Minutes of Meeting. Project Meeting

dokumen-dokumen yang mirip
Taman Nasional Sembilang

LAPORAN PROJECT MEETING (Kedua 2014)

Restoration Seminar. Jakarta, 22 Januari 2013

Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi

MINUTES OF THE JAKARTA SEMINAR ON RESTORATION OF ECOSYSTEM IN CONSERVATION AREAS

Minutes of Joint Coordinating Committee Meeting For Project on Capacity Building for Restoration of Ecosystems in Conservation Areas

Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi

PELAKSANAAN PLANTING CEREMONY

LAPORAN KEGIATAN MANGROVE TRAIL OPENING CEREMONY DI TAMAN NASIONAL SEMBILANG

Pedoman Tata Cara Restorasi di Kawasan Konservasi

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa dan terletak sekitar 30 kilometer di Utara wilayah Provinsi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan memiliki prospek baik, potensi hutan alam yang menarik. memiliki potensi yang baik apabila digarap dan sungguh-sungguh

Panduan Teknis Restorasi di Kawasan Konservasi

Panduan Teknis Restorasi di Kawasan Konservasi

II. PANITIA PELAKSANA KEGIATAN, MODERARTOR DAN NARASUMBER

Menyelamatkan Daerah Aliran Sungai (DAS): Saatnya Bertindak Sekarang

I. PENDAHULUAN. Kawasan Pelestarian Alam (KPA). KSA adalah kawasan dengan ciri khas

RENCANA PENELITIAN INTEGRATIF PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI TAHUN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang Perubahan fungsi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Model Desa Konservasi

BAB I PENDAHULUAN. Hampir separuh wilayah daratnya berupa hutan. Untuk itu pemerintah

MANAJEMEN HABITAT DAN POPULASI SATWALIAR LANGKA PASCA BENCANA ALAM ERUPSI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

BAGIAN KETIGA PEDOMAN PEMBUATAN TANAMAN REBOISASI HUTAN KONSERVASI DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL REHABILITASI HUTAN DAN LAHAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PEMANFAATAN BIOGAS UNTUK USAHA KEMANDIRIAN ENERGI RUMAH TANGGA SEKALIGUS IKUT SERTA DALAM UPAYA MENDUKUNG GERAKAN KONSERVASI LINGKUNGAN

III. METODE PENELITIAN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /296/ /2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PROSIDING WORKSHOP PENGEMBANGAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

SAMBUTAN MENTERI KEHUTANAN PADA ACARA FINALISASI DAN REALISASI MASTERPLAN PUSAT KONSERVASI KEANEKARAGAMAN HAYATI (PPKH) Pongkor, Selasa, 23 April 2013

OLEH RIZAL FARISTA ACHMAT NIM

AGENDA ACARA WORKSHOP JURNALIS Hotel Novotel Bogor dan Tambang PT Antam, Tbk, 6-9 September 2015

Resort Based Management Dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah

LAPORAN TRIWULAN BADAN RESTORASI GAMBUT RI KEPADA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA JULI SEPTEMBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. Sapikerep yaitu Gunung Bromo yang merupakan gunung terkenal di Jawa. Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Lumajang.

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 3,200,000, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 25,835,766, BELANJA LANGSUNG 46,824,589,000.00

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian. 1.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL NOMOR : P. 06 /V-PTH/2007

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

KERANGKA ACUAN PELAKSANAAN EVALUASI AKHIR PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA PADA SIKLUS HIBAH 1

PROPOSAL DESIGNING PROJECT PENANGANAN SAMPAH DAN PENCEMARAN SUNGAI BRANTAS DI KAWASAN SPLENDID-MALANG. Oleh. WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia)

Gerakan Nasional Penyelamatan Tumbuhan dan Satwa Liar : Jawaban Indonesia pada Dunia Kamis, 14 April 2016

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

Kriteria Pengembangan Kawasan Wisata Alam Air Terjun Madakaripura, Kabupaten Probolinggo

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, maka perlu menetapkan Peraturan Menteri Kehutanan tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ada di Indonesia. Kebutuhan akan kawasan konservasi sebagai kawasan yang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG NOMOR : P.8/PDASHL-SET/2015 TENTANG

1/12 COLABORATIVE MANAGEMENT UNTUK KAWASAN EKOSISTEM ESENSIAL DI KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN. tempat dengan tempat lainnya. Sebagian warga setempat. kesejahteraan masyarakat sekitar saja tetapi juga meningkatkan perekonomian

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.83/Menhut-II/2014 TENTANG

PEMANFAATAN JASA KARBON HUTAN DI KAWASAN HUTAN KONSERVASI Operasionalisasi Peran Konservasi kedalam REDD+ di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dilakukan secara tradisional untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

LAPORAN PERKEMBANGAN BROP KEBUN ENERGI

KERANGKA ACUAN EVALUASI PERTENGAHAN PROGRAM MITRA TFCA- SUMATERA UNTUK SIKLUS HIBAH 2

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten mempunyai fungsi sebagai berik

MEREHABILITASI LAHAN MELALUI POLA ADOPSI POHON Oleh Sutrisno Sumantri, S.Hut *

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. masuk dalam pengelolaan TNGGP. Klaim dilakukan dengan cara alih status Batu

5. EVALUASI EFEKTIVITAS PENGELOLAAN

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM DAN EKOSISTEM

WORKSHOP PENYUSUNAN GUIDELINES PEMETAAN HABITAT DAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN DALAM RANGKA PENGELOLAAN PERIKANAN PUKAT HELA DI ARAFURA

I. PENDAHULUAN. yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kekayaan Indonesia dalam keanekaragaman jenis tumbuhan merupakan hal

KEBIJAKAN NASIONAL PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN KAWASAN KONSERVASI DAN HUTAN LINDUNG

Standard Operating Procedure

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BERSAMA ANTARA DIREKTUR JENDERAL PENGENDALIAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DAN HUTAN LINDUNG DAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

RENCANA OPERASI PENYINGKIR HALANGAN (BROP) PEMBUATAN DEMPLOT KEBUN TERPADU

LAPORAN WORKSHOP ITEM REVIEW OSCE KEDOKTERAN

2016, No informasi geospasial dengan melibatkan seluruh unit yang mengelola informasi geospasial; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

PERJANJIAN KERJASAMA PEMANFAATAN JASA LINGKUNGAN AIR / ENERGI AIR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya raya akan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan keadaan aslinya (Hairiah, 2003). Hutan menjadi sangat penting

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2013 TENTANG PEDOMAN REKLAMASI HUTAN PADA AREAL BENCANA ALAM

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT (PHBM) DALAM UPAYA PERLINDUNGAN KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat suatu bencana.

ISLAM NOMOR : P.7/PDASHL-SET/2015 NOMOR : DJ:II/555 TAHUN 2015 TENTANG

Green Corridor Initiative Project (Prakarsa Lintasan Hijau)

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PENANGANAN GANGGUAN USAHA PERKEBUNAN SERTA PENGENDALIAN KEBAKARAN KEBUN DAN LAHAN Hari

LEMBAR INFORMASI JARINGAN MASYARAKAT HUTAN KORIDOR GUNUNG SALAK-HALIMUN

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.38/Menhut-II/2014 TENTANG

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN Klinik Akreditasi LamptKes Sri Teguh Rahayu, M. Farm., Apt

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Minutes of Meeting Project Meeting (Jakarta, 21 Januari 2013) Hari/ Tanggal : Senin/21 Januari 2013 Tempat : Hotel Menara Peninsula, Jakarta Waktu : 09.00-16.00 Daftar Hadir : Terlampir Agenda : Waktu Acara Pembicara 9.30-9.40 Pembukaan oleh moderator 9.40-10.00 Sambutan oleh Kasubdit KPA & TB Bapak Jefri 10.00-10.30 Cofeebreak 10.30-10.50 Pemaparan kemajuan di TN. Bromo tengger Semeru Bapak Andi Iskandar 10.50-11.10 Pemaparan kemajuan di TN. Sembilang Bapak Slamet Riyadi 11.10-11.30 Pemaparan kemajuan di TN. Gunung Ciremai Bapak Nurhadi 11.30-11.50 Pemaparan kemajuan di TN. Gunung Merapi Bapak Sulistyono 11.50-12.10 Pemaparan kemajuan di TN. Manupeu Tanah Daru Bapak Marthen H. B. 12.10-12.30 Diskusi I 12.30-13.30 Makan dan istirahat 13.30-13.45 Pemaparan kemajuan umum selama tiga bulan Mr. Hideki Miyakawa 13.45-14.00 Pemaparan guide book on Restoration Plants Ibu Desitarani

14.00-14.15 Pemaparan pedoman praktis pembuatan persemaian dari cabutan Bapak Darsono 14.15-14.30 Pemaparan Pengendalian Invasive Alien Species (IAS) Ms. Reiko Hozumi 14.30-14.50 Diskusi II - Mr. Toni Artaka - Mr. Widodo 14.50-15.45 Pemaparan Laporan Training di Jepang - Mr. Rudiono 15.45-16.00 Penutupan Kata Sambutan Bapak Jefry S ( Kepala Sub Direktorat KPA TB ) - Kegiatan restorasi merupakan kegiatan yang sangat menarik. Output dari kegiatan restorasi adalah pedoman untuk restorasi. Sambutan dari Bapak Bambang Dahono Aji yang disampaikan oleh Bapak Jefry : Proyek RECA menjadi penguat antara staf dan stakeholder di area yang teregradasi yang memiliki ekosistem yang berbeda. Output dari proyek RECA : a. Menyusun panduan teknis kegiatan restorasi di 5 Taman Nasional b. Perencanaan dan penerapan teknis kegiatan restorasi di 5 Taman Nasional c. Terciptanya kerjasama, kolaborasi antara multi stakeholder dan sektor.

Sampai dengan tahun ke 3 proyek JICA-RECA, ada beberapa kegiatan yang telah dilakukan : 1. Adanya monitoring kegiatan ujicoba. 2. Terbentuknya draft panduan teknis. 3. Membangun kerjasama dengan stakeholder. 4. Mengendalikan Invasive Species. 5. Mengadakan studi banding ke REKI. 6. Melakukan konsultasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM). 7. Mengadakan evaluasi proyek midterm 21 September 2012 6 Oktober 2012. 8. Adanya kerjasama dengan PT. TS TECH. 9. Datangnya short term expert Mr. Hiroaki Okabe. 10. Melakukan pengiriman staf kehutanan untuk training di jepang. Semoga kegiatan JICA-RECA ini bisa efektif dan efisien sehingga bisa menjadi contoh proyek restorasi. Karena Kementrian Kehutanan merupakan departemen yang diperhatikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI. Sebaiknya laporan berupa keuangan, pengelolaan hibah, serah terima barang hibah, segera diselesaikan sehingga tidak menjadi temuan BPK. Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Proyek di 5 Site Laporan Kemajuan Pelaksanaan Kegiatan Proyek dari JICA RECA Pusat Diskusi 1. Ibu Reiko Hozumi (JICA-RECA Project Coordinator) Pertanyaan kepada Bapak Marthen & Bapak Nurhadi

Mengenai penunjang alami apakah di TNMT dan Site Seda sudah dilaksanakan dan bagaiamana anakan yang baru? apakah sudah tumbuh? 2. Bapak Marthen ( FM Taman Nasional Manupeu Tanahdaru ) Di TNMT sudah dilaksanakan dan ada tumbuhan baru yang tumbuh karena lokasi sudah bersih. Untuk pengukuran masih dilakukan oleh Bapak Lutfi & Bapak Eka. 3. Bapak Nurhadi ( FM Taman Nasional Gunung Ciremai ) Di Site Seda tanaman anakan masih belum bisa dipindahkan, karena dari anakan di taman nasional masih akan dilakukan untuk penanaman pengkayaan dulu. 4. Bapak Eko Warsito ( Direktorat BPDAS PS ) 1. Dari hasil output proyek restorasi ini bisa diambil keuntungan, yaitu akan ada beberapa jenis tanaman baru yang ditemukan selama proyek restorasi. 2. Saran untuk Field Manager : FM Bromo Tengger Semeru : -Untuk menahan sedimentasi disarankan menggunakan bronjung kawat & batu saja, walaupun lebih mahal tetapi akan lebih kuat. -Sebaiknya dana sosialisasi diberikan lebih tinggi. - Dalam memotong countur sebaiknya lebih diperhatikan, karena setelah diteliti pemotongan countur sangat sulit. FM Sembilang : -Sebaiknya melakukan studi banding ke daerah Pugu Raya Kalimantan, karena disana banyak tanaman Mangrove jenis lain yang bisa dijadikan kayu arang. Studi

banding bertujuan agar FM Sembilang bisa mencontoh dan mendapatkan ilmu agar tingkat kematian penanaman Mangrove bisa berkurang. Apakah ombak menimbulkan masalah dalam penanaman? FM TNGM : -Pada dataran tinggi ada beberapa jenis tanaman yang tidak dapat tumbuh sehingga tidak disarankan untuk dikembangkan. Karena tanaman puspa lambat tidak disarankan untuk dikembangkan. Sebaiknya tanaman Damar yang dikembangkan. 5. Bapak Bambang Darmadja ( Kepala Balai TN Gunung Merapi ) Kesuksesan proyek restorasi bisa berhasil apabila didukung kegiatan Teknis dan non-teknis. Sebaiknya field manager TNGM meningkatkan lagi komunikasi dengan Masyarakat sekitar area restorasi. Meningkatkan ekonomi masyarakat sehingga dapat mendukung kegiatan restorasi di TNGM. 6. Bapak Dulhadi ( Kepala Balai TN Gunung Ciremai ) Saran : (1) Adanya perjanjian yang jelas dengan pesanggem di TNGM sehingga setelah proyek selesai tidak terjadi kebingungan. (2) Unsur Muspika (Musyawarah Pimpina Kecamatan) di Magelang bisa dijadikan contoh yang baik. Pendekatan dengan masyarakat ditingkatkan sehingga kinerja akan meningkat. (3) Kantong serabut kelapa di TNGM sepertinya cocok dilaksakan di TNGC. (4) Perlu dilakukan batasan perlakuan agar output yang dihasilkan jelas.

7. Ibu Retno Suratri ( Direktorat Kawasan Konservasi dan Bina Hutal Lindung) Sebaiknya kegiatan Biogas dilakukan di Taman Nasional Ciremai dan Merapi karena banyak masyarakat yang memiliki hewan ternak. 8. Bapak Miyakawa (JICA-RECA Chief Advisor) (1) Presentasi dari semua field manager sudah cukup bagus, akan tetapi jenis tanaman yang ditanam sebaiknya memiliki nama latin yang jelas. (2) Untuk uji coba restorasi, banyak perlakuan seperti penggunaan Hidrogel, Infus dan lain-lain. Untuk jarak tanam 3x3, 4x4, dan 5x5. Menggunakan jalur dan acak. Lebih baik pada tahun depan difokuskan pada 1 jenis pionis dan 1 jenis klimak. Untuk jarak tanam sebaiknya digunakan 4x4 saja. 9. Bapak Andi Iskandar ( FM TN Bromo Tengger Semeru ) Berkaitan dengan penggunaan batu, di Ranu Pani batu sangat sedikit sehingga perlu mendatangkan batu dan membutuhkan biaya yang besar. Sehingga untuk sementara alangkah baiknya menggunakan bahan-bahal lokal saja. Sebaiknya JICA lebih memperhatikan dan konsen dengan masalah sedimentasi karena masyarakat sekitar sudah tidak perduli lagi. 10. Bapak Sulistyono (FM TN Gunung Merapi )

Perlu dilakukan identifikasi yang lebih dalam untuk mengetahui jenis tumbuhan apa yang tumbuh lebih cepat apakah dari biji atau cabutan. 11. Bapak Slamet Riyadi (FM TN Sembilang) Ombak besar tidak berpengaruh pada lokasi penanaman, ombak hanya berpengaruh pada pengangkutan bibit tanaman. 12. Bapak Bambang Darmadja (Kepala Balai TN Gunung Merapi) Kegiatan biogas sudah dilakukan di Desa Dukun Magelang. Desa Rajuk Besi dan Desa Wisata Bahari dijadikan sebagai desa Konservasi Mandiri. 13. Bapak Dulhadi (Kepala Balai TN Gunung Ciremai) Ternak yang ada di Ciremai sebagian besar adalah domba dan kambing jadi tidak mungkin dilakukan kegiatan biogas karena memerlukan waktu yang cukup lama. 14. Ibu Desitarani (JICA RECA Technical Assistant) Kantong serabut kelapa merupakan salah satu kegiatan yang idenya berasal dari Internasional Simposium di Bali. Untuk kedepannya serabut kelapa akan dilaksanakan di taman nasional lain. 15. Bapak Agoes Sriyanto (JICA RECA National Expert) Aspek social, ekonomi masyarakat memang perlu ditingkatkan agar kegiatan restorasi bisa dilakukan secara maksimal. Diharapkan proyek restorasi dari JICA bisa membantu pihak PHKA dalam pemulihan ekosistem.

16. Bapak Jefry S ( Kasubdit KPA TB ) (1) Data yang dimiliki oleh KKBHL, bahwa adanya penurunan kawasan konservasi. Diharapkan pada tahun 2013-2014 pedoman atau petunjuk yang dihasilkan dari proyek restorasi segera terwujud. (2) Terkait dengan peraturan peralihan ekosistem, diharapkan tahun 2013 bisa terwujud sehingga kedepannya ada peran masyarakat dalam konservasi. (3) Dimohon supaya laporan mengenai pengendalian Invasive Alien Species di TNGM segera diberikan ke KKBHL. (4) Perlu dilakukan penelitian lagi mengenai press blok yang dikembangkan di TNGM. (5) Semoga dalam waktu 1 sampai 2 minggu MOU PT.TS TECH bisa diselesaikan. 17. Bapak Tatang (Kepala Balai TN Sembilang) Penyusunan pedoman yang baik adalah hasil dari uji coba dan rancangan uji coba, tapi mengapa di TNS belum dilakukan kegiatan uji coba restorasi? Bagaimana bisa menghasilkan pedoman yang baik apabila hanya menggunakan waktu yang singkat. Alangkah baiknya apabila uji coba dilaksanakan oleh JICA. 18. Bapak Miyakawa (JICA-RECA Chief Advisor) Saat ini Proyek RECA sedang menyusun pedoman restorasi yang berdasarkan hasil kegiatan uji coba yang dilakukan di 5 Taman Nasional. 19. Ibu Siti Rahayu ( Direktorat BPDAS PS) (1) Di BPDAS & PS sudah memiliki buku pedoman persemaian, sehingga bisa dijadikan referensi mengenai data yang belum ada dalam proyek restorasi.

(2) Persyaratan sebuah persemaian yang baik itu adalah dekat dengan aliran sungai, sehingga tingkat kematian bibit kecil. 20. Asep Kurnia ( Staff TNGM Counterpart JICA RECA ) Mengenai penanganan IAS di TNGM, saya memberikan masukan mengenai hal yang sebaiknya dilakukan : 1. Melakukan rekayasa Genetika, sehingga biji yang dihasilkan bukan biji yang superior lagi. 2. Melakukan pengarahan arah tumbuh dari Acacia Decurent sehingga pertumbuhannya keluar dari area Taman Nasional.