BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORETIS. 1. Model pembelajaran Reciprocal Teaching. Menurut Palincsar dan Sullivan model reciprocal teaching memiliki 4

BAB II KAJIAN TEORETIK

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Berbicara mengenai kemampuan berpikir kreatif terlebih dahulu akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif dan komunikasi serta teknologi yang maju

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi antar siswa, siswa dengan fasilitas belajar, ataupun dengan guru.

DIALOG AWAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KNISLEY

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan pernyataan Suherman, dkk. (2003: 25) bahwa matematika. matematika haruslah ditempatkan pada prioritas yang utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan lulusan yang dapat bersaing secara global. Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembelajaran, hal ini menuntut guru dalam perubahan cara dan strategi

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi Sumber Daya Manusia sehingga tercipta generasi yang siap

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. suatu makna (Supardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak dapat berjalan baik, tanpa adanya kerja sama dengan berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. butuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari baik dalam sains, teknologi,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Guided Discovery (Penemuan Terbimbing) 1. Pengertian Pembelajaran Guided Discovery

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata komunikasi berasal dari bahasa latincommunicare, berarti. merupakan proses informasi ilmu dari guru kepada siswa.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan dirinya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. signifikan sehingga banyak merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan peradaban dunia, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. perlu dikuasainya matematika oleh siswa. Matematika merupakan ilmu universal

A. LATAR BELAKANG MASALAH

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, antara lain pembaharuan kurikulum, peningkatan kualitas tenaga. pendidik dan peningkatan sarana dan pra sarana.

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMPN 13 BIMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORETIK

PENINGKATAN KREATIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING BAGI SISWA KELAS XI SEMESTER GASAL SMK HARAPAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan, kita tidak pernah lepas dari matematika. Setiap kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB II MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI GARIS SINGGUNG LINGKARAN

Creativity refers to the abilities that are characteristics of creative people (Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan dan saran terkait hasil yang diperoleh.

BAB I PENDAHULUAN. Membaca merupakan proses pengolahan informasi visual dan. informasi nonvisual. Informasi visual merupakan informasi grafis yang

BAB II KAJIAN TEORI. mengakibatkan penemuan terarah kepada suatu tujuan. 1 Berpikir sebagai

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB II LANDASAN TEORI. yang luar biasa, yang tidak lazim memadukan informasi yang nampaknya tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Depdiknas (2006) mengungkapkan bahwa dalam pendidikan, siswa

dewasa ini merupakan perkembangan yang terjadi sebelumnya. yang dimiliki dan merupakan peningkatan kualitas dan kuantitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Asnawati, 2013

Membangun Kemampuan Berpikir Kreatif Dan Komunikasi Matematis Melalui Pembelajaran Problem Based Learning

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Broblem Based Instruction (PBI) Problem Based Instruction (PBI) (Trianto, 2009:91). Pengajaran Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai yang dibutuhkan oleh siswa dalam menempuh kehidupan. pendidikan dalam berbagai bidang, diantaranya matematika.

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang diperoleh dalam setiap tahapan penelitian yang telah dilakukan. Penelitian

belajar, belajar seraya bermain, dengan demikian anak akan memiliki kesempatan untuk bereksplorasi, menemukan, mengekspresikan perasaan dan

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

II. TINJAUAN PUSTAKA. Problem Based Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang

, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN RECIPROCAL TEACHING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LAMPIRAN A.2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (KELAS EKSPERIMEN)

BAB 1 PENDAHULUAN. diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan dalam

BAB II KAJIAN TEORETIS

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Strategi Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) Felder (1994: 5) menjelaskan bahwa dalam strategi TAPPS siswa mengerjakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nita Awalita Sundari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR LATERAL MATEMATIS SISWA MELALUI PEND EKATAN OPEN-END ED

Transkripsi:

8 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Kemampuan Berpikir kreatif Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan menganalisis sesuatu berdasarkan data atau informasi yang tersedia dan menentukan alternatif-alternatif jawaban terhadap suatu masalah yang penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Menurut Alvino (Rahmawati, 2009:20) menyatakan bahwa berpikir kreatif adalah berbagai cara untuk melihat atau melakukan sesuatu yang dikarakteristik ke dalam empat komponen, yaitu: 1. Kelancaran (membuat berbagai ide). 2. Kelenturan (kelihaian memandang ke depan dengan mudah). 3. Keaslian (menyusun suatu yang baru). 4. Elaborasi (membangun sesuatu dari ide-ide lainnya). Cropley (Munandar, 2002:10) berpendapat kemampuan berpikir kreatif (kreativitas) adalah menciptakan gagasan mengenal kemungkinan alternatif, melihat kombinasi yang tidak diduga, memiliki keberanian untuk mencoba sesuatu yang tidak lazim, dan sebagainya. Ruseffendi (2006:239) menyatakan manusia kreatif adalah manusia yang rajin dan mampu menciptakan sesutau yang baru. Sedangkan Johnson dan Rising

9 (Ruseffendi, 2006:38) menyatakan manusia kreatif adalah manusia yang tidak suka berkompomi, tidak suka bergantung pada orang lain, jawaban terhadap pertanyaan itu sering lain daripada yang diperkirakan, sensitif terhadap permasalahan, kurios, terhadap ide baru, bebas dan percaya diri dalam membuat pertimbangan, mempunyai kemampuan dalam menghubungkan ide-ide, dan kadang-kadang termasuk kepada orang yang tidak suka diperintah. Coleman dan Hammen (Rahmawati, 2009:20) berpikir kreatif (kreativitas) adalah pola yang mampu menghasilkan metode baru, konsep baru, pemahaman baru, penemuan baru dan karya baru. Lebih jauh lagi ia menyatakan bahwa berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat. a. Pertama, kreativitas melibatkan respons atau gagasan baru, atau yang secara statistik jarang terjadi. b. Kedua, kreativitas adalah dapat memecahkan masalah secara realistis. c. Ketiga, kreativitas merupakan usaha untuk mempertahankan insight yang orisinal, menilai dan mengembangkan sebaik mungkin. Beberapa definisi berpikir kreatif (kreativitas) menurut para pakar berdasarkan empat P (Munandar, 2009:20-22) adalah sebagai berikut: 1) Definisi pribadi; Hulbeck (1945) menyatakan Creative action is an imposing of one s own whole personality on the environment in an unique and characteristic way. Tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungan. Sedangkan menurut Sternberg (1988) yaitu kreativitas merupakan titik pertemuan yang khas dari tiga atribut psikologi

10 inteligensi, gaya kognitif, dan kepribadian/motivasi. Bersama-sama ketiga-segi dari alam pikiran ini membantu memahami apa yang melatarbelakangi individu yang kreatif. 2) Definisi proses; Torrance (1988) mengemukakan... the process of (1) sensing difficulties, problems, gaps in information, missing elements, something asked; (2) making guesses and formulating hypotheses about these deficiencies; (3) evaluating and testing these guesses and hypotheses; (4) possibily revising and retesting them; and finally; communicating the results. Definisi tersebut pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah. 3) Definisi produk; Baron (1969) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menghasilkan/menciptakan sesuatu yang baru. Selanjutnya Haefele (1962) menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. 4) Definisi press; Simpson mendifinisikan kreativitas lebih merujuk pada aspek dorongan internal, yaitu kemampuan kreatif dirumuskan sebagai the initiatiative that one manifests by his power to break away from the usual sequence of thought. Moustakis (Munandar, 2009:18) menyatakan bahwa kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain.

11 Sementara itu Munandar (Rahmawati, 2009:21) menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah berdasarkan data atau informasi yang tersedia yang penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keragaman jawaban. Lebih jauh, ia menerangkan lima unsur berpikir kreatif matematis. Sedangkan Slameto (2010:138) menyatakan kreativitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif sehingga untuk menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar. Munandar (Hermansyah, 2010:21) mendeskripsikan tentang unsur-unsur berpikir kreatif seperti yang disajikan pada tabel berikut. Tabel 2.1 Unsur-unsur Berpikir Kreatif Deskripsi unsur-unsur berpikir kretaif Pengertian Berpikir lancar Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, penyelesaian masalah atau jawaban. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal. Selalu memikirkan lebih dari satu jawaban. Berpikir luwes Menghasilkan jawaban, gagasan, atau pertanyaan yang bervariasi. Dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda. Mencari banyak alternatif atau arah yang berbeda-beda. Perilaku Siswa Mengajukan banyak pertanyaan. Menjawab dengan sejumlah jawaban jika ada pertanyaan. Mempunyai banyak gagasan mengenai suatu masalah. Lancar dalam menggunakan gagasan-gagasannya. Bekerja lebih cepat. Dapat dengan cepat melihat kesalahan objek atau situasi. Memberikan aneka ragam penggunaan yang tak lazim terhadap suatu objek. Memberikan macam-macam penafsiran terhadap suatu gambar, cerita atau masalah. Menerapkan suatu konsep atau

12 Mampu mengubah cara pendekatan atas pemikiran. Berpikir orisinil Mampu melahirkan ungkapan yang baru dan unik. Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk mengungkapkan diri. Mampu membuat kombinasi yang tak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Berpikir elaboratif Mampu memperkaya atau mengembangkan suatu produk atau gagasan. Menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik. azas dengan cara berbeda-beda. Memberikan pertimbangan terhadap situasi yang diberikan orang lain Dalam membahas atau mendiskusikan situasi selalu memiliki posisi yang berbeda atau bertentangan dengan mayoritas kelompok. Mampu mengubah arah pikiran secara spontan. Memikirkan masalah-masalah yang tidak pernah terpikirkan oleh orang lain. Mempertanyakan cara-cara lama dan berusaha memikirkan caracara yang baru. Memilih a-simetri dalam membuat gambar atau desain. Mencari pendekatan yang baru dari yang stereotype. Setelah membaca atau bekerja untuk mendapat penyelsaian yang baru. Lebih senang mensintesa dari pada menganalisis sesuatu. Mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci. Mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain. Mencoba untuk menguji detaildetail untuk melihat arah yang akan ditempuh. Mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana. Menambah garis-garis atau warnawarna dan detail-detail (bagian-

13 Berpikir evaluatif Menentukan patokan penilaian sendiri dan menentukan apakah suatu pertanyaan benar, suatu rencana sehat atau suatu tindakan bijaksana. Mampu mengambil keputusan terhadap situasi yang terbuka. Tidak hanya mencetuskan gagasan tetapi juga melaksanakannya. bagian) terhadap gambar sendiri atau gambar orang lain. Memberi pertimbangan atas dasar sudut pandang sendiri. Mencetuskan pendapat sendiri mengenai suatu hal. Menganalisis masalah atau menyelesaikan secara kritis. Mempunyai alasan yang rasional yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan. Merancang suatu rencana kerja dan gagasan-gagasan yang tercetus. Pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis. 2.1.2 Model Pembelajaran Reciprocal Teaching Terdapat banyak model pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mandiri dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, salah satunya adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching. Model pembelajaran Reciprocal Teaching memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga guna bisa mengetahui sejauh mana kemampuan berpikir kreatif siswa dalam pembelajaran matematika. Model pembelajaran Reciprocal Teaching adalah suatu model pembelajaran yang membiasakan siswa menggunakan empat strategi pemahaman mandiri, yaitu:

14 1. Menyimpulkan bahan ajar (summarizing). 2. Menyusun pertanyaan dan menyelesaikannya (questioning). 3. Menjelaskan kembali pengetahuan yang sudah didapat (clarifying). 4. Memprediksi (predicting). Karakteristik dari model pembelajaran Reciprocal Teaching menurut Palinscar dan Brown (Suzana, 2009:13) adalah: a. Dialog antara siswa dan guru dimana masing-masing mendapatkan giliran untuk memimpin diskusi. b. Reciprocal artinya suatu interaksi dimana seseorang bertindak untuk merespon yang lainnya. c. Dialog yang terstruktur dengan menggunakan empat strategi yaitu merangkum, membuat pertanyaan, mengklarifikasi (menjelaskan), dan memprediksi. Keempat strategi tersebut dijelaskan oleh Palinscar dan Brown (Suzana, 2009:14-15) yaitu: 1. Merangkum, mereka mengidentifikasi intisari dan ide utama dari apa yang mereka baca. 2. Menanyakan, mereka menanyakan diri mereka sendiri pertanyaan untuk membuat mereka yakin apakah mereka mengerti bacaan, dengan cara demikian monitoring pemahaman mereka sehingga mereka siap memulai membaca materi. 3. Mengklarifikasi, mereka mengambil langkah-langkah untuk mengklarifikasi bagian-bagian dari teks yang membingungkan.

15 4. Memprediksi, mereka mengantisipasi apa saja yang mungkin mereka bisa selanjutnya berdasarkan pada isyarat-isyarat dalam teks dan ide yang telah disajikan. Sebagaimana dikatakan Palinscar (Suzana, 2009:15) Reciprocal Teaching ini didesain untuk mengecek pemahaman anak terhadap materi yang sedang dipelajari. Kegiatan merangkum membantu siswa untuk mengklarifikasi hal-hal yang penting dalam bacaan yang sedang dipelajari. Pada tahap berikutnya yaitu membuat pertanyaan setalah membaca materi, diangggap dapat membantu siswa untuk mengeluarkan ide dari hal yang tidak dipahaminya sehingga bisa memotivasi untuk mencari lebih banyak lagi dari sumber bacaan yang lain. Pada kegiatan menjelaskan diharapkan dapat membantu pengembangan kemampuan siswa dalam hal berbicara mengenai apa yang telah dipahami. Tahap selanjutnya yaitu kegiatan memprediksi berguna untuk membantu siswa menentukan ide-ide penting pada sebuah teks. Strategi-strategi tersebut diharapkan bisa membantu anak dalam hal mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematikanya. Adapun langkah-langkah Reciprocal Teaching menurut Palinscar dan Brown (Hermansyah, 2010:15) adalah sebagai berikut: 1. Pada awal kegiatan pembelajaran, guru bertanggung jawab untuk memimpin tanya jawab dan melaksanakan keempat strategi. Reciprocal Teaching yaitu merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi. 2. Guru memberikan contoh bagaimana cara merangkum, menyusun pertanyaan, menjelaskan kembali dan memprediksi setelah selesai membaca.

16 3. Dengan bimbingan guru, siswa dilatih menggunakan strategi Reciprocal Teaching. 4. Selanjutnya siswa belajar memimpin tanya jawab dengan atau tanpa adanya guru. 5. Guru bertindak sebagai fasilitator dengan memberikan penilaian berkenaan dengan penampilan siswa dan mendorong siswa berpartisipasi dalam kegiatan tanya jawab ke tingkat yang lebih tinggi. Adapun langkah-langkah pembelajaran Reciprocal Teaching yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Guru menyiapkan materi bahan ajar yang harus dipelajari siswa secara mandiri. 2. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan anggota 4-5 orang. 3. Siswa melaksanakan tugas sebagai berikut: a. Mempelajari materi yang ditugaskan secara kelompok, selanjutnya merangkum materi tersebut. b. Membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dirangkumnya, selanjutnya mengajukan pertanyaan tersebut kepada kelompok lain. 4. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara keompok. 5. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil kerja mereka di depan kelas. 6. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali pengembangan soal tersebut di atas untuk melihat pemahaman kreativitas siswa. 7. Guru melakukan evaluasi untuk mengamati keberhasilan penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching

17 2.1.3 Model Pembelajaran Konvensional Menurut Marjohan pengajaran metode konvensional adalah pembelajaran dimana guru baru sampai pada taraf memberi bekal pengetahuan dan keterampilan sebatas sekedar tahu saja kepada siswa. Belum sampai kepada meletakkan nilai-nilai wawasan sosial dan kemanusiaan, serta penguasaan bekal hidup yang praktis atau mungkin karena sistem pendidikan yang diterapkan oleh guru kepada murid bersifat mengulang-ulang dan tidak ada, atau kurang, kreasi dalam mengembangkan pelajaran dan seni mengajarnya. Menurut Endro (2007) Selama ini metode pengajaran yang diberikan seorang guru masih menggunakan metode konvensional dengan metode pengajaran repetisi atau pengulangan. Metode ini alhasil menyebabkan pendidikan dan penguasaan materi yang diajarkan kurang maksimal dan siswa juga kurang bisa berfikir kritis. Otak siswa diminta untuk menghafal tetapi bukan menganalisis secara kritis. Kekurangan metode konvensional pada konteks pengetahuan, ilmu yang diberikan juga bersifat sudah baku. Biasanya yang dituangkan dalam buku teks dan materinya hanya itu-itu saja. Metode pengajarannya hanya seputar listening atau mendengarkan, mencatat dan menghafal teks. Pada saat assessment atau penilaian biasanya hanya melalui ujian dengan soal pilihan ganda. Oleh karenanya, siswa tidak memiliki kebebasaan untuk menuangkan pikirannya terkait soal yang diberikan. Serta tidak ada metode penilaian yang lain.

18 Sesuai pendapat diatas maka dapat disimpulkan metode konvensional adalah metode pengajaran yang hanya berpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal apa yang diberikan oleh guru. 2.1.4 Desain Pembelajaran Standar Kompetensi : Menentukan unsur-unsur, bagian lingkaran serta ukurannya. Kompetensi dasar 4.1Menentukan unsur-unsur, dan bagian lingkaran serta ukurannya. Indicator 1. Menyebutkan unsurunsur dan bagian-bagian dan lingkaran: pusat lingkaran, jari-jari, diameter, busur, tali busur, juring,dan tembereng Langkah pembelajaran 1. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok 2. Siswa melaksanakan tugas sebagai berikut: a. Mempelajari materi yang ditugaskan secara berkelompok, selanjutnya merangkum materi unsurunsur dan bagian lingkaran. b. Membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dirangkumnya, selanjutnya mengajukan pertanyaan tersebut kepada kelompok lain. 3. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara kelompok. 4. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil kerja mereka di depan kelas. 5. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali pengembangan soal tersebut di atas untuk melihat pemahaman kreativitas siswa. 6. Guru melakukan evaluasi untuk mengamati keberhasilan penerapan Reciprocal Teaching 4.2.Menghitung keliling dan luas lingkaran 1. Menemukan nilai phi 1. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok 2. Siswa melaksanakan tugas sebagai

19 2. Menemukan rumus keliling dan luas lingkaran berikut: a.mempelajari materi yang ditugaskan secara berkelompok, selanjutnya merangkum keliling dan luas lingkaran. b. Membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dirangkumnya, selanjutnya mengajukan pertanyaan tersebut kepada kelompok lain. 3. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara kelompok. 4. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil kerja mereka di depan kelas. 5. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali pengembangan soal tersebut di atas untuk melihat pemahaman kreativitas siswa. 6. Guru melakukan evaluasi untuk mengamati keberhasilan penerapan Reciprocal Teaching 1. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok. 2. Siswa melaksanakan tugas sebagai berikut: a. Mempelajari materi yang ditugaskan secara berkelompok, selanjutnya merangkum materi tersebut. b. Membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dirangkumnya, selanjutnya mengajukan pertanyaan tersebut kepada kelompok lain. 3. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara kelompok. 4. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil kerja mereka di depan kelas. 5. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali pengembangan soal tersebut di atas untuk melihat pemahaman kreativitas siswa.

20 3. Menghitung keliling dan luas lingkaran 6. Guru melakukan evaluasi untuk mengamati keberhasilan penerapan Reciprocal Teaching 1. Guru membagi siswa dalam 4 kelompok. 2. Siswa melaksanakan tugas sebagai berikut: a. Mempelajari materi yang ditugaskan secara berkelompok, selanjutnya merangkum materi tersebut. b. Membuat pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang dirangkumnya, selanjutnya mengajukan pertanyaan tersebut kepada kelompok lain. 3. Guru memberikan LKS untuk dikerjakan secara kelompok. 4. Guru menunjuk salah satu kelompok untuk menjelaskan hasil kerja mereka di depan kelas. 5. Dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali pengembangan soal tersebut di atas untuk melihat pemahaman kreativitas siswa. 6. Guru melakukan evaluasi untuk mengamati keberhasilan penerapan Reciprocal Teaching 2.2 Kerangka Berfikir Metode pembelajaran memegang peranan yang sangat penting yang dapat menentukan keberhasilan dari suatu proses pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching menuntut aktifitas siswa untuk menyajikan, menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Hal ini menuntut aktivitas dan kemampuan siswa untuk dapat memecahkan masalah dan dapat mendefinisikan masalah dengan jelas, dan dapat mengembangkan solusi yang

21 jelas dan sesuai dengan masalah yang dihadapinya. Sehingga dengan menggunakan model reciprocal teaching kemampuan berfikir kreatif matematik siswa dapat meningkat karena siswa tidak hanya menerima konsep atau materi yang diberikan oleh guru tetapi siswa dituntut untuk memperoleh penyelesaian sampai pada mengambil kesimpulan dari masalah yang diberikan. Pembelajaran konvensional penyajian materi dilakukan guru, dimana guru mendominasi kegiatan belajar mengajar sehingga siswa pasif dan cenderung hanya menerima atau menghafal materi atau konsep yang diberikan oleh guru sehingga siswa tidak dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka. Dengan melihat perbedaan tersebut, maka dapat diasumsikan bahwa kemampuan berpikir kreatif matematik siswa pada pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kreatif matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional. 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan dari berbagai teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan diatas, dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut. Kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model reciprocal teaching lebih tinggi dari pada kemampuan berpikir kreatif siswa yang mengikuti pembelajaran yang konvensional pada materi Lingkaran.