PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sistem pertanian di Indonesia. Pestisida digunakan untuk mengurangi

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DAN LAMA PENYEMPROTAN DAN INTERVAL KONTAK PESTISIDA DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN PENGGUNAAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

HUBUNGAN HIGIENE PERORANGAN DAN CARA PENYEMPROTAN PESTISIDA DENGAN TINGKAT KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO

Keywords: Pecticides, Cholinesterase, Poisoning, Risk Factor

BAB I PENDAHULUAN. membunuh atau mengendalikan berbagai hama tanaman. Tetapi pestisida. lingkungan apabila tidak tepat dalam menggunakannya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pestisida adalah zat untuk membunuh atau mengendalikan hama. Food

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida merupakan salah satu teknologi pengendalian organisme

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan pestisida di seluruh dunia (world-wide), tetapi dalam hal kematian

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkat tinggi setelah aplikasi pestisida. Penggunaan bahan-bahan beracun itu pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya menyebabkan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI BAWANG MERAH DI DESA KEDUNGUTER KECAMATAN BREBES KABUPATEN BREBES

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. KataKunci: Pengetahuan, sikap, penggunaan APD, petani pengguna pestisida.

mengalami keracunan pestisida yang menyebabkan kematian antara orang. Di Indonesia diperkirakan terjadi kasus keracunan setiap

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

HUBUNGAN ANTARA LAMA PAPARAN ASAP ROKOK DENGAN FREKUENSI KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

Lama Bertani dan Hubungannya dengan Cholinesterase Darah Petani Hortikultura di Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo

Kata Kunci:Pengetahuan, Sikap, Lama Kontak, Masa Kerja, Tata Cara, Keterpaparan Pestisida

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

LAMA PAJANAN ORGANOFOSFAT TERHADAP PENURUNAN AKTIVITAS ENZIM KOLINESTERASE DALAM DARAH PETANI SAYURAN

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Keperpustakaan : 29 ( ) Kata Kunci : Cholinesterase, petani penjamah, pestisida

ABSTRACT. Keywords: Cholinesterase, Pesticide Poisoning, Horticulture Farmers

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

BAB III METODE PENELITIAN

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 5 No. 2 MEI 2016 ISSN

STUDI PREVALENSI KERACUNAN PESTISIDA PADA PETANI PENYEMPROT SAYUR DI DESA MENDONGAN KECAMATAN SUMOWONO KABUPATEN SEMARANG

Oleh : Rani Angreani Walangitan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA

BAB III METODE PENELITIAN

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DENGAN PENGGUNAAN SUMBAT TELINGA (EAR PLUG) PADA PEKERJA PANDE ALUMUNIUM DI DESA KEMBANG KUNING KABUPATEN BOYOLALI

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Utin Dewi Sri Aryani; 2016 Pembimbing I : Lisawati Sadeli, dr., M.Kes Pembimbing II : Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.

SUMMARY NURLAILA GAIB NIM :

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

Hansen STIKES Muhammadiyah Samarinda ABSTRACT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) PADA PEKERJA DI UNIT KERJA PRODUKSI PENGECORAN LOGAM

Hubungan Pajanan Pestisida dengan Gangguan Keseimbangan Tubuh Petani Hortikultura di Kecamatan Ngablak Kabupaten Magelang

BABI PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki wilayah perkebunan kelapa sawit yang cukup luas.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

PERSEPSI MAHASISWA TENTANG METODE PENGAJARAN DOSEN DENGAN PRESTASI BELAJAR MAHASISWA KEPERAWATAN STIKES AISYIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PAPARAN PESTISIDA DENGAN KELUHAN SUBJEKTIF GANGGUAN KULIT PADA PETANI DI DESA PAKUREJO KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2016

PENGARUH TINGKAT BAHAYA BAHAN KIMIA TERHADAP DERMATITIS KULIT DAN ISPA PADA PEKERJA LABORATORIUM KIMIA PKBS

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS ASETILKOLINESTERASE DARAH DAN ARUS PUNCAK EKSPIRASI PETANI KENTANG DENGAN PAPARAN KRONIK PESTISIDA ORGANOFOSFAT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERMINOLOGI MEDIS PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah salah satu negara berkembang dan negara agraris yang

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Desi Putri Utami; Onny Setiani; Hanan Lanang Dangiran; Yusniar Hanani Darundiati

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN NUTRISI DENGAN TEKANAN DARAH LANSIA DI MANCINGAN XI PARANGTRITIS KRETEK BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR KDPK I PADA MAHASISWA PRODI D-IV BIDAN PENDIDIK REGULER STIKES AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012/2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Kadar Cholinesterase Darah, Petani Penyemprot Pestisida Padi Sawah

BAB III METODE PENELITIAN

DINASTI TUNGGAL DEWI J

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE DARAH PETUGAS PENYEMPROT PESTISIDA JENIS MALATHION DI KOTA MEDAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

DETERMINAN GANGGUAN KEPEKAAN KULIT PADA PETANI BAWANG MERAH DESA WANASARI KECAMATAN WANASARI KABUPATEN BREBES

ANALISIS KADAR CHOLINESTERASE DARAH PADA PETANI PENYEMPROT PESTISIDA TANAMAN HORTIKULTURA DI PERKEBUNAN WAWO MATANI KOTA TOMOHON

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2 yaitu tahun dan diatas 35 tahun yang mengacu dari BKKBN

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PAPARAN PESTISIDA PADA PEKERJA CHEMIS (PENYEMPROTAN)

Moch. Fatkhun Nizar Hartati Tuna Ningsih Dewi Sumaningrum Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MEROKOK DENGAN PROFIL TEKANAN DARAH. di RT 03 RW1 Dusun Semambu Desa Paringan Jenangan Ponorogo

Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross-

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian (survei) analitik, yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlational yaitu

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi Manado

MOTIVASI DAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC) PADA IBU HAMIL TRIMESTER III

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB I PENDAHULUAN. Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad

SKRIPSI KEEFEKTIFAN MEDIA FILTER ARANG AKTIF DAN IJUK DENGAN VARIASI LAMA KONTAK DALAM MENURUNKAN KADAR BESI AIR SUMUR DI PABELAN KARTASURA SUKOHARJO

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

HUBUNGAN KADAR TIMBAL DALAM DARAH DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEDAGANG BUKU DI PASAR BUSRI SRURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SISWA SD NEGERI IV BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

PENGARUH BEBAN KERJA FISIK TERHADAP KELELAHAN KERJA DI BAGIAN PRODUKSI TULANGAN BETON PT. WIJAYA KARYA Tbk. BETON BOYOLALI

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan case

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DAN LAMA PENYEMPROTAN DAN INTERVAL KONTAK PESTISIDA DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE PETANI DI DESA KEMBANGKUNING KECAMATAN CEPOGO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan Oleh : NIZAR ZULMI J 410 120 072 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

i

ii

iii

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI DAN LAMA PENYEMPROTAN DAN INTERVAL KONTAK PESTISIDA DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE PETANI DI DESA KEMBANG KUNING KECAMATAN CEPOGO Nizar Zulmi 1, Heru Subaris Kasjono 2, Dwi Astuti 3 1 Mahasiswa Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, nizar94zulmi07@gmail.com 23 Dosen Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Abstrak Pestisida merupakan salah satu substansi yang bersifat sangat neurotoksik. Keracunan pestisida bagi tubuh berupa turunnya aktivitas cholinesterase dalam darah. Pemeriksaan cholinesterase dapat dilakukan dengan memeriksa aktivitas cholinesterase darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara frekuensi dan lama penyemprotan dan selang waktu kontak pestisida dengan aktivitas cholinesterase darah pada petani di Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 37 petani. Variabel yang diteliti diantaranya adalah aktivitas cholinesterase darah, frekuensi penyemprotan, lama penyemprotan dan interval kontak pestisida. Lokasi penelitian dilakukan di Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali. Uji statistik yang digunakan adalah Rank Spearman. Berdasarkan hasil bivariat penelitian, menunjukkan bahwa variabel yang memberikan hasil bermakna adalah : Frekuensi menyemprot (p-value 0,042 ; r s 0,287), Lama penyemprotan (p-value 0,000 ; r s 0,660), dan interval kontak pestisida (p-value 0,043 ; r s 0,594). Kata Kunci : Pestisida, Aktivitas Cholinesterase, Lama Penyemprotan. Abstract Pesticides are one of the substances that are highly neurotoxic. Pesticide poisoning to the body in the form of declined in cholinesterase activity in the blood. Cholinesterase examinated can be done by checking blood cholinesterase activity. The aims of this study was to determine the relationship between frequency of spraying, spraying duration and interval of contact pesticides with blood cholinesterase activity on farmers in the Banjarejo sub-district Kembangkuning Cepogo. This researched using cross sectional study design with a number of respondents as many as 37 farmers. Variables studied include blood cholinesterase activity of respondents, frequency of spraying, spraying long time, and an interval of contact pesticides. The research located in the village of Kembangkuning. The statistical test used was Spearman Rank. Based on the results of bivariate the study, showed that the variables which provide results is: The frequency of spraying (p-value 0.042; rs 0.287), spraying duration (p-value 0.000; rs 0.600), and an interval of contact pesticides (p-value 0.043; rs 0,285 ). Key Words : pesticide, cholinesterase activities, spraying duration. 1

1. PENDAHULUAN Menurut WHO (2010) diperkirakan sekitar 5000 10.000 orang mengalami dampak dari keracunan pestisida tersebut seperti kanker, cacat tubuh, penyakit liver dan jumlahnya akan semakin meningkat di negara negara berkembang. Terbaru pada tahun 2013 terjadi di negara Kamboja sebanyak 88% petani diketahui mengalami dampak akut dari keracunan pestisida, sedangkan di China terjadi 53.000 hingga 123.000 kasus keracunan pestisida setiap tahunnya. Sedangkan di Indonesia diperkirakan sekitar 12.000 kasus kematian setiap tahunnya diakibatkan oleh keracunan pestisida akut. Menurut data Dinas Pertanian dan Kehutanan Boyolali (2015) bahwa jumlah pestisida yang dikeluarkan oleh pemerintah sebanyak 2.942,5 liter, 1734 kg dan 42 dos insektisida untuk wilayah Boyolali pada tahun 2015. Untuk tahun 2016 sampai dengan Bulan April, insektisida yang dikeluarkan sebanyak 1.830 liter, 1974 kg dan 21 dos. Insektisida tersebut didistribusikan ke seluruh daerah di Boyolali yang membutuhkan. Berdasarkan penelitian sebelumnya yang diperoleh dari laporan Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Boyolali, telah dilakukan pemeriksaan cholinesterase darah petani di Cepogo pada tahun 2011. Dari penelitian tersebut ditemukan kasus keracunan pestisida. Adapun temuannya yaitu dari 26 sampel darah petani diperoleh 12 sampel dengan tingkat keracunan ringan. Keracunan pestisida di Jawa Tengah, menurut data rekam medis dari Puskesmas Cepogo Boyolali menunjukkan bahwa di Dusun Banjarejo Desa Kembangkuning pada akhir tahun 2014 pernah terjadi keracunan akibat paparan pestisida. Diketahui korban yang bernama Bp. Jumali merasakan badan lemas, mual, muntah-muntah dan kepala pusing setelah menyemprot pestisida ke tanaman tomat. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara frekuensi dan lama penyemprotan dan interval kontak pestisida dengan aktivitas cholinesterase petani di Dusun Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. 2

2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan observasional dan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 10 Mei 2016 di Dusun Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali. Populasi pada penelitian ini adalah kelompok tani yang bernama Tani Rukun yang masih aktif menyemprot di Dusun Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali sebanyak 40 orang dengan jenis kelamin laki-laki. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah exhaustive sampling. Menurut Notoadmojo (2012), exhaustive sampling yaitu mengambil semua osubjek dari popilasi sumber sebagai sampel untuk diteliti. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian. Pada analisis ini menggunakan data berskala ordinal yang menghasilkan distribusi frekuensi dan rata rata hitung tiap variabel. Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan data asli hasil wawancara dan pengukuran (berskala rasio). Uji normalitas data pada penelitian yaitu Saphiro - Wilk. Penggunaan uji Saphiro Wilk didasarkan pada sampel penelitian ini yang berjumlah 50. Data ternyata tidak berdistribusi normal maka uji statistik yang digunakan yaitu korelasi Rank Spearman. Menurut Sugiyono (2015), dalam korelasi Rank Spearman terdapat nilai keeratan hubungan antar variabel yang disebut dengan nilai r s. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel pada penelitian ini sebanyak 40 responden tetapi yang dapat mengikuti penelitian ini sebanyak 37 responden dikarenakan 3 responden tidak dapat hadir karena keperluan pribadi dan dianggap dropped out. 3

3.1 Karakteristik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo Kabupaten Boyolali Tahun 2016 No Karakteristik Interval Jumlah Frekuensi Persentase Mean (%) 23-29 4 10,8 30-36 6 16,2 1 Umur 37-43 10 27,0 44-50 11 29,7 51-57 4 10,8 58-64 2 5,4 Jumlah 37 100 4-10 10 27,0 11-17 7 18,9 2 Masa Kerja 18-24 4 10,8 25-31 9 24,3 32-38 3 8,1 39-45 4 10,8 Jumlah 37 100 3 Tingkat Pendidikan Std. Deviasi 42 10 21 12 Tidak Sekolah 4 10,8 - - Tamat SD 15 40,5 Tamat SMP 11 29,7 Tamat SMA 6 16,2 Diploma 1 2,7 Jumlah 37 100 Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa responden terbanyak berumur antara 44 50 tahun yakni dengan persentase 29,7%. Rata-rata umur responden adalah 42 tahun. Adapun untuk masa kerja responden berdasarkan penelitian diperoleh data responden menurut masa kerja sebagai petani penyemprot pestisida. Bahwa kebanyakan responden sudah bekerja selama 4 10 tahun sejumlah 10 orang (27%). Rata-rata masa kerja responden adalah 21 tahun. Untuk tingkat pendidikan responden berdasarkan penelitian diperoleh data responden menurut tingkat pendidikan terakhir. Bahwa tingkat pendidikan responden yang terbanyak adalah tamatan SD dengan jumlah 15 orang (40,5%). Paling sedikit yaitu lulusan Perguruan Tinggi dengan jumlah hanya 1 orang (2,7%). 4

3.2 Analisis Univariat 3.2.1 Frekuensi Penyemprotan Pestisida Tabel 2. Distribusi Frekuensi Penyemprotan Pestisida No Frekuensi penyemprotan Jumlah Persentase Mean 1. Ideal (<3 kali) 34 91,9 % 2 2. Tidak ideal ( 3 kali) 3 8,1 % Total 37 100% Dapat dilihat pada Tabel 2, dari 37 responden menunjukkan bahwa responden terbanyak telah melakukan penyemprotan secara ideal yakni sejumlah 34 orang (91,9%). Rata-rata responden menyemprot pestisida sebanyak 2 kali dalam seminggu. Menurut Bentvelzen (2008) frekuensi penyemprotan sebaiknya tetap dilakukan sesuai dengan ketentuan agar keracunan akibat pestisida dapat diminimalisir. Frekuensi penyemprotan yang dianjurkan adalah maksimal 2 kali dalam satu minggu. 3.2.2 Lama Penyemprotan Pestisida Tabel 3. Distribusi Lama Penyemprotan Pestisida No Lama Jumlah Persentase Mean penyemprotan 1. Ideal ( 4 jam) 15 40,2 % 5 2. Tidak ideal 22 59,8 % (>4 jam) Total 37 100% Berdasarkan data pada Tabel 3, dari 37 responden menunjukkan bahwa terbanyak responden melakukan penyemprotan dengan lama penyemprotan tidak ideal yakni sejumlah 22 orang (59,8%). Rata-rata lama penyemprotan pestisida yang dilakukan responden adalah 5 jam. Waktu 5 jam ini sudah termasuk lama penyemprotan pestisida yang tidak ideal dengan ketentuan penggunaan pestisida. Dimana batas maksimal lama penyemprotan yang ideal menurut Permenaker No.Per-03/Men 1986 bahwa untuk tiap satu kali kegiatan adalah 4 jam. 3.2.3 Interval Kontak Pestisida Tabel 4. Distribusi Interval Kontak Pestisida No Interval Jumlah Persentase Mean 1. Ideal (>2 hari) 36 97,3% 6 2. Tidak ideal 1 2,7% ( 2 hari) Total 37 100% Dapat dilihat pada Tabel 4, dari 37 responden menunjukkan bahwa kebanyakan responden telah memiliki interval kontak terhadap pestisida yang baik (istirahat dari penyemprotan selama lebih dari 2 hari) yakni sejumlah 36 orang (97,3%). Rata-rata responden memiliki interval kontak terhadap 5

pestisida adalah 6 hari. Menurut Sutarni (2007) petani yang kontak dengan pestisida hanya tiap seminggu atau sebulan sekali dapat terhindar dari penurunan aktivitas cholinesterase darah karena adanya rentang istirahat yang cukup untuk menormalkan kembali cholinesterase darahnya. 3.2.4 Aktivitas Cholinesterase Tabel 6. Distribusi Aktivitas Cholinesterase No Aktivitas cholinesterase Jumlah Persentase Mean 1. Normal 4 10,8% 61,48 % 2. Ringan 19 51,3% 3. Sedang 14 37,9% Total 37 100% Dapat dilihat pada Tabel 5, dari 37 responden menunjukkan bahwa responden tertinggi memiliki aktivitas cholinesterase darah tingkat ringan yakni sejumlah 19 orang (51,3 %). Rata-rata aktivitas cholinesterase darah responden adalah 61,48 %. Menurut Alsuhendra dan Ridawati (2013), pestisida tidak hanya membunuh dapat membunuh organisme pengganggu tanaman saja, melainkan dapat pula membunuh organisme lainnya yang bukan sasarannya seperti manusia. Hal ini, dikarenakan praktik penggunaan pestisida oleh petani kurang atau bahkan tidak didasarkan pada pertimbangan ekologi dan kesehatan serta peraturan mengenai penggunaan pestisida yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. 3.3 Analisis Bivariat Tabel 6. Hubungan antara Frekuensi dan Lama Penyemprotan Dan Interval Kontak Pestisida dengan Aktivitas Cholinesterase di Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo Tahun 2016 Frekuensi Aktivitas Cholinesterase Total p value r s Penyemprotan Tidak Normal Normal n % n % n % Ideal 4 11,8 30 88,2 34 100 0,042-0,287 Tidak ideal 0 0 3 100 3 100 Jumlah 4 10,8 33 89,2 37 100 Lama Penyemprotan Ideal 4 26,7 11 73,3 15 100 0,000-0,660 Tidak ideal 0 0 22 100 22 100 Jumlah 4 10,8 33 89,2 37 100 Interval Kontak Ideal 4 11,1 32 88,9 36 100 0,000 0,594 Tidak ideal 0 0 1 100 1 100 Jumlah 4 10,8 33 89,2 37 100 6

Berdasarkan hasil penelitian, seperti pada data diketahui bahwa nilai p 0,05 yang berarti ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Hal tersebut berlaku untuk setiap variabel, baik frekuensi penyemprotan, lama penyemprotan dan interval kontak pestisida. Nilai p dari ketiganya secara berurutan yaitu 0,042, 0,000, dan 0,000 yang berarti terdapat hubungan antara masing masing variabel bebas tersebut dengan aktivitas cholinesterase. Nilai korelasi terbesar dimiliki oleh lama penyemprotan yakni -0,660 dengan artian, lama penyemprotan memiliki keeratan hubungan terkuat dengan kejadian keracunan pestisida yang ditandai dengan adanya penurunan pada cholineseterase. Selain lama penyemprotan, variabel lain (frekuensi penyemprotan dan interval kontak) memiliki kekuatan hubungan yang cukup kuat dengan melihat nilai korelasi -0,287 dan 0,594. Menurut Djojosumarto (2008), pestisida dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalu mulut, pernapasan, dan kulit. Kegiatan penyemprotan pestisida memiliki pengaruh cukup kuat dengan menurunnya aktivitas cholinesterase darah. Selain itu, faktor faktor lain seperti pengetahuan, status gizi, dosis pestisida, kelengkapan APD juga bisa turut mempengaruhi terjadinya keracunan pestisida. 4. PENUTUP 4.1 Simpulan 4.1.1 Responden yang mengalami keracunan pestisida sebanyak 33 orang (89,2 %) terdiri dari keracunan ringan dan sedang. 4.1.2 Faktor frekuensi petani dalam menyemprot pestisida mempunyai hubungan cukup kuat dengan aktivitas cholinesterase responden di Dusun Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo. 4.1.3 Faktor lama petani dalam menyemprot pestisida mempunyai hubungan kuat dengan aktivitas cholinesterase responden di Dusun Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo. 4.1.4 Faktor interval kontak terhadap pestisida mempunyai hubungan kuat dengan aktivitas cholinesterase responden di Dusun Banjarejo Desa Kembangkuning Kecamatan Cepogo. 4.2 Saran 4.2.1 Petani Penyemprot Pestisida Disarankan dalam melakukan penyemprotan pestisida sebaiknya sesuai dengan pedoman penggunaan pestisida untuk meminimalisir adanya lama kontak dengan pestisida yang berlebih sehingga bisa mengantisipasi terjadinya akumulasi pestisida di dalam darah. 4.2.2 Dinas Kesehatan Pemeriksaan darah disertai pemantauan secara rutin guna mengetahui aktivitas cholinesterase darah petani sebagai indikator 7

adanya keracunan pestisida pada petani-petani lain di daerah berisiko lebih tinggi. 4.2.3 Dinas Pertanian Dimohon lebih kompak dan saling bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Boyolali dalam memantau kesehatan dan kesejahteraan petani. Serta pengawasan khusus terhadap penggunaan pestisida jenis organopospat di wilayah Boyolali. 4.2.4 Peneliti Lain Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dengan menggunakan pengukuran yang lebih akurat dan sensitif selain pemeriksaan cholinesterase. 5. DAFTAR PUSTAKA Alsuhendra dan Ridawati. 2013. Bahan Toksik dalam Makanan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Bentvelzen. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Salatiga : Taman tani. Budiawan, AR. 2013. Faktor Risiko Cholinesterase Rendah Pada Petani Bawang Merah. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 8. No. II. Januari 2013: 198-206. Departemen Kesehatan RI. 1992. Pemeriksaan Cholinesterase Darah Dengan Tintometer Kit. Jakarta. Dinas Pertanian dan Kehutanan Boyolali. 2015. Pemerintah. Provinsi JATENG. Pestisida Subsidi Djojosumarto, P. 2008. Pestisida & Aplikasinya. Jakarta : Agro Media. Laboratorium Kesehatan Daerah. 2011. Hasil Pemeriksaan Pemaparan Pestisida Petani Tembakau Kecamatan Petani. Boyolali: Laboratorium Kesehatan Daerah Boyolali. Mahyuni, EL. 2015. Faktor Risiko Dalam Penggunaan Pestisida Terhadap Keluhan Kesehatan pada Petani di Kecamatan Berastagi Kabupaten Karo. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol. 9. No. I. Maret 2015: 79-89. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. PANAP. 2013. Kasus Keracunan Pestisida. Diakses 20 Maret 2016 http://www.who.int/mental_health/prevention/suicede/pesticides. 8

Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. 03/Menaker/Per/III/1986 tentang Batasan Penggunaan Pestisida. Raini M., Dwiprahasto I., Sukasediati N. Pengaruh Istirahat Terhadap Aktivitas Kolinesterase Petani Penyemprot Pestisida Organofosfat di Kecamatan Pacet, Jawa Barat. Buletin Penelitian Kesehatan. 2004. Sugiyono, Prof, Dr. 2015. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta. Sutarni, S. 2007. Sari Neurotoksikologi. Yogyakarta: Pustaka Cendekia Press Swadaya. Woodford, BS. 2013. Hubungan antara Masa Kerja Pengelolaan Pestisida dan Lama Penyemprotan dengan Kadar Kolinesterase Darah Petani Sayur di Kecamatan Rurukan Satu Kota Tomohon. Penelitian : Universitas Samratulangi Manado. 9