BAB I PENDAHULUAN. dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa uang merupakan bagian yang tidak. terpisahkan dalam kehidupan masyarakat dan perekonomian suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa dalam perekonomian dinilai dengan satuan uang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN UANG KARTAL RIIL DI INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Uang memiliki fungsi yang sangat besar dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 10 Permintaan dan Penawaran Uang serta Kebijakan Moneter

BAB I PENDAHULUAN. Domestik Bruto (PDB), dan opportunity cost, yang dihitung dengan tingkat suku bunga.

Teori Klasik tentang Permintaan Uang

BAB II TINJAUAN LITERATUR

UANG DAN INSTITUSI KEUANGAN PENAWARAN UANG PROGDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

PERMINTAAN UANG. Adil Fadillah dan Mumuh Mulyana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam ilmu ekonomi, keseimbangan pasar (market equilibrium) terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya Undang-Undang No. 23 tahun 1999, kebijakan moneter

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Mankiw, 2006: 145). Ini tidak berarti bahwa harga harga berbagai macam

Bab 4 TEORI MONETER (Lanjutan)

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Permintaan uang mempunyai peranan yang sangat penting bagi

ekonomi K-13 PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG K e l a s A. KONSEP DASAR a. Sejarah Uang Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah makroekonomi jangka

Hubungan antara Inflasi dan Jumlah Uang Beredar

BAB I PENDAHULUAN. karena fungsi utamanya sebagai media untuk bertransaksi, sehingga pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian oleh masyarakat dan otoritas moneter. Maka dari itu apabila

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

ANALISIS PERMINTAAN UANG GIRAL DI INDONESIA DAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA TAHUN

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pembayaran yang digunakan oleh masyarakat. Seiring dengan semakin tingginya

UANG dalam perekonom ian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam implementasi kebijakan moneter, otoritas moneter (OM) tidak dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan tidak menyalurkan kredit seperti bank umum dan BPR, akan

Teori Ekonomi Keynes: Pasar Uang dan Pasar Tenaga Kerja

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data. merupakan data sekunder yang bersumber dari data yang dipublikasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. moneter akan memberi pengaruh kepada suatu tujuan dalam perekonomian.

BAB V PENUTUP. Hasil analisa dari regresi model yang didasarkan pada persamaan model Iljas

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan industri perbankannya, karena kinerja dari perekonomian

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA. yang mempengaruhi bank melakukan call money. Alat analisis yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter merupakan salah satu bentuk kebijakan stabilisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional (Wikipedia, 2014). Pertumbuhan

PERTEMUAN VII TEORI JUMLAH UANG BEREDAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perbankan khususnya bank umum merupakan inti dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. fiskal maupun moneter. Pada skala mikro, rumah tangga/masyarakat misalnya,

BAB VI INFLATION, MONEY GROWTH & BUDGET DEFICIT

Mekanisme transmisi. Angelina Ika Rahutami 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. moneter, bunga itu adalah sebuah pembayaran untuk menggunakan uang. Karena

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peristiwa moneter yang penting dan hampir dijumpai semua

c. Sukar dibagi menjaadi bagian yang lebih kecil d. Kebanyakan uang barang tidak tahan lama e. Nilai uang barang tidak tetap.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Inflasi yang terjadi di Indonesia telah menyebabkan perekonomian baik yang

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

BAB V ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN

Permintaan dan Penawaran Uang

PENDAHULUAN. negara dengan tingkat tabungan yang tinggi akan menjadi negara dengan

I. PENDAHULUAN. nasional sangatlah diperlukan untuk mengejar ketertinggalan di bidang ekonomi

ANALISIS FLUKTUASI KURS RUPIAH TERHADAP DOLLAR AMERIKA TAHUN

9. UANG DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERANAN KLIRING DALAM LALU LINTAS PEMBAYARAN GIRAL DI BANK INDONESIA CABANG SURAKARTA

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dan kekurangan dana (Mishkin, 2009). Bank memiliki peranan

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

BAB V KERAGAAN MODEL MAKROEKONOMETRIKA MEKANISME TRANSMISI KEBIJAKAN MONETER INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. perhatian para peneliti dan telah ditelaah secara lebih mendalam di berbagai

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan uraian dan pembahasan mengenai pengaruh selisih M2, selisih GDP,

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut UU Perbankan no.10 tahun 1998 Pasal 1: Menurut Ketut Rindjin pada penelitian Elionasari (2008) bank memiliki

BAB 11 LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi yang canggih. Kemajuan teknologi dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. rakyat banyak. Dana yang dikumpulkan oleh perbankan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara sedang berkembang yang sedang giat-giat

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. dampak krisis keuangan yang terjadi di Indonesia beberapa waktu yang lalu,

BAB I PENDAHULUAN. telah memberikan kontribusi yang besar terhadap menurunnya laju inflasi dan

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN

1.Peran mata uang 2.Lembaga Keuangan. PIEw9 1

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

BAB I PENDAHULUAN. terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Hampir semua negara baik negara maju maupun negara berkembang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (BI) Dalam Mengendalikan inflasi, penelitian ini menelaah tujuan Bank Indonesia secara lebih

BAB I PENDAHULUAN. Peranan uang dalam peradaban manusia hingga saat ini dirasakan sangat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB V PENUTUP. penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya. Kemudian, akan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING DI INDONESIA TAHUN 1997.I IV

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian dunia dewasa ini ditandai dengan. semakin terintegrasinya perekonomian antar negara. Indonesia mengikuti

I. PENDAHULUAN. Kegiatan konsumsi telah melekat di sepanjang kehidupan sehari-hari manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi atau keterbukaan hubungan perekonomian antar negara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

Kebijakan Moneter & Bank Sentral

1. Tahap sebelum barter. 2. Tahap Barter. Tahap Perkembangan Uang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang. Peranan uang dalam perekonomian nasional suatu negara dapat dilihat dan dipahami melalui pendekatan Flows atau Turn Overs dari jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar merupakan cerminan keseimbangan Moneter dari permintaan masyarakat akan uang (Money Demand). Money Demand sendiri merupakan fungsi Matematis- Ekonomi dari National Income (GDP) dan Tingkat Suku Bunga (Interest Rate). dimana variabel-variabel tersebut merupakan variabel independen yang mempengaruhi secara Signifikan dalam model persamaan Money Demand. Dengan semakin berkembangnya Sistem Pembayaran yang digunakan sebagai akibat dari adanya implementasi konsep efisiensi transaksi pembayaran, maka telah terjadi juga transformasi pengertian uang secara ekonomi, dari arti definitif bahwa uang adalah dalam bentuk tunai ( Uang Kartal) terdiri dari uang kertas dan logam diluar Bank umum dan berada di tangan masyarakat, menjadi arti definitif yang tambahan lainnya yaitu Uang dalam bentuk Non Tunai. Jenis uang Non Tunai tersebut antara lain dapat diidentfikasi sebagai ATM, Kartu Debit, Kartu kredit, Giro, dan Cek. Giro dan cek merupakan dua macam contoh dari beberapa bentuk Uang yang dinamakan sebagai Uang Giral. Dengan wujud Uang kartal dan uang Giral tersebut, masyarakat dapat melakukan transaksi pembayaran dengan uang Tunai secara langsung. Disamping keberadaan Uang kartal dan Giral sebagai bentuk Uang Tunai, dalam Ekonomi Moneter juga dikenal bentuk lain dari Uang Tunai yaitu yang dinamakan Uang Kuasi. Tabungan (Saving Deposit) dan Deposit Berjangka (Time Deposit) merupakan contoh dari jenis uang ini. Kedua bentuk uang tunai tersebut penarikannya tidak dapat 1

dilakukan sewaktu-waktu, dan oleh karenanya Deposan harus menunggu Tabungan dan Depositonya untuk jatuh tempo. Berdasarkan ilustrasi singkat dari Jenis Uang Tunai dan Non Tunai tersebut, maka Kita dapat menarik satu benang merah bahwa Uang beredar di masyarakat memiliki artian sempit (M1) dan artian luas (M2). Dimana Uang dalam artian sempit (M1) terdiri dari uang Kartal dan Uang Giral, sedangkan Uang dalam artian Luas (M2) terdiri dari M1 ditambah dengan Uang Kuasi. Ada juga jenis uang yang dapat diidentifikasi sebagai uang logam dan uang kertas berada di luar Bank Indonesia beserta rekening Giro Bank Umum di Bank Indonesia, yang juga sering disebut sebagai Uang Primer (M0). Selain itu, Kita juga harus mencermati berbagai Motif Masyarakat dalam memegang Uang. Menurut Keyness (1936), ada beberapa motif masyarakat dalam Holding Money yaitu pertama sebagai Motif untuk Transaksi (transactional Motive), sebagai ilustrasi setiap unit ekonomi akan menerima pendapatan hanya dalam waktu tertentu saja (Diskrit), sedangkan pengeluaran dilakukan secara terus-menerus (Continuous) maka dari itu setiap unit ekonomi tersebut sangat butuh untuk memegang sejumlah uang untuk membiayai berbagai transaksi atau aktivitas ekonomi mereka. Pada umumnya tren ekonomi yang terjadi baik secara empiris maupun faktual menyiratkan semakin besarnya pendapatan seseorang maka semakin besar pula volume Money Demand untuk transaksi yang diakibatkan semakijn meningkatnya Tingkat konsumsi orang tersebut. Motif yang kedua adalah untuk berjaga-jaga (Precautionary Motive), yaitu setiap unit ekonomi pasti akan menghadapi Uncertanity pada masa yang akan datang. Untuk mengurangi ketakutan akan persepsi tersebut, maka biasanya unit ekonomi tersebut akan mengalokasikan sejumlah uang sebagai persediaan atau berjaga-jaga dari segala kemungkinan terburuk dalam kondisi keuangannya. Kemudian Motif lainnya yang mendasari seseorang atau unit ekonomi tertentu untuk Holding Money Demand adalah 2

spekulasi (Speculative Motive). Seseorang akan memegang sejumlah uang tergantung pada Opportunity Cost dari Holding Money tersebut. Memang ketika memegang sejumlah uang tidak akan menghasilkan pendapatan tambahan (Interest Income) secara langsung, tetapi dilain pihak uang tersebut dapat digunakan untuk membeli beberapa jenis asset lainnya untuk yang akan pendapatan tambahan yang diinginkan. Hal inilah yang biasanya Kita kenal dengan istilah investasi. Beberapa motif tersebut yang menjadikan Jumlah Uang beredar di masyarakat sulit untuk diprediksi dengan tepat secara numerikal dalam suatu periode tertentu. Mencermati hal tersebut, sebenarnya banyak sekali faktor-faktor yang mendasari seseorang atau unit ekonomi tertentu untuk melakukan Holding Money demand. Kemudian kalau Kita telusuri lebih intensif, akan terlihat bahwa teoti-teori tentang Money Demand menyepakati bahwa Money demand dipengaruhi secara dominan oleh Tingkat Pendapatan dan Opportunity Cost memegang Uang (Interest Rate) oleh masyarakat. Dalam menjelaskan Fenomena Ekonomi Money Demand, Teori Moneter Modern telah terpecah menjadi dua aliran besar, yaitu Aliran yang bersumber dari Teori Kuantitas (Classical Quantity Theory Of Money) dan Teori Keynessian (Liquidity Preference Of Money). Dilain Pihak, Kalau Kita kupas Peranan Institusional dalam Kebijakan Moneter (Uang dan Bank) yang memang pada dasarnya tanggung jawab terbesar tersebut dipikul oleh Bank Indonesia selaku Bank Sentral (Otoritas Moneter Tertinggi) yang melakukan pengelolaan dan pengaturan Jumlah uang beredar, dapat dikatakan bahwa hal tersebut tidaklah mudah untuk dilakukan secara sinergis. Apalagi kalau Kita kaitkan dengan analisis Pola perilaku Money demand dalam Perekonomian suatu negara yang sangat volatile. Apabila Laju pertumbuhan jumlah uang beredar mengalami peningkatan pesat (Pasar Uang), maka Value Of Money akan turun dan dibarengi dengan kenaikan Tingkat Harga Umum dari Goods dan Services di pasar Barang, yang dikenal dengan Inflasi. 3

Sedangkan bila Laju Pertumbuhan Jumlah uang yang diminta oleh masyarakat (Money Demand) meningkat lebih besar daripada Money Supply, maka pertumbuhan ekonomi akan melambat. Maka dari itu, pengaturan Jumlah uang beredar dengan merespon Money Demand masyarakat merupakan hal yang Strategis -- agar Lalu lintas Uang sesuai dengan kapasitas ekonomi dari negara tersebut. Berdasarkan pada hal itu, Skripsi ini akan menjadi menarik untuk membahas dan menganalisis Determinan apa saja yang dapat mempengaruhi permintaan jumlah uang beredar dalam artian luas ( M2) -- melalui indikator-indikator besaran Moneter, seperti GDP Riil, Suku Bunga SBI, Suku Bunga Deposito Berjangka, Suku Bunga Kredit (Pinjaman), Selisih Suku Bunga Deposito SBI, dan Selisih Suku Bunga Deposito Pinjaman, ketika mempengaruhi Variabel Dependen Money Demand (M2) tersebut. Selain itu, tidak kalah pentingnya untuk melihat pola pergerakan menuju keseimbangan Long- Run Money Demand, yang dipengaruhi oleh proses penyesuaian pada keseimbangan Short-Run Money Demand, apalagi ketika terjadi Shocks dalam perekonomian tertutup suatu negara. Penulis memilih Perekonomian tertutup karena ingin memfokuskan diri untuk melihat pendekatan terciptanya Money Demand Ruang Lingkup Luas (M2) di Masyarakat melalui lingkaran Pasar Uang Domestik yang lebih spesifik. Sehingga dari pengkondisian tersebut, Penulis berharap agar analisis hasil Output Ekonometrika berdasarkan Model Penelitian yang Penulis gunakan akan dapat merepresentasikan validitas yang maksimal. Hal ini menjadikan pertimbangan untuk menghindari data yang bias pada saat Kita menggunakan Proxy unsur Luar negeri, misalnya suku bunga LIBOR (seperti pada perekonomian terbuka). Rekomendasi Penulis ini juga bertujuan agar Kita dapat melihat dengan lebih spesifik variabel-variabel moneter dalam negeri apa saja yang mempengaruhi Jumlah permintaan Uang beredar ruang lingkup luas (M2). 4

I.2 Tujuan Penelitian. Adapun tujuan dari Penulisan Proposal Skripsi untuk menjawab Perumusan masalah secara relevan dan terkelola (Relevant and Manageable) ini, adalah sebagai berikut: a. Menganalisis Pola perilaku dari Determinasi Variabel-variabel Independen seperti: Tingkat GDP Riil, Tingkat Suku Bunga SBI 3 Bulan, Tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja, dan juga variabel pendukung Dummy dapat mempengaruhi secara signifikan dapat mempengaruhi Variabel Dependen Permintaan Uang Riil Artian Luas (M2) dalam Perekonomian Tertutup Indonesia pada periode tertentu (t). b. Mengidentifikasi besar dan arah dari hubungan antar kedua jenis kelompok Variabel Independen dan Dependen dalam Persamaan Permintaan Uang M2 Long Run dan Short Runnya dengan menggunakan metode Error Correction Model ( ECM ). c. Melihat sejauh mana efektivitas dari proses Long Run Adjustment Mechanism yang dipengaruhi oleh Short Run Money Demand sehingga Pola Perilaku Real Money Demand dalam Artian Luas (M2) dapat diidentifikasi secara lebih akurat. I.3 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis akan membatasi Proposal Skripsi ini dalam kerangka acuan permasalahan yang menarik untuk dianalisis dengan (Researched Questions) sebagai berikut: a. Apakah Determinasi Variabel-variabel Independen dalam Model Permintaan Uang Beredar Artian Luas (M2), seperti Tingkat GDP Riil, Tingkat Suku Bunga SBI 3 Bulan, Tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja, Tingkat Suku Bunga JIBOR dan juga variabel pendukung Dummy dapat mempengaruhi secara signifikan Variabel Dependen Money Demand (M2) dalam Perekonomian Indonesia pada periode tertentu (t). 5

b. Seberapa besar dan Bagaimana arah hubungan antara kedua jenis kelompok Variabel Independen dan Dependen dalam Persamaan Permintaan Uang M2 Long Run dan Short Runnya dengan menggunakan metode Error Correction Model ( ECM ). c. Bagaimana efektivitas dari proses Long Run Adjustment Mechanism yang dipengaruhi oleh Short Run Money Demand sehingga Pola Perilaku Real Money Demand dalam Artian Luas (M2) dapat diidentifikasi dengan tepat melalui representasi koefisien Error Corection Term (ECT). I.4 Hipotesis Penelitian Sebagai bentuk akomodasi dari perumusan masalah dan sinkronisasi dengan tujuan penelitian tersebut, maka Penulis telah membuat sejumlah Hipotesis dalam Proposal Skripsi ini, antara lain: a. Terdapat suatu hubungan pengaruh dan arah tertentu antara Variabel Dependen Real Money Demand Ruang Lingkup artian Luas (M2), yang dipengaruhi oleh Variabelvariabel Independen dalam Persamaan Permintaan Uang M2 Long Run dan Short Run pada periode sebelum krisis maupun pasca krisis moneter, dengan mengunakan metode Error Correction Model (ECM), Variabel tersebut antara lain : Tingkat GDP Riil / y (+) Tingkat Suku Bunga SBI 3 Bulan / SSBI (-) Tingkat Suku Bunga Kredit Modal Kerja / SKR (-) Tingkat Suku Bunga JIBOR (-) b. Keseimbangan permintaan uang beredar M2 dalam Model Persamaan Long Run akan cenderung mencapai posisi stabil, dimana keadaan tersebut akan dipengaruhi oleh suatu proses Adjustment Mechanism dalam keseimbangan Model Persamaan Short Runnya, 6

dengan representasi dari koefisien Error Correction Term (ECT) tertentu yang diharapkan bernilai negatif. I.5 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan berisi latar belakang, tujuan penelitian, perumusan masalah, hipotesis penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN LITERATUR. Tinjauan literatur berisi tentang teori-teori yang melandasi analisis determinasi fungsi permintaan uang beredar dalam artian luas (M2). BAB III PERKEMBANGAN STABILITAS MONETER DAN KONDISI UANG DI INDONESIA ( Periode 1990 2005 ). Bab ini akan menjelaskan mengenai berbagai fakta dan pandangan tentang perkembangan kebijakan moneter dan kondisi uang beredar dalam periode yang tersebut di atas. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab metodologi penelitian ini, akan dibahas mengenai metode apa saja yang digunakan dalam determinasi model yang telah dibentuk. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan disajikan dalam bentuk analisis dan pembahasan hasil pengolahan data yang menunjang secara empiris. Proses tersebut akan dilakukan secara maksimal dan komprehensif sehingga dapat merepresentasikan hasil estimasi model dengan fakta yang terjadi baik melalui pendekatan kuantitatif maupun kualitatif. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh studi yang telah dilakukan serta saran yang dapat digunakan untuk menyempurnakan determinasi yang telah didapatkan. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 7