LABORATORIUM MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS VIIIA MTs MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH ALABIO.

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KINERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA PADA MATERI PENGUKURAN DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION BERBANTUKAN MULTIMEDIA

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI TERMOKIMIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN APTITUDE TREATMENT INTERACTION

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI 29 PAGARALAM TENTANG SIFAT-SIFAT BANGUN RUANG

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TERPADU

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA DAN AKTIVITAS GURU PADA MATERI BIOTEKNOLOGI PANGAN KELAS IX MTs MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Amelia dan Syahmani. Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dan Hasil Belajar Melalui Pendekatan Scientific 32

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE PICTURE AND PICTURE PADA KONSEP DAUR HIDUP

BAB III METODE PENELITIAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PESAWAT SEDERHANA DI SMP

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI PADA SISWA KELAS IV SDN 27 SAGO PESISIR SELATAN

Tarmini 1 SDN Maribaya 01, Kec. Kramat, Kab. Tegal Kata Kunci: Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Media Gelas Fakel

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

Sherli Malinda, Nyoman Rohadi dan Rosane Medriati

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS II SDN SIDOTOPO WETAN I SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

BAB III METODE DAN RENCANA PENELITIAN. kelas (PTK) dengan sifat kolaboratif yakni dengan melibatkan beberapa pihak. 27

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

Penerapan Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Keaktifan dan Prestasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Entrepreneurship

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DI KELAS V SDN 22 LUBUK ALUNG KAB PADANG PARIAMAN

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

Peningkatan Aktifitas Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Jigsaw

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN BOROWETAN TAHUN AJARAN 2012/2013

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD NEGERI 105 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRI SENDIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MEDIA KARTU KATA

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN MODEL INKUIRI PADA SISWA KELAS II SD

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: REPSA YUNITA NPM

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh: SASMITASARI E1R

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VIII-1 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN STRATEGI ROTATING TRIO EXCHANGE

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

JEMBER TAHUN PELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS KELINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IV SD NEGERI PUCANGAN

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XI, No. 2, Tahun 2013 Annisa Rahmawati & Isroah 91-98

ARTIKEL. Oleh : I MADE SEPTI ASTAWAN

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS V.A PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV DENGAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DI SDN 43 SIGUNTUR MUDA PESISIR SELATAN

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DALAM PEMBELAJARAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE PERTUKARAN KELOMPOK IMPROVING STUDENT S LEARNING OUTCOMES WITH EXCHANGE GROUPS METHODS

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF SISWA KELAS VII A SMP N 1 BINANGUN CILACAP

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.3, No.2, Oktober 2012, hlm

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 67 PAGARALAM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI FLUIDA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN INDEX CARD MACHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.5, No.2, Oktober 2014, hlm

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING PADA SISWA KELAS V SDN 20 KURAO PAGANG PADANG

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JARING-JARING BANGUN RUANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA SMK

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V.B PADA TEMA ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN MELALUI METODE DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL GI DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA X2 SMA NEGERI 4 SINGARAJA

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMK PGRI 2 SIDOARJO MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PEMBERIAN PUJIAN DAN HUKUMAN KEPADA SISWA KELAS I SDN 15 LUBUK ALUNG

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Menghitung Volume

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA DENGAN STRATEGI ACTIVE KNOWLEDGE SHARING DI KELAS V SD NEGERI 50 PADANG TONGGA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI KEPADATAN PENDUDUK MELALUI ALAT PERAGA PLATE AREA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

Transkripsi:

Nahrawi, Laboratorium Matematika dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Teorema Pythagoras... 170 LABORATORIUM MATEMATIKA DAPAT MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP TEOREMA PYTHAGORAS PADA SISWA KELAS VIIIA MTs MU ALLIMIN MUHAMMADIYAH ALABIO. Nahrawi MTs. Mu allimin Muhammadiyah Alabio Abstract. The classroom action research implementing mathematics laboratory as learning resources on Pythagoras Theorema concept was conducted. The objectives of this study was to describe student s activities and mastery learning outcomes. in the 8 th grade class of MTsN 1 Muallimin Muhammadiyah Alabio with the mathematics laboratory for measurement learning. Subjects were 17 students involved on this study. The Class action research conducts in 2 cycles. Each cycle consists of planning, acting, observing, evaluating and reflecting.. The data collected in the form of student s activities, achievments and mastery learning outcomes through tests and observation. Results indicated that mastery learning outcomes of students has increased from cycle I to II, which is 70.57% and 94.12%. The quality of student s activity also increased from good to the best category. Key words : Mathematics laboratory, Pythagoras Theorema, mastery learning outcomes, student s activities PENDAHULUAN Hasil obsevasi yang dilakukan di kelas VIIIA MTs. Mu allimin Muhammadiyah Alabio semester II tahun pelajaran 2009/2010 menunjukkan bahwa siswa yang mampu menggunakan konsep Teorema Pythagoras dalam pelajaran matematika sangat rendah. Padahal kemampuan ini sangat diperlukan siswa sebagai dasar untuk pembelajaran konsep lanjutan berupa bangun datar atau bangun ruang maupun dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Tim Penyusun (2003) Teorema Pythagoras dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soal pada bangun datar atau bangun ruang. Pada umumya pembelajaran Teorema Pythagoras disampaikan kepada siswa menggunakan gambar segitiga siku-siku dipapan tulis dan ditunjukkan sisi siku-siku dan sisi miring. Cara seperti ini tidak melibatkan siswa dalam menemukan sendiri konsep. Sehingga siswa bersikap pasif, kurang bersemangat, lambat dalam menerima konsep dan konsep yang didapatkan siswa tidak dapat bertahan lama. Akibatnya kemampuan siswa dalam menggunakan Teorema Pythagoras menjadi rendah. Oleh karena itu diperlukan pembelajaran yang tepat agar kemampuan siswa dalam menggunakan Teorema Pythagoras semakin meningkat. Salah satu pembelajaran yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kesulitan tersebut adalah pembelajaran laboratorium matematika. Menurut Sumartono (2006) bahwa kegiatan laboratorium pembelajaran matematika yang dapat dilakukan di dalam laboratorium pendidikan matematika antara lain Teorema Pythagoras, simetri, kubus, balok, kerucut, isi, luas, jaring-jaring benda ruang, pembentukan segitiga melalui segitiga siku-siku, lingkaran, parabola, dan ellips. Pada penanaman konsep Teorema Pythagoras dengan pembelajaran laboratorium matematika siswa membuat potongan kertas berpetak dengan berbagai ukuran satuan luas. Potongan kertas berpetak dipasangkan pada sisi-sisi segitiga siku-siku sehingga didapat hubungan luas persegi sisi miring sama dengan jumlah luas persegi pada dua sisi siku-sikunya. Kegiatan belajar mengajar dengan pembelajaran laboratorium matematika ini menggunakan kelas sebagai laboratorium. Pada kelas inilah siswa melakukan ekplorasi-ekplorasi untuk memahami konsep Teorema Pythagoras. Sesuai pendapat Post dan Reys (Ahmad Asyhadi, 2010) bahwa laboratorium matematika dapat diartikan dengan dua cara. Pertama laboratorium sebagai pendekatan pembelajaran yaitu pembelajaran dengan metode laboratorium, dan kedua laboratorium sebagai sebuah tempat atau ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar, mendeskripsikan aktivitas siswa dan guru pada pembelajaran konsep Teorema Pythagoras dengan menerapkan model pembelajaran laboratorium matematika. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada MTs. Mu allimin Muhammadiyah Alabio dari bulan Pebruari s/d April 2010. Tindakan kelas dilakukan 4 kali dari

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.2, No.2, Oktober 2011, hlm. 170-174 171 tanggal 8 s/d 20 Maret 2010. Subyek Penelitian ini adalah siswa kelas VIIIA MTs. Mu allimin Muhammadiyah Alabio semester II tahun pelajaran 2009/2010, yang berjumlah 17 siswa terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan. Prosedur penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Menurut Wardhani (2007), penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar menjadi meningkat. Adapun menurut Arikunto (2006), penelitian tindakan kelas adalah merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Dengan demikian penelitian tindakan kelas merupakan upaya yang dilakukan guru dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di kelas agar hasil belajar meningkat. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari 2 siklus. Tiap siklus dilaksanakan 2 kali tindakan kelas, yang masing-masing berdurasi 2 x 40 menit dan membahas konsep Teorema Pythagoras. Adapun tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap perencanaan, tindakan, observasi/pengamatan, dan refleksi. Adapun masing-masing tahapan akan dijelaskan sebagai berikut: Tahap perencanaan:(1) menyusun rencana pembelajaran Teorema Pythagoras dengan pembelajaran laboratorium matematika, yang akan dilaksanakan dalam satu siklus. (2) Membuat alat peraga dan lembar kerja praktikum. (3) menyusun soal pretes, postes, lembar observasi dan penskoran. Tahap Pelaksanaan: Tindakan yang dilakukan merupakan upaya penanganan terhadap masalah pembelajaran Teorema Pythagoras, yakni dengan pembelajaran laboratorium matematika. : Tindakan 1:(1) Guru memberikan appersepsi.(2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (3) Guru menjelaskan konsep Teorema Pythagoras menyatakan hubungan ketiga sisi segitiga siku-siku dengan menggunakan kertas berpetak luas persegi satuan. (4) Guru menjelaskan cara menggunting kertas berpetak dengan ukuran 3x3 satuan, 4x4 satuan, 5x5 satuan, 6x6 satuan, 8x8 satuan, dan 10x10 satuan. (5) Guru berkeliling kelas membimbing siswa mengerjakan lembar kerja praktikum dengan menggunakan kertas berpetak luas persegi satuan. (6) Guru memberikan tanya jawab untuk menggali pemahaman siswa tentang Teorema Pythagoras. Kemudian mengidentifikasi kemungkinan adanya miskonsepsi dan menuntun melalui tugas. (7) Guru memberikan latihan. (8) Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran. Tindakan 2: (1) Guru memberikan appersepsi. (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (3) Guru menjelaskan konsep Teorema Pythagoras menyatakan hubungan antara ketiga sisi segitiga siku-siku, jika dua sisi diketahui dengan menggunakan kertas berpetak luas persegi satuan. (4) Guru menyuruh siswa mengerjakan lembar kerja praktikum menggunakan kertas berpetak luas persegi satuan. (5) Guru berkeliling kelas membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja praktikum. (6) Guru memberikan tanya jawab untuk menggali pemahaman siswa tentang Teorema Pythagoras. Kemudian mengidentifikasi kemungkinan adanya miskonsepsi. (7) Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran. (8) Guru memberikan postes. I: Tindakan 3: (1) Guru memberikan appersepsi. (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (3) Guru menjelaskan konsep Teorema Pythagoras menyatakan hubungan panjang panjang sisi miring segitiga siku-siku, jika dua sisi siku-siku diketahui dengan berbagai posisi menggunakan kertas berpetak luas persegi satuan. (4) Guru berkeliling kelas membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja praktikum. (5) Guru memberikan tanya jawab untuk menggali pemahaman siswa tentang Teorema Pythagoras. Kemudian mengidentifikasi kemungkinan adanya miskonsepsi. (6) Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran. Tindakan 4: (1) Guru memberikan appersepsi. (2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (3) Guru mereview dan menjelaskan konsep Teorema Pythagoras yang belum dipahami sebagian siswa. (4) Guru menjelaskan Teorema Pythagoras dalam konsep bangun datar dan bangun ruang. (5) Guru berkeliling kelas membimbing siswa dalam mengerjakan lembar kerja praktikum. (6) Guru memberikan tanya jawab untuk menggali pemahaman siswa tentang Teorema Pythagoras. Kemudian mengidentifikasi kemungkinan adanya miskonsepsi. (7) Guru bersama siswa membuat rangkuman pelajaran. (8) Guru memberikan postes.

Nahrawi, Laboratorium Matematika dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Teorema Pythagoras... 172 Tahap observasi/pengamatan: Tahap ini dilakukan bersamaan waktunya dengan kegiatan implementasi tindakan. Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan (tahap 2) dengan menggunakan lembar obsevasi yang telah dibuat. Tujuan observasi adalah untuk melihat kesesuaian jalannya kegiatan pembelajaran dengan skenario yang telah dibuat, serta aktifitas siswa selama kegiatan berlangsung dengan penerapan model pembelajaran laboratorium matematika. Obsevasi dilakukan oleh seorang guru teman sejawat. Hasil observasi direkam dalam bentuk jurnal, dimana isinya merekam segala aktifitas yang dilakukan dalam proses pembelajaran baik oleh siswa maupun guru. Dan ini sebagai bahan refleksi untuk perbaikan siklus berikutnya. Tahap refleksi: Refleksi ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor kemajuan dan hambatan yang terjadi dalam siklus pertama. Hasil dari refleksi ini akan menentukan tindakan yang akan dilaksanakan dalam siklus kedua dan seterusnya. Tes hasil belajar dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam memahami konsep Teorema Pythagoras diklasifikasikan menurut tingkat penguasaan materi sesuai Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan (2004) pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Klasifikasi Persentase Prestasi Belajar Tingkat Penguasaan Keterangan 95,00 Istimewa 80,00-94,99 Amat baik 70,00-79,99 65,00-69,99 Baik 55,00-64,99 Cukup 40,10-54,99 Kurang 40,0 % Amat kurang Data hasil observasi aktivitas siswa dan guru diolah dengan menggunakan rumus: Jumlah aktivitas terlaksana Aktivitas = x 100% Jumlah semua aktivitas Analisis data aktivitas siswa dan guru selama proses belajar mengajar digunakan teknik persentase dan diklasifikasikan menurut kriteria sesuai dengan Skala Guttman (Nasir, 1999), pada tabel 2. Tabel 2 Klasifikasi Persentase Aktivitas Belajar Mengajar Tingkat Aktivitas Kriteria 76% - 100% Baik Sekali 51% - 75% Baik 26% - 50% Cukup 0% - 25% Kurang Indikator keberhasilan penelitian tindakan ini adalah 70%, dan ketuntasan belajar klasikal 85% maka tuntas. jika penguasaan konsep secara individual HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Data hasil belajar siswa pada siklus I dan II selama proses pembelajaran menggunakan laboratorium matematika seperti pada tabel 3 berikut:

QUANTUM, Jurnal Inovasi Pendidikan Sains, Vol.2, No.2, Oktober 2011, hlm. 170-174 173 Nilai Tabel 3 Hasil Belajar Siswa dan II I Jumlah % Jumlah % Interpretasi Standar Kriteria Keberhasilan 95,00 4 23,53 15 88,24 Istimewa tuntas 80,00-94,99 1 5,88 0 0 Amat baik tuntas 70,00-79,99 7 41,18 1 5,88 tuntas Baik 65,00-69,99 0 0 0 0 tidak tuntas 55,00-64,99 2 11,76 1 5,88 Cukup tidak tuntas 40,10-54,99 3 17,65 0 0 Kurang tidak tuntas Jumlah 17 100 17 100 Rata-rata 73,80 96,18 Berdasarkan kriteria keberhasilan, penguasaan siswa dalam pembelajaran seperti pada tabel 4. Tabel 4 Penguasaan Siswa Berdasarkan Kriteria Keberhasilan Tindakan Penguasaan siswa Siswa yang mencapai indikator keberhasilan (%) (%) I Ketuntasan < 70 29,41 5,88 tidak tuntas 70 79,99 41,18 5,88 tuntas 80 29,41 88,24 tuntas Total 100 100 Rata-rata dan ketuntasan belajar dari tabel di atas digambarkan pada diagram seperti berikut: Gambar 1 Rata-rata Kelas dan Ketuntasan Belajar Klasikal Dan II Pada pelaksanaan tindakan model pembelajaran labotarorium matematika didapatkan data aktivitas siswa dan guru pada siklus I dan II seperti pada tabel 5 berikut: Tabel 5 Aktivitas Siswa dan Guru Observasi I % Kriteria % Kriteria Aktivitas siswa 72,50 Baik 100 Baik sekali Aktivitas guru 79 Baik sekali 100 Baik sekali Pembahasan Hasil belajar siswa pada siklus I untuk konsep Teorema Pythagoras sudah menunjukkan hasil yang baik, dengan penguasaan konsep secara individual 70% dan ketuntasan belajar klasikal 70,57%. Jika dihubungkan dengan indikator keberhasilan tindakan secara klasikal 85%, maka belum tuntas. Pada lampiran 3, terlihat bahwa hasil obsevasi terhadap aktivitas siswa yang mengikuti pembelajaran masih rendah yaitu 62,50%, meskipun demikian masih terdapat hal-hal yang sangat mendukung keberhasilan tersebut, yaitu siswa begitu antusias mendengarkan appersepsi, tujuan

Nahrawi, Laboratorium Matematika dapat Meningkatkan Pemahaman Konsep Teorema Pythagoras... 174 pembelajaran, penjelasan konsep Teorema Pythagoras menyatakan hubungan ketiga sisi segitiga siku-siku dengan menggunakan kertas berpetak luas persegi satuan. Ada hal yang menarik, siswa begitu semangat dalam menggunting kertas berpetak dan mengerjakan lembar kerja praktikum, karena menggunakan benda kongkret untuk menyatakan hubungan sisi yang abstrak. Meskipun demikian masih ada siswa yang tidak menggunakan kertas berpetak luas persegi satuan dalam mencari hubungan ketiga sisi segitiga siku-siku, akibatnya kesulitan untuk memahami konsep. Pada lampiran 3, terlihat bahwa hasil observasi terhadap aktivitas guru yang sedang mengajar sangat mendukung tercapainya hasil belajar yang cukup baik. Guru dengan baik mempersiapkan perangkat dan alat peraga dan aktivitas guru telah berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dari analisis refleksi yang dilakukan, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki untuk masuk ke siklus II, yaitu: (a) Penjelasan penggunaan kertas berpetak luas persegi satuan. (b) Tanya jawab untuk menggali pemahaman siswa. (c) Memahami hubungan sisi segitiga siku-siku dengan berbagai posisi sisi miring. (d) Rangkuman yang dibuat masih dimonopoli guru. (e) Efektivitas pembelajaran Berdasarkan refleksi diatas, dilaksanakan siklus II. Pada lampiran 1, siklus II terlihat bahwa adanya peningkatan hasil belajar, dengan penguasaan konsep secara individual 70% dan ketuntasan belajar klasikal 94,12%. Jika dihubungkan dengan indikator keberhasilan tindakan secara klasikal 85%, maka tuntas. Dengan dicapainya ketuntasan belajar secara klasikal 94,12% maka pembelajaran hanya sampai pada siklus II. Hal yang menunjang sehingga hasil belajar siswa menjadi istimewa, dapat dilihat pada aktivitas siswa dan guru dengan kriteria baik sekali yaitu 100% (lampiran 3). Dan kendala yang telah terjadi pada siklus I sudah dapat diatasi. Siswa mudah memahami konsep Teorema Pythagoras menggunakan luas persegi satuan dengan mengeksplorasi sendiri hubungan sisi-sisi segitiga siku-siku dan guru hanya membimbing. Sesuai pendapat Sutrisno, L, dan Hery Krisnadi (2007) bahwa guru dalam proses pembelajaran adalah fasilitator, dimana guru berusaha agar semua siswa berpartisipasi dalam mencapai tujuan pembelajaran, menggali siswa untuk bereksplorasi pengetahuan dan pengalaman baru. Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran laboratorium matematika secara signifikan dapat meningkatkan pemahaman konsep Teorema Pythagoras pada siswa kelas VIII A semester II tahun pelajaran 2009/2010 MTs. Mu allimin Muhammadiyah Alabio dengan ketuntasan belajar klasikal dari siklus I ke siklus II yakni dari 70,57% meningkat menjadi 94,12%. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Pembelajaran laboratorium matematika dapat meningkatkan pemahaman konsep Teorema Pythagoras pada siswa kelas VIIIA MTs. Mu allimin Muhammadiyah Alabio dengan ketuntasan belajar klasikal dari siklus I ke siklus II yakni dari 70,57% meningkat menjadi 94,12%, aktivitas belajar siswa dalam proses belajar baik sekali, dan aktivitas guru dalam proses belajar mengajar baik sekali. Saran Pada penggunaan pembelajaran laboratorium matematika perlu dipersiapkan alat, bahan yang memadai dan waktu yang cukup agar mencapai hasil yang maksimal. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S., Suhardjono, & Supardi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Asyhadi, A,. 2010. Pengenalan Laboratorium Matematika. www. lpmpkalteng.net. diakses 17 Mei 2010. Dinas Pendidikan Kalimantan Selatan. 2004. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Propinsi Kalimantan Selatan tentang Pedoman Penyelenggaraan UAN bagi Sekolah Madrasah Tahun 2003/2004. Nasir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia Sumartono. 2006. Model Pembelajaran Laboratorium Matematika. Makalah Workshop Peningkatan Mutu Pembelajaran Matematika MTs se-kalimantan Selatan pada tanggal 28-29 Nopember 2006. Sutrisno, L, dan Krisnadi, H. 2007. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. Jakarta : Depdiknas Tim Penyusun. 2003. Buku Pegangan Guru Matematika Kelas 2 SLTP. Klaten: Intan Pariwara. Wardhani. IGAK. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka.