1 HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD dr SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA (Studi Di Wilayah Kerja RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015) Siti Mahmudatur Rohmah 1) Siti Novianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi 1) Universitas Siliwangi (wafabondan@yahoo.co.id) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi ABSTRAK Stroke adalah penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hipertensi dengan kejadian stroke pada pasien rawat jalan RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015. Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 100 dari 16766 populasi. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa hubungan hipertensi dengan kejadian stroke dengan nilai P value 0,041 (p value = 0,000) nilai OR=2,684. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan hipertensi dengan kejadian stroke. Penderita melakukan pengecekan tekanan darah atau kontrol pemeriksaan secara berkala bagi penderita yang sudah menderita hipertensi dan terkena stroke maupun yang belom terkena hipertensi sampai terkena hipertensi supaya cepat bisa tertangani oleh petugas kesehatan atau ahli kesehatan. Kepustakaan : (2003 2014) Kata Kunci : Hipertensi, Stroke
2 THE RELATION OF HYPERTENSION WITH STROKE TO OUTPATIENTS AT NEUROGICAL DISEASE POLYCLINIC OF RSUD dr. SOEKARDJO, TASIKMALAYA CITY (A study at working area of RSUD dr. Soekardjo, 2015) Siti Mahmudatur Rohmah 1) Siti Novianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi 1) Universitas Siliwangi (wafabondan@yahoo.co.id) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi ABSTRACT Stroke is cerebrovascular disease which is signed by brain tissue death (infant celebral) due to lack of blood and oxygen flow to brain. Those can be cause by blockage, constriction, or rupture of blood vessel. The aim of this research is to know relation of hypertension with stroke to outpatients at neurogical disease polyclinic of RSUD dr. Soekardjo, tasikmalaya city, 2015. This research method is cross sectional approach with 100 samples of 16766 populations. Analysis done is univariate and bivariate using chi square test. This research result showed that relation between hypertension with stroke had p value 0,041 (p value= 0,000) OR value=2,684. Based on it, it can be concluded that there is relation between hypertension with stroke. There fore it is suggested to the patient to check their blood preasure and control periodically to them who has suffered hypertension and stroke in order to they can be handled by health workers or experts. Literature: (2003-2014) Key words: hypertension, stroke
PENDAHULUAN Stroke merupakan salah satu penyakit yang mengerikan dan menjadi penyebab kematian nomor satu di Indonesia (dari laporan Institute of Health Metrics and Evaluation 2013). Serangan stroke selalu datang mendadak tanpa tanda-tanda pasti. Stroke adalah penyakit serebrovaskuler (pembuluh darah otak) yang ditandai dengan kematian jaringan otak (infark serebral) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Berkurangnya aliran darah dan oksigen ini bisa dikarenakan adanya sumbatan, penyempitan atau pecahnya pembuluh darah (Yulianto : 2011). Setiap tahun diperkirakan di Indonesia terjadi 500.000 penduduk terkena serangan stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat. Secara umum, dapat dikatakan angka kejadian stroke adalah 200 per 100.000 penduduk. Dalam satu tahun, di antara 100.000 penduduk, 200 orang akan menderita stroke. Kejadian stroke iskemik sekitar 80% dari seluruh total kasus stroke, sedangkan kejadian stroke hemoragik hanya sekitar 20% dari seluruh total kasus stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2012). Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2013), prevalensi stroke di Indonesia mengalami peningkatan dari 8,3 per 1000 pada Riskesdas 2007 menjadi 12,1 per 1000 pada Riskesdas 2013 (untuk stroke responden usia 15 tahun ke atas). Jadi, sebanyak 57,9 persen penyakit stroke telah terdiagnosis oleh tenaga kesehatan. Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala tertinggi terdapat di Sulawesi Selatan (17,9%), DI Yogyakarta (16,9%), Sulawesi Tengah (16,6%), diikuti Jawa Timur sebesar 16 per 1000 (Riskesdas, 2013). Prevalensi stroke menurut kelompok umur antara 15-24 tahun sebesar 0,2 per 1000 penduduk, umur 25-34 tahun 0,6 umur 35-44 tahun (2,5 per 1000), umur 45-54 tahun 10,4 per 1000, umur 55-64 tahun 24 per 1000, umur 65-74 tahun (33,2 per 1000) dan umur lebih dari 75 tahun (43, 1 per 1000). Prevalensi pada laki-laki lebih banyak dari pada wanita. Laki 7,1 per 1000, dan wanita 6,8 per 1000 (Riskesdas, 2013). Tekanan darah merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam kejadian stroke. Tekanan darah yang tinggi atau lebih sering dikenal dengan istilah hipertensi merupakan salah satu faktor risiko yang dapat menyebabkan gangguan kardiovaskular seperti stroke, gagal jantung dan penyakit jantung koroner. Prevalensi kematian yang disebabkan oleh gangguan kardiovaskular berkisar antara 20-50 % (Kaplan, 2006). Hal ini disebabkan oleh hipertensi memicu proses aterosklerosis oleh karena tekanan yang tinggi dapat mendorong Low Density Lipoprotein (LDL) kolesterol untuk lebih mudah masuk kedalam lapisan intima lumen pembuluh darah dan menurunkan elastisitas dari pembuluh darah tersebut (Lumongga, 2007). Tekanan darah tinggi, juga dikenal sebagai hipertensi, merupakan masalah serius di mana orang harus memberikan perhatian yang tepat dan pengobatan yang tepat. Ini adalah suatu kondisi yang mengganggu dengan aliran yang tepat dan distribusi darah ke organ-organ tubuh. Dalam hipertensi ada terlalu banyak tekanan dalam pembuluh darah dan ada kehadiran vasokonstriksi. Tidak memiliki tekanan normal dalam dinding-dinding pembuluh dapat mempengaruhi jantung, ginjal dan otak yang sangat penting dalam hidup. Hal ini dapat menyebabkan komplikasi yang berbeda seperti perdarahan atau bekuan darah yang dapat menyebabkan stroke (Sepriati : 2011). Klasifikasi hipertensi menurut WHO dan International Society of Hypertension Working Group (ISHWG) telah mengelompokkan hipertensi dalam klasifikasi optimal, normal 120, normal-tinggi 130-139, hipertensi ringan 140-159, hipertensi sedang 160-179, dan hipertensi berat 180 (Sani, 2008). 3
4 Penelitian yang dilakukan oleh Yulistio (2010) menyatakan bahwa hipertensi merupakan faktor yang signifikan terhadap terjadinya penyakit vaskuler termasuk ateroskleorosis pada arteri serebrovaskuler disamping faktor risiko lainnya seperti usia, jenis kelamin, genetik, diabetes mellitus, penyakit jantung, merokok dan obesitas. Hasil penelitian (Nuswantoro : 2007) didapatkan variabel kejadian hipertensi ada hubungan bermakna dengan kejadian stroke dengan p value : 0,012, variabel kadar lipid tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian stroke dengan p value : 0,573, dan kebiasaan merokok tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian stroke dengan p value : 0,114. Odds Ratio (OR) kejadian hipertensi terhadap kejadian stroke adalah 4,375, CI : 1,320 14,504, artinya hipertensi memiliki risiko untuk terjadinya stroke sebesar 4,375 kali dibandingkan yang tidak hipertensi. Odds Ratio (OR) kadar lipid terhadap kejadian stroke adalah 1,375, CI : 0,453 4,170, artinya kadar lipid yang tinggi belum bisa dikatakan sebagai risiko terjadinya stroke. Odds Ratio (OR) kebiasaan merokok terhadap kejadian stroke adalah 2,333, CI : 0,809 6,730, artinya kebiasaan merokok yang buruk belum bisa dikatakan sebagai risiko terjadinya stroke. Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tasikmalaya Berdasarkan studi pendahuluan di RSU dr. Soekardjo diketahui jumlah penderita stroke tahun 2014 pada rawat jalan poli syaraf yaitu sebanyak adalah 16766 orang. Stroke termasuk peringkat kedua dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Insiden stroke cenderung meningkat. Pada tahun 2012 jumlah penderita stroke sebanyak 13128 orang, tahun 2013 sebanyak 15896 orang dan pada tahun 2014 sebanyak 16766 orang. Berdasarkan survey awal yang penulis lakukan penderita stroke tidak mengetahui bahwa mereka memiliki riwayat hipertensi sehingga mereka baru melakukan pemeriksaan tekanan darah ketika sudah terkena stroke dan diperoleh data bahwa 60% responden yang mengalami stroke memiliki riwayat hipertensi. Berdasarkan data tersebut peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang Hubungan Hipertensi dengan Kejadian Stroke pada Pasien Rawat Jalan di RSU dr. Soekardjo. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan poliklinik penyakit syaraf yaitu sebanyak 100 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner yang berisikan 6 item pernyataan untuk mengukur hubungan Hipertensi dengan kejadian Stroke. Analisis Bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi, sampel yang berjumlah 100 orang responden. Jumlah responden tersebut merupakan pasien rawat jalan poliklinik penyakit syaraf. Responden dengan usia 50 tahun keatas. 1. Analisis Univariat a. Karakteristik Responden Responden pada penelitian ini adalah pasien rawat jalan poli saraf RSUD dr. Soekardjo kota Tasikmalaya.
5 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Responden Di Poliklinik Penyakit Syaraf Pasien Rawat Jalan RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Statistik Nilai Mean 60,87 Median 60,00 Standar Deviasi 8,352 Minimum 50 Maximum 85 Berdasarkan tabel 4.1 bahwa rata-rata umur responden adalah 60 tahun 8 bulan 7 hari dengan kisaran 50-85 tahun. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Syaraf RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 Jenis Kelamin F % Laki-laki 52 52 Perempuan 48 48 Total 100 100 Berdasarkan tabel 4.2 responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 48 orang (48%), dan sebanyak 52 orang (52%) dengan jenis kelamin laki-laki. b. Variabel Penelitian 1) Variabel Bebas (Hipertensi) Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Tentang Tekanan Darah Pasien Rawat Jalan Poliklinik penyakit Syaraf RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No Tekanan darah F Persentase (%) 1 Hipertensi 67 67,0 2 Normotensi 33 33,0 Total 100 100,0 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa hipertensi sebanyak 67orang 67%, dan normal sebanyak 33 orang 33% Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kontrol Tekanan Darah Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Syaraf RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015
6 No Tekanan darah F Persentase (%) 1 Hipertensi 43 43,0 2 Normotensi 57 57,0 Total 100 108 Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa pasien yang kontrol tekanan darah sebanyak 43 orang 43%, dan tidak sebanyak 57 orang 57%. 2) Variabel Kejadian Stroke Berdasarkan hasil wawancara melalui kuisioner berdasarkan Pasien yang pernah mengalami stroke sebelumnya mengenai gejala yang dirasakan responden dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Pasien yang Pernah Mengalami Stroke Sebelumnya Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Syaraf RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No Diagnosa Stroke F Persentase (%) 1 Ya 64 64,0 2 Tidak 36 36,0 Jumlah 100 100.0 Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa pasien yang pernah di Diagnosa stroke sebelumnya sebanyak 64 orang (64%), dan tidak sebanyak 36 orang (36%). Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Gejala Stroke Yang Dialami Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Syaraf RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No Gejala stroke yang dialami Frekuensi N % 1 Jantung berdebar-debar 6 6,0 2 Lumpuh 25 25,0 3 Mata berkunang-kunang 7 7,0 4 Tengkuk berat 13 13,0 5 Lainnya 13 13,0 Jumlah 100 100,0 Berdasarkan tabel 4.6 Responden yang menggalami gejala seperti jantung berdebar-debar sebanyak 6 (6%), Lumpuh 25 (25%), Mata berkunang-kunang 7 (7%), tengkuk berat 13 (13%) dan lainnya sebanyak 13 (13%). Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Kejadian Stroke yang Pertama Atau Sebelumnya Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Syaraf RSUD dr Soekardjo Kota TasikmalayaTahun 2015 No Kejadian Pertama Stroke F Persentase (%) 1 Pertama 20 20,0
7 2 Pernah 44 44,0 Jumlah 100 100.0 Berdasarkan tabel 4.7 diketahui bahwa pasien yang mengalami kejadian Stroke pertama sebanyak 20 orang (20%), dan pernah sebanyak 44 orang (44%). Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Jawaban Responden Berdasarkan Riwayat Keluarga Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Syaraf RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya Tahun 2015 No Anggota Keluarga yang F Persentase (%) menderita stroke 1 Ada 40 40,0 2 Tidak 60 60,0 Jumlah 108 100.0 Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa anggota keluarga yang menderita stroke sebanyak 40 orang 40%, dan tidak sebanyak 60 orang 60%. 2. Analisis Bivariat Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yaitu hubungan hipertensi dengan kejadian sroke yang diuraikan dalam Tabel 4.9. Tabel 4.9 Hubungan Hipertensi dengan Kejadian Stroke Pada Pasien Rawat Jalan Poliklinik Penyakit Syaraf RSUD dr Soekardjo Tahun 2015 Stroke Tidak N Kategori Total Stroke o Hipertensi N % N % N % 1 Hipertensi 48 75 19 52,8 67 67 2 Normal 16 25 15 47,2 33 33 Jumlah 64 100 36 100 100 100 p value OR 0,041 2,684 Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa responden yang mengalami hipertensi, lebih banyak yang mengalami stroke (75,0%) dibandingkan yang tidak mengalami stroke (52,8%). Pada responden yang normal lebih banyak yang tidak mengalami Stroke (47,2%), dibandingkan yang mengalami Stroke (25,0%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,041 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara hipertensi dengan kejadian stroke. Nilai OR=2,684 yang berarti responden
8 yang menderita Hipertensi memiliki risiko 2,684 kali terkena stroke dibandingkan responden yang tidak hipertensi. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yulistio (2010) menyatakan bahwa hipertensi merupakan faktor yang signifikan terhadap terjadinya penyakit vaskuler termasuk ateroskleorosis pada arteri serebrovaskuler disamping faktor risiko lainnya seperti usia, jenis kelamin, genetik, diabetes mellitus, penyakit jantung, merokok dan obesitas. Selain itu Hasil penelitian (Nuswantoro : 2007) didapatkan variabel kejadian hipertensi ada hubungan bermakna dengan kejadian stroke dengan p value : 0,012, variabel kadar lipid tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian stroke dengan p value : 0,573, dan kebiasaan merokok tidak ada hubungan bermakna dengan kejadian stroke dengan p value : 0,114. Odds Ratio (OR) kejadian hipertensi terhadap kejadian stroke adalah 4,375, CI : 1,320 14,504, artinya hipertensi memiliki risiko untuk terjadinya stroke sebesar 4,375 kali dibandingkan yang tidak hipertensi. Odds Ratio (OR) kadar lipid terhadap kejadian stroke adalah 1,375, CI : 0,453 4,170, artinya kadar lipid yang tinggi belum bisa dikatakan sebagai risiko terjadinya stroke. SIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada pasien rawat jalan poli syaraf, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Proporsi Stroke sebesar 64% pasien poliklinik penyakit syaraf 2. Proporsi Hipertensi 67% dan non hipertensi 33% Ada hubungan antara Hipertensi dengan kejadian Stroke dengan nilai p value=0,041 dan nilai OR=2,684 SARAN 1. Bagi RSUD Meningkatkan upaya Preventif dan Promotif pada pasien ruang poli syaraf sehingga hipertensi dan kasus penyakit lainnya menurun di RSUD kota Tasikmalaya. 2. Bagi Penderita Melakukan pengecekan tekanan darah atau kontrol pemeriksaan secara berkala bagi penderita yang sudah menderita hipertensi dan terkena stroke maupun yang belom terkena hipertensi sampai terkena hipertensi supaya cepat bisa tertangani oleh petugas kesehatan atau ahli kesehatan. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian dengan cara meneliti varibel lain seperti penyakit jantung, Hiperkolesterol, Obesitas, Diabetes Melitus dan merokok yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke.
9 DAFTAR PUSTAKA Institute Health Metrics Evalution, 2013. The Global Burden of Diseases; Generating Evidence, Guiding Policy. Washington: United of America. Yulianto, A. 2011. Mengapa Stroke Menyerang Usia Muda?. Yogyakarta : Javalitera. Yayasan Stroke Indonesia. 2012. Angka Kejadian Stroke Meningkat Tajam. http://www.yastroki.or.id/. Diakses 25 Juli 2015. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Prevalensi Stroke di Indonesia Mengalami Peningkatan. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes RI, 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013. Jakarta. Lumongga, Fitriani. 2007. Atherosclerosis. Medan : Universitas Sumatra Utara. Sepriati, 2011. Pengaruh Latihan Fisik Tersetruktur terhadap High Density Lipoprotein (HDL) pada Pasien Hipertensi di Poliklinik Ginjal dan Hipertensi RSUP M Djamil Padang. Padang : Universitas Andalas. Sani. 2008. Klasifikasi Penderita Hipertensi. Jakarat: Hal. 26 28