BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. waktu. Kesibukan dan rutinitas membuat orang harus pergi ke suatu tempat dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Kelurahan Moodu, Kelurahan Heledulaa Selatan dan kelurahan Heledulaan Utara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kecamatan Kota Timur merupakan kecamatan yang terdiri dari enam kelurahan.

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Ketaatan Terhadap Kewajiban Mengolahan Limbah Cair Rumah Sakit dengan IPAL

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini yaitu di industri tahu yang ada di Kecamatan Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri tahu mempunyai dampak positif yaitu sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Salah. untuk waktu sekarang dan masa yang akan datang.

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya aktifitas berbagai macam industri menyebabkan semakin

BAB I PENDAHULUAN. industri kelapa sawit. Pada saat ini perkembangan industri kelapa sawit tumbuh

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

1. PENDAHULUAN. masih merupakan tulang pungung pembangunan nasional. Salah satu fungsi lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo dan pengambilan sampel air limbah dilakukan pada industri tahu.

Standart Kompetensi Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sungai Bone mempunyai panjang 119,13 Km 2 yang melintasi wilayah

Bab V Hasil dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana tingkat industrialisasi telah dicapai oleh satu negara. Bagi

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

BAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang kondisinya

II. TINJAUAN PUSTAKA Sungai.. ' Sungai merupakan Perairan Umum yang airnya mengalir secara terus

BAB I PENDAHULUAN. permintaan pasar akan kebutuhan pangan yang semakin besar. Kegiatan

BAB III PENCEMARAN SUNGAI YANG DIAKIBATKAN OLEH LIMBAH INDUSTRI RUMAH TANGGA. A. Penyebab dan Akibat Terjadinya Pencemaran Sungai yang diakibatkan

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Oksigen Terlarut Sumber oksigen terlarut dalam perairan

PENENTUAN KUALITAS AIR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Mukhlis dan Aidil Onasis Staf Pengajar Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Padang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUNGAI CIBANTEN TAHUN 2017

TINJAUAN PUSTAKA. manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 KIMIA PERAIRAN

Hasil uji laboratorium: Pencemaran Limbah di Karangjompo, Tirto, Kabupaten Pekalongan Oleh: Amat Zuhri

SOAL PENCEMARAN AIR. PILIHLAH SALAH SATU JAWABAN YANG PALING TEPAT. DENGAN MEMBERI TANDA SILANG (X) PADA ALTERNETIF JAWABAN YANG TERSEDIA

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam daur hidrologi dan berfungsi sebagai daerah tangkapan air

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Variasi Konsentrasi Limbah Terhadap Kualitas Fisik dan Kimia Air Limbah Tahu

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata Kunci : Waktu Aerasi, Limbah Cair, Industri Kecap dan Saos

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

PERSYARATAN PENGAMBILAN. Kuliah Teknologi Pengelolaan Limbah Suhartini Jurdik Biologi FMIPA UNY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran yang melampui daya dukungnya. Pencemaran yang. mengakibatkan penurunan kualitas air berasal dari limbah terpusat (point

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK

SOAL PENCEMARAN AIR. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat. Dengan memberi tanda silang (x) pada alternetif jawaban yang tersedia.

PENGOLAHAN AIR LIMBAH RUMAH TANGGA PADA LAHAN SEMPIT

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua

SISTEM PENGOLAHAN LIMBAH CAIR PADA IPAL PT. TIRTA INVESTAMA PABRIK PANDAAN PASURUAN

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

TINJAUAN PUSTAKA. Daerah Aliran Sungai (DAS) Percut merupakan Daerah Aliran Sungai di Provinsi

BAB V ANALISA AIR LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Tulabolo adalah bagian dari wilayah Kecamatan Suwawa Timur,

BAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan

BAB I PENDAHULUAN. tambah kecuali sekedar mempermudah sistem pembuangan. adalah mengolah masukan (input) menjadi keluaran (ouput).

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan dan aktivitas masyarakat Bali di berbagai sektor

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

Nama : Putri Kendaliman Wulandari NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Rakhma Oktavina, M.T Ratih Wulandari, S.T, M.

TINJAUAN PUSTAKA. Sungai merupakan suatu bentuk ekosistem akuatik yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. tetapi limbah cair memiliki tingkat pencemaran lebih besar dari pada limbah

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur lingkungan hidup untuk kelangsungan hidupnya. Kemampuan

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

HASIL DAN PEMBAHASAN

V ASPEK EKOLOGIS EKOSISTEM LAMUN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada Gambar 5.1. Gambar 5.1. Nilai BOD dari tahun 2007 sampai 2014.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH KIMIA ANALITIK

BAB. II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan penduduk dikarenakan tempat tinggal mereka telah tercemar. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. selain memproduksi tahu juga dapat menimbulkan limbah cair. Seperti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengaruh Penambahan Kotoran Sapi Perah Terhadap Nilai ph

BAB 1 PENDAHULUAN. pakaian. Penyebab maraknya usaha laundry yaitu kesibukan akan aktifitas sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. industri berat maupun yang berupa industri ringan (Sugiharto, 2008). Sragen

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

ANALISIS TEMBAGA, KROM, SIANIDA DAN KESADAHAN AIR LINDI TPA MUARA FAJAR PEKANBARU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Transkripsi:

40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran wilayah penelitian Kecamatan Kota Timur merupakan Kecamatan yang terdiri dari 6 kelurahan. Masing masing kelurahan di kecamatan kota Timur adalah Kelurahan Heledulaa Utara, Kelurahan Heledulaa Selatan, Kelurahan Ipilo, Kelurahan Moodu, Kelurahan Padebuolo dan kelurahan Tamalate. Disamping itu pula batas batas wilayah Kecamatan Kota timur Kota Gorontalo yaitu : 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan kota Utara 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kabila Kab. Bone Bolango 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Kota Selatan Jumlah penduduk wilayah Kecamatan Kota Timur sebanyak 24.590 jiwa, dengan rata rata bekerja sebagai petani dan PNS. Untuk keadaan alam di wilayah Kecamatan Kota timur dialiri sungai Bone pada Kelurahan Tamalate dan Kelurahan Padebuolo. Beberapa sungai kecil pun mengalir dari kelurahan Moodu, Heledulaa Utara dan Heledulaa Selatan hingga kelurahan Ipilo. Di sebagian wilayah kelurahan moodu terdapat area persawahan

41 yang digarap. Kelurahan Tamalate, Padebulo dan memiliki perkebunan kelapa, jagung dan tanaman lainnya yang merupakan kepemilikan warga. Beberapa tempat umum dan fasilitas umum yang ada diwilayah Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo seperti, Kepolisian Sektor Kota Timur, Puskesmas, beberapa fasilitas pendidikan, Kantor Urusan Agama, Pasar harian, pasar mingguan dan tempat pencucian motor/ Mobil. 4.2 Hasil Penelitian Penellitian yang dilakukan di semua sampel berdasarkan parameter fisik (suhu dan kekeruhan) dan parameter kimia (ph dan BOD) menunjukan hasil yang bervariasi. Kekeruhan di dalam air disebabkan adanya zat tersuspensi didalam air seperti lempung lumpur, tanah, zat organic, zat kimia, deterjen, debu dan lain lain. Hasil penelitian akan kekeruhan dari kesepuluh sampel menunjukan bahwa beberapa sampel telah melebihi batas kekeruhan (25 NTU) yaitu sebanyak 7 sampel. Sedangkan 3 sampel lainnya berada di bawah standart yang telah ditetapkan untuk pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan sampel kedua seluruh sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan sedangkan untuk pengambilan sampel ketiga 9 sampel melebihi nilai ambang batas yaitu 25 NTU. Hasil pengukuran Kekeruhan pada masing masing sampel yang dibandingkan dengan standarnya dapat dilihat pada tabel berikut :

42 800 700 600 500 400 300 200 100 0 Kekeruhan (NTU) pengambilan I Kekeruhan (NTU) pengambilan II Kekeruhan (NTU) pengambilan III Standart Kekeruhan Grafik 4.1 Hasil Pengukuran Kekeruhan limbah cuci motor Grafik 4.1 menunjukan bahwa pada sampel pengambilan pertama hanya 3 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki kekeruhan di bawah standar 25 NTU, selebihnya memiliki nilai kekeruhan yang bervariasi di atas standar 25 NTU. Jika dijabarkan nilai kekeruhan yang telah melebihi 25 NTU adalah 85 NTU, 100 NTU, 160 NTU, 50 NTU, 65 NTU, 40 NTU dan 60 NTU. Nilai kekeruhan disebabkan banyaknya kandungan zat padat yang ada di dalam limbah cair tersebut. Sedangkan nilai 3 sampel yang tidak melebih standar kekeruhan adalah 13 NTU, 22 NTU dan 21 NTU. Untuk sampel pengambilan kedua semua pencucian motor mengahasilkan limbah cair yang kekeruhannya melebihi nilai ambang batas 25 NTU, berturut turut nilai yang ditunjukan adalah 85 NTU, 90 NTU, 220 NTU,750 NTU,70 NTU,120 NTU,110 NTU,65 NTU,500 NTU dan 38 NTU. Untuk sampel

43 pada pengambilan ketiga 9 pencucian motor menunjukan nilai kekeruhan yang melebihi nilai ambang batas dan satu pencuciam motor yang dibawah nilai ambang batas. Suhu adalah temperatur air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan industri, suhu menjadi parameter yang penting. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi selain itu juga menyebabkan penurunan kelarutan gas dalam air, misal O2, CO2, N2, CH4, dan sebagainya (Haslam, 1995 dalam Alamsyah ; 2008). Sesuai dengan standar pada suhu untuk limbah industri ada 30 0 C merupakan suhu maksimal yang dianjurkan. Dari hasil penelitian sampel pada pengambilan pertama menunjukan terdapat 5 sampel yang masih memenuhi syarat, rata rata berada di suhu 30 0 C. Sedangkan 5 sampel lainnya berada di atas standar yang telah ditentukan. Untuk sampel pada pengambilan kedua semua sampel berada sesuai nilai ambang batas yang telah ditunjukan. Untuk sampel pada pengambilan ketiga 7 sampel sesuai nilai ambang batas yang telah ditentukan dan 3 sampel lainnya menunjukan melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan 30 0 C. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut :

44 35 30 25 20 15 10 5 Suhu Pengambilan I Suhu Pengambilan II Suhu Pengambilan III Standart Suhu 0 Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Sampel 7 Sampel 8 Sampel 9 Sampel 10 Grafik 4.2 Hasil Pengukuran Suhu pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur. Grafik 4.2 menunjukan bahwa 5 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki suhu sesuai standar yaitu 30 0 C sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri, selebihnya memiliki nilai suhu yang bervariasi di atas standar yang ada. Jika di jabarkan nilai suhu yang sesuai standart adalah 29 0 C, 30 0 C, 30 0 C,dan 30 0 C. Sedangkan nilai 5 sampel yang melebihi standar adalah 32 0 C, 31 0 C, 30,5 0 C, 31 0 C dan 31 0 C. Pada pengambilan kedua semua sampel sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu 30 0 C berturut turut hasil uji suhu pada semua sampel yaitu : 29 0 C, 29 0 C, 29 0 C, 28 0 C, 30 0 C,28 0 C, 29 0 C, 29 0 C, 29 0 C, dan 28 0 C. Sementara untuk pengambilan ketiga terdapat 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas,

45 berturut turut ; 31 0 C, 31 0 C dan 31 0 C. Sementara 7 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan yaitu : 29 0 C, 30 0 C, 29 0 C, 30 0 C, 30 0 C, 29 0 C, dan 30 0 C. ph atau derajat keasaman merupakan suatu ukuran konsentrasi ion Hidrogen dan menuju suasana air tersebut bereaksi asam/basa. Nilai ph menunjukan jumlah ion dan hidrogen yang ada didalam air sehingga dapat diketahui apakah air tersebut dalam keadaan basa atau pun asam yang dapat mempengaruhi kosentrasi masing masing zat atau pun cairan (Pescod, 1973 dalam alamsyah ; 2008). Dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri standar ph berada pada kisaran 6-9 jika melebihi kadar tersebut maka sudah berbahaya bagi kesehatan lingkungan sekitar. Hasil penelitian limbah cair pencucian motor dari ke sepuluh sampel menunjukan 2 sampel berada di luar standar yang telah ditentukan yaitu bernilai 5,47 dan 9,27 pada pengambilan pertama sedangkan pada pengambilan kedua semua sampel sesuai dengan nilai ambang batas yang telah ditentukan. Untuk pengambilan ketiga 3 sampel tidak sesuai nilai ambang batas yang ditentukan dan 7 sampel lainnya sesuai nilai ambang batas yaitu di antara 6-9. Selebihnya hasil pengukuran menunjukan berada dikisaran 6-9. Untuk lebih jelasnya hasil pengkuran dapat dilihat pada grafik berikut :

46 10,0 9,0 8,0 7,0 6,0 5,0 4,0 3,0 2,0 1,0 0,0 Standar asam ph Pengambilan I ph Pengambilan II ph Pengambilan III Standar Basa Grafik 4.3 Hasil Pengukuran ph pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur. Dari grafik 4.3 menunjukan bahwa hanya 2 tempat pencucian motor yang limbah cairnya memiliki ph di luar standar 6-9 sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri standar ph berada pada kisaran 6-9, selebihnya memiliki nilai ph yang bervariasi. Jika dijabarkan nilai kekeruhan yang sesuai standart 6-9 adalah 7.94, 8, 8.22, 9.27, 8.38 8.13, 7.55, 7,57, dan 7,16. Sedangkan nilai 2 sampel yang tidak melebihi standar ph adalah 5,47 dan 9,27. Pada pengambilan kedua berturut turut nilai yang dihasilkan 7.92, 8.21, 8.62, 8.14, 8.24, 8.35, 7.56, 7.56, 8.57, dan 8.42. Pada pengambilan ketiga berturutturut nilai yang dihasilkan yaitu ; 7.8, 8.63, 8.5, 9, 5.78, 8.7, 8.87, 7.9, 7.6 dan 5. Nilai

47 ph disebabkan banyaknya kandungan zat kimia yang ada di dalam limbah cair tersebut seperti deterjen yang digunakan pelicin/pengilap, minyak dan debu. BOD (Biochemical Oxygen Demand) adalah jumlah oksigen terlarut yang dibutuhkan organisme hidup untuk memecah atau mengoksidasi bahan buangan dalam air (Fardiaz, 1992 dalam alamsyah ; 2008) Semakin tinggi nilai BOD yang dihasilkan maka itulah nilai yang dibutuhkan oleh air terhadap oksigen dalam melaksanakan reaksi biokimia dalam air serta berarti semakin tinggi tingkat pencemaran limbah cair yang dihasilkan oleh pencucian motor. Untuk standar bagi industi kecil dari nilai BOD, kadar maksimumnya adalah 50 mg/l sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1/1998 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri. Jika limbah memiliki di atas 50 mg/l maka dikatakan sudah mencemari lingkungan dan jika berada dibawah 50 mg/l dikatakan belum mencemari lingkungan atau masih bisa ditoleransi oleh lingkungan. Dari hasil penelitian yang telah dilasanakan terdapat 3 sampel yang menunjukan melebihi batas maksimum yang telah dianjurkan 50 mg/l. Sementara 7 sampelnya berada di bawah standar secara bervarias pada pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan kedua terdapat 3 sampel yang telah melebihi nilai amang batas yang telah ditentukan dan 7 sampel lainnya masih berada dibawah nilai ambang batas yang telah ditentukan. Pada pengambilan ketiga hanya terdapat 1sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya tidak melebihi nilai ambang batas, lebih di jelasnya dapat di lihat dalam grafik berikut :

48 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 BOD Pengambilan I BOD Pengambilan II BOD Pengambilan III Standart BOD. Grafik 4.3 Hasil Pengukuran ph pada limbah cair pencucian motor di Kec. Kota Timur Dari grafik 4.4 menunjukan terdapat 3 sampel yang telah melebihi standar BOD yang telah ditentukan. Jika dijabarkan masing masing pada pengambilan sampel pertama 91,4 mg/l, 59,0 mg/l dan 70,3 mg/l. Sedangkan 7 sampel lainnya yang tidak melebihi standar memiliki nilai yang bervariasi yaitu 26,9 mg/l, 12,38 mg/l, 11,7 mg/l, 5,8 mg/l, 15,8 mg/l, 16,7 mg/l dan 23,2 mg/l. Pada pengambilan kedua yaitu 13 mg/l, 23.6 mg/l,60.2 mg/l,18.6 mg/l,31 mg/l,26.7 mg/l,65.7 mg/l,71 mg/l,33.2 mg/l, dan 8.4 mg/l. Pada pengambilan ketiga yaitu 65.3 mg/l, 34.4 mg/l, 23.5 mg/l, 45.2 mg/l, 13.3 mg/l, 23.6 mg/l, 46.3 mg/l, 23 mg/l, 12 mg/l, dan 78 mg/l, Nilai BOD yang terlihat merupakan nilai oksigen yang dibutuhkan untuk dapat melakukan reaksi biokimia didalam air. Semakin tinggi nilai BOD maka semakin tinggi pencemaran yang terjadi yang disebabkan oleh pencucian motor.

49 Untuk itu dapat disimpulkan bahwa beberapa sampel melebihi standar yang telah ditetapkan dimasing masing parameter. Kondisi limbah cair yang dibuang tanpa menggunakan SPAL atau pengolahan terlebih dahulu akan dapat merusak kesehatan lingkungan. Pengambilan sampel dilakukan tiga kali untuk mengetahui kualitas limbah cair dimasing masing parameter pada waktu yang berbeda sehingga dapat diambil nilai rata- rata yang dihasilkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4.1 Hasil rata-rata pengukuran masing masing parameter limbah pencucian motor di Kec. Kota Timur Rata - Stand Rata - Rata - rata Standar Ratarata Label rata ar Standar rata Kekeruhan kekeruhan sampel Suhu Suhu ph BOD (NTU) (NTU) O C o ph C mg/l Sampel 1 71.1 25 29 30 7.9 6-9 56.6 50 Sampel 2 89.3 25 30.3 30 8.3 6-9 28.3 50 Sampel 3 96.3 25 30.3 30 7.5 6-9 32.5 50 Sampel 4 343.3 25 29.3 30 8.5 6-9 40.9 50 Sampel 5 61.7 25 30 30 7.8 6-9 18.7 50 Sampel 6 87.7 25 29 30 8.5 6-9 40.2 50 Sampel 7 62.7 25 29.7 30 8.2 6-9 39.3 50 Sampel 8 61 25 30 30 7.7 6-9 36.6 50 Sampel 9 263.3 25 29.7 30 7.9 6-9 22.6 50 Sampel 10 27.3 25 29.7 30 7.5 6-9 36.5 50 Sumber : data Primer 2012 Stand ar BOD mg/l Tabel 4.1 menjelaskan bahwa beberapa sampel jika dirata-ratakan dari tiga kali pengambilan sampel ada yang menunjukan melebihi standar di parameter kekeruhan, suhu, ph atau pun nilai BOD. Begitu bervariasi hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Hasil penelitian ini pun mungkin memiliki tingkat akurasi yang harus

50 dipertimbangkan seperti waktu pengambilan sampel, pengujian pada waktu yang sama hingga akurasi pembacaan nilai dari masing masing parameter. Untuk parameter kekeruhan jika dilihat dari nilai rata-rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda semua sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan, dengan begitu limbah cair berpotensi untuk mencemari lingkungan. Untuk parameter fisik suhu jika dilihat dari nilai rata rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda terdapat 2 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 8 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Untuk parameter kimia ph jika dilihat dari nilai rata-rata tiga kali pengambilan sampel diwaktu yang berbeda semua sampel belum melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan, sedangkan untuk parameter BOD terdapat 1 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang atas. Meski dari masing masing parameter belum menunjukan tingkat pencemaran berat namun pembuangan limbah cair pencucian motor tetap harus diperhatikan karena bisa mengancam kesehatan lingkungan sekitar. Hasil tersebut menunjukan untuk setiap pencucian motor memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan jika limbah pencucian motor dilepaskan ke lingkungan begitu saja. Oleh karenanya dibutuhkan proses pengolahan air limbah terlebih dahulu sebelum melepas ke alam bebas. Sehingga dapat mengatasi atau setidaknya mengurangi dampak kerusakan lingkungan.

51 Untuk mengalirkan limbah cair ke tempat saluran atau drainase kota yang ada mungkin adalah upaya yang positif namun harus ditinjau kembali apakah saluran / drainase kota mengalir dengan lancar dan hulu hilir nya jelas. Sehingga tidak merugikan bagi lingkungan lain yang limbah cairnya dialiri melewati tempat tempat tersebut. Terlebih lagi Kecamatan Kota Timur memiliki lingkungan alam yang begitu vital seperti sungai, pasar, persawahan dan lainnya yang harus dijaga kelestariannya agar jauh dari pencemaran aktivitas yang ada. 4.3 Pembahasan Berdasarkan data yang diperoleh dari dari Dinas Badan Lingkungan Hidup Kota Gorontalo, Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo memiliki 2 usaha pencucian motor yang telah terdaftar. Namun berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di kecamatan Kota terdapat 11 pencucian motor yang belum terdaftar di Dinas BLH Kota Gorontalo. Namun 2 pencucian motor diakhir bulan Juni menghentikan usaha mereka dan mengganti dengan usaha lain. 1 pencucian motor telah menjadi bagian dari Kecamatan Dumbo Raya, sehingga total pencucian motor yang ada di Kecamatan Kota Timur adalah 10 pencucian motor. Dari 10 tempat pencucian motor yang ada hanya satu yang memiliki Sistem pembuangan Air Limbah (SPAL). Pada umumnya pencucian tersebut mengalirkan air limbah ke saluran atau drainase kota dan membiarkan tergenang. Masing masing dari pencucian motor tersebut di ambil sampelnya yang mengalir ke badan air. Pengambilan sampel berdasarkan SNI 6989.59:2008 tentang pengambilan sampel pada industri yang tidak memiliki SPAL yaitu diambil limbah

52 cair cucian motor yang jatuh ke badan air pada titik awalnya. Kemudian botol sampel sebelumnya dicuci dengan air sampel terlebih dahulu untuk menghomogenkan suasana botol sampel dengan keadaan sampel. Pengambilan sampel dilakukan 3 kali pada waktu yang berbeda untuk mengetahui kualitas air ditiap pengambilan sampel dan dapat mengambil nilai rata-rata dari ketiga hasil pengukuran untuk dapat menggambarkan kualitas limbah cair pencucian motor. Selanjutnya, masing-masing dilakukan pengambilan sampel air limbah untuk mengetahui kualitas air melalui pengujian parameter fisik (Suhu dan Kekeruhan) dan parameter kimia (ph dan BOD ). Namun sebelumnya sampel di acak dan diberi label urutan botol sampel. Untuk hasil penelitian kualitas limbah cair ditinjau dari masing masing parameter dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut : Label sampel Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kekeruhan Limbah cair Cuci Motor Kekeruhan Kekeruhan Kekeruhan (NTU) (NTU) (NTU) Hari I Hari II Hari III RATA - RATA Standart Kekeruhan Keterangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat Sampel 1 85 85 45 71.7 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 2 100 90 78 89.3 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 3 13 220 56 96.3 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 4 160 750 120 343.3 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 5 50 70 65 61.7 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 6 65 120 78 87.7 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 7 22 110 56 62.7 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 8 40 65 78 61.0 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 9 60 500 230 263.3 25.0 Tidak Memenuhi Sampel 10 21 38 23 27.3 25.0 Tidak Memenuhi Sumber : data primer 2012

53 Tabel 4.2 menunjukan untuk pengujian parameter fisik (Kekeruhan) masingmasing 10 sampel limbah cair memiliki nilai Kekeruhan yang bervariasi. Nilai Kekeruhan terendah dari sampel limbah cair yang diukur 13 NTU yaitu untuk sampel 3 limbah cair dan nilai Kekeruhan tertinggi 160 NTU yaitu untuk sampel 4 limbah cair pada pengambilan sampel pertama, sedangkan pada pengambilan sampel kedua nilai kekeruhan terendah adalah 38 NTU (sampel 10) dan nilai kekeruhan tertinggi adalah 750 NTU (sampel 4). Pada pengambilan sampel ketiga nilai kekeruha terendah adalah 23 NTU (sampel 10) dan nilai kekeruhan tertinggi adalah 230 NTU (sampel 9) Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh bahan-bahan yang terdapat dalam air. Kekeruhan disebabkan oleh adanya bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut (misalnya lumpur dan pasir halus, deterjen, minyak dan oli), maupun bahan anorganik dan organic yang berupa plankton dan mikro organisme lain. Dalam hal ini, limbah pencucian motor paling banyak mengandung deterjen. Dari masing masing pencucian motor yang ada, 7 pencucian motor menggunakan sabun colek sebagai pembersih ban motor, selanjutnya deterjen bubuk dilarutkan ke dalam air untuk mencuci badan motor secara berulang ulang. Hal inilah yang mempengaruhi tingkat kekeruhan pada limbah pencucian motor. Disamping itu badan motor yang berdebu, becek, dan juga memiliki zat oli menambah sifat kekeruhan limbah cair yang dihasilkan. Tingkat bersih-kotornya motor sangat mempengaruhi kekeruhan limbah cair yang dihasilkan. Tidak hanya badan motor

54 namun mesin motor dan knalpot motor yang ber-oli dan mengandung minyak menjadi salah satu penyebab terjadinya kekeruhan pada pencucian motor. Pada umumnya motor yang dicuci secara berkala dengan jangka waktu yang pendek memiliki tingkat kotor yang rendah sebaliknya jika motor tidak mendapatkan pencucian dalam jangka waktu lama maka akan menghasilkan limbah cair yang keruh, karena kotoran,debu, minyak dan oli mesin mengendap di badan motor. Hasil rata-rata pengukuran parameter kekeruhan dari 3 kali pengambilan sampel pada waktu yang berbeda menunjukan semua sampel melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan. Menurut hasil observasi tempat pencucian motor paling banyak menggunakan deterjen bubuk di banding deterjen colek. Label sampel Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Suhu Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur Suhu Suhu Suhu (0C) (0C) (0C) Rata - Hari I Hari II Hari III Rata Standart Suhu Keterangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat Sampel 1 29 29 29 29.0 30.0 Memenuhi Sampel 2 32 29 30 30.3 30.0 Tidak Memenuhi Sampel 3 31 29 31 30.3 30.0 Tidak Memenuhi Sampel 4 31 28 29 29.3 30.0 Memenuhi Sampel 5 30 30 30 30.0 30.0 Memenuhi Sampel 6 30,5 28 30 29.0 30.0 Memenuhi Sampel 7 31 29 29 29.7 30.0 Memenuhi Sampel 8 30 29 31 30.0 30.0 Memenuhi Sampel 9 30 29 30 29.7 30.0 Memenuhi Sampel 10 30 28 31 29.7 30.0 Memenuhi Sumber : Data Primer 2012 Tabel 4.3 menunjukan pengujian parameter fisik (suhu) masing-masing 10 sampel limbah cair memiliki nilai suhu yang bervariasi. Ada 5 sampel yang telah

55 melebihi suhu yang telah ditetapkan yaitu 30 0 C. sedangkan 4 sampel lainnya berada tepat di standar 30 0 C, dan 1 sampel memiliki suhu 29,5 0 C pada pengambilan sampel pertama. Untuk pengambilan kedua semua sampel masih sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk pengambilan ketiga terdapat 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 7 sampel lainnya masih sesuai standart. Keadaan suhu pada limbah cair dipengaruhi oleh banyak faktor. Kondisi lingkungan menjadi salah satu faktor yaitu apakah tempat pencucian motor, atau drainase tempat dialirkan limbah cair terbuka, karena pancaran sinar matahari dapat mempengaruhi suhu limbah cair yang ada. Untuk semua sampel, keadaan drainase atau tempat pencucian motor mendapatkan pancaran sinar matahari yang baik namun tidak langsung. Karena sekitar pencucian motor di lindungi oleh atap pencucian motor. Sementara itu sumber air yang langsung kena sinar matahari pun akan turut mempengaruhi. Rata-rata pencucian motor menggunakan sumur bor yang dialiri lewat pipa dan menggunakan mesin DAP, sehingga sinar matahari tidak terpancar. Waktu pengambilan sampel pun cukup berpengaruh. Untuk penelitian ini pengambilan sampel dilakukan pada pukul 10.00 Wita dimana keadaan cuaca belum terlalu panas. Di samping itu, rata-rata tempat pencucian motor baru beroperasi sekitar pukul 9.00 pagi. Suhu limbah cair sedikitnya dipengaruhi oleh keadaan mesin motor yang dicuci. Mesin motor yang langsung dicuci ketika tiba di tempat pencucian motor masih dalam keadaan panas. Jika langsung dicuci dan dialiri air akan turut mempengaruhi keadaan mesin motor dan suhu dari pada limbah pencucian motor.

56 Suhu sangat berpengaruhi pada kondisi air yang ada dan keadaan kehidupan dalam air, dalam keadaan suhu yang panas akan memperburuk keadaan alam air karena oksigen akan cepat memuai sehingga mempengaruhi keadaan oksigen dalam air. Label sampel Tabel 4.4 Hasil Pengukuran ph Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur ph ph ph Pengambilan I Pengambilan II Pengambilan III Rata - rata Standar ph Keterangan memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat Sampel 1 7.94 7.92 7.8 7.9 6-9 Memenuhi Sampel 2 8 8.21 8.63 8.3 6-9 Memenuhi Sampel 3 5.47 8.62 8.5 7.5 6-9 Memenuhi Sampel 4 8.22 8.14 9 8.5 6-9 Memenuhi Sampel 5 9.27 8.24 5.78 7.8 6-9 Memenuhi Sampel 6 8.38 8.35 8.7 8.5 6-9 Memenuhi Sampel 7 8.13 7.56 8.87 8.2 6-9 Memenuhi Sampel 8 7.55 7.56 7.9 7.7 6-9 Memenuhi Sampel 9 7.57 8.57 7.6 7.9 6-9 Memenuhi Sampel 10 7.16 8.42 6.9 7.5 6-9 Memenuhi Sumber : Data Primer 2012 Untuk nilai Nilai ph dari 10 sampel limbah cair pencucian motor yang diuji pun bervariasi. Nilai ph terendah dalam sampel limbah cair cuci motor yang di uji 5,47 yaitu pada sampel 3 dan untuk nilai ph tertinggi 9,27 yaitu sampel 5. Dari 10 sampel yang diuji hanya terdapat 2 sampel yang tidak memenuhi standar atau nilai ambang batas yaitu sampel 5 dengan nilai ph 9,27 keadaan basa dan sampel sampel 3 dengan nilai ph 5,47 keadaan asam untuk pengambilan sampel pertama. Pada pengambilan kedua semua sampel rata rata sesuai dengan nilai ambang batas yang

57 telah ditentukan yaitu berada diantara 6-9 nilai kadar ph. Sementara pada pengambilan ketiga terdapat 2 sampel yang tidak berada dinilai ambang batas yang telah ditentukan dan 8 sampel lainnya berada pada nilai ambang yang telah ditentukan ph menentukan derajat kandungan ion hydrogen dalam air. Air yang baik maka harus seimbang keadaan nilai ion H + dan OH -. Perubahan nilai ph dipengaruhi oleh reaksi yang terjadi antara zat yang tersuspensi, debu, oli, deterjen dengan air pencucian. Semua pencucian motor menggunakan deterjen bubuk dan sabun colek/krim sebagai bahan pembersih. Deterjen mengandung surfaktan. Dengan keadaan tersebut deterjen sudah memiliki sifat basa yaitu diatas nilai kadar ph 9. Oleh karenanya jika nilai ph begitu tinggi maka kosentrasi ion tidak seimbang dan menyebabkan kadar oksigen didalam limbah cair berkurang. Karena masing masing pencucian motor menggunakan deterjen bubuk yang dilarutkan dalam air dengan kadar takar sedikit maka sampel pencucian motor rata-rata masih memliki nilai kadar ph yang masih sesuai standar yaitu 6-9.

58 Label sampel Tabel 4.5 Hasil Pengukuran BOD Limbah cair Cuci Motor di Kec. Kota Timur BOD BOD BOD Keterangan Stan Ratarata atau tidak memenuhi syarat Pengambilan Pengambilan Pengambila dart I II n III BOD memenuhi syarat Sampel 1 91.4 13 65.3 56.6 50.0 Tidak Memenuhi Sampel 2 26.9 23.6 34.4 28.3 50.0 Memenuhi Sampel 3 13.85 60.2 23.5 32.5 50.0 Memenuhi Sampel 4 59 18.6 45.2 40.9 50.0 Memenuhi Sampel 5 11.7 31 13.3 18.7 50.0 Memenuhi Sampel 6 70.3 26.7 23.6 40.2 50.0 Memenuhi Sampel 7 5.8 65.7 46.3 39.3 50.0 Memenuhi Sampel 8 15.8 71 23 36.6 50.0 Memenuhi Sampel 9 16.7. 33.2 12 22.6 50.0 Memenuhi Sampel 10 23.2 8.4 78 36.5 50.0 Memenuhi Sumber : data primer 2012 Untuk pengujian BOD ( Biochemical Oxigen Demand ) memiliki nilai yang bervariasi. Untuk nilai BOD terendah dalam sampel limbah cair cuci motor yaitu 5,8 mg/l pada sampel 7. Untuk nilai BOD tertinggi 91,4 yaitu sampel 1. Dari 10 sampel 3 sampel yang melebihi nilai ambang batas maksimum yaitu 50 mg/l. Sementara 7 sampel lainnya masih berada di bawah standar 50 mg/l pada pengambikan sampel pertama. Untuk pengambilan sampel kedua terdapat 2 sampel yang telah melebihi nilai ambang batas yang telah ditentukan dan 8 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Untuk pengambilan sampel ketiga yaitu satu sampel yang melebihi nilai ambang batas dan 9 sampel lainnya belum melebihi nilai ambang batas. Angka BOD adalah jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk dapat menguraikan atau mengoksidasi semua zat terlarut didalam air. Semakin tinggi

59 nilai BOD yang muncul maka semakin tinggi nilai tingkat pencemaran yang terjadi. Tinggi rendahnya nilai BOD dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jumlah oksigen yang terlarut, jumlah zat kimia yang ada, fiskositas yang terjadi, keadaan lingkungan serta suhu limbah cair tersebut. Semakin tinggi suhu air maka semakin tinggi nilai kejenuhan dalam air dan semakin rendah kosentrasi oksigen yang ada. Sementara dari ke sepuluh sampel menunjukan beberapa faktor yang bervariasi seperti keadaan lingkungan yang terbuka luas sehingga suhu limbah cair berada rata- rata 30 0 C sehingga mempengaruhi kejenuhan yang ada didalam air. Disamping itu untuk beberapa sampel yang memiliki nilai BOD yang telah melebihi batas karena lingkungan tempat pencucian motor yang digabung bersama kegiatan perbengkelan sehingga limbah minyak pencemar lebih berpotensi masuk dan bercampur dengan limbah cair hasil pencucian motor. Nilai kekeruhan yang tinggi mempengaruhi nilai BOD semakin keruh limbah cair yang dihasilkan artinya semakin banyak zat padat yang tersuspensi maka semakin tinggi reaksi antar senyawa dan molekul yang terjadi sehingga kondisi air berusaha dalam keadaan netral dan melepaskan banyak oksigen dipengaruhi oleh keadaan limbah cait tersebut. Limbah pencucian motor yang ada di lingkungan Kecamatan Kota Timur harus lebih diperhatikan, mengingat dari sepuluh sampel, 9 sampel tidak memiliki SPAL. Semua limbah dialirkan ke drainase kota. Padahal keadaan Kecamatan kota Timur merupakan wilayah dengan dataran rendah, dialiri oleh dua anak sungai dan satu sungai Bone. Hal tersebut membuat kawasan Kecamatan Kota Timur menjadi

60 kawasan yang berpotensi untuk banjir. Jika keadaan banjir maka limbah cair yang berada diselokan dapat meluap dan mencemari lingkungan sekitar lebih luas, seperti pertanian, sungai, dan lingkungan warga. Limbah cair yang dialirkan langsung ke drainase kota bisa menjadi ancaman bagi lingkungan. Setiap hari rata rata dari sepuluh sampel pencucian motor mencuci 6-10 motor. Namun jika mendekati hari hari tertentu pencucian motor bisa bertambah seperti hari besar agama, minggu, sabtu dan kamis. Sementara intesitas tinggi pencucian motor terjadi pada waktu pagi dan sore hari. Itu artinya nilai ratarata pencemaran di setiap motor dikali 6-10 motor dan dikali setiap hari, maka sebanyak itu limbah cair yang dihasilkan sebagai pencemar lingkungan. Meski limbah pencucian motor dari masing masing parameter termasuk dalam kategori pencemar ringan namun jika dibiarkan maka akan memperburuk kondisi lingkungan yang ada. Karena setiap hari pencuciam motor yang ada menghasilkan limbah cair. Namun dalam penelitian ini terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki kedepan seperti penggunaan prosedur pengambilan sampel yang tidak menggunakan sarung tangan, waktu pengambilan sampel yang kurang tepat pada siag hari dan lain sebagainya. Sehingga bagi orang lain agar dapat memperhatikan hal hal tersebut dalam mempengaruhi hasil penelitian.

61 BAB V 5.1 Simpulan SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu : 1. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor berdasarkan parameter fisik kekeruhan, dari rata rata 3 kali pengambilan sampel menunjukan semua sampel melebihi standar nilai ambang batas yang telah ditentukan (25 NTU) 2. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor dari rata rata 3 kali pengambilan sampel berdasarkan parameter fisik suhu, terdapat 8 tempat pencucian motor yang memenuhi standar yaitu dibawah 30 0 C. Sedangkan 2 tempat pencucian motor lainnya berada diatas standar 30 0 C. 3. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor dari 3 kali pengambilan sampel berdasarkan parameter kimia ph, rata - rata semua sampel masih sesuai dengan standar yang telah ditentukan (6-9) 4. Kualitas limbah cair yang dihasilkan dari tempat pencucian motor berdasarkan parameter kimia BOD dari 3 kali pengambilan sampel dengan nilai rata rata, terdapat 9 tempat pencucian motor yang memenuhi standar 50mg/l. Sedangkan 1 tempat pencucian motor lainnya berada di atas standar 50 mg/l artinya sudah termasuk mencemari lingkungan.

62 5.2 Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka ada beberapa hal yang dapat disarankan oleh peneliti antara lain sebagai berikut : 1. Bagi Masyarakat dengan melihat hasil penelitian, bahwa terdapat sampel air yang memiliki tingkat keasaman atau ph yang tinggi, kekeruhan yang tinggi dan nilai kebutuhan oksigen yang tinggi, maka diharapkan masyarakat dapat menjaga lingkungan serta mengawasi bersama limbah cair yang dihasilkan masing masing industri agar tidak merugikan lingkungan dan kesehatan. 2. Bagi instansi terkait, diharapkan lebih meningkatkan proses pengawasan terhadap usaha pencucian motor dalam skala apapun serta memberikan pengarahan mengenai pengolahan limbah cair secara berkala agar kesehatan, kestabilan dan ekosistem dapat terjaga dengan baik. 3. Bagi perusahaan / penyelenggara pencucian kenderaan bermotor; diharapkan tidak hanya mengejar keuntungan yang akan diperoleh dari hasil pencucian motor, tetapi juga mampu memperhatikan, menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan tempat kerja dengan membuat saluran limbah cair atau pembuatan SPAL yang baik, agar tidak merugikan kesehatan lingkungan yang akan berdampak bagi manusia itu sendiri. Kalaupun pembuatan SPAL sudah dilakukan tetap harus melaksanakan kontroling bagi kondisi SPAL tersebut untuk mengetahui apakah masih bias mengolah limbah cair dengan baik.

63 4. Bagi Mahasiswa ; diperlukan penelitian lanjutan mengenai hal-hal yang mempengaruhi kualitas limbah cair pencucian motor mengingat penelitian ini hanya sebatas penggambaran bagaimana perbedaan masing-masing kualitas limbah cair pencucian motor dengan parameter fisik (suhu dan kekeruhan) dan parameter kimia (ph dan BOD). Agar dapat menciptakan sumbangsih yang lebih bermanfaat bagi lingkungan dan masayarakat luas.