BAB I PENDAHULUAN. seperti sole proprietorship biasanya peran ini dilakukan oleh pemilik. Tetapi pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan mekanisme yang di dalamnya terdiri dari berbagai partisipan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dunia usaha pada mulanya merupakan perusahaan perseorangan atau

Bab 1 PENDAHULUAN. sebuah perusahaan. Manajer dapat dikatakan sebagai agent dan pemegang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor. Indikator pesatnya pertumbuhan perusahaan tersebut dapat dilihat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik kepentingan antara manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dalam menjalankan usahanya perusahaan dihadapkan pada kebutuhan dana, baik untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keagenan antara principal dengan agent. Menurut Jensen dan Meckling

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) Nomor 8 sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan menjadi pusat perhatian stakeholders. Keputusan finansial

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. pemberian wewenang oleh pemegang saham kepada manajer untuk bekerja demi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Pengklasifikasian Utang. Utang Menurut Djarwanto (2004) merupakan kewajiban perusahaan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memenuhinya. Oleh sebab itu dibutuhkan pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. modal sebagai media untuk menyerap investasi dan media untuk memperkuat

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik industri maupun jasa, termasuk industri consumer goods.

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB 1 PENDAHULUAN. harus berupaya secara efisien dan efektif untuk mengelola perusahaan agar dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Manajemen laba merupakan permasalahan serius yang dihadapi praktisi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan menggambarkan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik dan didukung oleh sistem yang baik akan dapat. dimainkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda

BAB 1 PENDAHULUAN. Permasalahan pada perusahaan mengenai praktik earnings management yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah suatu bentuk laporan pada perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era bisnis yang berkembang seperti sekarang ini, harga saham suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pentingnya informasi laba membuat setiap perusahaan berlombalomba

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi penting yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konflik manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul ketika. terjadi karena adanya asimetri informmasi.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan global dimulai dengan kasus subprime mortgage dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. pemilik dapat mengukur kinerja manajemen karena laporan keuangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak eksternal maupun pihak-pihak

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan produk akuntansi yang menyajikan data-data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Pergerakan harga saham industri farmasi di Bursa Efek Indonesia mulai

BAB I PENDAHULUAN. kinerja atau pertanggung jawaban manajemen perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. peluang yang akan dihadapi oleh Indonesia dengan adanya AFTA. AFTA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

BAB I PENDAHULUAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perkembangan perusahaan real estate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyerahkan barang atau jasa pada tanggal tertentu. Hutang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendirian sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas. Tujuan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai kegiatan investasi serta memberikan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat tercapai dan lebih unggul dari perusahaan lain dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman yang semakin pesat telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan debt to equity ratio. Rasio ini merupakan rasio hutang yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. (surplus fund). Dalam pasar modal, investor sebagai pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB I PENDAHULUAN. hal seperti dasar pembagian dividen, dasar kompensasi, pengukuran prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang dari perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diambil dalam rangka proses penyusunan laporan keuangan akan. mempengaruhi penilaian kinerja perusahaan.

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu pihak yang berkepentingan untuk mengetahui seberapa baik perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. optimal bagi perusahaan. Kinerja manajemen dapat tercermin dalam laporan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai kondisi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. karena laporan keuangan memperlihatkan kondisi perusahaan pada tahun bersangkutan. Laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. antara pihak agent dengan pihak principal. Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dalam laporan tahunan harus disertai pengungkapan yang penuh

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya membuat dunia usaha dijalankan secara profesional justru menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

ANALISIS PERBEDAAN PENGATURAN LABA (EARNINGS MANAGEMENT) PADA KONDISI LABA DAN RUGI PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR GO PUBLIC DI INDONESIA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi akuntansi yang berhubungan dengan kinerja perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan keuangan tersebut

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya setiap entitas bisnis didirikandengan tujuan memperoleh laba, bertumbuhdan melanjutkan operasinya secara terus menerus. Pencapaian tujuan tersebut memerlukan sumber daya manusia dengan kemampuan manajerial yang handal untuk mengelola sumber daya perusahaan. Pada entitas dengan skala kecil seperti sole proprietorship biasanya peran ini dilakukan oleh pemilik. Tetapi pada entitas dengan skala besar seperti Perseroan Terbatas, peran ini tidak bisa dilakukan pemilik sendiri dikarenakan perusahaan dihadapkan pada kompleksitas bisnis yang lebih luas dan persaingan yang lebih ketat. Kondisi ini menyebabkan beberapa pemilik mempercayakan pengelolaan perusahaan kepada orang-orang yang memiliki kemampuan manajerial yang profesional dan handal yang dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan biaya yang efisien. Pemisahan peran ini didalam ilmu ekonomi disebut dengan istilah agency theory. Agency theory merupakan suatu teori yang menjabarkan mengenai kontrak kerjasama antara pemilik dengan manajemen dan dalam kontrak tersebut pemilik mendelegasikan wewenangnya kepada manajemen untuk menjalankan perusahaan. Manajemen sebagai agen dari pemilik diberi tugas untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang pada akhirnya juga akan memaksimalkan kekayaan principal. Namun dalam prakteknya manajemen tidak bisa sepenuhnya menjalankan amanat dari pemilik dikarenakan manajemen sebagai agen dari pemilik juga termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Utomo dan Bachruddin (2005) berasumsi bahwa suatu individu akan bertindak untuk i

memenuhi kebutuhannya sendiri dan berakibat pada tindakan agen untuk mempengaruhi informasi terkait dengan kinerjanya serta pertanggung jawabannya yang tercermin dalam laporan laba akuntansi. Salah satu tolok ukur yang digunakan oleh pemilik dalam menilai keberhasilan dari manajemen dalam mengelola perusahaan adalah dengan melihat laba akuntansi yang dihasilkan. PSAK 23 (2012) mendefinisikan laba akuntansi sebagai laba atau rugi bersih selama satu periode yang disusun dengan menggunakan dasar akrual. Laba akuntansi sering digunakan oleh pihak eksternal seperti calon investor, kreditor maupun pemegang saham sebagai acuan dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti investasi, pinjaman, dan kompensasi manajemen. Keputusan-keputusan ini memiliki hubungan yang erat dengan kepentingan manajemen sehingga ada tendensi dari manajemen untuk mempengaruhi keputusan tersebut dengan menaikan dan menurunkan laba yang dilaporkannya. Tindakan untuk menaikan dan menurunkan laba yang dilakukan manajemen ini sering disebut dengan istilah manajemen laba. Manajemen laba dapat dilakukan oleh manajemen dengan memanfaatkan kondisi asimetri informasi (Amin, 2007). Asimetri informasi terjadi karena manajemen sebagai pengelola perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak mengenai perusahaan dibanding dengan investor atau pemilik. Manajemen juga memiliki kuasa atas informasi didalam laporan keuangan karena laporan tersebut disusun oleh manajemen. Penguasaan atas informasi ini akhirnya menciptakan suatu peluang bagi manajemen untuk melakukan manajemen laba. 2

Manajemen laba pada umumnya dilakukan dengan memainkan komponen discretionary accruals. Amin (2007) mendefinisikan discretionary accrual sebagai suatu kebijakan akuntansi yang memberikan keleluasaan pada manajemen untuk menentukan jumlah transaksi akrual secara fleksibel. Discretionary accrual menyebabkan peningkatan laba menjelang penawaran saham perdana, memuncak pada saat penawaran dan menurun setelah penawaran dan dalam jangka panjang akan berdampak pada penurunan kinerja keuangan perusahaan. Penggunaan discretionary accrual disatu sisi menguntungkan manajemen karena menaikan kinerja perusahaan di mata pemilik. Namun disisi lain discretionary accrual menjadi suatu jebakan bagi pemilik karena bisa menyebabkan pemilik dan calon investor salah dalam melakukan pengambilan keputusan ekonomi. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amin (2007), telah membuktikan bahwa discretionary accrual akan berdampak pada penurunan kinerja keuangan perusahaan dalam jangka panjang yang pada hakikatnya akan merugikan pemilik dan calon investor. Penurunan kinerja keuangan tersebut didukung dengan teori accrual reverse yang dikemukakan oleh Kusumawardhani dan Siregar (2009). Jika perusahaan mencatat akrual dalam jumlah tertentu pada tahun ini sehingga mengakibatkan nilai laba menjadi lebih tinggi, maka pada periode-periode selanjutnya nilai akrual tersebut akan berbalik dan menjadikan laba perusahaan mengecil. Dengan kata lain discretionary accrual hanya akan melakukan penundaan pencatatan laba yang lebih kecil dengan melakukan percepatan pengakuan pendapatan atau penundaan pengakuan beban. Penurunan kinerja ini

akan berdampak pada reaksi negatif investor terhadap saham perusahaan di pasar modal yang pada akhirnya akan berdampak pada penurunan return saham di bursa. Penjelasan di atas didukung oleh hasil penelitian Widyastuti (2007) yang menemukan bukti bahwa kenaikan perilaku manajemen laba akan berdampak pada penurunan return saham yang dihasilkan. Penelitian yang dilakukan oleh Suyudi (2009), Primanita & Setiono (2006) dan Achmad, dkk. (2007) telah menjabarkan mengenai motivasi yang dapat mempengaruhi tindakan manajemen laba yang diantaranya adalah motivasi hutang (debt hypothesis) dan motivasi biaya politik (political cost hypothesis) Debt hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki debt ratio atau leverage yang lebih besar biasanya akan berusaha menaikan laba akuntansinya supaya kinerjanya terlihat bagus di mata kreditor. Debt ratio menunjukan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang dengan menggunakan aktivanya. Semakin tinggi debt ratio maka citra perusahaan di mata kreditor akan semakin menurun karena tingginya debt ratio juga akan meningkatkan risiko gagal bayar perusahaan. Sehingga untuk menaikan citranya di mata kreditor manajemen akan berusaha untuk menaikan labanya dengan melakukan manajemen laba. Hasil penelitian Widyaningdyah (2001) menunjukan bahwa leverage memiliki pengaruh yang signifikan terhadap manajemen laba. Hal ini disebabkan karena perusahaan dengan leverage yang tinggi akan berusaha untuk menaikan labanya di mata kreditor untuk memberikan bargaining position yang lebih baik dalam negosiasi atau penjadwalan ulang utang perusahaan. 4

Political cost hypothesis menjelaskan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran yang besar akan berusaha untuk mengurangi laba akuntansinya supaya tidak menarik perhatian regulator setempat. Namun menurut Handayani dan Rachadi (2009), perusahaan sedang dan besar justru akan berusaha untuk melakukan manajemen laba melalui mekanisme pelaporan laba positif. Hal ini dikarenakan perusahaan berukuran sedang dan besar mendapatkan tekanan yang lebih kuat dalam memenuhi ekspektasi dari shareholder-nya. Sehingga perusahaan berukuran besar dan sedang akan berusaha untuk menghindari penurunan laba dan earning losses. Siregar dan Utama (2005) melalui penelitiannya telah menemukan bukti bahwa semakin besar ukuran perusahaan maka perusahaan tersebut akan melakukan praktik manajemen laba dengan cara mengecilkan laba yang dilaporkannya. Salah satu hal yang dilakukan untuk meminimalisasi tindakan manajemen laba adalah dengan mengubah struktur kepemilikan. Motivasi dan peluang untuk melakukan manajemen laba pada awalnya bersumber dari pemisahan antara pemilik dengan manajemen. Untuk mengurangi motivasi dan kesempatan manajemen tersebut maka biasanya perusahaan akan menambah kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional didalam perusahaan. Utama dan Siregar (2005) mendefinisikan kepemilikan institusional sebagai jumlah presentase saham yang dimiliki oleh institusi seperti bank dan asuransi. Peningkatan kepemilikan institusional ini dianggap dapat meningkatkan pengawasan atas aktivitas manajemen dalam mengelola perusahaan sehingga dapat meminimalkan tindakan manajemen laba. Tetapi, dalam Passive hands

hypothesis dijabarkan bahwa terdapat investor institusi yang berorientasi pada jangka pendek yang sering disebut myopic investor. Myopic investor lebih berfokus pada pelaporan laba jangka pendek dibandingkan pelaporan laba jangka panjang yang menyebabkan manajemen menjadi termotivasi untuk melakukan manajemen laba dengan lebih agresif. Widyastuti (2008) melalui penelitiannya menemukan bahwa kepemilikan Institusional memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Selain kepemilikan institusional, terdapat kepemilikan manajerial. Kepemilikan manajerial menunjukan proporsi saham perusahaan yang dimiliki oleh manajemen. Peningkatan kepemilikan manajerial dianggap dapat mendorong terjadinya penyatuan kepentingan antara manajemen dengan pemegang saham yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja manajemen demi kepentingan pemegang saham dan dirinya sendiri (Palestin, 2009). Tetapi disisi lain, kepemilikan manajerial yang tinggi dapat meningkatkan kecenderungan manajemen untuk memanipulasi laba. Kepemilikan manajerial yang tinggi akan mengurangi tekanan pihak luar yang dihadapi oleh manajemen dalam menyajikan laporan keuangan yang akurat. Peluang ini dapat dimanfaatkan oleh manajemen untuk memilih kebijakan-kebijakan akuntansi yang dapat mencerminkan kepentingan pribadi mereka. Melalui Penelitiannya, Ujiyantho dan Pramuka (2007) menemukan bukti bahwa kepemilikan manajerial memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba. Selain berdampak terhadap return saham melalui tindakan manajemen laba, leverage, ukuran perusahaan, dan struktur kepemilikan juga dapat 6

berpengaruh langsung terhadap return saham. Leverage menunjukan kontribusi modal perusahaan yang berasal dari kreditor. Penggunaan leverage memiliki sisi positif dan negatif. Dampak positifnya, dengan menggunakan hutang dalam struktur modal perusahaan akan meningkatkan laba per saham (Gitman, 2009). Susilowati dan Turyanto (2011) menyatakan bahwa peningkatan laba per saham akan meningkatkan harga atau return saham. Namun, disisi lain leverage yang terlalu tinggi akan menyebabkan financial distress atau meningkatkan risiko kebangkrutan. Financial distressakan meningkatkan risiko yang ditanggung investor sehingga sebagian investor akan menjadi takut berspekulasi dalam penanaman saham ke perusahaan tersebut (Solechan, 2009). Melalui hasil penelitiannya, Susilowati dan Turyanto (2011) menemukan bukti bahwa leverage memiliki pengaruh positif dan signifikant terhadap return saham. Selain leverage, ukuran perusahaan juga terbukti memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap return saham. Lebih lanjut lagi Widjaja (2009) berpendapat bahwa perusahaan yang berukuran besar dan sudah mencapai tahap maturity akan berusaha untuk mendanai investasi yang menguntungkan yang akan meningkatkan prospek pertumbuhan earning dan dividen di masa yang akan datang. Hal ini akan mempengaruhi penilaian investor terkait prospek ekonomi perusahaan dan pada akhirnya akan tercermin melalui return saham. Akan tetapi tidak selamanya return perusahaan besar akan selalu mengungguli return perusahaan kecil (size effect). Size effect merupakan fenomena dimana perusahan berukuran kecil menghasilkan return yang lebih besar dibanding perusahaan berukuran besar terutama pada bulan januari. Menurut Kumar dan Sehgal (2004)

hal ini disebabkan karena jika dibandingkan dengan perusahaan besar, perusahaan kecil memiliki informasi publik yang lebih sedikit dan saham yang kurang likuid. Hasil penelitian yang dilakukan Widjaja (2009) memberikan bukti bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham. Salah satu masalah yang menjadi pertimbangan tersendiri bagi investor maupun calon investor dalam keputusan berinvestasi adalah agency cost. Agency cost menjadi beban tersendiri diakibatkan agen tidak dapat mengelola entitas secara optimal sehingga tidak dapat memaksimalkan kekayaan yang dimiliki pemegang saham. Salah satu cara yang digunakan untuk mengurangi biaya agen yang ditanggung oleh principal adalah dengan mengubah struktur kepemilikan. Menurut Zou dan Adams (2008), peningkatan kepemilikan institusional akan meningkatkan monitoring yang dilakukan terhadap manajemen sehingga dapat meningkatkan kualitas keputusan strategis perusahaan dan pada akhirnya akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan yang tercermin melaluipeningkatan harga saham. Monitoring ini biasanya dilakukan dengan menominasikan direktur yang mewakili mereka, mempengaruhi strategi bisnis perusahaan serta mengendalikan dan memonitor keputusan bisnis yang dibuat oleh manajemen. Hasil penelitian Widyastuti (2007) menemukan bukti bahwa kepemilikan institusional memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham. Peningkatan kepemilikan manajerial juga diharapkan dapat mempengaruhi return saham. Incentives alignment hypothesis menyatakan peningkatan kepemilikan manajerial akan menyebabkan kepentingan ekonomi manajer dan 8

pemegang saham menjadi searah sehingga manajer akan berusaha memaksimalkan kekayaannya melalui peningkatan nilai saham perusahaannya (Haruman, 2008). Sedangkan pada entrenchment hypothesis, peningkatan kepemilikan manajerial akan menyebabkan manajer lebih berhati-hati dalam memilih investasi yang berisiko dikarenakan manajer juga akan ikut menanggung perbuatannya sendiri. Menurut Zou dan Adams (2008) perubahan sikap ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan berdampak pada harga saham. Widyastuti (2007), melalui penelitiannya menemukan bukti empiris bahwa variabel kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap return saham. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka dapat disimpulkan terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tindakan manajemen laba yaitu motivasi utang, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial serta dampak dari tindakan manajemen laba terhadap return saham. Selain itu pergerakan return saham juga tidak hanya dipengaruhi oleh manajemen laba tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional serta kepemilikan manajerial. Dalam melakukan penelitian ini peneliti juga mengacu pada penelitian Widyastuti (2008) dengan pengembangan-pengembangan sebagai berikut : 1. Peneliti tidak memasukan variabel profitabilitas sebagai variabel independen yang mempengaruhi manajemen laba dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh Assih, dkk (2005), Ujiyantho dan Pramuka (2007), dan Bangun dan Vincent (2008) menyatakan bahwa

profitabilitas adalah variabel yang justru dipengaruhi oleh manajemen laba bukan mempengaruhi manajemen laba. 2. Menambahkan variabel return saham sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh tindakan manajemen laba dan karakteristik perusahaan. Hal ini dikarenakan hasil penelitian Ardiati, dkk. (2005) yang menemukan bahwa tindakan manajemen laba berdampak pada return saham perusahaan. Joni dan Jogihayanto (2009) juga menemukan bahwa tindakan manajemen laba memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham dengan mempertimbangkan kecerdasan investor sebagai variabel pemoderasi. 3. Objek penelitian merupakan perusahaan Go Public yang termasuk dalam sektor manufaktur menurut JASICA selama tiga periode berturut-turut dari tahun 2009 sampai 2011 Dengan demikian berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian ini diberi judul: Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Return Saham dan Manajemen Laba: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011 B. Batasan Penelitian Dalam mengukur variabel manajemen laba peneliti menggunakan formula yang digunakan Ujiyantho dan Pramuka (2007) dalam penelitiannya yaitu model modified Jones. Selain itu dalam mengukur variable ukuran perusahaan peneliti menggunakan total asset. Sedangkan proksi yang digunakan untuk mengukur 10

variabel return saham adalah realized return. Dalam mengukur leverage peneliti juga akan menggunkan total debt to asset ratio C. Rumusan Masalah 1. Apakah leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba? 2. Apakah manajemen laba memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham? 3. Apakah leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh yang signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap return saham? D. Tujuan Penelitian: 1. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial baik secara parsial maupun simultan terhadap manajemen laba 2. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh manajemen laba terhadap return saham 3. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial baik secara parsial maupun simultan terhadap return saham

E. Manfaat Penelitian : 1. Bagi para pemakai laporan keuangan Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pengguna laporan keuangan didalam melakukan pengambilan keputusan ekonomi seperti keputusan kredit atau keputusan investasi. 2. Bagi perusahaan yang telah go public Diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meminimalisasi tindakan manajemen laba yang dapat menurunkan kualitas laporan keuangan. 3. Bagi peneliti selanjutnya dan akademisi Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan referensi bagi penelitian selanjutnya dan dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bagi akademisi untuk menambah wawasan khususnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi manajemen laba dan dampak dari manajemen laba terhadap return saham. F. Sistematika Penulisan 1. Bab I : Pendahuluan Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah penelitian, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan 2. Bab II : Telaah Literatur Bab ini berisi tentang penjelasan dan pembahasan secara terperinci mengenai leverage, ukuran perusahaan, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, manajemen laba dan return saham perusahaan 12

yang diambil dari berbagai literatur dan rumusan mengenai hipotesis yang akan diuji. 3. Bab III : Metode Penelitian Bab ini berisi mengenai gambaran umum dari objek penelitian, metode penelitian, penjabaran mengenai variable penelitian, teknik-teknik yang akan digunakan dalam pengambilan sampel dan pengumpulan data serta teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis. 4. Bab IV : Hasil Pembahasan Bab ini berisi tentang pengujian hipotesis serta analisa dan pembahasannya 5. Bab V : Kesimpulan dan Saran Bab ini berisi mengenai kesimpulan dari hasil analisa dan saran untuk peneliti selanjutnya.