DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENDAHULUAN Latar Belakang

Program Pengentasan Kemiskinan melalui Penajaman Unit Pengelola Keuangan

PEMBERDAYAAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT

A. LATAR BELAKANG MASALAH

NANI NUR AENI ABSTRAK

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PROGRAM EKONOMI BERGULIR DI PNPM MANDIRI PERKOTAAN DESA LUHU KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO JURNAL OLEH

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

PELAKSANAAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT OLEH PEMERINTAH DESA DI DESA CIMINDI KECAMATAN CIGUGUR KABUPATEN PANGANDARAN NENA NURHASANAH ABSTRAK

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Banyak permasalahan-permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Keberhasilan Program pemberdayaan Masyarakat. dalam (power within), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB I PENDAHULUAN. Desa Bogak merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kecamatan Tanjung Tiram

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

Implementasi Program Pemberdayaan Masyarakat Upaya penanggulangan kemiskinan yang bertumpu pada masyarakat lebih dimantapkan kembali melalui Program

Jurnal Paradigma, Vol. 6 No. 1, April 2017 ISSN:

PENGUATAN FUNGSI DAN PERAN PARTAI POLITIK DALAM PEMBANGUNAN PROF.DR. DWI PURWOKO,MSI,APU

I. UMUM PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

VIII. EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

KENDALA-KENDALA PROGRAM SIMPAN PINJAM KELOMPOK PEREMPUAN (SPKP) DI DESA DUANO KECAMATAN SUWAWA TENGAH KABUPATEN BONE BOLANGO JURNAL OLEH

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

EVALUASI PROGRAM PENGEMBANGAN KOMUNITAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menerus di bidang fisik, ekonomi dan lingkungan sosial yang dilakukan oleh

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PELATIHAN MENYULAM PADA IBU-IBU DI DESA PABUARAN KECAMATAN SUKAMAKMUR KABUPATEN BOGOR

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. model kecakapan hidup terintegrasi dengan nilai-nilai budaya lokal dalam

ditingkatkan dan disebarluaskan ke berbagai kota baik di perlu mengadakan usaha-usaha pembinaan yang aktif,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB II KAJIAN TEORI. seringkali disebut fasilitator masyarakat (community facilitator/cf) karena

TERMINOLOGI PARTISIPATIF

5 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluh Pertanian Dalam UU RI No. 16 Tahun 2006 menyatakan bahwa penyuluhan pertanian dalam melaksanakan tugasnya

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGARUSUTAMAAN GENDER

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PROPOSAL PERMOHONAN BANTUAN DANA HIBAH LKKS PROVINSI BANTEN DARI APBD PERUBAHAN PEMERINTAH PROVINSI BANTEN TAHUN 2018

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

BAB III ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS DAN KEBIJAKAN. Secara jelas telah diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 32

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan pembangunan di Indonesia dalam menanggulangi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan penduduk Indonesia. Sejalan dengan tujuan tersebut, berbagai

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERAN MANAJER RUMAH TANGGA SEBAGAI STRATEGI DALAM PEMBERDAYAAN PEREMPUAN PESISIR DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 12. PENANGGULANGAN KEMISKINAN KELUARGA DI INDONESIA. Oleh: Herien Puspitawati Tin Herawati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan Vokasi Bercirikan Keunggulan Lokal Oleh: Istanto W. Djatmiko Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Sumiati, 2015

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

BAB II PERSPEKTIF PENDIDIKAN POLITIK

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA JURNAL OLEH TONI KOEM NIM. 121 411 015 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH 2015

LEMBAR PERSETUJUAN Jurnal yang berjudul: Deskripsi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberdayaan Masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara Oleh: Toni Koem NIM. 121 411 015 Pembimbing I Pembimbing II Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd. Halim K. Malik, S.Pd., M.Pd. NIP. 19600512 198703 1 001 NIP. 19711223 200501 1 002

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA PUNCAK MANDIRI KECAMATAN SUMALATA KABUPATEN GORONTALO UTARA Tini Koem, Abd. Hamid Isa, Halim K. Malik 1 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan faktor- faktor yang mempengaruhi pemberdayan masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik pengumpulan data dalam bentuk observasi, teknik wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara ditinjau dari aspek tingkat pendidikan yang ada di Desa Puncak Mandiri menunjukkan belum optimal, yang dibuktikan dengan banyak diantara masyarakat yang tidak menyelesaikan jenjang pendidikan dasar yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kondisi ekonomi yang kurang memenuhi kebutuhan dan jarak yang ditempuh antara rumah dan tempat belajarnya yang cukup jauh. Ditinjau dari aspek tingkat kesehatan masyarakat Desa Puncak Mandiri, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang mengeluhkan kurangnya layanan atau fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan pengobatan. Berdasarkan tinjauan aspek dunia usaha yang ada di Desa Puncak Mandiri, menunjukkan bahwa selama ini pemerintah desa telah berupaya untuk melaksanakan program kewirausahaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Puncak Mandiri. Dari bidang sosial dan politik yang ada di Desa Puncak Mandiri, menunjukkan bahwa kondisi tersebut sangat mempengaruhi keberadaan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan, dimana kondisi tersebut menggambarkan masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah apabila mereka disibukkan dengan nuansa politik. Ditinjau dari aspek perspektif lingkungan Desa Puncak Mandiri menunjukkan bahwa sebagian besar Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara memiliki potensi lingkungan yang beranekaragam mulai dari pantai, hutan, dan dataran tinggi serta sumber daya alam lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat Desa Puncak Mandiri untuk meningkan taraf hidupnya. Kata kunci: Analisis faktor-faktor, pemberdayaan masyarakat. 1 Toni Koem, Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo, Dr. Abd. Hamid Isa, M.Pd, dan Halim K. Malik, S.Pd., M.Pd, selaku Dosen Jurusan PLS Universitas Negeri Gorontalo

PENDAHULUAN Berdasarkan Pedoman Umum Proyek Pemberdayaan Masyarakat untuk Pembangunan Desa (PMPD) Tahun 2004, dari berbagai kebijakan dan program pembangunan yang telah dilaksanakan pemerintah. Namun sangat disayangkan, jumlah penduduk miskin di perdesaan menunjukkan angka yang sangat signifikan. Menurut data dari Kantor Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat pada Juli tahun 2008, penduduk miskin yang berada di perdesaan sekitar 63,47% dari total penduduk miskin di Indonesia, atau sekitar 22,19 juta jiwa (Depbudpar, 2008). Banyak hal telah dilakukan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan, akan tetapi masih menemui jalan buntu, seperti Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) belum dapat memberikan hasil yang spektakuler. Turunnya berbagai bantuan tersebut belum ditindaklanjuti dengan manajemen program yang tepat. Untuk menciptakan keberdayaan dan kemandirian masyarakat, tidak cukup dengan stimulan dana saja. Semestinya stimulan dana tersebut dibarengi dengan kemampuan manajemen dan pengorganisasian yang baik. (Ambar Teguh Sulistiyani, 2004: 19) Hampir seluruh negara berkembang 10-30% dari masyarakat yang mampu menikmati kesejahteraan hidup, sisanya mayoritas di bawah garis kemiskinan. Garis kemiskinan sangat jelas nampak pada kehidupan masyarakat yang umumnya berada di desa, terutama di Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. Menurut Permanasari (2011: 1) faktor-faktor yang mempengaruhi penduduk miskin tersebut adalah terbatasnya pengetahuan masyarakat, keterbatasan sarana dan prasarana, dan atau kurang optimal pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti bahwa pemberdayaan masyarakat yang ada di Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata di berbagai bidang tidak terlepas dari berbagai hambatan yang menyertainya. Hambatan yang sering muncul adalah sulitnya untuk mensinergiskan berbagai pemberdayaan itu dalam suatu program yang terpadu. Dengan memusatkan pada satu dimensi, pengembangan akan mengabaikan kekayaan dan kompleksitas kehidupan manusia dan pengalaman masyarakat. Tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa berbagai

tindakan untuk memberdayakan masyarakat tidak bisa disinergiskan. Pengertian terpadu tidak berarti semua jenis kegiatan pemberdayaan dilakukan secara serentak. Pengembangan masyarakat secara terpadu dapat digambarkan sebagai serangkaian kegiatan pemberdayaan yang dilakukan secara sistematis dan saling melengkapi. Pemberdayaan bukanlah program yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu singkat atau bersifat temporer. Pemberdayaan harus dilaksanakan secara berkesinambungan dengan terus mengembangkan jenis-jenis kegiatan yang paling tepat untuk komunitas. Di samping itu, program pemberdayaan yang dilaksanakan banyak diwarnai oleh kendala, baik yang berasal dari kepribadian individu dalam komunitas masyarakat maupun yang berasal dari sistem sosial di masyarakat, dimana muncul ketergantungan suatu komunitas terhadap orang lain (misalnya terhadap pendamping sosial) menyebabkan proses pemandirian masyarakat membutuhkan waktu yang cenderung lebih lama, serta masyarakat yang kurang melakukan hubungan dengan masyarakat luar sehingga menyebabkan kurangnya mendapat informasi tentang perkembangan dunia. Hal ini mengakibatkan masyarakat tersebut terasing dan tetap terkurung dalam pola-pola pemikiran yang sempit dan lama. Selain itu mereka cenderung tetap mempertahankan tradisi yang tidak mendorong kearah kemajuan. Banyak upaya yang telah dilakukan dalam mengoptimalkan pemberdayaan masyarakat mulai dari peran serta masyarakat, pemerintah, dan penentuan strategi program pemberdayaan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat agar mampu hidup secara mandiri. Namun dalam kenyataannya, upaya tersebut belum mampu memberikan pengaruh terhadap perubahan kualitas hidup masyarakat. Apabila hal tersebut diabaikan, maka akan memberikan kerugian besar bagi masyarakat menyangkut peningkatan taraf hidup serta eksistensinya dalam kahidupan masyarakat sekaligus mempengaruhi peningkatan pembangunan daerah yang dapat mengakibatkan kerugian negara. Berkaitan dengan hal di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian dengan formulasi judul yaitu Deskripsi Faktor-faktor yang mempengaruhi

Pemberdayaan Masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. KAJIAN TEORETIS Kata empowerment dan empower diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia menjadi pemberdayaan dan memberdayakan. Menurut Merriam Webster dan oxfort english dictionery (Awang, 2010: 45) mengandung dua pengertian yaitu: pengertian pertama adalah to give power or authority to, dan pengertian kedua berarti to give ability to or enable. Dalam pengertian pertama diartikan sebagai memberi kekuasaan, mengalihkan kekuatan atau mendelegasikan otoritas ke pihak lain. Sedang dalam pengertian kedua, diartikan sebagai upaya untuk memberikan kemampuan atau keberdayaan. Konsep empowerment pada dasarnya adalah upaya menjadikan suasana kemanusiaan yang adil dan beradab menjadi semakin efektif secara struktural, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, negara, regional, internasional, maupun dalam bidang politik, ekonomi dan lain-lain memberdayakan masyarakat menurut Kartasasmita (Awang, 2010: 45) adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat merupakan sebuah konsep pembangunan ekonomi yang merangkum nilai-nilai sosial. Konsep ini mencerminkan paradigma baru pembangunan, yakni yang bersifat people-centered, participatory, empowering, and sustainable. Hikmat (2001: 23) menyebutkan pemberdayaan dalam wacana pembangunan selalu dihubungkan dengan konsep mandiri, partisipasi, jaringan kerja, dan keadilan. Pada dasarnya, pemberdayaan diletakkan pada kekuatan tingkat individu dan sosial. Isbandi (2008: 46) menyatakan pembangunan masyarakat digunakan untuk menggambarkan pembangunan bangsa secara keseluruhan. Menurut Mardikanto dan Soebiato (2013: 32-34), bahwa masyarakat tidak dijadikan sebagai objek dari berbagai proyek pembangunan, tetapi merupakan

subjek dari upaya pembangunannya sendiri. Setidaknya ada beberapa faktor yang mempengaruhinya: a. Bidang pendidikan Pendidikan begitu memberikan pangaruh besar bagi masyarakat. Hal ini dapat dilihat bahwa pemberdayaan dalam bidang pendidikan merupakan proses penyadaran baik penyadaran tentang keberadaannya, masalah-masalah yang dihadapi, kebutuhan untuk memecah masalah, peluang-peluang yang dimanfaatkan, serta penyadaran tentang pilihan-pilihan terbaik untuk dirisendiri dan masyarakatnya. Pemberdayaan dalam bidang pendidikan, juga berarti kemampuan dan keberanian untuk melakukan perubahan sosial, ekonomi, politik, maupun budaya untuk terus menerus memperbaiki kehidupan b. Bidang kesehatan Pemberdayaan masyarakat dapat diartikan sebagai penyediaan layanan kesehatan-dasar, yang mudah, cepat, dan murah dengan memanfaatkan pengobatan modern dan atau pengobatan tradisional yang teruji kemanjuran dan keamanannya. Pemberdayaan bidang kesehatan, juga menyangkut kemandirian masyarakat untuk mengorganisir lembaga-lembaga swadaya masyarakat (LSM, PKK, Dasawisma, Posyandu, dan lain-lain) untuk menanggulangi faktor resiko penyakit dan menghimpun iuran kesehatan, termasuk meningkatkan kemampuan untuk memerangi kapitalisasi medik yang lebih menekankan praktik-praktik kuratif dibanding preventif dan promotif. c. Dunia usaha Pemberdayaan diartikan sebagai proses peningkatan optimasi kemampuan atau produktivitas, individu, organisasi, atau sistem. Pemberdayaan suatu upaya pemberian kesempatan dan atau memfasilitasi kelompok miskin agar mereka memiliki aksebilitas terhadap sumberdaya, yang berupa: modal, teknologi, informasi, jaminan, pemasaran, dan lain-lain. Agar mampu memajukan dan mengembangkan usahanya. Sehingga memperoleh perbaikan pendapatan serta perluasan kesempatan kerja demi perbaikan kehidupan dan kesejahteraannya.

d. Bidang sosial-politik Pemberdayaan masyarakat merupakan pemberian kesempatan yang sama kepada semua warga masyarakat, termasuk kesetaraan gender, agar dapat berpartisipasi dan memiliki hak yang sama di dalam setiap pengambilan keputusan politik, terutama yang terkait dengan pengambilan kebijakan pembangunan. Di samping itu, dalam hubungan ini, pemberdayaan juga dapat diartikan sebagai pembagian kekuasaan yang adil (Paul, 1987) agar yang lemah memiliki kesadaran berpolitik serta dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, pelaksaan, dan pemanfaatan hasil-hasil pembangunan. e. Perspektif lingkungan Pemberdayaan dimaksudkan agar setiap individu memiliki kesadaran, kemampuan, dan kepedulian untuk mengamankan dan melestarikan sumberdaya alam dan pengolahnnya secara berkelanjutan. Di samping itu, juga menjaga kelestarian kehidupan maupun keberlanjutan pembangunan yang bertujuan untuk terus-menerus memperbaiki mutu hidup. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan faktor- faktor yang mempengaruhi pemberdayan masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Adapun alasan pengambilan lokasi penelitian yaitu ketertarikan peneliti pada faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo. Sebab selama ini upaya pengentasan kemiskinan di desa Puncak Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara belum optimal sesuai dengan harapan, dan mencapai tujuan, serta sasaran yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan selama 3 (bulan) terhitung mulai bulan Desember 2014 sampai dengan bulan Februari 2015.

Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis kualitatif yang bersifat interpretatif yaitu berusaha memperoleh data secara deskriptif dalam bentuk gejala tingkah laku dari orang-rang yang diamati. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara berdasarkan aspek tingkat pendidikan yang ada di Desa Puncak Mandiri menunjukkan belum optimal, yang dibuktikan dengan banyak diantara masyarakat yang tidak menyelesaikan jenjang pendidikan dasar yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kondisi ekonomi yang kurang memenuhi kebutuhan dan jarak yang ditempuh antara rumah dan tempat belajarnya yang cukup jauh. Sehingga memungkinkan keberadaan mereka yang kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pendidikan serta keberadaan masyarakat yang lebih fokus pada hal-hal yang bersifat konsumtif. Padahal pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia unuk pembangunan yang selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Desa Puncak Mandiri melakukan pendampingan kepada masyarakat dalam mengikutsertakan masyarakat dalam program pendidikan seperti pada program keaksaraan fungsional, pendidikan dasar, dan pendidikan kecakapan hidup. Ditinjau dari aspek tingkat kesehatan masyarakat Desa Puncak Mandiri, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang mengeluhkan kurangnya layanan atau fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan pengobatan. Hal tersebut menimbulkan dampak negatif bagi keberadaan masyarakat untuk melakukan aktivitasnya dan menjadi penghambat bagi pemerintah untuk memberdayakan masyarakat. Dalam mengatasi hal tersebut telah aparat desa dan dibantu pula oleh masyarakat Desa Puncak Mandiri melakukan perbaikan terhadap fasilitas kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan penduduk Desa Puncak Mandiri. Salah satu peningkatan kualitas kesehatan tersebut meliputi kurangnya angka kematian yang disebabkan oleh kondisi kesehatan masyarakat. Melalui usaha perbaikan tersebut memberikan

pengaruh besar bagi masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya dalam membagun daerah melalui bidang pelayanan kesehayan masyarakat. Berdasarkan tinjauan dunia usaha yang ada di Desa Puncak Mandiri, menunjukkan bahwa Desa Puncak Mandiri belum memiliki keahlian dalam mengembangkan usahanya melalui program-program yang berasal dari pemerintah daerah. Sehingga banyak program tersebut tidak memberikan pengaruh secara signifikan terhadap kondisi ekonomi masyarakat, justru menjadi penghambat dalam mencapai keberhasilan program pemerintah. Untuk mengatasi hal tersebut, pemerintah Desa Puncak Mandiri telah berupaya untuk melakukan pengawasan (controling) terhadap beberapa program yang menjadi andalan pemerintah daerah seperti program kewirausahaan dan life skill dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat guna memenuhi kebutuhannya dalam keluarga. Selain itu, dalam menajalankan program kewirausahaan bagi masyarakat Desa Puncak Mandiri banyak kendala yang dihadapi baik dari pemerintah berupa ktidakmampuan manajemen maupun dari masyarakat sendiri seperti kurangnya pengalaman masyarakat dalam mengelola dana bantuan program kewirausahaan tersebut. Dari bidang sosial dan politik menunjukkan bahwa kondisi sosial dan politik yang ada di Desa Puncak Mandiri mempengaruhi keberadaan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan, dimana kondisi tersebut menggambarkan masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah apabila mereka disibukkan dengan nuansa politik. Namun, pemerintah juga melakukan upaya lain dalam mengendalikan kondisi sosial politik yang dapat memicu insiden negatif yang dapat merugikan masyarakat Desa Puncak Mandiri dan mengganggu stabilitas perekonomian daerah. Bidang sosial dan politik merupakan sebuah kesatuan dari beberapa aspek yang bisa menjadi sebuah potensi besar bagi masyarakat Desa Puncak Mnadiri. Diera otonomi daerah saat ini, Desa Puncak Mandiri menghadapi banyak kendala besar dalam aspek sosial dan politik yang berdampak pada kesejahteraan dan keamanan di masyarakat, seperti tidak stabilnya kondisi politik dimana masih bergejolaknya insiden negatif pada saat pemilihan kepala daerah,

serta penurunan nilai-nilai dan penghormatan pada budaya sosial dan karakter bangsa. Ditinjau dari aspek perspektif lingkungan Desa Puncak Mandiri menunjukkan bahwa sebagian besar Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara memiliki potensi lingkungan yang beranekaragam mulai dari pantai, hutan, dan dataran tinggi serta sumber daya alam lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat Desa Puncak Mandiri untuk meningkan taraf hidupnya. Untuk mejaga keanekaragaman dan potensi lingkungan tersebut, pemerintah Desa Puncak Mandiri melakukan kegiatan pengembangan sumber daya alam melalui kegiatan sosialisasi kepada masyarakat dalam menjaga, memlihara, dan mengembangkan berbagai potensi tersebut agar bermanfaat bagi generasi penerusnya. Selain itu, dalam memanfaatkan potensi lingkungan, masyarakat Desa Puncak Mandiri mengalami beberapa kendala yang berasal dari masyarakat itu sendiri, dimana timbul sikap ketergantungan antar masyarakat yang membuat banyak masyarakat itu sendiri menjadi lebih malas dan tak punya kesadaran untuk cinta pada lingkungan. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara ditinjau dari aspek tingkat pendidikan yang ada di Desa Puncak Mandiri menunjukkan belum optimal, yang dibuktikan dengan banyak diantara masyarakat yang tidak menyelesaikan jenjang pendidikan dasar yang disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah kondisi ekonomi yang kurang memenuhi kebutuhan dan jarak yang ditempuh antara rumah dan tempat belajarnya yang cukup jauh. Sehingga memungkinkan keberadaan mereka yang kurang termotivasi untuk mengikuti kegiatan pendidikan serta keberadaan masyarakat yang lebih fokus pada hal-hal yang bersifat konsumtif. Ditinjau dari aspek tingkat kesehatan masyarakat Desa Puncak Mandiri, menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang mengeluhkan kurangnya

layanan atau fasilitas kesehatan yang dapat digunakan oleh masyarakat untuk melakukan pengobatan. Dengan demikian akan memberikan dampak secara negatif bagi keberadaan masyarakat untuk melakukan aktivitasnya dan menjadi penghambat bagi pemerintah untuk memberdayakan masyarakat. Meskipun telah mengalami perbaikan, tetapi kualitas kesehatan penduduk Desa Puncak Mandiri masih tergolong rendah. Berdasarkan tinjauan aspek dunia usaha yang ada di Desa Puncak Mandiri, menunjukkan bahwa selama ini pemerintah desa telah berupaya untuk melaksanakan program kewirausahaan dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat Desa Puncak Mandiri. Selain itu, dalam menajalankan program kewirausahaan bagi masyarakat Desa Puncak Mandiri banyak kendala yang dihadapi baik dari pemerintah berupa ktidakmampuan manajemen maupun dari masyarakat sendiri seperti kurangnya pengalaman masyarakat dalam mengelola dana bantuan program kewirausahaan tersebut. Dari bidang sosial dan politik yang ada di Desa Puncak Mandiri, menunjukkan bahwa kondisi tersebut sangat mempengaruhi keberadaan masyarakat dalam kegiatan pemberdayaan, dimana kondisi tersebut menggambarkan masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah apabila mereka disibukkan dengan nuansa politik. Namun, disisi lain pemerintah juga melakukan upaya dalam mengendalikan kondisi sosial politik yang dapat memicu insiden negatif yang dapat merugikan masyarakat Desa Puncak Mandiri dan mengganggu stabilitas perekonomian daerah. Ditinjau dari aspek perspektif lingkungan Desa Puncak Mandiri menunjukkan bahwa sebagian besar Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara memiliki potensi lingkungan yang beranekaragam mulai dari pantai, hutan, dan dataran tinggi serta sumber daya alam lainnya yang dapat digunakan oleh masyarakat Desa Puncak Mandiri untuk meningkan taraf hidupnya. Selain itu, dalam memanfaatkan potensi lingkungan, masyarakat Desa Puncak Mandiri mengalami beberapa kendala yang berasal dari masyarakat itu sendiri, dimana timbul sikap ketergantungan antar masyarakat yang membuat

banyak masyarakat itu sendiri menjadi lebih malas dan tak punya kesadaran untuk cinta pada lingkungan. Dari kesimpulan di atas, maka peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada semua pihak diantaranya pemerintah dan masyarakat Desa Puncak Mandiri untuk meningkatkan peran serta dalam kegiatan pemberdayaan, menuju masyarakat yang mandiri dan sejahtera. 2. Untuk mencapai hasil kegiatan pemberdayaan masyarakat secara optimal, diharapkan kepada masyarakat dan pemerintah Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata untuk bekerjasama dan menjalin hubungan secara harmonis dalam memajukan pembangunan daerah. 3. Diharpkan kepada masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pemberdayaan khususnya dibidang pendidikan melalui program-program pendidikan non formal, guna peningkatan kualitas sumber daya manusia. 4. Diharapkan agar program pemberdayaan masyarakat yang telah dijalankan dapat dipertahankan eksistensinya sebagai kegiatan tetap di masyarakat, sehingga dapat memberikan kesejahteraan dan kehidupan yang layak bagi masyarakat Desa Puncak Mandiri Kecamatan Sumalata Kabupaten Gorontalo Utara. DAFTAR RUJUKAN Awang, Azam. MSi. 2010. Implementasi pemberdayaan Pemerintah Desa. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 45. Depertemen, pendidikan Nasional. 2009. Buku pedoman penulisan Karya IImiah. Universitas Negeri Gorontalo. Harry Hikmat. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Isbandi, Rukminto Adi, 2008. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas (Pengantar pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis). Penerbit: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sulistiyani A.Teguh. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media. Hal. 19.