BAB II CDMA (CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Code Division multiple Access (CDMA)

ANALISIS PENGARUH JUMLAH PANGGILAN TERHADAP KEGAGALAN PAGING PADA BTS AREA MEDAN KOTA TAHUN 2011

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

SISTEM SELULAR CDMA X EV-DO

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

BAB II TEORI PENUNJANG

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

Jakson Petrus M.B., S.Kom

Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI TELEKOMUNIKASI POLITEKNIK NEGERI MEDAN

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina


KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

STUDI SISTEM TRANSMISI PADA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.

ANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA X

BAB II DASAR TEORI.

Universal Mobile Telecommunication System

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

KARYA ILMIYAH LINGKUNGAN BISNIS. Nama : Ahmad Hermantiyo NIM :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

Bluetooth. Pertemuan III

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

Dasar Sistem Transmisi

BAB III KONFIGURASI SISTEM CDMA 2000 IX

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB II SISTEM WCDMA. spektrum tersebar, yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). Dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

BAB I PENDAHULUAN. maka antara satu BTS dengan BTS yang lain frekuensinya akan saling

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara.

BAB 2 SISTEM KOMUNIKASI VSAT

BAB II LANDASAN TEORI

Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

TUGAS KOMUNIKASI DIGITAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCES

Sistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. yang setiap penggunanya diberikan kode unik yang digunakan untuk mengkodekan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

Introduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT

BAB II LANDASAN TEORI. Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

BAB II TEKNOLOGI DVB-H

MULTIPLEXING. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

KOMUNIKASI DATA SUSMINI INDRIANI LESTARININGATI, M.T

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites :

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

Pertemuan 2 DASAR-DASAR SISTEM KOMUNIKASI

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SOFT HANDOFF DAN HARD HANDOFF TERHADAP KAPASITAS SISTEM SELULAR CDMA

Transkripsi:

BAB II CDMA (CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS) 2.1 Pendahuluan Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh perusahaan Bell Telephone di Amerika, yang sebelumnya menggunakan pemancar berdaya pancar besar dan ditempatkan di daerah yang tinggi dengan antenna yang menjulang. Diubah menjadi pemancar berdaya kecil. Setiap pemancar ini dirancang untuk melayani daerah (disebut wilayah cakupan) yang kecil saja, sehingga disebut sel. Dari sini, sistem komunikasinya lalu disebut dengan sistem komunikasi selular. Dalam sistem seluler prinsipnya, kanal-kanal yang berupa frekuensi yang sama dapat digunakan secara berulang-ulang di selsel tertentu pada jarak antar sel tertentu pula, melalui pertimbangan yang matang sehingga pengaruh interferensinya (saling ganggu bertumpang tindih) dapat diabaikan. Penggunaan frekuensi yang sifatnya berulang ini dalam sistem seluler dinyatakan dengan sel berbentuk heksagonal yang mempunyai tanda huruf atau dapat juga berupa tanda angka yang sama. Code division multiple access (CDMA) adalah sebuah bentuk pemultipleksan (bukan sebuah skema pemodulasian) dan sebuah metode akses secara bersama yang membagi kanal tidak berdasarkan waktu (seperti pada TDMA) atau frekuensi (seperti pada FDMA), namun dengan cara mengkodekan data dengan sebuah kode khusus yang diasosiasikan dengan tiap kanal yang ada dan menggunakan sifat-sifat interferensi konstruktif dari kode-kode khusus itu untuk melakukan pemultipleksan. 5

CDMA juga mengacu pada sistem telepon selular digital yang menggunakan skema akses secara bersama ini,seperti yang diprakarsai oleh Qualcomm. CDMA adalah sebuah teknologi militer yang digunakan pertama kali pada Perang Dunia II oleh sekutu Inggris untuk menggagalkan usaha Jerman mengganggu transmisi mereka. Sekutu memutuskan untuk mentransmisikan tidak hanya pada satu frekuensi, namun pada beberapa frekuensi, menyulitkan Jerman untuk menangkap sinyal yang lengkap. Sejak itu CDMA digunakan dalam banyak sistem komunikasi, termasuk pada Global Positioning System (GPS). Sistem terakhir didesain dan dibangun oleh Qualcomm, dan menjadi cikal bakal yang membantu insinyur-insinyur Qualcomm untuk menemukan Soft Handoff dan kendali tenaga cepat, teknologi yang diperlukan untuk menjadikan CDMA praktis dan efisien untuk komunikasi seluler terrestrial [1]. 2.2 Konsep Selular Ditinjau dari segi daerah jangkauan (coverage),maka sistem komunikasi bergerak dapat dibedakan menjadi dua macam : 1. Sistem Konvensional (Large Zone) Pada sistem Base Station (BS) melayani wilayah yang sangat luasa dengan radius 40 km. Keuntungan dari sistem ini adalah relatif mudah dalam hal switching, charging, dan transmisi. Sedangkan kekurangannya: a. Kesanggupan pelayanan terbatas Daya yang dipancarkan harus besar dan antena harus tinggi. Selain itu area pelayanan dibatasi oleh kelengkungan bumi. Ketika pelanggan sedang melakukan pembicaraan dan keluar 6

dari suatu wilayah pelayanan, maka pembicaraan terputus karena tidak memiliki fasilitas Handover dan harus dilakukan inisialisasi ulang. b. Unjuk kerja pelayanan yang kurang baik Sistem konvensional ini hanya memiliki jumlah kanal yang sedikit, sehingga blocking menjadi besar. c. Tidak efisien dalam penggunaan bandwidth Tidak menggunakan pengulangan frekuensi sehingga jumlah kanal yang dialokasikan pada setiap sel akan sangat kecil. 2. Selular (Multi Zone) Dalam sistem ini pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah yang lebih kecil disebut sebagai sel dan setiap sel dilayani oleh sebuah Radio Base Station (RBS). Antara Radio Base Station (RBS) masing-masing sel saling terintegrasi dan dikendalikan oleh suatu Mobile Switching Centre (MSC). Prinsip dasar dari arsitektur sistem selular adalah : Pemancar mempunyai daya pancar yang rendah dan cakupan yang kecil. Menggunakan prinsip penggunaan kembali frekuensi (frequency reuse). Pemecah sel (cell splitting) pada sel yang telah jenuh dengan pelanggan. Sistem ini memiliki banyak keuntungan dibandingkan sistem konvensional, yaitu: Kapasitas pelanggan lebih besar. 7

Efisien dalam penggunaan pita frekuensi karena memakai prinsip pengulangan frekuensi. Kemampuan adaptasi yang tinggi terhadap kepadatan lalu lintas atau traffic karena sel dapat dipecah. Kualitas pembicaraan baik karena tidak sering terputus. Kemudahan bagi pemakai. Konsep sistem selular adalah suatu sistem tanpa kawat (wireless) yang dirancang dengan pembagian suatu area besar ke dalam beberapa sel kecil dengan pemancar yang tinggi, pemancar yang rendah pada setiap sel, dan pengulangan frekuensi dari satu sel ke sel lain setelah melewati beberapa sel. Desain utama yang digunakan untuk menggunakan kembali frekuensi yang tersedia adalah pengulangan frekuensi (frequency reuse), interferensi cochannel, perbandingan carrier to interference, mekanisme Handover, dan cell splitting. 2.2.1 Perkembangan Komunikasi Bergerak Gelombang radio adalah gelombang elektromagnetik yang dipancarkan oleh antena. Gelombang radio mempunyai frekuensi yang berbeda. Tabel 2.1 memperlihatkan spektrum radio frekuensi. 8

Tabel 2.1 Rentang frekuensi Rentang Frekuensi Band 10 KHz s.d 30 KHZ Very Low Frequency(VLF) 30 KHz s.d 300 KHz Low Frequency(LF) 300 KHz s.d 3 MHz Medium Frequency(MF) 3 MHz s.d 30 MHz High Frequency(HF) 30 MHz s.d 144 MHz Very High Frequency(VHF) 144 MHz s.d 174 MHz 174 MHz s.d 328,6 MHz 328,6 MHz s.d 450 MHz 450 MHz s.d 470 MHz 470 MHz s.d 806 MHz 806 MHz s.d 960 MHz 960 MHz s.d 2,3 GHz 2,3 GHz s.d 2,9 GHz Ultra High Frequency(UHF) 2,9 GHz s.d 30 GHz Super High Frequency(SHF) Lebih dari 30 Ghz Extremely High Frequency(EHF) Pada sistem selular generasi pertama, masih memakai teknologi analog. Sistem ini dikembangkan di Eropa dan Jepang juga di kembangkan di Amerika, yakni Advance Mobile Phone System (AMPS). Di Inggris dengan istilah Total Access Communication System (TACS),sedangkan di Skandinavia mengembangkan Nordic Mobile Telephone System, (NMT). Serta di Jepang dikembangkan Nippon Advanced Mobile Telephone Service (NAMTS). Sedangkan di Jerman Barat (Negara Jerman waktu itu masih terbagi menjadi dua; Jerman Barat dan Jerman Timur) mengembangkan NETZ-C (C-450). 9

Kemampuan standar masing-masing sistem tersebut di atas relatif sama tetapi spesifikasi operasionalnya secara teknik tidak mendunia, karena sistem dipilih dan dikembangkan di masing-masing negara untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri, termasuk pilihan frekuensinya yang ditentukan oleh pita frekuensi radio yang tersedia di setiap negara secara sendiri sendiri. Walaupun konsep penggunaan sel dalam komunikasi seluler secara teori memberikan kapasitas layanan komunikasi yang tidak terbatas melalui pemecahan sel jika komunikasi di suatu wilayah sudah padat, di dalam prakteknya, para operator tetap menghadapi kesulitan sejak dimulainya penggunaan radio seluler tahun 1990-an. Logikanya jika komunikasi semakin padat maka harus dibuat sel-sel baru yang ukurannya semakin lama menjadi makin kecil. Akan terjadi ganguan interferensi biayanya mahal untuk mendirikan BTS di lokasi padat dengan posisi fisik yang terbaik. Selain alasan ini, di Eropa misalnya, dengan banyak negara dan penduduknya sering bepergian melintas antar negara, tidak akan memungkinkan bagi mereka menggunakan telepon seluler yang sama di negara tetangga yang dilintasi atau dikunjunginya. Dari keterbatasan inilah yang memunculkan komunikasi seluler generasi kedua, dengan kapasitas layanan yang lebih besar serta tingkat kesesuaian (kompatibiltas ) antar beberapa negara. Perkembangan teknologi elektronika dalam perangkat keras yang semakin lama menjadi semakin kecil bentuknya dan semakin canggih bekerjanya mendorong perkembangan yang pesat pula dalam sistem komunikasi bergerak. Dorongan perkembangan komunikasi bergerak juga terkait dengan faktor-faktor seperti : adanya tuntutan dari segi kemudahan berkomunikasi dan kapasitas sistem, teknologi yang lebih murah, ukuran fisik sistem dan piranti yang lebih 10

kemampuan komunikasi yang sedapat mungkin mendekati kemampuan komunikasi yang menggunakan transmisi kabel, yang berdimensi multimedia (suara, data, grafik dan gambar). Evolusi komunikasi nirkabel bergerak tampaknya sudah akan mulai masuk ke generasi keempat. Pada sistem seluler generasi pertama, transmisi data percakapan analog antara BTS atau stasiun induk di setiap sel dengan pengguna ponselnya memiliki laju rendah, dan tidak efisien. Tetapi penyalurannya dari BTS ke MSC, (mobile switching center) atau Sentral Telepon. Sinyal-sinyal percakapan biasanya didigitalkan menggunakan format pemultiplekan divisi waktu (TDM) yang sudah distandarkan, dan selalu berbentuk digital dalam penyaluran selanjutnya dari MSC ke PSTN. Sistem nirkabel pada tahap generasi kedua sudah menerapkan modulasi digital dengan kemampuan pemrosesan panggilan yang telah dikembangkan lagi. Contohnya adalah sistem GSM, sistem standar digital TDMA dan CDMA Amerika Serikat, atau sesuai dengan nama yang diberikan oleh Asosiasi Industri Telekomunikasi Amerika, yakni IS-54, dan IS-95, system CT2 untuk Inggris, Personal Access Communication System (PACS) dan DECT yang merupakan standar Eropa untuk telepon nirkabel maupun perkantoran. Sistem arsitektur pada generasi kedua ini kecil kemungkinan peningkatan antar data antara BTS dengan MSC yang distandarisasikan. Sehingga, para operator dapat menggunakan peralatan MSC maupun BSC yang berasal dari pabrik pembuat yang berbedabeda, sehingga ada pasar bebas akan bersaing bagi industri pembuat perangkat telekomunikasi bergerak. Generasi ketiga mulai dipersiapkan sejak tahun 1992 ketika ITU menetapkannya dengan nama IMT-2000. Angka 2000 memiliki tiga arti, yakni 11

menyatakan tahun ketika layanannya mulai tersedia di lapangan, rentang frekuensi dalam MHz yang akan digunakan, dan laju data dalam satuan kbps. Dalam perkembanganya, menginjak tahun 2002, Amerika di bagian utara telah menggunakan frekuensi yang direkomendasikan bagi IMT 2000 untuk layanan lain, dan kecepatan tinggi hanya dapat disediakan melalui sel-sel yang sangat kecil yang disebut dengan sel piko yang berada di dalam ruangan maupun di dalam bangunan. Dengan begitu walaupun ITU telah mendeskripsikan IMT 2000 sebagai sebuah standar tunggal yang bersifat mendunia, tetapi penentu kebijakan bidang telekomunikasi di beberapa negara, pabrik-pabrik pembuat peralatan dan para operator tidak dapat mencapai kesepakatan. Akibatnya IMT-2000 memiliki tiga mode operasi,yakni code division multiple accesss atau CDMA, wide code division multiple accesss atau disingkat WCDMA dan time division multiple access atau TDMA, yang tidak menjamin telepon dari satu mode akan dapat dioperasikan pada modemode lainnya. Di Eropa generasi ketiga diberi nama UMTS (Universal Mobile Telecommunication Sistem) [2]. 2.2.2 Perkembangan Multiple Akses Menurut Gatot Santoso pada bukunya yang berjudul Sistem Selular CDMA, akses jamak (multiple access) merupakan sekumpulan pengguna yang mampu melakukan akses dengan pengguna lainnya melalui lebar bidang spektrum frekuensi yang dialokasikan. Sistem komunikasi bergerak yang berbeda mungkin akan menerapkan teknik akses jamak yang berbeda pula [3]. 12

Pada dasarnya ada 3 sistem yaitu FDMA ( Frequency Division Multiple Access), TDMA (Time Division Multiple Access), dan CDMA (Code Division Multiple Access). Teknologi FDMA bekerja dengan membagi alokasi lebar bidang spektrum frekuensi yang tersedia menjadi bagian-bagian kecil spektrum frekuensi yang dialokasikan pada setiap penggunanya sebagai suatu kanal komunikasi,, seperti terlihat pada Gambar 2.1 [3]. Dalam FDMA setiap pengguna diberikan alokasi bidang frekuensi tertentu selama melakukan proses percakapan, sehingga dalam waktu yang sama hanya satu pengguna yang dapat memanfaatkan kanal frekuensi tersebut, contohnya AMPS. Gambar 2.1 Prinsip dasar FDMA Dalam TDMA setiap pengguna diberikan alokasi celah waktu (time slot) tertentu sebagai kanal komunikasi pada potongan spektrum frekuensi yang telah dialokasikan sehingga aliran informasi tidak terpotong-potong pada setiap slot waktu, seperti terlihat pada Gambar 2.2. Karena selang antara celah waktu sangat pendek maka yang terdengar oleh pengguna seperti aliran informasi kontinyu biasa. Jadi beberapa panggilan menggunakan satu frekuensi yang sama dengan waktu yang berbeda, contohnya GSM. 13

Gambar 2.2 Prinsip dasar TDMA Teknik CDMA adalah temuan yang lebih baru dibandingkan dengan FDMA dan TDMA. Teknik CDMA berawal pada tahun 1949 ketika Claude Shannon dan Robert Pierce (yang banyak jasanya untuk kemajuan teknologi telekomunikasi saat ini) menyampaikan ide dasar CDMA. Teknik ini merupakan temuan yang brilian karena kanal yang satu dengan lainnya tidak dibedakan dari frekuensi/fdma atau waktu/tdma yang secara awam lebih mudah dipahami, melainkan dengan perbedaan kode. Kode ini dikenal dengan pseudorandom code sequence. Cara kerja dari CDMA ini adalah dengan menebar/menggunakan kodekode pada satu frekuensi yang lebih besar dari FDMA dan TDMA dan penggunaan waktu yang bersamaan. Jadi tiap panggilan diwakili satu kode pada frekuensi dan waktu yang sama. Jika ada beberapa frekuensi yang digunakan maka merupakan kombinasi FDMA-CDMA. Sistem yang memakai akses jamak ini adalah CDMA2000 1x. Jadi pada CDMA, seluruh pelanggan menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama. Pada CDM data input (informasi masukan) dari satu pelanggan dikalikan dengan salah satu dari banyak kode PN (Pseudo Noise). Jumlah 14

kemungkinan kode yang dihasilkan oleh generator kode PN identik dengan jumlah kanal yang disediakan. Jika generator kode PN mampu menghasilkan 100 kode, maka sebanyak itu pula kanal yang diperoleh. Oleh modulator hasil perkalian antara input data dengan kode PN ditumpangkan pada sinyal RF (Radio Frequency) agar dapat dikirim lewat udara. Di penerima, demodulator memisahkan sinyal pesan dari sinyal RF yang ditumpanginya. Sinyal pesan yang mengandung kode ini dicocokkan dengan kode PN di penerima. Sinyal pesan akan dipisahkan dari kode dan diteruskan jika kode PN pada sinyal masuk sama dengan kode PN pada penerima. CDMA juga disebut DSSS (Direct Sequence Spread Spectrum) yang merupakan salah satu dari dua jenis teknik murni SSMA (Spread Spectrum Multiple Access). Jenis lainnya dikenal sebagai FHSS (Frequency Hopping Spread Spectrum). Kedua jenis ini tergolong SSMA karena sinyalnya tersebar (spread) pada spektrum pita frekuensi yang lebar. Pada CDMA, penyebaran sinyal diperoleh akibat proses perkalian data input (yang mempunyai waktu perubahan lambat) dengan kode PN (yang mempunyai waktu perubahan cepat). Walaupun pita frekuensinya lebar, tegangan sinyal yang dihasilkan sangat kecil, menyerupai noise (derau) yang selalu menyertai gelombang radio. Sehingga apabila dimonitor oleh penerima lain, sinyal yang dipancarkan oleh pengirim berbasis CDMA hanya berupa noise (seolah-olah menunjukkan ketiadaan sinyal pancar) yang tidak mengganggu sinyal lain. Sifat CDMA yang lain adalah kemampuannya untuk tahan terhadap jamming (penutupan oleh sinyal yang lebih kuat) pada pita frekuensi sempit. Hal ini terjadi karena jamming pada 15

pita frekuensi sempit itu tidak akan mengganggu sinyal-sinyal CDMA yang tersebar di pita frekuensi lain. CDMA sebagai generasi terakhir pada sistem akses jamak terus berkembang sehingga sampai saat ini telah ada beberapa generasi CDMA, yaitu : 1. IS-95 A 2. IS-95 B 3. CDMA2000 1x 4. CDMA2000 1X EVDO REV-0, REV-A, REV-B 5. CDMA 2000 EVDV Perkembangan generasi CDMA ini diperlihatkan seperti pada Gambar 2.3. Gambar 2.3 Jalur Evolusi CDMA 2000 CDMA2000 merupakan salah satu teknologi sistem selular generasi ketiga yang kini sedang berkembang. Nilai 1x pada CDMA2000 1x menunjukkan bahwa bandwidth yang dipakai adalah 1x1.25 Mhz. Sehingga 1x menunjukkan 1.25 Mhz [4]. CDMA2000 1x selanjutnya dikembangkan menjadi CDMA2000 EV-DO (Evolution Data Only) dan CDMA2000 EV-DV (Evolution Data and Voice). Hal 16

ini bertujuan agar dapat melayani komunikasi data yang jauh lebih cepat dari CDMA2000 1x biasa. CDMA2000 EV-DO didesain agar dapat berinteroperasi dengan sistemsistem CDMA sebelumnya, yaitu CDMA2000 1x. Hal ini dilakukan diantaranya dengan menggunakan karakteristik frekuensi pembawa radio yang sama. CDMA2000 EV-DO sama-sama menggunakan bandwidth selebar 1.25 Mhz seperti sistem CDMA2000 1x, hanya saja terletak pada frekuensi yang berbeda. Teknologi CDMA mendesak agar sistem pada 3G seperti CDMA2000 1x dan CDMA2000 EV-DO segera diimplementasikan. Perkembangan sistem komunikasi jaringan CDMA2000 melalui 1x dikenal dengan nama CDMA2000 EV. Sistem EV akan dibagi dalam dua step yakni : Sistem EV-DO adalah singkatan dari Evolution Data Only sedangkan EV-DV adalah singkatan dari Evolution Data and Voice. Hal ini bertujuan agar dapat melayani komunikasi data yang jauh lebih cepat dari CDMA2000 1x biasa. Untuk sistem CDMA2000 1x, kecepatan transfer data maksimum sebesar 153 Kbps sedangkan pada sistem CDMA2000 EV-DO sebesar 2,4 Mbps. Untuk EVDO Rev-A kecepatan transfer datanya bisa mencapai 3,1 Mbps untuk downlinknya sedangkan untuk uplinknya kecepatannya dapat mencapai 1,8 Mbps. Pada EVDO REV-B kecepatan transfer data maksimumnya dapat mencapai 9,3 Mbps untuk downlinknya dan untuk kecepatan pada uplinknya dapat mencapai 5,4 Mbps. Inti dari jaringan CDMA atau sentral untuk pelanggan ponsel adalah MSC (Mobile Switching Center) yang berfungsi menghubungkan pelanggan 17

ponsel ke ponsel lainnya atau ke pelanggan PSTN (Public Switch Telephone Network). BTS (Base Transceiver Station) adalah penghubung pengguna kepada jaringan melalui udara. Fungsi dasar dari BTS (Base Transceiver Station) adalah menangani radio interface ke terminal pelanggan dan melakukan routing voice atau data traffic dari dan ke switching. BTS berfungsi juga untuk menciptakan network interface ke BSC untuk pengiriman dan penerimaan voice atau data, serta menginformasikan alarms dan self-diagnostic routines untuk fault management. BSC (Base Station Controller) diatur oleh BSM (Base Station Manager) dan mengontrol beberapa BTS yang terdiri dari beberapa radio (transceiver) dan mencakup satu, dua, atau tiga sel. HLR (Home Location Register) menyimpan database data masingmasing pelanggan. Jika ingin berhubungan dengan data kecepatan tinggi atau internet, maka hubungan akan berlangsung dari BSC ke PDSN (Packet Data Serving Node). Arsitektur jaringan pada CDMA2000 1x yaitu, komunikasi suara dilakukan dengan hubungan yang dilakukan dari BTS ke BSC kemudian langsung ke MSC dan kembali lagi. 2.3 Karakteristik CDMA CDMA adalah teknik multiple access yang berdasar pada sistem komunikasi spread spectrum. Spread spectrum adalah teknik modulasi dengan menebarkan energi sinyal bandwidth yang jauh lebih besar untuk menyalurkan informasi dengan bandwidth sempit. 18

Teknik spread spectrum yang umum dipakai adalah : 1. Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS) 2. Frequency Hopping Spread Spectrum (FH-SS) Pada CDMA2000 1x teknik spread spectrum yang dipakai adalah Direct Sequence Spread Spectrum, dimana pada saat spreading informasi digital, data binary di scrambling dengan PN sequence untuk menghasilkan sinyal yang akan dipancarkan. Pada sisi penerima, sinyal yang diterima akan di de-scrambling dengan PN sequence dimana syarat pada proses despreading ini adalah PN sequence transmitter = PN sequence receiver (terjadi sinkronisasi). Kemudian proses recovery informasi akan dihasilkan. Proses Direct Spread Spectrum diperlihatkan pada Gambar 2.4 [5]. Gambar 2.4 Sistem Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) Sistem komunikasi spread spectrum sebagai salah satu sistem komunikasi digital, memiliki beberapa kelebihan dibandingkan sistem komunikasi analog, yaitu : a. Lebih kebal terhadap jamming (penutupan oleh sinyal yang lebih kuat). 19

b. Mampu menekan interferensi. c. Dapat dioperasikan pada level daya yang rendah. d. Kemampuan multiple access secara CDMA. e. Kerahasiaan lebih terjamin. 2.4 Struktur Kanal CDMA Struktur kanal pada CDMA 2000 1x terbagi menjadi dua arah dari BS ke MS. Kanal fisiknya dibedakan menjadi kanal dedicated dan common. Dedicated Physical Channel (DPHCH) merupakan kumpulan semua kanal fisik yang membawa informasi yang sifatnya point to point antara BS dan MS. Sedangkan Common Physical Channel (CPHCH) merupakan kumpulan semua kanal fisik yang membawa informasi akses, sifatnya point to point, multi point antara BS dan MS. Kanal CDMA terdiri dari Logical Channel sebagai berikut: 1. Kanal Trafik Forward Kanal trafik ini membawa (carry) phone call yang sesungguhnya dan membawa voice dan power control informasi MS dari BS ke pesawat pelanggan. Kanal forward CDMA2000 1x ini ditunjukkan seperti pada Gambar 2.5 [5]. 20

Gambar 2.5 Kanal forward CDMA2000 1x Forward channel meliputi power control dan power bit control yang berfungsi untuk meminta MS untuk menaikkan atau menurunkan daya yang dipancarkan. Panjang frame forward channel sebesar 20 ms yang dibagi menjadi 16 channel, besar tiap channelnya 1.25 ms. Tiap power control channel mempunyai bit control power, dimana kecepatan dari reverse fast power-nya adalah 800 bps. Fungsi dari forward channel antara lain: 1. F-PICH (Forward Pilot Channel) a. Mengirimkan sinyal yang diterima oleh MS ke pilot channel b. Menyediakan channel gain dan phase estimation c. Mendeteksi multi-path signals d. Menerima cell forward channel dan handoff 2. F-TDPICH (Forward Transmit Diversity Pilot Channel) a. Bekerja bersama-sama dengan F-PICH 3. F-ATDPICH (Forward Auxiliary Transmit Diversity Pilot Channel ) a. Beam shaping 21

b. Supporting the application of a smart antenna 4. F-BCCH (Forward Broadcast Control Channel) Berfungsi untuk meneruskan dan menyebarkan informasi yang ditransmisikan oleh F-PCH pada sistem IS-95 oleh Base Station. F-BCCH dapat bekerja secara discontinues. Dapat ditransmisikan secara berulangulang saat transfer data F-BCCH lambat. Untuk mengurangi daya pancarnya, bersama-sama dengan F-CCH mentransmisikan sinyal secara berulang-ulang, sehingga MS menerima time diversity gain dengan cara mengkombinasikan kedua kanal tersebut dengan sinyal informasi. Base Station dapat menyesuaikan kapasitas yang berlebih dengan cara mengurangi kekuatan daya pancarnya. 5. Q-PCH (Forward Quick Paging Channel) Quick Paging Channel adalah sinyal modulasi-ook yang dapat dimodulasikan oleh MS secara cepat dan mudah. Tiap channel mengambil 80 ms sebagai QPCH time slot-nya. Tiap-tiap time slot-nya dibagi lagi menjadi paging indicator, configuration change indicator dan broadcast indicator, ketiganya digunakan untuk menginformasikan MS untuk menerima paging message, broadcast message atau sistem parameter F- CCCH atau F-PCH. 2. Kanal Trafik Reverse Kanal ini membawa setengah phone call lainnya yang aktif, membawa voice dan power control informasi dari MS ke BS. Fungsi R-ACH,R-FCH,R- SCCH sama seperti pada IS-95. Fungsi dari Reverse Pilot Channel(R-PICH) 22

untuk menginisialisasi sinyal, tracing, reverse coherent demodulation, power control measurement. 3. Kanal Pilot Kanal Pilot sering disebut dengan Up dan Down link. Digunakan oleh pesawat pelanggan untuk mendapatkan inisial sistem sinkronisasi dan membedakan cell site yaitu mengenal dan mensinkronkan kode generator yang dikirim dari BTS. Setiap sektor dari masing-masing cell site memiliki kanal pilot yang unik. Kanal pilot pada MS juga menyediakan time, frekuensi dan phase tracking signal dari cell site. 4. Kanal Sync Menyediakan MS dengan network information yang berhubungan dengan identifikasi cell site, pilot transmit power dan cell set PN offset dengan informasi tersebut, MS dapat menetapkan sistem time sesuai dengan level transmit power yang digunakan untuk memulai suatu call. 5. Kanal Paging Menyediakan komunikasi BS ke MS. Dari kanal ini BS, dapat mempaging MS dan dapat mengirim call set-up dan penempatan kanal trafik informasi. 6. Kanal Access Menyediakan komunikasi dari MS ke BS ketika MS tidak menggunakan areal trafik. Kanal access hanya terdapat direverse link. Areal access digunakan pada permukaan call dan juga untuk merespon paging, order dan permintaan registrasi. 23

2.5 Sifat-Sifat Code Division Multiple Access (CDMA) Pada dasarnya sistem selular Code Division Multiple Access (CDMA) memiliki berbagai sifat antara lain : 1. Multi Diversitas Diversitas adalah usaha untuk mengurangi fading. Ada tiga tipe diversitas yang sering digunakan yaitu diversitas waktu, frekuensi, dan ruang. 2. Daya pancar yang rendah Disamping menurunnya peningkatan kapsitas secara langsung, hal lain adalah Eb/E0 yang dibutuhkan untuk mengatasi noise dan interferensi. Ini berarti penurunan level daya pancar yang dibutuhkan. 3. Keamanan (privacy) Bentuk pengacakan sinyal pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) memungkinkan tingkat privacy yang tinggi. Meskipun sistem Code Division Multiple Access (CDMA) sudah memiliki tingkat privacy yang tinggi, sistem isi masih tetap mungkin untuk dikembangkan dengan menggunakan teknik pengacakan (encryption) yang ada. 4. Soft Handover Soft Handover memungkinkan kedua sel melayani Mobile Station (MS) secara bersama-sama. 5. Kapasitas Pada sistem CDMA kapasitas yang besar diperoleh terutama karena frekuensi yang sama dapat dipakai oleh semua sel. 6. Deteksi Aktivitas Suara Pada komunikasi full duplex dua arah, aktivitas percakapan (duty cycle) 24

biasanya hanya sekitar 40 %, sisa waktu lainnya dipakai untuk mendengar. Karena pada system Code Division Multiple Access (CDMA) semua pengguna memakai kanal yang sama, maka bila ada pengguna yang tidak sedang berbicara, akan menyebabkan berkurangnya interferensi sekitar 60 %. Hal ini berakibat berkurangnya daya rata-rata yang dipancarkan oleh Mobile Station (MS). 7. Peningkatan Kapasitas dengan Sektorisasi Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA) sektorisasi digunakan untuk meningkatkan kapasitas. Dengan membagi sel menjadi tiga sektor maka diperoleh kapasitas hampir tiga kalinya. 8. Soft Capacity Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA),hubungan antara jumlah pengguna dengan tingkat pelayanan (grade of service) tidak begitu tajam. Sebagai contoh operator dari sistem dapat mengijinkan meningkatnya bit error rate sampai batas toleransi tertentu, dengan demikian terjadi peningkatan jumlah pelanggan yang dapat dilayani selama jam tersibuk. Kemampuan ini sangat berguna khususnya untuk mencegah terjadinya pemutusan pembicaran pada proses Handover karena kekurangan kanal. Pada sistem Code Division Multiple Access (CDMA), panggilan tetap dapat dilayani dengan peningkatan bit error rate yang masih dapat diterima sampai panggilan lain berakhir. 25

2.6 Mekanisme Kerja CDMA Cara kerja dari CDMA ini adalah dengan menebar/menggunakan kodekode Pseurandom Code Sequence satu frekuensi yang lebih besar dari FDMA dan TDMA dan penggunaan waktu yang bersamaan. Jadi tiap panggilan diwakili satu kode pada frekuensi dan waktu yang sama. Jika ada beberapa frekuensi yang digunakan maka merupakan kombinasi FDMA-CDMA. Sistem yang memakai akses jamak ini adalah CDMA2000 1x. Jadi pada CDMA, seluruh pelanggan menggunakan frekuensi yang sama pada waktu yang sama [3]. Dalam diagram blok CDMA tampak bahwa data input dari satu pelanggan dikalikan dengan salah satu dari banyak kode PN (Pseudo Noise). Jumlah kemungkinan kode yang dihasilkan oleh generator kode PN identik dengan jumlah kanal yang disediakan. Jika generator kode PN mampu menghasilkan 100 kode, maka sebanyak itu pula kanal yang diperoleh. Oleh modulator hasil perkalian antara input data dengan kode PN ditumpangkan pada sinyal RF (Radio Frequency) agar dapat dikirim lewat udara. Di penerima, demodulator memisahkan sinyal pesan dari sinyal RF yang ditumpanginya. Sinyal pesan yang mengandung kode ini dicocokkan dengan kode PN di penerima. Sinyal pesan akan dipisahkan dari kode dan diteruskan jika kode PN pada sinyal masuk sama dengan kode PN pada penerima. 26