BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 45 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DASAR BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Program Penanggulangan Kemiskinan dilaksanakan sejak tahun 1999 sebagai suatu

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Model Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

STRATEGI PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN MELALUI PNPM

PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM MANAJEMEN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF KOTA KEDIRI

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 29 TAHUN 2009 TENTANG

- 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR : 05/PERMEN/M/2009

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA

BAB I PENDAHULUAN. disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 01 TAHUN 2012 /Kep. Huk/2012 TENTANG

Bantul, Desember Kepala. Drs. Trisaktiyana, M.Si Pembina Utama Muda/IVc NIP

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 67 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

Pendirian Koperasi melalui Fasilitasi UPK-BKM

BUPATI NGANJUK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI NGANJUK NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kemiskinan yang cukup kompleks membutuhkan. intervensi semua pihak secara bersama dan terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN Sekilas Tentang UPK Sauyunan Kecamatan Bojongsoang

KEPALA DESA BANJAR KECAMATAN LICIN KABUPATEN BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DESA BANJAR NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA DESA

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 81 TAHUN 2012

Pertanyaan dan jawaban tersebut adalah sebagai berikut : perkotaan yang dilaksanakan di Desa Dagang Kelambir?

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PENGGUNAAN BANTUAN KEUANGAN DESA TAHUN ANGGARAN 2012

I. PENDAHULUAN. Didalam kehidupan ekonomi pada umumnya, manusia senantiasa berusaha untuk

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT KABUPATEN BELITUNG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

KEPALA DESA CABAK KECAMATAN TLOGOWUNGU KABUPATEN PATI PERATURAN DESA CABAK NOMOR 05 TAHUN 2016 TENTANG

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. dengan pendekatan pembangunan yang berbasis pemberdayaan masyarakat. PNPM

DEKLARASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI

KEGIATAN PILOT PENDAMPINGAN KSM

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 41 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 103 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 59 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI KARANGANYAR NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN BANTUAN KEUANGAN KEPADA LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dari tahun-ketahun, tetapi secara riil jumlah penduduk miskin terus

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

TATA CARA PEMBENTUKAN UNIT PENGELOLA (UP) BKM P2KP

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

54 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PNPM MANDIRI

BUPATI TANGERANG PROPINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 102 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III METODOLOGI KAJIAN

KEPALA DESA KARANGPAPAK KECAMATAN CISOLOK KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA KARANGPAPAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH ALOKASIKAN ANGGARAN DANA DESA TAHUN 2015 SEBESAR RP9,1 TRILIUN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEDOMAN UMUM PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI KEHUTANAN BAB I PENDAHULUAN

BUPATI TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 12 TAHUN TENTANG SISTEM PENGELOLAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 118 TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR 10 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

ADVETORIAL PENANGANAN KEMISKINAN DI KOTA DEPOK

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KABUPATEN BLITAR

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12/PMK.05/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT Nomor : 01 /PERMEN/M/2009 TENTANG ACUAN PENYELENGGARAAN PENINGKATAN KUALITAS PERUMAHAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PERMEN-KP/2013 TENTANG KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENYULUHAN PERIKANAN

BUPATI AGAM PERATURAN BUPATI AGAM NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN FORUM KABUPATEN SEHAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANDUNG PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN DANA DESA DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2017

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 43 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI INSPEKTORAT KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

PERATURAN BUPATI KARAWANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

ANALISIS PEMANFAATAN BANTUAN MODAL USAHA EKONOMI PRODUKTIF PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELUARGA

Pedoman penelusuran data dan informasi tentang gambaran umum obyek penelitian

DIAKUI RAWAN DISELEWENGKAN, DANA BANSOS NAIK RP4 TRILIUN. radiotrendyfm.com

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN DESA DAN KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

Transkripsi:

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : a. bahwa sebagai salah satu upaya bersama antara Pemerintah Pusat dan Daerah guna mencegah laju pertumbuhan jumlah keluarga miskin secara berkesinambungan akan dilaksanakan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan Kabupaten Blitar Tahun 2011; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan dan kelancaran pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan Kabupaten Blitar Tahun 2011 perlu adanya Pedoman Kegiatan yang diatur dan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 41), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1965 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2730); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonom; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4578); 5. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1988 tentang Pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 7. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 20 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Blitar;

8. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 01 Tahun 2011 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2011; 9. Peraturan Bupati Kabupaten Blitar Nomor 64 Tahun 2008 tentang Penjabaran Tugas dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar; 10. Peraturan Bupati Kabupaten Blitar Nomor 01 Tahun 2011 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2011. Memperhatikan : 1. Surat Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia tertanggal 5 Nopember 2010 Nomor B.210/MENKO/KESRA/XI/2010 tentang Penetapan Daftar Lokasi dan Alokasi BLM PNPM Mandiri Tahun Anggaran 2011; 2. Surat dari Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Cipta Karya Jakarta tertanggal 3 Desember 2010 Nomor : PR.01.03- DC/549 tentang Kesanggupan Penyediaan Dana Bantuan Operasional Proyek (BOP), Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB), Dana Operasional (BOP) dan Kesiapan Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat di Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2011; 3. Pedoman Umum Pelaksanaan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Tahun 2011. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN BUPATI BLITAR TENTANG PEDOMAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYRAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN KABUPATEN BLITAR 2011 Pasal 1 Dengan Peraturan Bupati Blitar ditetapkan Pedoman Kegiatan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan Kabupaten Blitar Tahun 2011, sebagaimana tersebut dalam Lampiran Peraturan Bupati ini. Pasal 2 Membebankan dana kegiatan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan Kabupaten Blitar Tahun 2011 pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Blitar Tahun Anggaran 2011. Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Pasal 3 Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Blitar. Ditetapkan di Blitar pada tanggal 28 Juli 2011 Bupati Blitar ttd HERRY NOEGROHO

Diundangkan di Blitar Pada Tanggal 28 Juli 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BLITAR ttd BACHTIAR SUKOKARJADJI BERITA DAERAH KABUPATEN BLITAR TAHUN 2011 NOMOR : 27/E

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR : 27 Tahun 2011 TANGGAL : 28 Juli 2011 PEDOMAN PELAKSANAAN KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN KABUPATEN BLITAR TAHUN 2011 I. I I. PENDAHULUAN Dalam rangka upaya menanggulangi kemiskinan di perkotaan, Pemerintah Indonesia/Pusat telah melakukan berbagai upaya penanganan diantaranya melalui Proyek Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) yang dilaksanakan sejak Tahun 1999 dan pada Tahun 2007 berubah nama menjadi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (PNPM-MP). Dari hasil pelaksanaannya tampak perkembangan positif, khususnya dalam hal terwujudnya kelembagaan masyarakat lokal yang mandiri, yakni Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan sebagai peduli terhadap kemiskinan di komunitasnya serta pasca program berakhir diharapkan BKM menjadi lembaga yang mengakar di masyarakat untuk penanggulangan kemiskinan di perkotaan secara berkelanjutan dan mandiri. Sebagai kelanjutan dan kepedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar terhadap Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan, maka pada Tahun 2011 akan dilaksanakan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan. Guna merealisasikan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat tersebut Pemerintah Kabupaten Blitar Tahun 2011 telah menyiapkan dana berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) dan Bantuan Operasional Proyek (BOP). Selanjutnya Pengguna Anggaran dalam hal ini adalah Sekretariat Pemerintah Daerah Kabupaten Blitar pada pos Belanja Bantuan Keuangan Pendamping P2KP (PNPM Mandiri Perkotaan) pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kabupaten Blitar dengan Nomor Rekening 1.20.05.00.00.5.1.7.03.02 PENGERTIAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN TAHUN 2011 a. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan adalah program Nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program- program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan system serta mekanisme dan prosedur program penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulant bersumber dan APBN dan APBD yang bentuknya costsharing untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan b. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan adalah program Nasional dalam wujud kerangka kebijakan sebagai dasar dan acuan pelaksanaan program-program penanggulangan kemiskinan berbasis pemberdayaan masyarakat. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan dilaksanakan melalui harmonisasi dan pengembangan

sistem serta mekanisme dan prosedur program, penyediaan pendampingan dan pendanaan stimulan bersumber dari APBD untuk mendorong prakarsa dan inovasi masyarakat dalam upaya penanggulangan kemiskinan yang berkelanjutan; c. Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menciptakan/meningkatkan kapasitas masyarakat, balk secara individu maupun kelompok, dalam memecahkan berbagai persoalan terkait upaya peningkatan kualitas hidup, kemandirian dan kesejahteraannya. Pemberdayaan masyarakat memerlukan keterlibatan yang lebih besar dari perangkat pemerintah daerah serta berbagai pihak untuk memberikan kesempatan dan menjamin keberlanjutan berbagai hasil yang dicapai. I I I. TUJUAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN TAHUN 2011 a. Tujuan Umum Meningkatkan kesejahteraan dan kesempatan kerja masyarakat miskin secara mandiri b. Tujuan Khusus 1. Meningkatkan partisipasi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat miskin, kelompok perempuan, kelompok daerah terpencil dan kelompok masyarakat lainnya yang rentan dan sering terpinggirkan ke dalam proses pengambilan keputusan dan pengelolaan pembangunan; 2. Meningkatnya kapasitas kelembagaan masyarakat mengakar, representative dan akuntabel; 3. Meningkatkan kapasitas pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat miskin melalui kebijakan, program dan penganggaran yang berpihak pada masyarakat miskin (pro-poor); 4. Meningkatnya sinergi masyarakat, pemerintah daerah, swasta, asosiasi, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat dan kelompok peduli lainnya untuk mengefektifkan upaya-upaya penanggulangan kemiskinan; 5. Meningkatnya keberdayaan dan kemandirian masyarakat, serta kapasitas pemerintah daerah dan kelompok setempat dalam menanggulangi kemiskinan di wilayahnya; 6. Meningkatnya modal sosial masyarakat yang berkembang sesuai dengan potensi sosial dan budaya serta untuk melestarikan kearifan lokal; I V. VISI, MISI, NILAI UNIVERSAL DAN PRINSIP DASAR PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN TAHUN 2011 a. Visi Terwujudnya masyarakat madani, yang maju, mandiri dan sejahtera dalam lingkungan permukiman sehat, produktif dan lestari b. Misi Membangun masyarakat mandiri yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintahan maupun kelompok peduli setempat dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif dan mampu mewujudkan terciptanya lingkungan permukiman yang tertata, sehat, produktif dan berkelanjutan c. Nilai Universal Kejujuran, dapat dipercaya, ikhlas/kerelawanan, adil, kesetaraan dan kesatuan dalam keragaman d. Prinsip Dasar Bertumpu pada pembangunan manusia, otonomi, desentralisasi, berorientasi pada masyarakat miskin, partisipasi, kesetaraan dan keadilan gender, demokratis, transparansi dan akuntabel, prioritas, kolaborasi, keberlanjutan dan sederhana. V. KONSEP DASAR PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN TAHUN 2011 Pendekatan atau upaya-upaya rasional dalam mencapai tujuan program dengan memperhatikan prinsipprinsip pengelolaan program adalah pembangunan yang berbasis masyarakat dengan : a. Menggunakan kecamatan sebagai fokus program untuk mengharmonisasikan Perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian program;

b. Memposisikan masyarakat sebagai penentu/pengambil kebijakan dan pelaku utama pembangunan pada tingkat lokal; c. Mengutamakan nilai-nilai universal dan budaya lokal dalam proses pembangunan partisipatif; d. Menggunakan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang sesuai dengan karakteristik sosial, budaya dan geografis; e. Melalui proses pemberdayaan yang terdiri atas pembelajaran, kemandirian dan keberlanjutan; f. Konsep dasar Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah TRIDAYA VI. SASARAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN TAHUN 2011 Sasaran mencakup 3 (tiga) Kelompok : 1. Masyarakat yaitu seluruh masyarakat Kelurahan dengan penerima manfaat langsung adalah keluarga miskin dan BKM/lembaga yang mengakar serta KSM. 2. Pemerintah Daerah yaitu perangkat pemerintah dari tingkat Kabupaten, kecamatan dan Kelurahan. 3. Kelompok Peduli yaitu seluruh pihak terkait, perorangan/anggota asosiasi, profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, LSM yang peduli dengan kemiskinan. VII. LOKASI PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN TAHUN 2011 1. Lokasi kegiatan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan di Kecamatan Wlingi dan Kecamatan Srengat di wilayah Kabupaten Blitar; 2. Lokasi kegiatan Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan di Kecamatan Kanigoro, Wlingi dan Srengat di wilayah Kabupaten Blitar. VIII. KETENTUAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN OPERASIONAL PROGRAM (BOP) PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN TAHUN 2011 1. Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dialokasikan Bantuan Operasional Program (BOP) untuk masing-masing Desa dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dengan rincian sebagai berikut : a. BOP Desa digunakan untuk biaya makan minum (rapat, koordinasi, sosialisasi dan penyelesaian masalah) di tingkat Desa/Kelurahan, biaya monitoring dan pelaporan, dokumentasi dan alat tulis kantor, foto copy administrasi kegiatan; b. BOP Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) digunakan untuk biaya audit, biaya makan minum (rembug warga Tahunan (RWT), sosialisasi di tingkat masyarakat, pelatihan relawan, UPK, UPL, UPS dan lain-lain), monitoring dan pembinaan keswadayaan masyarakat, alat tulis kantor dan dokumentasi, perlengkapan kantor dan foto copy administrasi. 2. Pendampingan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan dialokasikan Bantuan Operasional Program (BOP) untuk masing-masing Desa, Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) dan Konsultan Pendamping dengan rincian sebagai berikut : a. BOP Desa digunakan untuk biaya makan minum (rapat, koordinasi, sosialisasi dan penyelesaian masalah) di tingkat Desa/Kelurahan, biaya monitoring dan pelaporan, dokumentasi dan alat tulis kantor, foto copy administrasi kegiatan. b. BOP Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) digunakan untuk biaya audit, biaya makan minum (rembug Warga Tahunan (RWT), sosialisasi di tingkat masyarakat, pelatihan relawan, UPK, UPL,

UPS dan lain-lain), monitoring dan pembinaan Keswadayaan masyarakat, alat tulis kantor dan dokumentasi, perlengkapan kantor dan foto copy administrasi. c. BOP Konsultan Pendamping digunakan disesuaikan dengan Kerangka Acuan Kegiatan (KAK) IX. KETENTUAN PENGGUNAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN TAHUN 2011 Penggunaan dana BLM untuk membiayai kegiatan, sebagai berikut : 1. Sosial; 2. Ekonomi; 3. Pembangunan Lingkungan. Jumlah bantuan langsung masyarakat (BLM) dan Bantuan Operasional Proyek (BOP) ditetapkan dengan keputusan Bupati X. PELAPORAN DAN EVALUASI PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN DAN PENDAMPINGAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN KEBERLANJUTAN 1. Pelaporan Laporan tri bulanan perkembangan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan Keberlanjutan, masing-masing lokasi dibuat oleh PJOK Kecamatan dan Konsultan Pendamping yang kemudian disampaikan kepada Bupati dan tembusannya kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Blitar. Laporan tersebut memuat pelaksanaan tugas, hasil-hasil kegiatan, hasil monitoring dan evaluasi serta dilengkapi dengan uraian penjelasan penggunaan dana. 2. Evaluasi dilakukan secara periodik 3 (Tiga) bulan dalam wadah Tim koordinasi dan apabila perlu dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai kebutuhan. BUPATI BLITAR ttd HERRY NOEGROHO