Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Bima

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Furry Aprianingsih, Elsje Theodore Maasawet, Herliani Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas Mulawarman Samarinda

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

Pengaruh Pembelajaran Problem Posing Berbasis Aktivitas Menggunakan Kartu Pertanyaan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Palu

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan bangsa itu sendiri. berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. menunjang masa depan agar lebih baik. Pendidikan dalam hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

KOMPARASI KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS DENGAN TIPE NHT DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Ramlah, dan Dani Firmansyah Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Singaperbangsa Karawang

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional BAB II Pasal 3 telah

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan manusia agar dapat menghasilkan pribadi-pribadi manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

Lailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK

HUBUNGAN PENGUASAAN PERKALIAN DAN PEMBAGIAN DASAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP PMDS PUTRA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

PENERAPAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH WANKAT & OREOVOCZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

SKRIPSI MOCHAMMAD KHAERUL DHAHABUDIN

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN METODE QUANTUM TEACHING

KEEFEKTIFAN PENERAPAN MODEL CONTECTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR PERAWATAN KOPLING

Sartika Tolingguhu NIM :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

Pengaruh Penggunaan Media Tanam Hidroponik Terhadap Pertumbuhan dan Produktivitas Tanaman Terong (Solanum melongena) Fahruddin

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X ANTARA MENGGUNAKAN POST-TEST DAN TIDAK DI SMA N 1 RUMBIA. Martini*, Yarmaidi**, Rosana***

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Pemerintah Indonesia merumuskan dalam Undang-

Oleh: Siti Halimah SD Negeri 01 Sembon, Karangrejo, Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

Miftakhul Jannah. Guru IPA SMP Negeri 2 Pringapus Desa Jatirunggo Kecamatan Pringapus Kabupaten Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di negara tersebut. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER DAN THINK PAIR SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

, 2014 Program Bimbingan Belajar Untuk Meningkatkan Kebiasaan Belajar Siswa Underachiever Kelas Iv Sekolah Dasar Negeri Cidadap I Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, dan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan bangsa (UU RI No. 20 Tahun 2003). Berdasarkan fungsi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Isni Agustiawati,2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dan terencana untuk membentuk kepribadian manusia itu sendiri. 1

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP HASIL BELAJAR PADA KONSEP REAKSI REDOKS KELAS X MAN MUARO BUNGO KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUICK ON THE DRAW TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (JURNAL) Oleh SYAHDA AULIA FATMANINGRUM

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL PBL DAN PJBL DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DI SMK 45 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam

AYUNI DIANA Pendidikan Matematika, FPMIPA IKIP Mataram

I. PENDAHULUAN. dapat dihasilkan manusia pembangunan yang tangguh dan merata. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

MaPan : Jurnal Matematika dan Pembelajaran p-issn: ; e-issn: X Volume 4, Nomor 1, Juni 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak negara mengakui bahwa persoalan pendidikan merupakan

Transkripsi:

Pengaruh Penerapan Metode Stimulus-Respon Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Biologi Kelas XI MAN 2 Kota Olahairullah Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode stimulus-respon dalam meningkatkan hasil belajar siswa a kelas XI IPA MAN 2 Kota. Jenis penelitian adalah eksperimen semu (Quasi Experiment) dengan desain penelitian menggunakan kelas kontrol dan eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XIIPA MAN 2 Kota yang berjumlah 59 orang dan seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes hasil belajar Biologi. Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil analisis statistik inferensial diperoleh nilai Sig. hitung (0,000) <α (0,05), dapat disimpulkan bahwa metode stimulus-respon dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi. Kata Kunci: Metode Stimulus-Respon, Hasil belajar. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskannnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003). MAN 2 Kota sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mengembang tugas mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk selanjutnya berupaya menyelaraskan kualitasnya dengan lembaga pendidikan yang lainnya. Meski upaya itu telah dilakukan namun kenyataannya masih terdapat banyak kekurangan yang harus dibenahi. Kekurangan yang paling mendasar dan sangat dirasakan pada pendidikan formal (sekolah) dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini nampak pada hasil belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan (Trianto 2007, 1). Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat oleh siswa. Pembelajaran pada dasarnya 47 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

merupakan upaya pendidik (dalam hal menentukan metode mengajar) untuk membantu peserta didik dalam melaksanakan kegiatan belajar, demi mencapai hasil belajar yang memuaskan (Isjoni 2009, 11). Dalam proses belajar mengajar, seorang guru juga harus memperhatikan sifat serta karakteristik siswa yang berbeda-beda demi kelancaran dan keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh sebab itu, peran serta seorang guru dituntut agar dapat membantu siswa dalam proses belajarnya. Menurut Thordike dalam Suryabarata (2004: 247), adanya masalah yang muncul dalam proses belajar mengajar dapat diselesaikan dengan menerapkan suatu metode pembelajaran yang tepat yakni suatu metode yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan pemahaman terhadap mata pelajaran biologi. Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah penerapan metode belajar stimulus-respon. Menurut Suryabarata (2004: 248), metode tersebut merupakan suatu bentuk pendekatan yang menuntut guru untuk berperan aktif dalam memberikan stimulus (rangsangan) kepada siswa, kemudian siswa tersebut memberikan respon (tanggapan) yang merupakan hasil dari rangsangan tersebut. Pemberian stimulus yang dimaksud yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan dan latihanlatihan yang disertai dengan tingkah laku verbal (dalam bentuk ucapan-ucapan yang bisa memotivasi siswa) dan nonverbal (berupa bahasa tubuh atau mimik yang mendukung) dari seorang guru kepada siswa sehingga siswa tersebut menunjukkan respon (tanggapan) sebagai hasil dari rangsangan tersebut. Dalam pembelajaran IPA khususnya Biologi, sangat diperlukan strategi pembelajaran yang tepat yang dapat melibatkan siswa seoptimal mungkin baik secara intelektual maupun emosional, karena pengajaran Biologi menekankan pada keterampilan proses (Yusuf dan Natalina, 2008). Oleh Karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan meningkatkan hasil belajar. KAJIAN PUSTAKA Metode Stimulus-Respon Menurut Thordike (1874 1949) dalam Sagala (2009: 42), belajar merupakan proses pembentukan koneksi-koneksi antara stimulus dengan respon (teori belajar koneksionisme). Menurutnya ada tiga prinsip atau hukum dalam belajar yaitu: (1) law of readiness, belajar akan berhasil apabila individu memiliki kesiapan untuk melakukan 53 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

perbuatan tersebut; (2) law of exercise, belajar akan berhasil apabila banyak latihan dan ulangan; (3) law of effect, belajar akan bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Menurut teori belajar ilmu jiwa asosiasi, stimulus-respon biasa juga disebut teori sarbond. Sarbond merupakan singkatan dari stimulus, respon, dan bond. Stimulus berarti rangsangan, dan merupakan situasi objektif. Respon berarti tanggapan atau reaksi dbjektif dari individu terhadap situasi sebagai perangsang. Bond berarti dihubungkan. Rangsangan diciptakan untuk memunculkan tanggapan kemudian dihubungkan antara keduanya sehingga terjadi asosiasi. Jadi teori ini didasarkan pada pandangan bahwa proses belajar merupakan proses hubungan antara 6 perangsang yang datang dari luar individu dengan reaksi atau respon dari individu itu sendiri (Sumadi, 2004: 267). Dalam proses pembelajaran seorang guru harus dapat mengembangkan berbagai kemampuan siswa, termasuk kemampuan siswa untuk bertanya dan menjawab pertanyaan. Salah satu metode yang tepat untuk mengembangkan kemampuan tersebut adalah metode stimulus-respon. Metode tersebut merupakan suatu bentuk pendekatan yang menuntut guru untuk berperan aktif dalam memberikan stimulus (rangsangan) kepada siswa, kemudian siswa tersebut memberikan respon (tanggapan) yang merupakan hasil dari rangsangan tersebut. Pemberian stimulus yang dimaksud yaitu berupa pertanyaan-pertanyaan dan latihanlatihan yang disertai dengan tingkah laku verbal (dalam bentuk ucapan-ucapan yang bisa memotivasi siswa) dan nonverbal (berua bahasa tubuh atau mimik yang mendukung) dari seorang guru kepada siswa sehingga siswa tersebut menunjukkan respon (tanggapan) sebagai hasil dari rangsangan tersebut. Metode tersebut lebih menekankan pada pembiasaan terhadap siswa. Maksudnya bahwa apabila seorang guru sering mengajukan pertanyaan kepada siswanya, secara tidak langsung siswa akan termotivasi untuk giat belajar. Sebab siswa cenderung akan merasa dianggap bodoh oleh gurunya apabila pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru tidak dijawabnya. Sehingga dengan metode seperti ini maka hasil belajar siswa akan meningkat apabila dilakukan pembiasaan secara terus menerus. Jadi setiap ada jam pelajaran Biologi, paling tidak semua siswa sudah harus belajar di rumahnya sebagai bahan untuk memasuki materi berikutnya atau sekedar mengingat kembali materi-materi yang telah diajarkan sebelumnya. 54 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

Hasil Belajar Biologi Belajar dapat dipahami sebagai berusaha atau berlatih supaya mendapat suatu kepandaian. Dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan perilaku dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Suatu program pengajaran seharusnya memungkinkan terciptanya suatu lingkungan yang memberi peluang untuk berlangsungnya proses belajar yang efektif. Hasil belajar menurut Gagne dan Driscoll (1988) yang dikutip Sopah (1991) adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui penampilan siswa (Learner s Performance). Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Dick dan Reiser (1989), yang dikutip Sopah (1991), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran. Hasil belajar biologi merupakan suatu puncak dari proses belajar. Hasil belajar tersebut dapat terjadi karena adanya evaluasi yang dilakukan oleh guru. Jika dikaitkan dengan belajar biologi, maka hasil belajar biologi merupakan suatu hasil yang diperoleh siswa dalam menekuni dan mempelajari biologi. Menurut Slameto (2003), hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (faktor internal) maupun dari luar (faktor eksternal). Faktor internal adalah faktor jasmaniah, psikologis, dan faktor kelelahan (misalnya intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan) sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Sedangkan Bloom (1982) dikutip oleh Djamaah Sopah (1991), mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi, dan kualitas pembelajaran.. Dengan demikian, untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa diadakan penelitian. Penilaian dapat diadakan setiap saat selama kegiatan berlangsung dan dapat juga diadakan setelah siswa menyelesaikan suatu program pembelajaran dalam waktu tertentu. Berhasil tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi banyak jenisnya, tetapi digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor internal (faktor yang berasal dari dalam diri) dan faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri). Di bawah 55 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

ini dikemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar peserta didik. a. Faktor internal Menurut Nugroho (2007: 37), faktor internal adalah merupakan sebuah dorongan yang berada dalam diri anak sendiri. Faktor inilah yang mendorong peserta didik untuk mencapai sesuatu apabila dalam dirinya tidak ada dorongan atau motivasi maka anak pun pasti tidak akan pernah berusaha untuk mencapai sesuatu. Pemberian dorongan dan motivasi ini harus selalu diberikan oleh orang-orang yang berada di sekitar peserta didik seperti orang tua dan guru, sehingga peserta didik memiliki semangat untuk terus belajar. b. Faktor ekstren Menurut Slameto (2003: 60), terdapat beberapa faktor eksternal yang berpengaruh terhadap proses belajar siswa adalah faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Rancangan penelitian ini menggunakan dua kelas, yakni kelas kontrol dan kelas eksperimen. Model pembelajaran pada kelas kontrol adalah metode ceramah biasa, sedangkan pada kelas eksperimen dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran stimulus-respon. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA MAN 2 Kota yang terdiri dari dua kelas, kelas XI IPA 1 sebanyak 30 dan kelas XI IPA 2 29 orang siswa sehingga jumlah populasi sebanyak 59 siswa. pemilihan sampel menggunakan teknik Purposive Sampling, maka peneliti 19 menetapkan kelas IPA 1 yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol. Kelas IPA 2 yang berjumlah 29 siswa sebagai kelas eksperimen. Adapun instrumen yang digunakan 18 pada penelitian ini adalah: 1) lembar Observasi, 2) Lembaran tes, berisi pertanyaan tentang sistem respirasi pada manusia yang terdiri dari 20 butir soal obyektif, tujuan tes untuk memperoleh data respon siswa dalam menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran biologi kelas XI. Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik, untuk pengolahan data hasil penelitian yang meliputi analisis deskriptif dan analisis inferensial. 1. Teknik analisis deskriptif Selanjutnya untuk kategori hasil belajar siswa, digunakan teknik kategorisasi standar yang ditetapkan oleh Depdikbud dalam Satriani (2008: 58). 56 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

Tabel 1. Kategori Hasil Belajar Siswa Persentase 0-20 21-40 41-60 61-80 81-100 Kategori Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi 2. Teknik analisis statistik inferensial Analaisis statistik interensial menggunakan uji-t HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam 4 (empat) kali pertemuan pada pokok bahasan Sistem respirasi. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan dua kelas, satu kelas kontrol dan satu kelas eksperimen. Siswa kelas XI IPA 1 (30 orang) sebagai kelas kontrol diajar dengan menggunakan metode ceramah biasa sedangkan siswa kelas XI IPA 2 (29 orang) sebagai kelas eksperimen diajar dengan menggunakan metode stimulusrespon. 1. Hasil Belajar Biologi kelas kontrol Data-data hasil belajar Biologi dengan pemberian soal tes kemampuan siswa dari kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Data hasil belajar kelas kontrol No Pretest Posttest 1. 40 70 2. 30 65 3. 30 65 4. 35 65 5. 45 75 6. 40 70 7. 25 65 8. 50 75 9. 40 70 10. 25 65 11. 50 75 12. 40 65 13. 40 75 14. 35 60 15. 35 75 16. 40 65 17. 30 65 18. 45 65 19. 30 70 20. 40 75 21. 30 75 22. 20 65 23. 35 70 24. 40 75 25. 55 80 26. 30 70 27. 45 75 28. 25 65 29. 33 65 30. 45 75 2. Hasil belajar Biologi Kelas Eksperimen Data-data hasil belajar Biologi siswa yang dikumpulkan penulis dalam penelitian dengan pemberian soal tes kemampuan siswa dari kelas experimen dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3. Data Hasil Belajar Siswa Pada Kelas Eksperimen No Pretest Posttest 1. 40 90 2. 30 95 3. 25 80 57 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

4. 25 75 5. 50 100 6. 50 85 7. 25 70 8. 55 65 9. 45 85 10. 25 80 11. 55 100 12. 45 90 13. 45 80 14. 25 80 15. 55 95 16. 45 80 17. 35 85 18. 45 65 19. 40 90 20. 50 100 21. 25 85 22. 30 75 23. 25 80 24. 30 85 25. 55 100 26. 30 90 27. 55 95 28. 45 85 29. 20 80 3. Perbedaan tingkat hasil belajar siswa yang diajar dengan metode stimulus-respon dengan tanpa penerapan metode stimulusrespon Pada bagian ini diurutkan hasil analisis deskriptif dan inferensial yang dimaksud untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil belajar siswa setelah penerapan metode stimulus-respon di kelas XI MAN 2 Kota tersebut. Penulis melakukan penelitian terhadap dua kelas, yaitu kelas XI IPA 1 yang merupakan kelas kontrol dan kelas XI IPA 2 yang merupakan kelas experimen, masing-masing kelompok diberi tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) untuk mengetahui hasil belajar siswa. a. Kelas kontrol Hasil belajar siswa pada kelas kontrol baik pada pemberian pretest maupun setelah pemberian posttest dapat kita lihat pada tabel kategori peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut: Tabel 4. Kategori Tingkat Hasil Belajar Siswa Pada Saat Pemberian Pretest Nilai Kategori Frek Persentase (%) 0 20 Sangat rendah 1 3,33 21 40 Rendah 22 74 41 60 Sedang 7 23,3 61 80 Tinggi 0 0 81 100 Sangat tinggi 0 0 Jumlah 30 100 Tabel 5 Kategori Tingkat Hasil Belajar Siswa Pada Saat Pemberian Posttest Nilai Kategori Frek Persentase (%) 0 20 Sangat rendah 0 0 21 40 Rendah 0 0 41 60 Sedang 2 6,7 61 80 Tinggi 28 93,3 81 100 Sangat tinggi 0 0 Jumlah 30 100 b. Kelas eksperimen Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen baik pada pemberian pretest maupun setelah pemberian post-test dapat kita lihat pada tabel kategori peningkatan hasil belajar siswa sebagai berikut: 58 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

Tabel 6 Kategori Tingkat Hasil Belajar Siswa Pada Saat Pemberian Pretest Nilai Kategori Frek Persentase (%) 0 20 Sangat rendah 3 10,34 21 40 Rendah 12 41,37 41 60 Sedang 14 48,27 61 80 Tinggi 0 0 81 100 Sangat tinggi 0 0 Jumlah 29 100 Tabel 7 Kategori Tingkat Hasil Belajar Biswa Pada Saat Pemberian Posttest Nilai Kategori Frek Persentase (%) 0 20 Sangat rendah 0 0 21 40 Rendah 0 0 41 60 Sedang 0 0 61 80 Tinggi 12 41,37 81 100 Sangat tinggi 17 59 Jumlah 29 100 Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh t hitung = -2,53, sedangkan t tabel = 1,475 untuk taraf nyata 1/2α = 0.025 dan dk = 59, karena t hitung < - t tabel (-2,53 < 1,475) atau t hitung > t tabel (2,53 > 1,475) maka H o ditolak dan hipotesis diterima. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang berarti antara hasil belajar kognitif siswa yang di ajar sebelum penerapan metode stimulus-respon dengan hasil biologi yang di ajar sesudah penerapan metode stimulus-respon dengan taraf nyata α=0.025. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Hasil belajar siswa dengan penerapan metode stimulus-respon Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 1 yang diajar dengan penerapan metode stimulus-respon adalah 38,62 untuk pretest dan 82,16 untuk posttest. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar Biologi siswa yang diajar dengan penerapan metode stimulus-respon mengalami peningkatan sebesar 43,39. Hasil belajar siswa pada kelas eksperimen ini pada pemberian pretest, masuk ke dalam kategori rendah yakni pada interval nilai 21-40 sebesar 10,34% dan selebihnya masuk pada kategori rendah yakni pada interval nilai 0 20 sebesar 41,37% dan kategori sedang pada interval nilai 41-60 sebesar 48,27%. Sedangkan hasil belajar siswa setelah pemberian post-test, masuk ke dalam kategori tinggi yakni pada interval 61-80 sebesar 41,37% dan siswa yang masuk ke dalam kategori sangat tinggi yakni pada interval 81-100 adalah sebesar 59% dari seluruh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan metode stimulus-respon dapat meningkatkan nilai rata-rata siswa dan mampu meningkatkan jumlah siswa yang masuk ke dalam kategori tingkat penguasaan sangat tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Richull Jannah (2009), yang menyatakan bahwa penerapan metode stimulus-respon dapat meningkatkan hasil 59 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

belajar siswa, sebab pemberian stimulus yang sering akan mendorong siswa melakukan respons yang sesegera mungkin dan suatu saat akan menjadi kebiasaan. Berawal dari kebiasaan tersebut maka tingkat penguasaan materi siswa akan semakin tinggi, yang berarti nilai hasil belajarnya akan semakin tinggi pula. 2. Hasil belajar siswa tanpa penerapan metode stimulus-respon Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar Biologi siswa kelas XI IPA 2 yang diajar tanpa menerapkan metode stimulus-respon adalah 36,66 untuk pretest dan 69,55 untuk posttest. Nilai rata-rata tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar Biologi siswa yang diajar tanpa menerapkan metode stimulus-respon mengalami peningkatan nilai rata-rata sebesar 23,68. Namun peningkatan hasil belajar siswa pada kelas tersebut tidak setinggi pada kelas eksperimen. Hasil belajar siswa pada kelas kontrol ini pada pemberian pre-test masuk ke dalam kategori rendah, yakni pada interval nilai 21-40 sebesar 74%. Sedangkan hasil belajar siswa setelah pemberian postest masuk ke dalam kategori sedang, yakni pada interval 41-60 sebesar 6,7% dan siswa yang masuk ke dalam kategori tinggi yakni pada interval 61-80 hanya sebesar 93,3% dari seluruh jumlah siswa. Berdasarkan data tersebut, sudah jelas bahwa kelas yang diajar tanpa penerapan metode stimulus-respon tidak cukup mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Kenyataan ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Trianto (2007), mengenai analisis terhada Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Siswa yang diajar dengan penerapan metode stimulus-respon dapat meningkatakan hasil belajar siswa sebesar 43,39, dari skor rata-rata 38,62 ke skor rata-rata 82,16. 2. Siswa yang diajar tanpa penerapan metode stimulus-respon memperoleh peningkatan hasil belajar sebesar 23,68, dari skor rata-rata 36,66 ke skor rata-rata 69,55. 3. Hasil Sig. hitung (0,000) < (0,05), ini berarti tingkat penguasaan materi siswa yang diajar dengan penerapan metode stimulus-respon lebih baik dari pada siswa yang diajar tanpa penerapan metode tersebut. 60 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013

DAFTAR RUJUKAN Ali, Lukman. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002. Arikunto, Suharsimin. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Djamarah, Bahri Syaeful dan Aswan zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2002. Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Jannah, Richull. 2009. Penerapan Metode Stimulus Respon Terhadap Hasil Belajar Fisika Pokok Bahasan Fluida Kelas XI SMA Negeri I Rilau Ale. Skripsi Sarjana, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Makassar. 2009. Isjoni. Strategis Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.2007 Nasution, S. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara, 2008.. Nugroho, W. Belajar Mengatasi Hambatan Belajar. Jakarta: Prestasi Pusaka, 2007. Sagala, Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajarn. Bandung: Alfabeta, 2009. Slameto. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.Bina Aksara, 1988. Sudijono, A. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Grafindo.2005. Sudjana, Nana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito, 1992. Suryabrata, Sumadi. Psikologi pendidikan. Jakarta: Depdikbud, 2004 Trianto. Strategis Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Bina Aksara, 2007 Yusuf dan Natalia Pengaruh Model Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No.022. Tahun ke-5 Maret 2008. 61 Oryza Jurnal Pendidikan Biologi Volume 2 Nomor 2 November 2013