ANALISIS PERBANDINGAN DESAIN TERMAL PEMBANGKIT UAP PWR 1000 MWE MENGGUNAKAN METODE LMTD, NTU-EFEKTIVITAS DAN DIAGRAM T-H.

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI DESAIN TERMAL KONDENSOR PLTN TIPE PWR MENGGUNAKAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

PENGGUNAAN FLUENT UNTUK SIMULASI DISTRIBUSI SUHU DAN KECEPATAN PADA ALAT PENUKAR KALOR

BAB III METODE PENELITIAN

31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

PENYUSUNAN PROGRAM KOMPUTASI PERANCANGAN HEAT EXCHANGER TIPE SHELL & TUBE DENGAN FLUIDA PANAS OLI DAN FLUIDA PENDINGIN AIR

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks

Tugas Akhir. Perancangan Hydraulic Oil Cooler. bagi Mesin Injection Stretch Blow Molding

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

EVALUASI DESAIN PRESSURIZER PADA PWR 1000 MWe TIPIKAL, PWR 1000 MWe KSNP DAN AP 1000

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

Analisa Unjuk Kerja Secondary Superheater PLTGU Dan Evaluasi Peluang Peningkatan Effectiveness Dengan Cara Variasi Jarak, Jumlah dan Diameter Tube

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

SKRIPSI ALAT PENUKAR KALOR

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE PLATE P41 73TK Di PLTP LAHENDONG UNIT 2

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Teknik ALEXANDER SEBAYANG NIM :

BAB lll METODE PENELITIAN

OPTIMASI KINERJA IHX UNTUK SISTEM KOGENERASI RGTT200K

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB II DASAR TEORI. Analisis perpindahan panas dapat dilakukan dengan metode Log Mean

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Karakteristik Perpindahan Panas pada Double Pipe Heat Exchanger, perbandingan aliran parallel dan counter flow

BAB II LANDASAN TEORI

SIDANG HASIL TUGAS AKHIR

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

Cara Kerja Pompa Sentrifugal Komponen Komponen Pompa Sentrifugal Klasifikasi Pompa Sentrifugal Boiler...

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

JURNAL TEKNIK POMITS 1

DOSEN PEMBIMBING : PROF. Dr. Ir. DJATMKO INCHANI,M.Eng. oleh: GALUH CANDRA PERMANA

Re-design dan Modifikasi Generator Cooler Heat Exchanger PLTP Kamojang Untuk Meningkatkan Performasi.

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik SUHERI SUSANTO NIM

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS SUDU KOMPRESOR AKSIAL UNTUK SISTEM TURBIN HELIUM RGTT200K ABSTRAK ABSTRACT

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGARUH KECEPATAN ALIRAN FLUIDA TERHADAP EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHELL AND TUBE

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

BAB II LANDASAN TEORI

DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER. ALAT DAN BAHAN - Alat Seperangkat alat Double Pipe Heat Exchanger Heater Termometer - Bahan Air

ANALISA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE DENGAN SISTEM SINGLE PASS

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERHITUNGAN ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHEEL & TUBE PADA INDUSTRI ASAM SULFAT

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

BAB II LANDASAN TEORI

INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERHITUNGAN AWAL DESAIN TERMAL PENUKAR PANAS SISTEM PENDINGIN RRI-50

STUDI PERHITUNGAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE DENGAN PROGRAM HEAT TRANSFER RESEARCH INC. ( HTRI )

ANALISIS PENGARUH EFEKTIVITAS PERPINDAHAN PANAS DAN TAHANAN TERMAL TERHADAP RANCANGAN TERMAL ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

Taufik Ramuli ( ) Departemen Teknik Mesin, FT UI, Kampus UI Depok Indonesia.

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III 1 METODE PENELITIAN

ANALISIS PERFORMANSI PADA HEAT EXCHANGER JENIS SHEEL AND TUBE TIPE BEM DENGAN MENGGUNAKAN PERUBAHAN LAJU ALIRAN MASSA FLUIDA PANAS (Mh)

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA GAS TURBINE CLOSED COOLING WATER HEAT EXCHANGER DI SEKTOR PEMBANGKITAN PLTGU CILEGON

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 3, (2013) ISSN: ( Print) B-409

UJI EKSPERIMENTAL OPTIMASI LAJU PERPINDAHAN KALOR DAN PENURUNAN TEKANAN PENGARUH JARAK BAFFLE

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

ANALISA PERFORMANSI COOLER LUBE OIL DENGAN KAPASITAS 300 TON/JAM PADA UNIT 2 DI PLTU LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Perencanaan Mesin Pendingin Absorbsi (Lithium Bromide) memanfaatkan Waste Energy di PT. PJB Paiton dengan tinjauan secara thermodinamika

ANALISIS KARAKTERISTIK TERMAL INTERMEDIATE HEAT EXCHANGER PADA RGTT200K

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

Analisa Teoritis Berat Jenis dan Panas Spesifik Gas Pembakaran Pada Ketel Uap Mini Model Horizontal Di Tinjau Dari Susunan Pipa (Tubes)

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... vi. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR GRAFIK...xiii. DAFTAR TABEL... xv. NOMENCLATURE...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN FLUIDA DINGIN

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

BAB II LANDASAN TEORI

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2015

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PITCH


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI EFEKTIFITAS ALAT KALOR TABUNG SEPUSAT DENGAN VARIASI KAPASITAS ALIRAN FLUIDA PANAS, FLUIDA DINGIN DAN SUHU MASUKAN FLUIDA PANAS DENGAN ALIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

KAJIAN EKSPERIMENTAL KELAYAKAN DAN PERFORMA ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SINGLE PASS DENGAN METODE BELL DELAWARE

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN FLUIDA PANAS ALIRAN SEARAH TERHADAP KARAKTERISTIK HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE. Nicolas Titahelu * ABSTRACT

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

BAB I. PENDAHULUAN...

Tekad Sitepu, Sahala Hadi Putra Silaban Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

RANCANG BANGUN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG EMPAT LALUAN TABUNG

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PANJANG TERHADAP LAJU PERPINDAHAN PANAS ALAT PENUKAR PANAS PIPA KONSENTRIK. Budi Santoso *)

Transkripsi:

Suroso ISSN 016-318 185 ANALISIS PERBANDINGAN DESAIN TERMAL PEMBANGKIT UAP PWR 1000 MWE MENGGUNAKAN METODE LMTD, NTU-EFEKTIVITAS DAN DIAGRAM T-H. Suroso Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir, BATAN Gd. 80 Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Tlp 01-756091, Fax 01-7560913 E-mail: suroso@batan.go.id ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN DESAIN TERMAL PEMBANGKIT UAP PWR 1000 Mwe MENGGUNAKAN METODE LMTD, NTU-EFEKTIVITAS DAN DIAGRAMT-H. Telah dilakukan perhitungan dari segi termal terhadap pembangkit uap PLTN tipe PWR produksi KHNP yang menggunakan loop. Perhitungan dilakukan terhadap nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh, luas permukaan perpindahan panas menyeluruh, panjang pipa dan nilai turun tekanan. Metode perhitungan menggunakan LMTD, NTU-efektifitas dan daigram T-H, dengan mengacu pada standar TEMA. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode LMTD dan NTU-efektivitas, diperoleh nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh 5,96 % lebih rendah dari kondisi desain. Sedangkan dengan menggunakan metode diagram T-H diperoleh nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh sama dengan kondisi desain. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode NTU-efektifitas relatif lebih rendah 9,14 % untuk nilai luas permukaan perpindahan panas menyeluruh, dan 7,56 % untuk panjang pipa, dan dengan menggunakan metode LMTD, relatif lebih besar 5,80 % untuk luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dan 7,77 % untuk panjang pipa, masingmasing terhadap kondisi desain. Perhitungan dengan menggunakan metode diagram T-H, dibandingkan dengan kondisi desain, lebih rendah,3 % untuk luas permukaan perpindahan panas dan 6,06 % untuk panjang pipa. Nilai turun tekanan dari ketiga metode yang dipergunakan dalam perhitungan menunjukkan nilai turun tekanan sisi pipa relatif lebih besar dari pada sisi shell. Hal ini sesuai dengan kondisi desain, tetapi dari nilai nominalnya terdapat perbedaan yang signifikan. Dari hasil-hasil perhitungan dengan menggunakan ketiga metode tersebut menunjukkan bahwa, perhitungan dengan menggunakan metode diagram T-H lebih sesuai untuk menganalisis pembangkit uap PWR dari pada metode LMTD dan NTUefektivitas. Kata kunci: Analisis, desain termal, pembangkit uap, PWR, daya 1000 MWe. ABSTRACT COMPARATIVE ANAYISYS OF THERMAL DESIGN 1000 MWe PWR STEAM GENEERATOR USING LMTD, NTU-EFFECTIVENESS AND T-H DIAGRAM METHODS. Thermal aspect have calculated on steam generator of nuclear power plant pressurized water reactor typed of Korea Hydro & Nuclear Power (KHNP) production of two looped. The calculation performed on the value of overall heat transfer coefficient, overall heat transfer surface area, tube length and pressure drop values.the method of calculation using are number transfer of unit (NTU)- effectiveness, logarithmic mean temperature difference (LMTD) and T-H diagram and followed tubular exchanger manufactured assosiation (TEMA) standard. The result using the method of LMTD and NTU-effectiveness, the value of overall heat transfer coefficient obtained 5.96% lower than design condition. While using the T-H diagram obtained overall heat transfer coefficient is equal to the design. The result using the methods NTU-effectiveness are relatively lower than 9.14 % of heat transfer surface area and 7.56 % for the length of the tube, and by using the LMTD method, relatively high 5.80 % for the overall heat transfer surface area and 7.77 % for the length of tube. Calculation using the T-H diagram method, compared to design conditions,.3% lower for the heat transfer surface area and 6.06 % for the length of tube. Pressure drop value of the three methods used in the calculation shows the value of the tube side pressure drop is relatively higher than in the shell. From the calculation by using all three methods shows that, calculation using the T-H diagram method is more suitable for analyzing the PWR steam generator of LMTD and NTU- effectiveness methods. Key word : Analysis, thermal design, steam generator, PWR, 1000 MWe power, PENDAHULUAN P embangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) telah berhasil dibuat dan dioperasikan oleh Korea. Salah satu tipe PLTN yang telah berhasil dibuat dan dioperasikan adalah Pressurized Water Reactor (PWR) yang diproduksi oleh Korea Hydro & Nuclear Power (KHNP) dengan daya elektrik 1000 MW menggunakan pembangkit uap. [1] Mengingat

186 ISSN 016-318 Suroso Indonesia kecenderungannya memilih reaktor tipe PWR, maka sangat menarik untuk mengkaji dan meneliti reaktor buatan Korea tersebut. Penelitian untuk mendapatkan verifikasi desain pembangkit uap PWR produksi Westinghouse (USA) dengan daya yang sama (1000 MWe) dengan 4 pembangkit uap telah berhasil dilakukan. Metode yang digunakan untk mengevaluasi adalah diagram T-H. Hasil evaluasi diperoleh perbedaan 0,8 % dan 1,7 % lebih besar dari pada kondisi desain, masing-masing untuk luas permukaan perpindahan panas dan panjang pipa. [] Pada makalah ini akan dibahas desain termal pembangkit uap PWR produksi KHNP dengan menggunakan metode logarithmic mean temperature difference (LMTD), number transfer of unit (NTU)- efektifitas dan diagram temperatur entalpi (diagram T-H). LMTD adalah merupakan metode untuk menghitung dimensi alat penukar kalor dari segi termal jika temperatur masuk dan keluar dari sisi panas maupun dingin diketahui, sedangkan NTUefekifitas adalah metode untuk menghitung dimensi alat penukar kalor jika laju alir fluida sisi dingin dan panas diketahui disamping nilai perbandingan panas terendah dan tertingginya. [3] Adapun metode diagram T-H adalah pengembangan dari metode LMTD dengan membagi rentang panjang alat penukar kalor ke dalam beberapa segmen. Dengan demikian sifat sifat fisika yang dipergunakan adalah sifat-sifat fisika pada temperatur rata-rata pada setiap segmen, sehingga memberikan ketelitian dalam pengambilan harga sifat-sifat fisika. [4] Status penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian-penelitian mengenai sistem dan komponen-komponen reaktor PWR. [.5] Tujuan dari penelitian adalah menguasai metode perhitungan untuk mendapatkan dimensi pembangkit uap PLTN tipe PWR atau memverifikasi desain, jika Indonesia memutuskan membangun PLTN tipe PWR, sedangkan dari segi teknis tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan hasil perhitungan yang meliputi nilai koefisien perpindahan panas, luas permukaan perpindahan panas dan panjang pipa serta nilai turun tekanan (pressure drop). Data yang diperlukan dalam perhitungan meliputi data teknis dan data proses. Data teknis diantaranya adalah jenis fluida yang digunakan teermasuk sifat-sifat fluidanya, laju aliran fluida dan jumlah fluida yang digunakan, temperatur minimum dan maksimum, tekanan operasi, dan besarnya laju perpindahan panas. Data proses diantaranya tube, tata letak susunan tube, temperatur dan tekanan minimum dan maksimum, dan jenisjenis metrial konstruksi. Asumsi-asumsi yang digunakan diantaranya; pembangkit uap adalah penukar kalor tipe shell and tube dengan aliran lawan arah (counter flow) satu lintasan shell dan dua lintasan tube. Perhitungan dilakukan dengan mengacu pada standar Tubular Exchanger Manufactured Associated (TEMA). [6] Diharapkan dari penelitian ini diperoleh suatu informasi ilmiah hasil perhitungan termal pembangkit uap PLTN tipe PWR daya 1000 MWe yang menggunakan pembangkit uap. TEORI Pembangkit Uap PLTN tipe PWR memanfaatkan prinsip desain sistem siklus tertutup. Ini berarti bahwa bahan pendingin dalam siklus reaktor dipisahkan dari siklus turbine generator. Tetapi, air pendingin bertemperatur tinggi dari reaktor, harus mampu membentuk uap untuk menggerakkan turbin dan mengasilkan listrik. Masing-masing siklus sistem pendingin reaktor terdiri dari sebuah pembangkit uap yang terpasang secara vertikal. Pembangkit uap ini dapat bertipe once-through steam generator atau U-tube steam generator. Jenis U tube steam generators, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1 terdiri dari dua bagian yang tergabung dengan satu bagian evaporator dan satu bagian steam drum. Gambar 1. Konstruksi pembangkit uap PLTN tipe PWR. [4] Persamaan-persamaan Pada Alat Penukar Kalor Aliran fluida pada alat penukar kalor tipe pipa dan shell dapat berlangsung secara sejajar (parallel flow) seperti diberikan pada Gambar a dan aliran berlawanan (counter flow) seperti diberikan pada Gambar b. Aliran sejajar adalah aliran di mana fluida panas dan fluida dingin memasuki pipa dari arah yang sama, sedangkan aliran berlawanan adalah aliran fluida panas dan fluida dingin mempunyai arah yang berlawanan. Kelebihan aliran berlawanan dibandingkan dengan aliran sejajar adalah dimungkinkannya temperatur ke luar sisi panas lebih

Suroso ISSN 016-318 187 rendah daripada temperatur ke luar sisi dingin. Nilai selisih temperatur rata-rata logaritmik (LMTD) pada alat penukar kalor tipe shell and tube dengan aliran fluida sejajar dapat dirumuskan sebagai berikut: [3] ( T1 t1) ( T t) LMTD = Tlm = (1) ( T1 t1) ln ( T t ) Gambar. Aliran sejajar (a), aliran berlawanan (b) Sedangkan harga selisih temperatur rata-rata logaritmik pada aliran berlawanan dirumuskan sebagai berikut: [3] ( T1 t ) ( T t1) LMTD = Tlm = ( ) ( T1 t ) ln ( T t ) dengan, T lm adalah selisih temperatur rata-rata logaritmik ( o C), T 1 adalah temperatur fluida masuk tube ( o C), T adalah temperatur fluida ke luar tube ( o C), t 1 adalah temperatur fluida masuk shell ( o C) dan t adalah temperatur fluida ke luar shell ( o C) Selisih temperatur rata-rata dipengaruhi oleh sifat aliran dan sifat medium. Didalam perencanaan alat penukar kalor harus dicari selisih temperatur rata-rata sebenarnya dengan menggunakan faktor koreksi F, sehingga besarnya selisih temperatur ratarata sebenarnya adalah: [3] 1 Δ T = F Δ (3) m T lm dengan, T m adalah selisih temperatur rata-rata yang sebenarnya ( o C). Metoda LMTD yang dikembangkan dengan diterapkan pada segmen-segmen sepanjang alat penukar kalor merupakan metoda diagram temperatur entalpi (metoda diagram T-H). Dengan demikian sifat sifat fisika yang dipergunakan adalah sifat-sifat fisika pada temperatur rata-rata pada setiap segmen, sehingga memberikan ketelitian dalam pengambilan harga sifat-sifat fisika. Besar kecilnya kesalahan sangat bergantung pada lebar segmen yang diambil pada perhitungan. Bila diasumsikkan bahwa laju aliran massa fluida panas dan dingin masing-masing adalah m 1 dan m serta keempat entalphi jenis H 1,I ; H 1,o ;H,I ;H,o (atau temperatur T 1,i ;T,o ;T,i dan T,o ) telah diketahui maka sketsa lintasan fluida panas dan fluida dingin sebagai fungsi entalpi dan temperatur dapat dilukiskan seperti diberikan pada Gambar 3.. Gambar 3. Sketsa lintasan fluida panas dan dingin sebagai fungsi entalpi dan temperatur.[4] Dari data sifat fisika fluida dingin, dapat digambarkan kurva T = f (H ) sepanjang alat penukar kalor. Jika diasumsikan sebuah alat penukar kalor dengan aliran berlawanan arah seperti Gambar 3 dari kesetimbangan energi termal sepanjang luasan A x diperoleh hubungan : [4] H ( H H ) 1 H1, i =, o (4) m1 Kemampuan alat penukar kalor memindahkan panas (Q) dari fluida panas ke fluida dingin dapat dihitung dengan persamaan : [3] m Q = UA (5) dimana A, adalah luas permukaan perpindahan panas dalam m. Efektifitas (ε) penukar kalor secara umum untuk aliran lawan arah (counter flow) didefinisikan sebagai berikut: [3] ε = 1 T m 1 exp[ ( UA/Cmin )( 1 Cmin/Cmaks )] ( C /C ) exp[ ( UA/C )( 1 C /C )] min maks min min maks (6) dengan C=mc p, adalah laju kapasitas ( W/ o C), dengan m: massa fluida (kg), C p, : panas jenis (W/kg o C ), UA/C min adalah jumlah satuan perpindahan panas yang sering disebut dengan number of transfer unit (NTU) atau N, dan C =C min /C maks. Harga efektivitas untuk penukar panas jenis pipa dan shell adalah sebagai berikut: [3] 1/ [ N( 1+ C ) ] 1/ N( 1+ C ) 1/ 1 ε 1 C ( 1 C ) + = + + + 1 exp[ ] (7) sedangkan harga NTU-nya adalah, NTU = 1/ ( ) ( ) ( ) 1/ /ε 1 C 1+ C 1+ C ln 1/ /ε 1 C + 1+ C 1, C > 0 (8) dan, NTU = ln(1 ε) untuk C=0 (9) Terdapat dua sumber utama pada sisi tube sebuah pembangkit uap jenis shell and tube, yaitu : 1. Rugi tekanan akibat gesekan di dalam tube,. Rugi tekanan karena kontraksi dan ekspansi penampang yang brutal (sudden contraction and sudden-expansion). Turun tekanan di dalam tube dapat dihitung dengan menggunakan persamaan, [7]

188 ISSN 016-318 Suroso L ρ. V Pt = Np 8 j f +,5 ID (10) dimana : ID : Diameter dalam tube ( m ) L : Panjang tube efektif ( m ) V : Kecepatan fluida pada sisi tube ( m/s ) ρ : Massa jenis fluida ( kg/m³ ) Pt : Penurunan tekanan ( N/m² ) Np : Jumlah tube J ƒ : Faktor friksi sedangkan turun tekanan pada sisi shell dapat dihitung dengan persamaan, [7] D s L ρ V s P = s 8. Jfs... (11) Dc Ib dimana : P s : Rugi tekanan disisi shell ( N/m² ) D s : Diameter shell ( m ) D ƒs : Faktor gesekan L : Panjang shell ( m ) I b : Panjang baffle ( m ) d c : Diameter ekivalen ( m ) V s : Kecepatan rata-rata pada sisi shell ( m/s ) ρ : Massa jenis fluida pada sisi shell ( kg/m³ ) TATA KERJA Data Spesifikasi Teknik dan Operasional PLTN PLTN tipe PWR produksi KHNP Korea mempunyai daya termal 884 MW(th) dengan menggunakan pembangkit uap. Data teknis dan operasionalnya diberikan pada Tabel 1. Prosedur Pengolahan Data Pengolahan data untuk mendapatkan nilai koefisien perpindahan panas sisi tube, shell dan menyeluruh dilakukan dengan menggunakan data temperatur masuk dan keluar sisi tube dan shell, daya yang dibangkitkan untuk setiap pembangkit uap, dimensi pembangkit uap yang diketahui dan yang relevan untuk perhitungan dan parameter fisis dari fluida dan material konstruksi pembangkit uap. Hasil perhitungan nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh kemudian digunakan untuk mendapatkan dimensi luas permukaan perpindahan panas. Data luas permukaan perpindahan panas kemudian digunakan untuk mendapatkan nilai panjang tube dengan menggunakan metoda LMTD, NTUefektifitas dan diagram T-H. Sedangkan nilai turun tekanan dilakukan untuk sisi tube dan shell dengan menggunakan persamaan-persamaan yang relevan dan data fisis kondisi operasional pembangkit uap serta dimensi pembangkit uap yang diketahui dan yang telah diperoleh dari perhitungan Pengolahan Data Fluida masuk dan ke luar pembangkit uap sisi tube dalam kondisi satu fasa pada temperatur 37,3 C dan 95,8 C pada tekanan 15,5 MPa, sedangkan pada sisi shell masuk pembangkit uap dalam bentuk fasa cair temperatur 3 C dan ke luar fasa uap temperatur 89 C pada tekanan 7,3 MPa. Data parameter fisis fluida pada sisi tube diberikan pada Tabel. Tabel 1. Data teknis dan operasional PWR daya thermal 884 MW(th) derngan pembangkit uap. [1] No Parameter Data teknis dan operasional Sisi pipa (tube) Sisi shell 1 Daya thermal tiap unit (q) 884 MW ( th) 884 MW (th) Daya elektrik 1000 MW(e) 1000 MW(e) 3 Temperatur masuk 37,3 C 3 C 4 Temperatur keluar 95,8 C 89 C 5 Tekanan 15,5 MPa 7,3 MPa 6 Turun tekanan 0,7579 MPa 0,06339 MPa 7 Koefisien perpindaan panas menyeluruh 354 W/m o C 354 W/m o C 8 Jumlah tube 8340-9 Panjang tube 0,8781 m 10 Diameter dalam tube 0,0169 m - 11 Tebal tube 0,00107 m - 1 Diameter luar shell bagian bawah - 5,6701 m 13 Tebal shell - 0,1143 m 14 Konduktivitas material konstruksi tube (K) 35 W/m K dan shell

Suroso ISSN 016-318 189 Tabel. Data parameter fisis fluida sisi tube [7] Nilai No Parameter Sisi tube Sisi shell 1. Massa jenis (ρ) 687,04 kg/m 3 431,53 kg/m 3. Konduktivitas termal (k) 0,5199 W/m C 0,3511 W/m C 3. Viskositas (µ) 8,669 x 10-5 kg/m.s 67,8 10-6 kg/m.s 4. Panas jenis (Cp) 614,45 J/kg C 5079 J/kg C 5. Bilangan Prandtl (Pr) 1,03733 1,3090 Gambar 4. Efektifitas sebagai NTU ntuk aliran dalam dua tube satu shell. [3] Gambar 5. Faktor koreksi untuk aliran lawan arah satu shell dua tube [3] Pengolahan data dengan menggunakan metoda LMTD dilakukan untuk aliran fluida berlawanan. Massa aliran fluida pada sisi tube dengan daya termal 884 MW yang dibangkitkan oleh pembangkit uap diperoleh sebesar 7,366 10 3 kg/s. Kecepatan aliran pada setiap tube dengan menggunakan 8340 tube adalah 5,731 m/s. Angka Reynold, Nusselt dan nilai koefisien perpindahan panas pada sisi tube dengan menggunakan data yang diberikan pada Tabel 1 dan diperoleh masing-masing 7,6818 10 5, 119,517 dan 36685 W/m C. [5] Massa aliran fluida, luas permukaan yang dilalui aliran, kecepatan aliran, angka Reynold, angka Nusselt dan nilai koefisien perpindahan panas pada sisi shell diperoleh masing-masing adalah 4,980 10 3 kg/s, 19,95 m, 0,578 m/s, 5,99648 10 5, 386 dan 3545,11 W/m C. Luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dan panjang tube dengan metoda NTU-efektivitas diperoleh masing-masing 9049 m dan 19,3 m. Sedangkan luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dan panjang tube dengan menggunakan metoda LMTD diperoleh dengan bantuan grafik seperti diberikan pada Gambar 5 untuk aliran lawan arah satu shell dua tube sebesar 0,89. Luas permukaan perpindahan panas dan panjang tube dengan metoda LMTD diperoleh masing-masing 10589,17 m dan,5 m,. Nilai turun

190 ISSN 016-318 Suroso tekanan (pressure drop) dengan mengguakan HASIL DAN PEMBAHASAN persamaan 10 dan 11 serta Tabel 1 dan diperoleh masing-masing pada sisi tube adalah 4,506 10 5 Pa PLTN di Korea tipe PWR menggunakan dua dan pada sisi shell adalah 1,1 10 4 Pa. daur dengan dua pembangkit uap mempunyai daya Perhitungan yang dilakukan dengan termal 884 MW(th). Analisis desain termal menggunakan metoda diagram T-H adalah membagi pembangkit uap PWR produksi KHNP daya 1000 panjang U tube ke dalam 10 segmen atau 11 titik. MWe dilakukan untuk mendapatkan nilai koefisien Distribusi temperatur sepanjang U tube diperoleh perpindahan panas menyeluruh, luas permukaan untuk sisi hot leg dan cold leg yang dilakukan dengan perpindahan panas menyeluruh dan panjang tube iterasi dan trial and error berdasarkan nilai serta nilai turun tekanan sisi tube dan shell. distribusi entalpi. Distribusi entalpi sepanjang tube Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metoda di dapat berdasarkan nilai distribusi entalpi sepanjang NTU-efektivitas, LMTD dan diagram T-H, dengan shell. Distribusi entalpi sepanjang shell diperoleh asumsi pembangkit uap berbentuk shell and tube berdasarkan temperatur fluida masuk dan ke luar sisi aliran lawan arah dengan dua lintasan tube satu shell. shell dari kondisi fluidanya. Dengan menggunakan Hasil perhitungan dengan menggunakan metoda data pada Tabel 1 dan sifat-sifat fisis fluida diagram T-H diperoleh distribusi temperatur diperoleh hasil temperatur pada ujung U tube sebesar sepanjang tube pada setiap segmen yang digunakan 311, 55 o C seperti diberikan pada Gambar 6. untuk menghitung besarnya panas yang dipindahkan, koefisien perpindahan panas, luas permukaan perpindahan panas, panjang tube dan nilai turun tekanan masing-masing untuk setiap segmen. Hasil perhitungan yang diperoleh pada setiap segmen kemudian diakumulasikan untuk mendapatkan nilainilai tersebut sepanjang tube dan shell seperti diberikan pada Tabel 3. Dari hasil perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan metoda LMTD, NTU-efektivitas dan diagram T-H, kemudian disusun dalam suatu tabel untuk dibandingkan dengan kondisi desain. Hasil Gambar 6. Sketsa distribusi temperatur pada perbandingan dengan menggunakan ketiga metoda pembangkit uap PWR sepanjang tersebut yang dibandingkan dengan kondisi desain tube pada sisi tube dan shell diberikan pada Tabel 4. Tabel 3. Nilai-nilai parameter hasil perhitungan No. Parameter Nilai 1 Koefisien perpindahan panas sisi tuge (h t ) 3,719 x 10 5 W/m o C. Koefisien perpindahan panas sisi shell (h s ) 3,38 x 10 4 W/m o C 3. Koefisien perpindahan panas menyeluruh (U) 3,54 x 10 3 W/m o C 4 Luas permukaan perpindahan panas total (A) 9777,017 m 5 Panjang tube (L) 19,614 m 6 Tuun tekanan sisi tube ( P t ) 5,988 x 10 5 Pa 7 Turun tekanan sisi shell ( P s ) 3,01 x 10 4 Pa Tabel 4. Hasil perhitungan dan kondisi desain pembangkit uap PWR-KHNP daya 1000 MWe yang menggunakan pembangkit uap. No. Parameter Desain Metode NTU-efektivitas LMTD Diagram T-H 1 Koefisien perpindahan panas menyeluruh ( U ) 354 W/m o C 3060 W/m o C 3060 W/m o C 354 W/m o C Luas permukaan Perpindahan panas 10009,0 m 9094,0 m 10589,7 m 9777,0 m menyeluruh ( A ) 3 Panjang tube ( L ) 0,88 m 19,30 m,50 m 19,6 m 4 Turun tekanan sisi tube ( P t ) 7,579 x 10 5 Pa 4,486 10 5 Pa 4,486 x 10 5 Pa 5,99 10 5 Pa 5 Turun tekanan sisi shell ( P s ) 6,339 x10 4 Pa 7,836 10 3 Pa 7,836 10 3 Pa 3,010 10 4 Pa

Suroso ISSN 016-318 191 Hasil perhitungan nilai koefisien perpindahan panas menyeluruh dengan menggunakan metode NTU-efektivitas dan LMTD diperoleh sebesar 3060 W/m o C lebih rendah 5,96 % dari kondisi desain, sedangkan dengan mengguanakan metode diagram T-H diperoleh hasil sebesar 3454 W/m o C sama dengan kondisi desain. Nilai koefisien perpindahan panas yang diperoleh dalam perhitungan tersebut kemudian digunakan untuk mendapatkan luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dan panjang tube. Hal ini akan berpengaruh terhadap hasil perhitungan dimensi pembangkit uap yang akan diperoleh. Hasil perhitungan luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dengan menggunakan metode NTU-efektifitas diperoleh lebih rendah 9,14 % untuk luas dan 7,56 % untuk panjang tube bila dibandingkan dengan kondisi desain. Perhitungan dengan metode LMTD lebih besar 5,80 % untuk luas dan 7,77 % untuk panjang.tube, dan dengan metode diagram T-H diperoleh,3 % untuk luas permukaan pindahan panas dan 6,06 % untuk panjang tube lebih rendah dari kondisi desain. Terlihat dari hasil perhitungan tersebut dengan metode NTU-efektifitas berbeda dengan jika dilakukan dengan metode LMTD. Hasil yang diperoleh dengan metode LMTD lebih besar jika dibandingkan dengan kondisi desain, tetapi dengan metode NTU efektifitas lebih rendah, tetapi perbedaannya masing-masing tidak lebih dari 10 %. Penggunaan metode LMTD untuk perhitungan termal alat penukar kalor biasanya sesuai untuk kondisi dimana temperatur masuk dan keluar sisi dingin dan panas diketahui dan rentang nilai perbedaan temperatur masuk dan keluar tidak terlalu besar. Jika terjadi perubahan fasa seperti pada pengembunan dan penguapan dengan metode LMTD tidak cukup teliti, tetapi karena biasanya untuk kondisi tersebut cukup rumit maka pendekatan perhitungan dengan metode LMTD dapat diterima dengan perbedaan sekitar 10 %, [8,9] Metode NTU-efektifitas biasanya sesuai jika digunakan untuk memilih tipe alat penukar panas. [3] Hasil perhitungan dengan menggunakan metode diagram T-H sepertinya lebih sesuai untuk diterapkan pada pembangkit uap. Hal ini terlihat dari nilai koefisien pepindahan panas menyeluruh yang diperoleh dari hasil perhitungan sama dengan kondisi desain. Sedangkan hasil perhitungan luas permukaan perpindahan panas menyeluruh dan panjang tube dengan menggunakan metode diagram T-H perbedaannya relatif lebih rendah dari pada dengan menggunakan metode LMTD dan NTU efektivitas. Hasil perhitungan nilai turun tekanan dengan menggunakan metode LMTD dan NTU-efektivitas pada sisi tube diperoleh 4,486 10 5 Pa dan pada sisi shell diperoleh 7,836 10 3 Pa. Perhitungan dengan menggunakan metode diagram T-H diperoleh untuk sisi tube 5,99 10 5 Pa dan sisi shell 3,010 10 4 Pa. Nilai-nilai tersebut sesuai dengan kondisi desain yaitu nilai turun tekanan sisi tube relatif lebih besar dibandingkan sisi shell. Perbedaan nilai turun teakanan masih cukup sigifikan dengan mengguanakan metode LMTD dan NTU efektivitas jika dibandingkan dengan konndisi desain seperti terlihat pada Tabel 3. Hal ini terjadi karena pengambilan nilai parameter fisis tidak cukup akurat jika didasarkan pada temperatur curah (bulk) dengan rentang perbedaan yang cukup besar. Hasil perhitungan dengan menggunakan metode diagram T-H relatif lebih mendekati kondisi desain dengan orde yang sama, tetapi masih terdapat perbedaan yang cukup signifikan. Hal ini tergantung pada pembagian segmen pada pembangkit uap, semakin kecil segmen yang dibuat semakin rendah perbedaan yang diperoleh. Karena parameter fisis yang daimbil lebih mendekati kondisi yang sebenarnaya. KESIMPULAN Hasil perbandingan perhitungan termal pembangkit uap dengan menggunakan metode LMTD, NTU-efektifitas dan diagram T-H terhadap PLTN tipe PWR buatan Korea yang menggunakan pembangkit uap relatif seuai dilakukan dengan menggunakan metode diagram T-H. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan nilai koefisen perpindahan panas menyeluruh, luas permukaan perpindahan panas menyeluruh, panjang tube dan nilai turun tekanan yang relatif lebih rendah perbedaannya terhadap kondisi desain dari pada dengan metode LMTD dan NTU-efektivitas. Hasil ini juga menunjukkan bahwa evaluasi desain termal terhadap pembangkit uap PWR baik dengan yang menggunakan maupun 4 pembakit uap adalah relevan. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, General Design Data of NSSS System and Component on KSNP, Korea Hydro and Nuclear Power Co., Ltd, July 004.. SUROSO, Evaluasi Desain Termal Pembangkit Uap PWR dengan Diagram T-H, Prosiding Seminar TKPFN ke -16, PTRKN-BATAN, 8 Juni 010. 3. KERN, D.Q., Process Heat Transfer, International Student Edition, McGraw-Hill Book Co., New York, 196 4. SADIC CACAC., Boiler Evaporator and Condensor, John Willey & Son Inc, Canada, 1991. 5. SUROSO, Studi Awal Desain Termal Pembangkit Uap PLTN Tipe PWR Daya 1000 MWe, Jurnal Epsilon, PTRKN-BATAN, Nopember 009.

19 ISSN 016-318 Suroso 6. ANONIM, The Tubular Exchanger Manufacture Assiciation, 7th edition, 1988. 7. KAZIMI, M.S and TODREAS, N.E., Nuclear System I, Hemisphere Publishing Corporation, New York, 1991. 8. LEE, H.S., SUH, K.Y., Thermal Design of Steam Generator for Pb-Bi Cooled Reactor PEACER- 300, Seoul National University, San 51 Sillim- Dong, Korea 005. 9. LLEWELLyn, G.H., Design and Analysis of A - 5 MW Vertical Fluted Tube Condenser for Geothermal Applications, ORNL, Oak Ridge, Tennese, March 98. TANYA JAWAB Adang HG Mengapa metoda diagram T-H, lebih mendekati kondisi desain daripada dengan metoda LMTD dan NTV efektifitas. Suroso Metoda desain termal pembangkit uap PWR menggunakan diagram T-H pendekatan penyelesaian/perhitungannya adalah dengan membagi pembangkit uap kedalam beberapa segmen dan mengambil parameter fisis untuk perhitungan setiap segmen ISO, sehingga hasil perhitungan yg di dapat lebih teliti. Aslina B Ginting Suroso Mengapa objek penelitian PLTN produksi KHNP (KSNP)? PWR KSNP menarik sekali diteliti, karena semua Negara asia yan telah berhasil membuktikan kemampuanya dan menguasai teknologi PWR buatan Westinghouse USA dengan menggunakan 4 pembangkit uap menjadi pembangkit uap, yang menghasilkan daya 1000 MWe.