PENGELOMPOKAN TANAMAN

dokumen-dokumen yang mirip
POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

KETAHANAN PANGAN: KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

PROSPEK TANAMAN PANGAN

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

I. PENDAHULUAN. Adalah penting bagi Indonesia untuk dapat mewujudkan ketahanan pangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLITIK KETAHANAN PANGAN MENUJU KEMANDIRIAN PERTANIAN

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional.

PEMERINTAH KABUPATEN

Prosiding Pekan Serealia Nasional, 2010 ISBN :

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

PROPOSAL POTENSI, Tim Peneliti:

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok sebagian besar penduduk di Indonesia. karbohidrat lainnya, antara lain: (1) memiliki sifat produktivitas tinggi, (2) dapat

KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG PERTANIAN UNTUK MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Ketergantungan terhadap bahan pangan impor sebagai akibat kebutuhan. giling (Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, 2015).

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam ketahanan nasional, mewujudkan ketahanan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan substansi pokok dalam kehidupan manusia sehingga

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

I. PENDAHULUAN. kemampuan daerah tersebut dalam swasembada pangan atau paling tidak

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PROGRAM INTENSIFIKASI PERTANIAN KABUPATEN PASURUAN TAHUN 2015

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

LAMPIRAN: Surat No.: 0030/M.PPN/02/2011 tanggal 2 Februari 2011 B. PENJELASAN TENTANG KETAHANAN PANGAN

MODUL PTT FILOSOFI DAN DINAMIKA PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

KEBIJAKAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI PADA LAHAN PERTANIAN BUKAN SAWAH

AGRITECH : Vol. XVII No. 2 Desember 2015 : ISSN :

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

Lahan rawa untuk budidaya tanaman pangan berwawasan lingkungan Sholehien

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

III. RUMUSAN, BAHAN PERTIMBANGAN DAN ADVOKASI ARAH KEBIJAKAN PERTANIAN 3.3. PEMANTAPAN KETAHANAN PANGAN : ALTERNATIF PEMIKIRAN

Produksi Padi Tahun 2005 Mencapai Swasembada

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI DAN IMPOR KEDELAI DI INDONESIA. Oleh : RIKA PURNAMASARI A

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. pembangunan pertanian dan sebagai makanan utama sebagian besar masyarakat

I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

KAJIAN PENINGKATAN PRODUKSI PADI GOGO MELALUI PEMANFAATAN LAHAN SELA DI ANTARA KARET MUDA DI KABUPATEN KUANTAN SINGINGI PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

POTENSI LAHAN PERTANIAN BAGI PENGEMBANGAN PALAWIJA DI LAMPUNG

Tabel 31. Pencapaian Realisasi Luas Tanam Padi Tahun 2013 dan Luas Panen Padi Berdasarkan Angka Sementara (ASEM) Tahun 2013 di Jawa Barat

Sistem Usahatani Jagung pada Lahan Pasang Surut di Kalimantan Selatan (Kasus di Desa Simpang Jaya Kecamatan Wanaraya Kabupaten Barito kuala)

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu makanan pokok di

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

PRODUKSI PANGAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

I. PENDAHULUAN. dibudidayakan karena padi merupakan tanaman sereal yang paling banyak

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perubahan dramatis paradigma pemanfaatan sumberdaya alam yang terjadi

PENDAHULUAN. dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

I. PENDAHULUAN. yang semakin meningkat menyebabkan konsumsi beras perkapita per tahun

KAJIAN PERBAIKAN USAHA TANI LAHAN LEBAK DANGKAL DI SP1 DESA BUNTUT BALI KECAMATAN PULAU MALAN KABUPATEN KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH ABSTRAK

Budi Daya Kedelai di Lahan Pasang Surut

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

TEKNIK PEMUPUKAN N DENGAN MENGGUNAKAN BWD PADA BEBERAPA VARIETAS PADI DAN JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

memberikan multiple effect terhadap usaha agribisnis lainnya terutama peternakan. Kenaikan harga pakan ternak akibat bahan baku jagung yang harus

POHON KINERJA DINAS PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

Politik Pangan, Upaya Dalam Membentuk Sistem Ketahanan Pangan Nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan kedelai di Indonesia selalu mengalami peningkatan seiring

Oni Ekalinda, Reni Astarina dan Anita Sofia Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau Abstrak.

TENTANG REKOMENDASI PEMUPUKAN N, P, DAN K PADA PADI SAWAH SPESIFIK LOKASI

I. Pendahuluan. II. Permasalahan

KEMENTERIAN PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

Transkripsi:

PRODUKSI PANGAN

PENGELOMPOKAN TANAMAN TANAMAN PERKEBUNAN PADI TANAMAN HORTI SEREALIA JAGUNG SORGUM TANAMAN TANAMAN PANGAN KACANGAN GANDUM TANAMAN HIAS UMBI TANAMAN OBAT 2

KETERKAITAN FAKTOR LINGKUNGAN DENGAN TEKNOLOGI IKLIM TANAH CURAH HUJAN FISIK JUMLAH LERENG SEBARAN KESUBURAN TEKNOLOGI PRODUKSI VARIETAS WAKTU TANAM POLA TANAM TEKNIK BUDIDAYA 3

KENDALA PRODUKSI Kesuburan tanah Curah hujan (jumlah dan distribusi) Suhu udara Ketersediaan benih Gangguan hama dan penyakit Kultur teknik lainnya (pengolahan tanah, populasi, pemeliharaan) 4

PROGRAM EKSTENSIFIKASI DIVERSIFIKASI INTENSIFIKASI -PANCAUSAHA -IP300 -INSUS -GEMAPALAGUNG -SUPRAINSUS 5

KONDISI IKLIM Kondisi iklim ini bisanya mempengaruhi tingkat produktivitas tanaman pangan di bagian timur lebih tinggi dibandingkan di bagian barat Di Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali mempunyai intensitas radiasi lebih tinggi dibandingkan bagian lebih barat seperti Jawa Barat dan Bengkulu 6

PENGELOLAAN TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH BERIRIGASI Pola tanam : -Padi-padi-bera -Padi-padi-padi -Padi-padi-palawija : *Padi-padi-kedelai *Padi-padi-kacang hijau *Padi-padi-kacang panjang *Padi-padi-semangka 7

PENGELOLAAN IP300 Pemilihan varietas yang tepat (berproduksi tinggi, berumur pendek) Ketersediaan saprodi (benih, pupuk, dan obat-obatan) Penentuan waktu tan am (Nov, Maret, Akhir Juni/Awal Juli) Penentuan teknik pengolahan lahan Pola : Padi (MH)-padi (MKI)-kedelai MKII) Pengolahan Lahan : OTS-OTR-TOT Penanganan pasca panen 8

KETERSEDIAAN BENIH Pola tanam :padi-padi-kedelai Ketersediaan benih kedelai dalam jumlah besar sering bermasalah Karena kedelai sering daya kecambahnya cepat menurun sedangkan teknologi penyimpanan benih di lapang kurang baik Untuk memenuhinya sering di lapang dilakukan dengan sistem Jabal (Jalur benih antar lapang) 9

PENGADAAN BENIH KEDELAI SISTEM JABAL - Jalinan. Arus Benih Antar Lapang Bulan 9-11 (Lokasi IV) Bulan 11-2 (Lokasi I) Bulan 6-8 (Lokasi III) Bulan 3-5 (Lokasi II) 10

KEBUTUHAN BENIH DAN PUPUK TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH PER HA Pupuk Padi Jagung Kedelai Benih 25-30 kg 20 kg 40 kg Urea 300 kg 300 kg - SP36 150 kg 100 kg 100 kg KCl 100 kg 50 kg 50 kg PPC 0.5 l - - Inokul - - 100 g an 11

PERMASALAHAN LAHAN RAWA Drainase jelek Kadar pirit tinggi ph rendah Perlu tata air yang baik, untuk sirkulasi udara 12

PENGELOLAAN LAHAN RAWA Pasang Surut, Lebak Tipe A : terus menerus tergenang (padi sepanjang tahun) Tipe B : kadang tergenang dan terkadang tidak (padi-palawija) Tipe C : tinggi muka air tanah sekitar 50 cm di bawah permukaan tanah (padi-palawija) Teknologi Budidaya : Sistem Surjan Intensitas tan am umumnya rendah 13

SISTEM SURJAN Palawija Palawija Padi Padi 14

PERMASALAHAN LAHAN Kurang air KERING Struktur tanah jelek ph rendah Kadar hara N,P,K rendah Erosi tinggi Memerlukan input yang lebih tinggi dibandingkan lahan sawah Untuk tanaman kedelai dan jagung perlu pengapuran dan bahan organik Perlu terasering untuk mencegah erosi 15

PENGELOLAAN TANAMAN PANGAN DI LAHAN KERING Pola Tanam Monokultur Tumpangsari : -Padi + Jagung -Kedelai + Jagung Tanaman Sela:-Padi Gogo+Karet(0-3th) -Padi Gogo+K.Sawit(0-3th) -Kedelai+Karet (0-3th) -Kedelai+K.Sawit (0-3th) 16

KEBUTUHAN BENIH DAN PUPUK TANAMAN PANGAN DI LAHAN KERING PER HA Pupuk Padi Gogo Jagung Kedelai Benih 30-35 kg 20 kg 40 kg Urea 200 kg 300 kg - SP36 150 kg 200 kg 200 kg KCl 75 kg 100 kg 100 kg Pupuk - 2000 kg 2000 kg kandang Kapur - 2000 kg 2000 kg Inokulan - - 100 g 17

BEBERAPA VARIETAS PADI UNTUK LAHAN SAWAH No Varietas Umur (Hr) Prod (t/ha) 1 Barumon 125-130 5-6 2 Atomita 110-120 5-7 3 Cenranae 110-115 4.5-5.5 4 Lariang 110-115 4.5-5.5 5 Membramo 115-120 6.5 6 Cibodas 117-126 6.9 7 Batang Anai 115 6.4 8 Digul 115-125 5-7 18

BEBERAPA VARIETAS PADI UNTUK LAHAN SAWAH No Varietas Umur (Hr) Prod (t/ha) 9 Maros 115 6.5 10 Cilamaya Muncul 126-130 5-6 11 Cilosari 110-120 5-6.5 12 Way Apo Buru 115-125 5-8.0 13 IR 74 125-130 5.0 14 IR 68 125 5-6 15 IR 64 115 5.0 19

BEBERAPA VARIETAS PADI UNTUK LAHAN SAWAH PASANG SURUT No Varietas Umur (Hr) Prod (t/ha) 1 Lematang 125-130 5-6 2 Sei Lilin 115-125 5-6 3 Lalan 118-125 5-6 4 Banyuasin 120 4-6 20

BEBERAPA VARIETAS UNTUK PADI GOGO No Varietas Umur (Hr) Prod (t/ha) 1 Danau Tempe 115-135 3.0 2 Situ Gintung 115-140 2.5-3.5 3 Jati Luhur 110-115 2.5-3.5 4 Gajah Mungkur 90-95 2.5 5 Way Rarem 100-110 3-4 6 Kalimutu 90-95 2.5 7 Cirata 115-125 3-5 21

BEBERAPA VARIETAS UNTUK KEDELAI No Varietas Umur (Hr) Prod (t/ha) 1 Wilis 88 1.6 2 Lokon 68-75 1.4 3 Galunggung 80-90 1.5 4 Merbabu 85 1.6 5 Rinjani 86-90 1.7 6 Tambora 85-87 1.5 7 Nakorn Sawan 65-70 1.2 22

BEBERAPA VARIETAS UNTUK JAGUNG No Varietas Umur (Hr) Prod (t/ha) 1 Hibrida C1 95-100 5.8 2 Hibrida C2 92 6.4 3 Hibrida Pioner 1 100 5.6 4 Hibrida Pioner2 100-105 6.3 5 Hibrida CPI 1 97 6.2 6 Kalingga 96 5.4 7 Arjuna 85-90 5.0 23

PEMANTAUAN Ketersediaan Saprodi di Lapang (Benih, Pupuk dan Obat-obatan) Ketersediaan Peralatan (Alsintan) Luas Areal Tan am Tingkat serangan Hama dan Penyakit Produktivitas Produksi Suatu Daerah Kebutuhan Pangan Daerah Persediaan Pangan Daerah 24

PERUBAHAN PARADIGMA Sistem produksi suatu jenis tanaman bukan hanya sekedar kemampuan untuk menghasilkan sebanyak-banyaknya atau sekedar pencapaian suatu target Pilihan tanaman yang akan diusahakan harus memperhatikan daya dukung sumber daya alam, keserasian dan kelestarian harus diuatamakan Prinsip dalam produksi adalah tanamlah apa yang dapat dijual 25

Paradigma Pembangunan Pertanian Masa Depan pembangunan pertanian berkelanjutan yang berbudaya industri, berdaya saing global, dan berpendekatan ekosistem" Karakteristik pembangunan pertanian masa depan: bertumpukan dukungan ilmu dan pengetahuan serta sumberdaya alam dan manusia, serta faktor pendukung lainnya yang tersedia. berwawasan agribisnis dengan sektor pertanian tidak lagi sebagai pendukung, melainkan sebagai penggerak utama ekonomi nasional. berpendekatan technofarming dan ecofarming 26

Pangan = kebutuhan pokok manusia Perlu tersedia Di tempat yang memerlukan Jumlah yang cukup Mutu yang layak Aman dikonsumsi Harga terjangkau 27

Konsumsi/kapita/tahun Indonesia Beras 133 kg Ikan 12.5 kg Ayam 3.8 kh Buah-buahan40.06 Gula 15.6 kg Kedelai 6.01 kg Sayuran 37.94 kg 28

Pertambahan penduduk Indonesia 1990 40 juta 1930 60 juta 1960 95 juta 1990 180 juta 2000 210 juta 2035 400 juta Dalam waktu 35 tahun penduduk Indonesia berlipat 2, merupakan pasar yang besar Pasar dalam negeri yang besar diincar produsen luar negeri 29

Impor Pangan Beras Gula Kedelai Gandum Jagung Ternak sapi Garam ± 2 juta ton 1.6 juta ton 1.3 juta ton 4.5 juta ton 1 juta ton 450.000 ekor 1 juta ton 30

Produksi, Impor dan Rasio Ketergantungan Impor Beras Keterangan 95 97 98 2001 Produksi (1000 ton) 32.252 31.739 Impor (1000 ton) 1.503 3.268 Ratio Ketegantungan Impor 4.3 9.1 Volume Perdagangan Dunia (1000 ton) Ratio impor thd volume perdagangan dunia 19.259 24.461 3.8 12.8 31

Pertumbuhan Produksi Komoditi Pangan Komoditas 97-2001 (per th) Kontribusi P. Jawa Padi 0.82% 56% Jagung 0.22% 60% Kedelai -10.77% 70% Tebu -5.42% 67% Daging sapi -0.97 62% Daging ayam 5.46% 70% Telur ayam 5.97% 50% Susu 6.33% 90% 32

DATA IMPOR BERAS (Sumber : The Rice Trader) 1998 1999 2000 2001 2002 6.007 juta ton 4.183 juta ton 1.513 juta ton 1.384 juta ton 3.707 juta ton 33

APA KESIMPULANNYA? Kemampuan pertanian menurun Indonesia dapat menjadi negara rawan pangan Pasar pangan Indonesia diincar produsen luar negeri Produsen luar negeri tak ingin Indonesia mandiri di bidang pangan 34

HARUS DIWASPADAI!! Negara maju produsen pangan tidak merelakan Indonesia mandiri di bidang pangan Indonesia dengan jumlah penduduk besar merupakan pasar pangan yang sangat besar dan diincar negara produsen Lembaga-lembaga internasional dalam membantu negara berkembang sangat diwarnai oleh kepentingan mereka 35

MEMBANGUN KEMANDIRIAN DI BIDANG PANGAN Intensifikasi Perluasan areal Rekayasa genetik Diversifikasi pangan 36

PARADIGMA BARU PANGAN Pangan berbasis tepung Berbasis komoditas lokal Jagung Sagu Sorgum Garut Sukun Tanaman penghasil protein 37

Krisis Moneter versus Pembangkitan Ekonomi Nasional Krisis moneter 1997 yang diikuti krisis ekonomi disebabkan oleh fondasi ekonomi negara yang rapuh Ketergantungan ekonomi nasional pada kekuatan ekonomi luar negeri Ketergantungan sektor pertanian pada produk impor Keunggulan sektor pertanian dibanding sektor lain di masa krisis Pembangkitan ekonomi nasional berbasis sumberdaya domestik 38

PEMILIHAN TEKNIK BUDIDAYA TUJUAN PENGUSAHAAN : BIJI, BENIH, VEGETATIF, KOLEKSI, KEINDAHAN, DSB. KONDISI LINGKUNGAN (FISIK DAN SOSIAL) PERALATAN YANG TERSEDIA DANA YANG ADA PERTIMBANGAN LAIN YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN BUDIDAYA 39

TEKNIK BUDIDAYA BERWAWASAN LINGKUNGAN PENERAPAN LEISA (LOW EXTERNAL INPUT SUISTENABLE AGRICULTURE) MEMAN- FAATKAN SEBANYAK MUNGKIN SUMBER DAYA YANG ADA DI LOKASI, BUKAN MEMASUKKAN INPUT DARI LUAR SISTEM EFISIENSI BAHAN ORGANIK YANG ADA DAN SALING TERKAIT (MISALNYA ORGANIK FARMING DAN MIXED FARMING) MENGUSAHAKAN TANAMAN YANG MEMILIKI ADAPTASI DENGAN DAERAH SETEMPAT 40

TERIMA KASIH 41