KORELASI ANTARA KEPUASAN DAN SIKAP TERHADAP PROFESI DENGAN MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Antara Kepuasan Kerja Dan Sikap Terhadap Profesi Dengan Motivasi Kerja Penyuluh Pertanian :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Volume I No.02, Februari 2016 ISSN :

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA IKLIM ORGANISASI DENGAN. KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. PUPUK KALTIM Tbk

III. METODELOGI PENELITIAN. sumbernya. Dalam hal ini diperoleh dari responden yang menjawab pertanyaan

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA PT. MENGANTI PERMAI DI SURABAYA SKRIPSI

PENGEMBANGAN PROFESI, KECERDASAN EMOSIONAL DAN SIKAP PROFESIONAL GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Muh. Mansyur Thalib

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

PENGARUH LEADER MEMBER EXCHANGE, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN PO SUMBER ALAM

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI CV. MULIA PLASINDO SURAKARTA

PENGARUH SEMANGAT KERJA, LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT. ASTRA INTERNATIONAL DAIHATSU CABANG TEGAL

III. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP TURNOVER INTENTION KARYAWAN HIGH POINT SERVICED APARTMENT SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan individu bersumber pada kebutuhan masing-masing individu.

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN POLITEKNIK NEGERI MEDAN. Oleh : Dr. Bambang Widjarnoko. SE.

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini sebagai berikut:

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Prisky Amalia Merike Cendera Kasih Bambang Swasto Sunuharyo Kusdi Rahardjo Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini, peneliti akan mendeskripsikan skor budaya organisasi dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X (Sikap orang tua )

SEMANGAT KERJA DITINJAU DARI KOHESIVITAS KELOMPOK KERJA PADA MITRA PEMASARAN DI KSB REGIONAL V YOGYAKARTA

BAB I. Era globalisasi telah melanda berbagai aspek kehidupan manusia, dimana

pengaruh variabel bebas (X1, dan X2) adalah besar terhadap adalah kecil terhadap variabel terikat (Y). BAB II URAIAN TEORITIS

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI PADA KARYAWAN PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TIMUR AREA PELAYANAN DAN JARINGAN MALANG)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian ex post facto, yaitu penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kinerja merupakan hasil atau dampak dari kegiatan individu selama periode waktu

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

HARGA DIRI, ORIENTASI KONTROL, DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1. Jadwal Penelitian

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

PENGARUH KEDISIPLINAN DAN INSENTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PO. NUSANTARA KUDUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektivitas dan keberhasilan organisasi (Yulk, 2005: 4). Kepemimpinan didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. ketat di segala bidang, Hal ini merupakan suatu tantangan bagi pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PT.WIRA MUSTIKA INDAH. ( pabrik paku dan kawat Indonesia )

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DIREKTIF, SUPORTIF, DAN ORIENTASI PRESTASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN

Perkembangan Kecerdasan Emosi Dan Iklim Organisasi Pengaruhnya Terhadap Disiplin Kerja (Studi Pada Staf Pengajar Jurusan Administrasi Bisnis)

LANDASAN TEORI. Menurut Rivai (2004:455) motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai-nilai yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH KOMPENSASI DAN PENGEMBANGAN KARIER TERHADAP KEPUASAN KERJA DENGAN MEDIASI MOTIVASI KERJA

PENGARUH ANTARA PENGELOLAAN KONFLIK DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI GURU SD NEGERI GUGUS 03 KECAMATAN TAMPAN KOTA PEKANBARU

KATA PENGANTAR. LPM Universitas PGRI Semarang

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya, dan prestasi akhir itulah yang dikenal dengan performance atau

BAB III METODE PENELITIAN. ini disajikan dengan angka-angka. Arikunto (2006) menyatakan bahwa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian kepustakaan dilakukan dengan membaca buku-buku literatur, dan

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. POS DI KABUPATEN PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. isu persaingan global. Artinya, isu utama era globalisasi adalah kebebasan

PENGARUH EFEKTIVITAS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KEMENTRIAN AGAMA KOTA KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1.Objek Penelitian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel independen yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan organisasi dalam berbagai tuntutan masyarakat dan zaman.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini bersifat asosiatif, penelitian asosiatif adalah penelitian yang

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

HUBUNGAN MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA PENGAWAI NEGERI SIPIL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2013:2).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu organisasi atau perusahaan, karena sumber daya manusia itu sendiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dengan interpretasi yang bersifat kualitatif. Menurut Ghozali (2005 : 4) yang

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Terdapat beberapa penelitian yang pernah dilakukan mengenai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Diyono Hening Sasmilo, Bapak Subiyono, dan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat beberapa komponen yang saling terkait. Adapun komponenkomponen

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian yang akan dilaksanakan di KAP yang berdomisili di wilayah

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR.. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah...

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT DELTOMED DI WONOGIRI

JURNAL ANALYSIS OF THE INFLUENCE OF INDIVIDUAL FACTORS, SOSIAL AND WORK TOWARD A MAJOR FACTOR IN JOB SATICFACTION OF EMPLOYEES AT PT TELKOM KEDIRI

Pengaruh Kompensasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT Ikon Garmindo

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

BAB III METODE PENELITIAN. Sekretaris No 88 BA Daan Mogot, Jakarta Barat.

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) (STUDI PADA GURU SMP NEGERI 4 RAHA KAB.

PENGARUH PEMBAGIAN KERJA TERHADAP EFEKTIVITAS DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN DELI

DAFTAR PUSTAKA. Dessler, G Human Resource Management. 8th edition. New Jersey: Prentice-Hall,

ANALISIS DISIPLIN KERJA DAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN DI BAGIAN PRODUKSI PADA PT. SEI BELAYAN RIMBA JAYA TIMBER INDUSTRIES DI GRESIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 6. Kesimpulan dan Saran

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. Juni 2013 sampai dengan bulan Agustus Berdasarkan jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. dapat dipercaya (dapat diandalkan, reliabilitas) antara iklim organisasi. kepuasan kerja pada karyawan PT Cipta Niaga Semesta.

B A B III METODOLOGI PENELITIAN. Kementerian Agama Kota Jakarta Pusat. Maxfield, 1930 (dalam Nazir, 2003)

MOTIVASI BERPRESTASI DAN SIKAP SISWA SMK TERHADAP KEWIRASWASTAAN. Wahid Munawar 1

Pengaruh Kompensasi, Iklim Organisasional, dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan PT. Madu Baru Yogyakarta

Transkripsi:

KORELASI ANTARA KEPUASAN DAN SIKAP TERHADAP PROFESI DENGAN MOTIVASI KERJA PUSTAKAWAN Oleh : Idan Setiari, Drs., M.Pd. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi dengan motivasi kerja pustakawan, khususnya pustakawan di kalangan Sekolah Menengah Kejuruan. Penelitian dilakukan dengan metode survai terhadap 40 orang pustakawan yang ditentukan secara acak (random sampling). Setiap pustakawan yang menjadi responden diminta mengisi instrumen penelitian yang terdiri atas tiga macam, yakni instrumen motivasi kerja, instrumen kepuasan kerja, dan instrumen sikap terhadap profesi. Data hasil penelitian dianalisis dengan statistik deskriptif dan inferensial dengan bantuan program komputer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi secara bersama-sama (simultan) dengan motivasi kerja pustakawan. Kata kunci: kepuasan kerja, sikap profesi, motivasi kerja. PENDAHULUAN Arus perkembangan globalisasi dan era informasi yang disertai dengan semakin terbukanya perdagangan bebas merupakan tantangan dalam pelaksanaan pembangunan bangsa Indonesia. Menghadapi tantangan tersebut, pemerintah mengeluarkan beberapa kebijakan pembangunan di antaranya dengan pendayagunaan aparatur negara dan peningkatan sumber daya manusia termasuk pustakawan. Pustakawan sebagai profesi yang bertugas mengelola pusat dokumentasi dan pusat informasi, serta mendokumentasikan dan memberikan layanan informasi yang diperlukan oleh pengguna perpustakaan, pustakawan seyogianya memiliki motivasi kerja yang tinggi agar produktivitasnya meningkat dan kinerjanya dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi yang membutuhkan. Pustakawan tidak dapat melepaskan diri dari kenyataan bahwa mereka adalah individu yang juga memiliki kebutuhan, keinginan, dan harapan dari tempat bekerjanya. Hal ini berkaitan erat dengan kualitas hasil kerja masing-masing individu. Motivasi kerja di maksud dalam tulisan ini adalah dorongan untuk melakukan segala sesuatu yang lebih baik dari lainnya dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya faktor kemampuan individu, budaya organisasi, kepuasan kerja, serta sikap terhadap pekerjaan itu sendiri. Dalam penelitian ini akan ditelaah korelasi antara kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi dengan motivasi kerja pustakawan, terutama pustakawan di kalangan perpustakaan sekolah menengah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat korelasi antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja pustakawan, (2) Apakah terdapat korelasi antara sikap terhadap profesi dengan motivasi kerja pustakawan, (3) Apakah terdapat korelasi antara kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi secara bersama-sama (simultan) dengan motivasi kerja pustakawan. Manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan penelitian ini antara lain : (1) Dapat mengetahui gambaran tentang motivasi kerja pustakawan, khususnya yang bekerja di lingkungan perpustakaan sekolah menengah, (2) Dapat mengetahui keterkaitan antara kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi pustakawan dengan motivasi kerja pustakawan yang bekerja di lingkungan sekolah menengah, (3) Sebagai acuan penelitian lebih lanjut tentang kinerja CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 7 Desember 2011 69

pustakawan dan sebagai bahan pertimbangan atau pengambilan keputusan yang terkait dengan pembinaan pustakawan secara umum. Hakikat Motivasi Kerja Motivasi adalah dorongan di dalam diri manusia yang mengaktifkan, menggerakkan, serta mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, kunci untuk mengerti motivasi adalah memahami hubungan kebutuhan, dorongan, dan tujuan (Luthans, 1985). Dengan perkataan lain, motivasi adalah sesuatu di dalam diri manusia yang memberi energi, aktivitas, dan gerakan yang mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan (Koontz et al., 1980). Perilaku manusia pada hakikatnya berorientasi pada tujuan. Oleh karena itu, perilaku manusia didasarkan pada kebutuhan atau keinginan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Tahapan yang perlu diperhatikan dalam perilaku adalah: 1) perilaku timbul karena adanya sesuatu sebab atau keinginan, 2) perilaku diarahkan kepada tujuan, 3) perilaku ada yang dapat diukur dan ada yang tidak dapat diukur, dan 4) perilaku memiliki motivasi. Dengan demikian, perilaku manusia pada dasarnya berorientasi pada tujuan, yang dimotivasi oleh keinginan untuk mencapai tujuan tertentu (Hersey dan Blanchard, 1988). Teori X dan Y adalah salah satu teori awal yang menerangkan perilaku manusia dalam hubungannya dengan motivasi kerja. Teori X mengatakan bahwa pada dasarnya manusia tidak menyukai kerja dan tidak suka diperintah. Mereka menyadari bahwa kerja itu perlu, namun apabila memungkinkan ia akan menghindarinya. Oleh karena itu, karyawan harus dipaksa agar bekerja dengan baik. Sebaliknya, teori Y bersifat lebih optimis. Teori Y memandang bahwa bekerja itu bersifat alami sama seperti bermain atau istirahat. Individu pada dasarnya ingin bekerja, memiliki kemampuan untuk menerima, mencari tanggung jawab, serta menerapkan imajinasi, kepandaian, dan kreativitas pada masalah-masalah organisasi (Stoner et al., 1995). Berdasarkan uraian di atas, maka motivasi kerja pustakawan adalah dorongan, upaya, dan keinginan yang terdapat di dalam diri pustakawan, yang berfungsi mengaktifkan, memberi daya, serta mengarahkan perilakunya untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dalam lingkup pekerjaan pustakawan. Motivasi kerja pustakawan terdiri atas: 1) dorongan untuk bekerja secara baik, memperhatikan umpan balik, dan berorientasi pada pencapaian tujuan kegiatan pustakawan, 2) upaya bertanggung jawab dan berani kompetitif, serta 3) keinginan untuk menikmati kesuksesan dan kesediaan menerima tugas di lingkungan perpustakaan. Hakikat Kepuasan Kerja Manusia bekerja karena ada tujuan atau ada sesuatu yang hendak dicapainya, dengan bekerja dan melakukan aktivitas kerja dengan sungguh-sungguh akan membawa seseorang kepada keadaan yang lebih baik, memberinya status serta mencapai suatu kondisi yang lebih memuaskan. Oleh karena itu, pekerjaan merupakan bagian penting kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan kerja dan juga mempengaruhi kepuasan hidupnya (Dharma, 1996). Kepuasan kerja adalah suatu penilaian dari karyawan tentang sejauh mana pekerjaannya secara keseluruhan mampu memuaskan kebutuhannya. Hal ini dapat diartikan pula bahwa kepuasan kerja merupakan perasaan pekerja terhadap pekerjaannya (Asa ad, 1995). S.Robbins (1996) mengatakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum pekerja yang menilai perbedaan antara jumlah imbalan yang diterima dengan yang diyakini seharusnya mereka terima. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan karyawan terhadap pekerjaannya, karena seorang karyawan yang kerja pada suatu organisasi membawa sekumpulan harapan, hasrat, dan kebutuhan. Kepuasan kerja akan didapat jika semua CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 7 Desember 2011 70

atau sebagian besar dari kebutuhan tersebut terpenuhi. Kepuasan kerja bersifat dinamis, dapat naik dan turun dengan cepat. Manusia di dalam lingkungan pekerjaannya tidak secara pasif menerima nasib dan kodratnya, tetapi dengan sadar berusaha untuk berprestasi dan mengaktualisasikan dirinya. Sekaitan dengan hal itu, kepuasan kerja dipengaruhi 0leh beraneka ragam faktor yang satu sama lain saling terkait. Menurut Harrell (1976), kepuasan kerja dipengaruhi oleh: 1) faktor perorangan, seperti jenis kelamin, usia, kemandirian, masa kerja, kecerdasan, pendidikan, dan kepribadian, 2)Faktor pekerjaan, seperti jenis pekerjaan, kemampuan yang dibutuhkan, status pekerjaan, geografi, dan besar-kecilnya perusahaan (perpustakaan), dan 3) faktor yang dikendalikan oleh manajemen seperti keamanan, gaji, kesempatan meningkatkan keahlian, kondisi kerja, rekan kerja, tanggung jawab, pengawasan, arus informasi dari atasan kebawahan, dan pengertian para pimpinan terhadap sikap pegawai. Teori keadilan mengasumsikan bahwa faktor utama yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah penilaian individu terhadap keadilan atau kewajaran imbalan yang diterima. Keadilan dapat didefinisikan sebagai perbandingan rasio input (upaya atau keterampilan) dan output (upah dan promosi) terhadap karyawan lain yang bertanggung jawab setara di tempat kerja yang sama atau berbeda. Jadi elemen kepuasan kerja menurut teori keadilan ada tiga, yaitu input, output, dan comparison person atau individu lain sebagai pembanding (Stoner et.al., 1995). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah penilaian karyawan tentang berbagai aspek yang berkaitan dengan pekerjaannya, yaitu: 1) kebutuhannya, meliputi gaji, tunjangan, dan promosi; 2) perasaan tentang pengakuan atas prestasi, penghargaan dan rasa keadilan, serta 3) kondisi kerja meliputi isi pekerjaan, lingkungan fisik, lingkungan sosial, dan pendelegasian. Hakikat Sikap terhadap Profesi Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi di mana seseorang bereaksi terhadap stimulus yang diterimanya (Mc Guire, 1995). Sikap adalah efek yang membekas yang dirasakan terhadap suatu objek, efek tersebut dapat bersifat positif atau mengatasi bersifat baik atau buruk. Sikap yang positif mendekatkan orang dengan objek, sebaliknya sikap negatif menyebabkan orang menghindari objek (Newcomb et al., 1981). Sikap merupakan produk dari proses sosialisasi di mana seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang diterimanya. Jika sikap mengarah pada objek tertentu berarti bahwa penyesuaian diri terhadap objek tersebut dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan kesediaan untuk bereaksi dari orang tersebut terhadap objek (Mar at, 1981). Manusia berhubungan dengan orang lain atau objek di dalam masyarakat dengan ciri sikap yang kompleks. Sikap mempunyai tiga elemen, yaitu: 1) elemen kognitif dimana kita berpikir atau percaya, 2) elemen perasaan atau afektif di mana kita bereaksi dengan menggunakan emosi dalam berhubungan dengan orang lain atau objek lain, serta 3) elemen perilaku yaitu sebuah kecenderungan untuk melakukan sesuatu sesuai dengan perasaan dan kepercayaan. Sikap mempengaruhi perilaku individu, seorang individu yang mempunyai sikap yang positif terhadap suatu objek akan mendorongnya kepada perilaku yang positif dan mengarah untuk mendukung sikapnya itu. Demikian pula sebaliknya, seorang yang mempunyai sikap negatif terhadap suatu objek akan menunjukkan perilaku negatif terhadap objek itu. Sikap bersumber dari orang tua, guru, dan anggota kelompok. Individu dilahirkan dengan kecenderungan (predisposisi genetik tertentu). Pada waktu usia muda, individu memodelkan sikapnya menurut orang yang dikagumi dan dihormati (significant others). Sikap itu penting karena mempengaruhi kerja seseorang (Robbins, 1996). Manusia yang profesional adalah individu yang mempunyai keahlian spesial serta bekerja pada lebih dari satu CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 7 Desember 2011 71

departemen di dalam organisasi (Griffin, 1987). Profesional merupakan suatu keahlian atas pekerjaan yang mempunyai basis teknis dan mempunyai otoritas keahlian yang sesuai dengan standar yang ditetapkan (Strauss dan Sayles, 1975). Individu yang profesional adalah individu yang mempunyai kekuatan dan komitmen jangka panjang terhadap keahlian, pekerjaan dan profesinya. Untuk itu mereka selalu meningkatkan pengetahuan dengan seringnya mengikuti perkembangan pengetahuan terbaru yang sesuai dengan keahliannya. Seorang profesional mempunyai loyalitas terhadap profesinya dan melebihi loyalitas para individu lain seperti rekan kerja atau pun pimpinan (Robbins, 1997). Berdasarkan uraian di atas, maka yang di maksud dengan sikap terhadap profesi adalah sekumpulan elemen kognitif afektif dan konotatif di dalam diri individu yang berhubungan dengan manfaat tugas, pelaksanaan tugas, rasa senang terhadap pekerjaan, puas terhadap pekerjaan, kerja keras, dan keinginan untuk mencapai sukses. Kepuasan kerja pustakawan merupakan suatu penilaian dari pustakawan tentang seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. Hal ini dikarenakan kepuasan kerja merupakan sekumpulan perasaan, maka kepuasan kerja bersifat dinamis, artinya dapat naik dan turun. Oleh karena itu, faktor-faktor di dalam organisasi (kantor) yang berhubungan dengan perasaan dan kepuasan perlu diperhatikan secara berkesinambungan. Hal ini menjadi sangat penting sebab kepuasan dan perasaan merupakan sebagian dari tuntutan hidup. Kepuasan kerja sangat mempengaruhi perasaan pustakawan dalam melaksanakan aktivitas kerjanya. Sikap terhadap profesi pustakawan adalah suatu kumpulan elemen kognitif, afektif dan konatif di dalam diri individu yang berhubungan dengan manfaat tugas, pelaksanaan tugas, rasa senang terhadap pekerjaan, puas terhadap pekerjaan, kerja keras, dan keinginan untuk mencapai sukses dalam profesi pustakawan. Sementara itu profesional berarti suatu keahlian atas pekerjaan yang mempunyai basis teknis dengan otoritas keahlian yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Seorang profesional menyenangi tugas yang mempunyai tantangan dan pengetahuan baru, percaya diri, mampu menyelesaikan masalah, serta menyenangi kesempurnaan dalam bekerja. Di samping itu, seorang profesional mempunyai ciri-ciri mampu membuat keputusan berdasarkan prinsip-prinsip yang berlaku umum, mampu mencapai prestasinya dengan cara objektif dengan kinerja yang standar dan berperilaku sesuai dengan etika dan kode etik profesi. Sikap pustakawan terhadap profesinya berarti suatu keyakinan, pikiran, perasaan, keinginan, dan tanggung jawab seorang pustakawan yang menimbulkan kesiapan untuk bertugas sesuai dengan profesinya, dan mencintai tugas yang diembannya serta menjalankan panggilan tugas tersebut dengan suka cita. Berkaitan dengan hal tersebut, motivasi kerja adalah faktor yang berpengaruh pada pekerja atau pustakawan di dalam melaksanakan tugas dan aktivitasnya. Hal ini didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut: 1) individu mcmpunyai kesadaran yang bervariasi, tujuan yang kompleks serta perasaan bersaing, 2) sebagian besar perilaku individu dilakukan dengan sadar mengarah pada tujuan, dan 3) individu memberi reaksi, penilaian serta perasaan terhadap hasil kerjanya. Mengacu pada uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa makin tinggi tingkat kepuasan kerja pustakawan, maka makin tinggi pula motivasi kerjanya. Selain itu, makin positif sikap pustakawan terhadap profesinya, makin tinggi pula motivasi kerjanya. Selanjutnya semakin tinggi kepuasan kerja pustakawan dan semakin positif sikap pustakawan terhadap profesinya, juga semakin kuat pula motivasi kerjanya. Dengan demikian diduga terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja pustakawan, terdapat hubungan positif antara sikap terhadap CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 7 Desember 2011 72

profesi dengan motivasi kerja pustakawan, dan terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dan sikap terhadap profesi secara bersama-sama dengan motivasi kerja pustakawan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode survei dengan pendekatan korelasional yang dilaksanakan terhadap pustakawan di SMKN I Ciamis, SMKN II Ciamis, SMK LPS 1 Ciamis, SMK LPS 2 Ciamis, SMK Taruna Bangsa Ciamis, SMKN I Cipaku Ciamis, SMK Informatika, dan Sekolah Pertanian (SPP-SPMA) Negeri Ciamis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2011. Populasi penelitian adalah seluruh pustakawan di ke delapan Sekolah Menengah Kejuruan tersebut yang berjumlah 70 orang. Sampel penelitian ditentukan secara acak (random sampling) sebanyak 40 Orang. Setiap pustakawan yang menjadi responden penelitian di minta mengisi instrumen penelitian yang terdiri atas tiga macam, yakni instrumen motivasi kerja, instrumen kepuasan kerja, dan instrumen sikap terhadap profesi. Seluruh instrumen yang digunakan dalam penelitian ini telah di kalibrasi dengan validasi butir, sedangkan koefisien reliabilitas instrumen dihitung dengan rumus Alpha Cronbach. Perhitungan koefisien reliabilitas terhadap ketiga instrumen tersebut menunjukkan bahwa reliabilitas instrumen motivasi kerja sebesar 0,7939, reliabilitas instrumen kepuasan kerja 0,8904, dan reliabilitas instrumen sikap terhadap profesi 0,7953. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan program SPSS for window versi 10.01 untuk mengetahui secara deskriptif gambaran hasil penelitian disertai dengan analisis teknik regresi dan korelasi, baik korelasi sederhana, parsial, maupun jamak. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum dilakukan analisis regresi dan korelasi, terlebih dahulu disajikan data berupa deskripsi statistik untuk setiap variabel yang diteliti, di antaranya jumlah sampel, nilai minimum, nilai maksimum, rerata, deviasi standar dan variasinya. Secara ringkas deskripsi data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 1. Berdasarkan analisis dengan menggunakan program komputer SPSS, antara lain ditemukan hasil sebagai berikut : 1) Persamaan regresi antara kepuasan kerja (X1) dengan motivasi kerja pustakawan (Y) adalah Y = 39,965 + 0,448 Xl. Hasil uji signifikansi terhadap persamaan regresi tersebut tercantum pada Tabel 2. Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Variabel Tabel 2. Uji Signifikasi Persamaan Regresi Y = 39,965 + 0,448 X 1 Keterangan : JK = Jumlah Kuadrat db = derajat bebas RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat * Regresi signifikansi (F observasi > F tabel 0,05) Selanjutnya dari analisis lebih lanjut diketahui bahwa persamaan regresi tersebut adalah linier (karena p = 0,014 < = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan Y = 39,965 + 0,448 X 1 signifikan dan linier. Makna persamaan regresi tersebut adalah perubahan suatu unit pada kepuasan kerja (X 1 ) akan diikuti oleh 0,0448 unit pada motivasi kerja pustakawan (Y) CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 7 Desember 2011 73

pada arah yang sama dengan konstanta sebesar 39,965. Koefisien korelasi sederhana kedua variabel adalah r y1 = 0,387 dan koefisien diterminasinya R 2 y1 = 0,150. Ini berarti bahwa 15 % variasi motivasi kerja pustakawan (Y) ditentukan oleh kepuasan kerja (X 1 ). Sementara itu, koefisien korelasi parsial antara kedua variabel bila sikap terhadap profesi (X 2 ) dikontrol adalah r y1.2 = 0,2223. Ini mengandung makna bahwa kepuasan kerja (X 1 ) mempunyai hubungan positif dengan motivasi kerja pustakawan (Y). 2) Persamaan regresi antara sikap terhadap profesi (X 2 ) dengan motivasi kerja pustakawan (Y) adalah Y = 31,027 + 0,432 X 2. Hasil uji signifikansi terhadap persamaan regresi tersebut tercantum pada Tabel 3. Tabel 3. Uji Signifikansi Persamaan Regresi Y = 31,027 + 0,432 X 2 Koefisien korelasi sederhana kedua variabel adalah r y2 = 0,617 dan koefisien diterminasinya R 2 y2 = 0,380. Ini berarti bahwa 38 % variasi motivasi kerja pustakawan (Y) ditentukan oleh sikap terhadap profesi (X 2 ). Sementara itu, koefisien korelasi parsial antara kedua variabel bila kepuasan kerja (X 1 ) dikontrol adalah r y1.2 = 0,5543. Ini mengandung makna bahwa sikap terhadap profesi (X 2 ) mempunyai hubungan positif dengan motivasi kerja pustakawan (Y). 3) Persamaan regresi antara kepuasan kerja (X 1 ) dan sikap terhadap profesi (X 2 ) secara bersama-sama dengan motivasi kerja pustakawan (Y) adalah Y = 31,027 + 0,217 X 1 + 0,384 X 2. Hasil uji signifikansi terhadap persamaan regresi tersebut (Tabel 4) menunjukkan bahwa persamaan regresi itu sangat signifikan. Tabel 4. Uji Signifikansi Persamaan Regresi Y = 31,425 + 0,217 X 1 + 0,384 X 2 Keterangan : JK = Jumlah Kuadrat db = derajat bebas RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat * Regresi signifikansi (F observasi > F tabel 0,05) Selanjutnya dari analisis lebih lanjut diketahui bahwa persamaan regresi tersebut adalah linier (karena p = 0,000 < = 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan Y = 31,027 + 0,432 X 2 sangat signifikan dan linier. Makna persamaan regresi tersebut adalah perubahan suatu unit pada sikap terhadap profesi (X 2 ) akan diikuti oleh 0,432 unit pada motivasi kerja pustakawan (Y) pada arah yang sama dengan konstanta sebesar 31,027. Keterangan : JK = Jumlah Kuadrat db = derajat bebas RJK = Rata-rata Jumlah Kuadrat * *Regresi signifikansi (F observasi > F tabel 0,05) Koefisien korelasi jamak kedua variabel bebas dengan variabel terkait adalah r y.2 = 0,641 dan koefisien diterminasinya R 2 y1.2 = 0,411. Ini berarti bahwa 41,10% variasi motivasi kerja pustakawan (Y) ditentukan oleh kepuasan kerja (X 1 ) dan sikap terhadap profesi (X 2 ) secara bersama-sama. CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 7 Desember 2011 74

SIMPULAN Simpulan yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Terdapat hubungan positif antara kepuasan kerja dengan motivasi kerja pustakawan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja pustakawan, maka semakin kuat pula motivasi kerja pustakawan tersebut. 2. Terdapat hubungan positif antara sikap terhadap profesi dengan motivasi kerja pustakawan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin positif sikap pustakawan terhadap profesinya, maka semakin kuat pula motivasi kerja pustakawan tersebut. 3. Terdapat hubungan positif antara kerja dan sikap terhadap profesi secara bersama-sama (simultan) dengan motivasi kerja pustakawan. Dengan demikian dapat diartikan bahwa semakin tinggi kepuasan kerja pustakawan dan semakin positif sikap pustakawan terhadap profesinya secara bersamasama, maka semakin kuat pula motivasi kerja pustakawan tersebut. 4. Untuk meningkatkan motivasi kerja pustakawan dapat dilakukan dengan berbagai upaya melalui peningkatan kepuasan kerja pustakawan dan peningkatan sikap positif pustakawan terhadap profesinya. Upaya tersebut dapat dilaksanakan misalnya dengan memperbaiki sistem insentif bagi pustakawan, sistem pengembangan karier yang lebih terbuka untuk berkembang, melakukan pembinaan terhadap organisasi profesi pustakawan, dan mengembangkan kepribadian para pustakawan itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Asa ad, M.1955. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberti Dharma, A. 1996. Perilaku dalam Organisas. Jilid 1 dan 2. Jakarta : Erlangga. Griffin, R.W. 1987. Management. Boston : Houghton Miffin. Harrell, T.W. 1976. Industrial Psychology. New Delhi : Oxford and IBH Hersey, P.And K. Blanchard. 1988. Management of Organizational Behavior : Utilizing human resources. Engeloewood Cliff : Prentice Hall. Koontz. H.C. O Donnel.And H. Wihrich. 1980. Management. New York : McGraw Hill. Luthans, F. 1985. Organizational Behavior. New York : McGraw Hill. Mar at. 1981. Sikap Manusia : Perubahan serta pengukurannya. Bandung : Ghalia. McGuire. William. 1995. The Nature of Attitude Change : The handbook of Social physiology. New Delhi : America Pub. Newcomb. T.M., G. Murphy. L.B. Murphy. And D. Krech. D. 1981. Social Psychology : The study of human behavior. Terjemahan Tim Psikologi UI. Bandung : CV. Diponegoro. Robbins, S.P. 1996. Organization Behaviour : Concept, controversies and applications. New York : Prentice hall. 1997. Managing Today. Englewood Cliff : Prentice Hall. Stoner.J.A.F., E. Freeman. And J.R.G. Daniel 1995. Management. New Delhi : Prentice Hall. Strauss, G. And R.L. Sayles. 1975. Personal : The human problem of management New Delhi : McGraw Hill. Riwayat Penulis : Idan Setiari, Drs.M.Pd., adalah staf pangajar Universitas Galuh Ciamis, tenaga pengajar tidak tetap Sekolah Pertanian Menengah Atas Negeri (SPP-SPMAN) DT.II Ciamis, dan SMK Negeri I Cipaku Ciamis. CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 7 Desember 2011 75

CAKRAWALA GALUH Vol. I No. 7 Desember 2011 76