Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN. Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REKAYASA TRANSPORTASI LANJUT UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Perjalanan merupakan suatu kegiatan rutin yang selalu dilakukan setiap

ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK PUSAT KOTA MALALAYANG DAN TRAYEK PUSAT KOTA KAROMBASAN)

Penentuan Koefisien Hambatan β Asal Tujuan Transportasi di Provinsi Jawa Tengah dan D.I Yogyakarta

Syafi i Pengajar Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KALIBRASI MODEL SEBARAN PERGERAKAN (GRAVITY MODEL) MENGGUNAKAN ADD-IN MICROSOFT EXCEL (SOLVER) Rudy Setiawan 1

ESTIMASI MATRIK INFORMASI LALU LINTAS MODEL GRAVITY ASAL TUJUAN ANGKUTAN PRIBADI-UMUM

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Konsep Pemodelan. Model adalah alat bantu atau media yang dapat digunakan untuk

ESTIMASI MATRIK ASAL TUJUAN DARI DATA LALU LINTAS DENGAN METODE ESTIMASI INFERENSI BAYESIAN MENGGUNAKAN PIRANTI LUNAK EMME/3

BAB IX ANALISIS REGRESI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. proses mengangkut dan mengalihkan dengan menggunakan alat pendukung untuk

STUDI PEMBEBANAN SISTEM JARINGAN JALAN TRANSPORTASI BARANG JALAN RAYA BERDASARKAN DISTRIBUSI PERGERAKAN BARANG KOMODITAS INTERNAL REGIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMODELAN DENGAN REGRESI LOGISTIK. Secara umum, kedua hasil dilambangkan dengan (sukses) dan (gagal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Syafi i Dosen Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami No. 36 A Surakarta Telp. (0271)

11 Analisis sebaran pergerakan (metode analogi)

MODEL TRIP DISTRIBUTION PENUMPANG DOMESTIK DAN INTERNASIONAL DI BANDARA INTERNASIONAL JUANDA

I. PENDAHULUAN. Perkotaan yang mengalami perkembangan selalu menghadapi permasalahan

BAB III PERLUASAN MODEL REGRESI COX PROPORTIONAL HAZARD DENGAN VARIABEL TERIKAT OLEH WAKTU

PERKIRAAN DISTRIBUSI PERGERAKAN PENUMPANG DI PROVINSI JAWA BARAT BERDASARKAN ASAL TUJUAN TRANSPORTASI NASIONAL

BIDANG STUDI TRANSPORTASI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

Kuliah Pertemuan Ke-12. Mode Choice Model (Model Pemilihan Moda)

JUDUL MAKALAH SEMINAR STUDI DEMAND PENUMPANG TRANSPORTASI UDARA MENUJU DAN KELUAR KABUPATEN FAKFAK

STUDI PEMODELAN TRANSPORTASI DI RUAS JALAN NGINDEN AKIBAT JALAN MERR II-C ( SEGMEN KEDUNG BARUK SEMOLOWARU ) SURABAYA TUGAS AKHIR

ESTIMASI MODEL KEBUTUHAN TRANSPORTASI BERDASARKAN INFORMASI DATA ARUS LALU LINTAS PADA KONDISI PEMILIHAN RUTE KESEIMBANGAN DISERTASI

BAB III REGRESI SPASIAL DENGAN PENDEKATAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED POISSON REGRESSION (GWPR)

BAB I PENDAHULUAN. Waktu hidup adalah waktu terjadinya suatu peristiwa. Peristiwa yang

BAB III METODE PENELITIAN

Langkah Penyelesaian Example 1) Tentukan nilai awal x 0 2) Hitung f(x 0 ) kemudian cek konvergensi f(x 0 ) 3) Tentukan fungsi f (x), kemudian hitung f

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. penentuan jumlah sampel minimum yang harus diambil. Tabel 4.1 Data Hasil Survei Pendahuluan. Jumlah Kepala Keluarga (Xi)

BAB III MODEL GEOGRAPHICALLY WEIGHTED LOGISTIC REGRESSION SEMIPARAMETRIC (GWLRS)

1.1 Latar Belakang Masalah

Pabelan Kartasura, Surakarta.

ANALISIS REGRESI DAN KORELASI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan

Kajian Peningkatan Akurasi Matriks Asal-Tujuan yang Dihasilkan dari Data Arus Lalulintas pada Kondisi Keseimbangan

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y.

Model Empat Langkah? Four Step Model Travel Demand Model

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI. kuantitas ataupun kualitatif dari karakteristik tertentu yang berlainan. Dan hasilnya merupakan data perkiraan atau estimate.

ANALISIS GARIS KEINGINAN PERGERAKAN MASYARAKAT PENGGUNA TRANSPORTASI DI KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR PROVINSI SULAWESI UTARA

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN ZONA KECAMATAN PALU BARAT KOTA PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. (Tamin, 2000). Dalam penelitian Analisis Model Bangkitan Pergerakan

BAB IV. Pencarian Akar Persamaan Tak Linier. FTI-Universitas Yarsi

OLEH : Riana Ekawati ( ) Dosen Pembimbing : Dra. Farida Agustini W, M.S

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN : 3 & 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sampai saat ini - yang paling populer adalah Model Perencanaan Transportasi Empat. 1. Bangkitan dan tarikan perjalanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan atau coumpouding. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kota sebagai perwujudan aktivitas manusia senantiasa mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.

II. LANDASAN TEORI. A. Gambaran Prasarana dan Sarana Transportasi Provinsi Lampung

ESTIMASI MATRIKS ASAL TUJUAN PERJALANAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY DENGAN FUNGSI HAMBATAN TANNER DI KOTA SURAKARTA

Ahmad Haris Januar Syahidan, Reza Maulana, Bambang Riyanto *), Kami Hari Basuki *)

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Plot jenis pengamatan pencilan.

CONTOH Dengan mengunakan Metode Regula Falsi, tentukanlah salah satu akar dari persamaan f(x) = x - 5x + 4. Jika diketahui nilai awal x = dan x = 5 se

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Jenis Jenis--jenis jenis fungsi dan fungsi linier Hafidh Munawir

BAB III REGRESI TERSENSOR (TOBIT) Model regresi yang didasarkan pada variabel terikat tersensor disebut

ESTIMASI MATRIKS ORIGIN-DESTINATION PERKOTAAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY: STUDI KASUS KOTA BOGOR IMAM EKOWICAKSONO

BAB 2 LANDASAN TEORI. 1. Analisis Korelasi adalah metode statstika yang digunakan untuk menentukan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA = (2.2) =

Presentasi TESIS - PS 2399

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL. Jln. Prof. H. Soedarto, S.H., Tembalang, Semarang.

MODEL REGRESI DATA TAHAN HIDUP TERSENSOR TIPE III BERDISTRIBUSI EKSPONENSIAL SKRIPSI

METODE NUMERIK 3SKS-TEKNIK INFORMATIKA-S1. Mohamad Sidiq PERTEMUAN-1

BAB II LANDASAN TEORI. : Ukuran sampel telah memenuhi syarat. : Ukuran sampel belum memenuhi syarat

Program Studi Teknik Mesin S1

ANALISIS PREDIKSI SEBARAN PERJALANAN PENUMPANG KAPAL LAUT MELALUI PELABUHAN LAUT PENGUMPAN DI KEPULAUAN HALMAHERA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL GRAVITY

PERENCANAAN DAN PEMODELAN TRANSPORTSI

BAB II STUDI PUSTAKA. masing-masing harus dilakukan secara terpisah dan berurutan. Sub-sub model. Bangkitan dan tarikan pergerakan

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Perbedaan Antara Proses Stationer dan Proses Non-Stationer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pertemuan 6: Metode Least Square. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya 2014

Tabel 1.1 Data Volume dan Kecepatan Pejalan Kaki

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem transportasi dapat diartikan sebagai bentuk keterkaitan dan keterikatan

dimana a 1, a 2,, a n dan b adalah konstantakonstanta

PENGARUH PEMBUKAAN JALAN RUAS WAMENA- KARUBAGA-MULIA TERHADAP LALU LINTAS DAN PERKERASAN DI JALAN ARTERI DI KOTA WAMENA

MATRIKS SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH MATEMATIKA TEKNIK 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

Masalah Overdispersi dalam Model Regresi Logistik Multinomial

BAB II METODE ANALISIS DATA. memerlukan lebih dari satu variabel dalam membentuk suatu model regresi.

BAB ΙΙ LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. penjelasan tentang pola hubungan (model) antara dua variabel atau lebih.. Dalam

PERAN JALAN ALTERNATIF DAN ANALISIS TRANSPORTASI BARANG PASCATSUNAMI DI PROPINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Nindyo Cahyo Kresnanto FT Universitas Janabadra YK

PERENCANAAN ANGKUTAN BUS KORIDOR TERMINAL TAMBAK OSOWILANGUN PERAK KENJERAN SURABAYA

Pertemuan 13 persamaan linier NON HOMOGEN

Persamaan Non Linier 1

SISTEM PERSAMAAN LINEAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Kuliah Pertemuan Ke-6 MODEL SINTETIS DISTRIBUSI PERJALANAN Sub Topik : Model Gravitasi (Kalibrasi Model) Model Sintetik Lainnya

Outline Kuliah : Kalibrasi Model Gravitasi Contoh Aplikasi Kalibrasi Model Model Sintetik lainnya : Konsep Model TD Opportunity

Rangkuman Proses Distribusi Perjalanan Model GR Distribusi perjalanan dari zona asal ke tujuan dipengaruhi oleh adanya fungsi hambatan atau ukuran aksebilitas. Menurut Hyman (1969), fungsi hambatan digambarkan sebagai fungsi pangkat, fungsi eksponensial negatif dan fungsi Tanner. Go To Konstanta A i dan B d yang terkait dengan zona bangkitan dan tarikan, diperlukan sebagai faktor penyeimbang yang dapatkan secara perhitungan berulang kali hingga kedua konstanta menghasilkan nilai tertentu (konvergen). Parameter model gravity yang perlu ditentukan adalah parameter yang penentuan parameter ini disebut sebagai proses kalibrasi model.

Fungsi Hambatan f C C ( fungsi pangkat) f C e C ( fungsi eksponensial negatif) f C C e C ( fungsi Tanner) Go To

f(c), Faktor Hambatan 1.6 Fungsi Pangkat 1.4 1.2 = - 0,5 Fungsi Eksponensial Negatif Fungsi Tanner 1 = -0,1 = -0,1 = 0,5 0.8 0.6 0.4 0.2 0 0.1 1 10 100 Waktu Perjalanan (menit)

Parameter dalam Model GR Parameter dapat menggambarkan biaya rerata perjalanan di daerah studi (perencanaan transportasi), semakin besar nilai maka semakin kecil nilai biaya rerata tersebut. Faktor penyeimbang pada dasarnya adalah batas atas dan bawah dari biaya rerata perjalanan di daerah tersebut. Tantangan utama pada prosedur perhitungan dalam proses kalibrasi, pada intinya, adalah mencari ketepatan parameter dengan proses analisis yang cepat, sederhana dan tepat.

f(c) 1 0.8 0.6 Fungsi Pangkat Fungsi Eksponensial Negatif Fungsi Tanner 0.4 0.2 0-0.2 0 0.5 1 1.5 2 2.5 Parameter

Metode Kalibrasi (Tamin, 2000) Metode Sederhana Metode Hyman Metode Analisis Regresi-Linier Metode Penaksiran Kuadrat Terkecil Metode Penaksiran Kemiripan Maksimum

Konsep Metode Sederhana Prosedur : Analisis dilakukan dengan asumsi kepada parameter. Menghitung model GR untuk mendapatkan sebaran perjalanan hasil pemodelan. Melakukan perbandingan hasil sebaran perjalanan model dan pengamatan. Jika masih terdapat perbedaan, ambil kembali nilai asumsi dan prosedur diulangi hingga mendapatkan perbedaan yang kecil.

Konsep Hyman Konsep : Nilai faktor penyeimbang harus dipilih sehingga total baris dan kolom sel MAT sama dengan proporsi hasil pengamatan pada setiap baris dan kolom-nya. Parameter.harus dipilih sedemikian sehingga biaya rata-rata perjalanan diperoleh sama dengan proses pemodelan. Persamaan dengan konstanta k dan nilai rata-rata C c c c* c* i d Metode i d iterasi terhadap T C / T N C / N perhitungan dilakukan dengan k C k C 2 ~ 3 nilai rata rata C

Konsep Analisis Regresi Linier Analisis ini menentukan nilai faktor hambatan yang merupakan fungsi non linier. Transformasi linier dilakukan untuk mengubah faktor hambatan menjadi menjadi fungsi linier. Fungsi Eksponensial Negatif Fungsi Pangkat Fungsi Tanner TRANSFORMASI y A Bx B A log e Ai Bd Oi Dd

Persamaan Transformasi log e log log e T log A B O D T log A B O D T log A B O D log C C e F.Eksponensial Negatif e i e e i d i d i d F.Pangkat i F.Tanner d i d d C log e e C

Konsep Penaksiran Kuadrat Terkecil (KT) Konsep : Metode KT model GR dasari dengan pendekatan simpangan dan selisih antara sebaran pergerakan yang dihitung (model) dengan harga sebaran pengamatan lapangan memberikan nilai yang paling minimum. Metode ini dikombinasikan dengan metode kalibrasi Newton-Raphson dan teknik eliminasi matriks Gaus-Jordan.

Konsep Penaksiran Kemiripan Maksimum (KM) Konsep : Fungsi Kemiripan Maksimum mencoba mencari parameter yang memliliki kemiripan maksimum sehingga sekumpulan data dapati mendekati pada kondisi pengamatan tertentu. Kemungkinan untuk mendapatkan nilai data x i tertentu diasumsikan berbanding lurus dengan fungsi kepadatan peluang pada nilai tersebut. Metode ini dikombinasikan dengan metode kalibrasi Newton-Raphson dan teknik eliminasi matriks Gaus-Jordan.

Contoh Aplikasi Proses Kalibrasi Model Gravitasi

Model Sintetik Sebaran Perjalanan Lainnya (Opportunity Model)

Model Opportunity Deskripsi Model Model opportunity dijelaskan sebagai perjalanan akan bergerak dari zona asal ke tujuan, apabila berkesempatan untuk berhenti di zona tujuan antara (tak melanjutkan ke zona tujuan akhir) apabila terdapat kesempatan kegiatan yang sama.

Konsep Model Opportunity m i m d ASAL TUJUAN ANTARA m d TUJUAN

Persamaan Umum Model Opportunity T dimana : T t P j t ( G ) P j Jumlah Perjalanan dari zonai ked Jumlah Perjalanan dibangkitkandari zonai Probabilitas perjalanan terhenti di zona antara

Model Kombinasi Opportunity - Gravitasi Intervening Opportunity Direct Opportunity Logarithmic Opportunity Exponent Opportunity Gabungan : Logarithmic dan Exponent Opportunity [+ Note : Konsep Lebih Lengkap dapat dibaca : Wills (1986), Schneer (1959), Tamin (2000)]

Model Non-Konvensional Model Estimasi Matriks Entropi Maksimum Model Kebutuhan Transportasi [+ Note : Konsep Lebih Lengkap dapat dibaca : Tamin (2000)]

Review Mengenai Pembangunan MAT dalam Model Sebaran Perjalanan Ketepatan pembangunan MAT dipengaruhi oleh: 1. Variabilitas Harian/Musiman dan galat perluasan data survei. 2. Galat dalam pengumpulan data. 3. Galat dalam pengolahan data. 4. Galat pengambilan sampel. 5. Galat kalibrasi (metode tak langsung) 6. Galat Spesifikasi (metode tak langsung) (Sumber : Willumsem, 1978 dan Tamin, 2000)

Penggunaan faktor K Pada beberapa kajian mengenai pemodelan transportasi membuktikan bahwa kadangkala terdapat kondisi khusus sehingga model GR tak mampu memprediksi distribusi pergerakan asal tujuan dengan baik, misalnya pergerakan pekerja dari suatu zona bangkitan (perumahan dinas/pabrik) yang dibangun oleh suatu perusahaan/pabrik tertentu. Hal tersebut mengakibatkan munculnya perjalanan homogen yang dipicu oleh satu alasan pekerja saja. Kondisi ini diakomodasi oleh faktor K dalam model GR.

Kesimpulan Faktor kalibrasi dalam model GR diperlukan untuk menentukan nilai parameter sehingga pemodelan sebaran perjalanan bisa mendekati kondisi pengamatan. Beberapa metode kalibrasi parameter bisa dilakukan dengan metode sederhana, Hyman, regresi linier, KM, KT. Konsep model sintetis lainnya yang dikembangkan adalah model opportunity dan metode non konvensional (maksimum entropi dan estimasi kebutuhan transportasi) Dalam pembangunan MAT beberapa galat perlu diperhitungkan baik menggunakan metode konvensional maupun non-konvensional.

Thank You Ada Pertanyaan?