5/13/2013. Tujuan. Penentuan Biaya Proses Untuk Kecacatan Normal dan Abnormal. Pengertian Kecacatan,Pengerjaan Ulang, dan Produk Sisa

dokumen-dokumen yang mirip
Penentuan Biaya Proses

Penentuan Biaya Proses. Penentuan Biaya Proses. Perhitungan Berdasarkan Proses 5/1/2012

PROCESS COSTING (Biaya Berdasarkan Proses)

PRODUK HILANG & PRODUK RUSAK (For E- Learning Akuntansi Biaya)

BAB 3 BEBAN POKOK PRODUKSI PROSES (PROCESS COSTING)

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES II: Pengaruh tambahan bahan dan unit hilang dalam proses produksi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENENTUAN BIAYA PROSES: AKUNTANSI KERUGIAN PRODUKSI

JOB COSTING. Rangka Bangun Kalkulasi Biaya. Rangka Bangun Kalkulasi Biaya. Rangka Bangun Kalkulasi Biaya 3/1/2012. Contents

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA. Just In-Time dan Backflushing. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

Akuntansi Biaya PROCESS COSTING II. Diah Iskandar SE., M.Si dan Lawe Anasta, SE., M.S.,Ak. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi

STUDI PENYUSUTAN PRODUK HASIL INJEKSI PLASTIK DENGAN SALURAN PENDINGIN LURUS DAN TANPA SALURAN PENDINGIN

DASAR-DASAR PENYUSUNAN ANGGARAN

Analisis Variansi (1) OUTLINE 3/14/2012

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHANBATU

Clara Susilawati,MSi

Pertemuan 3 Activity Based Costing

BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas dari produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ditentukan

COST ACCOUNTING. Material, Labor, FOH, ABC. SOAL /QUIS : Joint product, Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual dan Pembebanan (Factory Overhead : Planned, Actual and Applied) Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

Kalkulasi Biaya Produk Sampingan dan Produk Gabungan. Elty Sarvia Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung

METODE HARGA POKOK PROSES - LANJUTAN

Latihan Soal Akuntansi Biaya & Praktek (1)

Ada 2 metode yang umum digunakan dalam akumulasi biaya, yaitu : 1. Metode Akumulasi Biaya Pesanan. 2. Metode Akumulasi Biaya Proses.

MANAJEMEN BIAYA LINGKUNGAN

BAB VI METODE HARGA POKOK PROSES

Analisis Pengendalian Kualitas Produksi Tepung Terigu dengan Pendekatan Six Sigma dan Cost of Poor Quality

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan

BAB I PENDAHAHULUAN I.1

ZERO DEFECT & AUTONOMOUS DEFECT CONTROL

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE HARGA POKOK PROSES PADA PERUSAHAAN SOUN CAP KETELA MAS TAMBAK. Dwi Suprajitno.

Pengukuran Kapabilitas Proses produksi kacang garing Cont d.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN DAN BIAYA PRODUKSI SERTA PENGEMBANGAN KERANGKA SISTEM PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI

JUST IN TIME AND BACKFLUSHING

B A B 5. Ir.Bb.INDRAYADI,M.T. JUR TEK INDUSTRI FT UB MALANG 1

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB II LANDASAN TEORI. yang menggunakan informasi tersebut. Definisi ini mengandung dua pengertian,

Jumlah Permintaan AAC Block Tipe 600x200x75 mm dan 600x200x100 mm Periode Juni - Desember 2013

Selamat belajar dan sukses selalu!

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam sebuah sistem kerja yang terdiri dari berbagai rangkaian mesin,

Abstrak. Sakijo 1, Abdullah Merjani 2

Pengendalian Kualitas Statistik. Lely Riawati

Akuntansi Biaya. Factory Overhead: Planned, Actual and Applied. Wahyu Anggraini, SE., M.Si. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen S1

BAB I PENDAHULUAN. terlihat pada cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Oleh sebab

AKUNTANSI BIAYA. Overhead Pabrik : Anggaran, Aktual, dan Pembebanan. VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

= $ = $9 = $4 = 50% = $3

Modul ke: AKUNTANSI BIAYA SISTEM BIAYA DAN AKUMULASI BIAYA. Fakultas EKONOMI VENY, SE.MM. Program Studi AKUNTANSI.

QUESTIONNAIRE UNTUK MENGETAHUI GAMBARAN SINGKAT PERUSAHAAN. 1. PT. Arindo Garmentama bergerak dibidang apa?

Bab V Kesimpulan dan Saran 93 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dengan

Tabel I.1 Jumlah Permintaan Produk PT. Nikkatsu Electric Works Tahun (Sumber : Data PT. Nikkatsu Electric Works)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HARGA POKOK PROSES LANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

The Cost of Quality and Accounting for Production Losses. Spoiled Goods Defective Goods

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Nama Mata Kuliah : Akuntansi Biaya Kode Mata Kuliah : AKU506 Jumlah SKS : 3

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

PERANCANGAN TATA LETAK DAN PALLET RACKING SYSTEM SEBAGAI PENDUKUNG PENGENDALIAN BARANG DI GUDANG PRODUK JADI (Studi Kasus PT. Tiara Kurnia Malang)

TUGAS PRAKTIKUM SISTEM CERDAS

Investigasi Kualitas Produk Pisau Potong di PT. X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Oleh : Miftakhusani

BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PROSES PEMBUATAN LEG SHIELD YAMAHA MIO J DI PT. SANLY INDUSTRIES

BAB I PENDAHULUAN I.1

Biaya Overhead Pabrik

Bab 7 Biaya Mutu (The Cost of Quality) dan Akuntansi untuk Kehilangan dalam Proses Produksi (Accounting for Production Losses)

Perusahaan dan produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI DEPT. I

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perhitungan Biaya Berdasarkan Aktivitas (source: Hansen & Mowen, 2007, Chapter 4) Present By: Ayub WS Pradana 16 Maret 2016

M A K A L A H Operation Process Chart Of Banquet Chair Disusun Oleh :...(...) Muhammad Faisol Bahri ( )

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

Penurunan Tingkat Kecacatan dan Analisa Biaya Rework (Studi Kasus di Sebuah Perusahaan Plastik, Semarang)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisa Varian Biaya Overhead Pabrik. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi adalah kumpulan unit-unit pengambilan keputusan untuk

BAB XI METODE HARGA POKOK PROSES BAGIAN II

Akuntansi Biaya. Cost System and Cost Accumulation. Yulis Diana Alfia, SE., MSA., Ak., CPAI. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan BIsnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB II LANDASAN TEORI. pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena. kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.

STATISTIKA NONPARAMETRIK (3)

Bab 5. Sistem Harga Pokok Proses-FIFO. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi-Universitas Kristen Petra 2011

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Tujuan Penentuan Biaya Proses Untuk Kecacatan Normal dan Abnormal Elty Sarvia, ST., MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Kristen Maranatha Bandung Membedakan antara Kecacatan, pengerjaan ulang dan sisa Menjelaskan prosedur akuntansi untuk kecacatan normal dan abnormal Menghitung kecacatan pada penentuan biaya proses menggunakan metode rata-rata tertimbang, FIFO, dan Standar Pengertian Kecacatan,Pengerjaan Ulang, dan Produk Sisa Produk Cacat unit produksi (apakah sudah selesai secara penuh atau sebagian) yang tidak memehuni standar/tidak dapat diterima. Pengerjaan Ulang (Rework) unit produksi yang tidak memenuhi standar/tidak dapat diterima, kemudian diperbaiki dan dijual sebagai unit jadi yang dapat diterima. Produk Sisa (Scrap) bahan yang tersisa saat membuat suatu produk. Sisa memiliki nilai jual yang sangat rendah dibandingkan nilai jual produk. Beberapa jumlah kecacatan, pengerjaan ulang dan produk sisa tidak bisa dipisahkan dari banyak proses produksi. Contoh dalam produksi semikonduktor sangatlah rumit, sehingga sangat mungkin terdapat produk yang cacat, dan biasanya unit yang cacat tidak bisa dikerjakan ulang. Sebagai contoh dari kecacatan dan pengerjaan ulang yang timbul pada produksi alat-alat mesin yang berkualitas tinggi yang sangat presisi yang dibuat untuk memenuhi standar, tapi hanya pada biaya yang masih dapat dipertimbangkan. Perhitungan kecacatan ditujukan untuk menetapkan besarnya biaya kecacatan dan untuk membedakan jenis kecacatan. Untuk mengelola, mengendalikan dan mengurangi biaya kecacatan, perusahan perlu menyoroti pada biaya ini, bukannya tidak menghiraukannya dari biaya barang yang diproduksi. BEBERAPA JENIS KECACATAN CACAT NORMAL Cacat yang tidak dapat dihindarkan dalam proses produksi tertentu yang muncul walaupun dibawah kondisi operasi yang efisien. CACAT ABNORMAL Cacat yang tidak akan timbul dibawah kondisi operasi yang efisien. Kecacatan bukan merupakan hal yan lazim dalam proses produksi tertentu. Cacat Abnormal biasanya dianggap dapatdihindarkandan dapatdikendalikan. Kehilangan Unit Normal Unit yang hilang dapat terjadi karena penguapan, penyusutan, hasil di bawah standar. Pada umumnya, sifat operasi perusahaan akan menyebabkan kerugian NORMAL atau yang tidak dapat dielakkan. Jika kerugian seperti itu dianggap berada dalam batas toleransi yang normal untuk kesalahan manusia dan kesalahan mesin, maka biaya unit yang hilang tidak akan disajikan sebagai unsur biaya tersendiri tetapi dibebankan ke unit utuh yang tersisa LT Sarvia/2009 6 1

Kehilangan Unit Abnormal Pada kenyataannya, beberapa proses menghasilkan kebijakan cacat nol. Dalam kasus demikian, setiap kehilangan dianggap sesuatu yang abnormal. Contoh : Baju bolong, produk tidak sesuai standar, produk dicuri, kemasan produk sobek. Disini, prosedur yang digunakan kembali mencakup perhitungan biaya yang didasarkan pada produksi ekuivalen untuk unit-unit yang utuh ditambah unit yang hilang. Ilustrasi Cacat Normal dan Abnormal Mendoza Plastic yang membuat rangka plastik untuk komputer i-mac menggunakan peleburan injeksi plastik. Di bulan oktober 2002, Mendoza mengeluarkan biaya $615.000 untuk memproduksi 20.500 unit tapi kemudian hanya menghasilkan 20.000 unit yang bagus dan 500 unit yang cacat. Mendoza tidak memiliki persediaan awal dan tidak ada persediaan akhir pada bulan itu. Dari 500 unit cacat, 400 diantaranya cacat karena ketidak mampuan mesin peleburan injeksi memproduksi 100% rangka yang bagus sepanjang waktu. Jadi unit ini cacat walaupun telah menjalankan mesin dengan hati-hati dan dengan efisien. 100 unit sisa cacat karena kerusakan mesin dan kesalahan operator. LT Sarvia/2009 7 Cacat Normal Cacat Normal 400 unit yang cacat karena keterbatasan mesin peleburan injeksi dan kondisi operasi yang efisien merupakan cacat yang normal. Biaya cacat normal biasanya dimasukkan sebagai komponen dari biaya unit bagus yang diproduksi karena unit yang bagus tidak dapat dibuat tanpa membuat juga beberapa unit yang cacat. Biaya perunit yang diproduksi adalah $30 ($615.000 20.500 unit) Biaya cacat NORMAL adalah $12.000 ($30 perunit x 400 unit). Biaya unit bagus yang diproduksi adalah $612.000 biaya dari unit bagus itu sendiri adalah $600.000 ($30 perunit x 20.000 unit yang bagus), ditambah $12.000 biaya kecacatan normal. Jadi biaya perunit yang bagus adalah $30,60 ($612.000 20.000 unit) Tingkat cacat normal dihitung dengan membagi unit cacat normal dengan total unit bagus yang selesai, bukan total unit aktual yang dimulai di proses produksi. Terlihat bahwa Pada Mendoza Plastic, tingkat cacat normal adalah 400 20.000 = 0,02 (2%), bukan 400 20.500 = 0,0195 (1,95%). Mengapa? Karena cacat normal adalah cacat yang berhubungan dengan unit bagus yang diproduksi. Cacat Abnormal Di Mendoza, kerugian dari cacat abnormal adalah $3.000 ($30 perunit x 100 unit). Contoh Lain : TOYOTA Toyota memikirkan proses produksi mereka secara strategis. Mereka tidak melakukan proses produksi begitu saja. Lebih dari itu mereka dengan konstan merancang ulang produk dan memperbaiki proses untuk menurunkan cacat normal. Tujuannya adalah zero defect yang berarti mereka memperlakukan semua kecacatan sebagai abnormal. 2

SISTEM PENENTUAN BIAYA PROSES DAN KECACATAN Unit yang cacat abnormal harus dihitung dan dicatat secara terpisah. Unit cacat normal dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan unit output (fisik maupun ekuivalen) CONTOH 2 : MENGHITUNG SELURUH KECACATAN Chipmakers Inc, produsen chip komputer untuk televisi. Semua bahan langsung ditambahkan di awal proses. Untuk menyoroti isu yang timbul dengan cacat normal, kami mengasumsikan tidak ada persediaan awal dan terfokus hanya kepada biaya bahan langsung. Di Mei 2003, $270.000 bahan langsung dimasukkan ke dalam produksi. Data produksi untuk Mei 2003 mengindikasikan 10.000 unit dimulai, 5.000 unit bagus di selesaikan, dan 1,000 unit cacat (semuanya cacat normal). Akhir pekerjaandalam-proses adalah 4000 unit- setiap unit 100 % selesai untuk biaya bahan langsung. Kecacatan terdeteksi diakhir penyelesaian proses. Kecacatan diasumsikan muncul diakhir proses dan unit yang cacat diasumsikan telah 100% selesai berkaitan dengan bahan langsung. Menghitung dan Membagi Biaya Unit Bahan Langsung Tabel 1 Mengakui Unit Cacat saat menghitung output diunit ekuivalen Biaya yang akan dihitung $ 270.000 / Dibagi 10.000 Biaya per $27 Pembagian biaya Unit bagus yang diselesaikan (5.000 x $27) $135.000 Ditambah Kecacatan normal (1.000 x $27) $27.000 + Biaya unit bagus yang dipindahkan keluar $162.000 Pekerjaan-dalam-proses akhir : (4.000 x $27) $108.000 + Terhitung $270.000 Contoh 3 Perusahaan Anzio memproduksi peti kayu daur ulang pada Departemen Pembentukannya. Bahan langsung untuk produk ini ditambahkan pada permulaan siklus produksi. Biaya konversi ditambahkan secara berkala selama produksi. Beberapa unit produk ini cacat sebagai hasil dari kerusakan, yang hanya dapat dideteksi saat inspeksi dari unit jadi. Biasanya unit cacat sebesar 10 % dari unit output bagus yang telah selesai, yaitu untuk setiap 10 unit bagus diproduksi, terdapat 1 unit kecacatan normal. Ringkasan data untuk Juli 2003 adalah : Contoh 2 (2) Tabel 2 Unit Fisik untuk Juli 2003 Pekerjaan-dalam-proses, persediaan awal (1 Juli) Bahan langsung (100 % selesai) BahanKonversi (60 % selesai) Dimulai selama Juli Diselesaikan dan dipindahkan keluar di bulan Juli Pekerjaan-dalam-proses, persediaan akhir (31 Juli) Bahan langsung (100 % selesai) Bahan Konversi (50 % selesai) 1.500 unit 8.500 unit 7.000 unit bagus 2.000 unit Prosedur 5 langkah pada Bab sebelumnya hanya memerlukan sedikit modifikasi untuk mengakomodasi kecacatan Langkah 1 : Ringkas Aliran Unit Fisik Ouput. Identifikasi unit dengan kecacatan normal dan abnormal. Kecacatan = ( awal unit + unit dimulai) (Unit bagus yang dipiindahkan + akhir unit) Kecacatan = (1.500 + 8.500) (7.000 + 2.000 ) Kecacatan = 10.000 9.000 Kecacatan = 1.000 unit Biaya untuk Juli 2003 Pekerjaan-dalam-proses, persediaan awal Bahan langsung (1.500 x $8/unit) 12.000 Bahan Konversi (900 x $10/unit) 9.000 $21.000 Penambahan biaya bahan langsung selama Juli 76.500 Penambahan biaya konversi selama Juli 89.100 Biaya yang akan dihitung $186.600 Cacat normal 10 % dari 7.000 unit output yang bagus yaitu 700 unit. Cacat Abnormal = Kecacatan Kecacatan Normal Cacat Abnormal = 1.000 700 Cacat Abnormal = 300 3

Prosedur 5 langkah pada Bab sebelumnya hanya memerlukan sedikit modifikasi untuk mengakomodasi kecacatan Langkah 2 : Hitung Output dalam Unit Ekuivalen. Langkah 3 : Hitung Biaya Unit Ekuivalen. Langkah 4 : Ringkas Biaya yang akan dihitung. Langkah 5 : Bagikan Biaya ke unit yang selesai, dan unit yang cacat dan ke unit pada akhir pekerjaan-dalam-proses. 3 Metoda Penentuan Biaya 1. Metoda Rata-rata Tertimbang dan Kecacatan 2. Metoda FIFO dan Kecacatan 3. Metoda Penentuan Biaya Standar dan Kecacatan (Tidak dibahas) Metoda Rata-rata Tertimbang Sistem Penentuan Biaya Proses dengan Kecacatan departemen pembentukan Anzio Company Juli 2003 Tabel 3 (Panel A) langkah 1 Unit Fisik Bahan langsung Biaya konversi Pekerjaan-dalam-proses, awal 1.500 Dimulai selama perode sekarang 8.500 Yang akan dihitung 10.000 Unit Bagus diselesaikan dan dipindahkan keluar periode ini 7.000 7.000 7.000 Kecacatan normal a 700 (700 x 100%; 700 x 100%) 700 700 Kecacatan abnormal b 300 (300 x 100%; 300 x 100%) 300 300 Pekerjaan-dalam-proses, akhir c 2.000 (2.000 x 100%; 2.000 x 50%) 2.000 1.000 Terhitung 10.000 Pekerjaan Selesai 10.000 9.000 Metoda Rata-rata Tertimbang Tabel 3 (Panel B) Biaya Produksi Biaya Bahan langsung konversi Langkah 3 Pekerjaan-dalam-proses, awal ($) 21.000 12.000 9.000 Penambahan biaya di perode sekarang ($) 165.600 76.500+ 89.100 + Biaya yang terjadi 88.500 98.100 Dibagi dari pekerjaan selesai 10.000 9000 Biaya pekerjaan selesai ($) 8,85 10,9 Langkah 4 Biaya yang akan dihitung 186.600 a kecacatan normal adalah 10 % dari unit yang bagus yang dipindahkan keluar ; 10 % x 7.000 = 700 unit. Tingkat penyelesaian di dept ini : bahan langsung 100% dan biayakonversi100% b kecacatan abnormal = total kecacatan - kecacatan normal = 1.000-700 = 300 unit. Tingkat penyelesaian di dept ini :bahan langsung 100% dan biaya konversi 100% c Tingkat penyelesaian di dept ini :bahan langsung 100% dan biaya konversi 50% Tabel 3 (Panel C) Biaya Produksi Bahan langsung Biaya konversi Langkah 5 Penentuan biaya Unit bagus yang selesai dan dipindahkan keluar (7.000) unit Biaya sebelum ditambah kecacatan normal ($) 138.250 (7.000d x$8,85) (7.000 d x$10,9) 61.950 76.300 Kecacatan normal, 700 unit 13.825 (700d x$8,85) (700 d x$10,9) 6.195 7.630 (A) biaya unit bagus yang selesai dan dipindahkan 152.075 (B)Kecacatan abnormal, 300 unit 5.925 (300d x$8,85) (300 d x$10,9) 2.655 3.270 Pekerjaan-dalam-proses, akhir (2.000 unit) Bahan langsung 17.700 (2.000 d x$8,85) Biaya konversi 10.900 (1.000 d x$10,9) (C) pekerjaan-dalam-proses, akhir 28.600 (A)+(B)+(C) biaya terhitung 186.600 d bahan langsung dan biaya konversi yang terhitung di panel A Metoda FIFO Sistem Penentuan Biaya Proses dengan Kecacatan departemen pembentukan Anzio Company Juli 2003 Tabel 4 (Panel A) langkah 1 Unit Fisik Bahan langsung Biaya konversi Pekerjaan-dalam-proses, awal 1.500 Dimulai selama perode sekarang 8.500 Yang akan dihitung 10.000 Unit Bagus diselesaikan dan dipindahkan keluar periode ini Dari awal pekerjaan-dalam-proses a 1.500 [1.500 x (100% - 100%); 1.500 x (100% - 60%)] 0 600 Dimulai dan diselesaikan b 5.500 [5.500 x 100%; 5.500 x 100%] 5.500 5.500 Kecacatan normal c 700 (700 x 100%; 700 x 100%) 700 700 Kecacatan abnormal d 300 (300 x 100%; 300 x 100%) 300 300 Pekerjaan-dalam-proses, akhir e 2.000 (2.000 x 100%; 2.000 x 50%) 2.000 1.000 Terhitung 10.000 Pekerjaan Selesai 8.500 8.100 4

Metoda FIFO Sistem Penentuan Biaya Proses dengan Kecacatan departemen pembentukan Anzio Company Juli 2003 a Tingkat penyelesaian di dept ini : bahan langsung 100% dan biaya konversi 60% b 7.000 unit fisik selesai dan dipindahkan dikurangi 1.500 unit fisik selesai dan dipindahkan yang berasal dari persediaan awal pekerjaan-dalam-proses c Kecacatan normal adalah 10% dari unit bagus yg dipindahkan keluar : 10%x7.000=700 unit. Tingkat penyelesaian dari kecacatan normal di dept ini : bahan langsung 100% dan biaya konversi 100% d Kecacatan abnormal= total kecacatan - kecacatan normal = 1.000-700 = 300 unit. Tingkat penyelesaian dari kecacatan abnormal di dept ini : bahan langsung 100%, biaya konversi 100% e Tingkat penyelesaian di dept ini : bahan langsung 100%, biaya konversi 50% Tabel 4 (Panel B) Metoda FIFO Biaya Biaya Produksi Bahan langsung konversi Langkah 3 Pekerjaan-dalam-proses, awal ($) 21.000 Penambahan biaya di perode sekarang ($) 165.600 76.500 + 89.100 + Dibagi dari pekerjaan selesai 8.500 8.100 Biaya pekerjaan selesai ($) 9 11 Langkah 4 Biaya yang akan dihitung 186.600 Tabel 4 (Panel C) Biaya Biaya Produksi Bahan langsung konversi Langkah 5 Penentuan biaya Unit bagus yang selesai dan dipindahkan keluar (7.000) unit Pekerjaan-dalam-proses, awal (1.500 unit) 21.000 Penambahan bahan langsung di periode ini 0 0 f x $9 Penambahan biaya konversi di periode ini 6.600 600 f x $11 dari persediaan awal sebelum kecacatan normal 27.600 Dimulai dan selesai sebelum kecacatan normal (5.500 unit) 5.500 f x $9 5.500 f x $11 110.000 49.500 60.500 Kecacatan normal, 700 unit (700 14.000 x$9) (700 d x$11) 6.300 7.700 (A) biaya unit bagus yang selesai dan dipindahkan 151.600 (B)Kecacatan abnormal, 300 unit 6.000 (300 d x$9) (300 d x$11) 2.700 3.300 Pekerjaan-dalam-proses, akhir (2.000 unit) Bahan langsung 18.000 (2.000 f x$9) Biaya konversi 11.000 (1.000 f x$11) (C) pekerjaan-dalam-proses, akhir 29.000 (A)+(B)+(C) biaya terhitung 186.600 f bahan langsung dan biaya konversi yang terhitung di panel A ARUS PRODUK Produk dapat bergerak di perusahaan dengan berbagai cara. Ada tiga bentuk arus produk yang berkaitan dengan metode harga pokok proses yaitu arus berurutan, sejajar dan selektif. LT Sarvia/2009 28 1. Arus produk berurutan (sequential product flow) Dalam arus produk berurutan setiap produk diproses melalui rangkaian langkah yang sama. Bahan yang diolah di departemen I kemudian dipindahkan ke departemen berikutnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut : Bahan Departemen I Departemen II Barang Jadi 2. Arus produk sejajar (parallel product flow) Dalam arus produk sejajar, bagian tertentu dari pekerjaan dilaksanakan secara serentak atau bersamaan, kemudian bersama-sama ditransfer sebagai input ke proses penyelesaian/berikutnya dan akhirnya diteruskan ke Barang Jadi. Misal Sebuah perusahaan dengan 5 Departemen, maka arus produk dapat digambarkan sbb : LT Sarvia/2009 29 LT Sarvia/2009 30 5

2. Arus produk sejajar (parallel product flow) Departemen I Departemen III Departemen II Departemen IV Departemen V Barang Jadi 3. Arus produk selektif (selective product flow) Dalam arus produk selektif, produk bergerak melalui Departemen yang berbeda-beda di pabrik, sesuai dengan produk akhir yang diinginkan. Misal : Sebuah perusahaan dengan 3 departemen dengan 1 departemen packing, maka arus produk dapat digambarkan sbb : LT Sarvia/2009 31 LT Sarvia/2009 32 3. Arus produk selektif (selective product flow) Departemen I Departemen II Departemen Packing Barang Jadi Departemen III LT Sarvia/2009 33 6