orang yang bercakap-cakap dengan memperhatikan keterampilan berkomunikasi yaitu dalam bercakap-cakap siswa menggunakan kata-kata

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dapat ditingkatkan, baik di kalangan nasional maupun. agar mutu kehidupan masyarakat dapat meningkat. Melalui pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peran pemerintah dalam mencapai tujuan pendidikan Nasional adalah. diharapkan dapat memberikan perhatian secara langsung terhadap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. berusaha untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa. Melalui pendidikan yang baik, diperoleh hal-hal baru sehingga

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI. PMRI untuk meningkatkan berfikir kritis siswa. Menunjukkan bahwa aktivitas

V. SIMPULAN DAN SARAN. penelitian tindakan kelas XI IPS SMA DCC Global Bandar Lampung Tahun. Pelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. dapat membawa perubahan ke arah lebih baik. Pendidikan di Indonesia harus

BAB I PENDAHULUAN. Ungkapan bahwa banyaknya pelajar yang tidak berpikir sering kita. yang diajarkan oleh guru mereka (Hassoubah, 2004:9).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) MEDIA POWER POINT Nama Sekolah : SMP Mata Pelajaran : Matematika Kelas : VII (Tujuh) Semester : 2 (Dua)

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. perhitungan dan pengukuran yang dinyatakan dengan angka-angka atau

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPS di MAN 2 PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. IPS merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan penting

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF METODE LIGHTENING THE LEARNING CLIMATE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sangat penting untuk dipelajari. adanya gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan.

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN SIKAP SOSIAL SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. disiplin. Hal ini memberikan anggapan bahwa komunikasi dalam. komunikasi memiliki peranan penting bagi siswa antara lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tentang peningkatan pemahaman siswa tentang materi peristiwa proklamasi

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan sumber-sumber daya pendidikan yang tersedia. pendidikan juga mengalami dinamika yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sebagaimana yang tertuang dalam pembukaan UUD Langkahlangkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial SD IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kondisi pembelajaran awal siswa sebelum diterapkan metode pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. diperjuangkan. Seorang pelajar harus memperjuangkan ilmu, seluruh waktu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses pembelajaran merupakan bagian dari proses pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. matematika juga dapat diketahui dengan diberikannya mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mempelajari geografi sebagai ilmu pengetahuan tidak lepas dari fenomenafenomena

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa untuk menghadapi kehidupan di masyarakat dapat bertanggung

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. gagasan untuk pemecahan masalah juga sangat penting terhadap proses. Menurut Wahid Umar (2012) menelaah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. baik apabila ada faktor pendorongnya yaitu motivasi belajar. Peserta didik

BAB II KEGIATAN PPL. A. Kegiatan PPL. 1. Persiapan PPL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. metransfer informasi ke seluruh tubuh. Berawal dari proses berpikir tersebut

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum Menganalisis pelaksanaan khutbah, tabligh, dan dakwah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

commit 1to user BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia mulai diajarkan sejak usia dini di sekolahsekolah

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan-kebijakan tersebut. Di awal kemerdekaan republik ini, dunia pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Keterbatasan alat-alat praktikum laboratorium yang dimiliki sekolah mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Proses pendidikan tidak dapat dipisahkan

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI INKUIRI SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 1 BALONG TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam meningkatkan kualitas hidup kreativitas sangatlah penting, karena

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk sosial, karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. menguasai informasi sehubungan dengan topik yang ditulis.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis.

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional, pasal 1 ayat 1 tentang ketentuan umum menyatakan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah rangkaian bunyi-bunyi yang dihasilkan alat ucap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai bagian kehidupan masyarakat dunia pada era global harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Buku merupakan salah satu prasyarat bagi tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal merupakan salah satu solusi utama untuk membentuk

PENINGKATAN KEDISIPLINAN BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEKNIK PERJANJIAN DAN PENGUATAN DIRI SISWA KELAS V SDN 1 TAWANG HARJO WONOGIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber ilmu pengetahuan masih sering kita jumpai dalam kegiatan belajar

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan Realistic Mathematics Education atau Pendekatan Matematika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat sekarang ini jarang dijumpai sekelompok orang yang bercakap-cakap dengan memperhatikan keterampilan berkomunikasi. Hal ini sudah menjamur pada lingkup formal maupun nonformal. Lingkup formal khususnya di sekolah dalam berkomunikasi antara siswa dengan siswa sering tidak memperhatikan keterampilan berkomunikasi. Bukti bahwa komunikasi siswa kurang memperhatikan keterampilan berkomunikasi yaitu dalam bercakap-cakap siswa menggunakan kata-kata yang tidak layak diucapkan dan nada yang tinggi ketika dengan teman sebayanya. Banyak fakta lain yang bisa diungkapkan tentang rendahnya keterampilan berkomunikasi. Meningkatnya kebiasaan buruk siswa di sekolah seperti rendahnya keterampilan berkomunikasi. Permasalahan ini perlu ditanggulangi dengan pembelajaran di kelas. Setiap mata pelajaran bisa menjadi pendukung untuk mengatasi masalah tersebut ketika setiap guru menyadari akan komunikasi yang baik pada siswa akan berpengaruh pada hal positif. Jika diaplikasikan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari, keterampilan berkomunikasi memiliki banyak manfaatnya. Banyak manfaat keterampilan berkomunikasi jika digunakan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari, misalnya ada sebuah masalah di dalam kelas dapat diselesaikan dengan musyawarah. Musyawarah tersebut 1

2 memerlukan keterampilan berkomunikasi. Contoh lainnya, ketika ketua OSIS memimpin rapat menyampaikan pendapatnya dengan keterampilan berkomunikasi yang tinggi, sehingga semua anggotanya dapat memahami isi yang disampaikan dengan mudah. Proses keterampilan berkomunikasi ini mulai dibentuk ketika seorang anak berada dalam keluarganya masing-masing. Orang tua berperan saat pertama kali seorang anak belajar berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Selain proses keterampilan berkomunikasi juga harus memperhatikan prinsip komunikasi yang efektif. Prinsip komunikasi yang efektif pada kenyataannya di lapangan harus memperhatikan etika berkomunikasi. Pada kenyataannya mereka hanya mementingkan tujuan dari berkomunikasi saja. Padahal dengan adanya etika akan memperlancar proses komunikasi seseorang. Hal ini dapat mengurangi adanya kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Selain etika berkomunikasi diperlukan teknologi modern yang memadai dalam proses komunikasi. Realita di lapangan siswa lebih senang dan tertarik dengan kemajuan teknologi seperti games komputer maupun online, menggambar menggunakan aplikasi komputer, mengerjakan tugas sering mencari materinya di mesin pencari seperti google, dan lain-lain. Oleh karena itu, guru harus bisa mengimbangi adanya pengetahuan siswa terhadap teknologi, sehingga pembelajaran di kelas tidak lagi tertinggal dan tersaingi. Ada beberapa fakta lain yang ditemukan di lingkup formal yaitu berdasarkan observasi dan wawancara di SMP Negeri 4 Kalasan tahun ajaran

3 2012/2013 pada kelas VII khususnya kelas VII A saat pembelajaran IPS, peneliti menemukan berbagai fenomena. Fenomena yang ada dalam proses pembelajaran pada kelas tersebut diantaranya, ketika guru menyampaikan materi IPS, siswa belum aktif menyampaikan pendapat. Guru tidak merespon hal itu, selama kondisi dalam pembelajaran tidak gaduh dan berbicara sendiri dengan temannya. Guru sudah mencoba beberapa kali untuk bertanya kepada siswa, tetapi siswa belum menanggapinya dengan serius. Di sisi lain pembelajaran IPS dianggap sebagai pelajaran yang sulit. Dibuktikan pada materi IPS yang banyak, dan terdiri dari beberapa ilmu yaitu Sejarah, Geografi, Sosiologi, dan Ekonomi. Guru dalam menyampaikan materi kurang terstruktur karena pelajaran IPS di ajarkan oleh dua guru. Hal ini siswa merasa dibebani untuk memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan. Dilihat dari ekspresi siswa ketika guru memberitahukan akan diadakan ulangan harian, siswa mengeluh bahkan meminta pelaksanaan ulangan harian diundur. Hal tersebut terbukti bahwa penyampaian materi IPS belum sepenuhnya berhasil dapat dipahami siswa dengan mudah. Guru belum menggunakan media yang menarik, seperti media presentasi PowerPoint ketika pembelajaran IPS, padahal di sekolah tersebut sudah ada empat buah LCD proyektor. Guru diharapkan bisa membuat dan mengoperasikan media presentasi PowerPoint karena dianggap bahwa media tersebut yang paling murah dan sederhana serta kaitannya dengan materi IPS yang banyak.

4 Pelajaran IPS dianggap sebagai materi bayangan, karena belum kontekstual dalam penyampaiannya. Pembelajaran kontekstual bisa dilakukan di dalam atau di luar kelas. Di dalam kelas kaitannya dengan penggunaan replika atau media presentasi PowerPoint, dimana dapat membantu visualisasi materi IPS. Kegiatan pembelajaran kontekstual di luar kelas, seperti belajar di museum, pasar, candi, dan lain-lain. Kegiatan tersebut dapat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa untuk memahami materi IPS. Rendahnya keterampilan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran IPS, dilihat dari ketidaktertarikan mereka untuk bertanya, menjawab pertanyaan guru, dan berdiskusi dengan temannya. Materi IPS sangat menarik jika dikaji dari fenomena-fenomena sosial dalam kehidupan sehari-hari. Fenomena-fenomena sosial tersebut sebagai bahan diskusi di dalam kelas, sehingga membuat siswa memiliki motivasi dan tantangan untuk memberikan solusi. Pembelajaran berdasarkan fenomena sosial akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi IPS. Berdasarkan paparan berbagai fenomena dan ulasan di atas, berkenaan dengan proses pembelajaran IPS khususnya kelas VII A di SMP Negeri 4 Kalasan mengenai rendahnya keterampilan berkomunikasi siswa dan dalam pembelajaran IPS guru belum menggunakan media yang menarik. Peneliti mempunyai solusi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut dengan penggunaan media presentasi PowerPoint pada pembelajaran IPS, sebagai pendukung meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa kelas VII A. Adapun judul yang dilakukan yaitu Penggunaan Media Presentasi

5 PowerPoint untuk Meningkatkan Keterampilan Berkomunikasi Belajar IPS pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 4 Kalasan Tahun Ajaran 2012/2013. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan di kelas VII A SMP Negeri 4 Kalasan tahun ajaran 2012/2013 sebagai berikut: 1. Siswa belum aktif menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran IPS. 2. Siswa menganggap pelajaran IPS sulit, karena terlalu banyak materi dan harus mampu memahami semuanya. 3. Guru dalam mengajar belum menggunakan media yang menarik, seperti media presentasi PowerPoint. 4. Guru belum megajarkan IPS secara kontekstual. 5. Rendahnya keterampilan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran IPS. C. Pembatasan Masalah Sehubungan dengan kompleksnya permasalahan pembelajaran IPS di kelas VII A SMP Negeri 4 Kalasan tahun ajaran 2012/2013, maka peneliti membatasi permasalahan yang akan ditindak lanjuti yaitu rendahnya keterampilan berkomunikasi siswa dalam pembelajaran IPS dan guru dalam mengajar belum menggunakan media yang menarik, seperti media presentasi PowerPoint.

6 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dipilih, maka masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu bagaimana peranan media presentasi PowerPoint dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi belajar IPS pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Kalasan tahun ajaran 2012/2013? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan media presentasi PowerPoint dalam meningkatkan keterampilan berkomunikasi belajar IPS pada siswa kelas VII A SMP Negeri 4 Kalasan tahun ajaran 2012/2013. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat memperkaya pengetahuan khususnya media presentasi PowerPoint untuk mengajarkan mata pelajaran IPS serta dapat dijadikan literatur untuk penelitian yang relevan selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk bisa menambah pengetahuan serta dapat mengaplikasikannya tentang penggunaan media presentasi PowerPoint.

7 b. Bagi Sekolah Penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi dalam rangka meningkatan keterampilan berkomunikasi siswa dalam proses pembelajaran. c. Bagi Guru Penelitian ini diharapkan dapat memperbanyak penggunaan media presentasi PowerPoint yang banyak melibatkan siswa. d. Bagi Siswa Penerapan media presentasi PowerPoint diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi siswa dalam proses pembelajaran.