The Skills of High School Students on Data Communication and Experiment Concluding in Chemistry Laboratory Activities

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KESIAPAN PRAKTIKUM KIMIA SISWA SMA. Susiwi*, Achmad A.Hinduan**, Liliasari***, Sadijah Ahmad****

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP KIMIA SISWA SMA DALAM MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM D-Ei-Hd. Susiwi*, Achmad A.Hinduan**, Liliasari**, Sadijah Ahmad***

Alternative Worksheet for Enhancing Studens Formal Thinking in Chemistry Laboratory Activities

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA MODEL PEMBELAJARAN PRAKTIKUM D-E-H

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA SMA KELAS X DAN XI PADA PEMBELAJARAN KIMIA MENGGUNAKAN METODA PRAKTIKUM ABSTRAK

ANALYSIS OF CRITICAL THINKING SKILLS CLASS X SMK PATRONAGE STATE NORTH SUMATRA PROVINCE ACADEMIC YEAR

BAB I PENDAHULUAN. Kimia merupakan ilmu yang termasuk rumpun sains, ilmu yang pada

: 07/UP/SNK/HKI-Kaltim/2014 Lamp. : - : Undangan sebagai Pemakalah Oral Kepada Yth. Iis Intan Widiyowati di Universitas Mulawarman Samarinda

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS KETERAMPILAN MEMBERIKAN PENJELASAN SEDERHANA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM SOLVING

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KIMIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES DAN KETERAMPILAN BERPIKIR SISWA SMA

Jurnal Biology Science & Education 2015 ABSTRAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR HIPOTETIKAL DEDUKTIF TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA NEGERI 4 PINRANG

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

ARTIKEL TUSZIE WIDHIYANTI

ANALISIS KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM PENYUSUNAN LAPORAN PRAKTIKUM TERMOKIMIA PADA SISWA KELAS XI IPA

Beny Yosefa dan Wiwin Hesvi Universitas Pasundan Bandung

PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

I. PENDAHULUAN. Ilmu Kimia merupakan salah satu ilmu yang memiliki karakteristik yang sama

UNESA Journal of Chemistry Education ISSN: Vol. 6, No. 1, pp January 2017

Dena Marista, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna, Ila Rosilawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS STUDENT CENTERED

Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa

PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA BERBASIS PENDEKATAN KOMBINASI CHEMOEDUTAINMENT

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PENDIDIKAN KIMIA SEMESTER 6 MATERI UNSUR GOLONGAN 11 DAN 12

DESKRIPSI KETERAMPILAN KOMUNIKASI SISWA SMA NEGERI 9 PONTIANAK MELALUI METODE PRAKTIKUM PADA MATERI KSP

Chemistry in Education

PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERUMUSKAN DAN MENGUJI HIPOTESIS MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE PRAKTIKUM

PENGEMBANGAN BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI ASAM BASA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No. 2, pp , May 2015

Chemistry in Education

TINJAUAN PEMAHAMAN KONSEP LARUTAN ASAM DAN BASA PADA TINGKAT MAKROSKOPIK DAN TINGKAT MIKROSKOPIK SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 BATU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL CHANGE UNTUK MEREDUKSI MISKONSEPSI SISWA PADA MATERI POKOK ASAM DAN BASA DI KELAS XI IA SMAN 2 BOJONEGORO

Ria Septiana, Ila Rosilawati, Tasviri Efkar, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna Pendidikan Kimia, Universitas Lampung

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol 5,. No 3, , September, 2016

PEMBELAJARAN PRAKTIKUM BERORIENTASI PROYEK UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGKOMUNIKASIKAN DAN PENGUASAAN KONSEP MELALUI MODEL LEARNING CYCLE 5E

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, M. (2003). Common Textbook: Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Unnes Physics Education Journal

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

PENERAPAN PERTANYAAN PRODUKTIF DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA DI SMA

Pengaruh Penerapan Praktikum Virtual Berbasis Problem Solving Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa

PENGEMBANGAN TEACHING MATERIAL MATERI IKATAN KIMIA SMA KELAS X SEMESTER 1. Eugenius Ewito, Rr. Lis Permana Sari, M.Si

THE ANALYZING ABILITY OF DRAWING CONCLUSIONS AND APPLYING CONCEPTS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

Analisis Didaktis Berdasarkan Kemampuan Kognitif dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa pada Materi Kalor

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMU KELAS II PADA PEMBELAJARAN KESETIMBANGAN KIMIA MELALUI METODE PRAKTIKUM ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2010). Dari beberapa metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5 No. 3. pp , September 2016

ISSN: Quagga Volume 9 No.2 Juli 2017

KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SEGITIGA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp , May 2013

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

JCAE, Journal of Chemistry And Education, Vol. 1, No.1, 2017,

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) pengertian pengembangan

PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

PENGARUH PENERAPAN METODE PRAKTIKUM TERHADAP AKTIVITAS DAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MATERI ASAM BASA KELAS XI DI SMAN PLOSO JOMBANG

EduSains Volume 4 Nomor 1; 2016 ISSN KETERTERAPAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SCIENTIFIC SKILL DI SMAN 1 KANDANGSERANG

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KIMIA MATERI ASAM DAN BASA DENGAN MENGGUNAKAN INQUIRY BASED LEARNING (IBL) PADA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 5 MAKASSAR

PENERAPAN STRATEGI REACT DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG ANAI

BAB I PENDAHULUAN. dominan dalam berbagai bidang kehidupan.. Salah satu bidang yang mengalami

KETERAMPILAN MEMPREDIKSI DAN MENGKOMUNIKASIKAN PADA MATERI KELARUTAN DAN Ksp MENGGUNAKAN INKUIRI TERBIMBING.

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

PEMBELAJARAN PEMANIS BUATAN MELALUI PRAKTIKUM PENENTUAN KADAR NATRIUM SIKLAMAT DALAM SAMPEL AIR TEH

Kata kunci : kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar, Creative Problem Solving

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berpikir merupakan tujuan akhir dari proses belajar mengajar. Dengan

Afif Yuli Candra Prasetya dan Suliyanah Jurusan Fisika, Universitas Negeri Surabaya

Oleh Sunyono, (Dosen PS. Pendidikan Kimia FKIP Universitas Lampung) ABSTRACT

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA BIOLOGI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA MELALUI METODE DEMONSTRASI

PENDIDIKAN KIMIA Kode : A-11

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 4, No.2, pp , May 2015

Nur Fitriyana dan Marfuatun, M. Si. Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Kimia adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang diajarkan di

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MELATIHKAN KEMAMPUAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS XI SMAN 1 KALIANGET

KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI INDIKATOR ASAM BASA ARTIKEL PENELITIAN OLEH :

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang SMA adalah ilmu kimia.

Elsa Sinaga, Noor Fadiawati, Nina Kadaritna, Chansyanah Diawati Pendidikan Kimia, Universitas Lampung

Elok Mufidah dan Amaria Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Surabaya Tlp: , Abstrak

Analisis Penalaran Mahasiswa Calon Guru dalam Pemecahan Masalah Matematika Sekolah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PADA MATERI POKOK ASAM-BASA DI KELAS XI SMAN 1 BOJONEGORO

Unnes Physics Education Journal

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERARGUMENTASI SISWA SMA PADA KONSEP HIDROLISIS GARAM

DAFTAR PUSTAKA. Alwi, dkk. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Transkripsi:

The Skills of High School Students on Data Communication and Experiment Concluding in Chemistry Laboratory Activities Susiwi*, Achmad A.Hinduan**, Liliasari**, Sadijah Ahmad*** * Lecturer of Chemistry Education, Indonesia University of Education (IUE) ** Lecturer of Program of Science Education Graduate School, IUE *** Lecturer of Bandung Institute of Technology (Disajikan pada The 2 nd International Seminar on Science Education Yang diselenggarakan oleh Program Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana UPI Pada tanggal 18 Oktober 2008) Abstract The purpose of this study is investigating students skills in communicating data in the form of observation tables and concluding their experiments. These two abilities constitute critical thinking skills as one of the higher order thinking skills. In this research a complete laboratory report have not needed. This study used a descriptive analytical method and a quasi-experimental method. The skills to communicate data consist of: 1) the completeness of table components such as title, number of columns and rows; 2) the readability of table, i.e. the correctness of the tables and completeness of data filled in. The results of the research indicate that the average score of data communication skills was 1.685. This score means that the tendency of the students in communicating their observation data reached 84.25%. In the mean time, the score of the completeness of table components was 1.71 or 85.5%, and the score of table readability was 1.66 or 83%. In concluding their experiments, the students obtained 1.85 or 92.5% in average. Whereas, the average score of the students ability in concluding experiments based on their reasoning patterns of the experiments was 1.85 or 92.5% for descriptive reasoning, 1.83 or 91.5% for empirical-inductive reasoning and 1.87 or 93.5% for hypothetical-deductive reasoning. Key words : The Skills, Communication, Concluding experiments, Chemistry Laboratory 1

PENDAHULUAN Sains merupakan ilmu tentang fenomena dan perilaku alam sepanjang dapat diamati oleh manusia. Sains tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimen-eksperimen. Sebagai ilmu yang tumbuh secara eksperimental, maka ilmu kimia mengandung baik pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural (Dahar, 1989). Pengetahuan deklaratif dipelajari siswa sebagai teori kimia dan pengetahuan prosedural dipelajari melalui praktikum kimia. Telah lama para pendidik berpandangan bahwa kegiatan praktikum merupakan bagian yang penting dalam pembelajaran Sains, yang memberi kesempatan seseorang memperoleh pengetahuan melalui kegiatan berbuat dan berpikir, bekerja dalam kelompok serta mengkomunikasikan hasil percobaan sebagai salah satu sarana untuk mengaktualisasikan dirinya (Deboer, 1991). Dalam kaitannya dengan belajar, kegiatan praktikum diperlukan agar siswa memperoleh pengalaman belajar konkrit dan sebagai suatu sarana mengkonfrontasikan miskonsepsi yang dimiliki siswa, dalam usahanya mengkonstruksi pengetahuan baru (Hodson, 1996). Melalui percobaan dalam suatu praktikum memberikan kesempatan siswa untuk memperoleh pengetahuan peristiwa, proposisi, imaginasi, keterampilan berpikir dan keterampilan motorik. Dengan pengalaman sendiri seseorang akan memperoleh memory of event, suatu gambaran pengalaman yang memiliki efek jangka panjang (White, 1996). Karena sains bertujuan menjelaskan fenomena alam, maka melalui Sains penjelasan ini selalu bertolak dari hubungan sebab-akibat. Untuk menjelaskan hubungan ini siswa belajar peka dalam mengamati pola-pola hubungan dari subyek yang dipelajari dan berlatih untuk mulai menentukan yang mana sebab dan mana akibat. Berarti belajar Sains diawali dengan kemampuan mengamati dari pengalaman langsung dan pengalaman tak langsung. Dengan demikian cara belajar Sains harus melibatkan siswa pada pengalaman, yang dikenal dengan istilah hads-on sehingga terjadi minds-on. Melalui pembelajaran Sains dapat dibangun berbagai keterampilan berpikir tingkat tinggi. Kemampuan berpikir ini tidak dapat berkembang pada pembelajaran Sains tanpa eksperimen atau praktikum, seperti halnya pembelajaran Sains yang ditemukan di sekolahsekolah di Indonesia pada umumnya (Liliasari, 2005). Demikian pula, dari studi lapangan didapatkan bahwa pembelajaran kimia di SMA jarang dilakukan dengan praktikum dan juga praktikum maupun demonstrasi kimia yang dilakukan guru umumnya bersifat verifikasi (Susiwi, 2003). 2

Menurut Ennis (Costa,1985), keterampilan siswa dalam mengkomunikasikan data percobaan dalam bentuk tabel maupun keterampilan siswa dalam menyimpulkan hasil percobaan, merupakan indikator keterampilan berpikir kritis no.5 dan no.7. Seperti telah diketahui bahwa kemampuan berpikir kritis ini merupakan salah satu dari keterampilan berpikir tingkat tinggi. Oleh karena itu perlu untuk meneliti tentang pembelajaran praktikum di SMA, yaitu tentang Bagaimanakah keterampilan siswa SMA dalam mengkomunikasikan data dan keterampilan siswa dalam menyimpulkan hasil percobaannya? METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan studi deskriptif teoretik untuk menentukan percobaan-percobaan yang dapat dikembangkan dari materi pembelajaran, dan dilanjutkan dengan studi analisis teoretik pada uji coba pembelajaran praktikum. Berikutnya studi quasi eksperimen digunakan pada implementasi pembelajaran praktikum tersebut. HASIL Penelitian ini dilakukan pada materi pelajaran atau pokok bahasan larutan asam dan larutan basa di kelas 2 SMA, meliputi : asam basa menurut Arrhenius; kekuatan asam dan basa; ph larutan; dan titrasi asam basa. Perlakuan penelitian dilaksanakan dengan subyek penelitian sebanyak 130 siswa. Adapun percobaan yang dapat dikembangkan dari materi tersebut sebanyak 15 percobaan, dengan tujuan dari masing-masing percobaan seperti yang tertera pada tabel 1. Tabel 1. Tujuan dari masing-masing percobaan pada materi larutan asam dan larutan basa No.Percobaan Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 3 Percobaan 4 Percobaan 5 Percobaan 6 Percobaan 7 Tujuan Percobaan Menentukan larutan bersifat asam atau basa menggunakan kertas lakmus Menggunakan sari bunga berwarna sebagai indikator alam Mengenal bermacam-macam indikator yang lazim digunakan di laboratorium Menguji daya hantar suatu larutan asam menggunakan alat penguji elektrolit dan Ampermeter Merancang dan melakukan percobaan untuk membedakan kekuatan basa berdasarkan daya hantar listrik larutan Merancang dan melakukan percobaan untuk membedakan kekuatan asam berdasarkan reaksinya terhadap logam Membedakan sifat asam dari suatu zat murni yang dilarutkan 3

dalam air dan yang dilarutkan dalam pelarut lain dengan menggunakan indikator Percobaan 8 Merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan siswa Percobaan 9 Merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan siswa Percobaan 10 Menentukan ph larutan menggunakan indikator universal Percobaan 11 Percobaan 12 Menentukan ph larutan menggunakan ph meter Merancang dan melakukan percobaan untuk mendapatkan harga Ka asam monoprotik Percobaan 13 Merumuskan hipotesis, merancang dan melakukan percobaan untuk membuktikan hipotesis yang dirumuskan siswa Percobaan 14 Percobaan 15 Menentukan reaksi penetralan asam dan basa Merancang dan melakukan percobaan titrimetri pada sampel asam cuka yang ada di pasaran Laporan praktikum biasanya berisi hal-hal yang berhubungan dengan percobaan yang dilakukan siswa. Laporan praktikum dibuat siswa sesaat setelah siswa selesai melakukan percobaan. Pada penelitian ini, laporan praktikum bertujuan untuk mengetahui keterampilan siswa dalam mengkomunikasikan data dan keterampilan siswa dalam menyimpulkan hasil percobaannya. Karena itu, laporan praktikum hanya terdiri dari data pengamatan yang berupa tabel dan kesimpulan percobaannya. Laporan praktikum secara lengkap tidak diperlukan, karena: 1)tujuan percobaan, dasar teori, prosedur percobaan dan lain-lainnya sudah dibahas pada tugas uji kesiapan praktikum. 2)agar tidak memberikan beban berlebihan kepada siswa. 1. Keterampilan Mengkomunikasikan Data Data yang disajikan secara naskah, sukar untuk dilihat dan dipelajari dengan cepat. Oleh karena itu data yang telah dikumpulkan dari percobaan perlu diatur dan disusun agar mudah untuk keperluan analisis selanjutnya. Untuk itu diperlukan kemampuan berpikir kritis seseorang agar dapat menyajikan data yang diperoleh dari percobaannya ke dalam suatu bentuk tabel. Adapun yang termasuk keterampilan mengkomunikasikan data percobaan yang disajikan dalam bentuk tabel adalah : 1) Kelengkapan komponen tabel (Sudjana,1986) terdiri dari: a) judul tabel, b) jumlah kolom dan baris, serta judul kolom dan judul baris. 4

2) Keterbacaan tabel, meliputi: a) kebenaran keseluruhan tabel, b) kelengkapan data pengamatan. Pada penelitian ini, keterampilan siswa dalam mengkomunikasikan data dan menyimpulkan hasil percobaannya dianalisis berdasarkan Analisis Tugas (Barba and Rubba, 1992). Masing-masing keterampilan tersebut diberi skor, yang selanjutnya akan dihitung rata-rata skor masing-masing keterampilan tersebut untuk melihat kecenderungan memusat. Pemberian skor dilakukan dengan cara : Skor 2, untuk kriteria benar. Skor 1, untuk kriteria salah. Skor 0, untuk yang tidak dikerjakan (kosong) Hasil analisis keterampilan mengkomunikasikan data pada tiap percobaan dapat dilihat pada tabel 2, dan grafik 1. No Tabel 2. Hasil Analisis Keterampilan Mengkomunikasikan Data Percobaan Kelengkapan komponen tabel Keterbacaan tabel 1.a 1.b Rerata 2.a 2.b Rerata 1 1 1,26 1,91 1,59 1,62 1,94 1,78 2 2 0,74 1,92 1,33 1,28 1,80 1,54 3 3 1,52 1,89 1,71 1,52 1,75 1,64 4 4 1,25 1,94 1,60 1,44 1,87 1,66 5 5 1,77 1,86 1,82 1,44 1,50 1,47 6 6 1,74 1,86 1,80 1,42 1,47 1,45 7 7 1,54 1,59 1,57 1,53 1,99 1,76 8 8 1,75 1,78 1,77 1,35 1,90 1,63 9 9 1,75 1,87 1,81 1,60 1,97 1,79 10 10 1,92 1,84 1,88 1,61 1,76 1,69 11 11 1,86 1,83 1,85 1,67 1,77 1,72 12 12 1,66 0,92 1,29 1,21 1,95 1,58 13 13 1,75 1,70 1,73 1,48 1,98 1,73 14 14A 1,74 1,82 1,78 1,60 1,83 1,72 15 14B 1,75 1,86 1,81 1,57 1,71 1,64 16 15A 1,92 1,85 1,89 1,51 1,90 1,71 17 15B 1,91 1,85 1,88 1,50 1,91 1,71 Rerata 1,64 1,78 1,71 1,49 1,82 1,66 Rerata keseluruhan 1,685 Catatan : 1.a. Judul tabel; 1.b. Jumlah kolom&baris dan judul kolom&judul baris 2.a. Kebenaran keseluruhan tabel.; 2.b. Kelengkapan data pengamatan 5

Keterampilan Mengkomunikasikan Data 2 1,8 1,6 1,4 1,2 1 0,8 0,6 0,4 0,2 0 Komponen Tabel Keterbacaan Tabel Judul tabel Jml kolom&baris dan Judul kolom&baris Rerata komponen tabel - Kebenaran tabel Kelengkapan data Rerata keterbacaan tabel Grafik 1. Hasil Analisis Keterampilan Mengkomunikasikan Data Dari tabel 2. dapat dilihat bahwa hasil rerata terendah terdapat pada keterbacaan tabel pada sub-bagian kebenaran keseluruhan tabel yaitu sebesar 1,49. Jadi siswa cenderung mampu membuat tabel secara benar hanya sebesar 74,5%. Karena sub-bagian 2.a ini dikerjakan dengan benar kurang dari 75%, maka ini dianggap belum dicapai secara tuntas oleh kelas (Firman, 1985). Subbagian 2.a dipengaruhi oleh kelengkapan komponen tabel, hal ini menyebabkan sub-bagian kebenaran keseluruhan tabel perlu mendapat perhatian dan pembahasan di kelas. Berdasarkan pola penalaran yang ada pada tiap-tiap percobaan maka diperoleh hasil analisis keterampilan mengkomunikasikan data pada tabel 3. sebagai berikut : Tabel 3. Hasil Analisis Ketrampilan Mengkomunikasikan Data menurut Pola Penalaran dari Percobaan Pola Penalaran pada Komponen Tabel Keterbacaan Tabel Rerata Skor No Percobaan 1.a 1.b 2.a 2.b. keseluruhan 1 Deskriptif (Perc.1; 2; 3; 7; 10; 11; 14) 1,54 1,83 1,55 1,82 1,69 2 Empiris-Induktif (Perc. 4; 5; 6; 12; 15) 1,71 1,71 1,42 1,77 1,65 3 Hipotetis-Deduktif (Perc.8; 9; 13) 1,75 1,78 1,48 1,95 1,74 2. Keterampilan Menyimpulkan Hasil Percobaan Keterampilan menyimpulkan meliputi mendeduksi dan mempertimbangkan hasil deduksinya, maupun menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi. Di 6

dalam suatu percobaan, biasanya kesimpulan diambil berdasarkan data pengamatan. Oleh karena itu di dalam suatu praktikum keterampilan menyimpulkan lebih banyak menginduksi dan mempertimbangkan hasil induksi atau menggeneralisasi. Analisis terhadap data keterampilan menyimpulkan siswa pada setiap percobaan menghasilkan skor rerata yang tertera pada tabel 4. Tabel 4. Hasil Analisis Keterampilan Menyimpulkan No. Percobaan Rerata 1 1 2,00 2 2 1,75 3 3 1,86 4 4 1,87 5 5 1,80 6 6 1,90 7 7 1,72 8 8 1,85 9 9 1,89 10 10 1,88 11 11 1,86 12 12 1,75 13 13 1,88 14 14 1,91 15 15 1,82 Total Rata-rata 1,85 Berdasarkan pola penalaran yang ada pada tiap-tiap percobaan maka diperoleh hasil analisis keterampilan menyimpulkan tertera pada tabel 5. dan grafik 2. Tabel 5. Hasil Analisis Ketrampilan Menyimpulkan menurut Pola Penalaran dari Percobaan No Pola Penalaran Percobaan Ke- Skor rata-rata 1 Deskriptif 1; 2; 3; 7; 10; 11; 14 1,85 7

Skor rata-rata 2 Empiris-Induktif 4; 5; 6; 12; 15 1,83 3 Hipotetis-Deduktif 8; 9; 13 1,87 1,88 1,86 1,84 1,82 1,8 Pola Pe nalaran dari Pe rcobaan Deskriptif (Perc. 1, 2, 3, 7, 10, 11, 14) Empiris-Induktif (Perc. 4, 5, 6, 12, 15) Hipotetis-Deduktif (Perc. 8, 9, 13) Grafik 2. Hasil Analisis Ketrampilan Menyimpulkan menurut Pola Penalaran dari Percobaan Dari tabel 4 didapatkan total rerata keterampilan menyimpulkan hasil percobaan sebesar 1.85, artinya kecenderungan siswa pada keterampilan menyimpulkan hasil percobaannya sebesar 92,5%. Keterampilan menyimpulkan ini dapat dianggap tuntas karena rerata dikerjakan benar lebih dari 75% (Firman,1985). Sejalan dengan hasil penelitian tentang Analisis Kesiapan Praktikum Kimia Siswa SMA (Susiwi, 2008), yaitu telah didapatkannya hasil rerata dari kelompok pertanyaan memahami tujuan percobaan sebesar 1,60. Artinya siswa berkecenderungan memahami tujuan percobaan sebesar 80%. Memahami tujuan percobaan merupakan suatu hal penting dalam percobaan dan merupakan salah satu pertanyaan yang perlu mendapat perhatian pada Uji Kesiapan Praktikum. Pemahaman tentang tujuan praktikum ini dimaksudkan agar siswa bisa lebih terarah dalam menyimpulkan percobaannya. Pada penelitian ini tujuan percobaan pada LKS tidak dituliskan secara eksplisit. Tetapi tujuan dapat diacu dari kegiatan maupun perintah yang ada dalam LKS tiap percobaan tersebut. Hal itu dimaksudkan agar siswa berlatih berpikir kritis untuk dapat menentukan tujuan percobaan dengan jelas dan tepat. Dengan demikian dapat melatih siswa untuk berpikir kritis pula di dalam menarik kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukannya. KESIMPULAN Hasil rerata keseluruhan Keterampilan Mengkomunikasikan Data sebesar 1,685, artinya kecenderungan siswa untuk mengkomunikasikan data sebesar 84,25% dan secara umum sudah dianggap tuntas. Dari hasil 8

keterampilan mengkomunikasikan data tersebut, dapat dilihat bahwa hasil rerata kelengkapan komponen tabel sebesar 1,71 atau 85,5% dan keterbacaan tabel sebesar 1,66 atau 83%. Hasil rerata keseluruhan Keterampilan Menyimpulkan Percobaan sebesar 1,85 atau 92,5%. Sedangkan hasil rerata menyimpulkan berdasarkan pola penalaran dari percobaan adalah : percobaan dengan pola penalaran deskriptif sebesar 1,85 atau 92,5%, percobaan empiris-induktif sebesar 1,83 atau 91,5%, dan pada percobaan hipotetis-deduktif sebesar 1,87 atau 93,5%. Daftar Pustaka Barba, Robertta H., & Rubba, Peter A., (1992), Procedural Task Analysis : A Tool for Science Education Problem-Solving Research, School Science and Mathematics, Volume 92 (4), April, 188-192. Costa., Arthur L., Editor (1988), Developing Minds, A Resource Book for Teaching Thinking, Virginia : Association for Supervision and Curriculum Development. Dahar, R.W., (1989), Teori-teori Belajar, Jakarta : Penerbit Erlangga. Deboer, G E., (1991), A History of Ideas in Science Education, Implication for Practice, New York : Teacher College Press. Firman, Harry, (1989) Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA IKIP Bandung. Hodson, D., (1996), Philosophic of Secondary School Science Teachers, Curriculum Experience, and Children s Understanding of Science, Interchange, 24, 41-52 Liliasari, (2005), Membangun Keterampilan Berpikir Manusia Indonesia Melalui Pendidikan Sains, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Pendidikan IPA pada FPMIPA UPI, UPI Sudjana, (1986), Metoda Statistika, Bandung : Penerbit Transito Susiwi, (2003), Laporan Program Pengalaman Lapangan di SMU, Laporan Kegiatan Dosen Tetap PPL Kependidikan, Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Susiwi, (2008), Analisis Kesiapan Praktikum Kimia Siswa SMA, Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia IV 9 Agustus 2008, Seminar Guide, Bandung : Jurusan Pendidikan Kimia-FPMIPA UPI White, R. T., (1996), The Link between the Laboratory and Learning, International J. Science Education, 18(7), 761-774. 9