MAKALAH PANCASILA. Pembimbing : Drs. Tahajudin S. BERGAUL YANG LUHUR DENGAN KELOMPOK ATAU GOLONGAN LAIN

dokumen-dokumen yang mirip
2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

Pancasila dan Budaya. STMIK Amikom Yogyakarta. oleh : Rossidah ( Kelompok A ) D3 Manajemen Informatika. pembimbing :

Bartima Oktavia Bahar Nim: E

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Pancasila dan Implementasinya

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PILAR KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGAR

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

KEDUDUKAN DAN FUNGSI PANCASILA

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA DAN BUTIR PENGAMALAN PANCASILA

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

Pendidikan Kewarganegaraan

PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

Pendidikan Pancasila. Implementasi Sila Ke 2 dan 3 Pancasila. Dr. Saepudin S.Ag. M.Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen

Pendidikan Pancasila. Makna dan Aktualisasi Sila Ketuahanan Yang Maha Esa Dalam Kehidupan Bernegara pada Bidang Politik ekonomi, sosial dan hankam

NILAI-NILAI DASAR SILA-SILA PANCASILA

MAKALAH KONSEP AGAMA DALAM PANCASILA

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA PENJABARAN NILAI-NILAI PANCASILA

I. Hakikat Pancasila. 1. Pancasila sebagai dasar Negara

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

BERPERILAKU PANCASILA

BUTIR BUTIR PANCASILA YANG TERBARU BESERTA CONTOH PENGAMALAN

Title? Author Riendra Primadina. Details [emo:10] apa ya yang di maksud dengan nilai instrumental? [emo:4] Modified Tue, 09 Nov :10:06 GMT

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NILAI-NILAI DAN NORMA BERAKAR DARI BUDAYA BANGSA INDONESIA

Modul ke: PENDIDIKAN PANCASILA Implementasi Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab 12MKCU. Fakultas. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Program Studi Manajemen

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN by DANIEL ARNOP HUTAPEA, S.Pd PERTEMUAN KE-2

PERUBAHAN KEDUA UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN

Pancasila; sistem filsafat dan ideologi Negara

PANCASILA & AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Tugas akhir kuliah Pendidikan Pancasila. Reza Oktavianto Nim : Kelas : 11-S1SI-07

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila tidak terbentuk begitu saja dan bukan hanya diciptakan oleh

Soal Pemahaman Nilai-Nilai Pancasila. 2) Bacalah dengan seksama setiap butir pertanyaan

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA

PANCASILA & KEBEBASAN BERAGAMA STMIK AMIKOM Yogyakarta

PANCASILA. Implementasi Sila Kedua. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

TUGAS AKHIR PANCASILA SILA- SILA PANCASILA

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA DAN PANDANGAN HIDUP BANGSA INDONESIA. Dosen Pembimbing: Mohammad Idris. P, Drs, MM

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Judul GOTONG ROYONG. Mata Pelajaran : PPKn Kelas : I (Satu) Nomor Modul : PPKn.I.04

AKU WARGA NEGARA YANG BAIK

Ujian Akhir Sekolah Tahun 2003 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PENERAPAN SILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

Hak Asasi Manusia Dalam Pancasila

FAKTA PANCASILA DALAM KEHIDUPAN

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

1. Pancasila sbg Pandangan Hidup Bangsa

PANCASILA SEBAGAI DASAR DAN IDEOLOGI NEGARA

I. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

MAKNA SESUNGGUHNYA DI BALIK SILA KETUHANAN YANG MAHA ESA

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dalam Kehidupan Bernegara. Poernomo A. Soelistyo, SH., MBA.

Pancasila Sebagai Pedoman Hidup Bangsa Indonesia

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN) MAKALAH KEWARGANEGARAAN : PENGANTAR (PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN)

G. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SDLB TUNANETRA

Nilai-Nilai Pancasila

Oleh: ACHWAN NOORLISTYO ADI MAHASISWA MAGISTER ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS PADJADJARAN

SILA I KETUHANAN YANG MAHA ESA

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Agama, Suku, Ras, Budaya, dan Gender

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

PANCASILA SEBAGAI KESEPAKATAN BANGSA INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

ANALISIS UUD 1945 SEBELUM DAN SESUDAH AMANDEMEN. Pasal 19 s/d 37. Tugas untuk memenuhi Mata Kulia Pendidikan Kewarganegaraan

PANCASILA. AKTUALISASI NILAI PANCASILA : Implementasi Sila Pertama dalam kaitan dengan Pembangunan Manusia Seutuhnya. Dr. Achmad Jamil M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

MAKNA PANCASILA SILA PERTAMA SEBAGAI DASAR DALAM KEHIDUPAN BERAGAMA DAN BERNEGARA

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM

STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA

PANCASILA. Sebagai Ideologi Negara. Disampaikan pada perkuliahan Pancasila kelas PKK. H. U. Adil Samadani, SS., SHI.,, MH. Modul ke: Fakultas Teknik

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP BANGSA

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Adicita itu pulalah yang merupakan dorongan para pemuda Indonesia

Transkripsi:

MAKALAH PANCASILA Pembimbing : Drs. Tahajudin S. BERGAUL YANG LUHUR DENGAN KELOMPOK ATAU GOLONGAN LAIN Disusun oleh: Nama : Roni Al Kautasar K NIM : 11.11.5125 Kelompok : D Progam Study/Jurusan : S1/Teknik Informatika Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Pendidikan Pancasila STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Abstrack Pergaulan pada saat ini masih terlihat kondisi yang kurang sesuai dengan pendidikan moral pancasila, yang masih jauh dari kondisi bermasyarakat yang tentram dan damai. Banyak diskiriminasi antar golongan ataupun kelompok. Seperti halnya dalam umat beragama. Masih banyak orang mengancam umat beragama yang lain untuk bisa mengerti dan mengikuti apa yang diyakini dari orang yang mengancam tersebut. Sampai-sampai melakukan hal-hal yang anarki. yang sebenarnya tindakan itu tidak ada baiknya. Bahkan memberikan pengaruh pada lingkungan sekitar yang tidak ikut bermasalah tetapi merasa dirugikan. Agama yang menjadi anutanya pun tidak ada yang mengajarkan hal-hal yang anarki seperti itu. Agama mengajarkan sesuatu yang baik. Permsalahan dasarnya adalah bagaimana cara akal dan moral disetiap individu yaitu kita manusia menjadi akal dan moral yang baik. Merubah kita dalam hal yang lebih baik, membuat pikiran kita berpikir pada hal yang lebih baik. Agar kita semua bisa merasakan bagaimana rasa ketentraman dan keharmonisan. Menghilangkan rasa diskriminasi atau sikap-sikap yang menciptakan perpecahan persatuan dan kesatuan yang telah kita miliki. Disini terdapat faktor pendukung untuk membuat setiap manusia menjadi seseorang yang berakal dan bermoral luhur, dengan mengerti isi dari pancasila, ketetapan-ketetapan hukum Negara, Teori-teori yang membina perilaku kita dan lainlain. 1.2 Latar Belakang Masalah Pancasila merupakan dasar pemikiran dari tokoh-tokoh pahlawan kita yang dibuat untuk memudahkan kita semua sebangsa dan senegara untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan menerapkan Pancasila pada diri kita. Pancasila juga telah menjadi acuan untuk pembuatan Undang-Undang Dasar 1945. Itu karena peraturan Republik Indonesia tidak boleh menyimpang dengan isi dari Pancasila tersebut, yang telah dijadikan sebagai ideologi dasar bagi Negara Indonesia. Bahwasanya Perilaku kita ini telah dibatasi sebagai warga Negara Indonesia. Pembatasan ini bukan seutuhnya menyekam kita dan harus berperilaku dengan apa yang diperintahkan dari Pemerintah. Pancasila dan UUD 1954 ini membantu kita untuk mudah menggapai kesejahteraan dan tujuan Negara kita. Kita harus menyadari kenapa

kita dilahirkan dan bagaimana kita menyelesaikan sesuatu masalah dengan cara yang seharusnya dilakukan. Agama pun sebenarnya telah memberikan batasan juga kepada umat beragama yang masing-masing yakini. Dan batasan ini yang mendukung manusia menjadi lebih baik dalam berperilaku. Tetapi dari kenyataanya, masih banyak yang kurang sesuai dari isi pancasila, yaitu sila pertama yang menyangkut agama dan moral. 1.3 Rumusan Masalah Masalah yang dibahas oleh penulis pada makalah ini yaitu bagaimanakah cara berperilaku manusia yang bermoral luhur? 1.4 Maksut Atau Tujuan Dalam penenyusunan makalah ini, penyusun memiliki tujuan sebagai berikut : A. Meningkatkan martabat dan moral yang luhur; B. Menghilangkan rasa dan sifat diskriminasi; C. Menciptakan keharmonisan dan Ketentraman; D. Memiliki sikap yang bertoleransi dalam hal yang luhur; E. M memiliki rasa persatuan dan kesatuan yang tinggi; 1.5 Metode Penyusunan Untuk Penyusunan makalah ini, penyusun mencaari sumber berupa Buku-buka dan web, yang pada sumber tersebut manyangkut wancana makalah tentang Pancasila dan Kewarganegaraan. 1.6 Sistematika Penyusunan Di dalam penyusunan makalah ini, penyusun menjadikan 3 bagian yang terdiri dari 3 bab yaitu : A. Bab I yang memuat pendahuluan; B. Bab II yang memuat Isi; C. Bab III yang memuat penutup;

BAB II ISI 2.1 Pendekatan Disini kita akan menerangkan proses penyusunan makalah menggunakan metode pendekatan agar lebih efektif dan efisien. 2.1.1. Pendekatan Historis Pancasila ialah merupakan dasar pemikiran bagi rakyat indonesia. Tidak diharuskan, tapi dianjurkan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk melakukan sesuatu dengan didasari Pancasila. Demi kepentingan individual dan sosial. Yang bila dilakukan, tujuan Negara pun semakin lebih dekat untuk dicapai dan dirasakan. Dan kesejahteraan pun juga kita dapat rasakan. Pancasila juga merupakan sistem. Dimana tiap-tiap sila yang ada pada pancasila memiliki fungsi tersendiri yang saling keterkaitan. Sila pertama yang berisikan Ketuhanan Yang Maha Esa ini bermaksudkan agar setiap warga Negara Indonesia memiliki agama. Ini dikarenakan seseorang yang memiliki agama akan sadar bila kita semua ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki harkat dan martabat yang sama. Sila kedua mengandung nilai kesadaran moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan norma dan kebudayaan terhadap diri-sendiri, sesama manusia, dan lingkungan. Sila ketiga berisikan tentang rasa atau sikap antarumat beragama, kelompok, golongan dan suku yang disatukan, dan membentuk satu persatuan yang didasari dari sila pertama dan isi sila kedua. Sila yang keempat merupakan bagaimana cara menyelesaikan masalah bersama yang bersifat bijak dan adil. Dan sila yang kelima merupakan tujuan bangsa dan negara, yang caranya itu didasari sila pertama, yang merupakan pendorong perilaku luhur, dan bisa memahami sila kedua, sila ketiga dan sila keempat, yang merupakan pembentukan moral dan cara penyelesaiaannya. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang mejemuk. Karena bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku, agama, golongan, kelompok dan lain-lain. Dan karena ini juga negara Indonesia memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Kemajemukan ini dapat mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia, baik pengaruh positif maupun negatif. Disiplin digunakn dalam beberapa pengertian, pertama yaitu sebagai kepatuhan, dan pengertian yang lain terdapat dalam kamus Webster, yaitu sebagai berikut : A. Disiplin diartikan sebagai kepatuhan peraturan atau tunduk pada pengendalian;

B. Disiplin diartikan sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan watak agar dapat mengendalikandiri, berperilkau tertib, dan efisien; C. Disiplin berarti suatu sistem peraturan atau metode berperilaku; D. Disiplin berarti hukuman atau koreksi terhadap seseorang yang melanggar ketentuan peraturan yang dilakukan melalui latihan; E. Disiplin diartikan sebagai hasil latihan pengendalian diri agar berperilaku tertib; F. Disiplin berarti cabang ilmu pengetahuan atau segala sesuatu yang diajarkan; Pada hahiktnya disiplin itu bagian dari pendidikan, dan pendidikan tersebut perlu dibiasakan pelaksanaanya, seperti norma-norma yang dianggap baik dan berlaku dalam masyarakat. Kita perlu menghindari dari sikap-sikap yang sebagai berikut : A. Sukuisme, yaitu sikap yang selalu mementingkan suku bangsa sendiri dan tak memperdulikan suku bangsa yang lain, akibatnya mennganggap suku bangsa sendiri yang paling baik; B. Khauvinisme, Yaitu sikap yang hanya mengunggulkan bangsa sendiri dan tidak merendahkan bangsa-bangsa lain; C. Ekstrimisme, yaitu sikap keras mempertahankan pendirian dengan berbagai cara walaupun yang dilakukan melanggar ketentuan-ketentuan dasar negara; D. Propinsialisme, yaitu sikap yang selalu yang hanya ingin berkepentingan di daerah sendiri saja tanpa memperdulikan kepentingan daerah yang lain; Jika sikap yang seperti diatas kita terapkan maka perpecahan lah yang didapat. Mpu Tantular dalam bukunya Sutasoma merumuskan dengan kata-kata, Bhinneka Tunggal Ika, Tan Hana Dharma Mangrwa. Artinya adalah, walaupun berbeda, satu jua adanya, sebab tidak ada tujuan agama yang berbeda. Walupun kita khususnya bangsa Insonesia dibedakan agama, suku, golongan, kelompok dan sebagainya, kita memiliki tujuan yang sama. Hormat-menghormati, harga-menghargai, bekerja sama seharusnya dibina pada setiap individu. Kebhinekaan agama adalah kenyataan hidup dalam masyarakat kita. Agama Hindu, agama Budha, agama Islam, agama Kristen Katolik, dan agama Kristen protestan berbeda dalam nama ajaran, tetapi tujuannya sama. Mereka memilih dan meyakini agama tersebut, dan juga mempelajari agama tersebut. Tetapi mereka melaksanakan ajaran agamanya dengan suasana yang tentram dan damai. Inilah yang perlu dipelihara dan ditegakan, karena ini semua sesuai dengan tuntunan budi nurani manusia.

Sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa, menjadi dasar moral Negara kita. Ketuhanan Yang Maha Esa menjiwai kehidupan kita. Persoalan agama diserahkan kepada pemeluk agama itu sendiri. Pemerintah berkewajiban untuk member kesempatan dan mendorong tumbuhnyakehidupan keagamaan yang sehat di Negara kita. Yang perlu diperhatikan agar dapat mengamalkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dengan lebih baik : A. Karakter (sifat dasar) bangsa Indonesia; Kesetiaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang berwujud iman dan peribadatan, adalah sumber kebajikan, perdamaian, kesejahteraan, keadilan, dan keselamatan. Keyakinan kepada Tuhan ini mendorong manusia berbuat baik, baik kepada tuhan maupun sesama makhluk hidup. B. Kewajiban hidup manusia pribadi; Kewajiban hidup manusia pribadi meliputi : 1. Kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa, yaitu kewajiban untuk berbakti, mengabdi menurut peribadatan agama dan kepercayaannya masingmasing; 2. Kewajiban kepada sesama makhluk hidup, terutama kepada sesama manusia, yaitu berkewajiban saling hormat-menghormati, saling percaya, harga-menghargai, tenggang rasa, dan bekerja sama antara pemelukpemeluk agama dan enganut kepercayaan yang berbeda-beda; Dari kedua kewajiban pokok ini terwujudlah kewajiban untuk: 1. Menjunjung tinggi Undang-Undang Dasar 1945; 2. Setia (loyal) kepada bangsa dan bernegara; 3. Membela negra; 4. Membela keadilan dan kebenaran; 5. Manaati peraturan yang berlaku; 6. Melaksanakan tugas Negara sesuai dengan bidang kemampuan masingmasing; dan lain-lain. 2.1.2. Pendekatan Yuridis Pancasila sebagai kepribadian, pandangan hidup, dan dasar Negara Republik Indonesia menyatakan secara tegas bahwa bangsa Indonesia mengakuipersamaan

derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama manusia. Hal ini merupakan salah satu nilai luhur bangsa Indonesia dan kepribadian kita yang dinyatakan dalam Tap.MPR No.II/MPR/1978 yang disbut dengan pedoman penghayatan pengalaman pancasila (P4). Pentingnya sikap hormat-menghormati dan bekerja sama antar umat beragama didasarkan atas UUD 1945, pasal 29 Ayat (2) yang berbunyi: Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu. pernyataan pasal 9 Ayat (2) mengandung arti bahwa bangsa Indonesia : A. Percaya dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran agama yang diyakini; B. Melaksanakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa itu menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab; C. Membina sikap saling menghormati antarpemeluk agama; D. Membina kerja sama dan toleransi antarpemeluk agama; E. Menginginkan adanya kerukunan antarpemeluk agama; F. Mengakui bahwa hubungan anatara manusia dengan Tuhan merupakan hak pribadi yang paling hakiki; G. Mengakui bahwa tiap warga negara bebas menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya; H. Tidak memaksakan suatu agama kepada orang lain; Sebagai konsekuensi sikap toleransi ini, diusahakan agar persatuan dan kesatuan bangsa dan negara selalu dibina dan dipertahankan. Hak-hak manusia meliputi berbagai bidang seperti berikut : A. Hak asasi pribadi, yaitu hak memeluk agama, beribadah menurut keyakinan masing-masing, menyatakan pendapat, dan kebebasan berorganisasi atau berserikat; B. Hak asasi ekonomi atau harta milik, adalah hak dan kebebasan memiliki sesuatu, hak membeli sesuatu dan menjual sesuatu, serta hak mengadakan suatu perjanjian atau kontrak; C. Hak asasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan yang sama (ekursif) dalam keadilan hukum dan pemerintahan. Hak ini disebut hak persamaan hukum;

D. Hak asasi politik, adalah hak untuk memilih, dipilih, mendirikan partai politik atau organisasi, serta hak mangajukan petisi dan kritik atau saran; E. Hak asasi sosial dan kebudayaan, adalah hak kebebasan mendapat pendidikan dan pengajaran atau hak memilih pendidikan dan hak mengembangkan kebudayaan yang disukai; F. Hak asasi perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan hukum, dapat dilihat pada contoh hak mendapat perlakuan yang wajar dan adil dalam penggeledahan (razia, penaangkapan, peradilan, dan pembelaan hukum); Hak-hak asasi manusia dan pelaksanaanya telah tercantum dalam UUD 1945. Dan pembukaan UUD 1945 merupakan Piagam Hak Asasi Manusia Indonesia, yakni pengakuan terhadap hak-hak asasi manusia yang bersumber dari harkat, martabat, dan derajat manusia sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Dalam hubungannya dangan hak asasi manusia. Pancasila mengagarkan hal-hal sebagai berikut : A. Sesungguhnya Tuhan Yang Maha Esa adalah pencipta alam semesta, termasuk manusia; B. Tuhan Yang Maha Esa mengatur alam semesta dengan hukumnya supaya tetap utuh, harmonis, dan sejahtera; C. Manusia adalah makhluk Tuhan yang diberkati-nya dengan martabat yang luhur serta dengan hati nurani dan akal budi; D. Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa mendapat anugerah-nya berupa kehidupan, kebebasan, dan harta milik; Negara Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, pengaturan atau ketentuan kehidupan beragama dapat dilihat pada pasal 29 UUD 1945 yang berbunyi: A. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa; B. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan beribadat menurut agamanya dan kepercayaanya itu; Dalam ayat yang pertama menyatakan kepercayaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Jadi Negara Republik Indonesia tidak berdasarkan kepada suatu agama, melainkan kepada Ketuhanan Ynag Maha Esa yang sama-sama diyakini oleh semua agama yang ada di Indonesia. Dan dalam ayat yang kedua dapat disimpulkan bahwa setiap mempunyai kemerdekaan atau kebebasan untuk memeluk suatu agama yang

diyakininya. Kebebasn dan kemerdekaan itu dijamin oleh Negara, yang berartoi Negara melindungi setiap penduduk yang meyakini suatu agama. Namun demikian, bukan berarti Negara memaksa penduduk dalam meyakini dan memeluk suatu agama. Inilah yang harus dipahami sebagai warga Negara RI. dalam hidup bernegara kita wajib mematuhi ketentuan UUD 1945, kalau ada yang memaksakan suatu agama ataupun kepercayaannya kepada orang lain, tentu hal ini menyalahi aturan. Perlu disadari pula bahwa kebebasan beragama merupakan salah satu hak yang yang paling asasi di antara hak-hak asasi manusia. Keyakinan dalam menjalankan ibadah agama merupakan masalah pribadi manusia dalam hubungannya dengan Tuhan. 2.1.3. Pendekatan Sosiologis Dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, sebagai manusia kita dituntut untuk saling menghormati dan saling menghargai antara satu dan yang lainnya. Hal ini terjadi karena didorong oleh hasrat untuk saling mengenal dan bergaul sesamanya. Untuk memenuhi tuntutan itu, kita berhadapan dengan oran lain yang sama-sama memiliki hak asasi sebagai pemberian Tuhan. Toleransi merupakan suatu sikap untuk menghormati pendirian atau keyakinan orang lain yang bertindak sesuai dengan ajaran agamanya, adat-istiadatnya, sukunya, budayanya dan sebagainya. Kita harus saling mengakui keberadaan orang lain dengan segala akibatnya, dan tidak saling mengganggu serta semunya tidak menyalahi aturanaturan dasar negara yang telah ditetapkan. Manusia dalam sikap dan perbuatannya dituntut untuk membina dan menegakkan 3 jenis disiplin, yakni sebagai berikut : A. Disiplin diri, disiplin diri pada hakiktnya adalah kemampuan mengendalikan diri, mencul dari hati nurani individu untuk senantiasa mematuhi semua peraturan dan tata tertib yang berlau dalam kehidupan. Untuk membentuk disiplin diri perlu dibiasakan sejak dini; B. Disiplin sosial, yaitu suatu sikap mental masyarakat yang memiliki ketentuan terhadap peraturan hidup bermasyarakat. Dsiplin sosial memliki arti disiplin diri yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat; C. Disiplin nasional, disiplin nasional merupakan suatu sikap mental bangsa yang patuh pada peraturan berbangsa dan bernegara. Faktor yang menumbuhkan disiplin nasional antara lain :

1. Adanya keinginan kuat untuk menciptakan keamanan, ketertiban, dan kesejahteraan masyarakat; 2. Dimilikinya berbagai peraturan perundangan, norma, dan adat istiadat yang kita yakini kebenaranya; Keragaman yang dimiliki Indonesia sungguh beragam-ragam. Munculnya perbedaan pendapat dan perselisihan merupakan faktor yang wajar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu, perlu dibina sikap berjiwa besar dan lapang dada serta percaya agar keberagaman yang ada dapat membawa hikmah. Sebagai makhluk yang mempunyai martabat luhur, manusia mengemban kewajiban hidupnya, yaitu sebagai berikut : A. Berterima kasih, berbakti, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan karunia-nya itu; B. Mencintai semua manusia dengan memelihara hubungan antar manusia; C. Memelihara dan menghargai hak hidup, hak kemerdekaan dan hak memiliki sesuatu sebagai prasyarat kehidupan; D. Menyadari pelaksanaan hokum-hukum yang berlaku; E. Mencintai dan berbakti kepada orang tua, keluarga, dan guru. Sikap tenggang rasa dijunjung tinggi di dalam pergaulan kehidupan antarumat beragama dengan tetap menghormati kebebasan sebagi prasyarat terciptanya kerukunan untuk menghindari perpecahan dan perselisihan. Kerukunan dapat menciptakan suasana tenang, rasa peratuan, dan kesatuan yang kokoh bagi bangsa Indonesia. Kewajiban moral atau tuntutan tingkah laku yang perlu dibina, ditingkatkan, dan dikembangkan sebagai berikut : A. Meningkatkan kepercayaan dan ketakwaan terhadap Yuhan Yang Maha Esa; B. Membina sikap saling menghormati antarpemeluk agama; C. Membina kerjasama serta kerukunan antarsesama pemeluk agama; D. Meningkatkan kesadaran bahwa kita sama-sama makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa, yang memiliki harkat dan martabat yang sama; E. Membina dan mengembangkan sikap mencintai sesama manusia dan memiliki sikap tenggang rasa; F. Meningkatkan kesadaran untuk berani membela kebenaran dan keadilan dengan penuh kejujuran;

G. Membina dan menjunjung tinggi persatuan berdasarkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika; H. Membina dan menjunjung tinggi nilai kebenaran dan keadilan. Kerukunan tidak semata-mata mengarah kepada kehidupan umat beragama, akan tetapi juga di dalam pergaulan hidup lainnya seperti di sekolah, di kantor, dalam keluarga atau masyarakat. Selayakny kerukunan di dalam rumah tangga atau keluarga memndapat perhatian paling utama. 2.2. Pembahasan Dengan penjelasan yang telah ada diatas, disini kita akan langsung membahas permasalahannya, yaitu bagaimanakah cara berperilkau manusia yang luhur?. sekarang kita melihat pada diri kita sendiri, apakah kita telah berperilaku seperti itu? Menurut asumsi saya manusia yang melakukan atau menyikapinya dengan mengerti pancasila akan berbuat baik, baik yang tidak menyikapinya dengan sikap diskriminasi, bisa bertoleransi, punya rasa persatuan yang tinggi. Hambatan lah yang pastinya menghalangi kita dari sikap yang luhur itu. Hambatan itu ada dua, yaitu hambatan dari dalam diri kita setiap invidu(personal block) dan hambatan dari luar (world block). A. Personal Block, Hambatan ini terletak pada diri kita sendiri. Contohnya yaitu sifat malas, tidak bisa menahan nafsu dan hal-hal yang tidak baik lainya, karena hal yang membosankan atau tidak menarik ini menyebabkan yang seharusnya dilakukan tidak dilakukan, karena dia hanya tertarik di bagian yang menarik bagi dia, tetapi hal yang menarik bagi dia adalah perilaku yang tidak baik atau melanggar aturan yang ada. B. World Block, Hambatan ini terletak pada lingkungan sekitar, Contohnya yaitu ajakan-ajakan perbuatan yang tidak baik. Kita dapat terpengaruh dengan ajakan yang sebenarnya dilarang tapi tertarik untuk melakukanya. Untuk meninggikan kita kesikap yang pancasilais dan luhur kita butuh dukungan kesetiap individunya, yaitu seperti berikut : A. Pancasila, dengan pancasila kita dibina untuk memiliki agama dan bermoral yang baik. B. Memiliki agama, dengan memiliki agama kita akan memiliki batasan berperilaku. Ini bukan untuk mengurung kita untuk berbuat sesuatu, tetapi membuat kita

untuk tidak melakukan yang dilarang, karena ganjaran tersebut akan kita terima di akhirat(khususny umat beragama Islam). Dan sesuatu yang baik dijanjikan kepada kita dari agama di akhirat nanti(khusunya umat beragama islam). C. Adanya hukum, ketetapan-ketetapan hukum kita yaitu UUD 1945 (khusunya untuk bangsa dan negara Indonesia) juga membuat kita jauh dari perbuatanperbuatan yang dilarang. Ini juga demi kita bersama sesama makhluk bermartabat untuk lancarnya kehidupan bermasyarakat. Dan dukungan dari langsung ke individunya. Ini membuat batasan untuk kita dimana mengalangi perilaku yang buruk tetapi menjanjikan untuk mendapat hal yang baik. Sikap-sikap dan perilaku yang harus kita lakukan untuk mendapatkan sikap yang luhur itu sebagai berikut : A. Sikap disiplin, yaitu sikap yang mematuhi aturan yang ada diamanapun. B. Sikap toleransi, yaitu sikap yang hormat-menghormati dan harga menghargai pendirian atau keyakinan orang lain yang bertindak sesuai dengan ajaran agamnya, adat istiadatnya, sukunya, budayanya, dan sebagainya. C. Sikap tenggang rasa, yaitu sikap yang menjunjung tinggi didalam pergaulan kehidupan antar umat beragama dengan tetap menghormati kebebasan sebagai prasyarat terciptanya kerukunan untuk menghindari perpecahan dan perselisihan. Dengan kita bersikap seperti ini, pemahaman ini kita gabungkan dengan Agama dan Pancasila. Dan perilaku yang didapat adalah perilaku yang luhur atau mulia.

BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Ada begitu banyak faktor pendukung yang bisa membuat kita bermoral luhur. dan faktor hambatan terdiri dari hambatan dari dalam(personal blocki) dan hambatan dari luar(worl block). 3.2. Saran Jadi kita perlu menjauh dari hambatan-hambatan yang ada pada diri kita dan dari luar, dan bersikap displin, toleransi, tenggang rasa dan memahami isi pancasila serta agama yang diyakini.

DAFTAR PUSTAKA 1. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1997. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan. 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,1980. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraaan. Jakarta: PN Balai Pustaka Jakarta. 3. Abubakar Suardi, dkk. 1998. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: Yudhistira. 4. Ratmaningsih Neiny, dkk. PPKn. Jakarta: Grafindo Media Pratama. 5. http://id.wikipedia.org/wiki/sejarah 6. http://id.wikipedia.org/wiki/pancasila