FRAUD & computer fraud A.S.-2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERTEMUAN 9 PENGAMANAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB V PENIPUAN DAN PENGAMANAN KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut commitee of sponsoring organization (COSO) pengertian pengendalian internal dalam buku Sistem Informasi Akuntansi (Romney:230) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, dalam kehidupan kita sehari hari tindak kejahatan dan

BAB II LANDASAN TEORI

PENIPUAN DAN PENGAMANAN KOMPUTER

PENIPUAN DAN PENGAMANAN KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mencemaskan keadaan yang akan terjadi selanjutnya, jika unsur-unsur pembentuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan masalah yang dihadapi para pelaku usaha semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perbankan atau

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. segala jenis kejahatan yang semakin merajalela. Tidak hanya kejahatan yang

BAB VI AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PENIPUAN DAN PENGAMANAN SERTA AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya ekonomi perusahaan ke dalam sebuah media

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Penelitian. Setiap perusahaan tentunya mengalami pasang surut dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. kekeluargaan. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah koperasi yang

SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015

PEMROSESAN TRANSAKSI DAN PROSES PENGENDALIAN INTERN KONSEP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

1. Ancaman yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti : Kebakaran atau panas yang berlebihan Banjir, gempa

BAB I PENDAHULUAN. terasa lama,koran-koran dipenuhi dengan perincian baru tentang skandal akuntansi

Konsep Dasar Audit Sistem Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sebagai mana yang

Standar Audit SA 240. Tanggung Jawab Auditor Terkait dengan Kecurangan dalam Suatu Audit atas Laporan Keuangan

PENIPUAN DAN PENGAMANAN KOMPUTER DIANA RAHMAWATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan suatu penyajian terstruktur mengenaiposisi

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

1 BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wilopo (2006) kasus fraud (kecurangan) di Indonesia terjadi secara

Oleh :Tim Dosen MK Pengantar Audit SI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyebab terjadinya fraud. Lebih jauh lagi, dalam teori segitiga fraud yang

BAB IV UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK. A. Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah Bank Yang Mengalami

PENDAHULUAN. Keamanan Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. tentang aktivitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Pemakai internal

SERTIFIKASI CFE (CFE EXAM PREPARATION COURSE and CFE EXAM) 2018

PENDAHULUAN. Keamanan Sistem Informasi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan perekonomian di negeri kita, Bangsa Indonesia juga

MENGENAL PROGRAM SERTIFIKASI INTERNASIONAL CERTIFIED FRAUD EXAMINERS (CFE) BAGI AUDITOR.

Internal Control Framework: The COSO Standard

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Kecurangan belakangan ini menjadi sorotan publik dan menjadi

saji yang material akibat dari kecurangan adalah sebagai berikut:

PERTEMUAN 10 AUDIT SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

INTERNAL CONTROL FRAMEWORK : THE COSO STANDARD

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/19/2015 nts/epk/ti-uajm 2

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang dihadapi perusahaan yang semakin kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini berkembang secara

Security Sistem Informasi.

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan bentuk alat komunikasi kepada pihak luar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. (risk-oriented effort). Salah saji bisa disebutkan dalam asersi manajemen

Standar Internasional ISO 27001

BAB II LANDASAN TEORI. mencakup semua cara yang dapat dirancang oleh kecerdasan manusia, yang melalui satu

TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pelaporan keuangan. berikut ini beberapa penelitian yaang berkaitan dengan

FRAUD PERBANKAN & RISIKO

1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi

BAB 4 PEMBAHASAN. Sebuah perusahaan dalam pelaksanaan kegiatan operasionalnya harus memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi sesuai dengan yang. dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. optimal dengan menggunakan atau mengelola sumber daya dan asset yang dimiliki. Untuk

Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA

BAB II LANDASAN TEORI. 1. David E. Morris dan Claire McCarty Killian (2006) dalam penelitiannya yang

Pertemuan 3 F R A U D

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi terutama globalisasi ekonomi telah menimbulkan

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pengendalian mutu. Selanjutnya De Angelo (1981) mendefinisikan audit quality

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, auditor juga diwajibkan untuk mendeteksi adanya fraud dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. supervisi bank tersebut (Soebijoto, 2011). Modus kejahatan perbankan bukan

Ferianto Raharjo - FT - UAJY 1

bercorak korporatis dan sentralistik pada kepemimpinan top executive di tangan bupati/walikota. Politisasi birokrasi masih cukup kental mewarnai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu ancaman tersebut adalah fraud (tindak kecurangan).

MAKALAH ELEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL. Tugas mata kuliah : Administrasi Bisnis Dosen : Putri Taqwa Prasetyaningrum, ST., MT.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Lampiran Checklist Pengendalian Manajemen Operasional. 1 Apakah terhadap seluruh operasi komputer. telah dilakukan penjadwalan sehingga dapat

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan keuangan dalam membuat

MODUL-3 INTERNAL AUDITING

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya fraud atau kecurangan. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi

CYBER LAW & CYBER CRIME

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB I PENDAHULUAN. memastikan laporan keuangan tidak mengandung salah saji (misstatement)

BAB VI AUDIT PEMROSESAN DATA ELEKTRONIK (PDE)

PROGRAM DAN PROSEDUR ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kecurangan akuntansi yang berkembang secara luas menimbulkan

Penilaian Resiko dan Proses Pemeriksaan

BAB I PENDAHULUAN. pengauditan disebut dengan fraud akhir akhir ini menjadi berita utama dalam

Seminar Nasional IT Ethics, Regulation & Cyber Law III

MENANGKAL KORUPSI DENGAN MEMAHAMI FRAUD TRIANGLE. Oleh : Juli Winarto, Ak. MM, CA Widyaiswara Badan Diklat Pemprov. Jawa Timur

KENDALI MANAJEMEN MUTU

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin memicu para pengelola bisnis untuk mempermudah mendapatkan

Transkripsi:

FRAUD & computer fraud A.S.-2015

Fraud= Penipuan (Deception) Pencurian / penggelapan (Embezzlement) Korupsi (Corruption) Curang (Cheating)

Fraud = Crime

Fraud & Crime Fraud is not usually classified as a crime against the person, because no direct attact on an individuals Fraud involves greater losses than arising from theft, robbery and put together

Fraud is an Act of Behavior Perilaku fraudster bukan refleks semata-mata (not reflex action only) Ada pressure/tekanan, depriviasi (lack of money) Ada banyak pilihan perilaku ( choices ) Ia memilih melakukan kecurangan Keputusan yang diambil menghasilkan (yielded), yakni uang

Faktor Pemicu Fraud Penyebab atau faktor pemicu fraud menurut Fraud Triangle : 1. Tekanan (Pressure) 2. Peluang / kesempatan (Opportunity) 3. Rasionalisasi

Faktor Pemicu Fraud 1. Tekanan (Pressure) Motivasi seseorang untuk melakukan fraud. Ada intensi atau motif untuk mendapatkan uang Motivasi melakukan fraud antara lain motivasi ekonomi, alasan emosional (balas dendam, kekuasaaan, gengsi), dan gaya hidup

Faktor Pemicu Fraud 2. Peluang (Opportunity) Kondisi atau situasi yang memungkinkan seseorang melakukan atau menutupi tindakan tidak jujur ( lemahnya internal control atau pengawasan)

Faktor Pemicu Fraud 3. Rasionalisasi Lemahnya tingkat integritas dan pembenaran (justifikasi) atas tindakan tidak jujur (fraud) yang mengalahkan perasaan bersalah (feeling of guilty) Kealpaan atau kesalahan administrasi Imbalan atas jerih payah I don t get paid enough!!! I didn t steal, it s mine!!!, Itu bagian saya Everyone else was doing it!!! Bukan buat saya tapi untuk Apapun alasannya : They are Breaking the Law!!!!!

Faktor Pemicu Fraud Pelaku fraud sering disebut dengan Penjahat berkerah putih (White Collar Criminals) non fisik dan rahasia, membedakan penjahat dengan kekerasan

Jenis jenis Fraud Penggelapan aset - (Misappropriation of Assets) Dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk keuntungan keuangan pribadi. Penipuan Pelaporan keuangan (Fraudulent Financial Reporting) Tindakan yang disengaja untuk menghasilkan Laporan Keuangan yang menyesatkan secara material Computer Fraud Kejahatan atau kecurangan dengan memanfaatkan teknologi komputer sebagai sarana pengolahan data / informasi

Jenis-Jenis Fraud (Raharjo, 1998) Penyalahgunaan wewenang/jabatan (Occupational Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh individu- individu yang bekerja dalam suatu organisasi untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Kecurangan Organisatoris (Organisational Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh organisasi itu sendiri demi kepentingan/keuntungan organisasi itu. Skema Kepercayaan (Confidence Schemes). Dalam kategori ini, pelaku membuat suatu skema kecurangan dengan menyalahgunakan kepercayaan korban.

Kategori Computer Fraud : Pengkategorian Computer Fraud melalui penggunaan model pemrosesan data (data processing model) : 1. Input Fraud Fraud dengan mengubah atau memodifikasi input computer Contoh : penipuan persediaan, memasukkan data ke dalam sistem untuk menunjukkan bahwa persediaan yang dicuri telah rusak yang pada akhirnya dijual untuk kepentingan pribadi. 2. Processor Fraud : Fraud yang dilakukan melalui penggunaan sistem Contoh : Penggunaan komputer untuk bisnis dan pribadi (meliputi pencurian waktu)

Kategori Computer Fraud 3. Computer Instruction Fraud Penipuan dengan merusak software yang memproses data perusahaan. Contoh : pengembangan atau modifikasi software untuk melakukan aktivitas yang tidak diotorisasi. Memerlukan pengetahuan khusus tentang pemrograman komputer yang berada di luar kemampuan kebanyakan pemakai

Kategori Computer Fraud 4. Data Fraud Penipuan dengan mengubah atau merusak file data perusahaan, atau menyalin, menggunakan, dan mencari file-file tersebut tanpa otorisasi. Pencurian data perusahaan untuk digunakan dalam memperoleh keuntungan (uang)

Kategori Computer Fraud 5. Output Fraud Penipuan dengan mencuri atau menyalahgunakan output sistem, dimana biasanya output ditampilkan pada layar atau dicetak dikertas. Layar komputer dan output cetakan tersebut merupakan subjek bagi personal yang akan melakukan fraud.

Lapping Lapping adalah tindak kecurangan dalam bentuk penyalahgunaan hasil pembayaran tagihan dari pelanggan untuk kepentingan pribadi. Contoh: Pemakaian uang sewa suatu aset ke rekening pribadi sementara biaya operasional aset tersebut diambilkan dari anggaran rutin organisasi Komisi dari rekanan yang menerima proyek Uang hasil tagihan tidak langsung disetorkan ke organisasi tetapi disimpan dulu di rekening pribadi sampai masa penagihan selesai

Kiting Kiting adalah tindak kecurangan dengan cara memanfaatkan transfer bank. Tindak kecurangan ini dilakukan dalam bentuk pengiriman transfer uang ke rekening sebuah institusi boneka (dummy instituation). Disebut sebagai institusi boneka karena institusi ini seakanakan merupakan institusi rekanan organisasi, padahal instituasi ini hanyalah instituasi rekaan yang dibuat oleh oknum dalam organisasi untuk kepentingan pribadinya. Tindak kecurangan kiting bisa juga dilakukan dalam bentuk pembuatan daftar rekanan fiktif (nasabah fiktif, supplier fiktif); pendepositoan uang proyek terlebih dahulu untuk mendapatkan bunganya dan baru disetor kemudian pada saat akhir masa anggaran; dan lain-lain.

Mengapa Computer Fraud? Aplikasi bisnis yang menggunakan (berbasis) teknologi informasi dan jaringan komputer semakin meningkat : on-line banking, electronic commerce (e-commerce), Electronic Data Interchange (EDI) Desentralisasi server sehingga lebih banyak sistem yang harus ditangani dan membutuhkan lebih banyak operator dan administrator yang handal. Padahal mencari operator dan administrator yang handal adalah sangat sulit. Transisi dari single vendor ke multi-vendor sehingga lebih banyak yang harus dimengerti antar vendor yang lebih sulit ditangani. Meningkatnya kemampuan pemakai di bidang komputer sehingga mulai banyak pemakai yang mencoba-coba bermain atau membongkar sistem yang digunakannya. Kesulitan dari penegak hukum untuk mengejar kemajuan dunia komputer dan telekomunikasi yang sangat cepat.

Tindakan untuk mengurangi penipuan atas Laporan Keuangan 1. Membentuk lingkungan organisasi yang memberikan kontribusi terhadap integritas proses pelaporan keuangan 2. Identifikasi dan pahami faktor-faktor yang mendorong ke arah penipuan laporan keuangan 3. Penilaian atas resiko dari penilaian pelaporan keuangan 4. Melakukan perancangan dan pelaksanaan pengendalian internal untuk menyediakan keyakinan yang memadai sehingga dapat mencegah penipuan pelaporan keuangan

Mencegah Computer Fraud Personnel screening. Definisi pekerjaan (job defined). Pemisahan tugas (segregration of duties). Etika profesional (professional ethics) Lisensi (license) System design control Physical access security Electronic access security. Internal control and edit.

SAS (Statement of Auditing Standars) 99 Regulasi yang dikeluarkan oleh American Institute of Certified Public Accountant (AICPA). Memberikan panduan untuk auditor mengenai bagaimana cara mengidentifikasi atau mengevaluasi resiko fraud dalam laporan keuangan.

SAS (Statement of Auditing Standars) 99 Penjelasan mengenai fraud dan karakteristiknya, dimana fraud merupakan suatu tindakan yang disengaja yang menyebabkan kesalahan dalam pelaporan keuangan Auditor dan auditee harus melakukan diskusi atau brainstorming untuk mendiskusikan apa saja kemungkinan fraud dalam laporan keuangan auditee

SAS (Statement of Auditing Standars) 99 Auditor harus mengumpulkan informasi terkait dengan risiko fraud dalam Laporan keuangan Misalnya dengan melakukan interview ke komite audit, tim internal audit, manajemen, dan staff perusahaan. Auditor harus melakukan evaluasi program dan kebijakan pengendalian internal (control) perusahaan dalam mengurangi risiko fraud dalam laporan keuangan

SAS (Statement of Auditing Standars) 99 Auditor harus melakukan evaluasi resiko fraud dalam laporan keuangan pada keseluruhan proses audit yang dilakukan. Auditor harus mengkomunikasikan temuan fraud kepada manajemen, komite audit, dan pihak lain, tidak tergantung besar atau kecil jumlahnya Penggunaan teknologi untuk melakukan perancangan prosedur audit fraud

Regulasi Computer Fraud Amerika Serikat (USA) : Computer fraud & Abuse Act mempermudah bagi auditor dalam melakukan audit atas kasus yang terkait computer fraud.

Regulasi Computer Fraud Indonesia : tanggal 21 April 2008 disahkan Undang-Undang (UU) No. 11/2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE). Pengakuan transaksi elektronik (electronic transaction) dan dokumen elektronik (electronic document) ada kepastian hukum dalam pengungkapan kasus computer fraud Klasifikasi penyalahgunaan teknologi informasi termasuk kualifikasi pelanggaran hukum dan disertai dengan sanksi pidananya