BAB I PENDAHULUAN. mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan. mencapai 366 juta jiwa tahun Di Asia Tenggara terdapat 46

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF) pada

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

dalam tubuh seperti penyakit kardiovaskuler, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal (Corwin, 2007). Penderita DM rentan mengalami infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. terutama di masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi penyebab

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik. adiposa sehingga dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

PERBEDAAN PROFIL LIPID DAN RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II OBESITAS DAN NON-OBESITAS DI RSUD

BAB I PENDAHULUAN. darah merupakan penyebab utama kematian di rumah sakit dan menempati

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. (DM) yang telah berlangsung lama (InaDRS, 2013; Agni, dkk., 2007).

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) sebagai suatu penyakit tidak menular yang cenderung

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Penyakit jantung koroner merupakan penyebab. kematian terbanyak di dunia, dengan 7,4 juta kematian

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

dan rendah serat yang menyebabkan pola makan yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. akibat insufisiensi fungsi insulin (WHO, 1999). Berdasarkan data dari WHO

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. penyebab utama kematian di dunia. Menurut organisasi kesehatan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. kelainan pada sekresi insulin, kerja insulin atau bahkan keduanya. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. gizi terjadi pula peningkatan kasus penyakit tidak menular (Non-Communicable

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

BAB 1 PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2004, dalam

BAB I PENDAHULUAN. Data statistik organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun 2000

BAB 1 PENDAHULUAN. Diperkirakan sekitar 15% penduduk Amerika Serikat memiliki kadar kolesterol

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. Laporan World Health Organization (WHO) bahwa diabetes mellitus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang terus mengalami perubahan, terutama di bidang

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 PENDAHULUAN. memerlukan upaya penanganan tepat dan serius. Diabetes Mellitus juga

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesejahteraan dan ketersediaan pangan dapat. mengakibatkan sejumlah masalah, termasuk meningkatnya kejadian penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi


BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

Pada wanita penurunan ini terjadi setelah pria. Sebagian efek ini. kemungkinan disebabkan karena selektif mortalitas pada penderita

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan jumlah penderita yang semakin meningkat tiap tahun. Menurut WHO pada tahun 2000, jumlah penderita diabetes mellitus tipe 2 di dunia sekitar 171 juta jiwa dan diprediksi akan mencapai 366 juta jiwa tahun 2030. Di Asia Tenggara terdapat 46 juta penderita dan diperkirakan meningkat hingga 119 juta. Di Indonesia terdapat 8,4 juta penderita diabetes pada tahun 2000 dan diperkirakan akan mencapai angka 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Indonesia menempati peringkat keempat di dunia setelah India, China, dan Amerika dalam hal jumlah penderita diabetes terbanyak pada tahun 2000 dan diperkirakan peringkat tersebut tidak berubah pada tahun 2030. WHO memperkirakan pada tahun 2030 diabetes akan menempati peringkat ketujuh dalam penyebab kematian terbanyak. (35) 1

Prevalensi diabetes mellitus lebih tinggi pada orang dengan obesitas. Hipertensi berkaitan erat dengan kejadian diabetes mellitus. Prevalensi dari diabetes mellitus yang sebelumnya terdeteksi dengan overweight adalah 68,4%, dengan obesitas sebesar 41,7%, dengan hipertensi sebesar 41,4%, dan dengan dislipidemia lebih dari 50%. Prevalensi pada diabetes mellitus yang tidak terdeteksi dengan overweight adalah 68,7%, dengan obesitas 43,8%, dengan hipertensi 49,4%, dan dengan dislipidemia lebih dari 50%. (26) Diabetes bisa terjadi karena gaya hidup seseorang yang kurang olahraga, memakan makanan yang kurang sehat, obesitas, pertambahan usia, dan riwayat keluarga. Gaya hidup yang kurang sehat berasal dari kemajuan teknologi yang mempermudah kegiatan manusia sehari-hari dan kurangnya kemauan seseorang untuk berolahraga. Usia juga berperan dalam terjadinya diabetes karena semakin tua seseorang maka fungsi organ-organ dalam tubuh terutama pankreas dapat mengalami penurunan. (21) 2

Diabetes yang tidak terdeteksi atau tidak ditangani dengan baik dapat memberikan komplikasi-komplikasi yaitu luka diabetik. Luka diabetik sendiri merupakan komplikasi mikroangiopati dan makroangiopati. Mikroangiopati adalah komplikasi dari diabetes yang mengenai pembuluh darah kecil yang terdiri dari retinopati diabetik, nefropati diabetik, dan neuropati diabetik. Makroangiopati adalah komplikasi dari diabetes yang mengenai pembuluh darah besar contohnya adalah kelainan pembuluh darah jantung, stroke, dan penyakit pembuluh darah tepi. Luka diabetik dan infeksi merupakan penyebab utama morbiditas pada individu yang menderita diabetes. (23) Luka diabetik merupakan hasil dari beberapa mekanisme yang secara bersamaan terjadi dan penyebabnya multifaktorial. (7) Prevalensi ulkus diabetik pada populasi diabetes adalah 4 10%, lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut. Sebagian besar (60-80%) ulkus akan sembus sendiri, 10-15% akan tetap aktif, dan 5-25% akan berakhir pada amputasi dalam kurun waktu 6-18 bulan dari evaluasi pertama. (2) 3

Banyak modalitas terapi yang ada saat ini telah mampu mengatasi komplikasi luka diabetik dan salah satunya adalah terapi oksigen hiperbarik yang menggunakan oksigen dengan tekanan yang lebih tinggi daripada tekanan oksigen yang ada di atas permukaan laut. (16) Terapi oksigen hiperbarik telah ditetapkan oleh Undersea and Hyperbaric Medical Society (UHMS) dalam kategori indikasi utama untuk luka kronis salah satunya adalah luka diabetik. Manfaat dari terapi oksigen hiperbarik telah dibuktikan melalui berbagai penelitian yaitu terjadinya penutupan luka, mengatasi infeksi pada luka dan perbaikan dari jaringan neurovaskuler. Terapi oksigen hiperbarik juga mempengaruhi profil lemak selain untuk luka diabetik. Berdasarkan penelitian dari Karadurmus (2010), LDL mengalami penurunan pada pasien luka diabetik yang mendapat terapi oksigen hiperbarik. Penderita diabetes mellitus dapat mengalami kelainan berupa dislipidemia. Definisi dislipidemia menurut Third Report of the National Cholesterol Education Program adalah keadaan abnormal dari kadar serum lipoprotein. Abnormalitas dari kadar 4

serum lipoprotein merupakan hasil dari gabungan faktor genetik dan diet. Lipoprotein mengacu pada lipid, fosfolipid, kolesterol, dan trigliserida yang terikat pada protein karier. Rangkaian reaksi kimia pada hepar memproduksi beberapa lipoprotein yang beragam secara kepadatan dan fungsinya. Lipoprotein tersebut adalah lipoprotein densitas paling rendah (VLDL), lipoprotein densitas rendah (LDL), dan lipoprotein densitas tinggi (HDL). (24) Peningkatan kadar kolesterol LDL merupakan salah satu indikator kuat risiko penyakit jantung koroner. LDL bertanggung jawab terhadap penyaluran kolesterol ke jaringan. Diet tinggi kolesterol dan lemak dengan kombinasi terhadap predisposisi genetik menyebabkan kadar kolesterol LDL pada aliran darah menjadi tinggi. LDL dengan kepadatan rendah adalah substansi yang paling aterogenik. (24) Pada penelitian ini, penulis akan mempelajari adanya pengaruh antara terapi oksigen hiperbarik terhadap kadar kolesterol LDL pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi luka diabetik di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya. 5

1.2 Rumusan Masalah Apakah terdapat perbedaan kadar kolesterol LDL sebelum dan sesudah mendapatkan terapi oksigen hiperbarik terhadap pada pasien luka diabetik? 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mempelajari pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap kolesterol LDL pada pasien luka diabetik. 1.3.2 Tujuan Khusus Mengetahui perbedaan kadar kolesterol LDL sebelum dan sesudah mendapatkan terapi oksigen hiperbarik pada pasien luka diabetik. 1.4. Manfaat penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan masyarakat tentang efek terapi oksigen hiperbarik terhadap profil lemak pada penderita diabetes mellitus dengan komplikasi luka diabetik dan bisa menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya mengenai efek oksigen hiperbarik terhadap pasien 6

diabetes mellitus. Penelitian ini juga memberikan manfaat untuk peneliti dalam hal pemahaman lebih lanjut mengenai pengaruh terapi oksigen hiperbarik terhadap kolesterol LDL dan metodologi penelitian yang telah dipelajari 2. Manfaat Aplikasi Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk tatalaksana pasien diabetes mellitus yang mendapatkan terapi oksigen hiperbarik terutama untuk pengawasan profil lemak di Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan Surabaya 7