BAB I PENDAHULUAN. Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi,

BAB I PENDAHULUAN. banyak mendapat perhatian para cendekiawan dan ulama adalah cash waqf

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB IV ANALISIS PERWAKAFAN DI KJKS BMT AL-FATTAH PATI. A. Praktek Perwakafan Uang di KJKS BMT AL-FATTAH Pati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh Mulya E. Siregar, Direktur Perbankan Syariah Bank Indonesia.

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGELOLAAN WAKAF UANG DI BAITUL MAAL HIDAYATULLAH SEMARANG

STUDI TENTANG PRAKTEK WAKAF TUNAI PADA YAYASAN WAKAF BINA AMAL SEMARANG

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

DAFTAR PUSTAKA. Agustiano, Wakaf Produktif Untuk Kesejahteraan Umat, Jakarta: Niriah, 2008

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2007) h. 8

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan syari ah, terutama perbankan syari ah. Demikian pula Baitul

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) yang pesat, dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai

BAB V PENUTUP. dan pelaksanaan wakaf tunai di Tabung Wakaf Indonesia Dompet Dhuafa. Jakarta diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Wakaf merupakan perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. satu firman-nya yakni Q.S. at-taubah ayat 60 sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perolehan dan peralihan hak atas tanah dapat terjadi antara lain melalui: jual

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka tolong-menolong, tukarmenukar. demikianlah hubungan kehidupan manusia menjadi teratur.

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. hal Didin Hafidhuddin, Zakat dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002,

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah penelitian hanya dapat dijawab berdasarkan temuan-temuan data empiris dari

BAB III METODE PENELITIAN

* +!,-!* " #./ 0 1 2& 3 + ' /!" #

BAB I PENDAHULUAN. wakaf yaitu, ajaran Islam mengenai wakaf, peraturan perundang-undangan dan

BAB III METODE PENELITIAN. atau melaksanakan penelitian secara lebih baik atau lebih lengkap serta untuk

BAB I PENDAHULUAN. maaliyah (ibadah harta). Shalat, puasa dan haji digolongkan ke dalam. lagi yang bersifat ibadah ruhiyyat seperti syahadat.

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya adalah milik Allah. Kepemilikan dalam ajaran Islam disebut juga

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf menurut bahasa arab berarti al-habsu ( ) dan berarti mewakafkan harta karena Allah SWT 1. Sedangkan,

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan dan fokus penelitian. Metode kualitatif adalah langkah-langkah

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB III METODE PENELITIAN. pelaporan data-data penelitian secara sistematis.

ANALISIS TERHADAP PROSES PENCATATAN STATUS TANAH WAKAF MASJID USWATUN HASANAH DI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Pustaka, 1976), hlm ), hlm 6

BAB I PENDAHULUAN. penegasan arti dan maksud dari beberapa istilah yang terkait dengan judul

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan wakaf sangat dianjurkan dalam agama Islam, dimana kita

BAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara manusia dengan Allah (h}abl min Alla>h) dan hubungan. ketentuan yang terdapat dalam Q.S Ali Imran ayat 112 :

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan mempelajari secara intensif mengenai latar belakang dan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat secara demografik dan kultural, sebenarnya memiliki potensi. yang layak dikembangkan menjadi salah satu instrumen pemerataan

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap orang tidak mungkin bisa lepas dari orang lain yang menutupi

Keuangan mulai tumbuh dan berkembang di kalangan masyarakat. Hal ini dapat. dilihat dari terus meningkatnya perkembangan Ekonomi Syariah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh dijual, tidak boleh dihibahkan dan tidak boleh diwariskan. Namun,

SKRIPSI (THE LAW OBSERVATION OF THE ROLE OF NADZIR TO MANAGE WAKAF PROPERTY BASED ON UNDANG-UNDANG NO 41 TAHUN 2004 ABOUT WAKAF IN LUMAJANG)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. permasalahan yang telah penulis tetapkan adalah Badan Amil Zakat (BAZ) kota

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

ANALISIS PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NO 1 TAHUN 2009 TERHADAP IMPLEMENTASI SETORAN WAKAF YANG DI BANK SYARIAH MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, perdagangan terutama dalam bidang ekonomi. Merupakan suatu

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari perlu berhubungan dengan manusia lain,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan umum bagi seluruh masyarakat. 1. lembaga Amil Zakat (LAZ). Kedua keduanya telah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya persoalan itu bagi kehidupan manusia. Cita-cita di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana di ketahui bahwa negara Indonesia mayoritas. kepentingan keagamaan, seperti pembangunan rumah ibadah maupun kegiatan

TINJAUAN PENYELESAIAN SENGKETA TANAH WAKAF SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. satu ajaran islam yang mengatur pola kesejahteraan dan kemakmuran adalah pemberdayaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan data, dan juga dapat mempermudah menentukan berhasil tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. badan hukum dengan menyerahkan sebagian dari harta bendanya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Muamalah dapat dilihat dari dua segi, pertama dari segi bahasa dan

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perwakafan atau wakaf merupakan pranata dalam keagamaan Islam yang sudah mapan. Dalam hukum Islam, wakaf tersebut termasuk kedalam kategori ibadah kemasyarakatan (ibadah ijtima iyyah). 1 Oleh karena itu Islam meletakkan amalan wakaf sebagai salah satu macam ibadah yang amat digembirakan. 2 Masyarakat Arab sebelum Islam telah mempraktekkan sejenis wakaf, sebab pada masa itu telah dikenal praktek sosial yang diantaranya adalah menderma sesuatu dari seseorang kepentingan umum atau dari satu orang untuk keluarga. Sejak datangnya agama Islam di Indonesia pada abad ke-7 Masehi, perwakafan tanah telah ada dan berlaku dalam masyarakat Indonesia berdasarkan hukum Islam dan hukum adat, meski belum ada peraturan perundangan tertulis yang mengaturnya. 3 Adapun benda yang diwakafkan pada waktu itu pada umumnya adalah benda-benda tak bergerak (seperti tanah) dan eksistensi wujudnya akan terus ada hingga akhir zaman. Biasanya wakaf ini berupa properti seperti, Masjid, tanah, bangunan sekolah, pondok pesantren, dan lain-lain. Sementara, kebutuhan masyarakat saat ini sangat besar sehingga mereka membutuhkan dana 1 Perkembangan Pengelolaan Wakaf di Indonesia (Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006). 2 Ahmad Azhar Basyir M. A., Hukum Islam Tentang Wakaf, Ijarah, Syirkah, cet. Ke-1 Bandung: PT. al-ma arif. 1977, hlm. 7. 3 Imam Suhadi, Wakaf Untuk Kesejahteraan Umat, cet. Ke-1 Yogyakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 2002 hlm. 39. 1

tunai untuk meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan prinsip wakaf tersebut dibuatlah inovasi produk wakaf yaitu wakaf tunai, yakni wakaf yang tidak hanya berupa properti tetapi wakaf dengan dana (uang) secara tunai. 4 Di antara wakaf benda bergerak yang ramai dibincangkan belakangan ini adalah wakaf yang dikenal dengan istilah cash waqf. Cash waqf diterjemahkan dengan wakaf tunai, namun kalau menilik obyek wakafnya, yaitu uang, lebih tepat kiranya kalau cash waqf diterjemahkan dengan wakaf uang. 5 Wakaf tunai adalah wakaf yang diberikan muwakif/ wakif (orang yang berwakaf) dalam bentuk uang tunai yang diberikan kepada lembaga pengelola wakaf (Nadzir) untuk kemudian dikembangkan dan hasilnya untuk kemaslahatan umat, sementara pokok wakafnya tidak boleh habis sampai kapanpun. 6 Usaha untuk merevitalisasi unsur wakaf guna memberikan berbagai macam manfaat ekonomi memerlukan trobosan pemikiran tentang konsep tersebut yang sesuai dengan perkembangan yang ada tetapi tidak meninggalkan unsur syari ah. 7 Banyaknya masyarakat yang ingin mewakafkan hartanya menarik perhatian Negara untuk mengatur dan mengelolanya. Dengan wakaf yang dikelolah secara baik, maka masyarakat akan sejahtera. Oleh karenanya, setrategi pengelolaan yang baik perlu diciptakan untuk mencapai tujuan diadakanya wakaf. Namun, praktek pengumpulan, pendayagunaan harta 4 Setiawan Budi Utomo, Fiqih Aktual, Jakarta: Gema Insani Perss, 2003, hlm. 155. 5 Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai cet. Ke-3 Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 6 Wakaf Tunai http://www.pkesinteraktif.com, akses 15 Februari 2014. 7 M. A. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam, Jakarta: CIBER PKTI-UI, 2001, hlm. 94. 2

wakaf produktif ditanah air kita masih sedikit dan masih ketinggalan dibanding Negara lain. Begitupun setudi perwakafan di tanah air kita yang masih terfokus pada segi hukum fiqih (mu amalah) dan belum menyentuh mengenai praktek pengelolaan wakaf tunai. Oleh karena itu, studi tentang wakaf tuani perlu dilakukan. Untuk mencapai praktek pengelolaan yang baik, maka diperlukan fungsi-fungsi manajemen yang baik. Fungsi manajemen itu antara lain: merencanakan (planning), pengorganisasian (organizing), memimpin atau mengarahkan (leading), mengendalikan (controlling). 8 Wakaf tunai sampai saat ini dapat dikatakan masih sebatas wacana dan belum banyak pihak atau lembaga yang bisa menerima model wakaf seperti ini. Selain itu sosialisasi wakaf tunai yang dilakukan pemerintah dinilai masih belum optimal sehingga pemahaman masyarakat mengenai wakaf tunai masih minim. Hal tersebut tentu menjadi hambatan dalam menghimpun wakaf tunai. Sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa wakaf hanya dapat berupa benda seperti bangunan atau tanah sehingga identik dengan mahal padahal wakaf dapat juga berupa uang, asal ketika dikelolah dananya tidak berkurang. Dengan uang tunai, masyarakat dapat berwakaf dalam jumlah berapapun. Hambatan lainya adalah lembaga-lembaga yang melakukan penghimpunan wakaf tunai. 8 Chuck Williams, Management 1Edition, alih bahasa M. Sabaruddin Napitupulu, Jakarta: Salemba Empat, 2001, hlm. 9. 3

Di Indonesia, bentuk wakaf tunai masih belum dikenal secara luas, terutama di daerah-daerah pinggiran. Wakaf tunai sudah memperoleh fatwa halal oleh Majlis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 2002. Menyusul kemudian UU No. 41 Tahun 2004 tentang wakaf dan Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan Undang-Undang Nomor 41 Tentang Wakaf yang didalamnya mengatur tentang wakaf benda bergerak yang telah disahkan. Pada saat ini di Indonesia, sudah ada beberapa lembaga yang telah merealisasikan wakaf uang seperti Dompet Dhuafa dengan Tabung Wakafnya, Baitul Mal Mu amalat dengan Wakaf Tunai Mu amalat (Waktumu), dan lain-lain. 9 Dalam UU No. 41 Tentang Wakaf, wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syari ah yang ditunjuk oleh mentri. 10 Namun pada saat ini beberapa lembaga atau yayasan di Indonesia telah ada yang memulai menghimpun wakaf tunai. Dari fenomena tersebut ada hal yang kurang sesuai antara Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) sebagai tempat penerima wakaf uang yang ditentukan oleh pemerintah dengan adanya lembaga lain non LKS yang juga menerima wakaf uang semisal Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang. Di Kota Semarang sendiri, telah ada beberapa lembaga atau yayasan yang mulai menghimpun wakaf uang (tunai), salah satu diantaranya adalah Yayasan Wakaf Bina Amal, perkembangan tersebut 9 Uswatub Hasanah Wakaf Uang dan Pengentasan Kemiskinan, http://www.tabungwakaf.com, akses, 3 April 2014 10 Undang-undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, pasal 28. 4

diharapkan dapat memberikan kesejahteraan sosial bagi masayarakat luas, khususnya di Kota Semarang. Namun dalam pelaksanaanya masih ada yang kurang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 42 tahun 2006 tentang pelaksanaan UU No. 41 tentang Wakaf, bahwa wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang melalui lembaga keuangan syari ah (LKS) yang ditunjuk oleh mentri sebagai LKS Penerima Wakaf Uang (LKS-PWU). Sedangkan di Yayasan Wakaf Bina Amal wakif dapat mewakafkan benda bergerak berupa uang langsung ke yayasan atau pihak yayasan yang menjemput kerumah wakif, dan dana atau uang yang sudah terkumpul bisa langsung di salurkan kepada mauquf alaih seperti biaya pendidikan bagi siswa yang kurang mampu, untuk pembelian tanah, renovasi bangunan sekolah atau masjid, untuk melengkapi sarana prasarana pendidikan dan lain sebagainya. 11 Banyak yang berpandangan istilah Cash waqf diterjemahkan wakaf tunai (wakaf dengan uang), yang mana wakif (orang yang berwakaf) dalam bentuk uang tunai yang diberikan kepada lembaga pengelola wakaf (Nadzir) untuk kemudian dibelanjakan atau langsung di salurkan kepada mauquf alaih, sementara nilai pokok wakafnya akan habis, hal ini tidak jauh berbeda dengan zakat atau shodaqoh, kalau kita melihat hadits yang dijadikan dasar argumentasi wakaf, ternyata wakaf itu berbeda dengan zakat atau shodaqoh, tetapi masih bisa dikategorikan kedalam konsep infaq. 11 Wawancara dengan ibu Muntafingah ketua koordinator humas Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang pada tanggal, 30 April 2014. 5

Berbeda ketika cash waqf diterjemahkan dengan wakaf uang, misalnya uang yang diwakafkan oleh muwakif / wakif (orang yang berwakaf) dalam bentuk uang tunai yang diberikan kepada lembaga pengelola wakaf (Nadzir) untuk kemudian dikembangkan dan hasilnya untuk kemaslahatan umat, sementara pokok wakafnya tidak boleh habis sampai kapanpun, hal ini sesuai dengan pendapat Iman Az-Zuhri (wafat tahun 124 H) berpendapat dinar dan dirham boleh diwakafkan, caranya ialah dengan menjadikan dinar dan dirham itu sebagai modal usaha atau di investasikan, kemudian menyalurkan keuntungannya sebagai wakaf. 12 Wakaf tunai yang diinvestasikan dalam wujud saham atau diposito, wujud atau lebih tepatnya nilai uang tetap terpelihara dan menghasilkan kentungan dalam jangka waktu yang lama. Berdasarkan latar belakang diatas penulis terdorong untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang praktek wakaf tunai, sekaligus sebagai ide bagi penulis untuk menulis skripsi dengan judul STUDI TENTANG PRAKTEK WAKAF TUNAI PADA YAYASAN WAKAF BINA AMAL SEMARANG. Dalam penelitian ini, peneliti menjadikan Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang sebagai objek penelitian. 12 Iman Az-Zuhri, dalam buku Pedoman Pengelolaan Waka f Tunai, Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam, 2006, hlm. 2. 6

B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian dan paparan dari latar belakang diatas serta untuk memperjelas obyek penelitian, maka penyusun membatasi dan merumuskan pokok masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana konsep wakaf tunai menurut Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang? 2. Bagaimana praktek wakaf tunai pada Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang? C. TUJUAN PENELITIAN Dalam penelitian ini ada beberapa tujuan dan kegunaan yang penyusun maksudkan: 1. Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui konsep wakaf tunai menurut Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang b. Untuk mengetahui bagaimana praktek wakaf tunai pada Yaasan Wakaf Bina Amal Semarang 2. Kegunaan Sedangkan kegunaan penelitian ini antara lain: a. Kegunaan ilmiah, yaitu diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran mengenai perwakafan bagi ilmu pengetahuan, par aahli hukum Islam yang memiliki kepentingan terhadap wakaf dan umat Islam pada umumnya. 7

b. Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan wakaf tunai, serta memberi gambaran tentang praktek wakaf tunai pada Yayasan Wakaf Bina Amal. D. TELAAH PUSTAKA Kajian-kajian terhadap wakaf tunai pada saat ini memang mulai berkembang. Buku-buku yang membahas permasalahan tersebut juga semakin banyak ditemukan. Beberapa buku maupun karya ilmiah yang membahas perkembangan wakaf tunai tersebut diantaranya diterbitkan oleh Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, yaitu Strategi Pengembangan Wakaf Tunai Di Indonesia 13 dan Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai 14 yang memuat substansi yang perlu disosialisasikan kepada masyarakat dan lembaga-lembaga Islam yang mengelola wakaf atau memiliki kepentingan terhadap wakaf. Achmad Junaidi dan Thobieb al-asyhar dalam bukunya Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat. 15 Buku ini membahas tentang peluang dan strategi pengelolaan wakaf produktif. 13 Strategi Pengembangan Wakaf Tunai di Indonesia, Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 14 Pedoman Pengelolaan Wakaf Tunai cet. Ke-3 Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, 2006 15 Achnad Junaidi dan Thobieb al-asyhar, Menuju Era Wakaf Produktif Sebuah Upaya Progresif Untuk Kesejahteraan Umat, cet, ke-3 Jakarta: Mitra Abadi Perss, 2006. 8

Seorang ekonom Islam yang sangat masyhur di dunia, M. A. Mannan, telah mengemukakan idenya yang luar biasa dalam upaya pengembangan wakaf tunai ke dalam sebuah buku Sertifikat Wakaf Tunai Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam. 16 Penerbitan sertifikat wakaf tunai diharapkan dapat menjadi sarana bagi rekontruksi sosial dan pembangunan, di mana mayoritas penduduk dapat ikut berpartisipasi. Achmad Arief Budiman, M.Ag dalam bukunya Membangun Akuntabilitas Lembaga Pengelola Wakaf. 17 buku ini membahas tentang pentingnya membangun akuntabilitas terhadap lembaga pengelola wakaf sebagai legitimasi publik. Acuan tentang pengelolaan tanah wakaf yang produktif terdapat didalam buku Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Setrategis di Indonesia. 18 Buku ini berisi kajian strategis mengenai pengelolaan dan pemberdayaan wakaf sekaligus panduan praktis bagi pengoptimalan fungsi Nadzir agar berfusi sebagaimana mestinya dan agar dapat membedayakan tanah-tanah wakaf secara produktif. Berkaitan dengan masalah tersebut, telah beberapa kali dilakukan penelitian oleh para pakar hukum Islam dan juga para mahasiswa yang terjun dalam ilmu hukum Islam. Diantara hasil penelitian tersebut berupa skripsi, antara lain skripsi yang berjudul Tinjauan Hukum Islam 16 M. A. Mannan, Sertifikat Wakaf Tunai Sebuah Inovasi Instrumen Keuangan Islam, Jakarta: CIBER PKTI-UI, 2001. 17 Achmad Arief Budiman, Membangun Akuntabilitas Lembaga Pengelola Wakaf, Laporan Penelitian Individu, 2010 18 Panduan Pemberdayaan Tanah Wakaf Produktif Setrategis di Indonesia,Jakarta: Direktorat Pemberdayaan Wakaf Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam, Departemen Agama RI, 2006. 9

Terhadap Pemnerdayaan Wakaf Tunai ( Studi Kasus pemberdayaan Wakaf Tunai PKPU Cabang Jawah Tengah). 19 Dalam skripsi ini membahas tentang pendayagunaan wakaf tunai yang dihimpun oleh PKPU Jawa Tengah yang ditinjau menurut hukum Islam. Study Analisis Terhadap Fatwa Ulama Indonesia tentang Wakaf Uang. 20 Disususn oleh Muhammad Shodli, bahwasannya diperbolehkan wakaf uang itu merupakan ijtihat kontemporer, sebagai jalan alternatif dari wakaf-wakaf yang sudah ada di indonesia seprti perwakafan tanah. Wakaf uang merupakan wakaf produktif Apabila dikembangkan secara produktif, dengan jalan wakaf tunai tersebut di investasikan dan keuntungannya di distribusikan untuk membiayai rakyat miskin yang benar-benar membutuhkan dan kepentingan umum lainnya sesuai dengan tujuan wakaf yang disyari atkan agama Islam. Dari beberapa buku dan penelitian yang terdahulu belum ada penelitian khusus yang membahas tentang praktek wakaf tunai terutama pada Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang, sehingga menurut peneliti, penelitian dalam skripsi ini perlu dilakukan. 19 Abdul Jalil Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pendayagunaan Wakaf Tunai (Studi Kasus Pendayagunaan Wakaf Tunai pada PKPU Cabang Jawah Tengah) Skripsi mahasiswa fak. Syari ah IAIN Walisongo Semarang, 2006. 20 Muhammad Shodli, Study Analisis Terhadap Fatwa Ulama Indonesia tentang Wakaf Uang, Skripsi mahasiswa fak. Syari ah IAIN Walisongo, 2004. 10

E. METODE PENELITIAN Dalam penelitian skripsi ini, penulis akan menggunakan beberapa metode atau pendekatan, hal ini dimaksudkan agar penulisan skripsi dapat mencapai tujuan yang sesuai dengan judul skripsi: 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian lapangan (Field research). Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian ditempat terjadinya segala yang diselidiki. 21 Dalam penelitian ini obyek penelitiannya yaitu Yayasan Wakaf Bina Amal. 2. Sumber Data Untuk memudahkan mengidentifikasi sumber data, maka penulis mengklasifikasikan sumber data tersebut menjadi dua jenis sumber data. a. Data primer adalah data penelitian langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang diteliti. 22 Dengan mengunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subyek sebagai informasi yang dicari. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah data-data dokumen yang ada pada Yayasan Wakaf Bina Amal, dan hasil wawancara. 21 SutrisnoHadi, Metodologi Research I, Yogyakarta: Andi offset 1995, hlm. 6 22 Ibid. hlm. 91 11

b. Data sekunder adalah data yang mendukung atau data tambahan bagi data primer. Data sekunder merupakan data yang tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya yang berupa majalah, buku, Koran ataupn data-data berupa foto. 3. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian mempunyai tujuan mengungkap fakta mengenai variabel yang diteliti. a. Interview (wawancara), yaitu sebuah dialog yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar pertanyaan yang telah disiapkan lebih dulu. 23 Dalam hal ini peneliti mengadakan wawancara dengan salah satu pengurus Yayasan Wakaf Bina Amal tentang konsep dan praktek wakaf tunai. b. Dokumentasi Dokumentasi merupakan Salah satu metode yang digunakan untuk mencari data yang otentik yang bersifat dokumentasi baik data itu berupa catatan harian, memori atau catatan penting lainnya. 24 Dokumentasi ini dilakukan dengan mengumpulkan data yang ada pada Yayasan Wakaf Bina Amal. Selain itu juga menelusuri dan menelaah buku- 23 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hlm. 214 24 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, hlm. 206 12

buku serta karya ilmiah yang berkaitan dengan wakaf tunai guna mencari landasan pemikiran dan pemecahan masalah. c. Observasi Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena-fenomena yang diselidiki. 25 Adaput alat pengumpulan datanya disebut panduan observasi, yang digunakan untuk mendapatkan data hasil pengamatan baik terhadap benda kondisi, situasi, kegiatan, proses atau penampilan tingkah laku seseorang. 26 Dalam pengumpulan data ini menggunakan teknik non partisipan, artinya peneliti tidak terlibat secara langsung setiap kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Yayasan Wakaf Bina Amal. Metode ini digunakan untuk mengamati fasilitas atau sarana, serta mengamati pelaksanaan penerimaan wakaf tunai yang dilaksanakan oleh Yayasan Wakaf Bina Amal. 4. Analisis Data Setelah data terkumpul, kemudian data dianalisis dan diinterpretasikan dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif, yaitu analisis data yang dilakukan terus menerus agar data yang diperoleh dapat menghasilkan kesimpulan yang kongkrit dan valid. Metode yang digunakan adalah: 25 Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, Yogyakarta: Yayasan Psikologi UGM 1993, hlm. 136 26 Sanipah Faisal, Format-format Penelitian Sosial, Dasar-dasar dan Aplikasi, Jakarta: CV. Raja Wali, 1992, hlm. 136 13

a. Metode induktif yaitu analisis berangkat dari data yang diperoleh dari penelitian secara rinci tentang praktek wakaf tunai pada Yayasan Wakaf Bina Amal, kemudia menarik sebuah kesimpulan mengenai praktek wakaf tunai pada Yayasan Wakaf bina Amal. b. Metode deduktif yaitu langkah analisis yang berawal dari penjelasan wakaf dan pelaksanaan secara umum, kemudian penjelasan tersebut akan ditelusuri sehingga menghasilkan suatu kesimpulan yang khusus. F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk dapat memberikan gambaran secara luas dan memudahkan pembaca dalam memahami materi skripsi ini, maka penulis memberikan penjelasan secara garis besarnya, dalam skripsi ini dibuat sistematika penulisan skripsi sebagai berikut : Bab I berisi pendahuluan meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II menguraikan tentang tinjauan umum tentang wakaf tunai dan konsepnya. Sebelum mengetahui tentang praktek wakaf tunai di lapangan, sebaiknya memahami terlebih dahulu pengertian dasar wakaf tunai, dan prakteknya. Bab ini dibagi dalam tiga sub bab, sub bab pertama memaparkan wakaf secara umum, sub bab kedua pengertian dan dasar 14

hukum wakaf tunai, dan sub bab ke tiga diuraikan mengenai konsep wakaf tunai. Bab III menggambarkan secara umum Yayasan Wakaf Bina Amal yang menguraikan sedikitnya tentang sejarah perkembangan Yayasan Wakaf Bina Amal, visi dan misi, struktur dan mengulas tentang konsep serta praktek wakaf tunai tersebut. Bab IV merupakan proses analisis terhadap konsep dan praktek wakaf tunai pada Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang sehingga dapat di ketahui tentang konsep dan pelaksanaan wakaf tunai pada Yayasan Wakaf Bina Amal Semarang. Bab V merupakan bagian penutup dari penelitian ini yang mencakup kesimpulan dari hasil penelitian, saran-saran dan penutup. 15