Pemilu Aceh: Sebuah Keniscayaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

HASIL PEROLEHAN SUARA PESERTA PEMILU TAHUN 2009 PARTAI POLITIK (DPR RI)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehadiran Partai Politik Lokal di Aceh merupakan suatu bukti

BAB I PENDAHULUAN. partai politik lokal. partai politik lokal telah menjadi instrumen utama rakyat

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

Kemenangan bagi politik arus utama di Indonesia

TERBENTUKNYA GAM DAN RMS SEBAGAI BUKTI LEMAHNYA PENERAPAN PANCASILA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA TANJUNGBALAI. NOMOR: 5 /Kpts/KPU /2015

Universitas Sumatera Utara

KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PONTIANAK

SEJARAH PEMILU DI INDONESIA. Muchamad Ali Safa at

PROFIL DPRD KABUPATEN SUMENEP PERIODE Disusun oleh: Bagian Humas & Publikasi Sekretariat DPRD Sumenep

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

Kinerja rendah, DPRA harus berbenah!

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH

Penanggung Jawab Pembuatan atau Penerbitan informasi

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 188/729/KEP/ /2012

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

SEKILAS PEMILU PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Nota Kesepahaman. antara Pemerintah Republik Indonesia Dan. Gerakan Aceh Merdeka

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

SEJARAH PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 101 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENGANTAR. keterlibatan masyarakat dalam berpartisipasi aktif untuk menentukan jalannya

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

BAB I PENDAHULUAN. dapat dibagi dalam 4 daerah, yaitu Gayo Laut yang mendiami sekitar danau Laut

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

BAB I PENDAHULUAN. Winarno, 2008: vii). Meskipun demikian, pada kenyataannya krisis tidak hanya

BAB IV PENUTUP. menjadi peserta pemilu sampai cara mereka untuk hadir tidak hanya sekedar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DAN PEMILIHAN DI ACEH

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

USULAN ASOSIASI ILMU POLITIK INDONESIA (AIPI) TERHADAP RUU PEMILIHAN PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

-1- RANCANGAN QANUN ACEH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2001 TENTANG PENETAPAN JUMLAH DAN TATA CARA PENGISIAN KEANGGOTAAN

- 2 - pada Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Papua, dan Papua Barat;

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

I. PENDAHULUAN. pemerintah negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

-1- QANUN ACEH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG BADAN REINTEGRASI ACEH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 35/PUU-XII/2014 Sistem Proporsional Terbuka

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PARTAI POLITIK LOKAL DI ACEH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP CALON ANGGOTA TIM SELEKSI BAWASLU PROVINSI PROVINSI.

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA SEMARANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2001 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. ini merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat Indonesia. DPR dan DPRD dipilih oleh rakyat serta utusan daerah dan golongan

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG ACEH TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. rakyat indonesia yang berdasarkan pancasila dan undang undang dasar negara

PEMILU & PARTISIPASI PEREMPUAN DALAM POLITIK. MY ESTI WIJAYATI A-187 DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR : 20/Kpts/KPU Kab /2015 TENTANG

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

Pemilu Serentak 2019 dan Penguatan Demokrasi Presidensial di Indonesia. Oleh Syamsuddin Haris

BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG BANTUAN KEUANGAN KEPADA PARTAI POLITIK DI KABUPATEN MAGELANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Society ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. Darma, (2009: 91) mengatakan, bahasa politik adalah bahasa yang digunakan

I. PENDAHULUAN. wilayah dan tataran kehidupan publik, terutama dalam posisi-posisi pengambilan

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

Laporan Pemantauan Perdamaian Aceh 1 Juli 31 Agustus 2009 Pusat Studi Perdamaian dan Resolusi Konflik Universitas Syiah Kuala

BAB IV ANALISIS FIKIH SIYASAH TERHADAP PELAKSANAAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU (PAW) ANGGOTA DPRD FKB PEMKOT MOJOKERTO PERIODE

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

Peningkatan Keterwakilan Perempuan dalam Politik pada Pemilu Legislatif Nurul Arifin

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BAB I PENDAHULUAN. bentuk kepedulian sebuah Negara terhadap rakyatnya. Di Indonesia sendiri,

I. PENDAHULUAN. dilakukan dengan keikutsertaan partai politik dalam pemilihan umum yang

I. PENDAHULUAN. Pemilihan Umum (Pemilu) di Negara Indonesia merupakan sarana pelaksanaan

SEJARAH PEMILU DUNIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG KAMPANYE PEMILIHAN UMUM OLEH PEJABAT NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PENYUSUNAN RANCANGAN PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TAHUN 2017 NO JUDUL RANCANGAN PERATURAN UNIT KERJA

Transkripsi:

Kabar Pemilu Nomor 8, Juni 2009 Pemilu Aceh: Sebuah Keniscayaan Pemilu di Indonesia diselenggarakan lima tahun sekali, yang terakhir berlangsung bulan April 2009. Tetapi kali ini pemilu di Aceh, yang terletak di ujung pulau Sumatra, sangatlah berbeda. Untuk pertama kalinya, masyarakat Aceh memberikan suara dalam pemilihan yang bebas setelah didera konflik selama hampir tiga dekade. Gerakan Aceh Merdeka yang sebelumnya merupakan gerakan pemberontak sekarang berubah menjadi partai politik dan mempunyai kandidatnya sendiri dalam pemilihan daerah. Aceh adalah satu-satunya provinsi di Indonesia yang warganya diperbolehkan mendirikan partainya sendiri. Enam partai lokal sudah diakui secara resmi: Partai Aceh (PA), Partai Suara Independen Rakyat Aceh (PSIRA), Partai Rakyat Aceh (PRA), Partai Daulat Aceh (PDA), Partai Bersatu Aceh (PBA), dan Partai Aceh Aman dan Sejahtera (PAAS). Turut sertanya partai lokal merupakan terobosan yang sungguh penting, suatu revolusi minor dalam konteks sistem politik kesatuan Indonesia. Pemberontakan yang berkecamuk berturut-turut sejak lahirnya Republik Indonesia tahun 1945, tak hanya di pinggiran tetapi juga di tengah-tengah pulau Jawa, memperkuat pemberlakuan sistem yang sangat tersentralisasi. Meskipun pada tahun 1949 Indonesia menjadi negara federal, itu hanya berlangsung selama setahun lebih sedikit. Sejumlah pemberontakan, termasuk yang terjadi di Aceh, mengakibatkan adanya konsensus pada tahun 1958 di antara elite penguasa di Jakarta bahwa sistem kesatuan merupakan pilihan satu-satunya. 1 Pemberontakan yang meletus di Aceh tahun 1976 di bawah pimpinan GAM, mendapat banyak dukungan dari masyarakat. Setelah Suharto yang otoriter dipaksa turun pada bulan Mei 1998, terjadi banyak kemajuan dalam peristiwa politik di Aceh. Sementara militer berusaha menghancurkan gerakan independen, para pengambil keputusan di Jakarta menyadari bahwa penyelesaian politik merupakan satu-satunya jalan yang harus dilakukan. Aceh menjalani beberapa tahapan proses perdamaian, dengan dialog sebagai benang merahnya. Turut sertanya partai lokal merupakan terobosan yang sungguh penting, suatu revolusi minor Pemberontakan GAM memiliki semua elemen pemberontakan yang tersebar luas: resistensi bersenjata, pasukan Indonesia yang tersentralisasi yang mencoba menumpas pemberontakan, masalah

pengungsi yang besar, dampak yang mengancurkan dari Tsunami di bulan Desember 2004, ekonomi yang rusak parah, dan pemerintahan GAM dalam pengungsian yang banyak diberitakan. Proses perdamaian di Aceh melahirkan kesepakatan pada tanggal 15 Agustus 2005 di Helsinki. Nota Kesepahaman yang ditanda-tangani oleh GAM dan pemerintah Indonesia menjadi dasar bagi suatu perdamaian yang komprehensif. MoU ini merupakan dasar bagi pendirian partai lokal, yang dibentuk setelah dibuatnya undangundang khusus tentang Aceh di Jakarta. Pembangkangan pemilih Pemilu April 2009 di Aceh betul-betul bersejarah. Masyarakat Aceh telah lama memiliki tradisi pemerintahan sendiri di bawah kesultanan. Pada permulaan abad 20, mereka menentang penjajahan Belanda dan memberontak melawan pemerintah pusat yang dikendalikan dari Jakarta. Pada tahun 1950-an, gerakan yang disebut Darul Islam muncul untuk melawan pemerintahan Sukarno; kesepakatan tercapai hanya setelah Aceh diberi status otonomi khusus. Tampak gamblang bahwa selama konflik yang berkepanjangan itu terdapat pola yang jelas di Aceh, berbeda dengan provinsiprovinsi lain. Di bawah Suharto, sistem politik yang dianut pada dasarnya adalah sistem satu partai yang memperbolehkan dua partai kecil lain untuk turut ambil bagian dalam pemilu untuk memberikan kesan bahwa sistem Orde Baru Suharto adalah sistem multipartai. Golkar (Golongan Karya) adalah partai yang berkuasa sementara PDI (Partai Demokrasi Indonesia) merupakan gabungan antara partai nasionalis dan partai Kristen, sedangkan PPP (Partai Pembangunan Persatuan) adalah federasi Muslim. Meskipun golkarisasi berjalan mulus di provinsi lain dengan berbagai cara termasuk kekerasan brutal dan suap, para pemilih di Aceh secara persisten menentang sistem itu 2 dan memberikan sejumlah besar suaranya bagi PPP. Dalam ritual lima-tahunan Pemilu, Golkar selalu memenangkan mayoritas di semua provinsi, kecuali Aceh. Barulah pada tahun 1994, dalam pemilu terakhir di bawah Suharto, pemilih di Aceh akhirnya menyerah pada janji-janji dan proyek-proyek Golkar. Lalu di tahun 1999, setelah ambruknya Suharto, Golkar kembali menang, tetapi kali ini dukungannya telah luntur. Dari senapan ke surat suara Pemilu bulan April 2009 adalah bukti utama keberhasilan kesepakatan damai yang dicapai tahun 2005. Pemerintah pusat bersedia memberikan otonomi yang besar untuk Aceh sementara masyarakat Aceh bersedia menerima lambaian perdamaian dari Jakarta. GAM melepaskan tuntutannya atas kemerdekaan dan menyerahkan sebagian besar senjatanya. Banyak pejuang/gerilyawan dalam sekejap mata saja menjalankan tugas menjaga proses perdamaian sementara pada waktu yang sama berpartisipasi dalam proses rekonstruksi setelah terjadinya Tsunami. Pemilu itu adalah bukti utama keberhasilan kesepakatan damai Kembalinya para gerilyawan ke masyarakat dan kembali menjalani hidup normal, seringkali merupakan bagian tersulit dalam proses perdamaian. Tak terelakkan, Aceh menghadapi masalah, tetapi secara relatif, reintegrasi pejuang GAM berjalan jauh lebih mulus daripada di tempat lain di seluruh dunia setelah terjadinya konflik. Terdapat beberapa alasan untuk ini, yang terutama adalah sebagai gerakan akar rumput, GAM berhasil menyesuaikan diri

dengan baik dengan transformasi; anggotanya berubah dari pejuang menjadi pekerja di berbagai bidang perekonomian dan membantu menjaga proses perdamaian. Banyak aktivis GAM terpilih dalam pos-pos administratif dalam pemilihan daerah dan bahkan ada yang melejit ke posisi puncak menjadi gubernur provinsi, walikota atau bupati. Ledakan ekonomi, yang didukung oleh besarnya kontribusi berupa bantuan keuangan dari segenap penjuru dunia menyediakan banyak kesempatan bagi para mantan pejuang untuk berpartisipasi dalam kegiatan rekonstruksi. Reintegrasi pejuang GAM berjalan jauh lebih mulus daripada di tempat lain di seluruh dunia setelah terjadinya konflik Langkah cepat pembangunan Serangkaian peristiwa di Aceh dalam beberapa tahun terakhir ini telah mengubah wilayah ini secara dramatis. Terdapa dua peristiwa besar: kesepakatan damai antara pemerintah dan GAM, hasil negosiasi yang dimulai tahun 2004 dan berakhir Agustus 2005; dan tsunami yang dahsyat yang menghancur-leburkan wilayah itu pada bulan Desember 2004. Kedua peristiwa ini merupakan titik balik bagi Aceh, secara poltis maupun ekonomi. Di balik kesepakatan damai dan program rekonstruksi besar-besaran setelah tsunami, pembangunan bergerak cepat. Dua lembaga penting didirikan. AMM (Aceh Monitoring Mission) dibentuk untuk mengawal proses perdamaian dan berkoordinasi dengan pakar-pakar dari negara-negara UE serta ASEAN. BRR, Badan Rekonsiliasi dan Rekonstruksi, mengambil alih tugas sulit untuk mengatur, mengkoordinasikan dan 3 mengawasi proyek-proyek rekonstruksi yang ditangani oleh badan-badan pemberi bantuan dari segenap penjuru dunia. BRR menyelesaikan tugasnya tepat sebelum pemilu di bulan April 2009 dan diakui secara luas telah menyelesaikan tugasnya dengan sangat sukses. BRR mencapai seluruh target rekonstruksi fisik- membangun rumah, sekolah, rumah sakit, jalan. Tetapi yang lebih penting adalah bahwa Aceh tetap mempertahankan strukturnya sendiri dengan struktur dari kekuatan akar rumput dan struktur administratif Indonesia, dari gubernur hingga ke desa-desa. Berbeda dengan apa yang sering terjadi di daerah bencana lainnya di dunia, dana besar yang membanjir dari badan-badan asing tak menenggelamkan Aceh. Kampanye Hasil pemilu yang dicapai oleh partai lokal adalah sebuah keniscayaan; hasil jajak pendapat awal meramalkan kemenangan besar bagi Partai Aceh (PA) dan Partai SIRA (PSIRA). Partai nasional sangat buruk perolehannya dan berbeda jauh dengan provinsi-provinsi lain, keragaman spanduk dan selebaran agak terbatas. Di kubu-kubu GAM seperti Aceh Timur dan Aceh Utara, jalanan dipenuhi dengan spanduk dan bendera PA. Di kubu-kubu GAM jalanan dipenuhi dengan spanduk dan bendera PA Tetapi keadaan berubah dalam beberapa minggu sebelum pemilu. Kepemimpinan PA menjadi lebih menonjol daripada partai-partai lokal lainnya dan kini menjadi jelas bahwa ada rasa kurang suka di antara masyarakat terhadap partai-partai lokal yang lain.

Sejak awal, masyarakat Aceh menunjukkan dukungannya bagi tokoh-tokoh terkemuka di PA dan hampir tak menyisakan barang secuilpun bagi parta-partai lokal lainnya. Masyarakat Aceh yang memberikan suaranya memilih politik identitas dan tokoh yang paling menarik bagi mereka berasal dari PA. Adapun PSIRA dan PRA, meski memiliki catatan advokasi demokrasi yang mengesankan, mereka harus menelan pil pahit dalam pemilu 2009. Satu-satunya partai lokal lain yang memenangkan satu kursi dalam Dewan Provinsi Aceh adalah PDA, partai Muslim lokal. Kedekatan hubungan politik muncul antara bagian-bagian dari GAM dan presiden yang saat ini berkuasa di Jakarta, SBY. Mayoritas masyarakat Aceh menyadari bahwa perdamaian yang berkelajutan di Aceh akan lebih aman di tangan pemerintahan SBY. Ketika SBY mengunjungi Aceh dua minggu sebelum pemilu, ribuan masyarakat berkumpul di stadion utama di Banda Aceh untuk menyambutnya. Masa itu dikerahkan oleh Sofyan Daud, mantan komandan GAM dan juga tokoh terkemuka. Ini juga terjadi dalam skala yang lebih kecil pada wakil presiden Jusuf Kalla dari partai Golkar. Proses perdamaian itu sebetulnya sebagian besar merupakan hasil dari Kalla dan timnya. PD memenangkan sepuluh dari 69 kursi dalam dewan sementara Golkar mendapatkan 8 kursi. Muncul koalisi baru antara bagian-bagian dari GAM dan SBY Tetapi perlu dicatat bahwa meskipun memiliki dasar yang luas dan kampanye yang efektif, PA gagal memperoleh mayoritas dalam Dewan Perwakilan Rakyat Aceh. PA memenangkan 33 dari 69 kursi dan tidak terlalu sukses di beberapa kabupaten/kota, termasuk di ibukota Banda Aceh. Terdapat mobilitas dan perubahan besar dalam komposisi penduduk di ibu kota. 4 Banyak warga non-aceh yang mendapatkan pekerjaan yang baik dalam proyek rekonstruksi setelah Tsunami, yang mencerminkan pluralitas yang sehat dalam pemberian suara. Dalam masa kerja parlemen mendatang, yang akan dimulai bulan Oktober, partai berikut akan menduduki kursi di DPRD Banda Aceh: Partai Demokrat dengan 8 kursi, PA 6 kursi, PKS (Partai Keadilan Sejahtera) 5 kursi, Golkar 3 kursi, PDA (Partai Demokrat Aceh, partai lokal) 3 kursi, PAN (Partai Amanat Nasional) 2 kursi dan PPP, PSIRA (partai lokal) serta PBB masingmasing 1 kursi. Jadi tak salah lagi bahwa terlepas dari mayoritas PA, pluralitas dalam peta politik Aceh telah terjaga. pluralitas dalam peta politik Aceh telah terjaga Hasil pemilu Masyarakat Aceh turut serta dalam empat pemilihan pada tanggal 9 April: Pemilu untuk parlemen Indonesia, DPR; pemilihan daerah untuk dewan provinsi Aceh, DPRA (Dewan Perwakilan Rakyat Aceh), dan dewan tingkat kabupaten/kota DPRK (Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota); serta DPD (Dewan Perwakilan Daerah) yang berbasis di Jakarta. Dua dari pemilihan itu, yang merupakan pemilihan daerah, yaitu untuk memilih anggota DPRA dan DPRK, lebih menarik karena partisipasi partai-partai lokal. Seperti yang telah diramalkan, terdapat perubahan besar personel dalam pemilihanpemilihan ini. Pemilihan bagi 69 kursi di DPRA (dewan perwakilan tingkat provinsi) menghasilkan lebih dari 80 persen wajah baru. Begitu juga dengan DPRK; terdapat banyak wajah baru yang menduduki 645 kursi di 23 kabupaten

dan kota. Tetapi, hanya ada lima perempuan yang terpilih dalam DPRA. DPRA yang baru Partai Persentase Kursi Partai Aceh (lokal) 46,91% 33 Partai Demokrat 10,84% 10 Partai Golkar 6,63% 8 PAN 3,87% 5 PKS 3,80% 4 PPP 3,45% 3 PDA (lokal) 1,85% 1 PKB 1,41% 1 PBB 1,74% 1 PKPI 1,92% 1 PDI-P 1,01% 1 Partai Patriot 0,70% 1 Dalam pemilihan DPRK, hasilnya lebih mencengangkan. Di kubu GAM, PA sukses dan memenangkan mayoritas kursi. Di kabupaten Pidie, PA memenangkan 34 dari 45 kursi. PA juga merebut kemenangan besar di Aceh Utara, mendapatkan 32 dari 45 kursi. Di Aceh Timur, PA memenangkan 25 dari 35 kursi. Tetapi di tempat-tempat di mana kelompok etnis tinggal, PA kurang dominan. Di Aceh Tengah, Partai Demokrat berhasil merebut 4 kursi sementara PA hanya mendapatkan 3 kursi. Berbagai partai lain mendapatkan 1 atau lebih kursi dari 31 kursi. Di Aceh Singkil, kabupaten yang agak terpencil di bagian barat daya, Golkar muncul sebagai pemenang, sementara di Bener Meriah dan Subulussalam, PAN adalah partai terbesar. Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memenangkan 2 kursi: Nasir Djamil and Raihan Iskandar Partai Golongan Karya (Golkar) memenangkan 2 kursi: Sayed Fuad Zakaria dan Marzuki Daud Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memenangkan 2 kursi: Tengku Moh. Faisal Amin dan Teuku Taufiqulhadi Partai Amanat Nasional (PAN) 1 kursi: H. Azwar Abubakar DPD adalah badan legislatif yang relatif masih baru, dapat dibandingkan dengan senat di negara-negara lain. Setiap provinsi berhak memilih empat anggota DPD, yang akan bersidang di Jakarta. Calon anggota DPD seringkali merupakan gabungan antara beberapa karakteristik. Sering kali mereka merupakan tokoh masyarakat, tapi mereka juga lebih sering didukung oleh satu atau beberapa partai. Misalnya Tengku Abdurrahman, seorang mubaligh yang dikenal di banyak daerah di Aceh mendapatkan dukungan PA dan dengan demikian ia berhasil memenangkan kursi. Anggota DPD 1 Tengku Abdurrahman BTM 234.118 suara 2. Bachrum Manyak 172,417 suara 3. Farhan Hamid 121,747 suara 4. A. Khalid 101,808 suara Pemilihan DPR diadakan untuk memilih anggota parlemen nasional di Jakarta. Aceh mendapat alokasi tujuh kursi dalam DPR. Hanya partai nasional yang boleh turut serta. Hasilnya adalah sbb: Partai Demokrat (PD) memenangkan 6 krusi: Teuku Riefky Harsa, Nova Iriansyah, H.M. Ali Yacob, Mirwan Amir, Muh. Azhari dan Teuku Irwan. 5