BAB I PENDAHULUAN. pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

BAB 1 PENDAHULUAN. Guru tidak hanya sebagai pengajar tapi juga fasilitator yang membimbing dan

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar Negeri Petung Panceng Gresik sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat, karena dengan pendidikan, manusia dapat

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE KANCING GEMERINCING

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang paling penting dalam pembangunan

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab keluarga, masyarakat dan pemerintah. dapat tercapai sesuai yang diinginkan (Hamalik, 2007).

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa hasil belajar siswa di SMA Negeri 10 Sarolangun masih belum memenuhi standar yang telah 1 XI IPA 1 65,24

Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Lensa Vol. 2 No. 2, ISSN

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar

BAB II KAJIAN TEORI. emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. baik secara fisik maupun secara mental aktif.

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka memengaruhi peserta didik agar

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL SIKLUS BELAJAR DENGAN STRATEGI PEMBERDAYAAN BERPIKIR MELALUI PERTANYAAN (PBMP) PADA PEMBELAJARAN KIMIA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran tertentu, dalam interaksi harus ada perubahan tingkah laku. siswa dari tidak tahu menjadi tahu (Slavin, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi merupakan bagian dari IPA. Pendidikan Ilmu. hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan. Akan tetapi tidak semua siswa menyukai pelajaran tersebut. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. menerapkan model pembelajaran kooperatif struktural tipe mind mapping

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA di sekolah saat ini menuntut para guru harus selalu. kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran dengan melalui

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan transformasi pengetahuan,

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses interaksi antara guru dan siswa yang bertujuan

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

Skripsi Oleh: TITIK DWI RAHAYU NIM X

BAB I PENDAHULUAN. dalam teknologi. Salah satu materi pokok yang terkait dengan kemampuan kimia

BAB II. Untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tentang metode kependidikan

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Subkhi Prihanto, 2013

I. PENDAHULUAN. keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan menuntut kreativitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Pembelajaran IPA IPA merupakan ilmu yang mempelajari tentang alam yang sesuai dengan kenyataan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tuntutan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. pihak dapat memperoleh informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Guru menempati posisi dan peran penting dalam pendidikan, karena guru

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 2016

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Geografi, yang diujikan dalam ujian nasional merupakan pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula dengan sumber belajar yang akan digunakan karena dari sumber

Oleh: Maelah SMP Negeri 1 Pogalan Kabupaten Trenggalek

depan yang akan dijalani yang diwarnai tantangan dan perubahan. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

KeyWords :Guided Inquiry, student achievement, salt hydrolysis.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stevida Sendi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. untuk lebih menyiapkan anak didik dengan keterampilan-keterampilan baru,

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

I. PENDAHULUAN. kondusif dan suksesnya transfer informasi dari guru kepada siswa. Pemakaian

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan pembelajaran IPA di SMP Negeri 3 Pacitan khususnya pada

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Siska Puspita Dewi, Wartono, dan Hartatiek Universitas Negeri Malang

I. PENDAHULUAN. yang mempelajari tentang makhluk hidup, mulai dari makhluk hidup tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang Undang

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB I PENDAHULUAN. bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pembelajaran adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik

BAB I PENDAHULUAN. mensukseskan pembangunan bangsa. Dalam rangka peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dibangun melalui pengembangan keterampilan-keterampilan proses sains seperti

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia kelas XI IPA 1 di

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran discovery (penemuan) adalah model mengajar yang

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting bagi perkembangan pola berpikir kritis siswa, dimana proses pembelajaran setiap jenjang menitikberatkan pada pengembangan berpikir siswa. Untuk mengembangkan pola berpikir kritis tersebut, maka perlu diterapkan suatu pembelajaran biologi yang mampu memfasilitasi adanya kegiatan yang bersifat Eksperimen. Pembelajaran ini mampu membangun komunikasi yang baik antar sesama kelompok sehingga pada akhirnya siswa mampu berpikir kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerja sama akademik antar siswa melalui aktivitas belajar kelompok, pengetahuan untuk berpendapat, bertanya, dan kerja sama. Untuk mengatasi rendahnya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran biologi diperlukan metode yang tepat. Dimana melibatkan siswa semaksimal mungkin baik secara intelektual dan emosional. Oleh karena itu diperlukan bermacam-macam pendekatan, metode, media agar siswa lebih aktif dan memahami konsep materi yang dipelajarinya. Metode pembelajaran yang dimaksud adalah Metode Eksperimen dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, sehingga dapat menumbuhkan pola berpikir yang kritis dan meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. 11

2 Kelebihan Metode Eksperimen sebagai berikut (1) Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri dari pada hanya menerima kata guru atau buku.(2) Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi (menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi. (3) Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia. Pembelajaran biologi pada umumnya menggunakan metode ceramah dalam mengajar karena mudah dilakukan, sehingga kurang mengakomodasi kemampuan siswa untuk berpikir kritis terutama dalam hal kemauan berpendapat, bertanya dan kemampuan kerja sama dengan orang lain juga kurang. Termasuk di SMP Negeri 18 Malang khususnya kelas VIII E tentang metode yang pernah atau sering digunakan dalam proses pembelajaran biologi selalu berlangsung dengan menggunakan metode ceramah. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah cenderung berpusat kepada guru. Metode ini banyak dipilih karena mudah dilaksanakan dengan persiapan yang sederhana, hemat waktu dan tenaga, dengan satu langkah langsung bisa menjangkau semua siswa dan dapat dilakukan cukup di dalam kelas. Hal ini didukung dengan hasil pengamatan yang dilaksanakan pada tanggal 16 November 2010 SMP Negeri 18 Malang khususnya kelas VIII-E, dapat dikemukakan bahwa (1) Siswa dibekali LKPD yang berisi uraian materi singkat dan soal-soal latihan, namun isi LKPD tersebut kurang mengakomodasi 2

3 aktivitas siswa dalam mengembangkan pemahamannya di lingkungan sekolah dan menerapkan pengetahuannya untuk berpendapat, bertanya dan kerja sama. Setelah kegiatan selesai guru hanya memberikan ceramah, meminta siswa untuk mengerjakan LKPD dan membuat peta konsep yang ada dalam LKPD. (2) aktivitas siswa kurang aktif dalam mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dari guru maupun memberikan pendapatnya secara lisan. Guru sebenarnya memberikan waktu pada siswa untuk bertanya atau memberikan pendapat, akan tetapi respon dari siswa kurang antusias. Bahkan ada siswa yang hanya ramai sendiri tanpa mendengarkan penjelasan dari guru, sehingga dalam pembelajaran guru lebih banyak ceramah dan aktif dalam memberikan pertanyaan dan bertanya. Hal ini menyebabkan partisipasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung kurang maksimal dan hasil belajar biologi materi pertumbuhan dan perkembangan pada semester genap tahun ajaran 2010-2011 rata-rata 60. Nilai tersebut masih sangat rendah karena KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) untuk materi pertumbuhan dan perkembangan pada SMP Negeri 18 Malang adalah 70. Dari hasil observasi di atas diperlukan suatu upaya yang diharapkan dapat mengatasi rendahnya aktivitas belajar mereka dalam pembelajaran biologi. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan pembelajaran secara langsung dapat meningkatkan keaktifan siswa sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat. Salah satu kesulitan yang dihadapi selama proses pembelajaran adalah membuat siswa aktif untuk berpendapat, bertanya dan kerja sama. Hal tersebut berkaitan dengan kemampuan berpikir siswa dan berkomunikasi. 3

4 Salah satu usaha meningkatkan kemampuan berpikir siswa adalah pembelajaran dengan menggunakan PBMB (Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan). PBMP merupakan pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembelajaran yang bersifat informatif. Seluruhnya dilakukan melalui rangkaian pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam lembar PBMP (Zubaidah, 2007). Karena pembelajaran berlangsung melalui jalinan pertanyaan dan perintah, disinilah letak kunci pendorong keaktifan siswa. Keaktifan siswa diwujudkan dalam bentuk aktivitas belajar yaitu aktivitas bertanya, menjawab, berpendapat atau berbagi informasi, tanggung jawab individu dan tanggung jawab sosial (sesuai dengan lembar observasi aktivitas siswa). Meningkatnya aktivitas belajar siswa pada akhirnya dapat memicu meningkatnya hasil belajar siswa. Menurut Corebima (2000a), Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) atau TEQ (Thinking Empowerment by Questioning) merupakan pola pembelajaran yang dilaksanakan dengan tidak ada proses pembelajaran yang berlangsung secara informatif; seluruhnya dilakukan melalui rangkaian atau jalinan pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dalam lembar-lembar PBMP. Pada pembelajaran yang didukung oleh kegiatan praktikum sekalipun, pola pembelajaran itu tetap dipertahankan, meskipun untuk operasionalisasi kegiatan praktikum dibutuhkan pula perintah-perintah teknis. Kelebihan pembelajaran dengan PBMP adalah mampu menjembatani penciptaan masalah-masalah dan pengajuan pertanyaan-pertanyaan oleh siswa (Zubaidah, 2007). Hal tersebut nampaknya berhubungan dengan semakin berkembangnya pemikiran kritis siswa. Pemikiran kritis tersebut dapat 4

5 dikembangkan melalui aktivitas belajar siswa berupa penciptaan dan pengajuan pertanyaan-pertanyaan melalui lembar-lembar PBMP, maka siswa tersebut telah mengembangkan pemikiran kritisnya. Dalam penerapannya PBMP dapat dilaksanakan dengan memperbarui isi LKPD serta memberikan materi berupa hand out. Sebelumnya penelitian tentang Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan pernah dilakukan oleh Hariani, Dwi Lujeng, 2009. Yaitu Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan dengan Strater Experiment Approach (SEA) untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah dan Hasil belajar Fisika Siswa SMA Negeri 2 MALANG. Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa kerja ilmiah meningkat yaitu hasil dari siklus I memiliki skor rata-rata sebesar 79,80% dalam kategori cukup, siklus II sebesar 88,28% dalam kategori baik dan hasil belajar siswa ditunjukkan dengan nilai akhir rata-rata persiklus, pada siklus I diperoleh nilai rata-rata 82,4% (tuntas), siklus II diperoleh nilai rata-rata siswa 90,6% dan ketuntasan belajar 100%. Dari penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan dapat meningkatkan kerja ilmiah dan hasil belajar siswa kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Malang. Dari latar belakang yang telah diuraikan, maka peneliti akan mengadakan penelitian yang berjudul Penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 18 Malang. 5

6 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1) Apakah penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar biologi siswa kelas VIII-E SMP Negeri 18 Malang? 2) Apakah penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa di kelas VIII-E SMP Negeri 18 Malang? 3) Bagaimana penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan siswa kelas VIII-E SMP Negeri 18 Malang? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar biologi siswa kelas VIII-E SMP Negeri 18 Malang 2) Untuk mengetahui penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar biologi siswa kelas VIII-E SMP Negeri 18 Malang 6

7 3) Untuk mengetahui bagaimana implementasi pengunaan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen pada materi Pertumbuhan dan Perkembangan siswa kelas VIII-E SMP Negeri 18 Malang 1.4 Manfaat a. Bagi Peneliti Meningkatkan pemahaman, pengetahuan, wawasan dan menambah pengalaman dalam pembelajaran metode eksperimen yang berlandaskan PBMP sehingga dapat dijadikan bekal untuk menjadi guru yang profesional dan berkualitas. b. Bagi Siswa Menumbuhkan kemampuan kerjasama, kemampuan komunikasi yang dapat melatih dan merangsang kreativitas siswa serta melatih siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat, bertanya dan kerja sama. c. Bagi Guru Guru dapat menggunakan Penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan melatih siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat, bertanya dan kerja sama. d. Bagi Sekolah Memberikan masukan bagi sekolah untuk menggunakan Penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode 7

8 Eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan melatih siswa untuk lebih aktif dalam berpendapat, bertanya dan kerja sama. 1.5 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah 1. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan pada kelas VIII-E SMP Negeri 18 Malang. 2. Tipe Penelitian Tindakan Kelas ini adalah Penerapan Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dalam Metode Eksperimen. 3. Batasan Penelitian a. Penelitian dilakukan pada semester 1 kelas VIII-E Smp Negri 18 Malang tahun ajaran 20011/2012 pada pokok bahasan Pertumbuhan dan Perkembangan pada Mahluk Hidup. b. Aktivitas belajar yang diukur dalam penelitian ini merupakan aktivitas yang meliputi aktivitas berpendapat, bertanya dan kerja sama dalam mengerjakan PBMP, melakukan praktikum dan membuat pertanyaan. c. Masalah yang diteliti adalah aktivitas dan hasil belajar diambil dari nilai hasil tes tulis yang dilakukan pada setiap akhir siklus I dan siklus II. 1.6 Definisi Operasional Pembatasan (penegasan) definisi suatu istilah mutlak diperlukan. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut: 8

9 1. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental dalam kegiatan belajar mengajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait (Sardiman, 2007). 2. Hamalik, Oemar (2001) menyatakan hasil belajar adalah prestasi merupakan indikator adanya perubahan tingkah laku siswa. Jadi prestasi adalah hasil maksimal dari sesuatu, baik berupa belajar mapun bekerja. Sedangkan Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar (Abdurrahman dalam Jihat & Haris). 3. PBMP merupakan suatu pola pembelajaran yang membantu perkembangan penalaran siswa yang mempunyai ciri utama berupa proses pembelajaran yang seluruhnya dilaksanakan melalui serangkaian pertanyaan yang telah dirancang secara tertulis dan berurutan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu pola yang merupakan upaya memberdayakan daya pikir siswa. 4. Metode percobaan adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukan suatu proses atau percobaan. Syaiful Bahri Djamarah, (2002). 5. Biologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari makhluk hidup. 9