KESALAHAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG SISWA SMPK I HARAPAN

dokumen-dokumen yang mirip
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. : VII/Ganjil (Penelitian Skripsi) : Kata Tunjuk Benda (Kono, Sono, dan Ano)

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

FUNGSI DAN PERAN SINTAKSIS PADA KALIMAT TRANSITIF BAHASA JEPANG DALAM NOVEL CHIJIN NO AI KARYA TANIZAKI JUNICHIRO

JENIS, STRUKTUR, SERTA VARIASI TERJEMAHAN HATSUWA DAN DENTATSU NO MODARITI DALAM NOVEL KOGOERU KIBA KARYA ASA NONAMI

KESALAHAN SINTAKSIS BAHASA JEPANG TULIS MAHASISWA SASTRA JEPANG UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

VERBAL CLAUSAL STRUCTURE IN INDONESIAN AND JAPANESE: CONTRASTIVE ANALYSIS

Penguasaan Kelas Kata Bahasa Indonesia. Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 18 Padang. Sri Fajarini. Mahasiswa Universitas Andalas)

NASKAH PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Bahasa, Sastra, Indonesia, dan Daerah DIAN TITISARI A

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. pula ada bahasa tanpa masyarakat, karena bahasa merupakan alat penghubung

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pembelajar bahasa asing pada pendidikan formal, sudah sewajarnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia saling berinteraksi satu sama lain

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh RASMIAYU FENDIANSYAH NIM JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Kemampuan Siswa Kelas XI SMAN 8 Pontianak Menentukan Unsur Kebahasaan Dalam Teks Cerita Ulang Biografi

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

FENOMENA EROLOGI JEPANG-INDONESIA PADA MAHASISWA BAHASA JEPANG TAHAP MENENGAH DI UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. memahami maksud dan tujuan yang disampaikan oleh penutur berbeda-beda. Dilihat dari segi

CAMPUR KODE TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR: Studi Kasus di Kelas VII SMP Negeri 20 Padang

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

TEORI KRASHEN SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH KEMAMPUAN BERBICARA PADA PEMBELAJAR BAHASA INGGRIS DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak yang terlahir ke dunia ini secara alamiah telah dilengkapi

INTERFERENSI BAHASA INDONESIA PADA WH- QUESTIONS KARANGAN DIALOG BAHASA INGGRIS MAHASISWA SEMESTER V SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

RISKI EKA AFRIANTI NIM

E-ISSN Volume 1, No. 1, Februari 2016 ISSN

KemampuanMemahami Makna Kata Siswa PAUD Cempaka Putih Kelas A di Desa Banyuputih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial mutlak akan saling

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 9 PADANG

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

CAMPUR KODE GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI SMAN I PANCUNG SOAL PESISIR SELATAN ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. fonologi, morfologi, sintaksis, maupun semantik (Tarigan dan

AMBIGUITAS FRASA NOMINA PADA JUDUL ARTIKEL SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS SEPTEMBER-OKTOBER 2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I P E N D A H U L U A N. Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dalam kehidupan manusia, baik secara

ABSTRAK MAKNA IDIOM BAHASA JEPANG: KAJIAN METABAHASA SEMANTIK ALAMI

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan kembali kepada orang-orang lain sebagai bahan komunikasi.

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA TUTURAN MAHASISWA DALAM SEMINAR PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA

Introductory Japanese. SESSION 3 and SESSION 4

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Menyetujui Komisi Pe imbing. Prof. M. Silitonga. Ph.D Ketua '\,\ -- ~ "

METODE TRADISIONAL BELAJAR BAHASA KEDUA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan manusia untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia yang masih belum mempunyai kemampuan untuk. kehidupan sehari-hari baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. atau bahasa ibunya. Pemerolehan bahasa biasanya dibedakan dari

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugas-tugas tersebut. Tetapi kalau memahami masalah-masalah

Journal Polingua Scientific Journal of Linguistic, Literature and Education

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pemikiran pemakai bahasa. Manusia menggunakan kata-kata dan

PERBANDINGAN FUNGSI DAN MAKNA FUKUSHI YANG DALAM NOVEL BOTCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa oleh anak-anak merupakan salah satu prestasi

BENTUK, FUNGSI DAN MAKNA JODOUSHI {~NAKEREBANARAI}, {~BEKIDA} DAN {~ZARU O ENAI } DALAM NOVEL TOBU GA GOTOKU VOLUME 1-10 KARYA RYOUTAROU SHIBA.

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Absract. Key words: students result of learning, expository learning strategy, contextual teaching learning strategy. Abstrak

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, manfaat penelitian, dan kerangka teori yang digunakan.

Oktorita Kissanti Rahayu

KESALAHAN LEKSIKAL DALAM BAHASA INGGRIS SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V: SEBUAH KAJIAN ERROR ANALYSIS. Ida Bagus Gde Nova Winarta STIBA SARASWATI DENPASAR

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata (Subroto, 2007:5). Hal ini sejalan dengan pendapat Frankel (1998:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Wihartini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BASINDO Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya Vol 1 No 1 - April 2017 (14-24)

Edisi Vol.13/XXI/Maret 2009 Tanggal cetak : Senin, 08 Februari 2010 Kolom : Catatan Riset

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORETIK

LAPORAN AKHIR PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM EKSPRESI VERBAL ANAK USIA DINI DALAM AKTIVITAS KONSERVASI LINGKUNGAN BIDANG KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. melahirkan perasaan, dan memungkinkan individu menciptakan kegiatan

PENGGUNAAN PREPOSISI DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ARTIKEL ILMIAH MOMON PRATAMA NPM.

PENDEKATAN ALAMIAH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA TINGKAT SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. bahasa mempunyai kaidah-kaidah ataupun aturan-aturan masing-masing yang baik dan

2016 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN METOD E COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) D ALAM MENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBUAT KALIMAT BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. antarnegara, sehingga wajib dikuasai oleh pembelajar bahasa. Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

ANALISIS KALIMAT DEKLARATIF DAN KALIMAT INTEROGATIF DALAM TALK SHOW MATA NAJWA DI YOUTUBE UNGGAHAN JANUARI 2017

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipelajari secara sosial oleh

BAB I PENDAHULUAN. bahasa nasionalnnya. (Sudjianto dan Dahidi Ahmad, 2009: 11). Dilihat dari

FRASA ADJEKTIVA BAHASA JEPANG: ANALISIS X-BAR

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan fokus penelitian ini, penutur Indonesia memerlukan ketrampilan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Unsur sintaksis yang terkecil adalah frasa. Menurut pandangan seorang

ERROR ANALYSIS ON NARRATIVE PARAGRAPHS OF THE SIXTH GRADE STUDENTS OF MA ARIF INNOVATIVE ELEMENTARY SCHOOL THESIS

PENGAJARAN TATA BAHASA BAHASA JEPANG TINGKAT MADYA DENGAN PENDEKATAN ALAMIAH

PELESAPAN FUNGSI SINTAKTIK DALAM KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA THE ELLIPIS OF THE SYNTACTIC IN THE INDONESIAN LANGUANGE COMPOUND SENTENCE

ARTIKEL E-JOURNAL. Oleh NURMALA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah percakapan, pemahaman tentang implikatur mutlak

ANALISIS FRASE NOMINAL BAHASA JEPANG BERDASARKAN TEORI X BAR (SUATU KAJIAN SINTAKSIS)

METODE KONTEMPORER. v RESPON FISIK TOTAL v PENGAJARAN BAHASA KOMUNIKATIF v PENDEKATAN ALAMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

III. METODE PENELITIAN. deskriptif. Metode deskriptif digunakan bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk

III. METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah ciri utama manusia dan merupakan alat komunikasi paling

PENERAPAN ACCELERATED LEARNING DENGAN TEKNIK MENGAJUKAN PERTANYAAN YANG DITEMPELKAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS XI IPA SMA N 1 KEC.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMAHAMAN KATA YANG MENUNJUKKAN TEMPAT DAN ARAH DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA *

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berkomunikasi kita memerlukan bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. disampaikan oleh pembicara melalui alat-alat artikulasi dan diterima melalui alat

Transkripsi:

KESALAHAN PADA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG SISWA SMPK I HARAPAN Jackline Octarina Pandan College Jl. Cok Agung Tresna No.15 Griya Alamanda No.7 Renon 081805521628 Email : jackline2610@gmail.com I Nengah Sudipa 1 Suparwa 2 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum mengenai kesalahan (eror) dan jenis eror yang terjadi pada siswa kelas VII SMPK I Harapan dalam mempelajari bahasa Jepang. Analisis pada penelitian ini menggunakan teori eror yang dikemukakan oleh Richard (1974:173-174). Data yang digunakan pada penelitian ini adalah kalimat yang disusun oleh siswa kelas VII selama proses pembelajaran bahasa Jepang. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan ditemukan banyak kesalahan pada penggunaan kosakata dalam menyusun kalimat. Kesalahan dalam menempatkan kosakata lebih banyak dilakukan karena kesalahan menggunakan kelas kata partikel. Kesalahan yang terjadi disebabkan perbedaan fungsi partikel pada bahasa Jepang dengan fungsi partikel pada bahasa ibu siswa. Kesalahan yang dilakukan lebih banyak eror intralingual daripada eror interlingual. Ditemukan 9 eror intralingual dan 1 eror interlingual. Eror intralingual terjadi karena kesulitan terdapat pada bahasa yang dipelajari. Eror interlingual terjadi karena adanya pengaruh dari bahasa ibu si pembelajar bahasa. Selain itu, ditinjau dari struktur bahasa ditemukan eror gramatikal dan eror leksikal. Eror gramatikal lebih banyak ditemukan daripada eror leksikal. Eror gramatikal terjadi karena kesulitan menggunakan partikel dalam kalimat. Eror leksikal terjadi karena kesalahan menggunakan konjugasi. 1

Kata kunci : eror interlingual, eror intralingual ABSTRACT This research aimed to know types of errors which was faced by the seven grade students of SMPK I Harapan in learning Japanese language. This study was analyzed by theory of error by Richard(1974:173-174). The method used in this study was qualitative descriptive method. The sentences during the learning process by seven grade students is the data of research. Based on the data research, it was found that there were more errors by using words on the sentence. The errors occurs by using particles. This matter occurs because of Japanese particles function different from the students mother tongue s. Moreover, there were more intralingual errors done by the students than interlingual error. It was found 9 intralingual errors and 1 interlingual error. Intralingual error caused by the structural of Japanese language. Interlingual error caused by interference the students mother tongue. In addition to that based on the language structured, it was found that there were many grammatical errors faced by the students. Gramatical errors were faced because the problem of using particle on the sentence. Lexical error was faced because improper of using conjuction. Key words : interlingual error, intralingual error PENDAHULUAN Sebelum manusia mampu berbahasa, manusia telah melalui suatu proses untuk mendapatkan fragmen-fragmen, sehingga ia dapat berbahasa. Proses tersebut dikenal dengan istilah pemerolehan/akusisi bahasa (language acquisition). Manusia dapat memeroleh bahasa dikarenakan pada otak manusia terdapat bagian-bagian yang berkenaan dengan pengontrolan pendengaran, ujaran, penglihatan, dan alat ujar (Chaer, 2003:116). Dardjowidjojo (2005:225) menyatakan bahwa pemerolehan 2

bahasa merupakan proses penguasaan bahasa yang dilakukan oleh anak secara natural pada waktu ia belajar bahasa ibunya (native language). Istilah pemerolehan bahasa lebih dikaitkan pada bahasa pertama atau bahasa ibu, karena pemerolehan sifatnya natural/alamiah. Oleh karena itu, terminologi pemerolehan bahasa pertama (FLA) berbeda dengan pemerolehan bahasa kedua (SLA). Pemerolehan bahasa kedua menekankan bagaimana pembelajar mempelajari sebuah bahasa lain setelah ia memeroleh bahasa ibunya. Pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing telah banyak dilakukan dalam sistem pembelajaran di sekolah. Demikian halnya dengan pembelajaran bahasa Jepang pada jenjang sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Pembelajaran bahasa asing tersebut memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk belajar bahasa asing (berkaitan dengan penelitian ini bahasa Jepang). Dalam pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing memahami gramatika merupakan unsur yang penting dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Di dalam gramatika memuat aturanaturan atau kaidah-kaidah suatu bahasa. Pada proses pembelajaran bahasa kedua atau bahasa asing tidak jarang ditemukan terjadinya kesalahan. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat disebabkan oleh ketidakpahaman siswa akan gramatika dan adanya pengaruh dari bahasa pertama yang telah dikuasai oleh siswa. Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa, secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi dan kaidah bahasa. 3

Adanya permasalahan mengenai kesalahan dalam menempatkan kosakata pada penyusunan kalimat oleh siswa kelas VII SMPK I Harapan dalam pembelajaran bahasa Jepang menjadi dasar untuk penelitian ini dilaksanakan. METODE PENELITIAN Penelitian mengenai penguasaan kosakata bahasa Jepang ini bersifat kualitatif deskriptif. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan dengan kondisi alamiah dengan menggunakan metode simak yang didukung dengan teknik lanjutan, yaitu teknik simak bebas libat cakap. Data yang disimak dengan teknik ini berwujud data tertulis. Data diambil melalui lembar kerja yang dikerjakan siswa di kelas tanpa di bawa ke rumah dengan asumsi untuk melihat secara langsung kemampuan siswa. Lembar kerja terdiri atas beberapa jenis soal antara lain, melengkapi bagian yang kosong dengan kosakata yang tepat, menyusun kalimat yang benar dengan kosakata yang tersedia dan menerjemahkan soal ke dalam bahasa Jepang atau bahasa Indonesia. Data yang diperoleh melalui hasil tes siswa kemudian dicatat. Selanjutnya data yang telah terkumpul dikelompokkan berdasarkan kategori kosakata dan kategori kesalahan yang dilakukan dalam proses pembelajaran. Tahapan analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode agih atau metode distribusional. Metode agih memiliki teknik dasar, yaitu teknik bagi unsur langsung (Sudaryanto, 1993:31). Dalam penelitian ini digunakan untuk membagi kalimat menjadi kata demi kata. Dengan demikian, data yang terkumpulkan 4

akan dianalisis dengan teknik bagi unsur langsung kemudian dikelompokkan sesuai kategori kosakata. Untuk data kesalahan atau eror yang terjadi selama pembelajaran juga dikelompokkan berdasarkan jenis eror. Setelah mengetahui jenis eror, baik interlangual maupun intralingual dilakukan pengelompokkan kembali berdasarkan gramatika bahasa Jepang. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan pembelajaran bahasa Jepang dilakukan wawancara dengan guru pengampu bahasa Jepang. Metode penyajian hasil analisis dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu metode formal dan informal. Penerapan metode formal pada penelitian ditunjukkan untuk menggambarkan kalimat yang dipecah menjadi bagian-bagian berupa kata dalam bentuk diagram pohon, sedangkan metode informal berupa deskripsi mengenai jawaban atas rumusan masalah. HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut akan disajikan beberapa data yang telah diteliti. Selanjutnya data akan dipaparkan disertakan analisis kesalahan yang terjadi pada penyusunan data. Data akan dibagi ke dalam dua jenis soal seperti menyusun kata menjadi data yang benar dan menerjemahkan data menjadi data bahasa Jepang atau bahasa Indonesia. Contoh data menyusun kata menjadi kalimat yang benar : 1) Sore wa Yamada san kaban no desu. itu Par Yamada-SP tas Par V.bantu Itu tas Yamada 5

Sore wa kaban no Yamada san desu. itu Par tas Par Yamada-SP V.bantu Itu Yamada tas Kesalahan pada data pertama di atas terletak pada susunan data. Partikel no diletakkan tidak tepat di antara nomina kaban dan desu. Partikel no berfungsi untuk menghubungkan nomina dan nomina. Selain itu, partikel no umumnya menyatakan kepemilikan. Pada data di atas partikel no seharusnya terletak di antara nomina Yamada san dan nomina kaban yang diikuti desu. Pada data kedua di atas juga terjadi kesalahan dalam susunan kata. Susunan awal data sore wa sudah dalam susunan yang tepat. Akan tetapi, selanjutnya diikuti nomina kaban dan partikel no yang diikuti oleh nomina Yamada san, kemudian di akhiri desu. Partikel no terletak di antara kaban dan Yamada san. Jika dilihat dari strukturnya, partikel no tepat diletakkan di antara nomina dan nomina. Penggunaan partikel no menerapkan kaidah MD (menerangkan diterangkan) yang berlaku dalam bahasa Jepang. Data sore wa kaban no Yamada san desu merupakan data dengan susunan kata yang tidak tepat. Kaban no Yamada san disusun terbalik, seharusnya Yamada san no kaban. Jika data disusun berdasarkan gramatika bahasa Jepang akan menjadi sore wa Yamada san no kaban desu. Pada data pertama jenis kesalahan terjadi karena kesulitan dari bahasa Jepang. Hal ini ditunjukkan dari susunan partikel no pada data tersebut. Bahasa Jepang merupakan bahasa yang memiliki partikel yang cukup banyak sesuai dengan fungsi 6

masing-masing. Dengan demikian, kesalahan data pertama di atas termasuk eror intralingual. Pada data kedua kesalahan yang terjadi karena ada pengaruh dari bahasa ibu. Hal ini ditunjukkan pada susunan data sore wa kaban no Yamada san desu. Data tersebut bermakna itu tas Yamada. Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pola frasa bahasa Jepang adalah MD (Yamada san no kaban), sedangkan data tersebut memiliki pola DM (kaban no Yamada san). Jika diartikan kaban no Yamada san memiliki makna tas Yamada, tetapi susunannya salah. Susunan kaban no Yamada san merupakan pengaruh dari bahasa ibu yang bermakna tas Yamada. Untuk mendapatkan makna yang tepat tas Yamada susunan yang tepat adalah Yamada san no kaban. Dengan demikian, kesalahan data di atas dapat digolongkan ke dalam eror interlingual yakni karena adanya pengaruh bahasa pertama. Jika ditinjau dari gramatika bahasa Jepang, kesalahan kedua data di atas termasuk eror gramatikal. Struktur kalimat yang benar dari data di atas adalah sebagai berikut. Sore wa Yamada san no kaban desu. itu Par Yamada-SP Par tas V.bantu Itu tas kepunyaanyamada 2) Sore wa Satou san monosashi no dewa arimasen. itu Par Satou-SP penggaris Par V.bantu Itu bukan penggaris Satou Data di atas menunjukkan kesalahan yang sama seperti data sebelumnya (data nomor 1), yaitu kesalahan dalam susunan menempatkan kosakata. Kesalahan tersebut 7

ditunjukkan dalam penempatan partikel no. Data Sore wa Satou san monosashi no dewa arimasen, partikel no seharusnya terletak di antara nomina Satousan dan nomina monosashi yang diakhiri dengan dewa arimasen. Struktur partikel no pada data terletak di antara nomina dan nomina. Pada frasa Satou san no monosashi, partikel no berfungsi untuk menyatakan kepemilikan penggaris oleh Satou. Partikel no yang diletakkan sebelum desu tidak sesuai dengan struktur sintaksis. Data di atas akan memiliki makna jika tersusun sesuai dengan struktur yang benar. Susunan yang benar dari data di atas adalah sebagai berikut. Sore wa Satou san no monosashi dewa arimasen. itu Par Satou-SP Par penggaris V.bantu Itu bukan penggaris kepunyaan Satou Kesalahan yang terjadi pada data di atas karena kurang memahami struktur dari partikel no dalam kalimat. Kesalahan di atas dapat digolongkan ke dalam eror intralingual. Eror tersebut terjadi karena kesulitan terletak pada bahasa yang sedang dipelajari, yaitu bahasa Jepang. Selain itu, eror dalam susunan partikel no di atas digolongkan sebagai eror gramatikal. 3) Are wa Yamamura san keshigomu no desu. itu (jauh) Par Yamamura-SP penghapus Par V.bantu Itu (jauh) penghapus Yamamura Data di atas menunjukkan kesalahan penempatan partikel no. Partikel no pada data di atas diletakkan di antara nomina keshigomu dan desu. Partikel no seharusnya ditempatkan di antara nomina dan nomina. Pada data di atas, seharusnya partikel no diletakkan di antara nomina Yamamura san dan keshigomu. Jika partikel no 8

diletakkan diantara Yamamura san dan keshigomu akan menyatakan makna penghapus milik Yamamura. Dengan demikian jika susunan partikel no di antara Yamamura san dan keshigomu, susunan datanya akan menjadi sebagai berikut. Are wa Yamamura san no keshigomu desu. itu (jauh) Par Yamamura-SP Par penghapus V.bantu itu(jauh) penghapus kepunyaan Yamamura Kesalahan data di atas merupakan kesalahan penempatan partikel no. Kesalahan tersebut termasuk eror intralingual. Eror intralingual merupakan eror yang terjadi karena kesulitan pada bahasa yang dipelajari. Jika dilihat dari gramatika bahasa Jepang, eror yang terjadi termasuk eror gramatikal. 4) Sore wa Yamashita san hon no desu. itu Par Yamashita-SP buku Par V.bantu Itu buku Yamashita Pada data di atas terdapat kesalahan pada susunan salah satu unsurnya, yaitu partikel no. Letak partikel no seharusnya pada posisi setelah nomina Yamashita san yang diikuti dengan nomina hon, kemudian diakhiri dengan desu. Dengan susunan yang demikian akan dihasilkan kalimat sebagai berikut. Sore wa Yamashita san no hon desu. itu Par Yamashita-SP Par buku V.bantu Itu buku kepunyaanyamashita Data tersebut bermakna itu buku Yamashita. Kesalahan di atas dapat digolongkan ke dalam eror intralingual. Eror dalam susunan partikel no di atas dapat digolongkan sebagai eror gramatikal. 5) Sore wa jisho dare no desu ka. 9

itu Par kamus siapa Par V.bantu Par Itu siapa kamus? Data di atas memiliki kesalahan pada susunan kata dare no. Struktur kalimat tanya pada bahasa Jepang adalah ~ + wa + kata tanya + desu ka. Pada data di atas penempatan kata tanya berada di depan sebelum nomina. Akan tetapi, data di atas sebaliknya. Kata dare seharusnya berada di depan nomina jisho yang diikuti dengan partikel no. Setelah partikel no diletakkan nomina jisho dan diikuti desu ka. Susunan data di atas tidak mewujudkan makna sesuai, karena tidak sesuai kaidah yang berlaku dalam bahasa Jepang. Susunan yang benar untuk data di atas adalah sebagai berikut. Sore wa dare no jisho desu ka. itu Par siapa Par kamus V.bantu Par Itu kamus kepunyaan siapa? Kesalahan yang terjadi pada data di atas karena adanya pengaruh bahasa Indonesia. Penggunaan kata tanya dare menerapkan sistem MD. Pada bahasa Indonesia menerapkan frase DM sehingga frase tersebut menjadi jisho dare no kamus siapa. Dalam bahasa Jepang susunannya adalah dare no jisho. Kesalahan di atas dapat digolongkan ke dalam eror interlingual. Eror dalam menempatkan dare no dikelompokkan dalam eror gramatikal. Contoh data menerjemahkan kalimat menjadi kalimat bahasa Jepang atau bahasa Indonesia : 6) Gomibako wa shita no hon ga arimasu. tempat sampah Par bawah Par buku Par ada Tempat sampah di bawah ada buku 10

Gomibako no shita ga hon ni arimasu. tempat sampah Par bawah Par buku Par ada Bawah tempat sampah di buku Pada data pertama di atas kesalahan yang tejadi terletak pada susunan partikel. Data di atas berasal dari bahasa Indonesia di bawah tempat sampah ada buku. Pada data pertama partikel wa terletak di antara nomina gomibako dan shita. Letak partikel di antara kedua nomina tidak tepat. Seharusnya partikel yang tepat di antara gomibako dan shita adalah partikel no. Selanjutnya setelah kosakata shita seharusnya diletakkan partikel ni. Partikel ni pada data ini berfungsi untuk menunjukkan posisi atau letak suatu benda. Setelah partikel ni diikuti oleh hon ga arimasu. Data kedua juga memiliki kesalahan pada susunan partikel dalam data. Di antara nomina gomibako dan shita terdapat partikel wa. Partikel wa tidak tepat di antara nomina tersebut. Partikel yang tepat diletakkan di antara nomina gomibako dan shita adalah no. Kesalahan partikel yang selanjutnya terletak di antara nomina shita dan hon. Di antara kedua nomina tersebut dihubungkan dengan partikel no. Partikel no tidak tepat diletakkan di posisi tersebut. Kata shita memiliki arti bawah yang menunjukkan posisi suatu benda. Dalam bahasa Jepang pemarkah posisi (dalam konteks ini postposisi) ditandai dengan partikel ni. Partikel yang seharusnya berada di antara nomina shita dan hon adalah ni. Susunan yang tepat data di atas sebagai berikut. Gomibako no shita ni hon ga arimasu. tempat sampah Par bawah Par buku Par ada Di bawah tempat sampah ada buku 11

Penggunaan banyak partikel menyebabkan terjadinya kesalahan seperti yang diperlihatkan data di atas. Kesalahan penempatan partikel ini disebabkan karena dalam bahasa Indonesia tidak terdapat partikel-partikel dengan fungsi yang sama. Dapat disimpulkan bahwa kesalahan terjadi karena sulitnya bahasa Jepang. Dengan demikian, kesalahan tersebut termasuk eror intralingual. Selain itu, kesalahan penempatan partikel tersebut digolongkan ke dalam eror gramatikal. 7) Tanjoubi wa Fujiki san no kugatsu hatsuka desu. ulang tahun Par Fujiki-SP Par September tanggal 20 V.bantu Fujiki September tanggal 20 ulang tahun Data di atas disusun dengan kurang tepat. Kata tanjoubi seharusnya diletakkan pada posisi Fujiki san. Kata Fujiki san diletakkan pada posisi paling depan. Di antara kata Fujiki san dan tanjoubi diletakkan partikel no. Fungsi dari partikel no adalah menghubungkan nomina dan nomina. Setelah kata tanjoubi diletakkan partikel wa, kemudian diikuti kata kugatsu hatsuka desu. Dengan demikian penyusunan data yang benar di atas adalah sebagai berikut. Fujiki san no tanjoubi wa kugatsu hatsuka desu. Fujiki Par ulang tahun Par September tanggal 20 Ulang tahun Fujiki tanggal 20 September Kesalahan penempatan kosakata di atas tergolong dalam eror intralingual. Selain itu, ditinjau dari gramatika bahasa Jepang, kekeliruan tersebut termasuk dalam eror gramatikal. 8) Watashi no tanjoubi wa ichigatsu juuichi nichi desu. saya Par ulang tahun Par bulan depan tanggal 1 V.bantu 12

Ulang tahun saya tanggal 1 bulan depan Kesalahan yang terdapat pada data di atas adalah pilihan kata dalam menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Data bahasa Jepang watashi no tanjoubi wa ichigatsu juuichi nichi desu diterjemahkan menjadi ulang tahun bulan depan tanggal 1. Data di atas memiliki inti nomina. Jika diterjemahkan setiap kosakata akan diketahui makna yang sebenarnya. Watashi dalam bahasa Indonesia adalah saya, tanjoubi adalah ulang tahun, ichigatsu dan juuichi nichi adalah bulan Januari dan tanggal 11. Partikel wa pada data tersebut merupakan pemarkah topik. Selain itu, partikel no berfungsi untuk menghubungkan nomina dan nomina. Dengan memperhatikan dan melihat arti dari kosakata data di atas seharusnya diterjemahkan menjadi sebagai berikut. Watashi no tanjoubi wa ichigatsu juuichi nichi desu. saya Par ulang tahun Par bulan Januari tanggal 11 V.bantu Ulang tahun saya tanggal 11 Januari Kesalahan data di atas termasuk eror intralingual. Jika ditinjau dari kesalahan pemilihan kata, kesalahan data di atas termasuk eror leksikal. 9) Are wa Tanaka san no udedokei desu ka. itu (jauh) Par Tanaka-SP Par jam tangan V.bantu Par Itu (jauh) jam tangan kepunyaan Tanaka Data bahasa Jepang di atas diterjemahkan dengan kurang tepat. Data bahasa Jepang di atas merupakan kalimat interrogative atau kalimat tanya, sedangkan kalimat Indonesia yang merupakan hasil penerjemahan data tersebut berupa kalimat 13

declarative atau kalimat pernyataan. Data are wa Tanaka san no udedokei desu ka seharusnya diterjemahkan menjadi sebagai berikut. Are wa Tanaka san no udedokei desu ka. itu (jauh) Par Tanaka-SP Par jam tangan V.bantu Par Apakah itu jam tangan kepunyaantanaka?. Kesalahan data di atas merupakan kesalahan yang terjadi karena adanya kesulitan pada bahasa Jepang. Kesalahan tersebut termasuk eror intralingual. Berdasarkan gramatika bahasa Jepang, kesalahan data di atas termasuk eror leksikal. 10) Kemarin tanggal lima Mei. kinou itsuka go gatsu Go gatsu kinou itsuka desu Data di atas merupakan kalimat dalam bahasa Indonesia yang seharusnya diubah ke dalam bahasa Jepang. Sebelumnya menerjemahkan kalimat tersebut perlu untuk melihat kosakata yang membangun kalimat tersebut. Kata kemarin dalam bahasa Jepang adalah kinou, tanggal 5 Mei adalah go gatsu itsuka. Sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Jepang kalimat di atas seharusnya diterjemahkan menjadi sebagai berikut. Kinou wa go gatsu itsuka desu. kemarin Par bulan Mei tanggal lima Kemarin tanggal 5 Mei Kesalahan data di atas terletak pada susunan kosakata yang membangun konstruksi tersebut. Kosakata yang membangun kalimat telah dikuasai dengan baik. Akan tetapi, penempatan kosakata dalam konstruksi tersebut tidak sesuai dengan 14

kaidah bahasa Jepang. Kesalahan di atas termasuk eror intralingual. Dari segi gramatika bahasa Jepang, kesalahan di atas termasuk eror gramatikal. SIMPULAN Selama proses pembelajaran bahasa Jepang yang dilakukan siswa kelas VII SMPK I Harapan ditemukan adanya kesalahan-kesalahan yang berlainan antar para siswa. Seperti yang dikemukakan oleh Richards (1974:173-174) bahwa kesalahan pada siswa dibagi atas eror interlingual dan eror intralingual. Kesalahan yang ditemukan didominasi eror intralingual. Eror intralingual merupakan kesalahan yang terjadi karena kesulitan terdapat pada bahasa yang sedang dipelajari. Pada siswa kelas VII kesulitan yang paling utama adalah penggunaan partikel pada bahasa Jepang. Fungsi partikel dalam bahasa Jepang dan partikel dalam bahasa Indonesia memiliki perbedaan yang dapat dikatakan sangat jauh. Oleh karena itu, ditemukan kesalahan yang karena pengaruh bahasa pertama. Pendekatan dengan bahasa pertama tersebut menyebabkan terjadinya eror interlingual. Dari segi gramatika bahasa Jepang juga dapat ditemukan kesalahan-kesalahan yang digolongkan menjadi eror leksikal dan eror gramatikal. Eror leksikal ditemukan terjadi lebih sedikit dibandingkan eror gramatikal. Eror gramatikal cenderung lebih banyak terjadi. Hal ini kemungkinan terjadi karena adanya pengaruh bahasa pertama. 15

SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan di atas, dapat disampaikan saran kepada pihak guru sekolah. Pemahaman terhadap gramatika bahasa yang sedang dipelajari perlu ditingkatkan. Selain itu, penguasaan kosakata pada siswa yang mempelajari bahasa asing juga harus ditingkatkan Penelitian ini masih memiliki banyak ruang yang dapat diteliti, antara lain meneliti dengan membandingkan dari variabel usia dan jenis kelamin. Dari segi ruang lingkup ilmu bahasa penelitian masih bisa dilakukan berupa kesalahan pengucapan dalam kalimat atau dengan menggunakan kalimat dalam bentuk ujaran (lisan). Diharapkan penelitian ini dapat berguna bagi peneliti-peneliti yang meneliti erologi bahasa. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2003. Psikolinguistik Kajian Teoritik. Jakarta : PT RINEKA CIPTA Dhardjowidjojo, Soenjono. 2005. Psikolinguistk Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Ishida, Toshiko. 1988. Nihongo Kyoojuho : TaiV.bantuukan Shoten Moleong, Lexy.J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Richard, Jack. 1974. Eror Analysis. London : Longman Group Limited Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta : Dutawacana University Press 16