BAB V SIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan oleh Ir. Soekarno dan

I. PENDAHULUAN. pemerintah RI yang terjadi di daerah Sulawesi tepatnya Sulawesi Selatan. Para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berakhirnya Perang Dunia II ditandai dengan menyerahnya Jerman kepada

I. PENDAHULUAN. Terbentuknya Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dinyatakan dalam pidato

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perjuangan kemerdekaan melawan penjajahan telah terjadi sejak kedatangan penjajah

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin menguasai Indonesia. Setelah Indonesia. disebabkan karena sulitnya komunikasi dan adanya sensor dari Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan Indonesia. Berhubung dengan masih buruk dan minimnya sarana dan prasarana

BAB V PENUTUP. Belanda meneruskan serangan ke daerah-daerah yang belum berhasil dikuasai

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. keberadaannya di mata dunia. Perjuangan untuk mempertahankan Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejarah Indonesia penuh dengan perjuangan menentang penjajahan.

BAB I PENDAHULUAN. pendudukan Jepang di tahun Proses pembentukan tersebut terjadi

BAB V KESIMPULAN. Malaka membuat jalur perdagangan beralih ke pesisir barat Sumatra.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pada bab ini penulis mencoba menarik kesimpulan dari pembahasan yang

BAB III ORGANISASI MILITER DAN SIASAT GERILYA TII. Pada tanggal 15 Januari 1950, pihak NII telah berhasil mengubah dan

I. PENDAHULUAN. telah menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari penjajahan. Namun pada. khususnya Belanda yang ingin menguasai kembali Indonesia.

PETA KONSEP LATAR BELAKANG TERJADINYA BANDUNG LAUTAN API BANDUNG LAUTAN API ULTIMATUM SEKUTU 21 NOVEMBER 1945 ULTIMATUM TANGGAL 23 MARET 1946

penjajahan sudah dirasakan bangsa Indonesia, ketika kemerdekaan telah diraih, maka akan tetap dipertahankan meskipun nyawa menjadi taruhannya.

BAB I PENDAHULUAN. berat bagi rakyat Indonesia. Sebagai negara yang baru merdeka belum lepas

BAB V KESIMPULAN. beradaptasi dengan situasi yang baru sebagai sebuah wilayah yang merdeka. Citacita

BAB I PENDAHULUAN. yaitu masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang dalam satu kesatuan yang bulat dan

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain itu, Kota Sibolga juga memiliki kapalkapal

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

2015 TENTARA KEAMANAN RAKYAT DI SUKABUMI : PEMBENTUKAN DAN PERANANNYA DALAM PERTEMPURAN KONVOI SUKABUMI

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Soekarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian, analisa, dan interpretasi data yang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Surabaya dikenal sebagai Kota Pahlawan karena terjadinya peristiwa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

tanggal 19 Januari Perjanjian Renville antara lain mengenai garis demarkasi dan TNI yang masih berada dalam daerah pendudukan Belanda.

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Indonesia di Desa Panggungrejo sebagai berikut: 1. Perlawanan Terhadap Belanda Di Lampung ( )

Program Studi Pendidikan Sejarah Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

2015 KUNINGAN PADA MASA REVOLUSI : CIWARU SEBAGAI PUSAT KERESIDENAN CIREBON TAHUN

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,

PERISTIWA YANG TERJADI PADA TAHUN A ZIZATUL MAR ATI ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Aceh memiliki kedudukan yang sangat strategis sebagai pusat

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1959 TENTANG FRONT NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

Penyebarluasan Proklamasi yang cukup efektif dilakukan juga melalui media siaran radio.

I. PENDAHULUAN. mengenal menyerah dari seluruh lapisan masyarakat. Pada awal tahun 1946

Dari kedua pengertian di atas maka yang dimaksud dengan Proses adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

PERJUANGAN TNI DALAM PERANG KEMERDEKAAN DI JAMBI Skripsi

KISI KISI UJIAN SEKOLAH BERBASIS KOMPUTER TAHUN NO. KOMPETENSI DASAR KLS NO SOAL Memahami corak kehidupan masyarakat pada zaman praaksara

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN. Visual yang ditampilkan dalam buku ini bersifat kaku dan tegas agar terkesan heroik, maskulin dan gagah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pencatatan sejarah adalah sangat penting,karena tanpa pencatatan sejarah

I. PENDAHULUAN. Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada dasarnya lahir dalam kancah

LEBAKSIUH SEBAGAI IBU KOTA PROVINSI JAWA BARAT SERTA PEMBENTUKAN WEHRKREISE III SEBAGAI SUSUNAN WILAYAH PERTAHANAN PRIANGAN TIMUR PADA TAHUN

BAB V KESIMPULAN. permasalahan yang dibahas. Dalam kesimpulan ini penulis akan memaparkan. telah dikaji. Kesimpulan tersebut adalah sebagai berikut.

Semua informasi tentang buku ini, silahkan scan QR Code di cover belakang buku ini

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain:

I. PENDAHULUAN. Perjuangan rakyat Indonesia terjadi dimana-mana, mereka berjuang tanpa

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berdirinya negara Republik Indonesia dan TNI serta diakui kedaulatannya

I. PENDAHULUAN. memberikan kesempatan lebih luas bagi kaum wanita untuk lebih berkiprah maju

PERANAN TNI-AD DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN SKRIPSI

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

66. Mata Pelajaran Sejarah untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah (MA)

BAB I PENDAHULUAN. paham kebangsaan di Indonesia, Islam menjadi salah satu katalisator dan

BAB III PERAN K.H. MASJKUR DALAM LASKAR SABILILLAH. Kedatangan pasukan sekutu (Allied Forces Nederlands East Indies) atau

BAB VI PENUTUP. perusakan dan pembakaran. Wilayah persebaran aksi perkelahian terkait konflik

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. pengetahuan, keduanya tidak dapat dipisahkan satu sama lain.

PERANAN PEMOEDA ANGKATAN SAMOEDERA OEMBARAN (PAS O) DALAM PERISTIWA AGRESI MILITER BELANDA II TAHUN 1948 DI YOGYAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP Kesimpulan

Penganugerahan Warga Kehormatan Korps Brimob Polri kepada Presiden RI, 15 Nov 2013 di Mako Brimob Jumat, 15 November 2013

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan

BAB I. Bersama dengan Lamongan di barat laut, Gresik di barat, Bangkalan di timur laut,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDI TENTANG TENTARA REPUBLIK INDONESIA PELAJAR KOMPI 3200/PARE SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mula-mula kedatangan tentara Jepang disambut gembira dan diterima

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Proses menurut Koentjaraningrat (1984:24) adalah berlangsungnya pristiwa dalam

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

Multimedia Pembelajaran IPS. Sekolah Dasar Kelas V B. Skip >> Perang Kemerdekaan (Pertempuran Sepuluh Nopember & Bandung Lautan Api) Di Buat Oleh :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

PERAN POLITIK MILITER DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hampir bersamaan muncul gerakan-gerakan pendaulatan dimana targetnya tak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kotamadya Pematang Siantar adalah salah satu kota di propinsi Sumatera

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

BAB III PERKEMBANGAN DAN PERAN TENTARA NASIONAL INDONESIA (TNI)

BAB V PENUTUP. pendidikan Islam di Indonesia antara lain dibukanya pendidikan agama di

Transkripsi:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Pada bab ini akan dibahas mengenai kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Bahasan utama dalam kesimpulan ini merupakan intisari dari hasil penelitian di bab IV sekaligus merupakan jawaban dari rumusan masalah di bab I yaitu Bagaimana strategi yang digunakan oleh TKR ketika melakukan aksi penghadangan terhadap pasukan Sekutu di Sukabumi pada tahun 1945 1946? yang selanjutnya oleh penulis dibagi ke dalam tiga pertanyaan penelitian yaitu bagaimana latar belakang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat di Sukabumi? Kedua adalah strategi apa yang digunakan oleh TKR dalam pertempuran melawan tentara Sekutu di Sukabumi? Terakhir yaitu bagaimana dampak pertempuran konvoi Sukabumi terhadap pihak Sekutu maupun pihak TKR? Latar belakang pembentukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di Sukabumi sebetulnya sudah dimulai sejak peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Ketika susunan pemerintahan Indonesia sudah terbentuk, pemerintah daerah Sukabumi juga membentuk susunan pemerintahan baru di bawah Mr. Syamsuddin sebagai Walikota dan Mr. Harun sebagai Bupati. Selain itu juga dibentuklah lembaga pembantu kinerja Walikota yaitu Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) serta lembaga pertahanan sipil pertama bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR) Sukabumi. Khusus BKR di awal pembentukannya di Sukabumi bertugas untuk menghimpun segala macam bentuk penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang di Sukabumi. Puncaknya terjadi pada tanggal 1 Oktober 1945. Terjadi peristiwa aksi massa besar-besaran di Sukabumi guna menghilangkan segala macam bentuk pengaruh Jepang dengan cara mengambil alih aset-aset milik Jepang di Sukabumi. Menghadapi arus kedatangan tentara Sekutu membuat pihak pemerintah Republik Indonesia segera mengambil langkah cepat. BKR yang dahulu berada di bawah naungan Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) segera

138 diganti menjadi lembaga tentara yang betul-betul fungsinya selain menjadi lembaga keamanan bagi rakyat, tapi juga berfungsi sebagai alat pertahanan negara dari berbagai macam konflik bernama TKR. Pemerintah RI menge;uarkan maklumat tertanggal 5 Oktober 1945, resmi dibentuk TKR di seluruh Indonesia dengan Supriyadi (pemimpin pemberontakan PETA di Blitar) sebagai panglima TKR dan Urip Sumoharjo sebagai Kepala Markas Besar TKR di Yogyakarta. Perbedaan yang paling mendasar antara TKR dengan BKR terletak pada kejelasan lembaga. BKR masih belum jelas diketahui apakah itu adalah militer atau kepolisian, di tambah lagi BKR merupakan bagian dari lembaga utamanya yaitu BPKKP. Lain halnya dengan TKR yang sudah ditegaskan sebagai kesatuan militer, yang lengkap dengan struktur organisasinya. Di Jawa Barat pembentukan TKR dimulai tanggal 20 Oktober 1945 dengan diadakannya pertemuan antara pemimpin-pemimpin BKR seluruh Jawa Barat di Tasikmalaya. Dalam pertemuan tersebut, diputuskan bahwa Jawa Barat sepakat membentuk organisasi TKR dengan komposisi campuran antara eks tentara PETA dan eks KNIL. Untuk wilayah Jawa Barat dibentuk Komandemen I pimpinan Didi Kartasasmita yang membawahi tiga divisi. Selanjutnya Divisi akan membawahi unit satuan yang lebih kecil lagi yaitu Resimen yang terdiri dari beberapa Batalyon. Jawa Barat memiliki 14 resimen yang tersebar di hampir setiap wilayah kota. Sukabumi turut masuk dalam pembagian wilayah kerja TKR yaitu bernama Resimen III Sukabumi pimpinan Letnan Kolonel Eddie Soekardi. Langkah awal TKR di Sukabumi dalam menghimpun kekuatan dilakukan dengan dibukanya pendaftaran bagi para pemuda Sukabumi bertempat di Kantor Biro Perjuangan di sebelah barat Hotel Victoria (Bank Mandiri di seberang Capitol Plaza). Para pemuda yang sudah cukup umur yang siap diberikan keterampilan militer banyak yang mendaftar ke tempat tersebut. Sejak terdengar berita mengenai kembalinya pasukan Sekutu menuju Bandung, mulai disusun strategi untuk melumpuhkan konvoi pasukan Sekutu yang melintas di Sukabumi oleh TKR Resimen III Sukabumi. Markas TKR Resimen III Sukabumi berada di jalan Kerkhof.

139 Strategi yang ditempuh oleh TKR Resimen III Sukabumi adalah menguasai tempat-tempat strategis di Sukabumi dibantu oleh rakyat. Tempattempat penting tersebut di antaranya adalah markas Kempetai Jepang, bekas kantor organisasi Sarekat Islam Sukabumi, serta menguasai Maschine Fabrik Beraat N.V. Soekabumi untuk selanjutnya dimanfaatkan oleh TKR. Kemudian juga menguatkan koordinasi dengan rakyat mengenai konvoi Sekutu yang sudah mulai berdatangan melewati Sukabumi baik dari Bandung menuju Jakarta maupun sebaliknya. Misalnya dengan orang-orang keturunan Tionghoa yang berkediaman di tengah kota Sukabumi selalu intensif memberikan kabar mengenai perkembangan kedatangan konvoi Sekutu di Sukabumi. Informasi tersebut disampaikan melalui kurir-kurir pembawa pesan ke markas Resimen III Sukabumi. Maka disusunlah strategi besar untuk melawan tentara Sekutu berjudul Strategi Memukul Ular Berbisa. Strategi Memukul Ular Berbisa ini merupakan adaptasi dari strategi perang gerilya dengan memanfaatkan kondisi georgafis wilayah Sukabumi. Kunci utama dari strategi ini adalah penempatan pasukan/herdislokasi yang tepat. Terutama di wilayah yang masuk ke dalam Kabupaten Sukabumi yang masih banyak sekali terdapat hutan rimbun dan jauh dari pemukiman warga. Sebelumnya untuk warga yang bertempat tinggal di dekat jalan raya diharapkan untuk mengungsikan diri ke wilayah yang lebih aman dan cukup jauh dari jalan raya. Dalam strategi penyerangan ini, pasukan penyergap akan difokuskan pada daerah Bojongkokosan, suatu daerah yang terdiri dari hutan yang rimbun serta terdapat kedua tebing yang mengapit jalan raya. Tempat ini dirasa memungkinkan untuk melakukan penyergapan mengingat senjata utama TKR pada saat itu adalah granat dan molotov coctail, selain itu mengutamakan kecepatan menyerang dan cepat mundur (Hit and Run) pula. Untuk pasukan sisanya bersiap di sepanjang jalan sesuai Batalyon masing-masing ditempatkan. Pertempuran Konvoi ini diawali dengan mobilisasi massa yang melibatkan seluruh kekuatan yang ada di Sukabumi mulai dari dari kalangan pondok pesantren, para pemuda yang tergabung dalam barisan-barisan perjuangan seperti Hizbullah, Sabilillah, Pesindo, tokoh-tokoh politik, dan lain sebagainya. Puncak

140 Pertempuran Konvoi ini adalah pertempuran melawan Sekutu di sepanjang jalur jalan raya Cigombong sampai Ciranjang yang melahirkan beberapa peristiwa lainnya diantaranya adalah pertempuran di Desa Bojongkokosan, pemboman Cibadak oleh Sekutu, pertempuran di Gekbrong, dan Serang Umum terhadap Kota Sukabumi yang melibatkan TKR, Badan Pejuangan, alim ulama, Santri dari pesantren, serta segenap rakyat Sukabumi. Peristiwa Pertempuran Konvoi di Sukabumi yang berlanjut sampai Cianjur pada tahun 1945 sampai tahun 1946 memberikan hikmah tersendiri bagi keberhasilan TKR/TRI dalam Memukul Ular Berbisa milik Sekutu dan membuktikan bahwa walaupun belum lama didirikan sebagai organisasi militer di Indonesia, namun dengan semangat juang dan kebersamaan dapat membuat dunia mulai memperhitungkan bahwa militer Indonesia mempunyai masa depan yang cerah kedepannya. Kemudian keberhasilan dalam misi kemanusiaan POPDA juga merupakan cerminan dari loyalitas dan kerja keras dari bangsa Indonesia dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dalam percaturan dunia internasional yang patut dibanggakan. 5.2. Saran Adapun saran yang dapat di sampaikan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pada mata pelajaran Sejarah Indonesia kelas XI semester genap dalam Kurikulum 2013, konten ini dapat menunjang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar nomor (1.1), (2.4), kemudian (3.11) yaitu Menganalisis perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda. Serta yang terakhir nomor (4.11) yaitu mengolah informasi tentang perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda dan menyajikannya dalam bentuk cerita sejarah. Tentunya bahasan mengenai pertempuran konvoi Sukabumi merupakan pembahasan yang menarik dalam kajian sejarah revolusi di Jawa Barat pada khususnya dan Indonesia pada umumnya. Mengingat masih banyak

141 tempat-tempat di Sukabumi yang merupakan peninggalan dari peristiwa tahun 1945-1946 tersebut, guru akan lebih mudah untuk menyampaikan materi ini dengan berbagai macam metode semisal ekskursi atau mempertemukan siswa dengan para veteran pertempuran konvoi Sukabumi ini. Kemudian juga siswa akan lebih paham alasan mengapa rakyat Bandung sangat heroik ketika peristiwa Bandung Lautan Api dikarenakan salah satu faktor penyulutnya adalah peristiwa pertempuran konvoi di Sukabumi ini. 2. Bagi instansi pemerintahan terkait diharapkan agar setiap tanggal 9 Desember walaupun sudah dijadikan Hari Juang Siliwangi, namun diharapkan tidak diperingati hanya dengan upacara saja. Lebih penting lagi adalah bagaimana menjadikan heroisme dan nilai-nilai perjuangan dari peristiwa pertempuran konvoi Sukabumi ini menjadi lebih bermakna dengan dijadikan tujuan pembelajaran khusus dalam mata pelajaran sejarah di sekolah sebagai muatan lokal. 3. Bagi instansi yang terkait diharapkan untuk kembali lebih mendukung dan membenahi situs Palagan Bojongkokosan di Parungkuda, Sukabumi. Hal tersebut dikarenakan situs Palagan Bojongkokosan merupakan salah satu objek wisata sejarah yang potensial di wilayah Sukabumi. Hanya saja, adanya situs sejarah berupa museum ini kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat pada umumnya dikarenakan berbagai keterbatasan infrastruktur, serta terbatas dalam beberapa aspek pemasaran. 4. Bagi lembaga yang bertugas mengurusi veteran-veteran di Sukabumi diharapkan melakukan pendataan yang lebih terperinci terhadap veteran. Kemudian juga hendaknya masalah nasib dari para veteran ini diperhatikan. Karena masih terdapat banyak sekali veteran pejuang pertempuran konvoi Sukabumi yang masih kesulitan dalam mendapatkan penghidupan yang layak dengan tunjangan seadanya. Adapun untuk veteran yang dikaryakan hendaknya sesuai dengan kapasitas dan kondisi dari veteran tersebut apakah masih memungkinkan ataukah tidak.

142 5. Bagi penelitian selanjutnya tentunya masih banyak hal yang dapat dikaji mengenai sejarah Sukabumi, terutama pada masa revolusi Indonesia sampai masa reformasi. Termasuk bagaimana situasi politik Sukabumi pada masa-masa genting dalam mempertahankan kedaulatan negara Indonesia pada masa selanjutnya contohnya ketika menghadapi agresi militer Belanda yang pertama, kemudian juga mengenai pertumbuhan partai politik di Sukabumi pada masa demokrasi liberal dan lain sebagainya. Pengkajian ranah sejarah lokal di Sukabumi masih sangat terbatas. Oleh karena itu di harapkan banyak bermunculan penelitianpenelitian terbaru mengenai sejarah Sukabumi setelah karya tulis ilmiah ini di buat. Demikian kesimpulan dan rekomendasi yang penulis buat, semoga bisa bermanfaat untuk pendidikan di Indonesia pada umumnya dan pertimbangan bagi peningkatan pembelajaran di sekolah pada khususnya.