No. 18/4/DPTP Jakarta, 28 Maret 2016 SURAT EDARAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/3/PADG/2018 TENTANG LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 278, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5767); MEMUTUSKAN: Menetap

No. 18/2/DPTP Jakarta, 28 Januari S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PEMILIK REKENING GIRO DI BANK INDONESIA

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Menteri ini, yang dimaksud dengan: 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang selanju

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/1/PADG/2017 TENTANG PELAKSANAAN LELANG SURAT BERHARGA NEGARA DI PASAR PERDANA

-2- No.1927, 2015 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan N

No. 11/ 6 /DPM Jakarta, 10 Februari 2009 SURAT EDARAN KEPADA SEMUA BANK, PERUSAHAAN EFEK DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No. 15/12/DASP Jakarta, 8 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DEALER UTAMA DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 11/ 32 /DPM Jakarta, 7 Desember 2009 SURAT EDARAN

No.11/ 17 /DPM Jakarta, 7 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM, PERUSAHAAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERUSAHAAN EFEK DI INDONESIA

No. 17/45/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 10/ 27 /DPM Jakarta, 21 Agustus 2008 SURAT EDARAN. Perihal : Tata Cara Penatausahaan Surat Berharga Syariah Negara

No. 14 / 28 /DPM Jakarta, 27 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Tata Cara Pemberian Fasilitas Likuiditas Intrahari Bagi Bank Umum

No. 10/17/DPM Jakarta, 31 Maret Maret 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

-2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran

No. 9/4/DPM Jakarta, 16 Maret 2007 SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana dan Penatausahaan Surat Utang Negara

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

No. 11/8/DPM Jakarta, 27 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DI INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Informasi Peserta Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 9/3/PBI/2007 TENTANG LELANG DAN PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 17/43/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 17/42/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No.17/13/DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 SURAT EDARAN

No. 17/32/DPSP Jakarta, 13 November SURAT EDARAN

No. 12/ 16 /DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 6/17/DPM Jakarta, 6 April 2004 NoAAve SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No.3/ 24 /DPM Jakarta, 16 November 2001 SURAT EDARAN. Perihal: Tata Cara Penatausahaan Obligasi Pemerintah

1 of 5 18/12/ :41

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 10 /24/DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Jaminan. Subsidi Bunga. Percepatan Penyediaan Air Minum

No. 10/ 25 /DPM Jakarta, 14 Juli SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/9/PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSFER DANA DAN KLIRING BERJADWAL OLEH BANK INDONESIA

No. 13/ 27/DPM Jakarta, 1 Desember 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 17/36/DPM Jakarta, 16 November SURAT EDARAN Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA - ELECTRONIC TRADING PLATFORM DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/20/PADG/2017 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 17/48/DPD Jakarta, 7 Desember SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA

No.18/ 7 /DPSP Jakarta, 2 Mei 2016 SURAT EDARAN

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/2/PADG/2018 TENTANG TATA CARA PENGGUNAAN FASILITAS LIKUIDITAS INTRAHARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. 17/34/DPSP Jakarta, 13 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA-REAL TIME GROSS SETTLEMENT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

No.10/29/DPM Jakarta, 2 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Penyediaan Air Minum. Prosedur.

No. 18/36/DPSP Jakarta, 16 Desember S U R A T E D A R A N

No. 17/40/DPM Jakarta, 16 November 2015 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

No.6/8/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Fasilitas Likuiditas Intrahari bagi Bank Umum

No. 6/7/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DI INDONESIA

No. 13/ 13 /DPM Jakarta, 9 Mei 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

No. 10 /2/DPM Jakarta, 31 Januari SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM

No. 17/41 /DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH,UNIT USAHA SYARIAH, DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No.11/ 14 /DPM Jakarta, 18 Mei 2009 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

No.7/37/DPM Jakarta, 8 Agustus S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

No. 15/31/DPM Jakarta, 27 Agustus 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA PESERTA SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT DAN SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 18/30/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 14/ 32 /DPM Jakarta, 7 November 2012 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH, UNIT USAHA SYARIAH DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No.6/9/DPM Jakarta, 16 Februari S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Yang dimaksud dalam Surat Edaran ini dengan:

No. 17/38/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 18/ 8 /DPSP Jakarta, 2 Mei 2016 S U R A T E D A R A N

SURAT EDARAN. Tata Cara Lelang Surat Utang Negara di Pasar Perdana

No.11/ 29 /DPNP Jakarta, 16 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 10/21/DPM Jakarta, 23 Mei 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

No. 17/39/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

No. 17/44/DPM Jakarta, 16 November 2015 S U R A T E D A R A N

No.10/ 37 /DPM Jakarta, 13 November 2008 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 19/8/PADG/2017 TENTANG PEMBIAYAAN LIKUIDITAS JANGKA PENDEK SYARIAH BAGI BANK UMUM SYARIAH

No. 13/ 20 /DPM Jakarta, 8 Agustus 2011 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 19/13/PBI/2017 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN TERPADU TERKAIT HUBUNGAN OPERASIONAL BANK UMUM DENGAN BANK INDONESIA

No. 8/13/DPM Jakarta, 1 Mei 2006 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

No. 17/31/DPSP Jakarta, 13 November 2015 SURAT EDARAN

No. 18/20/DPSP Jakarta, 23 September 2016 S U R A T E D A R A N

No. 12/ 28 /DASP Jakarta, 10 November 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA PESERTA BANK INDONESIA SCRIPLESS SECURITIES SETTLEMENT SYSTEM DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA BERDASARKAN PRINSIP SYARIAH DI INDONESIA

No. 18/29/DPM Jakarta, 29 November 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

No. 12/17/DPM Jakarta, 6 Juli 2010 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM. Perihal : Koridor Suku Bunga (Standing Facilities)

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN ANGGOTA DEWAN GUBERNUR NOMOR 20/7/PADG/2018 TENTANG KEPESERTAAN OPERASI MONETER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No. 16/22/DPM Jakarta, 24 Desember 2014 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA PERANTARA DI INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

No.6/4/DPM Jakarta, 16 Februari 2004 November 2003 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PERANTARA PEDAGANG EFEK, DAN PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING

No. 10/28/DPM Jakarta, 1 September 2008 SURAT EDARAN. Kepada BANK, PIALANG PASAR UANG RUPIAH DAN VALUTA ASING DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/19/PBI/2005 TENTANG PENERBITAN, PENJUALAN DAN PEMBELIAN SERTA PENATAUSAHAAN SURAT UTANG NEGARA

No.14/ 14 /DASP Jakarta, 18 April SURAT EDARAN Kepada BANK, PERUSAHAAN EFEK, DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

No. 7/55/DPM Jakarta, 6 Desember 2005 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN LEMBAGA KUSTODIAN BUKAN BANK DI INDONESIA

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DAN PIALANG DI INDONESIA

SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Umum

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Lain-Lain. Lelang dan Penatausahaan Surat Berharga Negara

Transkripsi:

No. 18/4/DPTP Jakarta, 28 Maret 2016 SURAT EDARAN Perihal: Layanan Sub-Registry Bank Indonesia dalam rangka Konversi Penyaluran Dana Bagi Hasil dan/atau Dana Alokasi Umum dalam bentuk Nontunai berupa Surat Berharga Negara. Sehubungan dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/18/PBI/2015 tentang Penyelenggaraan Transaksi, Penatausahaan Surat Berharga, dan Setelmen Dana Seketika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 273, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5762) dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 235/PMK.07/2015 tentang Konversi Penyaluran Dana Bagi Hasil dan/atau Dana Alokasi Umum dalam Bentuk Nontunai (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1927), perlu mengatur ketentuan pelaksanaan mengenai kegiatan penyediaan layanan Sub-Registry Bank Indonesia kepada Pemerintah Daerah Republik Indonesia dalam rangka konversi penyaluran dana bagi hasil dan/atau dana alokasi umum dalam bentuk nontunai berupa Surat Berharga Negara dalam Surat Edaran Bank Indonesia sebagai berikut: I. KETENTUAN UMUM 1. Sub-Registry adalah Bank Indonesia dan pihak yang memenuhi persyaratan dan disetujui oleh Penyelenggara sebagai Peserta BI- SSSS, untuk melakukan fungsi penatausahaan bagi kepentingan nasabah. 2. Sub-Registry Bank Indonesia yang selanjutnya disebut Sub- Registry BI adalah satuan kerja di Bank Indonesia yang memberikan layanan Sub-Registry BI kepada Nasabah SBN Konversi. 3. Nasabah SBN Konversi adalah Pemerintah Daerah yang menggunakan layanan Sub-Registry BI dalam rangka konversi penyaluran

2 penyaluran Dana Bagi Hasil dan/atau Dana Alokasi Umum dalam bentuk Surat Berharga Negara. 4. Dana Bagi Hasil yang selanjutnya disingkat DBH adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan kepada daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 5. Dana Alokasi Umum yang selanjutnya disingkat DAU adalah dana yang bersumber dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 6. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 7. Kepala Daerah adalah Gubernur bagi daerah provinsi atau Bupati bagi daerah kabupaten dan/atau Walikota bagi daerah kota. 8. Surat Berharga Negara Konversi yang selanjutnya disebut SBN Konversi adalah Surat Berharga milik Nasabah SBN Konversi yang tidak dapat diperdagangkan (non tradable), dalam rangka konversi penyaluran DBH dan/atau DAU dalam bentuk Surat Berharga Negara, yang terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara dan Surat Perbendaharaan Negara Syariah. 9. Penatausahaan SBN Konversi adalah kegiatan yang mencakup pencatatan kepemilikan, Setelmen, dan pembayaran pelunasan pokok atau nominal SBN Konversi. 10. Bank Indonesia Scripless Securities Settlement System yang selanjutnya disingkat BI-SSSS adalah infrastruktur yang digunakan sebagai sarana Penatausahaan Transaksi dan Penatausahaan Surat Berharga, yang dilakukan secara elektronik. 11. Penyelenggara BI-SSSS yang selanjutnya disebut Penyelenggara adalah Bank Indonesia yang menyelenggarakan BI-SSSS. 12. Setelmen

3 12. Setelmen adalah proses penyelesaian akhir transaksi keuangan melalui pendebitan dan pengkreditan rekening setelmen dana, rekening surat berharga, dan/atau rekening lainnya di Bank Indonesia. 13. Rekening SBN Konversi adalah rekening surat berharga atas nama Nasabah SBN Konversi yang ditatausahakan di Sub- Registry BI dalam rangka pencatatan kepemilikan dan setelmen SBN Konversi. 14. Rekening Kas Umum Daerah yang selanjutnya disingkat RKUD adalah rekening tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh gubernur/bupati/walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan membayar seluruh pengeluaran daerah pada bank yang ditetapkan. 15. Keadaan Tidak Normal adalah situasi atau kondisi yang terjadi sebagai akibat adanya gangguan atau kerusakan pada perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, aplikasi maupun sarana pendukung yang mempengaruhi kelancaran penyelenggaraan BI-SSSS, Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS), Sistem Bank Indonesia Government Electronic Banking (Sistem BIG-eB), Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN), dan aplikasi terkait lainnya, untuk melakukan Setelmen. 16. Keadaan Darurat adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kekuasaan Penyelenggara dan/atau Sub-Registry BI, yang menyebabkan kegiatan operasional BI-SSSS dan/atau Sistem Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (Sistem BI-RTGS), Sistem Bank Indonesia Government Electronic Banking (Sistem BIG-eB), Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN), dan aplikasi terkait lainnya tidak dapat diselenggarakan, yang diakibatkan oleh, tetapi tidak terbatas pada, kebakaran, kerusuhan massa, sabotase, serta bencana alam seperti gempa bumi dan banjir yang dinyatakan oleh pihak penguasa atau pejabat yang berwenang setempat, termasuk Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. II. PRINSIP

4 II. PRINSIP UMUM Layanan Sub-Registry BI dalam rangka konversi penyaluran DBH dan/atau DAU dalam bentuk SBN meliputi: 1. Penyediaan layanan Sub-Registry BI mencakup kegiatan Penatausahaan SBN Konversi untuk kepentingan Nasabah SBN Konversi. 2. Pihak yang dapat menjadi Nasabah SBN Konversi adalah Pemerintah Daerah, yaitu: a. Pemerintah Provinsi; b. Pemerintah Kabupaten; dan c. Pemerintah Kota. 3. Pelunasan pokok atau nominal SBN Konversi dilakukan dengan 3 (tiga) cara, yaitu: a. Pelunasan pada saat jatuh tempo dengan cara tunai melalui pembayaran ke RKUD milik Nasabah SBN Konversi; b. Pelunasan pada saat jatuh tempo dengan penerbitan SBN Konversi seri baru; atau c. Pelunasan sebelum jatuh tempo (early redemption) dengan cara tunai melalui pembayaran ke RKUD milik Nasabah SBN Konversi. III. LAYANAN SUB-REGISTRY BI DALAM PENATAUSAHAAN SBN KONVERSI A. Layanan Sub-Registry BI Dalam rangka menatausahakan SBN Konversi, Sub-Registry BI memberikan layanan sebagai berikut: 1. Melakukan Setelmen pada tanggal yang sama dengan tanggal pelaksanaan Setelmen yang dilakukan oleh Penyelenggara. 2. Melaksanakan pencatatan kepemilikan SBN Konversi. 3. Memelihara dan menjaga kerahasiaan data SBN Konversi. 4. Menyampaikan laporan kepemilikan dan hasil setelmen SBN Konversi kepada Nasabah SBN Konversi. B. Tanggung Jawab

5 B. Tanggung Jawab Sub-Registry BI Dalam rangka menatausahakan SBN Konversi, Sub-Registry BI bertanggung jawab atas: 1. terlaksananya Setelmen milik Nasabah SBN Konversi berdasarkan permintaan tertulis dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko atas nama Menteri Keuangan Republik Indonesia yang disampaikan ke Gubernur Bank Indonesia dan ditembuskan ke Sub-Registry BI; 2. kebenaran pencatatan dan laporan kepemilikan SBN Konversi atas nama Nasabah SBN Konversi. IV. KEWAJIBAN NASABAH SBN KONVERSI Dalam rangka penggunaan layanan Sub-Registry BI, Nasabah SBN Konversi wajib melaksanakan hal-hal sebagai berikut: a. Menyampaikan dokumen terkait permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi sebagaimana dalam butir V.A dan wajib memberikan pemberitahuan secara tertulis kepada Sub-Registry BI dalam hal terdapat perubahan material dari data yang diberikan kepada Sub- Registry BI tersebut. b. Melakukan penelitian atas laporan yang disampaikan oleh Sub- Registry BI dan apabila terdapat perbedaan dengan catatan Nasabah SBN Konversi, segera menyampaikan kepada Sub-Registry BI. c. Memastikan kebenaran dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf a. V. TATA CARA MENJADI NASABAH SBN KONVERSI SUB-REGISTRY BI A. Permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi 1. Permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi yang diajukan oleh Pemerintah Daerah a. Calon Nasabah SBN Konversi menyampaikan surat permohonan kepada Sub-Registry BI melalui Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan yang dilengkapi dengan dokumen pendukung. b. Dalam

6 b. Dalam hal surat permohonan menjadi Nasabah Sub-Registry BI diajukan oleh Kepala Daerah, berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) surat permohonan mengacu pada format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I. 2) surat permohonan dilengkapi dengan dokumen pendukung berupa: a) fotokopi surat keputusan atau surat pengangkatan Kepala Daerah; b) fotokopi bukti identitas diri yang masih berlaku; dan c) data Identitas Pemerintah Daerah dan RKUD dengan mengacu format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III. c. Dalam hal surat permohonan menjadi Nasabah Sub-Registry BI diajukan oleh pejabat yang menerima kuasa khusus dari Kepala Daerah, berlaku ketentuan sebagai berikut: 1) surat permohonan mengacu pada format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II. 2) surat permohonan dilengkapi dengan dokumen pendukung berupa: a) fotokopi surat keputusan atau surat pengangkatan Kepala Daerah; b) fotokopi surat keputusan atau surat pengangkatan pejabat yang menerima kuasa khusus, yang telah dilegalisasi; c) surat kuasa khusus dari Kepala Daerah kepada pejabat yang menerima kuasa khusus, dengan mengacu pada format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran IV; d) fotokopi bukti identitas diri Kepala Daerah dan pejabat yang menerima kuasa khusus, yang masih berlaku; dan e) data Identitas Pemerintah Daerah dan RKUD dengan format sebagaimana dimaksud dalam Lampiran III. 2. Permohonan

7 2. Permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi yang diajukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan a. Permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi sementara dapat diajukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sepanjang Pemerintah Daerah yang telah ditetapkan memperoleh SBN Konversi belum memiliki rekening surat berharga pada Sub-Registry sampai dengan batas waktu yang ditentukan oleh Kementerian Keuangan. b. Surat permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam huruf a diajukan oleh Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan dengan melampirkan dokumen sebagai berikut: 1) data Pemerintah Daerah yang akan menerima SBN Konversi; dan 2) data RKUD masing-masing Pemerintah Daerah yang berisi nomor dan nama RKUD beserta nama bank dan kantor tempat RKUD dibuka. c. Nasabah SBN Konversi yang permohonannya diajukan oleh Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam huruf b tetap wajib menyampaikan surat permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi yang ditandatangani oleh Kepala Daerah atau pejabat yang menerima kuasa khusus dan dokumen sebagaimana dimaksud dalam butir 1.b atau butir 1.c; dan d. Surat permohonan dan kelengkapan dokumen sebagaimana dimaksud dalam huruf c disampaikan melalui Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dan harus sudah diterima oleh Sub-Registry BI paling lama 1 (satu) bulan sejak surat persetujuan menjadi Nasabah SBN Konversi diterbitkan oleh Sub-Registry BI. B. Persetujuan menjadi Nasabah SBN Konversi 1. Persetujuan dari Sub-Registry BI atas permohonan untuk menjadi Nasabah SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam butir A.1 disampaikan secara tertulis kepada Nasabah SBN Konversi

8 Konversi dengan tembusan kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan paling lama 2 (dua) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap, yang dapat didahului dengan faksimile atau sarana elektronik lainnya. 2. Persetujuan dari Sub-Registry BI atas permohonan untuk menjadi Nasabah SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam butir A.2 disampaikan secara tertulis kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan dengan tembusan kepada Nasabah SBN Konversi paling lama 2 (dua) hari kerja sejak dokumen diterima secara lengkap, yang dapat didahului dengan faksimile atau sarana elektronik lainnya. 3. Surat persetujuan menjadi Nasabah SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 dan angka 2 paling kurang memuat: a. persetujuan atas permohonan menjadi Nasabah SBN Konversi; dan b. nama dan nomor Rekening SBN Konversi. VI. BIAYA Sub-Registry BI tidak mengenakan biaya atas layanan Sub-Registry BI kepada Nasabah SBN Konversi. VII. LAPORAN A. Laporan Kepemilikan SBN Konversi 1. Sub-Registry BI menyampaikan laporan kepemilikan SBN Konversi periode bulanan paling lambat 7 (tujuh) hari kerja pada bulan berikutnya, paling kurang memuat: a. nama Nasabah SBN Konversi; b. nomor Rekening SBN Konversi; c. nomor seri SBN Konversi; dan d. saldo dan/atau dana serta mutasi Rekening SBN Konversi. 2. Laporan kepemilikan SBN Konversi disampaikan kepada Nasabah SBN Konversi melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile atau sarana elektronik lainnya, dan ditembuskan

9 ditembuskan kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. 3. Dalam hal terdapat perbedaan antara data pada laporan kepemilikan SBN Konversi yang disampaikan oleh Sub- Registry BI dengan data pada Nasabah SBN Konversi maka Nasabah SBN Konversi dapat melaporkan perbedaan tersebut melalui surat yang didahului dengan faksimile atau sarana elektronik lainnya kepada Bank Indonesia paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya laporan kepemilikan SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam angka 2. 4. Dalam hal Nasabah SBN Konversi tidak melaporkan perbedaan data sebagaimana dimaksud dalam angka 3 maka data yang terdapat dalam laporan kepemilikan SBN Konversi dianggap sebagai data yang benar. 5. Dalam hal Nasabah SBN Konversi membutuhkan laporan kepemilikan SBN Konversi di luar penyediaan laporan periode bulanan, Nasabah SBN Konversi menyampaikan permohonan kepada Sub-Registry BI melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile atau sarana elektronik lainnya. B. Laporan Hasil Setelmen SBN Konversi 1. Sub-Registry BI menyampaikan laporan hasil setelmen SBN Konversi paling lambat 1 (satu) hari kerja setelah pelaksanaan Setelmen. 2. Laporan hasil setelmen SBN Konversi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 disampaikan kepada Nasabah SBN Konversi melalui surat yang dapat didahului dengan faksimile atau sarana elektronik lainnya, dan ditembuskan kepada Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan. VIII. PENANGANAN KEADAAN TIDAK NORMAL DAN/ATAU KEADAAN DARURAT 1. Dalam hal terjadi Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat di Penyelenggara yang mempengaruhi kelancaran Setelmen

10 Setelmen, Sub-Registry BI menginformasikan kepada Nasabah SBN Konversi mengenai terjadinya Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat dimaksud. 2. Penyampaian informasi sebagaimana dimaksud dalam angka 1 apabila penyebab berasal dari BI-SSSS dan Sistem BI-RTGS, yang dilakukan melalui media telepon, faksimile dan/atau sarana elektronik lainnya. 3. Keadaan Tidak Normal dan/atau Keadaan Darurat tersebut juga disampaikan kepada Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, dan/atau Direktorat Jenderal Perbendaharaan. 4. Dalam hal terjadi keadaan Tidak Normal/Keadaan Darurat yang mengakibatkan kegagalan dan/atau keterlambatan Setelmen dan hal lainnya, Sub-Registry BI: a. melakukan penyesuaian waktu Setelmen; dan b. tidak menanggung kewajiban finansial berupa tambahan imbal hasil dan denda keterlambatan. IX. KORESPONDENSI 1. Penyampaian surat-menyurat dan komunikasi terkait pelaksanaan Surat Edaran Bank Indonesia ini ditujukan kepada: Departemen Pengelolaan Pinjaman dan Transaksi Pemerintah Bank Indonesia Jalan M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350. Faksimile 021-3501949 Surat elektronik: customerservice_dpt@bi.go.id 2. Dalam hal terjadi perubahan alamat surat-menyurat dan komunikasi, Bank Indonesia akan memberitahukan melalui surat dan/atau media lainnya. X. KETENTUAN LAIN-LAIN Lampiran I sampai dengan Lampiran IV merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Edaran Bank Indonesia ini. XI. KETENTUAN

11 XI. KETENTUAN PENUTUP Surat Edaran Bank Indonesia ini mulai berlaku pada XXXXXXXXXXXXX. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Bank Indonesia ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Demikian agar Saudara maklum. BANK INDONESIA, DYAH N.K. MAKHIJANI KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN TRANSAKSI PEMERINTAH

12 LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 18/4/DPTP TANGGAL 28 MARET 2016 PERIHAL LAYANAN SUB-REGISTRY BANK INDONESIA DALAM RANGKA KONVERSI PENYALURAN DANA BAGI HASIL DAN/ATAU DANA ALOKASI UMUM DALAM BENTUK NONTUNAI BERUPA SURAT BERHARGA NEGARA. KOP SURAT PEMERINTAH DAERAH Tempat.., tanggal../bulan../tahun.. No. Kepada Departemen Pengelolaan Pinjaman dan Transaksi Pemerintah Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No. 2 JAKARTA 10350 Perihal: Permohonan Menjadi Nasabah Sub-Registry BI Dalam rangka memperoleh layanan Sub-Registry BI dan sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia mengenai layanan Sub-Registry oleh Bank Indonesia, yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... Jabatan : Gubernur/Bupati/Walikota 1.... Berdasarkan :Surat keputusan pengangkatan Gubernur /Bupati/Walikota 2.. Nomor.. tanggal 3 1 Isi salah satu: Gubernur/Bupati/Walikota 2 Isi salah satu: Gubernur/Bupati/Walikota 3 Diisi dengan nomor dan tanggal surat keputusan atau surat pengangkatan dalam jabatan dengan

13 dengan ini mengajukan permohonan menjadi Nasabah Sub-Registry BI. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, bersama ini kami sampaikan dokumen pendukung sebagai berikut: 1. Fotokopi surat keputusan atau surat pengangkatan Kepala Daerah. 2. Fotokopi bukti identitas diri yang masih berlaku. 3. Data identitas Pemerintah Daerah dan RKUD. Demikian apabila permohonan kami telah disetujui, mohon agar Nomor Rekening SBN Pemerintah Daerah kami dapat disampaikan kepada: Nama Pejabat... 4 Nama Jabatan... 5 Provinsi/Kabupaten/Kota... 6 Alamat... 7 Gubernur/Bupati/Walikota 8... STEMPEL PEMDA Ttd Nama Jelas KEPALA DEPARTEMEN PENGELOLAAN PINJAMAN DAN TRANSAKSI PEMERINTAH, DYAH N.K. MAKHIJANI 4 Diisi dengan Nama Pejabat Pengelola Keuangan Anggaran Daerah atau pejabat lain yang ditunjuk untuk menerima surat persetujuan dari Sub-Registry BI 5 Diisi dengan nama jabatan 6 Diisi salah satu: Provinsi/Kabupaten/Kota 7 Isi dengan Alamat lengkap Pemerintah Daerah 8 Diisi salah satu: Gubernur/Bupati/Walikota