PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN

dokumen-dokumen yang mirip
BIAYA PERKARA UNDANG-UNDANG NO. 50 TAHUN 2009

Makalah Peradilan Tata Usaha Negara BAB I PENDAHULUAN

Praktek Beracara di Pengadilan Tata Usaha Negara

BAB III. Upaya Hukum dan Pelaksanaan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara. oleh Pejabat Tata Usaha Negara

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP) PROSES PENDAFTARAN DAN PEMERIKSAAN PERKARA DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ANCANGAN

PENYELESAIAN SENGKETA KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BAB VII PERADILAN PAJAK

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERAMPASAN ASET TINDAK PIDANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMPETENSI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA DALAM SISTEM PERADILAN DI INDONESIA

BAB III PELAKSANAAN PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA OLEH PEJABAT TATA USAHA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Mahkamah Agung tentang Pedoman Beracar

HUKUM ACARA PERADILAN TATA USAHA NEGARA

PEMERIKSAAN GUGATAN SEDERHANA (SMALL CLAIM COURT)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI NOMOR: 01/ G/ TUN/2003/PTUN.JBI

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK DI PENGADILAN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG HUKUM ACARA PERDATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 9 Juli 1991

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

PEDOMAN PENDAFTARAN GUGATAN TERHADAP KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA DAN TINDAKAN KONKRIT/FAKTUAL (GUGATAN UMUM) DI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

4. SOP KEPANITERAAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA PENGADILAN NEGERI SEMARANG

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

PENGGUGAT/ KUASANYA. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim, dan Panitera menunjuk Panitera Pengganti. Kepaniteraan

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

Diskusi Mata Kuliah Perkumpulan Gemar Belajar (GEMBEL) HUKUM ACARA TATA USAHA NEGARA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 02 TAHUN 2002 TENTANG TATA CARA PENYELENGGARAAN WEWENANG MAHKAMAH KONSTITUSI OLEH MAHKAMAH AGUNG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG DESAIN INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN TEKNIS ADMINISTRASI DAN TEKNIS PERADILAN TATA USAHA NEGARA EDISI 2008

SURAT KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI KALIANDA. NOMOR : W9.U4/Kp.01.1/156/XI/2016 T E N T A N G STANDART PELAYANAN PERADILAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE - 41/PJ/2014 TENTANG

MEDIASI. Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

AKTUALISASI KEWENANGAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA BERKAITAN DENGAN KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMATIKA

DRAFT 16 SEPT 2009 PERATURAN KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA NOMOR TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENANGANAN PERKARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2 untuk mendapatkan Keputusan dan/atau Tindakan Badan atau Pejabat Pemerintahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a

Peranan Peradilan Dalam Proses Penegakan Hukum UU No.5/1999. Putusan KPPU di PN dan Kasasi di MA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Dasar Hukum Pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara. dan lain-lain Badan Kehakiman menurut undang-undang.

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETUA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BENGKULU

Tugas Pokok dan Fungsi. Andrie Irawan, SH., MH Fakultas Hukum Universitas Cokroaminoto Yogyakarta

PANDUAN WAWANCARA. proses mediasi terhadap perkara perceraian? b. Apa ada kesulitan dalam menerapkan model-model pendekatan agama?

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Perpajakan 2 Pengadilan Pajak

ADMINISTRASI PERKARA KEPANITERAAN PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

TATA CARA PEMERIKSAAN ADMINISTRASI PERSIDANGAN

hal 0 dari 11 halaman

STANDAR PELAYANAN PERADILAN PADA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAKARTA

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2008 Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

W11-A15/45/HK.05.01/I/2014 Tanggal Pembuatan Tanggal Revisi Tanggal Efektif Disahkan oleh

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

P U T U S A N No. 237 K/TUN/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

TATA CARA DAN MEKANISME PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DALAM PERKARA PERDATA PELAYANAN PERKARA PRODEO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

P U T U S A N Nomor : 20/G/2015/PTUN-SMD DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang

PROSEDUR BERPERKARA TATA CARA PENGAJUAN PERKARA (VIA BANK)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESI NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III. Anotasi Dan Analisis Problematika Hukum Terhadap Eksekusi Putusan. Hakim Peradilan Tata Usaha Negara

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FINAL BUKU JURNAL KEUANGAN PERKARA PERDATA TINGKAT PERTAMA. Nomor Perkara : Pemohon : JUMLAH KETERANGAN NOMOR TANGGAL URAIAN

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG MAHKAMAH MAHASISWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

Didahului oleh pengajuan gugatan sampai dengan putusan dan eksekusi.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2002 TENTANG PENGADILAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Drs. H. Zulkarnain Lubis, MH BAGIAN KEPANITERAAN Judul SOP Pelaksanaan Persidangan Perkara Gugatan Cerai Talak

PENYELESAIAN SENGKETA TATA USAHA NEGARA PEMILU. Oleh; YOSRAN,S.H,M.Hum

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XVI/2018

PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM DI LINGKUNGAN PERADILAN UMUM BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA. No.711, 2013 MAHKAMAH AGUNG. Penyelesaian. Harta. Kekayaan. Tindak Pidana. Pencucian Uang. Lainnya PERATURAN MAHKAMAH AGUNG

P U T U S A N Nomor 271/Pdt/2013/PT.Bdg. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA L A W A N D A N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MAHKAMAH KONSTITUSI NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR BERACARA DALAM PEMBUBARAN PARTAI POLITIK

MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN MEMUTUSKAN : : UNDANG-UNDANG TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI MAHASISWA UNIVERSITAS.

SUMBANGAN PEMIKIRAN UNTUK PENYUSUNAN: NASKAH AKADEMIK (ACADEMIC DRAFTING)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 TENTANG PERADILAN TATA USAHA NEGARA

P U T U S A N. Nomor : 175/B/2012/PT.TUN-MDN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Adapun dari sisi materi, perubahan materi buku II Edisi Revisi 2009, dibandingkan dengan Buku II Edisi 2009, adalah sebagai berikut :

P U T U S A N. Nomor : 73/B/2013/PT.TUN-MDN

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 01 TAHUN Tentang PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA

PERADILAN TATA USAHA NEGARA dan PROSES BERPERKARA di PENGADILAN TATA USAHA NEGARA. Diterbitkan Oleh PTUN PALEMBANG

MANTAN BOS ADHI KARYA KEMBALI DAPAT POTONGAN HUKUMAN.

KEPUTUSAN KETUA P~NGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR Jo TAHUN 2016 TENTANG LAVANAN PEMBEBASAN BIAVA PERKARA BAGI MASVARAKAT TIDAK MAMPU

2015, No tidaknya pembuktian sehingga untuk penyelesaian perkara sederhana memerlukan waktu yang lama; d. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Mene

Transkripsi:

Page 1 of 29 PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN BIDANG TEKNIS YURIDIS NO. PTTUN MEDAN PTTUN MEDAN 1. Dalam Hal gugatan dikabulkan, - Dalam hal ini ada 2 (dua) pendapat yaitu : kemudian tergugat menyatakan 1. Tergugat II Intervensi yang tidak banding. Berarti Tergugat disebut menyatakan banding, pada tingkat sebagai Pembanding. Apa sebutan banding disebut sebagai Turut terhadap Tergugat II Intervensi yang Terbanding (Tergugat II tidak menyatakan banding?, Apakah Intervensi/Turut Terbanding), sehingga Tergugat II Intervensi/Pembanding II dia tidak di bebankan membayar biaya atau Tergugat II Intervensi/Turut perkara. Terbanding?. Apabila disebut sebagai 2. Tergugat II Intervensi yang tidak Tergugat II Intervensi/Pembanding, menyatakan banding, pada tingkat ternyata dia berada sebagai pihak banding disebut sebagai Pembanding II yang kalah, tentu dibebankan (Tergugat II Intervensi / Pembanding II) membayar biaya perkara. Apabila karena kepentingannya paralel dengan yang bersangkutan tidak bersedia Tergugat. membayar biaya perkara karena tidak pernah menyatakan banding, lalu PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH Setuju dengan usul pemecahan angka 1 : Tergugat II Intervensi yang tidak menyatakan banding, pada tingkat banding disebut sebagai Turut Terbanding (Tergugat II Intervensi/ Turut Terbanding), sehingga dia tidak di bebankan membayar biaya perkara.

Page 2 of 29 NO. PTTUN MEDAN PTTUN MEDAN kepada siapa biaya perkara tersebut dibebankan. PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH 2. Dalam Hal gugatan dikabulkan, - Penyebutan Pembanding I, Pembanding II Setuju dengan pemecahan dari PTTUN Tergugat II Intervensi lebih dahulu dst... harus disesuaikan dengan urutan menyatakan banding daripada saat siapa yang lebih dahulu menyatakan Tergugat. Bagaimana penyebutan banding. Apabila Tergugat II Intervensi terhadap Tergugat II Intervensi dan lebih dahulu menyatakan banding, maka Tergugat tersebut? Apakah Tergugat dia disebut sebagai Pembanding I II Intervensi /Pembanding I dan (Tergugat II Intervensi/Pembanding I ) Tergugat /Pembanding II atau dst... Tergugat II Intervensi/Pembanding II dan Tergugat /Pembanding I?

Page 3 of 29 NO. PTTUN MEDAN PTTUN MEDAN 3. Apakah eksepsi yang menyatakan Dalam hal ini ada 2 pendapat : keputusan TUN obyek sengketa tidak 1. Termasuk dalam eksepsi lain-lain memenuhi unsur KTUN sebagaimana karena sudah menyangkut pokok dimaksud Pasal 1 butir 9 UU Nomor perkara, sehingga harus diputus 51 Tahun 2009 di kualifikasi sebagai bersamaan dengan pokok perkara. eksepsi absolut atau eksepsi lain-lain. 2. Termasuk dalam eksepsi absolut (Pasal 77 ayat 1 UU Nomor 5 /1986), karena berdasakan pasal 47 UU No 5 Tahun 1986 jis Pasal 1 butir 10 dan Pasal 1 butir 9 UU Nomor 51 Tahun 2009, kewenangan absolut Peradilan TUN hanyalah mengadili keputusan TUN : a. Keputusan TUN yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat TUN b. Keputusan TUN yang berisi tindakan hukum TUN yang bersifat konkrit, individual dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi.. PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH Setuju dengan pemecahan PTTUN nomor 2.

Page 4 of 29 NO. PTTUN MEDAN PTTUN MEDAN seseorang atau badan hukum perdata. 4. Sejauhmana kewajiban hakim Ada 2 pendapat yaitu : memberikan nasihat kepada 1. Hakim hanya diwajibkan memberikan Penggugat untuk menyempurnakan nasihat yang berhubungan dengan gugatannya sebagaimana diatur pada formalitas gugatan sebagaimana diatur Pasal 63 ayat 1 UU Nomor 5/1986? pada pasal 56 UU Nomor 5 /1986 Apakah Hakim hanya memberikan 2. Selain pendapat pertama diatas, untuk nasihat-nasihat kepada Penggugat kesempurnaan surat gugatan, Hakim sebatas kepada formalitas gugatan harus juga memberikan nasihat yang sebagaimana yang diatur dalam pasal berhubungan dengan subjek, objek, 56 UU Nomor 5/1986 saja? Ataukah kepentingan dan tenggang waktu Hakim harus memberikan nasihat juga tentang subjek, objek gugatan, kepentingan, tenggang waktu? PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH -Setuju dengan Pemecahan PTTUN 2 Karena dalam sengketa Tata Usaha Negara apabila kesimpulan akhir dari Majelis Hakim bahwa : - Salah pihak, - Salah obyek, dan yang lainya Hal tersebut adalah sebagai kelalaian Majelis Hakim dalam sidang persiapan sebagai Konpensasi terhadap posisi tidak seimbang antara Penggugat dengan Tergugat. -Pemeriksaan persiapan hendaknya cukup sekali.

Page 5 of 29 NO. PTTUN MEDAN PTTUN MEDAN 5. Untuk mengoptimalkan dan Mohon Mahkamah Agung segera memenuhi memaksimalkan pelaksanaan teknis kebutuhan sarana IT, terutama tenaga teknis yuridis pengadilan sesuai dengan visi IT (Informasi Teknologi) yang cukup, atau dan misi Mahkamah Agung, sangat mengangkat segera pegawai honor yang ditunjang oleh ketersediaan sarana ditugaskan dibagian IT menjadi PNS. dan tenaga teknis IT (Informasi Teknologi). Pada umumnya disetiap pengadilan masih kekurangan sarana dan tenaga teknis IT (Informasi Teknologi), sehingga untuk memenuhi kebutuhan tenaga teknis IT diberdayakanlah pegawai honor. PEMECAHAN MASALAH OLEH MAHKAMAH - Setuju dengan pemecahan dari PTTUN. - Lebih jau tenaga IT non Sarjana Hukum harus diberi struktur yang sama dengan tenaga teknis peradilan. - Kedua-duanya diperlukan menuju Peradilan Modern

Page 6 of 29 TEKNIS YURIDIS SERTA NYA PTUN SEWILAYAH HUKUM PT TUN MEDAN I. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MEDAN PTUN MASALAH PTUN MEDAN MEDAN 1. Jika ada sebuah gugatan yang diajukan oleh sekelompok masyarakat, dimana Tergugatnya terdiri dari beberapa orang. Ditengah berjalannya persidangan ternyata uang panjar perkara kurang, karena beberapa Tergugat tidak pernah hadir dipersidangan meskipun telah dipanggil secara patut, sehingga Majelis memerintahkan Penggugat untuk menambah uang panjar perkara, akan tetapi para penggugat tidakmau menambah uang panjar perkara dengan alasan mereka tidak

Page 7 of 29 PTUN MEDAN PTUN MEDAN MASALAH mampu. Kemudian para Penggugat mengajukan permohonan berperkara secara cuma-cuma (prodeo) kepada Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara dengan melampirkan syarat-syarat untuk berperkara secara cuma-cuma. Pertanyaan : Ø Apakah dimungkinkan Ø Pada prinsipnya permohonan Ø Apabila ternyata penggugat dapat Setuju dengan pemecahan dari mengajukan permohonan untuk berperkara secara mengajukan syarat-syarat untuk PTTUN. berperkara secara cuma- cuma-cuma hanya dibolehkan berperkara secara cuma-cuma cuma ditengah-tengah jalan- diajukan pada saat pengajuan kepada ketua pengadilan, sekalipun nya proses persidangan? gugatan dimasukkan ke ditengah-tengah berjalannya per- Pengadilan Tata Usaha sidangan, maka ketua pengadilan Negara, sehingga ketika para harus mengabulkan permohonan pihak memajukan permoho- untuk berperkara secara cuma-cuma, nan berperkara secara Cuma- karena pasal 60 ayat 2 UU Nomor Cuma ditengah-tengah 5/1986 tidak melarang pengajuan berjalannya pesidangan, permohonan beracara secara cuma..

Page 8 of 29 PTUN MEDAN PTUN MEDAN MASALAH maka ketua Pengadilan harus cuma ditengah-tengah proses menolak nya karena sedang berjalan, sehingga pasal dianggap Penggugat mampu tersebut harus di terapkan secara ber- perkara fleksibel dan kasuistis. 2. Jika ada sebuah sengketa Tata Usaha Negara mengenai pembatalan sebuah Sertifikat Hak Milik (pihak ketiga) ternyata tanah diatas objek sengketa Setuju dengan PTUN dan PTTUN. tersebut sudah dijual beralih Prinsip : kepemilikannya kepada pihak - Pihak ke III yang beritikad baik lain, akan tetapi sertipikat harus dilindungi dalam hukum tersebut belum balik nama. Tata Usaha Negara, Perdata Pertanyaan : maupun Pidana. Ø Siapakah yang seharusnya Ø Sebaiknya Kedua Pihak (baik Ø Setuju - Perkara jenis ini yang harus menjadi pihak ketiga dalam pihak yang namanya tertera diselesaikan lebih dahulu secara sengketa tersebut? dalam Sertipikat maupun perdata, sebelum Hakim TUN orang yang sudah membeli menguji kebasahan KTUN tanah diatas objek sengketa Obyek Sengketa. tersebut) dipanggil oleh...

Page 9 of 29 PTUN MEDAN PTUN MEDAN MASALAH.Pengadilan, kemudian dipersidangan ditanyakan apakah mereka mau masuk sebagai pihak ketiga dalam sengketa tersebut. 3. Tentang pengajuan PK dengan alasan telah ditemukan surat bukti baru (Novum). Menurut Setuju. ketentuan pasal 69 (b) Undangundang 14 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana diubah dengan Undang-undang 5 tahun 2004 ditentukan bahwa ditemukannya surat bukti harus dinyatakan dibawah sumpah dan disahkan oleh pejabat yang berwewenang

Page 10 of 29 PTUN MEDAN PTUN MEDAN MASALAH Pertanyaan : Setuju dengan pemecahan dari Ø Apakah dibenarkan pihak Ø Pelaksanaan sumpah tidak Ø Setuju PTTUN Prinsipal (in persoon) boleh dikuasakan kepada memberi kuasa kepada orang lain. penasehat hukumnya untuk mengucapkan sumpah tentang ditemukannya surat bukti baru tersebut.

Page 11 of 29 II. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PEKANBARU PTUN PEKANBARU PTUN PEKANBARU MASALAH 1. BERKAITAN DENGAN PASAL 97 AYAT 5 UNDANG UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1986 yaitu; Apabila dalam Musyawarah Majelis berikutnya tidak dapat diambil suara terbanyak, maka suara terakhir Hakim Ketua Majelis yang Menentukan; Permasalahan Hukumnya Penyelesaiannya; Ø Dalam Prakteknya dalam Ø Pada saat musyawarah Ø Dalam masalah tsb maka keputusan Setuju dengan Pemecahan dari Musyawarah terjadi dilakukan sebaiknya musyawarah sesuai dengan pasal 97 PTTUN. perbedaan pendapat dalam diupayakan musyawarah apabila tidak dapat dicapai dengan Kecuali perbedaan pendapat ada tahap eksepsi menyangkut semaksimal sehingga terjadi suara mufakat dengan bulat, maka tiga, maka pendapat ketua masalah Keputusan Tata kesepakatan yg bulat dalam keputusan diambil pada suara majelis yang pakai. Usaha Negara atau bukan mengambil keputusan dan terbanyak. objek sengketa, Ketua dalam perkara ini bukan.

Page 12 of 29 Majelis tidak sependapat. PTUN PEKANBARU PTUN PEKANBARU MASALAH dengan pendapat 2 orang pendapat Ketua Majelis Ø anggotan yang menyatakan yang dipakai alasannya objek sengketa adalah karena pada tahap eksepsi KeputusanTataUsahaNegara, yang berpendapat tentang pendapat Ketua Majelis Keputusan Tata Usaha adalahobjek tidak merupakan Negara ada 2 orang hakim Keputusan Tata Usaha Negara:, anggota yang berpendapat dan ketika masuk pada pokok sama, sehingga objek perkara, Hakim anggota 1 sengketa dianggap tetap berpendapat Gugatan diterima Keputusan Tata Usaha dan Hakim anggota 2 Negara; berpendapat gugatan ditolak, jika dikaitkan dengan pasal 97 ayat 5 diatas apakah dalam putusan tetap menggunakan suara terakhir yaitu Ketua Majelis bahwa diputus bukan KeputusanTataUsaha Negara

Page 13 of 29 PTUN PEKANBARU PTUN PEKANBARU MASALAH 2 Pihak ketiga dipanggil tidak Penyelesaiannya; pernah datang dan surat Ø Pihak ketiga yang Ø Setuju Ø Setuju. panggilan dikembalikan dari berkepentingan dengan objek Ø Kenyataan tentang pe- kantor Pos; sengketa harus dipanggil manggilan secara secara patut dan maksimal, sungguh-sungguh kalau perlu dilakukan terhadap pihak ketiga yang pemanggilan melalui kantor berkepentingan harus desa atau kantor lurah tercatat dengan jelas domisili pihak ke 3 tersebut dalam berita acara atau dilakukakn pemanggilan persidangan. melalui media cetak atau media elektronik, sampai pada batas pembuktian perkara; Mengacu pada SEMA tentang hakim aktif dan maksimal dalam pemanggilan pihak ketiga;

Page 14 of 29 PTUN PEKANBARU PTUN PEKANBARU MASALAH 3 Mengenai eksepsi pasal 77 Penyelesaiannya Undang Undang nomor 5 Ø Eksepsi dapat diputus diawal Ø Sesuai dengan pasal 77 ayat 1 UU -Setuju dengan pemecahan dari tahun 1986 tentang absolut, jika perkara berjalan dan harus Nomor 5 Tahun 1986 bahwa eksepsi PTTUN ada eksepsi tersebut diputus berdasarkan bukti- kewenangan absolut tersebut harus bagaimanakah seharusnya bukti yang diajukan oleh para diputus terlebih dahulu. Majelis Hakim bersikap, apakah pihak yang bisa mendukung perkara harus diputus diawal Majelis Hakim dalam persidangan saja terhadap Mengambil keputusan; eksepsi, atau dilakukan Ø Putusan dilihat secara pemeriksaan sampai ketahap kasuistis, tetap dilanjutkan pokok perkara? ketahap pembuktian sampai akhir, hal ini untuk mencegah adanya pengembalian perkara dari PT untuk memeriksa objek sengketa secara lengkap; Ø Ketua Pengadilan Harus teliti dan cermat dalam menganalisa perkara sehingga perkara bisa di

Page 15 of 29 dismissal atau di lanjutkan.. PTUN PEKANBARU PTUN PEKANBARU MASALAH..ke Pemeriksaan perkara dengan Majelis 4. Mengenai pasal 116 undangundang nomor 51 tahun 2009; Permasalahan hukum; Penyelesaiannya; Ø Apabila putusan yang telah Ø Ketua Pengadilan Melakukan Ø Mengenai hal tersebut sudah cukup Ø Setuju dengan pemecahan berkekuatan hukum tetap Persuratan kepada Pihak jelas, agar mengacu kepada pasal dari PTTUN. akan tetapi pihak tergugat Terkait atau atasan Tergugat 116 undang-undang nomor 51 tahun Ø Sebelum jalan keluar tidak melaksanakan putusan agar melakukan perintah 2009; secara administratif ada, pengadilan tersebut apakah kepada instansi bawahannya secara sosiologis, Pe- tindakan yang harus untuk melaksanakan putusan mohon Eksekusi menga- dilakukan oleh pihak Peradilan yang telah jukan gugatan pengadilan; berkekuatan hukum tetap dan Onrechtmatige Overheids jika tidak dilakukan sebaiknya Daads ke Peradilan ada sanksi bagi pejabat yang Umum terhadap Termohon tidak melaksanakan putusan Eksekusi (Pejabat). tersebut;

Page 16 of 29 PTUN PEKANBARU PTUN PEKANBARU MASALAH 5. Tentang tidak dilaksanakannya Ø Agar diusulkan kepada Ø Setuju atas upaya penerbitan Ø Pasal 116 Eks UU 9 oleh Tergugat Putusan pemerintah untuk segera peraturan pelaksanaan tentang uang Tahun 2004 dipandang Pengadilan yang mempunyai mengeluarkan Peraturan paksa tersebut sebagai norma yang gagal. kekuatan hukum tetap. pelaksanaan tentang upaya Ø Hendaknya dicarikan pola paksa berupa pembayaran yang lebih tepat dalam sejumlah uang paksa Undang-Undang Admminis- dan/atau sanksi administratif trasi Pemerintahan sebagai sebagaimana yang diatur alat Rekayasa Sosial (Pejabat Pasal 116 ayat 4 Undang Patuh Hukum) Undang Nomor 51 Tahun 2009

III. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PADANG PTUN PADANG 1. Dalam permohonan keberatan yang diajukan oleh pemohon keberatan, apabila petitumnya tidak sesuai dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik Di Pengadilan, mengingat dalam pemeriksaan sengketa informasi publik tidak terdapat lembaga pemeriksaan persiapan, dimana dimungkinkan akan menyulitkan majelis hakim dalam menyusun amar putusan apabila putusannya berbeda dengan petitum yang dimohonkan? PTUN PADANG Ø Perlu petunjuk teknis supaya pemohon diberikan kesempatan untuk dapat memperbaiki permohonan keberatan sebelum adanya jawaban dari pihak termohon keberatan MASALAH Ø Apa yang diatur dalam peraturan yang bersangkutan telah sesuai dan tidak memerlukan pemeriksaaan persiapan. Untuk kesempurnaan keberatan pemohon dapat dikonsultasikan kepada Ketua PTUN atau pada pejabat yang ditunjuk sebelum permohonan di register. Page 17 of 29 Setuju dengan pemecahan dari PTTUN

Page 18 of 29 PTUN PADANG PTUN PADANG MASALAH 2. Terhadap Permintaan berkas Ø Mengingat adanya beberapa Ø Setuju dengan usulan pemecahan Setuju dengan pemecahan dari dari Panitera Pengadilan Tata bukti yang didalam berkas masalah PTUN Padang karena Hakim PTTUN Usaha Negara kepada Komisi Komisi Informasi tidak aktif sesuai dengan azas dominuslitis Informasi, yang tidak dikirimkan dikirimkan, Majelis Hakim berpedoman pasal 85 jo 107 dapat secara lengkap sebagaimana dapat meminta kembali meminta bukti yang diperlukan. diatur dalam Pasal 6 ayat (1) bukti-bukti tersebut untuk Peraturan Mahkamah Agung dijadikan bukti di Pengadilan Nomor 2 Tahun 2011 tentang Tata Usaha Negara. Tata Cara Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Pengadilan. Apakah Majelis Hakim dapat meminta buktibukti kembali dengan cara di materai yang dahulu telah diajukan di komisi informasi?

Page 19 of 29 PTUN PADANG PTUN PADANG MASALAH 3. Mengenai permohonan dan Ø Untuk keseragaman Ø Sebaiknya dibuat nomor dan buku Setuju dengan pemecahan dari Pencatatan buku register pada sebaiknya diatur mengenai register tersendiri mengingat sifat PTTUN. perkara Komisi Informasi, penomoran perkara. perkaranya permohonan. apakah perlu dibuat penomoran Ø Sementara digabung, dan Contoh : khusus untuk keseragaman atau dicatat dengan buku register Nomor :.../P/IP/.../.../2012 cukup berpedoman pada perkara biasa, kedepannya Keterangan : P = Permohonan penomoran seperti biasa, dan perlu dibuat buku register IP = Informasi Publik untuk pencatatan di buku tersendiri. register perkara. Apakah perlu dibuat buku register khusus atau cukup dicatat bergabung dengan buku register perkara biasa?

Page 20 of 29 IV. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA JAMBI PTUN JAMBI 1. Apabila pihak meminta putusan sela tentang kompetensi absolut, bagaimana sikap majelis? Apakah harus dibuat putusan sela atau cukup dalam berita acara? 2. Apakah permohonan penundaan yang ditolak harus dibuat penetapan tertulis juga? MASALAH PTUN JAMBI Ø Dalam berita acara Ø Setuju, namun untuk kebutuhan -Sependapat dengan PTTUN praktek dan keterbukaan informasi dalam pelayanan publik dapat diberikan kepada pihak yang berkepentingan atas persetujuan Ketua Pengadilan. Ø Kasuistis, bila pihak pemohon Ø Setuju Ø Penolakan Permohonan mendesak dikeluarkannya Penundaan berlebihan, penetapan, maka dibuat saja patuhi saja asas Hukum penetapan tersebut. Prae Sumptio Iustae Causa

Page 21 of 29 V. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA PALEMBANG PTUN PALEMBANG 1. Berkaitan dengan Pasal 68 UU 5 Tahun 1986 Bagaimana Pergantian Anggota Majelis Hakim yang tidak bisa ikut sidang baik sementara (karena cuti atau izin) ataupun tetap (karena alasan mutasi atau yang lainnya). 2. Penentuan Tenggang waktu bahwa Putusan telah Inkracht (telah berkekuatan hukum tetap) terhadap pihak yang tidak hadir pada waktu sidang putusan Tk. Pertama dan juga terhadap Surat Pemberitahuan Putusan Tingkat Banding kepada para PTUN PALEMBANG Ø Sebaiknya disediakan 2 (dua) formulir Penetapan Pengganti Hakim bagi yang tidak bisa ikut sidang baik untuk sementara ataupun tetap, sehingga setiap ada Hakim yang tidak bisa ikut sidang sudah langsung dapat dikeluarkan Penetapan Ketua PTUN. Ø Sebaiknya surat pemberitahuan putusan kepada para pihak diberikan/diantar langsung oleh Juru Sita, sehingga bisa diketahui dengan mudah kapan pemberitahuan diterima. MASALAH Ø Tidak perlu disediakan penetapan cadangan, jika memang ada hakim berhalangan biar pun sementara ataupun tetap harus dikeluarkan penetapan pengganti oleh ketua pengadilan TUN Ø Apabila jurusita telah menyampaikan pemberitahuan /pemanggilan, maka pemanggilan tidak perlu lagi dilakukan melalui surat tercatat sesuai dengan pasal 59 jo 65 UU Nomor 5 Tahun 1986 Setuju PTTUN Setuju PTTUN

Page 22 of 29 pihak yang akan menyatakan. PTUN PALEMBANG PTUN PALEMBANG MASALAH Kasasi. Dalam formulir pemberitahuan Putusan baik tingkat Pertama maupun Banding dihitung sejak pemberitahuan diterima. Ø Mohon untuk diterbitkan aturan yang jelas agar ada kepastian hukumnya Ø Dibuat Penetapan, tetapi kadangkadang agak terlambat karena belum ada formulirnya. Ø Untuk putusan Tk.Pertama ditunggu sampai waktu 3 bulan para pihak tidak ada yang mengajukan upaya hukum barulah berkas dinyatakan Inkracht Ø Suatu perkara dinyatakan inkracht apabila upaya hukum tidak dimungkinkan lagi, yaitu ketentuan eks pasal 123 UU Peratun dan eks pasal 146 ayat 1 UUMA. dan berkasnya diserahkan ke Pankum. Dan juga kami lakukan dengan mengecek Website Pos Indonesia, apakah surat pemberitahuan sudah diterima atau belum. Sedangkan untuk putusan Tk. Banding mengacu pada bunyi formulir yang dimuat dalam Buku II yaitu sejak pemberitahuan diterima.

Page 23 of 29 VI. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA BANDAR LAMPUNG PTUN BANDAR LAMPUNG PTUN BANDAR LAMPUNG MASALAH 1. Berdasarkan Pasal 51 A UU Ø Mohon petunjuk peraturan Ø Agar Mahkamah Agung menegaskan Ø Karena menyangkut biaya- Nomor 51 Tahun 2009 jo. SEMA mana yang harus aturan mana yang dilaksanakan biaya pengadilan (PNBP), Nomor 2 Tahun 2010 ada dilaksanakan sementara belum ada kewajiban pengadilan pengaturan lebih lanjut, menyampaikan salinan putusan supaya diikuti SEMA 1 dalam jangka waktu empat belas tahun 2011 hari setelah putusan diucapkan. Sementara itu telah terbit SEMA Nomor 1 Tahun 2011 tentang perubahan terhadap SEMA Nomor 2 Tahun 2010. Dalam SEMA dianjurkan hanya menyediakan putusan yang apabila diminta oleh pihak dikenakan biaya PNBP. Sedangkan UU menyebutkan pengadilan wajib menyampaikan

Page 24 of 29 salinan putusan tanpa diminta PTUN BANDAR LAMPUNG PTUN BANDAR LAMPUNG MASALAH..oleh para pihak. Ketentuan mana yang harus dilaksanakan? 2. Sesuai dengan asas (Erga Ø Asas hukum pada prinsipnya Ø Sehubungan dengan telah -Setuju dengan pemecahan dari Omnes) maka terhadap putusan tanpa diatur lebih lanjut dalam dihapuskan pasal 118 maka pihak PTTUN. Pengadilan yang telah peraturan perundang- yang berkepentingan dalam sengketa -Pihak diluar sengketa tidak bisa mempunyai kekuatan hukum undangan, sehingga semua tersebut seharusnya masuk sebagai mengajukan eksekusi. tetap, dapat atau tidak pihak pihak taat asas. Namun demi pihak intervenient sesuai dengan ketiga diluar pihak yang kepastian hukum dan agar pasal 83 UU Nomor 5 /1986 bersengketa untuk mengajukan supaya ada pegangan agar eksekusi. Mahkamah Agung membuat Juklak dan Juknis. Ø Selama ini PTUN Bandar Lampung hanya terhadap pihak-pihak yang terkait saja didalam gugatan atau bersengketa yang dapat mengajukan eksekusi tersebut

Page 25 of 29 PTUN BANDAR LAMPUNG PTUN BANDAR LAMPUNG MASALAH 3. Belum 25ersedianya dana Ø Biaya/dana pelayanan Ø Sehubungan dengan layanan Perjuangkan dalam daftar usulan operasional layanan informasi di informasi agar direalisasikan informasi mencakupi bidang IT kegiatan DIPA oleh Dirjend. dalam DIPA dan dimasukkan dalam DIPA. (informasi teknologi) dan meja Badilmiltun informasi dan kedua hal tersebut perlu didukung dana dari DIPA. Oleh karena itu pendapat tersebut didukung.

Page 26 of 29 VII. PENGADILAN TATA USAHA NEGARA TANJUNG PINANG PTUN TANJUNG PINANG PTUN TANJUNG PINANG MASALAH 1. Tentang Acara Pemeriksaa Sengketa Informasi : Dalam Pemeriksaan sengketa Ø Sebaiknya digunakan acara Ø Hukum Acara harus sesuai dengan Setuju dengan pemecahan informasi di Pengadilan Tata sederhana setelah ada PERMA 02 Tahun 2011. PTTUN Usaha Negara, acara apakah tanggapan dari termohon yang digunakan? apakah keberatan, selanjutnya dengan acara biasa ataukah kepada para pihak diberi dengan acara sederhana kesempatan untuk sebagaimana tersebut dalam mengajukan bukti baru jika pasal 7 ayat (1) Peraturan MA ada. Setelah itu baru Majelis Nomor 2 Tahun 2011? hakim memutus sengketa JIka yang digunakan adalah tersebut. Acara Sederhana, maka demi keseragaman dalam penyelesaian sengketa informasi di pengadilan TUN, bagaimanakah mekanisme rincinya?

Page 27 of 29 PTUN TANJUNG PINANG PTUN TANJUNG PINANG MASALAH 2. Tentang Pembuktian sengketa informasi Berdasarkan pasal 7 ayat (3) Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2011 yang menyatakan : Pemeriksaan Bukti hanya dilakukan atas hal-hal yang dibantah salah satu atau para pihak serta jika ada bukti baru selama dipandang perlu oleh Majelis Hakim, maka : Ø JIka para pihak tidak Ø Otomatis diterapkan dengan Ø Setuju -Setuju dengan pemecahan dari membantah bukti dan tidak mencantumkan daftar bukti PTTUN mengajukan bukti baru, dalam putusan apakah bukti dalam sengketa informasi di komisi informasi secara otomatis diterapkan dalam sengketa di peradilan TUN, dan dalam putusan.

Page 28 of 29 PTUN TANJUNG PINANG PTUN TANJUNG PINANG MASALAH...PTUN tidak perlu mencantumkan daftar bukti tersebut? ataukah tetap mencantumkan dalam putusan? Ø Jika bukti tersebut tidak Ø Sebaiknya bukti-bukti dileges Ø Setuju Setuju dengan pemecahan dari dileges oleh Komisi di materai sesuai dengan PTUN Informasi, apakah bukti Undang-Undang Bea Materai tersebut harus dileges/dinazegelan sesuai ketentuan UU Bea Materai? 3. Tentang Amar Putusan Sengketa Informasi : Berkaitan dengan pencarian Ø Terkait dengan amar putusan Ø Setuju Setuju dengan pemecahan dari Kebenaran Materill dan Asas sengketa informasi bisa di PTUN dominuslitis di Peradilan TUN, NO (tidak diterima) sesuai apakah dimungkinkan adanya dengan Hukum Acara TUN Putusan tidak dapat diterima (NO) dalam sengketa informasi di Pengadilan TUN, misalnya

Page 29 of 29 PTUN TANJUNG PINANG PTUN TANJUNG PINANG MASALAH berkenaan dengan legal standing Permohonan Keberatan? ataukah amar Putusan hanya berupa dikabulkan atau ditolaknya Permohonan Keberatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 49 UU 14/2008 jo. Pasal 10 Perma Nomor 2/2011 -----------------ooooo-----------------