BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan akuntan. (Arens dan Loebbecke, 1996:4). keputusan. Para pemakai laporan keuangan selalu memeriksa dan mencari

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. Pengauditan merupakan bagian dari assurance service dari kantor akuntan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu entitas usaha berdasarkan standar yang telah ditentukan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kasus yang menimpa beberapa Kantor Akuntan Publik seperti kasus Enron, telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan derajat kesesuaian antara informasi dan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. berarti adanya kebebasan perdagangan dan persaingan dagang di antara negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang semakin berkembang saat ini, tidak hanya membutuhkan modal

BAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua

BAB I PENDAHULUAN. dunia usaha yang semakin kompetitif (Nirmala dan Cahyonowati, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Wiratama dan Budiartha (2015), laporan keuangan memiliki dua. karakteristik penting yaitu relevan dan dapat diandalkan, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditor hars memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien (Deangelo, 1981).

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. eksternal perusahaan. (Singgih dan Bawono 2010). sulit untuk diukur, sehingga para pemakai informasi membutuhkan jasa pihak

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. secara wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip. Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan pengumpulan dan evaluasi bukti tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2011:9) adalah suatu proses sistematik

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian

BAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. mempekerjakan auditor untuk memeriksa catatan keuangan. Revolusi industri

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN. besar bagi dunia bisnis. Transaksi bisnis dapat disajikan dalam bentuk elektronik,

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),

BAB 1 PENDAHULUAN. perwujudan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Akuntansi Keuangan (SAK) atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU).

Pedoman Audit Internal (Internal Audit Charter) Lampiran, Surat Keputusan, No:06/FMI-CS/III/2017 Tentang Penetapan Kepala Unit Audit Internal

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara maka persaingan pasar tidak dapat dihindari dan akan semakin

BAB I PENDAHULUAN. baik internal maupun eksternal membutuhkan informasi terkait bisnis, dan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

laporan audit yang dibuatnya (Utami, 2003). Indonesia (IAPI), dengan kepercayaan dari masyarakat tersebut harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini sedang mengarah pada persaingan usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan dalam hal pelaporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pengendalian mutu. Selanjutnya De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan atau entitas terutama yang telah go public diharuskan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal maupun pihak

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Perusahaan wajib menyajikan laporan keuangan perusahaan agar para

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersertifikat atau kantor akuntan publik yang melakukan audit atas entitas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya persaingan yang terjadi antar entitas dalam berbagai sektor industri. Entitas bersaing untuk menjadi yang terbaik dari kualitas produk atau jasa yang ditawarkan maupun popularitasnya di mata publik melalui brand yang ternama. Hal ini mendorong entitas untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas pelayanan yang melebihi ekspektasi klien. Semua pihak organisasi ikut berperan di dalamnya. Entitas harus lebih gigih dan teliti untuk mengelola kegiatan operasional yang kompleks serta dalam mengatur sistem kontrol yang terstruktur agar dapat meminimalisir berbagai risiko bisnis. Perusahaan memerlukan auditor untuk melakukan pemeriksaan atas laporan keuangan yang telah dibuat. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) dijelaskan bahwa audit tidak didesain untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern atau untuk mengidentifikasi semua kondisi yang dapat dilaporkan. Namun, auditor bertanggung jawab untuk menjamin bahwa komite audit atau pihak lain yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab setara akan menyadari adanya kondisi yang dapat dilaporkan yang diketahui oleh auditor. Pengguna jasa KAP mengharapkan agar auditor dapat memberikan pendapat yang tepat, tetapi dalam praktik masih kerap kali terjadi

pemberian pendapat akuntan yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dalam SPAP. Untuk itu para auditor senantiasa dituntut untuk menaati standar auditing dan Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), serta berperilaku sesuai dengan kode etik, sehingga laporan audit yang diberikan akan lebih berkualitas (Ilmiyati dan Suhardjo, 2012). Kualitas audit adalah kualitas yang dihasilkan auditor pada saat memberikan opini sesuai dengan standar audit dan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Akuntabilitas dapat berarti sebagai perwujudan pertanggungjawaban seseorang atau unit organisasi, dalam mengelola sumber daya yang telah diberikan dan dikuasai, dalam rangka pencapaian tujuan, melalui suatu media berupa laporan akuntabilitas kinerja secara periodik. Sumber daya dalam hal ini merupakan sarana pendukung yang diberikan kepada seseorang atau unit organisasi dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas yang telah dibebankan kepadanya. Wujud dari sumber daya tersebut pada umumnya berupa sumber daya manusia, dana, sarana prasarana, dan metode kerja (Salsabila dan Prayudiawan, 2011:157). Tanggung jawab dan sikap profesionalisme auditor sangat dibutuhkan dalam pelaksanaan. Kualitas dari hasil pekerjaan auditor dapat dipengaruhi oleh rasa kebertanggungjawaban (akuntabilitas) yang dimiliki auditor dalam menyelesaikan pekerjaan audit. Akuntabilitas merupakan dorongan psikologi sosial yang dimiliki seseorang untuk menyelesaikan kewajibannya yang akan dipertanggungjawabkan kepada lingkungannya dan juga dapat meningkatkan proses kognitif auditor dalam mengambil keputusan. Akuntabilitas diukur

dengan seberapa besar motivasi auditor dalam menyelesaikan pekerjaan, dan keyakinan bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh atasan serta mengukur seberapa besar usaha (daya pikir) auditor untuk menyelesaikan pekerjaanpekerjaan tersebut (Salsabila dan Prayudiawan, 2011). Adanya akuntabilitas yang tinggi membuat auditor lebih termotivasi dalam bekerja serta diharapkan lebih memiliki intensitas, arah dan ketekunan sehingga tujuan organisasi pun lebih mudah tercapai. Selain itu, jika seorang akuntan menyadari akan betapa besar perannya bagi masyarakat dan bagi profesinya, maka auditor akan memiliki sebuah keyakinan bahwa dengan melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya, maka ia akan memberikan kontribusi yang sangat besar bagi masyarakat dan profesinya tersebut. Maka auditor akan merasa berkewajiban untuk memberikan yang terbaik bagi masyarakat dan profesinya tersebut dengan melakukan pekerjaannya dengan sebaik mungkin (Singgih dan Bawono, 2010). Seseorang dengan akuntabilitas tinggi memiliki keyakinan yang lebih tinggi bahwa pekerjaan mereka akan diperiksa oleh supervisor/ manajer/ pimpinan dibandingkan dengan seseorang yang memiliki akuntabilitas rendah. Keyakinan bahwa sebuah pekerjaan akan diperiksa atau dinilai orang lain dapat meningkatkan keinginan dan usaha seseorang untuk menghasilkan pekerjaan yang lebih berkualitas (Mardisar dan Sari, 2007). Pernyataan ini juga didukung oleh penelitian Salsabila dan Prayudiawan (2011) yang menyatakan bahwa akuntabilitas memiliki hubungan positif dengan kualitas hasil kerja auditor.

Prinsip yang berlaku bagi auditor selain akuntabilitas adalah objektivitas. Auditor harus bersikap objektif, yaitu tidak dapat memberikan opini sesuai dengan kepentingan diri sendiri ataupun untuk kepentingan klien dengan menyatakan hasil pemeriksaan yang tidak benar. Prinsip perilaku objektivitas berbunyi, Auditor harus menjunjung tinggi ketidakberpihakan profesional dalam mengumpulkan, mengevaluasi, dan memproses data/ informasi audit (Badjuri, 2012). Auditor diharuskan bersikap objektif dalam menjalankan tugasnya. Objektivitas merupakan prinsip di mana auditor bebas dari benturan kepentingan, yaitu dapat diandalkan dan dipercaya, bertindak adil tanpa dipengaruhi oleh tekanan pihak tertentu dan bersikap jujur dengan menolak penugasan audit bila pada saat bersamaan bekerja sama dengan pihak klien yang diperiksa. Selain itu, auditor harus mengemukakan pendapat menurut kondisi sebenarnya tanpa terpengaruh oleh pandangan subjektif pihak lain. Adanya auditor yang masih bersikap tidak objektif karena faktor fee dan pengaruh pihak klien yang meminta auditor menyelesaikan laporan secepatnya. Akibatnya, auditor tidak memberikan opini yang tepat dan sesuai dengan kondisi keuangan yang sebenarnya, misalnya melaporkan laba tinggi yang dicapai entitas, tetapi kenyataannya mengalami kerugian. Dalam UU Republik Indonesia No. 5 Pasal 55 Tahun 2011 terdapat ketentuan pidana di mana akuntan publik yang melakukan manipulasi akan dikenakan sanksi administrasi paling banyak tiga ratus juta rupiah dengan hukuman penjara paling lama lima tahun. IAPI menyatakan bahwa setiap praktisi tidak boleh

membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain mempengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya. Auditor yang bersikap jujur dan objektif menyatakan pendapat tanpa terpengaruh pandangan subjektif dari pihak lain sehingga melaporkan hasil audit yang berkualitas, dapat diandalkan, dan dipercaya. Carolita dan Rahardjo (2012) menyatakan bahwa semakin tingginya tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas hasil auditnya. Begitu pula penelitian Arianti, Sujana, dan Putra (2014) menunjukan bahwa objektivitas berpengaruh secara positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat objektivitas auditor maka semakin baik kualitas pemeriksaan yang dihasilkan. Salah satu hal yang penting dan perlu diperhatikan auditor adalah mengenai tekanan anggaran waktu. Tekanan anggaran waktu (time budget pressure), yaitu bentuk tekanan yang muncul dari keterbatasan sumber daya yang dapat diberikan untuk melaksanakan tugas. Tekanan anggaran waktu adalah keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah disusun atau terdapat pembatasan waktu dan anggaran yang sangat ketat dan kaku. KAP harus mampu mengalokasikan waktu secara tepat dalam menentukan besarnya kos audit (Prasita dan Adi, 2007). Auditor sering menghadapi tekanan dari pengalokasian waktu yang sangat ketat oleh klien sehingga dapat mengancam kualitas audit. Kualitas audit bisa menjadi semakin buruk bila alokasi waktu yang dianggarkan tidak realistis dengan kompleksitas audit yang diterimanya. Tekanan anggaran

waktu dapat menyebabkan auditor gagal menginvestigasi isu-isu relevan atau tidak banyaknya transaksi yang diuji oleh auditor sehingga dapat menurunkan kualitas audit. Masalah yang ditemukan adalah pada saat klien meminta auditor untuk secepatnya menyelesaikan audit tetapi dalam jangka waktu yang singkat dengan kondisi keuangan perusahaan yang kompleks. Auditor akan mendapat tekanan yang cukup berat dalam membuat laporan audit sehingga auditor tidak menjalankan tugas sesuai dengan standar auditing yang berlaku. Sebagian besar penelitian mengindikasikan bahwa tekanan waktu bisa mendorong perilaku disfungsional antara lain terjadinya premature sign-off dan underreporting of chargeable time. Auditor menjadi tidak fokus dan sulit mengontrol pekerjaannya karena adanya tekanan waktu yang menyebabkan efektivitas dan efisiensi kegiatan pengauditan menurun. Hal yang umum ditemukan bahwa di bawah tekanan anggaran waktu, individu cenderung akan bekerja dengan cepat sehingga akan berdampak pada penurunan kinerjanya. Time budget pressure akan memberikan pengaruh yang negatif terhadap kualitas pekerjaan audit (Hutabarat, 2012). Sama halnya dengan penelitian Ningsih dan Yaniartha (2013) yang menyatakan bahwa time budget pressure berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kualitas audit. Perilaku yang juga perlu dimiliki auditor dalam melaksanakan audit adalah integritas. Prinsip integritas mengharuskan auditor untuk memiliki kepribadian yang dilandasi oleh unsur kejujuran, keberanian, bijaksana, dan bertanggung jawab untuk membangun kepercayaan guna memberi dasar

dalam mengambil suatu keputusan yang dapat diandalkan (Arianti, Sujana, dan Putra, 2014). Auditor harus jujur sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, taat pada aturan, dan tidak menerima segala sesuatu yang bukan haknya. Auditor juga harus percaya diri dalam menghadapi kesulitan, tidak terpengaruh oleh pihak lain, dan berani menyatakan tindakan-tindakan yang memang perlu dilakukan, serta selalu menimbang permasalahan dan risikorisikonya dengan seksama. Prinsip etika profesi dalam kode etik IAI menyatakan bahwa integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip. Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin. Auditor sektor publik diharapkan selalu menjaga kejujuran dalam penugasan profesionalnya agar hasil audit yang dilaporkan dapat dipercaya oleh masyarakat. Selain itu sikap berani harus dimiliki oleh auditor sektor publik untuk membentengi diri dari tindakan tekanan oleh auditee. Auditor sektor publik juga dituntut untuk bersikap bijaksana dan bekerja penuh tanggung jawab dengan mengutamakan pada bukti audit yang cukup dan kompeten dalam pengungkapan hasil laporan audit (Badjuri, 2012). Hal ini didukung oleh penelitian Arianti, Sujana, dan Putra (2014) yang menyatakan bahwa semakin tinggi integritas yang dimiliki

oleh auditor sektor publik pada saat melaksanakan penugasan profesional auditnya akan mendorong meningkatnya kualitas hasil pemeriksaan. Carolita dan Rahardjo (2012) juga menyatakan bahwa tingkat integritas yang lebih tinggi secara signifikan dapat meningkatkan kualitas hasil audit laporan keuangan. Berbagai indikator di atas menunjukkan bahwa masih terdapat masalah dalam menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Pihak auditor harus berusaha untuk mengurangi sifat-sifat atau perilaku yang dapat menurunkan kualitasnya sebagai auditor. Kualitas audit sebagai kemungkinan (joint probability) dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam sistem akuntansi kliennya (Saripudin, Herawaty, dan Rahayu, 2012). Auditor melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien dengan mematuhi peraturan, standar yang berlaku, dan kode etik yang ditetapkan. Auditor harus mengikuti standar audit di mana perlu menyajikan laporan tepat waktu, konsisten, dapat diakses, dan jelas. Laporan yang dihasilkan mengemukakan tindakan perbaikan yang telah dilaksanakan objek audit, prestasi keberhasilan, dan tanggapan objek pemeriksaan tentang hasil audit. Jika laporan yang dihasilkan bersifat akurat, lengkap, objektif, meyakinkan, jelas, ringkas, dan tepat waktu, maka informasi yang diberikan akan bermanfaat secara maksimal dan dapat meningkatkan kualitas audit. Penelitian ini dilakukan dengan mereplikasi penelitian Mardisar dan Sari (2007). Perbedaan-perbedaan tersebut dapat terlihat dalam bentuk:

a. Objek penelitian ini adalah auditor yang berada di KAP Jakarta dan Tangerang. Sedangkan, objek penelitian sebelumnya yaitu auditor yang berada di KAP Pekanbaru dan Padang. b. Peneliti tidak menggunakan variabel pengetahuan karena peneliti sebelumnya menyimpulkan bahwa pengetahuan tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Peneliti menambahkan variabel objektivitas dan integritas yang mengacu pada penelitian Arianti, Sujana, dan Putra (2014) serta variabel time budget pressure yang mengacu pada penelitian Prasita dan Adi (2007). c. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan purposive sampling. d. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014. Sedangkan, penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2007. 1.2. Batasan Masalah Kualitas audit dalam laporan keuangan yang dikelola auditor akan mempengaruhi pembentukan opini audit yang tepat dan sesuai dengan kondisi keuangan perusahaan tersebut. Pertimbangan dalam mencapai kualitas audit ini didukung oleh prinsip-prinsip perilaku auditor yang harus dipenuhi dalam melaksanakan tugas dengan mengikuti standar auditing. Penelitian ini dibatasi dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit yaitu akuntabilitas, objektivitas, tekanan anggaran waktu (time budget pressure), dan integritas

auditor. Objek yang diteliti adalah auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang berada di daerah Jakarta dan Tangerang. 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka pokok permasalahan dalam penelitian ini akan dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu sebagai berikut: 1. Apakah akuntabilitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 2. Apakah objektivitas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 3. Apakah time budget pressure berpengaruh terhadap kualitas audit? 4. Apakah integritas auditor berpengaruh terhadap kualitas audit? 5. Apakah akuntabilitas, objektivitas, time budget pressure, dan integritas auditor secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit? 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah: 1. Untuk menguji pengaruh akuntabilitas terhadap kualitas audit. 2. Untuk menguji pengaruh objektivitas terhadap kualitas audit. 3. Untuk menguji pengaruh tekanan anggaran waktu (time budget pressure) terhadap kualitas audit. 4. Untuk menguji pengaruh integritas terhadap kualitas audit. 5. Untuk menguji pengaruh secara simultan antara akuntabilitas, objektivitas, time budget pressure, dan integritas terhadap kualitas audit.

1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu: 1. Praktisi akuntansi Peningkatan wawasan dan pemahaman bagi para praktisi akuntansi tentang hubungan tekanan angggaran waktu, objektivitas, integritas, dan akuntabilitas auditor yang memberi pengaruh negatif pada kualitas audit bila prinsip-prinsip tersebut tidak dipenuhi. 2. Kantor Akuntan Publik (KAP) Sebagai masukan bagi KAP dan pihak-pihak lain yang berkepentingan agar dapat mengambil kebijakan dan keputusan terkait dengan peningkatan akuntabilitas, objektivitas, integritas, dan penurunan time budget pressure terhadap kualitas audit. 3. Mahasiswa dan peneliti selanjutnya Dapat memberikan informasi dan pengetahuan, serta menambah sumber referensi mengenai konsep auditing dan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. 4. Peneliti Dapat menambah wawasan dan informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam laporan penelitian ini, sistematika pembahasan masing-masing uraian yang secara garis besar dapat dijabarkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. BAB II TELAAH LITERATUR Bab ini menjelaskan tentang kajian atau landasan teori, tinjauan penelitian terdahulu, dan hipotesis sebagai alternatif pemecahan sementara. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang gambaran umum objek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, teknik pengambilan sampel, dan teknik analisis data. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dari hasil tahap analisis data disertai pembahasan atas penelitian yang telah dilaksanakan. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan dirumuskan, serta saran-saran yang diberikan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang berkepentingan.