BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

I. PENDAHULUAN. Bank Indonesia sebagai otoritas moneter atau bank sentral mempunyai tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yaitu nilai tukar (exchange rate) atau yang biasa dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi ekonomi mendorong perekonomian suatu negara kearah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain karena

BAB I PENDAHULUAN. lebih terbuka (openness). Perekonomian terbuka dalam arti dimana terdapat

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara sedang berkembang selalu berupaya untuk. meningkatkan pembangunan, dengan sasaran utama adalah mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

BAB I PENDAHULUAN. terbuka. Hal ini mengakibatkan arus keluar masuk barang, jasa dan modal

Kondisi Paritas Internasional

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dan jasa, investasi yang dapat meningkatkan barang modal,

I.PENDAHULUAN. antar negara. Nilai tukar memainkan peran vital dalam tingkat perdagangan

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan luar negeri yang mempunyai peranan penting bagi suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman era globalisasi ini persaingan perekonomian antar negara semakin

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Buletin Ilmiah Litbang Perdagangan, Vol.7, No.1, (Juli 2013), 2. (Bogor, Ghalia Indonesia, 2005), 1.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia di tengah perekonomian global semakin

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian

KONSEP PURCHASING POWER PARITY DALAM PENENTUAN KURS MATA UANG

BAB 9 HUBUNGAN KURS VALAS DAN INFLASI

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

I. PENDAHULUAN. B. Belanja Negara (triliun Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak krisis ekonomi menghantam Indonesia pada pertengahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KURS MATA UANG SUATU NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab 6 TRANSAKSI INTERNASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

IV. FLUKTUASI MAKROEKONOMI INDONESIA

BABI PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi tabun 1997, perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Nilai tukar sering digunakan untuk mengukur tingkat perekonomian suatu

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara merupakan hal penting

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan modal adalah melalui pasar modal, dalam hal ini pasar

BAB I PENDAHULUAN. proses pertukaran barang dan jasa serta untuk pembayaran utang. Pada umumnya setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya masalah ekonomi itu adalah tentang bagaimana manusia

I. PENDAHULUAN. atau nilai tukar (Miskhin, 2007:435). Bagi negara berkembang dengan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Produk Domestik Bruto adalah perhitungan yang digunakan oleh suatu

2. Derivasi Atau Perolehan Kurva BP (Neraca Pembayaran BOP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun 1876 sampai 1913, tingkat kurs ditentukan oleh standar emas

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

I. PENDAHULUAN. terlepas dari kegiatan ekonomi internasional. Kegiatan ekonomi internasional

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Oleh. masyarakat Indonesia yang maju dan mandiri.

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. iklimnya, letak geografisnya, penduduk, keahliannya, tenaga kerja, tingkat harga,

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan

Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. representasi untuk menilai kondisi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian dunia mengakibatkan perkembangan ekonomi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang dimulai dengan merosotnya nilai rupiah terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Ekonomi dunia telah mengalami perubahan radikal dalam dua

BAB 1 PENDAHULUAN. negara yang mengimpor maupun mengekspor akan menimbulkan suatu

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia

Herdiansyah Eka Putra B

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

PENGARUH NILAI KURS RUPIAH TERHADAP INFLASI DI INDONESIA. Oleh : Natalia Artha Malau, SE, M.Si Dosen Universitas Negeri Menado

BAB I. peranan yang sangat penting dengan memberikan benefit secara langsung pada

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar atau dikenal pula sebagai kurs dalam keuangan adalah sebuah

Ilmu Il Ek E o k n o omi o Nilai Tuk T ar PIEw11 1

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan tersebut sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut setiap manusia tidak dapat memproduksinya sendiri tetapi memerlukan pihak lain. Salah satu satu aktivitas yang tak pernah lepas dari kegiatan pemenuhan kebutuhan tersebut adalah kegiatan perdagangan. Kegiatan perdagangan merupakan proses pertukaran yang memerlukan alat tukar yang bernama uang. Jika perdagangan dilakukan dalam satu negara tentu saja dapat dilakukan melalui mata uang negara yang bersangkutan, tetapi jika dalam perekonomian terbuka atau perdagangan antar negara tentu saja terdapat dua mata uang yang berbeda. Seandainya ada mata uang tunggal internasional tidak akan ditemukan masalah dalam penetapan harga, namun karena mata uang tersebut belum ada maka terdapat kebutuhan mengkonversikan mata uang yang satu menjadi mata uang yang lain. Perbedaan nilai tukar mata uang suatu negara (kurs) pada prinsipnya ditentukan oleh besarnya permintaan dan penawaran mata uang tersebut (Levi, 1996). Kurs merupakan salah satu harga yang lebih penting dalam perekonomian terbuka, karena ditentukan oleh adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, mengingat pengaruhnya yang besar bagi neraca transaksi berjalan maupun bagi variabel-variabel makro ekonomi lainnya. Kurs dapat dijadikan alat

untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Pertumbuhan nilai mata uang yang stabil menunjukkan bahwa negara tersebut memiliki kondisi ekonomi yang relatif baik atau stabil (Salvator, 1997). Ketidakstabilan nilai tukar ini mempengaruhi arus modal atau investasi dan pedagangan Internasional. Indonesia sebagai negara yang banyak mengimpor bahan baku industri mengalami dampak dari ketidakstabilan kurs ini, yang dapat dilihat dari melonjaknya biaya produksi sehingga menyebabkan harga barang-barang milik Indonesia mengalami peningkatan. Dengan melemahnya rupiah menyebabkan perekonomian Indonesia menjadi goyah dan dilanda krisis ekonomi dan kepercayaan terhadap mata uang dalam negeri menurun. Menurut pendekatan perdagangan kurs equilibrium (trade approach) kurs equilibrium adalah kurs yang akan menyeimbangkan nilai ekspor dan impor dari suatu negara. Jika nilai impor negara tersebut lebih besar ketimbang nilai ekspornya (artinya negara yang bersangkutan mengalami defisit perdagangan), maka kurs mata uangnya akan mengalami peningkatan (artinya mata uangnya mengalami depresiasi atau penurunan nilai tukar), dan hal itu akan berlangsung secara cepat dalam sistem kurs mengambang yang berlaku pada saat ini. Peningkatan kurs (nilai nominalnya) atau penurunan nilai tukar mata uang tersebut akan membuat harga dari berbagai komoditi ekspornya menjadi lebih murah bagi para importir atau pihak asing sedangkan berbagai produk barang dan jasa impor menjadi lebih mahal bagi penduduk domestik. Akibatnya, lambat laun ekspor negara tersebut akan mengalami kenaikan sedangkan impornya akan terus menurun sampai pada akhirnya nilai perdagangan internasionalnya benar-benar seimbang (impor sama dengan ekspor)

(Salvatore, 1997). Pergerakan ekspor dan impor suatu negara dapat dilihat dari Neraca Perdagangan, jika ekspor barang lebih kecil dari impor maka neraca perdagangan disebut defisit dan sebaliknya jika ekspor barang lebih besar maka neraca perdagangan disebut surplus. Neraca Perdagangan merupakan bagian dari Neraca Pembayaran Internasional suatu negara. Defisit Neraca Pembayaran Internasional berarti penurunan cadangan internasional dan surplus berarti peningkatan cadangan internasional. Pergerakan cadangan internasional bank sentral mempunyai dampak penting terhadap penawaran uang dan nilai tukar uang (Manurung, 2008). Mishkin (2004) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar dalam jangka panjang. Pertama adalah tingkat harga domestik. Dalam jangka panjang, peningkatan harga domestik menyebabkan nilai mata uang domestik terdepresiasi, sebaliknya penurunan harga domestik menyebabkan nilai mata uang domestik terapresiasi. Kedua adalah tarif dan kuota. Dalam jangka panjang, tarif dan kuota menyebabkan nilai uang domestik terapresiasi. Ketiga adalah produktivitas (tercermin dalam GDP/PDB). Dalam jangka panjang, suatu negara menjadi lebih produktif menyebabkan nilai uang domestik terdepresiasi. Keempat, preferensi antara barang domestik dan luar negeri; dalam jangka panjang, permintaan yang meningkat terhadap barang-barang domestik (ekspor meningkat) menyebabkan nilai uang domestik terapresiasi, sebaliknya permintaan yang meningkat terhadap barang-barang luar negeri (impor meningkat) menyebabkan nilai uang domestik terdepresiasi.

Sistem devisa bebas dan ditambah dengan penerapan sistem floating exchange rate di Indonesia sejak tahun 1997, menyebabkan pergerakan nilai tukar di pasar menjadi sangat rentan oleh pengaruh faktor-faktor ekonomi maupun non ekonomi. Sebagai contoh pertumbuhan nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS pada era sebelum krisis melanda Indonesia dan kawasan Asia lainnya masih relatif stabil. Jika dibandingkan dengan masa sebelum krisis, semenjak krisis ini terjadi lonjakan kurs dolar AS berada diantara Rp.6.700 Rp.9.530 sedangkan periode 1981-1996 di bawah Rp.2.500 (Bank Indonesia, 2000). Sedangkan data tahun 2010 kurs berada kisaran Rp. 9.000 9.500. Tabel 1.1. Perkembangan Kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat (dalam Rupiah) Kuartal Kurs Kuartal Kurs Kuartal Kurs Rp. Rp. Rp. 97/1 2419.00 01/3 9675.00 06/1 9075.00 97/2 2450.00 01/4 10400.00 06/2 9300.00 97/3 3275.00 02/1 9655.00 06/3 9235.00 97/4 4650.00 02/2 8730.00 06/4 9020.00 98/1 8325.00 02/3 9015.00 07/1 9118.00 98/2 14900.00 02/4 8940.00 07/2 9054.00 98/3 10700.00 03/1 8908.00 07/3 9137.00 98/4 8025.00 03/2 8285.00 07/4 9419.00 99/1 8685.00 03/3 8389.00 08/1 9217.00 99/2 6726.00 03/4 8465.00 08/2 9225.00 99/3 8386.00 04/1 8587.00 08/3 9378.00 99/4 7100.00 04/2 9415.00 08/4 10950.00 00/1 7590.00 04/3 9170.00 09/1 11575.00 00/2 8735.00 04/4 9290.00 09/2 10225.00 00/3 8780.00 05/1 9480.00 09/3 9681.00 00/4 9595.00 05/2 9713.00 09/4 9400.00 01/1 10400.00 05/3 10310.00 10/1 9115.00 01/2 11440.00 05/4 9830.00 Sumber: www.bi.go.id (2010)

Rp. Sumber: Data diolah dengan Eviews Gambar 1.1. Perkembangan Kurs Kuartal 1 Tahun 1997 Sampai Kuartal 1 Tahun 2010 Dua hal yang paling menonjol sebagai akibat dari pengaruh krisis ekonomi yang melanda negara kita adalah depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat yang sangat fluktuatif dan laju inflasi yang harus dikendalikan oleh otoritas moneter maupun pemerintah. Pencapaian nilai tukar yang kompetitif dan laju inflasi yang terkendali disadari sangat diperlukan untuk menciptakan situasi yang kondusif bagi kegiatan ekonomi dalam negeri. Dalam Undang-Undang No. 3, Tahun 2004, dua hal ini ditetapkan sebagai tujuan Bank Indonesia. Namun, karena nilai tukar dalam sistem nilai tukar mengambang bebas lebih ditentukan oleh keseimbangan antara permintaan dan penawaran di pasar maka pemerintah melalui Bank Indonesia menetapkan laju inflasi yang rendah dan terkendali sebagai suatu sasaran akhir.

Dalam hubungannya dengan nilai tukar, tingkat inflasi yang tinggi di suatu negara akan menyebabkan harga barang-barang produksi dalam negeri menjadi lebih mahal, sehingga barang-barang tersebut kurang kompetitif di pasar internasional. Dengan tingkat inflasi domestik yang lebih tinggi dari luar negeri maka akan lebih menguntungkan untuk mengimpor barang dari luar negeri yang lebih murah. Sementara itu, jika dilihat dalam perspektif pendekatan moneter, tingkat inflasi yang tinggi juga diikuti oleh pertumbuhan jumlah uang beredar yang tinggi akibat diperlukannya lebih banyak uang untuk kepentingan transaksi. Pertumbuhan jumlah uang beredar yang berlebihan. Ini dapat menimbulkan ketidakseimbangan dalam pasar uang dan memicu depresiasi nilai tukar. Jadi, secara singkat dapat dikatakan bahwa perbedaan tingkat inflasi antar negara dapat mempengaruhi nilai tukar mata uangnya terhadap mata uang asing. Memahami perilaku nilai tukar tidak saja penting bagi para spekulan valuta asing atau peminat keuangan internasional, tetapi juga merupakan indikator kuat tidaknya (soundness) fundamental makro ekonomi. Nilai tukar, sebagaimana halnya tingkat harga agregat (atau inflasi), suku bunga, dan indeks harga saham, adalah ibarat permukaan gunung es (iceberg) yang mencerminkan kokoh tidaknya fundamental makro ekonomi. Rupiah Indonesia adalah mata uang yang paling besar gejolaknya (volatile) di Asia Tenggara selama krisis (Nor, et.al, 2000). Salah satu teori yang menjelaskan hubungan antara tingkat harga atau inflasi dengan pergerakan nilai tukar adalah teori paritas daya beli atau Purchasing Power Parity Theory (PPP). Teori paritas daya beli ini merupakan salah satu teori yang

paling sering diuji validitasnya. Dalam teori paritas daya beli ini dikatakan bahwa nilai tukar antara dua negara seharusnya sama dengan rasio dari tingkat harga di kedua negara tersebut. Sehingga jatuhnya daya beli domestik pada suatu mata uang (meningkatnya tingkat harga domestik atau meningkatnya inflasi) akan diikuti oleh depresiasi pada mata uang negara tersebut di pasar uang luar negeri. Namun, jika yang terjadi adalah sebaliknya yaitu daya beli domestik mengalami kenaikan (tingkat inflasi turun/terjadi deflasi) maka akan diikuti pula oleh apresiasi pada mata uangnya. Teori PPP ini terbagi menjadi dua yaitu versi absolut dan versi relatif. Teori PPP versi absolut sering dikaitkan dengan teori Law of One Price walaupun sebenarnya ada perbedaan antara keduanya. Teori Law of One Price lebih diterapkan pada satu jenis barang saja sedangkan teori PPP diterapkan pada tingkat harga secara keseluruhan yaitu dengan menggunakan sekeranjang barang dan jasa. Sementara versi relatif dari teori PPP muncul karena banyaknya kelemahan dalam versi absolut yaitu berupa asumsi-asumsi yang tidak realistis yaitu tidak adanya biaya transportasi dan bebas dari hambatan perdagangan. Dalam kenyataannya, biaya transportasi maupun hambatan perdagangan tidaklah dapat diabaikan. Dalam versi relatifnya, teori PPP mengubah pernyataan tingkat harga dan tingkat kurs keseimbangan menjadi "perubahan harga" dan "perubahan" kurs keseimbangan (Salvatore, 1997). Dalam penelitian ini, penulis mencoba meneliti dengan judul: Analisis Paritas Daya Beli Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat.

1.2. Perumusan Masalah Kestabilan nilai kurs bagi suatu negara tentu saja sangat penting. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi nilai kurs rupiah terhadap dollar dengan pendekatan Paritas Daya Beli. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat sebelumnya, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia berkontribusi terhadap Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat. 2. Apakah Inflasi Indonesia sebelumnya, Inflasi Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat berkontribusi terhadap Inflasi Indonesia. 3. Apakah Inflasi Amerika Serikat sebelumnya, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Inflasi Indonesia, berkontribusi terhadap Inflasi Amerika Serikat.

4. Apakah Jumlah Uang Beredar Indonesia sebelumnya, Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat berkontribusi terhadap Jumlah Uang Beredar Indonesia. 5. Apakah Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat sebelumnya, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat berkontribusi terhadap Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat. 6. Apakah Gross Domestic Product Indonesia sebelumnya, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat berkontribusi terhadap Jumlah Gross Domestic Product Indonesia. 7. Apakah Gross Domestic Product Amerika Serikat sebelumnya, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia berkontribusi terhadap Jumlah Gross Domestic Product Amerika Serikat. 8. Apakah Cadangan Devisa Indonesia sebelumnya, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Inflasi

Indonesia, Inflasi Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat berkontribusi terhadap Jumlah Cadangan Devisa Indonesia. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1. Kontribusi Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat sebelumnya, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia terhadap Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat. 2. Kontribusi Inflasi Indonesia sebelumnya, Inflasi Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat terhadap Inflasi Indonesia. 3. Kontribusi Inflasi Amerika Serikat sebelumnya, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Inflasi Indonesia, terhadap Inflasi Amerika Serikat.

4. Kontribusi Jumlah Uang Beredar Indonesia sebelumnya, Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat terhadap Jumlah Uang Beredar Indonesia. 5. Kontribusi Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat sebelumnya, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat terhadap Jumlah Uang Beredar Amerika Serikat. 6. Kontribusi Gross Domestic Product Indonesia sebelumnya, Gross Domestic Product Amerika Serikat, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat terhadap Jumlah Gross Domestic Product Indonesia. 7. Kontribusi Gross Domestic Product Amerika Serikat sebelumnya, Cadangan Devisa Indonesia, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Inflasi Indonesia, Inflasi Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia terhadap Jumlah Gross Domestic Product Amerika Serikat. 8. Kontribusi Cadangan Devisa Indonesia sebelumnya, Kurs Rupiah Indonesia terhadap Dollar Amerika Serikat, Jumlah Uang Beredar Indonesia, Inflasi

Indonesia, Inflasi Amerika Serikat, Gross Domestic Product Indonesia, Gross Domestic Product Amerika Serikat terhadap Jumlah Cadangan Devisa Indonesia. 1.4. Manfaat Penelitian Sedangkan hasil penelitian ini diharapkan dapat 1. Memberikan masukan dan informasi bagi pihak-pihak yang memerlukan perkembangan nilai kurs Rupiah terhadap dollar AS. 2. Menambah wawasan bagi penulis, mahasiswa agar berfikir secara ilmiah pada bidang Ekonomi Moneter dan Ekonomi Internasional khususnya nilai kurs. 3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lainnya untuk menganalisis hal-hal yang berkaitan dengan nilai kurs.