GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN KABUPATEN BELITUNG

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESENIAN DI KOTA BANJAR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN DI KABUPATEN BANYUWANGI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG PERHUBUNGAN

INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN. Batas Waktu Pencapaian Tahun

MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWlSATA REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEBUDAYAAN DAN PARIWlSATA NOMOR: PM.106/HK.501/MKP/2010

BUPATI MOJOKERTO. PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR A} TAHUN2Ol3 TENTANG STANDAR PELAYANAT{ MINIMAL BIDAI{G KESENIAN DI KABUPATEIT MOJOKERTO

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KETENAGAKERJAAN DI PROVINSI JAMBI

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 37 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 860 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENANAMAN MODAL PROVINSI JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 90 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 41 TAHUN 2013 TENTANG PENERAPAN DAN RENCANA PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 6

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR: 22/PER/M.KOMINFO/12/2010

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2012 NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR JAMBI

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 5 TAHUN 2013

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

17. URUSAN WAJIB KEBUDAYAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 34 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 859 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 40 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PERHUBUNGAN KABUPATEN BANYUWANGI

LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 49 TAHUN 2012

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR 82 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KEBUDAYAAN PROVINSI RIAU

BERITA DAERAH KABUPATEN NIAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 14 /PRT/M/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 44 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 913 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 39 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN BUDAYA KERJA LINGKUP PEMERINTAH PROVINSI JAMBI

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG

2013, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1918); 3. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik

PTRATURAN BUPATI PAMIKASAI{ NOMOR 16 TAHUN 2OL4 TENTANG PETUNJUK TEKNIS STANDAR PELAYANAN MIIUMAL BIDANG KESENIAIT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG SUMBANGAN PIHAK KETIGA KEPADA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAMBI

G U B E R N U R J A M B I

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG BANTUAN KEUANGAN UNTUK PASAR BUNGO TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 31 TAHUN 2013

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 77 TAHUN 2012

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN BELITUNG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 35 TAHUN 2013 STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETENAGAKERJAAN KABUPATEN BELITUNG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BUPATI BANYUMAS. PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR «r TAHUN 20 13

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 26 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2014

- 4 - MEMUTUSKAN: Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Pemerintah Daerah

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KELUARGA BERENCANA DAN KELUARGA SEJAHTERA DI KABUPATEN BANYUWANGI

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2006 NOMOR 16 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 32 TAHUN 2006

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

GUBERNUR SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 35 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA PROVINSI RIAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 65/Permentan/OT.140/12/2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 73 TAHUN 2012

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 76 TAHUN 2012

KEPUTUSAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT KANTOR PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN TASIKMALAYA BUPATI TASIKMALAYA

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA PASURUAN NOMOR 72 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KETAHANAN PANGAN KABUPATEN BELITUNG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2014

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

GUBERNUR JAMBI GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2012-2015 GUBERNUR JAMBI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pembangunan kebudayaan agar tetap lestari, yang menjadi dasar dalam melaksanakan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan sebagai acuan dalam menerapkan dan memberi layanan publik dalam bentuk Standar Pelayanan Minimal di bidang kesenian; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a diatas, perlu menetapkan Peraturan Gubernur Jambi tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swantantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau (Lembaran Negara Tahun 1957 Nomor 75) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958 tentang penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 19 Darurat Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Swantara Tingkat I Sumatera Barat, Jambi dan Riau Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1646); 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3.Undang. 1

3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5168); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundangan Undangan (Lembaran Negara Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585); 8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal; 10. Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Nomor: PM.106/HK.501/MKP/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesenian; 11.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 694). MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR JAMBI TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESENIAN PROVINSI JAMBI TAHUN 2012-2015. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan: 1.Daerah. 2

1. Daerah adalah Provinsi Jambi. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi Jambi. 3. Gubernur adalah Gubernur Jambi. 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Jambi. 5. Standar Pelayanan Minimal yang selanjutnya disingkat SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. 6. Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan. 7. Pelayanan Dasar adalah jenis pelayanan publik yang mendasar dan mutlak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam kehidupan sosial, ekonomi dan pemerintahan. 8. Standar Pelayanan Minimal, yang selanjutnya disebut SPM adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang diperoleh setiap warga negara secara minimal. 9. Perlindungan adalah upaya pencegahan dan penanggulangan yang dapat menimbulkan kerusakan, kerugian, atau kepunahan karya seni yang diakibatkan oleh perbuatan manusia ataupun proses alam. 10. Pengembangan adalah upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas karya seni yang hidup ditengah-tengah masyarakat tanpa menghilangkan nilainilai yang terkandung didalamnya. 11. Pemanfaatan adalah upaya penggunaan karya seni untuk kepentingan pendidikan, agama, sosial, ekonomi, ilmu pengetahuan teknologi, dan seni itu sendiri. 12. Kesenian adalah hasil cipta rasa manusia yang memiliki nilai estetika dan keserasian antara pencipta, karya cipta, dan lingkungan penciptaan. BAB II STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN PROVINSI JAMBI Pasal 2 (1) Penyelengaraan SPM Bidang Kesenian sebagai acuan pelayanan dasar dibidang Kesenian sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal bidang kesenenian. (2) SPM Bidang Kesenian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi jenis pelayanan dasar beserta indikator kinerja dan target Tahun 2013-2015 yang terdiri dari : a. Perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan dibidang kesenian : 1. cakupan kajian seni sebesar 50 % sampai tahun 2015; 2. cakupan fasilitas seni 30 % sampai tahun 2015; 3. cakupan gelar seni 75 % sampai tahun 2015; dan 4. cakupan misi kesenian 100 % sampai tahun 2015. 3 b.sarana dan Prasarana

b. Sarana dan Prasarana : 1. Cakupan sumber daya manusia kesenian sebesar 25% sampai tahun 2015; 2. Cakupan tempat sebesar 100% sampai tahun 2015; 3. Cakupan organisasi sebesar 34% sampai tahun 20154. (3) Indikator kinerja target sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan nilai 100 sebagaimana tercantum dalam peraturan Gubernur ini. Pasal 3 (1) Standar Pelayanan Minimal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 memberikan pedoman bagi daerah untuk melayani masyarakat dalam hal : a. melindungi jenis dan bentuk Kesenian sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan gejala yang menimbulkan kerusakan atau kepunahan; b. mengembangkan jenis dan bentuk Kesenian sebagai upaya penyebarluasan dan pendalaman serta peningkatan mutu budaya bangsa; c. memanfaatkan jenis dan bentuk Kesenian untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat untuk kepentingan ritual, pendidikan, ilmu pengetahuan, pariwisata, dan ekonomi. Pasal 4 Penetapan indikator kinerja dan target SPM Bidang Kesenian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, merupakan target minimal yang harus dicapai secara bertahap mulai Tahun 2013-2015 Pasal 5 (1) Target SPM Bidang Kesenian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kerja (Renja), dan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) SKPD dalam Program : a. Program perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan bidang kesenian; b. Program peningkatan sarana dan prasarana kesenian daerah. (2) Pelaksanaan program/kegiatan bidang kesenian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a meliputi: a. menumbuhkembangkan kegiatan seni dan budaya daerah dalam masyarakat b. mengadakan kegiatan pertunjukan dan pementasan seni budaya daerah baik seni budaya asli daerah maupun seni budaya dari daerah lain. (3) Pelaksanaan kegiatan bidang kesenian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b melaksanakan kegiatan penyediaan sarana prasarana bidang kesenian menghidupkan sanggar seni dan pengembangan, pementasan seni dan budaya. Pasal 6 4 Pasal 6

Sasaran dalam penyelenggaraan SPM bidang kesenian terdiri atas : a. bentuk dan jenis Kesenian yang ada, hidup, dan berkembang di daerah provinsi, kabupaten/kota; b. menampilkan kesenian dalam acara dan peristiwa di provinsi, kabupaten/kota; c. Seniman, pencipta, penyaji, peneliti, kritikus, kurator, dramaturg, dan organisasi Kesenian serta masyarakat pelaku dan/atau penikmat Kesenian. BAB III PENGORGANISASIAN Pasal 7 (1) Gubernur bertanggung jawab dalam penyelenggaraan pelayanan dibidang kesenian sesuai dengan SPM bidang kesenian yang dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Provinsi. (2) Penyelenggaraan SPM bidang kesenian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) secara operasional dikoordinasikan SKPD yang membidangi kebudayaan dan/atau kesenian. (3) Penyelenggaraan SPM bidang kesenian dilakukan oleh aparatur SKPD sesuai dengan kualifikasi dan kompetisi yang dibutuhkan. BAB IV PELAKSANAAN Pasal 8 (1) SPM Bidang Kesenian merupakan acuan dalam perencanaan program pencapaian target oleh Dinas Pariwisata dalam melakukan pelayanan kepada insan kesenian, pelaku kesenian baik di provinsi dan Kabupaten/Kota. (2) SPM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) perencanaan program dilaksanakan sesuai dengan pedoman/standar teknis yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan. BAB V PELAPORAN Pasal 9 (1) Gubernur menyampaikan laporan teknis tahunan penerapan dan pencapaian SPM bidang kesenian kepada Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata. (2) Berdasarkan laporan teknis tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan bahan pembinaan dan pengawasan teknis penerapan SPM bidang kesenian. (3) Dalam rencana pencapaian target SPM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Dinas kebudayaan dan Pariwisata Provinsi wajib menyampaikan laporan hasil pencapaian kinerja penerapan SPM Bidang Kesenian kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. BAB VI 5

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI Pasal 10 (1) Gubernur melaksanakan monitoring dan evaluasi atas penerapan SPM bidang kesenian dalam rangka mengakses dan mutu pelayanan kesenian kepada masyarakat. (2) Monitoring sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang undangan yang berlaku. (3) Monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Gubernur bersama pakar seni dan budayawan terhadap setiap pengelolaan kesenian guna memperbaiki kesenian daerah. Pasal 11 Hasil Monitoring dan evaluasi penerapan SPM bidang kesenian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dipergunakan : a. bahan masukan bagi pengembangan kapasitas dalam pencapaian SPM bidang kesenian; b. bahan pertimbangan dalam pembinaan dan pengawasan penerapan SPM bidang kesenian, termasuk pemberian penghargaan kepada insan seni, pelaku kesenian dan budayawan baik provinsi maupun di Kaubapaten/Kota. BAB VII PENEMBANGAN KAPASITAS Pasal 12 (1) Gubernur memfasilitas pengembangan fasilitas melalui peningkatan kemampuan sistem, kelembagaan, personal, keuangan. (2) Fasilitas pengembangan kapasitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa orientasi umum, bimbingan teknis, pendidikan dan pelatihan dan bantuan lainnya yang meliputi : a. penghitungan sumber daya dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai SPM bidang kesenian termasuk kesenjangan pembiayaan; b. penyusunan rencana pencapaian SPM bidang kesenian dan penetapan target tahunan pencapaian SPM bidang kesenian; c. penilaian prestasi kerja pencapaian SPM bidang kesenian; d. pelaporan prestasi kerja pencapaian SPM bidang kesenian (3) Fasilitas, pemberian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan mempertimbangan kemampuan keuangan daerah. 6 BAB VII.

BAB VII PENDANAAN Pasal 13 Pembiayaan dalam pelaksanaan rencana pencapaian SPM Bidang Kesenian Provinsi dibebankan pada APBD Provinsi Jambi. BAB V PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 14 (1) Gubernur melakukan pembinaan teknis atas penerapan dan pencapaian SPM bidang kesenian. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan menyusun petunjuk teknis yang ditetapkan dengan peraturan kepala daerah. Pasal 15 (1) Pengawasan operasional penyelenggaraan rencana pencapaian SPM bidang kesenian dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang bertanggung jawab atas urusan wajib yang bersangkutan. (2) Gubernur melakukan pembinaan teknis atas penerapan dan pencapaian SPM bidang kesenian. (3) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata berdasarkan peraturan yang berlaku. (4) Gubernur dapat mendelegasikan pembinaan teknis bidang kesenian berdasarkan SPM bidang kesenian. Pasal 16 (1) Gubernur dalam menilai, menetapkan dan mempertimbangkan daftar usulan insan pelaku kesenian secara perorangan dan/atau berkelompok untuk memperoleh anugrah kesenian ditingkat Provinsi. (2) Gubernur wajib menghargai, memberikan anugrah seni sekurangkurangnya satu kali satu tahun kepada insan pelaku kesenian baik perorangan dan/atau kelompok untuk memeroleh anugrah seni (3) Anugrah seni sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) diberikan dalam bentuk piagam, barang dan/atau dalam bentuk uang kepada penerima anugrah seni. (4) Penerima Anugrah kesenian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat diusulkan ke Kementerian untuk menjadi calon penerima anugrah seni tingkat Nasional. BAB VIII. 7

BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 12 Perturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan perundangan peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jambi. Diundangkan di Jambi pada tanggal 19 Februari 2013 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI JAMBI ttd H. SYAHRASADDIN Ditetapkan di Jambi pada tanggal 19 Februari 2013 GUBERNUR JAMBI ttd H. HASAN BASRI AGUS BERITA DAERAH PROVINSI JAMBI TAHUN 2013 NOMOR 16 8

LAMPIRAN PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 16 TAHUN 2013 TANGGAL 19 Februari 2013 INDIKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG KESENIAN N o Jenis Pelayanan Dasar 1 Perlindungan Pengembangan, dan Pemanfaatan Bidang Kesenian Standar Pelayanan Minimal Keterangan Indikator Target 2013 2014 2015 a. Cakupan Kajian Seni 20% 35% 50% Kegiatan yang bersifat kajian adalah: a. seminar; b. sarasehan; c. diskusi; d. bengkel seni (workshop); e. penyerapan nara sumber; f. studi kepustakaan; g. penggalian; h. eksperimentasi; i. rekonstruksi; j. revitalisasi; k. konservasi; l. studi banding; m. inventarisasi; n. dokumentasi; dan o. pengemasahan bahan kajian. Provinsi, kabupaten/kota, minimal melaksanakan 50% dari seluruh kegiatan yang menjadi cakupan kajian seni, sampai tahun 2015. 9

No Jenis Pelayanan Dasar Standar Pelayanan Minimal 10 Keterangan Indikator Target 2013 2014 2015 b. Cakupan Fasilitas Seni 15% 20% 30% Jenis-jenis fasilitas dalam perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan bidang kesenian adalah: 1. penyuluhan substansial maupun teknikal; 2. pemberian bantuan; 3. bimbingan organisasi; 4. kaderisasi; 5. promosi; 6. penerbitan dan pendokumentasian; dan 7. kritik seni. Provinsi, kabupaten/kota, minimal melaksanakan 30% dari seluruh kegiatan yang menjadi cakupan kajian seni, sampai tahun 2015. c. Cakupan Gelar Seni 30% 50% 75% Wujud gelar seni antara lain: 1. pergelaran; 2. pameran; 3. festival; dan 4. lomba. Provinsi, kabupaten/kota, minimal melaksanakan 75% dari seluruh kegiatan yang menjadi cakupan kajian seni, sampai tahun 2015. d. Misi Kesenian 40% 60% 100% Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota wajib mengadakan misi kesenian antar daerah sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun dalam rangka pertukaran budaya, diplomasi, dan promosi kesenian di daerahnya keluar daerah.

No Jenis Pelayanan Dasar 2 Sarana dan Prasarana Standar Pelayanan Minimal Indikator a. Cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian Keterangan Target 2013 2014 2015 10% 20% 25% Dalam berbagai kegiatan perlindungan, pengembangan, dan pemanfaatan seni diperlukan kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) Kesenian sebagai berikut: 1. sarjana seni; 2. pakar seni; 3. pamong budaya; 4. seniman/budayawan; 5. kritikus; 6. insan media massa; 7. pengusaha; dan 8. penyandang dana. Provinsi, kabupaten/kota, minimal melaksanakan 25% dari cakupan Sumber Daya Manusia Kesenian, sampai tahun 2015. b. Cakupan Tempat 40% 70% 100 % 11 Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota berkewajiban menyediakan minimal: 1. Tempat untuk menggelar seni pertunjukan dan untuk pameran; dan 2. Tempat untuk memasarkan karya seni untuk mengembangkan industri budaya Provinsi, kabupaten/kota, menyediakan minimal satu tempat yang mudah dicapai oleh masyarakat, dapat berupa gedung kesenian atau fasilitas-fasilitas lain yang memungkinkan dan satu buah tempat untuk memasarkan karya seni, sampai Tahun 2015.

c. Cakupan Organisasi 20% 25% 34% Pemerintah provinsi dan kabupaten/kota membentuk: 1. Organisasi struktural yang menangani kesenian. 2. Lembaga/dewan kesenian. 3. Khusus pemerintahan provinsi membentuk Taman Budaya sebagai UPT yang menangani kesenian. Provinsi, kabupaten/kota, minimal melaksanakan 34% dari cakupan Organisasi, sampai tahun 2015. GUBERNUR JAMBI ttd H. HASAN BASRI AGUS 12