BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) merupakan organisasi yang

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. 2.1 Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 125 TAHUN 2008

EVALUASI/FEEDBACK KOMDAT PRIORITAS, PROFIL KESEHATAN, & SPM BIDANG KESEHATAN

Jumlah Penduduk Jawa Timur dalam 7 (Tujuh) Tahun Terakhir Berdasarkan Data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab./Kota

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI. ditingkatkan saat beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak di bidang pabrik

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

P E N U T U P P E N U T U P

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 69 TAHUN 2009 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2010

per km 2 LAMPIRAN 1 LUAS JUMLAH WILAYAH JUMLAH KABUPATEN/KOTA (km 2 )

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 121 TAHUN 2016 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2017

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 94 TAHUN 2016

PEMBANGUNAN PERPUSTAKAAN DESA/KELURAHAN DI JAWA TIMUR 22 MEI 2012

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2014

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2014 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2015

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

Grafik Skor Daya Saing Kabupaten/Kota di Jawa Timur

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 159 TAHUN 1980

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 557 /KPTS/013/2016 TENTANG PENETAPAN KABUPATEN / KOTA SEHAT PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR TIMUR

Lampiran 1 LAPORAN REALISASI DAU, PAD TAHUN 2010 DAN REALISASI BELANJA DAERAH TAHUN 2010 KABUPATEN/KOTA DI JAWA TIMUR (dalam Rp 000)

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/359/KPTS/013/2015 TENTANG PELAKSANAAN REGIONAL SISTEM RUJUKAN PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 110 TAHUN 2016

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 10 TAHUN 1979 TENTANG

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 41/PHPU.D-VI/2008 Tentang Sengketa perselisihan hasil suara pilkada provinsi Jawa Timur

Apakah Infeksi Menular Seksual (IMS) itu?

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

EVALUASI TEPRA KABUPATEN/KOTA PROVINSI JAWA TIMUR OKTOBER 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG UPAH MINIMUM KABUPATEN / KOTA DI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 75 TAHUN 2015 TENTANG

2. JUMLAH USAHA PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunant. Bemula dari perjalanan bisnis yang Ia lakukan, namun pada. Kota kecil di Italia Utara bernama Solferino pada tahun 1859.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

KABUPATEN / NO ORGANISASI PERANGKAT DAERAH ALAMAT KANTOR KOTA. Dinas PMD Kab. Trenggalek

Gambar 1. Analisa medan angin (streamlines) (Sumber :

PERKIRAAN BIAYA (Rp) PENUNJUKAN LANGSUNG/ PEMBELIAN SECARA ELEKTRONIK PENGADAAN LANGSUNG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

DAFTAR ISI JATIM DALAM ANGKA TERKINI TAHUN TRIWULAN I

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

TABEL II.B.1. KEGIATAN ANEKA USAHA KEHUTANAN DI KABUPATEN/ KOTA TAHUN

PEMERINTAH PROPINSI JAWATIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG DINAS PEKERJAAN UMUM BINA MARGA PROPINSI JAWATIMUR

BAB I PENDAHULUAN. mengurus dan mengatur keuangan daerahnya masing-masing. Hal ini sesuai

VISITASI KE SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 109 TAHUN 2016

PALANG MERAH INDONESIA. BUDI PURWANTO, SSi, MSi

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR: 21/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

STIKOM SURABAYA BAB II. PROFIL PT PLN (Persero) DISTRIBUSI JAWA TIMUR. 2.1 Sejarah dan perkembangan Sejarah PLN

TABEL II.A.1. LUAS LAHAN KRITIS DI LUAR KAWASAN HUTAN JAWA TIMUR TAHUN

Merah/Bulan Sabit Merah Internasional

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/43/KPTS/013/2006 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

UPAH MINIMUM KABUPATENIKOTA DI JA WA TlMUR TAHUN 2004

KETERSEDIAAN DATA KESEHATAN MASYARAKAT DI PROP. JAWA TIMUR DINKES PROPINSI JATIM

Nomor : KT.304/ 689 /MJUD/XI/2014 Surabaya, 20 Nopember 2014 Lampiran : - Perihal : Awal Musim Hujan 2014/2015 Prov. Jawa Timur.

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 406 TAHUN 1991 TENTANG

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. sebuah provinsi yang dulu dilakukan di Indonesia atau dahulu disebut Hindia

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) JAWA TIMUR TAHUN 2015

DANA PERIMBANGAN. Lampiran 1. Data Dana Perimbangan

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KANTOR WILAYAH IX (GEDUNG KEUANGAN NEGARA II)

LUAS AREAL DAN PRODUKSI / PRODUKTIVITAS PERKEBUNAN RAKYAT MENURUT KABUPATEN TAHUN Jumlah Komoditi TBM TM TT/TR ( Ton ) (Kg/Ha/Thn)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PROBOLINGGO TAHUN 2016

RESUME PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 IHPS I TAHUN 2016

BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA RESMI STATISTIK

EVALUASI PROGRAM KKBPK DATA MARET 2017 PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL PROPINSI JAWA TIMUR,

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Pemerintah Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pusat dan pemerintah daerah, yang mana otonomi daerah merupakan isu strategis


BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

Jumlah Penderita Baru Di Asean Tahun 2012

Kami sampaikan juga bahwa hasil ujian PLPG tersebut dapat diakses melalui laman kami

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Analisis Biplot pada Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Variabel-variabel Komponen Penyusun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

PERADILAN ADMINISTRASI NEGARA (PTUN)

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

BAB 3 METODE PENELITIAN. disajikan pada Gambar 3.1 dan koordinat kabupaten/kota Provinsi Jawa Timur disajikan

Surabaya, 11 Juni 2014

BAB III DATA PENELITIAN TENTANG PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO NOMOR 1776/PDT.G/2011/PA.SDA DAN PUTUSAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SURABAYA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Lampiran 1. Tabel Durbin-Watson LAMPIRAN

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN BABAK SEMIFINAL KMNR 12 RAYON SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Program dari kegiatan masing-masing Pemerintah daerah tentunya

BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG MASALAH Dinamika yang terjadi pada sektor perekonomian Indonesia pada masa lalu

RILIS HASIL LISTING SENSUS EKONOMI 2016 PROVINSI JAWA TIMUR TEGUH PRAMONO

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI 2.1. Sejarah Berdirinya Palang Merah Indonesia Berdirinya Palang Merah di Indonesia sebetulnya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II, tepatnya 12 Oktober 1873. Pemerintah Kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia dengan nama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indië (NERKAI) yang kemudian dibubarkan pada saat pendudukan Jepang. Perjuangan mendirikan Palang Merah Indonesia (PMI) diawali 1932. Kegiatan tersebut dipelopori Dr. R. C. L. Senduk dan Dr. Bahder Djohan dengan membuat rancangan pembentukan PMI. Rancangan tersebut mendapat dukungan luas terutama dari kalangan terpelajar Indonesia, dan diajukan ke dalam Sidang Konferensi NERKAI pada 1940, akan tetapi ditolak mentah-mentah oleh Belanda dengan alasan saat itu sudah terdapat organisasi Palang Merah bernama NERKAI. Rancangan tersebut disimpan menunggu saat yang tepat. Seperti tak kenal menyerah pada saat pendudukan Jepang mereka kembali mencoba untuk membentuk Badan Palang Merah Nasional, namun sekali lagi upaya itu mendapat halangan dari Pemerintah Tentara Jepang sehingga untuk yang kedua kalinya rancangan tersebut kembali disimpan. 6

7 Proses pembentukan PMI dimulai 3 September 1945 saat itu Presiden Soekarno memerintahkan Dr. Boentaran (Menkes RI Kabinet I) agar membentuk suatu badan Palang Merah Nasional. Dibantu panitia lima orang yang terdiri dari Dr. R. Mochtar sebagai Ketua, Dr. Bahder Djohan sebagai Penulis dan tiga anggota panitia yaitu Dr. R. M. Djoehana Wiradikarta, Dr. Marzuki, Dr. Sitanala, Dr Boentaran mempersiapkan terbentuknya Palang Merah Indonesia. Tepat sebulan setelah kemerdekaan RI, 17 September 1945, PMI terbentuk. Peristiwa bersejarah tersebut hingga saat ini dikenal sebagai Hari PMI. Peran PMI adalah membantu pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama tugas kepalangmerahan sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan Konvensi-Konvensi Jenewa 1949 yang telah diratifikasi oleh pemerintah Republik Indonesia pada tahun 1958 melalui UU No 59. Sebagai perhimpunan nasional yang sah, PMI berdiri berdasarkan Keputusan Presiden No 25 tahun 1950 dan dikukuhkan kegiatannya sebagai satu-satunya organisasi perhimpunan nasional yang menjalankan tugas kepalangmerahan melalui Keputusan Presiden No 246 tahun 1963. Pada awal berdirinya, Palang Merah Indonesia berpusat di Jakarta yang mana dalam perkembangannya dari waktu ke waktu telah menjadi PMI Pusat. Dengan pertimbangan untuk pengembangan, dimana dibutuhkan cabang-cabang untuk mengelola wilayah diseluruh Indonesia, dengan perlahan dibentuklah PMI daerah (tingkat provinsi) yang kemudian membawahi PMI cabang (tingkat kota

8 dan kabupaten). Sampai saat ini PMI telah berada di 33 PMI Daerah (tingkat provinsi) dan sekitar 408 PMI Cabang (tingkat kota/kabupaten) di seluruh indonesia. Khususnya pada PMI Daerah provinsi Jawa Timur, mengelola 38 PMI cabang kota dan kabupaten yang terdiri dari : 1. Kota Surabaya 2. Kab. Gresik 3. Kab. Sidoarjo 4. Kota Mojokerto 5. Kab. Mojokerto 6. Kab. Jombang 7. Kota Malang 8. Kab. Malang 9. Kota Pasuruan 10. Kab. Pasuruan 11. Kota Probolinggo 12. Kab. Probolinggo 13. Kab. Lumajang 14. Kota Kediri 15. Kab. Kediri 16. Kab. Nganjuk 17. Kab. Tulungagung 18. Kab. Trenggalek 19. Kota Blitar 20. Kab. Blitar 21. Kota Madiun 22. Kab. Madiun 23. Kab. Magetan 24. Kab. Ponorogo 25. Kab. Ngawi 26. Kab. Pacitan 27. Kab. Jember 28. Kab. Bondowoso 29. Kab. Situbondo 30. Kab. Banyuwangi 31. Kab. Pamekasan 32. Kab. Sampang 33. Kab. Sumenep 34. Kab. Bangkalan 35. Kab. Bojonegoro 36. Kab. Tuban 37. Kab. Lamongan 38. Kota Batu

9 Palang Merah Indonesia Daerah Jawa Timur berdiri pada tahun 1960 dipimpin oleh seorang Komisaris yaitu dr. Angka Nitisastro dipilih melalui Musyawarah Daerah (MUSDA) PMI Jatim bertempat di Lembaga Kesehatan Negara (LKN) terletak di jalan Indrapura Surabaya. Sedangkan Markas Daerah pada waktu itu masih bergabung menjadi satu dengan Markas Cabang di Jalan Tunjungan No. 53 Surabaya pada tahun 1960. Kemudian pindah lagi ke Jl. Tunjungan 61 pada tahun 1963 dari Jl. Tunjungan 61 pindah ke Jl. Cempaka No. 2 tahun 1970. Pada tahun 1975 Markas PMI Daerah pindah ke Jl. Kalibokor No. 161 Surabaya, dan tahun 2003 Markas PMI Daerah Jawa Timur pindah lagi ke jl. Karang Menjangan No. 22 hingga sekarang ini. Program - program yang dilaksanakan oleh PMI Provinsi Jawa Timur dalam rentang waktu lima tahun terakhir meliputi: 1. Penanggulangan Bencana (PB), 2. Program pelayanan kesehatan, 3. Program pelayanan sosial, 4. Program peningkatan fungsi / peran komunikasi dan informasi 5. Program yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas organisasi.

10 2.1.1. Visi Palang Merah Indonesia Palang Merah Indonesia (PMI) mampu dan siap menyediakan pelayanan kepalangmerahan dengan cepat dan tepat dengan berpegang teguh pada prinsip - prinsip Dasar Palang Merah Internasional. 2.1.2. Misi Palang Merah Indonesia Dengan melaksanakan peningkatan kemampuan organisasi secara berkelanjutan agar mampu melaksanakan tugas - tugas sebagai berikut: 1. Kesiap-siagaan di dalam Penanggulangan Bencana dan Konflik yang berbasis pada masyarakat. 2. Bantuan dalam bidang kesehatan, termasuk bantuan kesehatan dalam keadaan darurat yang berbasis pada masyarakat. 3. Pengelolaan Transfusi Darah secara profesional 4. Dukungan dalam HIV / AIDS yang mencakup usaha preventif, antistigma dan diskriminasi, serta dukungan dan kepedulian terhadap ODHA (Orang dengan HIV / AIDS) dan keluarganya. 5. Pengembangan dan penguatan kapasitas organisasi di seluruh jajaran PMI guna meningkatkan kualitas potensi sumber daya manusia, sumber daya dan dana agar visi misi dan program PMI dapat diwujudkan secara berkesinambungan.

11 2.1.3. Tujuan Palang Merah Indonesia Tujuan dari Palang Merah Indonesia adalah : 1. Menyempurnakan organisasi dan tata laksana PMI di semua tingkatan untuk persiapan peningkatan kemandirian dan kenetralan PMI. 2. Meringankan penderitaan sesama manusia apapun sebabnya, dengan tidak membedakan golongan, bangsa, warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2.1.4. Kegiatan Organisasi Kegiatan Palang Merah Indonesia adalah menyediakan jasa, jasa yang sering dibuat sebagai berikut : 1. Penanggulangan Bencana (PB), 2. Program pelayanan kesehatan, 3. Program pelayanan sosial, 4. Program peningkatan fungsi / peran komunikasi dan informasi 5. Program yang ditujukan untuk pengembangan kapasitas organisasi.

12 2.2. Struktur Organisasi Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Jawa Timur Pengurus Daerah Kepala Markas Daerah RS UTDD Kepala Bidang Pelayanan Kepala Bidang Administrasi Sub Bidang PB Sub Bidang Yankesos Sub Bidang SDM Sub Bidang Organisasi Sub Bidang Logistik, keuangan Sub Bidang Umum dan kepegawaian PMR KSR TSR Gambar 2.1 Struktur Palang Merah Indonesia Provinsi Jawa Timur Tugas dan wewenang masing-masing bagian yang ada dalam struktur bagian adalah sebagai berikut : 1. Pengurus Daerah Pengurus Daerah Palang Merah Indonesia Daerah Jawa Timur mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk memimpin dan mengelola seluruh kegiatan PMI daerah Jawa Timur secara efektif dan efisien sesuai misi dan tujuan organisasi sebagaimana telah ditetapkan oleh PMI Pusat.

13 2. Kepala Markas Daerah Kepala Markas Daerah Palang Merah Indonesia Daerah Jawa Timur mempunyai tugas pokok dan fungsi untuk mengkoordinasikan, dan mengelola kegiatan yang ada pada Palang Merah Indonesia provinsi Jawa Timur. Sekaligus bertugas dalam mengontrol masing-masing Kepala Bidang pada PMI Provinsi Jawa Timur. 3. UTDD UTDD adalah Unit Transfusi Donor Darah yang terdapat pada masingmasing cabang kota dan kabupaten. Tugas pokok dan fungsi dari UTDD adalah : 1. Bertanggung jawab atas pengendalian kualitas darah. 2. Bertanggung jawab dalam melakukan pelaporan dari jumlah kantung darah yang dihasilkan masing-masing Unit Donor Darah di setiap cabang kota dan kabupaten. 4. Kepala Bidang Pelayanan Kepala Bidang Pelayanan pada Palang Merah Indonesia provinsi Jawa Timur berfungsi sebagai coordinator yang mengelola 3 Sub Bidang, yaitu : 1. Penanggulangan bencana 2. Yankesos 3. Sumber daya manusia

14 5. Kepala Bidang Administrasi Kepala Bidang Administrasi pada Palang Merah Indonesia provinsi Jawa Timur berfungsi sebagai coordinator yang mengelola 3 Sub Bidang, yaitu : 1. Organisasi dan Komunikasi 2. Logistik, keuangan dan sumber dana 3. Umum dan kepegawaian 6. Sub Bidang Penanggulangan Bencana Bidang penanggulangan bencana mempunyai fungsi khusus dalam bidang kebencanaan yang terjadi pada wilayah Jawa Timur. Seksi ini mempunyai tugas pokok : 1. Mengawasi seluruh bencana-bencana yang dapat terjadi pada wilayah Jawa Timur 2. Bekerja sama dengan pihak BMKG dalam mengawasi bencana 3. Memanajemen kegiatan-kegiatan PMI bilamana terjadi bencana 4. Membuat laporan pada kegiatan kebencanaan 5. Menyediakan informasi terupdate pada daerah-daerah rawan bencana 6. Mengkoordinasi PMI cabang kota dan kabupaten dalam pemberangkatan tim Satgana

15 7. Sub Bidang Yankesos dan UKTD Bidang yankesos adalah bidang yang mengelola pelayanan kesehatan dan sosial. Seksi ini mempunyai tugas pokok : 1. Menyediakan pelayanan kesehatan yang disediakan pada PMI provinsi Jawa Timur 2. Mengkoordinir pelayanan sosial yang disediakan pada PMI provinsi Jawa Timur 8. Sub Bidang Sumber Daya Manusia Bidang SDM adalah bidang yang Sumber daya manusia yang ada khususnya pada manajemen relawan. Seksi ini mempunyai tugas pokok : 1. Mengawasi manajemen relawan yang ada di setiap PMI cabang kota dan kabupaten di wilayah Jawa Timur 2. Membuat laporan setiap data relawan yang dikirim oleh PMI cabang kota dan kabupaten di Jawa Timur guna dikirimkan ke PMI pusat 2.3 Kondisi Organisasi Dari data pada PMI Provinsi Jawa Timur di bidang SDM, PMI Provinsi Jawa Timur kini memiliki 608 Ranting yang tersebar di 38 Cabang. Sedangkan Unit Transfusi Darah (UTD) memiliki 37 Kabupaten / Kota. Sesuai data tahun 2009 Sumber daya manusia yang menjadi tulang punggung PMI Provinsi Jawa Timur adalah 82.625 anggota PMR PMI sedangkan TSR sebanyak 3.180 anggota,

16 3.309 anggota KSR, 1644 anggota Pembina, 413 orang Pengurus Cabang dan 24 Staf Markas. Fasilitas pendukung dalam melaksanakan 7 Prinsip Palang Merah yang dimiliki PMI Provinsi Jawa timur sebagai beriku: Pos Pertolongan Pertama sebanyak minimal 1 unit setiap PMI Kab / Kota. PMI memiliki PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) yang menangani pengobatan Gawat Darurat di PMI Kab. Malang sebanyak 2 unit bertempat di Jl. Raya Bedali Lawang dan Kebon Agung No. 123, serta PMI Kab. Jember bertempat di Jl. Brawijaya No. 61 A Jember. Untuk pengembangan Sumber daya manusia baik Pengurus maupun Staf hingga Relawan PMI memiliki Pusdiklat dan Outbond yang terletak di Jl. Ratna Kel. Kembangan Kec. Kebomas Kabupaten Gresik. PMI Provinsi Jawa Timur juga mempunyai Tim Satgana sebanyak 1.078 orang yang setiap Kab / Kota memiliki 1 (satu) Tim Satgana yang terdiri dari 30 orang personil KSR dan TSR yang akan berfungsi dalam memberikan pelayanan kepalangmerahan. Sedangkan TBRC (Tim Bantuan Reaksi Cepat) sebanyak 210 orang.