Ph,D

PERANCANGAN KAPAL KATAMARAN PARIWISATA DI PULAU MENJANGAN BESAR - KARIMUNJAWA

Desain Ulang Kapal Perintis 200 DWT untuk Meningkatkan Performa Kapal

Oleh : Febriani Rohmadhana. Pembimbing : Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc. Selasa, 16 Februari

ANALISA KINERJA HULL FORM METODE FORMDATA KAPAL IKAN TRADISIONAL 28 GT KM. SIDO SEJATI

STUDI PERANCANGAN KAPAL PENGANGKUT LUMPUR UNTUK KELANCARAN ALUR PELAYARAN DI SUNGAI KAPUAS

PERANCANGAN KAPAL WISATA KAPASITAS 30 PENUMPANG SEBAGAI PENUNJANG PARIWISATA DI KEPULAUAN SERIBU

ANALISA PERUBAHAN SISTEM PROPULSI DARI SCHOTTLE MENJADI TWIN SCREW PADA KAPAL PENUMPANG KMP NIAGA FERRY II

PERANCANGAN KAPAL BULK CARRIER 6200 DWT UNTUK RUTE PELAYARAN JAKARTA - PALNGKARAYA

STUDI PRA PERANCANGAN KAPAL MONOHULL KATAMARAN TRIMARAN DI PERAIRAN BALI

Analisa Penerapan Bulbous Bow pada Kapal Katamaran untuk Meningkatkan Efisiensi Pemakaian Bahan Bakar

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

PERENCANAAN KAPAL IKAN UNTUK NELAYAN DAERAH TEGAL

Desain Kapal Pembangkit Listrik 30 Megawatt untuk Perairan di Indonesia

KOMPARASI HULL PERFORMANCE PADA KONSEP DESIGN KAPAL IKAN MULTI FUNGSI DENGAN LAMBUNG KATAMARAN

Presentasi Ujian Tugas Akhir (MN )

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP TAHANAN KAPAL

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

PERANCANGAN KAPAL UNTUK MENUNJANG KEGIATAN PARIWISATA DI WADUK JATILUHUR, PURWAKARTA. Parlindungan Manik, Ahmad Didi Ahmadi

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

STUDI PERANCANGAN DAN ANALISA OLAH GERAK KAPAL LANDING SHIP TANK (LST) KAPASITAS 25 UNIT TANK LEOPARD 2A6

STUDI PERANCANGAN GLASS BOTTOM CATAMARAN UNTUK MENUNJANG OBJEK WISATA DIKAWASAN ANAK GUNUNG KRAKATAU

STUDI PERANCANGAN SEMI-SUBMERSIBLE HEAVY LIFT VESSEL DENGAN CARRYING CAPACITY TON

MODIFIKASI ARMOURED PERSONNEL CARRIER (APC) TIPE BTR-50P UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS

ANALISIS TEKNIS STABILITAS KAPAL LCT 200 GT

PENGARUH BENTUK LAMBUNG KAPAL TERHADAP POLA ALIRAN DAN POWERING PADA KAPAL PERAIRAN SUNGAI DAN LAUT

Studi Eksperimental Tahanan dan Momen Melintang Kapal Trimaran Terhadap Variasi Posisi Dan Lebar Sidehull

JUDUL TUGAS AKHIR STUDI PERBANDINGAN PERENCANAAN KAPAL KATAMARAN DAN MONOHULL SEBAGAI KAPAL RISET DIPERAIRAN BENGKALIS RIAU

PERANCANGAN KAPAL IKAN MINI PURSE SINE DISPLACEMENT 15 TON TIPE MONOHULL MENGGUNAKAN PIPA PVC

ANALISA HIDROSTATIS DAN STABILITAS PADA KAPAL MOTOR CAKALANG DENGAN MODIFIKASI PENAMBAHAN KAPAL PANCING.

HALAMAN JUDUL HALAMAN SURAT TUGAS

PEMBERDAYAAN PENGRAJIN KAPAL KAYU DI KABUPATEN BATANG DENGAN KKN-PPM TEMATIK

Perancangan Self Unloading Coal Carrier Untuk Alternatif Distribusi Batubara Dari Pulau Kalimantan ke Pulau Jawa

Kata kunci : Kepulauan Karimunjawa, Kapal Motor Cepat, Profitabilitas, Katamaran

Desain Kapal Penumpang Katamaran untuk Rute Dermaga Boom Marina, Banyuwangi Pelabuhan Benoa

PERANCANGAN UNDERWATER SIGHTSEEING BOAT UNTUK SARANA WISATA DI PULAU WEH, SABANG

Desain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang- Container Rute Surabaya Lombok

ANALISA PENGARUH LETAK LUNAS BILGA TERHADAP PERFORMA KAPAL IKAN TRADISIONAL (STUDI KASUS KAPAL TIPE KRAGAN)

K E M E N T E R I A N P E R H U B U N G A N BUKU INFORMASI TRANSPORTASI

RANCANG BANGUN KAPAL HYBRID TRIMARAN YANG HANDAL DAN EFISIEN

STUDI PERANCANGAN KAPAL PENGANGKUT SAPI DAN PAKAN TERNAK 100 GT PENYEBERANGAN SAPUDI - SITUBONDO

Keywords: Desain Kapal, Self propeller barge, sampit-semarang.

DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT

PEMANFAATAN TEKNOLOGI DIMPLE PADA LAMBUNG KAPAL UNTUK MENGURANGI TAHANAN KAPAL

Desain Self-Propelled Barge Pengangkut Limbah Minyak Di Kawasan Pelabuhan Indonesia III

PERANCANGAN KAPAL TRIMARAN UNTUK PENGHUBUNG PANTAI - PANTAI WISATA DI KABUPATEN PACITAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desain Kapal Amfibi Water School Bus sebagai Sarana Transportasi Pelajar untuk Rute Pelayaran Kepulauan Seribu - Jakarta Utara

PENGEMBANGAN DESAIN HULL KAPAL CONTAINER 190 TEUS SEBAGAI ALTERNATIF TOL LAUT UNTUK PELAYARAN BANYUWANGI-JAKARTA

FINAL KNKT Laporan Investigasi Kecelakaan Laut

Program Studi S1 Teknik Perkapalan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Indonesia

PERANCANGAN KAPAL GENERAL CARGO 7000 DWT SEBAGAI SARANA TOL LAUT UNTUK WILAYAH INDONESIA BAGIAN BARAT

SOFTWARE QUANTITAVE SYSTEM FOR BUSINESS (QSB)

PENGGUNAAN SKALA 1 : 100 DAN RUMUS PENGUKURAN SHIP SECTIONAL AREA

KAJIAN PENGGUNAAN PROGRAM APLIKASI DESAIN KAPAL TRADISIONAL PADA GALANGAN KAPAL KAYU DI KABUPATEN BATANG

JURNAL TEKNIK PERKAPALAN Jurnal Hasil Karya Ilmiah Lulusan S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

2017, No Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2720); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lemb

PERANCANGAN KAPAL UNTUK MENUNJANG PARIWISATA DIPERAIRAN KEDUNG OMBO, GROBOGAN, JAWA TENGAH

ANALISA TEKNIS STABILITAS DAN OLAH GERAK KAPAL PATROL SPEED BOAT GRASS CARP DI PERAIRAN RAWA PENING JAWA TENGAH ABSTRAK

Analisa Perhitungan Fixed Pitch Propeller (FPP) Tipe B4-55 Di PT. Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero)

5 PEMBAHASAN 5.1 Desain Perahu Katamaran General arrangement (GA)

RANCANG BANGUN AIRBOAT SEBAGAI ALAT ANGKUT PENANGGULANGAN BENCANA TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Desain Kapal Khusus Pengangkut Daging Sapi Rute Nusa Tenggara Timur (NTT) Jakarta

BAB IV PERHITUNGAN & ANALISA

ANALISA GERAKAN SEAKEEPING KAPAL PADA GELOMBANG REGULER

Pengembangan Software Loading Manual Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT

KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN

PRA PERANCANGAN WATERBUS DENGAN PENGGERAK MOTOR LISTRIK BERTENAGA SURYA DI BANJIR KANAL BARAT JAKARTA

PERANCANGAN KAPAL SPOB PENGANGKUT MINYAK SAWIT DI KAPUAS

Model Konseptual Perencanaan Transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Untuk Wilayah Kepulauan (Studi Kasus: Kepulauan Kabupaten Sumenep)

STUDI PERANCANGAN KAPAL GENERAL CARGO 2000 DWT UNTUK RUTE PELAYARAN JAKARTA - MAKASAR

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB V PENUTUP. dapat mengambil beberapa kesimpulan antara lain: 1. Kondisi rute pelayaran perintis di Kepulauan Riau merupakan salah satu

Desain Kapal Pengangkut LPG dengan Memanfaatkan Teknologi ISO TANK Untuk Memenuhi Kebutuhan di Kepulauan Karimunjawa

Analisis Perbandingan Stabilitas Dinamis Barge Menggunakan Flounder Plate dengan Single Lead Pendant Pada Operasi Towing

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

LOGO ERANCANGAN SISTEM FLODABLE-CADIK PADA KAPAL PATROLI 9 METER DENGAN MENGGUNAKAN HIDROLIK. Diusulkan oleh: Ach. Riska Altrika L ( )

Desain Water Bus Sebagai Alat Transportasi Dan Wisata Rute Probolinggo-Surabaya

RANCANGAN KRITERIA DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT PENETAPAN KRITERIA DAERAH PELAYARAN KAPAL PELAYARAN RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Batu bara

Perancangan Fire Control and Safety Plan pada Kapal Konversi LCT menjadi Kapal Small Tanker

Desain Konsep Self-Propelled Backhoe Dredger untuk Operasi Wilayah Sungai Kalimas Surabaya

2016, No Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

Tinjauan Terhadap Tarif Angkutan Kapal Cepat KM. Expres Bahari Lintas Palembang-Muntok di Pelabuhan Boom Baru Palembang

MENGAMATI KESELAMATAN PENUMPANG ANGKUTAN SUNGAI DAN DANAU

Transkripsi:

PERANCANGAN KAPAL TONGKANG SEBAGAI PENYEBRANGAN MASYARAKAT DI SUNGAI BENGAWAN SOLO, DESA JIMBUNG KABUPATEN BLORA DESA KIRINGAN KABUPATEN BOJONEGORO Ari Wibawa B.S, Andi Trimulyono, Mc. Fazjeri Ubaidilah Program Studi S1 Teknik Perkapalan Fakultas Teknik UNDIP ABSTRAK Kondisi kapal penyeberangan yang sudah tidak layak adalah dasar pemikiran perancangan sebuah kapal penyeberangan tongkang sungai Bengawan Solo di Desa Jimbung Kabupaten Blora. Kecelakaan yang pernah terjadi menjadi pertimbangan utama perancangan kapal penyebrangan ini. Kapal ini difungsikan sebagai satu satunya sarana penyebrangan yang menghubungkan antara daerah Bojonegoro dan Blora. Fungsi utama kapal yang digunakan sebagai sarana penyebrangan ini mengharuskan dalam merancang kapal ini harus dibuat seaman mungkin dan memuat lebih banyak penumpang. Oleh karena itu kapal ini dirancang dengan kursi yang bisa dilipat agar memungkinkan untuk memuat lebih banyak kendaraan. Selain itu faktor keamanan penumpangpun harus sangat diperhatikan agar image bahwa kapal penyebrangan sungai Bengawan Solo yang saat ini dianggap kurang layak bisa dihilangkan. Metode pembuatan kapal penyeberangan tongkang ini menggunakan kapal pembanding sebagai acuannya. Setelah ukuran utama didapatkan maka analisa kelayakan lambung bisa didapatkan dari software pendukung perancangan kapal. Ukuran utama yang dihasilkan dari perhitungan adalah Lwl: 12,00 m, B: 4,00 m, T: 0,6 m, H: 1,2 m. Sementara kapasitas penumpangnya bertambah dan bisa mengangkut kendaraan lebih banyak. Kapal penyebrangan tongkang ini menggunakan tenaga penggerak berupa diesel outboard motors dengan daya yang dihasilkan sebesar 10 HP. Oleh karena itu kapal ini dirancang dengan kursi yang bisa dilipat agar memungkinkan untuk memuat lebih banyak kendaraan. Selain itu faktor keamanan penumpangpun harus sangat diperhatikan agar image bahwa kapal penyebrangan sungai Bengawan Solo yang saat ini dianggap kurang layak bisa dihilangkan. Kata kunci : kapal penyebrangan tongkang, bengawan solo, jimbung, blora 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bengawan Solo yang merupakan sungai terbesar di pulau jawa terletak di dua provinsi yaitu provinsi jawa tengah dan jawa timur, dengan luas total wilayah sungai bengawan solo kira-kira 19.778 km 2 dan jumlah ketersediaan air yang sangat besar yaitu sekitar 18,61 miliar m 3 sangat berpotensi dimanfaatkan untuk berbagai kebutuhan penduduk di sekitar aliran sungai. Yang mana dalam hal ini potensi penduduk disekitar bantaran sungai memanfaatkannya untuk mengolah lahan pertanian, perkebunan serta pertambangan pasir di badan sungai. Hal ini sangat memungkinkan perancangan kapal yang mampu beroperasional secara maksimal untuk membantu mobilitas penduduk setempat yang sangat padat. Desa Jimbung merupakan salah satu desa yang terletak di kabupaten Blora dan berbatasan langsung dengan provinsi Jawa Timur tepatnya dengan desa Kiringan wilayang kabupaten Bojonegoro, merupakan salah satu desa di pinggiran sungai bengawan solo yang memanfaatkan sungai bengawan solo KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 38

untuk berbagai kebutuhan penduduknya, antara lain untuk irigasi dan sebagai sarana transportasi penyebrangan ke desa Kiringan yang ada di Jawa Timur. Melihat dari padatnya mobilitas penduduk di daerah ini sangat memungkinkan adanya sarana prasarana yang layak dalam peningkatan potensi penduduk daerah setempat. Sehingga tidak dapat dipungkiri hal ini perlu di realisasikannya suatu armada penyebrangan dalam hal ini kapal yang mampu beroperasi secara maksimum. Kapal penyebrangan yang ada di sungai Bengawan Solo desa Jimbung umumnya mempunyai bentuk yang tidak jauh berbeda dengan kapal penyebrangan yang ada disepanjang aliran sungai Bengawan Solo. Pembangunan kapal yang ada masih menggunakan cara-cara sederhana dan tradisional hal ini telihat dari bentuk lambung kapal yang tidak terlalu mulus dan tidak adanya galangan kapal di daerah Jimbung. Kecelakaan perahu tambang di Bengawan Solo yang merenggut nyawa, kembali terjadi. Belum kering tanah makam para korban kecelakaan perahu tambang di Bojonegoro awal Mei 2011 lalu yang merenggut nyawa delapan penumpangnya dan satu orang masih dinyatakan hilang hingga sekarang. Kini (27 Juni 2011) terjadi kecelakaan serupa di Kanor Bojonegoro Kanorejo Rengel Tuban dengan korban jiwa sepuluh orang meninggal. Apakah kecelakaan demi kecelakaan perahu seperti tersebut akan dibiarkan terus terjadi? Atau apakah kita tidak berusaha meminimalkan terjadinya kecelakan perahu tambang semacam itu? Atau apakah kita tidak mampu mengambil hikmah di balik musibah tersebut. Dibalik dari semua itu perahu tambang adalah merupakan sarana transportasi yang sangat dibutuhkan oleh para penduduk yang bermukim di sepanjang aliran Bengawan Solo, yang digunakan untuk menyeberangan penduduk (dan biasanya juga termasuk sepeda motor dan sepeda angin plus barang daganganya) menuju seberang Bengawan Solo. Hal ini dilakukan karena minimnya sarana jembatan yang bisa dilewati atau karena bertujuan memperpendek jarak tempuh. Sebagai suatu jenis model angkutan dalam suatu sistem transportasi, Angkutan Perairan Daratan memiliki karakater yang khas yang berbeda dengan moda angkutan lainnya. Bahkan karena angkutan ini terdiri dari angkutan sungai (dan juga kanal) dan angkutan danau (termasuk juga rawa, waduk dan situ), karakter yang dimilikinya pun relatif cukup unik. Angkutan sungai memilki karakter yang hampir mirip dengan angkutan jalan (highways) atau angkutan kereta api (railways) karena hanya dapat melayani pengguna jasa pada daerah cakupan (catchment area) di sepanjang aliran sungai itu saja. Pada angkutan sungai terkadang terdapat adanya lintas penyeberangan di sungai yang rutin dimana hal ini tidak terdapat pada angkutan jalan. Angkutan perairan daratan umumnya memiliki rute yang tidak tetap dan jadwal yang tidak teratur meskipun juga pada tingkatan yang lebih berkembang juga terdapat angkutan dengan rute yang tetap dan dengan jadwal yang teratur maupun tidak teratur. Angkutan perairan daratan umumnya menggunakan kapal perairan daratan berkonstruksi kayu dengan berbagai variasinya. 1.2 Perumusan Masalah Dengan memperhatikan pokok permasalahan yang ada terdapat pada latar belakang maka diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ukuran utama kapal yang dihasilkan sesuai? 2. Bagaimana karakteristik kapal dilihat dari perhitungan dan analisa dan cukupkah untuk beroperasi secara maksimal tanpa mengabaikan standarisasi keselamatan? KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 39

3. Berapakah besarnya daya motor sebagai penggerak kapal? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas maka maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Perancangan lines plan dengan ukuran utama kapal disesuaikan dengan kondisi perairan sungai Bengawan Solo dan sekitarnya. 2. Mengetahui karakteristik kapal dengan perhitungan hydrostatik, stabilitas kapal dan analisa olah gerak kapal. Pembuatan rencana umum kapal berdasarkan ukuran utama dan perencanaan peralatan penyelamatan korban yang diperlukan. 3. Menentukan motor induk berdasarkan hasil perhitungan daya motor sesuai dengan hambatan yang dialami kapal 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Kapal Penyebrangan Kapal penyebrangan merupakan kapal yang mempunyai fungsi sebagai kapal pengangkut manusia dan barang antar daerah yang relatif tidak terlalu jauh. Daerah operasionalnya biasanya berupa selat, sungai, laut kecil, danau, dan yang lainnya. Daerah operasional menentukan bentuk dari kapal penyebrangan itu sendiri 2.2 Tinjauan Khusus Tongkang Tongkang seperti halnya dijalan adalah trailer atau gandengan sedangkan penariknya adalah Tug-Boat. Tongkang biasanya digunakan untuk mengangkut barang curah kering ataupun curah cair ataupun belakangan ini juga digunakan untuk mengangkut petikemas dalam kaitannya dengan short sea shipping. Barang curah kering berupa batubara merupakan komoditi yang paling banyak diangkut pada sungai-sungai besar di Kalimantan dan sungai Musi di Sumatera Selatan. Untuk barang yang diangkut melalui sungai yang waktu bongkar muatnya cepat dan berlayar pada kecepatan rendah maka akan lebih menguntungkan untuk menggunakan tongkang bermesin. Pertimbangan untuk menggunakan mesin pada tongkang adalah keekonomian, pada tongkang yang bongkar muatnya cepat akan lebih menguntungkan menggunakan tongkang bermesin sedang bila bongkar muatnya membutuhkan waktu yang lama maka akan lebih menguntungkan menggunakan tongkang biasanya. 2.3 Metode Perancangan Kapal Dalam proses perancangan kapal, salah satu faktor yang cukup signifikan untuk dipertimbangkan adalah penetapan metode rancangan sebagai salah satu upaya untuk menghasilkan output rancangan yang optimal dan memenuhi berbagai kriteria yang disyaratkan. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah menggunakan Metode Perbandingan (comparasion method). Merupakan metode perancangan kapal yang mensyaratkan adanya satu kapal pembanding dengan type yang sama dan telah memenuhi criteria rancangan (stabilitas, kekuatan kapal, dll.) dan mengusahakan hasil yang lebih baik dari kapal yang telah ada ( kapal pembanding ). Ukuran-ukuran pokok kapal dihasilkan dengan cara mengalikan ukuran pokok kapal pembanding dengan faktor skala (scale factor). 2.4 Metode Penentuan Hambatan Kapal Dalam Perhitungan hambatan kapal dalam penelitian ini menggunakan perhitungan hambatan metode Van Oortmersen. Metode Van Oortmersen dipakai untuk kapal dengan dengan ukuran yang kecil dan kapal berlayar pada perairan darat. Mengapa dalam penentuan besarnya hambatan kapal dipilih dengan metode Van Oortmersen dikarenakan bentuk lambung kapal yang dirancang adalah type monohull. KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 40

3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah simulasi komputasi yang menggunakan bantuan komputer untuk perhitungan dari kapal rancangan ini. Adapun ringkasan metodologi dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel 2. 4. PERHITUNGAN&ANALISA DATA 4.1 Requirement Kapal tongkang yang direncanakan ini adalah sebagai kapal penyebrangan yang mana lebih ditekankan untuk sarana transportasi, sehingga kapal harus dilengkapi dengan peralatan yang mendukung sebagai fungsi kapal tersebut. Kapasitas muatan penuh kapal adalah 15 ton, dengan kecepatan dinas 3 knots. Tabel 1. Komponen Parameter Perancangan Bentuk lambung kapasitas Kec.dinas Crew Mesin Material Perlengkapan Jml. penumpang Tongkang 15 ton 3 knots 4 orang Out board Stell plate Perlengkapan keselamatan 50 orang + 3 unit pick up 4.2 Penentuan Ukuran Utama Kapal a. Kapal Pembanding Data kapal pembanding dan perbandingan ukuran utamanya dapat dilihat pada tabel 3. Data kapal ini digunakan sebagai dasar dan acuan dalam menentukan ukuran utama kapal yang baru. b. Parameter Optimasi Pengoptimasian perbandingan ukuran utama kapal pembanding digunakan sebagai acuan dalam menentukan ukuran utama kapal pada pra peracangan ini jika sebelumnya sudah ditetapkan nilai kapasitas muatan 15 ton. Dari harga perbandingan pada tabel 3, dapat diketahui harga minimal dan maksimal perbandingan ukuran utama kapal pembanding. Dalam proses perancangan ini yang diambil sebagai parameter untuk menentukan ukuran utama kapal hanya perbandingan Lwl/B dan B/T. Dengan pengoptimasian perbandingan ukuran utama kapal tersebut, didapat ukuran utama kapal yaitu : L = 12,00 m B = 4,00 m T = 0,6 m H = 1,2 m c. Pengecekan Ukuran Kapal Dari ukuran utama yang dihasilkan dan jika dianalisa dengan kondisi sungai bengawan solo desa jimbung kab. Blora serta pengecekan perbandingan ukuran utama kapal yang terlihat pada tabel 4, maka kapal dengan bentuk lambung tongkang ini dapat beroperasi sebagai kapal penyebrangan. 4.3 Rencana Umum Kapal Pada pembahasan kali ini, akan dijelaskan mengenai besarnya volume tangki bahan bakar, beserta perhitungan berat kapal kosong. Untuk gambar rencana umum secara detailnya dapat dilihat pada lampiran. a Wfo EHPMe V 1000 Cf dimana: a = Radius pelayaran = 5 Seamiles V = Kecepatan dinas = 3 Knots Perhitungan Daya Efektif (EHP) EHP = Rt x V t (PNA. Vol.II Hal. 161) EHP = 1,63 x 1,543 EHP = 2,51 kw EHP = 2,51 x 1000/ 735,4990 1 HP = 735,499 Watt EHP = 3,37 hp Cf = Koefisien berat pemakaian bahan bakar untuk diesel KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 41

= 0,18 kg/bhp/jam (0,17 ~ 0,18) 5 3,37 0,18 Wfo = 3 1000 Wfo = 1,01 x 10-3 Ton Untuk cadangan bahan bakar ditambah 10% : Wfo = 110% x 1,01 x 10-3 Wfo = 1.112 x 10-3 Ton Spesifikasi volume bahan bakar = 1,25 m 3 /ton Vfo = 1,25 x 1.112 x 10-3 Vfo = 1,39 x 10-3 m 3 Perhitungan berat kapal kosong (LWT) : LWT = Pst + Pp + Pm Dimana : Pst : berat baja badan kapal kosong / Hull (ton) PP : berat peralatan kapal (ton) Pm : Berat mesin penggerak kapal (ton) Sehingga : Pst = Cst*L*B*H = 0,09 * 12 * 4 * 1,1 = 4,752 ton Pp = Cp*L*B*H = 0,09 * 12 * 4 * 1,1 = 4,752 ton Pm = Cpm*BHP = 0,9 ton LWT = 4,752 + 4,752 + 0,9 = 10,404 ton Perhitungan bobot mati kapal (DWT) : DWT = Displacement LWT Displacement = V * ɣ * C V = L*B*T*Cb = 12*4*0,6*0,89 = 25,632 m 3 Displacement = 25,632*1,00*1,004 = 25,7345 ton DWT = Displacement LWT = 25,7345-10,404 = 15,3305 ton Adapun untuk mengetahui koreksi perhitungan DWT dapat dicari dengan menggunakan rumus Bocker yang berkisar antara 0,6 0,75. X = DWT/Displacement = 15,3305/25,7345 X = 15,3305 / 25,7345 = 0,6 ~ memenuhi 4.4 Hambatan dan Motor Kapal Dari hasil analisa perhitungan menggunakan Hull Speed diketahui bahwa hambatan kapal dengan kecepatan 3 knots adalah sebesar 1,67 kn dan membutuhkan daya mesin induk sebesar 2,56 kw atau 3,45 HP. Berikut perbandingan hambatan yang disajikan dalam bentuk grafik Gambar 4.1. Grafik perbandingan Resistance- Speed dari uji model Gambar 4.2. Grafik Perbandingan Power- Speed dari uji model Berdasarkan analisa diatas maka dengan kecepatan 10 Knot akan di dapatkan besarnya HP dengan kebutuhan daya sebesar 3,45 Hp yang akan digunakan sebagai acuan dalam menentukan tenaga penggerak kapal ini. Direncanakan kapal ini menggunakan power masingmasing sebesar 5 HP (Honda Marine Outboard engine) dengan data spesifikasi mesin terlampir. KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 42

4.5 Hidrostatik Kapal Hasil perhitungan hidrostatik, kapal katamaran penyebrangan sungai Bengawan Solo kab. Blora mempunyai displacement = 25,7345 ton, Cb = 0.815, LCB = 0,08 m (dari midship). 4.6 Stabilitas dan Periode Oleng Kapal Pada semua kondisi kapal katamaran penyebrangan ini mempunyai stabilitas yang stabil karena titik M diatas titik G dan nilai GZ yang paling besar terjadi pada kondisi IIIV pada saat volume tangki 50% tidak ada penumpang dan kapal sedang dalam kondisi sandar. Untuk periode oleng, menunjukkan bahwa semakin muatan dan berat consumable berkurang nilai dari MG semakin besar dan nilai periode oleng kapal semakin kecil. Pada kondisi VIII kapal katamaran penyebrangan memiliki nilai MG yang besar dan periode oleng yang kecil, sehingga pada kondisi VIII kapal mempunyai kemampuan untuk kembali ke posisi tegak yang cepat pula. Artinya pada kondisi VIII kapal memiliki periode oleng yang kecil karena memiliki momen pembalik dan momen kopel (righting moment) yang cukup besar. 4.7 Daftar Peralatan Yang Digunakan i. Navigasi dan Komunikasi Kapal a. System Kemudi 1 set b. System Kontrol 1 set c. Switch Panel 12 DC d. Marine radio 1 set e. Handy talkie 2 set f. Side light 2 unit g. Search light 1 unit h. Warning light 2 unit ii. Perlengkapan Penyelamatan Korban a. Gelang Pelampung (life buoy) b. Baju Pelampung ( Life Jacket ) c. Kotak P3K berikut obat-obatan d. Tandu lipat e. Tabung Oksigen f. Perlengkapan Menyelam iii. Peralatan Pemadam Kebakaran a. CO 2 iv. b. Foam Perlengkapan Geladak a. Bolder 2 set b. Stern Ramp door. 5. KESIMPULAN Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis yaitu Perancangan kapal penyebrangan Tongkang yang difungsikan di perairan sungai Bengawan Solo desa Jimbung, maka dapat disimpulkan beberapa informasi teknis sebagai berikut : 1. Hasil perancangan lines plan, kapal yang memiliki ukuran utama L = 12.00 m, B = 4.00 m, H =1.2 m, T = 0.6 m ini memiliki data seperti berikut: Displacement = 25,7345 ton ; block coeff (Cb) = 0.815; Prismatic Coeff (Cp) = 0.923 ; midship coeff (Cm) = 0.883 dan letak LCB = 0.38 di depan midship. 2. Hasil analisa stabilitas disemua kondisi menunjukkan bahwa kapal penyebrangan masih berada diatas standar yang ditetapkan IMO dimana kapal penyebrangan memiliki nilai GZ maksimum yang terjadi pada kondisi VIII (kondisi kapal sedang sandar) yaitu sebesar 30. Semakin banyak penumpang yang dibawa kapal, maka semakin kecil nilai GZ yang dimiliki kapal dan kapal memiliki momen kopel (righting moment) yang semakin kecil pula. Rencana Umum kapal Penyeberangan ini adalah kapal berlambung tunggal (tongkang) dengan kapasitas penumpang sebanyak 50 orang beserta muatan dan 3buah pick up atau total muatan dapat mencapai 15 ton. Radius pelayaran sejauh 5 sea mil dengan kecepatan maksimal 3 knot. Sementara untuk mesin digunakan mesin tempel sebanyak dua buah dengan power masing-masing sebesar 5 HP sedangkan kapasitas KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 43

tangki bahan bakar sebesar 1,39 x 10-3 m 3. 3. Kapasitas kapal penyebrangan tongkang bisa memuat 14 motor dengan muatan padi atau kayu dan pengendaranya beserta 30 orang. Atau memuat 3 unit mobil type pick up L300 berkapasitas 3 ton beserta 50 orang. Hasil perhitungan hambatan dengan kecepatan penuh V = 3 knot didapatkan nilai resisten dengan metode Van Oomstern sebesar 1,67 kn dan power sebesar 3,45 HP. Dari hasil tersebut, maka dipilihlah motor penggerak berupa mesin tempel sebanyak dua buah dengan power daya masing - masing sebesar 5 HP. DAFTAR PUSTAKA [1] F.B, Robert, 1988, Motion In Waves and Controllability, Principles of Naval Architecture Volume III, The Society of Naval Architects and Marine Engineers, USA [2] IMO. 2002. Code On Intact Stability For All Types Of Ships. [3] Khramushin, asily N, 2005, Technical and Historical Analysis of Ship Seakeeping [4] Maritime New Zealand, 2006, Barge Stability Guidelines. [5] Ngumar, H.S, 2004, Identifikasi Ukuran Kapal, Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya [7] Santosa, I Gusti Made. 1999. Diktat Kuliah Perencanaan Kapal. ITS Surabaya [8] Santoso, IGM, Sudjono, YJ, 1983, Teori Bangunan Kapal, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Indonesia [9] Tabaczek, Tomasz. 2007, Analysis of hull resistance of pushed barges in shallow water, Polish Maritime Research. University of Technology, Wrocław [10] Tim Kurikulum SMK Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, 2003, Konsep Dasar Perkapalan _ Rencana Garis, Bagian Proyek Pengembangan Kurikulum, Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional. Surabaya [11] http://www.bengawan solo@google.com diakses pada tanggal 03 Oktober 2011. Pukul 16.00 [6] Prayugo, Susanto ST, 2005, Perancangan Kapal Penyeberangan Yang Sesuai Untuk Rute Situbondo Sumenep Kangean, Tugas Akhir, Jurusan Teknik KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 44

Tabel 2. Ringkasan Metodologi Penelitian No Uraian Kegiatan 1. Masalah Penelitian 2. Variabel Penelitian 3. Teknik Pengumpulan Data 4. Teknik Pengolahan Data Keterangan Perancangan kapal tongkang untuk sarana penyebrangan masyarakat di daerah aliran Sungai Bengawan Solo Desa Jimbung kab. Blora. a. Kondisi perairan Sungai Bengawan solo Kab. Blora. b. Hambatan kapal. c. Hidrostatik kapal. d. Stabilitas kapal. e. Olah gerak kapal. a. Data pokok mengenai hidrologi atau kondisi perairan Sungai Bengawan solo Kab. Blora yang mana di dapat dari Dinas ASDP, BBWS kota Kab. Blora. b. Data penunjang didapatkan dari literatur serta wawancara. Dengan komputasi numerik dengan bantuan perangkat lunak berupa AutoCAD, Delftship dan Maxsurf serta Autodesk 3dmaxs. 5. Output Data Gambar, Grafik serta tabel analisa tentang : a. Ukuran Utama kapal. b. Lines plan. c. Besaran hambatan kapal. d. Besaran Daya Motor. e. Pemilihan atau penentuan motor dan kebutuhan peralatan penyelamatan. f. Rencana umum. g. Analisa hydrostatik. h. Analisa Stabilitas. i. Analisa olah gerak kapal. 6. Hasil Ukuran kapal katamaran yang optimal sesuai kondisi perairan di Sungai Bengawan solo Kab. Blora yang mampu beroperasi sebagai kapal penyebrangan (transportasi). Tabel 3. Data Teknis Kapal Pembanding ( Barges ) Barges LWL (m) B (m) T (m) H (m) muatan (ton) 11.75 Metre Landing Barge 11.75 4.00 0.45 0.8 20 12 m high Speed Barge 11.90 5.70 0.60 1.7 32 12 Metre Work Barge 1 11.90 6.00 0.80 1.1 37.5 12M Work Barge 2 11.90 5.40 0.66 1 20 15m Workboat 15.00 6.00 1.35 2.4 100 KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 45

Tabel 4. Pengecekan Hasil Ukuran Utama Kapal Item Jenis Nilai Keterangan Ukuran Utama L 12 m B 4 m T 0,6 m Kedalaman sungai pada kondisi surut ± 1 meter H 1,1 m Perbandingan ukuran utama L/B 3 Range 2,70-6,30 (Teknik Konstruksi Kapal Baja) T/H 0,54 Range 0,5-0,72 (Teknik Konstruksi Kapal Baja) L/H 10,90 Range 9,60-13,6 (Teknik Konstruksi Kapal Baja) B/H 3,6 Range (Teknik Konstruksi Kapal Baja) Gambar. 3. Rencana umum kapal penyebarangan type tongkang KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2012 46