III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Konsepdasardan definisioperasionalmerupakanistilahkhususdandefinisi yang

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

BAB IV METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. untuk menjawab tujuan penelitian berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis.

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS RISIKO USAHATANI TOMAT (Solanum lycopersicum) VARIETAS PERMATA (Suatu Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

JIIA, VOLUME 3 No. 2, APRIL 2015

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

IV METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS RESIKO USAHATANI IKAN BANDENG DI DESA SUNGAI UNDANG KECAMATAN SERUYAN HILIR KABUPATEN SERUYAN KALIMANTAN TENGAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Simpang Kanan, Kecamatan Sumberejo,

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisis. Tujuannya

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode

III. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional

III. METODE PENELITIAN. melukiskan keadaan subjek atau objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

I. METODE PENELITIAN. A. Metode Dasar Penelitian

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. Batasan operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

44 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar Konsep dasar merupakan pengertian mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian, mencakup: Usahatani adalah suatu tempat dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian. Risiko adalah peluang terjadinya kemungkinan merugi yang probabilitasnya dapat diketahui terlebih dahulu, diukur dengan nilai koefisien variasi (CV), simpangan baku (σ) dan batas bawah (L) dari keuntungan yang diterima petani selama lima musim tanam terakhir Standar deviasi atau simpangan baku (σ) adalah ukuran satuan risiko terkecil yang menggambarkan penyimpangan yang terjadi dari usahatani kedelai dan akar dari ragam atau varian (σ²).

45 Koefisien variasi (CV) adalah perbandingan risiko yang harus ditanggung petani dengan jumlah keuntungan yang akan diperoleh dengan hasil dan sejumlah modal yang ditanamkan dalam proses produksi kedelai. Koefisien variasi (CV) diperoleh dengan membagi simpangan baku atau standar deviasi (σ) dengan nilai yang diharapkan. Batas bawah (L) adalah nilai terendah yang mungkin akan diperoleh petani, apabila nilai batas bawah (L) sama dengan atau lebih dari 0, maka petani tidak akan mengalami kerugian. Sumber risiko adalah sumber-sumber yang menyebabkan terjadinya risiko pada usahatani kedelai yang dapat berasal dari internal dan eksternal petani. Sumber risiko internal seperti ketersediaan modal, penguasaan lahan dan kemampuan manajerial dalam penguasaan teknologi, sedangkan sumber risiko eksternal seperti perubahan cuaca/iklim, hama dan penyakit, harga dan lain-lain. Penanganan risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui bagaimana petani, mengendalikan risiko pada usahatani kedelai untuk memperoleh efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Pencegahan (mitigasi) risiko adalah strategi mengurangi atau meminimalisir risiko, yang diperuntukkan dalam memperkecil kemungkinan terjadinya risiko kerugian pada usahatani kedelai. Discount factor (df) adalah suatu bilangan yang dapat dipakai sebagai pengali/pengganda untuk menjumlahkan uang diwaktu yang akan datang bila dinilai diwaktu sekarang.

46 Present value (nilai sekarang) adalah nilai yang menunjukkan berapa nilai uang pada saat ini untuk nilai tertentu di masa yang akan datang. B. Definisi Operasional Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Dalam penelitian ini, hal yang berhubungan dengan variabel dan definisi operasional usahatani kedelai dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Variabel dan definisi operasional usahatani kedelai No. Variabel Definisi operasional Satuan Rumus 1. Produksi kedelai Jumlah output atau hasil panen kedelai (biji kedelai kering) dari luas lahan petani selama satu kali musim tanam. kg/ha 2. Biaya produksi Seluruh biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani kedelai dalam satu kali musim tanam yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya produksi usahatani kedelai dianggap sama dengan biaya produksi pada musim tanam terakhir. Rp 3. Biaya total Total dari biaya tetap dan biaya variabel Rp TC = TFC + TVC 4. Biaya tetap Biaya yang harus dikeluarkan dalam berusahatani yang besar kecilnya tidak tergantung pada volume produksi. Petani harus tetap membayar berapapun jumlah produksi yang dihasilkan. Meliputi nilai sewa lahan, pajak, penyusutan alat, iuran kelompok tani dan lain sebagainya dalam satu kali musim tanam. Biaya tetap dalam usahatani kedelai dianggap sama dengan biaya tetap pada musim tanam terakhir. 5. Biaya variabel Biaya yang besar kecilnya akan berpengaruh secara langsung dengan jumlah produksi, seperti benih, pupuk, pupuk kandang, herbisida, pestisida, tenaga kerja dan lain-lain. Biaya variabel dalam usahatani kedelai dianggap sama dengan biaya variabel pada musim tanam terakhir. Rp Rp

47 Tabel 1. Lanjutan No. Variabel Definisi operasional Satuan Rumus 6. Harga input Harga input faktor-faktor produksi, seperti sarana produksi (pupuk dan herbisida) dan peralatan pertanian (cangkul, sabit, dll) yang harus dibayar oleh petani. Harga input dianggap sama dengan harga input pada musim tanam terakhir. Rp 7. Harga produk Nilai tukar kedelai (biji kedelai kering) ditingkat petani dalam satu kali musim tanam. 8. Penerimaan Uang yang diterima dari jumlah produksi kedelai yang dihasilkan untuk satu kali musim tanam dikalikan dengan harga per kg kedelai ditingkat petani. 9. Keuntungan Penerimaan usahatani dikurangi dengan biaya total (biaya tetap dan biaya variabel) yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu kali musim tanam. 10. Luas lahan Luas areal usahatani kedelai yang merupakan lahan yang dipakai petani untuk menanam kedelai. Rp/kg Rp Rp ha TR = P x Q π = TR - TC 11. Produktivitas lahan Produksi kedelai per satuan luas lahan yang digunakan dalam berusahatani kedelai. ku/ha 12. Pupuk kimia Banyaknya unsur hara buatan yang digunakan dalam proses produksi yakni satu kali msim tanam, yang terdiri dari pupuk Urea dan NPK. 13. Pupuk organik Banyaknya pupuk kandang berupa kotoran ternak, yang digunakan oleh petani pada proses produksi dalam satu kali tanam. kg kg 14. Pupuk pelengkap cair (PPC) 15. Dolomit (kapur pertanian) Banyaknya pupuk pelengkap cair yang digunakan untuk merangsang pertumbuhan polong kedelai dalam satu kali musim tanam. Banyaknya dolomit (kapur pertanian) yang digunakan dalam proses produksi dalam satu kali musim tanam L kg 16. Pestisida Banyaknya masukkan obat-obatan untuk memberantas hama dan penyakit yang digunakan dalam proses produksi per musim tanam. 17. Herbisida Banyaknya masukkan obat-obatan untuk mengendalikan gulma yang digunakan dalam proses produksi per musim tanam. 18. Tenaga kerja Banyaknya tenaga kerja yang tercurahkan dalam proses produksi sampai tenaga kerja panen untuk usahatani kedelai dalam satu kali musim tanam 19. Benih kedelai Biji kedelai yang digunakan dalam kegiatan budidaya kedelai pada satu kali musim tanam. Rp Rp HOK kg

48 Tabel 1. Lanjutan No. Variabel Definisi operasional Satuan Rumus 20. Tingkat suku bunga Pembayaran bunga tahunan dari suatu pinjaman, dalam bentuk persentase dari pinjaman dimana suku bunga acuan yang digunakan adalah tingkat suku bunga pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) pada tahun 2013 yang ditetapkan Bank Rakyat Indonesia sebesar 19,25 % (KUR mikro). % C. Lokasi, Responden dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Raman Utara Kabupaten Lampung Timur. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Raman Utara merupakan salah satu kecamatan yang mempunyai produksi kedelai yang tertinggi dan selalu kontinu dalam memproduksi kedelai di Provinsi Lampung. Lokasi penelitian berada pada satu desa yaitu Desa Rejo Binangun. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dengan pertimbangan bahwa Desa Rejo Binangun memiliki luas lahan kedelai yang terbesar dan memiliki produksi kedelai tertinggi serta petani kedelai di desa tersebut selalu kontinu menanam kedelai di Kecamatan Raman Utara. Sebelum penelitian dilakukan, terlebih dahulu dilakukan pra survey untuk melihat keadaan umum calon responden dan membuat kerangka sampling. Kerangka sampling dibuat untuk mengetahui petani kedelai di Desa Rejo Binangun yang memiliki pola tanam monokultur dan menanam kedelai pada periode tanam pada musim yang sama selama lima musim tanam. Dari kerangka sampling yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat 34 orang petani di Desa Rejo Binangun yang memiliki pola tanam monokultur dan menanam kedelai pada periode musim

49 tanam yang sama selama lima musim tanam. Menurut Arikunto (2010), apabila subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitian ini merupakan penelitian menggunakan metode sensus. Pengumpulan data dilaksanakan pada Bulan Juni sampai dengan Juli 2014. D. Jenis Data dan Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dan dikumpulkan dari responden melalui pengamatan, pencatatan dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) untuk mengetahui luas lahan, biaya produksi, produksi, proses produksi, harga, mengetahui risiko yang terjadi, sumber-sumber atau penyebab risiko yang terjadi pada usahatani kedelai dan mengetahui bagaimana proses penanganan risiko yang selama ini telah dilakukan oleh petani kedelai. Data primer yang diperoleh dari petani adalah data produksi dan harga kedelai dalam lima musim tanam terakhir yaitu MT 1, MT 2, MT 3, MT 4 dan MT 5. Data sekunder meliputi data-data lainnya yang mendukung sehingga dapat mengetahui risiko yang terjadi pada usahatani kedelai, data diperoleh dari literatur seperti penelitian terdahulu, Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTH) Provinsi Lampung, Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Kecamatan Raman Utara, lembaga/instansi terkait, laporan-laporan, publikasi dan pustaka lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode survey atau pengamatan langsung di lapangan.

50 E. Alat Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan objek penelitian pada saat sekarang. Analisis deskriptif digunakan untuk menjawab tujuan ke tiga dan ke empat. Tujuan ke empat yaitu mengetahui sumber-sumber yang menyebabkan adanya risiko pada usahatani kedelai dan ke lima yaitu mengetahui upaya-upaya petani kedelai di Kecamatan Raman Utara dalam mengurangi atau menangani risiko yang terjadi. a). Sumber-sumber Risiko pada Usahatani Kedelai Menurut Saptana, dkk., (2010), sumber-sumber yang dapat menyebabkan risiko usahatani kedelai berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh petani. Faktor internal ditunjukkan melalui ketersediaan modal, penguasaan lahan dan kemampuan manajerial, sedangkan faktor eksternal ditunjukkan melalui perubahan iklim/cuaca, serangan hama dan penyakit, harga sarana produksi dan harga output. Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan karena di luar jangkauan petani. b). Upaya Petani dalam Menangani Risiko Pada Usahatani Kedelai Upaya penanganan risiko merupakan suatu proses yang berulang pada setiap periode produksi. Salah satu upaya penanganan risiko yang dapat dijadikan alternatif penanganan risiko usahatani kedelai adalah strategi mitigasi risiko.

51 Strategi mitigasi risiko dimaksudkan untuk memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko. Strategi mitigasi dilakukan untuk menangani risiko yang memiliki dampak yang sangat besar. Adapun beberapa cara yang termasuk ke dalam strategi mitigasi adalah sebagai berikut. (1) Diversifikasi Diversifikasi adalah cara menempatkan komoditi atau harta di beberapa tempat sehingga jika salah satu terkena musibah maka tidak akan menghabiskan semua komoditi yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara pengalihan risiko yang paling efektif dalam mengurangi dampak risiko. (2) Penggabungan Penggabungan merupakan salah satu cara penanganan risiko yang dilakukan oleh perusahaan dengan melakukan kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan lain. Contohnya merger atau akuisisi. (3) Pengalihan risiko Pengalihan risiko (transfer of risk) merupakan cara penanganan risiko dengan mengalihkan dampak risiko ke pihak lain. Cara ini bertujuan untuk mengurangi kerugian yang dihadapi oleh perusahaan. Cara ini dapat dilakukan melalui asuransi, leasing, autsourcing, dan hedging. 2. Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif (statistik) digunakan untuk menjawab tujuan pertama yaitu mengetahui keuntungan usahatani kedelai, ke dua yaitu besarnya risiko yang diterima oleh petani, dan ke tiga yaitu hubungan antara risiko dengan keuntungan

52 yang diterima petani pada usahatani kedelai di Kecamatan Raman Utara, Kabupaten Lampung Timur. a). Analisis Keuntungan Usahatani Kedelai Keuntungan merupakan selisih antara penerimaan total dengan biaya total. Penerimaan total dipengaruhi oleh jumlah produksi yang dihasilkan dan tingkat harga yang berlaku pada saat produk tersebut dijual. Keuntungan dari usahatani kedelai yang telah dilakukan dihitung dengan menggunakan rumus (Soekartawi, 1995): π = TR TC = Y. Py ( Xi. Pxi ) BTT (1) Dimana: TR = Y. Py TC = ( Xi. Pxi) - BTT Keterangan: π = keuntungan (Rp) TR = total penerimaan (Rp) TC = total biaya (Rp) Y = hasil produksi (kg) Py = harga satuan produksi (Rp) Xi = faktor produksi Pxi = harga faktor produksi (Rp/satuan) BTT = biaya tetap total (Rp) i = 1,2,3,4,5,n Untuk mengetahui suatu usahatani menguntungkan atau tidak dapat dianalisis dengan menggunakan nisbah atau perbandingan antara total penerimaan dengan total biaya (R/C). Secara matematis dirumuskan (Soekartawi, 1995): R/C =... (2)

53 Keterangan: R/C = nisbah antara penerimaan dengan biaya TR = total penerimaan (total revenue) TC = total biaya (total cost) Berdasarkan nilai tersebut, maka kriteria pengukurannya sebagai berikut: (a) Jika R/C>1, maka usahatani menguntungkan, karena penerimaan lebih besar daripada biaya total yang dikeluarkan. (b) Jika R/C=1, maka usahatani berada pada titik impas (break even point) yaitu keadaan dimana penerimaan sama dengan biaya total yang dikeluarkan. (c) Jika R/C<1, maka usahatani tidak menguntungkan (rugi), karena penerimaan lebih kecil daripada biaya total yang dikeluarkan. b). Analisis Risiko Usahatani Kedelai Pada penelitian ini, produksi dan harga kedelai menggunakan data selama lima musim tanam terakhir yaitu MT 1, MT 2, MT 3, MT 4 dan MT 5. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan petani dengan menggunakan metode recall mengenai produksi dan harga kedelai selama lima musim tanam terakhir. Penggunaan input dan harga produksi dari MT 1 sampai MT 4 tidak dapat diketahui karena petani sudah tidak ingat lagi. Hal tersebut yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini. Tidak semua petani melakukan pembukuaan dalam kegiatan usahatani kedelai yang dilakukan, sehingga dalam menentukan produksi dan harga kedelai pada empat musim tanam sebelum musim tanam terakhir, data produksi dan harga belum tentu pada musim atau waktu yang sama. Analisis keuntungan memperhitungkan nilai mata uang, dimana adanya penurunan nilai dimasa yang akan datang. Maka, dalam penelitian ini, untuk

54 menentukan biaya produksi pada musim tanam sebelumnya yaitu MT 1, MT 2, MT 3 dan MT 4, digunakan pendekatan nilai sekarang (present value approach). Pendekatan nilai sekarang memperhitungkan semua pengeluaran dalam proses produksi dibawa ke saat awal atau sekarang saat dimulainya proses produksi (Suratiyah, 2008). Biaya produksi dalam kegiatan usahatani kedelai pada musim tanam sebelumnya mengacu pada biaya produksi musim tanam terakhir atau MT 5 tahun 2013, artinya nilai mata uang dalam biaya produksi diwaktu sekarang akan dinilai diwaktu yang lalu. Nilai mata uang tersebut dihitung menggunakan nilai df (discount factor). Nilai discount factor yang digunakan adalah tingkat suku bunga pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) mikro Bank BRI tahun 2013 sebesar 19,25 persen (Bank Rakyat Indonesia, 2013). Pengukuran risiko secara statistik, dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam (variance) dan simpangan baku (standard deviation). Pengukuran ragam dan simpangan baku digunakan untuk mengetahui besarnya penyimpangan pada pengamatan sebenarnya di sekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Ukuran untuk hasil yang diharapkan adalah hasil rata-rata (mean) (Kadarsan, 1995), pengukuran dirumuskan sebagai berikut: π = n i 1 i n........ (3) Keterangan: π = keuntungan rata-rata (Rp) π i = keuntungan yang diterima petani (Rp) n = lima (musim tanam terakhir)

55 Untuk menghitung ragam (variance) digunakan rumus (Supranto, 2000): n i 1 ( i ) ( n 1) 2... (4) Keterangan: = nilai ragam (variance) π = keuntungan rata-rata (Rp) π i = keuntungan yang diterima petani (Rp) n = lima (musim tanam terakhir) σ 2 Untuk menghitung simpangan baku (standard deviation), digunakan rumus (Supranto, 2000): =... (5) Keterangan: σ = simpangan baku (standar deviasi) σ 2 = nilai ragam (variance) Besarnya keuntungan yang diharapkan menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh petani, sedangkan simpangan baku (σ) merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani. Untuk melihat nilai risiko dalam memberikan suatu hasil dapat dipakai ukuran keuntungan koefisien variasi dengan rumus sebagai berikut (Pappas dan Hirschey, 1995): CV =..... (6) Keterangan: CV = koefisien variasi σ = simpangan baku π = keuntungan rata-rata (Rp)

56 Jika nilai koefisien variasi (CV) diketahui, maka kita akan dapat mengetahui besarnya risiko yang harus ditanggung petani dalam usahatani kedelai. Nilai CV berbanding lurus dengan risiko yang dihadapi petani kedelai, artinya semakin besar nilai CV yang didapat maka semakin besar pula risiko yang harus ditanggung petani. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah nilai CV yang diperoleh maka risiko yang harus ditanggung petani akan semakin kecil. Penentuan batas bawah (L) juga sangat penting dalam pengambilan keputusan petani, yang digunakan untuk mengetahui jumlah hasil terbawah di bawah tingkat hasil yang diharapkan. Hal ini, dapat menjadi pertimbangan petani dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan usahatani kedelai atau tidak yang mempunyai tingkat risiko. Batas bawah (L) menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh petani dan dan menunjukkan aman tidaknya modal/investasi yang ditanam dari kemungkinan kerugian. Rumus batas bawah (L) menurut Kadarsan (1995) adalah:... (7) Keterangan: L = batas bawah π = keuntungan rata-rata (Rp) σ = simpangan baku atau standar deviasi Nilai batas bawah (L) tertinggi dapat diartikan bahwa usahatani dengan komoditi tersebut memberikan hasil terendah yang paling tinggi untuk diusahakan. Apabila nilai L>0, maka petani mengalami keuntungan, sebaliknya jika nilai L<0, maka petani akan mengalami kerugian, setiap proses produksi ada peluang kerugian yang diderita petani. Nilai batas bawah (L) digunakan dalam hal pengambilan

57 keputusan investasi dan menunjukan nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima petani. Nilai koefisien variasi (CV) dan batas bawah (L) menunjukan aman tidaknya modal yang ditanam dari kemungkinan kerugian. Kriteria keterkaitan risiko dengan keuntungan adalah jika nilai CV>0,5 maka nilai L<0, begitu pula jika nilai CV<0,5 maka nilai L>0. Hal ini menunjukkan bahwa jika CV<0,5 atau L>0, maka petani akan selalu untung, sebaliknya jika CV>0,5 dan L<0 maka petani mungkin bisa rugi, serta akan impas apabila CV=0 dan L=0 (Hernanto, 1994). c). Hubungan antara Risiko dengan Keuntungan Usahatani Kedelai Kadarsan (1995), menyatakan bahwa semakin tinggi risiko yang akan dihadapi petani, semakin tinggi pula hasil atau keuntungan yang diharapkan. Namun menurut Hanafi (2006), pandangan baru mengatakan bahwa hubungan antara risiko dengan tingkat keuntungan tidak bersifat linear, tetapi non-linear. Sehingga, untuk mengetahui bagaimana hubungan antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani, maka dilakukan uji hipotesis sebagai berikut: (a) H 0 : ρ = 0 Tidak terdapat hubungan negatif antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani kedelai. (b) H 1 : ρ 0 Terdapat hubungan negatif antara besarnya risiko dengan tingkat keuntungan yang diterima petani kedelai.

58 Hipotesis ini diuji dengan teknik statistik parametris yaitu menggunakan analisis korelasi Product Moment Pearson. Sugiyono (2012) menyatakan korelasi Product Moment Pearson digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama. Nilai korelasi (r) adalah 0 sampai 1 atau 0 sampai -1 (untuk hubungan negatif), semakin mendekati 1/-1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat. Sebaliknya, nilai semakin mendekati 0 maka hubungan semakin lemah. Rumus untuk mengukur korelasi Product Moment Pearson (Firdaus, 2011): r xy =..... (8) dimana : r xy = Korelasi antara variabel X dengan Y x = (x i - x) y = (y i - y) Menurut Firdaus (2011), secara terperinci kriteria interpretasi koefisien korelasi adalah sebagai berikut: (a) 0,9 sampai mendekati 1 (plus atau minus) menunjukkan adanya derajat hubungan yang sangat tinggi. (b) 0,7 sampai dengan 0,8 (plus atau minus) menunjukkan derajat hubungan yang tinggi. (c) 0,5 sampai dengan 0,6 (plus atau minus) menunjukkan adanya korelasi yang sedang. (d) 0,3 sampai dengan 0,4 (plus atau minus) menunjukkan adanya korelasi yang rendah.

59 (e) 0,1 sampai dengan 0,2 (plus atau minus) berarti hubungan itu sangata rendah. (f) 0,0 berarti tidak ada korelasi. Menurut Priyatno (2012), untuk melihat hubungan antara dua variabel tersebut positif atau negatif, maka dapat dilihat pada angka koefisien korelasi, jika angka positif maka hubungan positif artinya jika variabel X naik maka variabel Y akan meningkat, jika angka negatif maka hubungan negatif artinya jika variabel X naik maka variabel Y akan menurun. Kemudian untuk mengetahui apakah hubungannya signifikan atau tidak maka dilakukan uji signifikansi. Pengujian tingkat signifikansi dilakukan dengan menggunakan uji dua sisi (two tailed) dengan tingkat signifikansi sebesar α=10 persen (0,10). Jika nilai signifikansi (p-value) yang didapat >α (0,10) maka Ho diterima, dan jika signifikansi (p-value)<α (0,10) maka H 0 ditolak dengan tingkat kepercayaan sebesar 90 persen.