BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan bisnis dengan aturan-aturan yang dibuat. Sebuah negara

BAB VI PENUTUP. diambil dari hasil penelitian ini adalah:

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Pasar saham di Indonesia mengalami perkembangan yang pesat beberapa tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong pembentukan modal dan mempertahankan pertumbuhan ekonomi. harga saham (Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan investor dalam melakukan investasi,

BAB I PENDAHULUAN. atau investor.kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup

Abstrak. Kata kunci : IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang sedang aktif

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara dikarenakan pasar modal menjalankan fungsi ekonomi sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. perbelanjaan, hanya saja yang membedakan pasar modal adalah barang barang

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam pasar modal tidaklah terpisah dari stabilitas perekonomian suatu

BAB V PEMBAHASAN. a. Pengaruh Simultan Variabel Makroekonomi terhadap IHSG

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULAN. yang sedang berkembang (emerging market), kondisi makro ekonomi

DWI NURDIYANTO B

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu akan diuraikan secara ringkas karena

BAB I PENDAHULUAN. pasar modal dapat dijadikan tolak ukur dari perekonomian negara (Lawrence, 2013). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Langkah awal perkembangan transaksi saham syariah pada pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal yang merupakan instrumen ekonomi tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. daya alam, tetapi juga sumber daya berupa dana yang tidak sedikit jumlahnya. Pemerintah akan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan investasi di Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator yang penting dalam kegiatan pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. penawaran asset keuangan jangka panjang (Long-term financial asset).

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Per Dollar AS, Tingkat Inflasi, dan Tingkat Suku Bunga SBI Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia.

1. Tinjauan Umum

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian (KOJA Container Terminal :2008)

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH TINGKAT INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA (SBI) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi,

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan hal yang tidak asing lagi di Indonesia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai indikator utama perekonomian (leading indicator of economy) mengurangi beban negara (Samsul, 2006: 43).

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan ekonomi makro merupakan lingkungan yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. 1

BAB I PENDAHULUAN. Investasi melalui pasar modal selain memberikan hasil, juga

BAB I PENDAHULUAN. umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Samsul 2006: 43). Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. saham akan bereaksi negatif bila terjadi kemelut dalam negeri seperti kerusuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. karena pendanaan melakukan usaha dalam mendapatkan dana. Dana untuk sebuah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk. membutuhkan pendanaan dalam jumlah yang sangat besar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Penelitian penelitian sebelumnya telah mengkaji masalah pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. makro adalah pandangan bahwa sistem pasar bebas tidak dapat mewujudkan

BAB IV PEMBAHAS AN. terkait pada periode 1 Desember 31 Januari Tahun dan pola-pola grafik

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan yang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. di masa mendatang (Tandelilin, 2001). Tujuan investor menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ke sektor-sektor yang produktif. Pembiayaan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. biasanya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi makro, maka dari itu kondisi ekonomi makro yang stabil dan baik

OVERVIEW 1/20

BAB I PENDAHULUAN. seluruh penghasilan saat ini, maka dia dihadapkan pada keputusan investasi.

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. naik secara signifikan melainkan return saham pun ikut naik secara signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sektor Properti

BAB 5 PENUTUP. tingkat suku bunga SBI, harga emas dunia, harga crude oil, nilai kurs Dollar

BAB I PENDAHULUAN l.l. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi ini, negara-negara besar telah menaruh perhatian besar terhadap

I. PENDAHULUAN. banyak industri yang mengalami kebangkrutan karena inflasi yang tinggi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor properti dan real estat yang ditandai dengan kenaikan

BAB V PEMBAHASAN. simultan terhadap harga saham Jakarta Islamic Index (JII) periode

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun. Bentuk instrumen di pasar

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal tempat diperjual belikannya keuangan jangka panjang seperti

BAB I PENDAHULUAN. modal (IDX, 2016). Dibandingkan dengan investasi surat berharga lainnya di

BAB I PENDAHULUAN. Kestabilan nilai tukar mata uang suatu negara merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan dana untuk membiayai berbagai proyeknya. Dalam hal ini, pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan komitmen sejumlah dana dengan tujuan untuk

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. kredit properti (subprime mortgage), yaitu sejenis kredit kepemilikan rumah

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh BI Rate terhadap Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal modal merupakan tempat di mana saham maupun surat

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian pertama yang dilakukan oleh Purwanti (2005) dengan obyek penelitian Indeks LQ45. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam jangka pendek maupun jangka panjang Kurs Dollar AS, SBI, dan inflasi berpengaruh negatif sebesar 0,163 (-1,6%) dan -9,2 (9,2%). Dalam jangka pendek variabel kurs berpengaruh signifikan terhadap kinerja pasar modal dengan pengaruh negatif yaitu sebesar 1,1469%, variabel posisi dana masyarakat berpengaruh signifikan dengan pengaruh positif terhadap kinerja pasar modal yaitu sebesar 3,7048%. Penelitian kedua yang dilakukan oleh Novianto (2007) dengan obyek penelitian jakarta islamic index (JII). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-sama) inflasi, suku bunga SBI, kurs rupiah terhadap dolar USD berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham dengan pendekatan APT. Secara parsial, variabel yang berpengaruh hanyalah suku bunga SBI. Jadi variabel yang dominan berpengaruh terhadap tingkat pengembalian saham adalah suku bunga SBI. Penelitian ketiga yang dilakukan oleh Arifrianto (2007) dengan obyek penelitian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Hasil penelitian ini secara 8

9 parsial menunjukkan bahwa tingkat inflasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tingkat pengembalian pasar, dimana hasil perhitungan koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien konstanta sebesar 0,058 dengan t hitung sebesar 1,799 dan nilai sig sebesar 0,048. Konstribusi variabel tingkat inflasi dalam menjelaskan tingkat pengembalian pasar mempunyai hubungan dan pengaruh yang signifikan. B. Tinjauan Teori 1. Analisis Pasar Saham Setiap pelaku pasar saham memerlukan suatu alat analisis untuk membantu dalam mengambil keputusan membeli atau menjual suatu saham. Menurut Fakhruddin (2001) dalam melakukan analisis dan memilih saham, ada dua aspek yang sering digunakan yaitu aspek fundamental dan aspek teknikal. Analisis fundamental adalah teknik-teknik yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara mengestimasikan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabelvariabel tersebut hingga diperoleh taksiran harga saham. Analisis fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah diapresiasi secara akurat (Kodrat, 2010). Untuk melakukan analisis

10 fundamental diperlukan beberapa tahapan analisis yaitu pertama, analisis kondisi ekonomi yang biasa digunakan untuk analisis fundamental adalah indikator business cycle. Business cycle adalah akumulasi dari perubahan cylical ekonomi makro dalam perekonomian. Kekuatan-kekuatan yang sama ini bertanggung jawab akan perubahan fundamental yang mempengaruhi harga saham. Harga saham juga dipengaruhi oleh siklus ekonomi yang sedang berlangsung (Samsul, 2006). Analisis ekonomi merupakan hal yang penting, karena seringkali sangat berpengaruh terhadap analisis efek secara keseluruhan. Menurut Fakhruddin (2001) dalam melakukan analisis kondisi makro ekonomi/kondisi pasar diperlukan beberapa tahapan analisis diantaranya adalah memperkirakan perubahan di dalam perekonomian/pasar, penggunaan indikator moneter untuk memperkirakan kondisi pasar, kondisi ekonomi dan kondisi pasar, penggunaan model-model valuasi untuk memperkirakan kondisi pasar. Kedua, analisis industri perlu memperhatikan siklus hidup suatu industri. Setelah menentukan posisi dalam siklus hidup industri, langkah selanjutnya adalah menganalisis siklus bisnis, serta menilai prospek industri di masa yang akan datang. Ketiga, analisis perusahaan yang menggunakan laporan keuangan dengan tiga metode yang dapat digunakan yaitu analisis cross section, analisis common size, analisis rasio keuangan, dan Du Pont analysis.

11 Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya di waktu yang lalu, volume perdagangan dan indeks harga saham gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah tertentu (trend). Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Analisis teknikal adalah suatu jenis analisis yang selalu berorientasi kepada harga (pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah) dari suatu instrumen investasi pada timeframe tertentu (price oriented) (Kodrat, 2010). Analisis teknikal ini mempelajari tentang perilaku pasar yang diterjemahkan ke dalam grafik riwayat harga dengan tujuan untuk memprediksi harga di masa yang akan datang. Harga yang tercermin di dalam grafik merupakan harga kesepakatan transaksi antara supply dan demand. Analisis teknikal dibagi menjadi tiga indikator penting yaitu indikator sentimen (sentiment), indikator aliran dana (flow of funds) dan indikator struktur pasar (market structure indicators). Analisis teknikal didasarkan sepenuhnya pada perdagangan pertama untuk suatu periode. Elemen-elemen yang mendefinisikan harga dan volume adalah harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, harga penutupan, volume, open interest, bid, dan ask. Elemen-elemen ini digunakan untuk menciptakan alat-alat yang berfungsi untuk mempelajari gerakan harga,

12 trend, pola, dan lain sebagainya. Ada tiga macam grafik yang biasa digunakan para analisis teknikal yaitu: Pertama, grafik garis merupakan grafik yang menunjukkan harga penutupan dalam range waktu yang ditentukan. Keuntungan grafikgaris adalah menampilkan gerakan harga sekuritas yang jelas dan mudah dimengerti. Kedua, grafik batang merupakan grafik yang memberikan informasi lebih lengkap dibandingkan dengan grafik garis yang hanya memuat harga penutupan. Pada grafik batang, kita bisa mengetahui harga pembukaan, tertinggi, terendah, dan penutupan. Ketiga, grafik candlestick merupakan grafik yang memberikan informasi yang sama dengan grafik batang. Namun ada sedikit perbedaan yaitu pada grafik candlestick harga pembukaan dan penutupan ditandai dengan adanya body. Apabila harga pembukaan di atas harga penutupan maka warna body berbeda dengan apabila harga pembukaan di bawah harga penutupan (warna body hitam). Kelemaham grafik candlestick ini karena menampilkan hubungan antara harga pembukaan, harga tertinggi, harga terendah, dan harga penutupan, maka grafik ini tidak dapat digunakan untuk saham yang hanya memiliki harga penutupan saja. Menurut Anoraga (2001) kegiatan pasar saat ini tidak terlepas dari indeks harga saham, untuk mengetahui bagaimana kegiatan ekonomi bergerak, naik atau turun, banyak orang akan melihatnya dari sisi indeks yang dicapai pada saat itu. Indeks harga adalah suatu angka yang digunakan untuk

13 membandingkan suatu peristiwa dibandingkan dengan suatu peristiwa lainnya. Angka indeks pada dasarnya merupakan suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang sama dalam dua waktu yang berbeda. Indeks harga saham adalah suatu indikator yang menunjukkan pergerakan harga saham. Indeks berfungsi sebagai indikator tren pasar, artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada saat pasar sedang aktif atau lesu. Pada Bursa Efek Indonesia terdapat enam jenis indeks yaitu indeks individual, indeks harga saham sektoral, indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks LQ45, JII (Jakarta Islamic index), indeks papan utama dan papan pengembangan (Darmadji, 2006). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan menunjukkan pergerakan harga saham secara umum yang tercatat di bursa efek. IHSG dapat digunakan sebagai acuan tentang perkembangan kegiatan di pasar saham serta digunakan untuk menilai situasi pasar secara umum atau mengukur apakah harga saham mengalami kenaikan atau penurunan (Anoraga, 2001). Indeks LQ45 yaitu indeks yang terdiri atas 45 saham pilihan dengan mengacu pada dua variabel, yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. 2. Faktor-faktor Penentu Kinerja Pasar Saham Menurut Warsono (2008) pada umumnya kinerja suatu pasar saham ditentukan oleh berbagai macam faktor. Faktor-faktor ini pada umumnya berpengaruh terhadap kinerja pasar secara simultan. Pertama, kondisi umum

14 perekonomian. Kondisi ekonomi pada periode tertentu dan kondisi ekonomi mendatang yang diharapkan oleh para pelaku pasar akan menjadi penentu kinerja pasar saham. Kondisi ekonomi suatu negara dapat diindikasikan dengan berbagai macam variabel ekonomi makro seperti inflasi, tingkat bunga umum, tingkat pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita, kurs tukar valas, dan sebagainya. Kedua, kondisi politik saat ini dan yang diharapkan di masa mendatang. Peristiwa politik tertentu dapat berdampak terhadap kinerja pasar saham. Hasil pemilihan umum (pemilu) baik untuk presiden dan wakil presiden maupun legislatif dapat berpengaruh terhadap kinerja pasar saham. Dalam pemilu legislatif untuk kemenangan partai tertentu juga dapat berpengaruh terhadap kinerja pasar saham. Ideologi yang dipegang oleh partai pemenang pemilu juga akan ikut mewarnai penentuan arah perekonomian. Ketiga, kondisi stabilitas dan keamanan negara. Stabilitas dan keamanan negara menjadi penentu utama berjalannya suatu bisnis. Negara yang sedang mengalami kekacauan akan menyulitkan perusahaan-perusahaan untuk menjalankan mengembangkan bisnisnya. Akibatnya, profitabilitas yang dihasilkan perusahaan-perusahaan yang beroperasi menurun atau bahkan mengalami kerugian. Hal ini tentunya akan bermuara pada menurunnya minat para investor untuk menanamkan dananya.

15 Keempat, kondisi fundamental perusahaan-perusahaan yang beroperasi. Faktor fundamental perusahaan merupakan faktor kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan atas operasi-operasi yang dilakukannya. Indikator yang digunakan pada umumnya berbasis kinerja keuangan. Suatu perusahaan atau industri dengan kinerja keuangan yang baik, maka akan direspon oleh pasar dengan baik pula. Bentuk respon pasar ini berupa kenaikan sekuritassekuritas yang diperdagangkan di pasar saham. Kelima, faktor sentimen pasar yang sedang berkembang. Sentimen pasar saham didorong dan digerakkan oleh dua macan perilaku para investor, yaitu keinginan untuk mendapatkan pengembalian yang besar, terutama pada saat harga sekuritas cenderung meningkat dan biasanya melampaui batas normal. Sentimen pasar saham juga didorong oleh perilaku para investor yang mengalami ketakutan tinggi terhadap kemungkinan kerugian yang akan dialaminya. 3. Inflasi Menurut Fahmi (2011:67) inflasi merupakan suatu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan. Apabila terjadi secara terus-menerus maka akan mengakibatkan pemburukan kondisi ekonomi secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas politik suatu negara. Inflasi merupakan hal berbahaya bagi perekonomian karena mampu

16 menimbulkan efek yang sulit diatasi bahkan berakhir pada keadaan yang bisa menumbangkan pemerintahan. Menurut Fahmi (2011:68) berdasarkan area timbulnya, inflasi terbagi menjadi dua yaitu inflasi domestik dan inflasi impor. Inflasi domestik ini terjadi karena faktor situasi dan kondisi yang terjadi di dalam negeri, seperti karena kebijakan pemerintah (government policy) dalam mengeluarkan deregulasi yang mampu mempengaruhi kondisi kenaikan harga. Inflasi impor disebabkan faktor situasi dan kondisi yang terjadi di luar negeri, seperti terjadinya guncangan ekonomi di Amerika Serikat yang berpengaruh pada naiknya harga berbagai barang yang berasal dari sana. Berdasarkan sebab-sebab timbulnya inflasi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu inflasi struktural, desakan biaya, dan desakan permintaan. Inflasi struktural merupakan suatu keadaan yang ditimbulkan oleh bertambahnya volume uang. Desakan biaya merupakan inflasi yang disebabkan oleh kebijakan perusahaan yang menaikan harga barang dagangannya karena implikasi dari kenaikan biaya internal. Desakan permintaan merupakan inflasi yang timbul karena didorong oleh biaya atau inflasi lain seperti kenaikan pendapatan masyarakat. Inflasi diukur dengan menghitung perubahan tingkat presentase perubahan sebuah indeks harga. Indeks harga tersebut diantaranya indeks harga konsumen (IHK) adalah indeks yang mengukur rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen, indeks biaya hidup, indeks harga

17 produsen, indeks harga komoditas adalah indeks yang mengukur harga dari komoditas-komoditas tertentu, indeks harga barang-barang modal, serta deflator PDB yang menunjukkan besarnya perubahan harga dari semua barang baru, barang produksi lokal, barang produksi jadi, dan jasa. Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung parah atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang terdorong untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau. 4. Keterkaitan Kinerja Pasar Saham dengan Inflasi Faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaandan perubahan kinerja perusahaan secara fundamental mempengaruhi harga saham di pasar. Apabila kinerja perusahaan meningkat maka harga saham akan meningkat dan jika kinerja menurun maka harga saham akan menurun. Jika salah satu variabel makro berubah seperti inflasi, maka investor akan bereaksi positif atau negatif tergantung pada apakah perubahan variabel makro itu bersifat positif atau negatif di mata investor. Kualitas reaksi positif ataupun reaksi negatif investor tidak sama ada yang lemah, ada yang normal, da nada pula yang berlebihan (overreaction) (Samsul, 2006).

18 Tingkat inflasi dapat berpengaruh positif maupun negatif tergantung pada derajat inflasi itu sendiri. Inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di suatu negara, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, mendorong kenaikan suku bunga, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, serta merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Inflasi yang berlebihan dapat merugikan perekonomian secara keseluruhan yaitu dapat membuat banyak perusahaan mengalami kebangkrutan. Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham di pasar, sementara inflasi yang sangat rendah akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi menjadi sangat lamban, dan pada akhirnya harga saham juga bergerak dengan lamban. Pada investasi saham, investor dapat melirik sektor-sektor saham dengan kinerja historis dengan korelasi negatif yang paling besar terhadap inflasi, bahkan positif. Maksudnya, saat inflasi cenderung naik, pada umumnya kinerja indeks sektor saham berpotensi mengalami tekanan. Namun untuk meminimalisasi dampak buruk inflasi terhadap portofolio saham, investor dapat memilih sektor-sektor saham dengan tingkat korelasi negatif paling besar.

19 C. Kerangka Pikir Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian dan perumusan masalah maka dibuat kerangka pikir penelitian untuk memberikan gambaran penelitian yang akan dilakukan yaitu tentang pengaruh inflasi terhadap pengembalian pasar saham di Bursa Efek Indonesia. Kerangka penelitian tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.1. Berdasarkan kerangka pikir pada Gambar 2.1, dapat dilihat bahwa dalam menganalisis keputusan investasi terdapat dua analisis yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental terdiri dari analisis ekonomi, analisis industri, dan analisis kondisi perusahaan. pada analisis kondisi perusahaan terdapat empat analisis untuk menganalisis kondisi perusahaan diantaranya analisis cross section, analisis common size, analisis rasio rasio keuangan, dan Du Pont analysis. Pada analisis industri terdapat dua analisis yaitu siklus hidup industri, dan siklus bisnis serta prospek industri sedangkan pada analisis ekonomi terdapat variabel ekonomi makro (PDB, tingkat pengangguran, inflasi, tingkat bunga) dan fluktuasi dalam aktivitas ekonomi. Variabel ekonomi seperti inflasi berpengaruh terhadap indeks pasar saham, sehingga inflasi dapat berpengaruh signifikan atau tidak berpengaruh signifikan terhadap pengembalian pasar saham (return on market).

20 Keputusan investasi pada saham Analisis fundamental Analisis teknikal Analisis ekonomi: 1. Variabel ekonomi makro: PDB, tingkat pengangguran, inflasi, tingkat bunga 2. Fluktuasi dalam aktivitas ekonomi Analisis industri: 1. Siklus hidup industri 2. Siklus bisnis dan prospek industri Analisis perusahaan: kondisi 1. Analisis cross section 2. Analisis common size 3. Analisis rasio keuangan 4. Du Pont analysis Indeks pasar saham Pengembalian pasar saham (return on market) Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

21 D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan hasil penelitian terdahulu, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang telah diuraikan dan dijelaskan sebelumnya, maka dapat diperoleh suatu hipotesis sebagai berikut: 1. Inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), 2. Inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat pengembalian indeks LQ45 di Bursa Efek Indonesia.