FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU LANSIA DALAM MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Ibu Balita, Sikap Ibu Balita, Status Pekerjaan Ibu Balita, Frekuensi Penimbangan Balita.

BAB I PENDAHULUAN. dari jumlah penduduk atau sekitar 19 juta jiwa. Menurut ramalan World

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

SIKAP LANSIA DAN PELAYANAN PETUGAS KESEHATAN TERHADAP KUNJUNGAN DI POSYANDU WILAYAH PKM PATIHAN

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MAHASISWA TENTANG MUTU PELAYANAN POLIKLINIK DIAN NUSWANTORO DENGAN KEPUTUSAN PEMANFAATAN ULANG DI UPT POLIKLINIK DIAN

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

Abstrak. Kata Kunci : pelayanan kesehatan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, keyakinan, akses, kepemilikan asuransi kesehatan

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

GAMBARAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP RSUD SULTANSYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA LAKI-LAKI DI SMA X KABUPATEN KUDUS

FAKTOR INTERNAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN LANSIA BERKUNJUNG KE POSYANDU LANSIA DESA MAYUNGAN KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DIPUSKESMAS CAWAS

Kata kunci : perilaku, pengobatan, ibu hamil, ibu menyusui

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU BALITA MENIMBANG ANAKNYA KE POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA POSYANDU LANSIA DI WILAYAH PUSKESMAS MIROTO SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUNJUNGAN LANSIA KE POSYANDU

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SOMBA OPU KABUPATEN GOWA TAHUN 2015

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA KARANGJATI KABUPATEN SEMARANG

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS ANTANG

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP PADA LANSIADI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BP.GIGI PUSKESMAS KELAYAN DALAM KOTA BANJARMASIN

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

HUBUNGAN PERILAKU LANSIA DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUSSALAM TAHUN 2012

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

VOLUME II No 1 Januari 2014 Halaman 74-84

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia (lanjut usia) bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa pada tahun 2000,

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2025, jumlahnya akan mencapai 36 juta

FIFI AZISYAH NIM : S

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lanjut usia (lansia). Kecenderungan peningkatan jumlah lansia. hidup mereka agar dapat mempertahankan kesehatannya.

OLEH: S. HINDU MATHI NIM

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Harto P. Simanjuntak 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Ibu Hamil tentang Pemanfaatan Kelas Ibu Hamil di Desa Nagrak Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI PUSKESMAS KUTA BARO KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2013 SUSI NOVITA

HUBUNGAN PERILAKU IBU TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEIMBANG DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN BALITA DI POSYANDU LOTUS YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

S. Hindu Mathi 1, Heru Santosa 2, Maya Fitria 2. Abstract

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

HUBUNGAN ANTARA MUTU JASA PELAYANAN KESEHATAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS RANOTANA WERU

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

TESIS. Oleh LISBET HERAWATY SIHOMBING /IKM

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-journal) Volume 4, Nomor 3, Juli 2016 (ISSN: )

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

*Fakultas Kesehatan Mayarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN SIKAP IBU BALITA TENTANG GIZI TERHADAP STATUS GIZI PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKAN HERAN KECAMATAN RENGAT BARAT TAHUN 2012

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU BALITA

HUBUNGAN DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL LANJUT USIA DI DESA TOMBASIAN ATAS KECAMATAN KAWANGKOAN BARAT. Nia Aprindah Rau Sefti Rompas Vandri D.

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TAMALANREA KOTA MAKASSAR

Muhammadiyah Semarang ABSTRAK ABSTRACT

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA DI KELURAHAN BULUSAN, KECAMATAN TEMBALANG, KOTA SEMARANG

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMANFAATAN KELAS IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN RAYA PEKANBARU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA BIDAN DALAM PELAKSANAAN KEGIATAN DESA SIAGA DI KABUPATEN TAPIN TAHUN 2014

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANJUT USIA KE POSYANDU LANJUT USIA DESA TEGALGIRI NOGOSARI BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dimulai sejak dari awal kehidupan. Usia lanjut adalah sekelompok

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

SKRIPSI HUBUNGAN PENERAPAN KOMUNIKASI EFEKTIF PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RSUD DR. ADNAAN WD PAYAKUMBUH TAHUN 2016

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Secara teori perkembangan manusia dimulai dari masa bayi, anak,

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat survey analitik dengan rancangan cross sectionel study (studi potong lintang).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI POLIKLINIK GIGI RSUD KABUPATEN BADUNG

Transkripsi:

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU LANSIA DALAM MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LANDONO KABUPATEN KONAWE SELATAN TAHUN 2015 Nunung Sukmawati 1 Ambo Sakka 2 Putu Eka Meiyana Erawan 3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo nunungsukmawati174@yahoo.co.id 1 abufaadhl@gmail.com 2 putu_eka87@gmail.com 3 Abstrak Posyandu lansia merupakan salah satu jenis pelayanan kesehatan yang dikhusukan untuk lansia, pemanfaatan pelayanan posyandu lansia di wiliyah kerja puskesmas landono masih tergolong kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku lansia dalam memanfaatkan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan Cross sectional study. Populasi pada penelitian ini sebanyak 122 lansia, Sampel pada penelitian ini yang terdaftar di buku register dan berkunjung di posyandu lansia di wilayah kerja puskesmas landono sebanyak 55 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Analisis statistik menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=1.000), nilai tradisi (p=0,059), fasilitas kesehatan (p=0,072) dengan pemanfaatan posyandu lansia. Serta ada hubungan yang signifikan antara petugas kesehatan (p=0,045) dan dukungan tokoh masyarakat (p=0,018) dengan pemanfaatan posyandu lansia. Disarankan kepada petugas kesehatan atau puskesmas untuk terus meningkatkan sosialisasi dan motivasi untuk para lansia agar lebih aktif berkunjung ke posyandu lansia untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Kata Kunci : Posyandu Lansia, pemanfaatan posyandu, pendidikan, nilai tradisi, fasilitas kesehatan, petugas kesehatan, dukungan tokoh masyarakat RELATED FACTORS WITH THE BEHAVIOR OF ELDERLY IN UTILIZATION OF ELDERLY INTEGRATED HEALTH CARE IN LANDONO LOCAL GOVERNMENT CLINIC WORKING AREA SOUTH KONAWE 2015 Nunung Sukmawati * Ambo Sakka ** Putu Eka Meiyana Erawan *** Abstract Elderly integrated Health Care is one type of health services localized for the elderly. Utilization of elderly integrated health care service in Landono local government clinic working area still relatively lacking. The purpose of this study was to determine the related factors with the behavior of elderly in utilization of elderly integrated health care in Landono local government clinic working area South Konawe 2015. The method of study was analytic survey with cross sectional study design. The population in this study was 122 elderly. Study Subjects in this study were listed in the register and visit book of elderly integrated health care in Landono local government clinic working area as many as 55 respondents. The sampling technique used stratified random sampling. The Statistical analysis used Chi Square. The results showed no significant relationship between education (p = 1.000), value of tradition (p = 0.059), health facilities (p = 0.072) with the utilization of elderly integrated health care. The re was significant relationship between the health officers (p = 0.045) and the support of community leaders (p = 0.018) with the utilization of elderly integrated health care. Health officers or local government clinic suggested continuing to improve socialization and motivation for the elderly to be more active in visiting integrated health care to improve their health status. Keywords: Elderly Integrated Health Care, Utilization of Integrated Health Care, Education, Traditional Values, Health Facilities, Health Officers, Support of Community Leaders

PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan adalah cita-cita suatu bangsa yang terlihat dari peningkatan taraf hidup dan Umur Harapan Hidup (UHH) namun peningkatan UHH ini dapat mengakibatkan terjadinya transisi epidemiologi dalam bidang kesehatan akibat meningkatnya jumlah angka kesakitan karena penyakit. Menurut Badan kesehatan dunia World Health Organization (WHO) pada tahun 2010 presentase Lansia di dunia diperkirakan mencapai 9,11% dari jumlah penduduk dunia, serta penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2020 mendatang sudah mencapai angka 11,34% atau tercatat 28,8 juta jiwa, balitanya tinggal 6,9% yang menyebabkan jumlah penduduk lansia terbesar di dunia. Pelaksanaan kegiatan posyandu merupakan salah satu usaha pendekatan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan primer, semakin tinggi masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan, semakin meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Salah satu keberhasilan dalam rangka pelaksanaan posyandu adalah memperbaiki atau meningkatkan derajat kesehatan di masyarakat. Jumlah populasi lansia di Provinsi Sulwesi Tenggara dalam kurun waktu 2 tahun terakhir yaitu tahun 2013 sebanyak 144.636 jiwa dengan proporsi 6 % dari total keseluruhan penduduk 2.396.713 jiwa. Kemudian pada tahun 2014 sebanyak 150.714 jiwa dengan proporsi 6 % dari total keseluruhan penduduk 2.448.081 jiwa. Berdasarkan piramida penduduk, jumlah penduduk Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 289.815 jiwa. Penduduk untuk usia kelompok umur anak-anak (kelompok umur 0-14 tahun) dengan proporsi 35 % atau sebanyak 100.920 jiwa. Proporsi untuk usia produktif (kelompok umur 25-44 tahun) yaitu 90.257 jiwa dengan proporsi 31 % dari total keseluruhan penduduk. Proporsi penduduk usia remaja (15-24 tahun) sebesar 17 % atau 49.598 jiwa. Proporsi penduduk usia dewasa (45-59 tahun) sebesar 12 % atau 36.409 jiwa. Dan terakhir diikuti dengan jumlah penduduk lansia, lebih besar dibanding kelompok umur lainya yaitu (kelompok umur 60 tahun keatas) sebesar 16.031 jiwa dengan proporsi 5 % dari total keseluruhan penduduk. Semakin meningkatnya populasi lansia, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan pelayanan kesehatan usia lanjut ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan. Sebagai wujud nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada kelompok usia lanjut ini, pemerintah telah mencanangkan pelayanan pada lansia melalui beberapa jenjang. Pelayanan kesehatan di tingkat masyarakat adalah posyandu lansia. Posyandu lansia yang terdapat di Kabupaten Konawe Selatan sebanyak 36 posyandu lansia yang tersebar di 23 puskesmas. Di Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan terdapat 3 unit posyandu yaitu, di Kelurahan Landono, Desa Abenggi, dan Desa Landono 2. Tahun 2014 diketahui bahwa jumlah lansia di wilayah kerja puskesmas landono mencapai 759 jiwa, merupakan suatu jumlah yang cukup besar. Berdasarkan data dan hal tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Lansia dalam Memanfaatkan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015.

METODE Metod penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan rancangan cross sectional study, Tempat penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Landono. Populasi yang diteliti adalah lansia yang berusia 60-70+ tahun yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas Landono. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 55 orang. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder, sumber data primer yaitu sumber yang lansung memberikan data atau informasi kepada pengumpulan data serta data primer diperoleh peneliti dari lansia dengan menggunakan kuisioner. Data sekunder merupakan data yang diperoleh peneliti berasal dari puskesmas dan posyandu lansia Landono. Analisa data dilakukan dengan analisa univariat, bivariat. Instrumen digunakan untuk mengumpulkan data adalah kuisioner yang berisi serangkaian pertanyaan yang mengacu pada variabel bebas. HASIL a. Analisis Univariat 1) Pemanfaatan Posyandu Lansia Tabel 4. Distribusi Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 No. Pemanfaa tan posyandu Jumlah Persen (%) 1 cukup 37 67.3 2 kurang 18 32.7 Total 55 100.0 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa dari 55 peserta posyandu lansia di Konawe Selatan, sebanyak 37 responden (67.3%) memanfaatkan posyandu lansia dalam kategori cukup dan 18 responden (18%) memanfaatkan posyandu lansia dalam kategori kurang. 2) Pendidikan Responden Tabel 5. Distribusi Pendidikan Responden di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 No. Pendidi Juml Persen kan ah (%) 1 Tinggi 7 12.7 2 Rendah 48 32.7 Total 55 100.0 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa dari 55 responden, sebanyak 7 responden (12.7%) memiliki pendidikan yang tinggi dan sebanyak 48 responden (87.3%) memiliki pendidikan yang rendah untuk mengikuti pelaksanaan posyandu lansia. 3) Nilai tradisi Tabel 6. Distribusi Nilai Tradisi di Posyandu Lansia wilayah kerja Konawe Selatan Tahun 2015 No. Nilai Jumla Perse tradsisi h n (%) 1 positif 40 72.7 2 negatif 15 27.2 Total 55 100.0 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa dari 55 responden, sebanyak 40 responden (72.7%) memiliki nilai tradisi yang positif dan sebanyak 15 responden (27.3%) memiliki nilai tradisi yang negatif untuk mengikuti pelaksanaan posyandu lansia.

4) Fasilitas Kesehatan Tabel 7. Distribusi Fasilitas Kesehatan Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 No. Fasilitas kesehat an Jumla h Perse n (%) 1 Cukup 46 83.6 2 Kurang 9 16.4 Total 55 100.0 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa dari 55 responden, sebanyak 46 responden (83.6%) memiliki fasilitas kesehatan yang cukup dan sebanyak 9 responden (16.4%) memiliki fasilitas kesehatan yang kurang untuk mengikuti pelaksanaan posyandu lansia. 5) Petugas Kesehatan Tabel 8. Distribusi Petugas Kesehatan Di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 No. Petugas kesehata n Jum lah Perse n (%) 1 Aktif 41 74.5 2 Pasif 14 25.5 Total 55 100.0 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 8 menunjukan bahwa dari 55 responden, sebanyak 41 responden (74.5%) memiliki petugas kesehatan yang aktif dan sebanyak 14 responden (25.5%) memiliki petugas kesehatan yang pasif untuk mengikuti pelaksanaan posyandu lansia. 6) Dukungan Tokoh Masyarakat Tabel 9. Distribusi Dukungan Tokoh Masyarakat di Posyandu Lansia Wilayah Kerja Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2015 No. Dukunga n tokoh masyara kat Jumla h Perse n (%) 1 Cukup 42 76.4 2 Kurang 13 23.6 Total 55 100.0 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 9 menunjukan bahwa dari 55 responden, sebanyak 42 responden (76.4%) memiliki dukungan tokoh masyarakat yang cukup dan sebanyak 13 responden (23.6%) memiliki dukungan tokoh masyarakat yang kurang untuk mengikuti pelaksanaan posyandu lansia.

b. Analisis Bivariat 1) Analisis Hubungan Pendidikan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Tabel 10. Analisis Hubungan Pendidikan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 Pendidikan Cukup Pemanfaaatan Posyandu Lansia Kurang Jumlah n % n % n % Tinggi 5 71.4 2 28.6 7 100 1.000 Rendah 32 66.7 16 33.3 48 100 Total 37 67.3 18 32.7 55 100 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa dari 7 responden yang berpendidikan tinggi sebanyak 5 responden (71.4%) memanfaatkan posyandu dengan kategori cukup dan sebanyak 2 responden (28.6%) memanfaatkan posyandu dengan kategori kurang. Sedangkan dari responden yang pendidikan rendah sebanyak 32 responden (66.7%) memanfaatkan posyandu dengan kategori cukup dan sebanyak 16 pvalue responden (33.3%) memanfaatkan posyandu dengan kategori kurang di wilayah kerja Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian ini didapatkan nilai ρ value sebesar 1.000 berarti ρ value > α (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara pendidikan dengan pemanfaatan posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Landono Tahun 2015. 2) Analisis Hubungan Nilai Tradisi dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Tabel 11. Analisis Hubungan Nilai Tradisi dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 Pemanfaaatan pvalue Posyandu Lansia Nilai Jumlah Tradisi Cukup Kurang n % n % n % Positif 30 75.0 10 25.0 40 100 0.059 Negatif 7 46.7 8 53.5 15 100 Total 37 67.3 18 32.7 55 100 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 13 menunjukan bahwa dari 40 responden yang nilai tradisi positif sebanyak 30 responden (75.0%) memanfaatkan posyandu kategori cukup dan sebanyak 10 responden (25.5%) nilai tradisi positif tetapi cakupan pemanfaatan posyandu dengan kategori kurang. Sedangkan dari responden yang nilai tradisi negatif, sebanyak 7 responden (46.7%) dengan kategori cukup memanfaatan posyandu lansia dan sebanyak 8 responden (53.3%) pemanfaatan posyandu kurang di Wilayah Kerja

Konawe Selatan. Hasil penelitian ini didapatkan nilai ρ value sebesar 0.059 berarti ρ value > α (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara nilai tradisi dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Landono Tahun 2015. 3) Analisis Hubungan Fasilitas Kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Tabel 12. Analisis Hubungan Fasilitas Kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 Fasilitas kesehatan Cukup Pemanfaaatan Posyandu Lansia Kurang Jumlah pvalue n % n % n % Cukup 30 65.2 16 34.8 46 100 0.072 Kurang 7 77.8 2 22.2 9 100 Total 37 67.3 18 32.7 55 100 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 14 menunjukan bahwa dari 46 responden yang fasilitas kesehatan cukup sebanyak 30 responden (65.2%) dengan kategori cukup dalam memanfaatan posyandu lansia dan sebanyak 16 responden (34.8%) fasilitas kesehatan cukup tetapi cakupan pemanfaatan posyandu dengan kategori kurang. Sedangkan dari 9 responden yang fasilitas kesehatan kurang sebanyak 7 responden (77.8%) dengan kategori cukup dalam memanfaatkan posyandu lansia dan sebanyak 2 responden (22.2%) pemanfaatan posyandunya kurang di wilayah kerja Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian ini didapatkan nilai ρ value sebesar 0.702 berarti ρ value > α (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ho diterima, artinya tidak ada hubungan antara fasilitas kesehatan dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Landono Tahun 2015. 4) Analisis Hubungan Petugas Kesehatan Kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Tabel 13. Analisis Hubungan Petugas Kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 Pemanfaaatan pvalue Posyandu Lansia Petugas Jumlah kesehatan Cukup Kurang n % n % n % Aktif 31 75.6 10 24.4 41 100 0.045 Pasif 6 42.9 8 57.1 14 100 Total 37 67.3 18 32.7 55 100 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015

Berdasarkan tabel 15 menunjukan bahwa dari 41 responden yang petugas kesehatan aktif sebanyak 31 responden (75.6%) dengan kategori cukup dalam memanfaatkan posyandu dan sebanyak 10 responden (24.4%) petugas kesehatan aktif tetapi cakupan pemanfaatan posyandu dengan kategori kurang. Sedangkan dari responden yang petugas kesehatan pasif, sebanyak 6 responden (42.9%) dengan kategori cukup dalam pemanfaatan posyandu lansia dan sebanyak 8 responden (57.1%) pemanfaatan posyandu kurang di wilayah kerja Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian ini didapatkan nilai ρ value = 0,045 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak artinya adanya hubungan antara petugas kesehatan dengan pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Landono Tahun 2015. 5) Analisis Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Pemanfaatan Posyandu Tabel 16. Analisis Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015 Pemanfaaatan pvalue Posyandu Lansia Dukungan Jumlah tokoh masyarakat Cukup Kurang n % n % n % Cukup 32 76.2 10 23.8 42 100 0.018 Kurang 5 38.5 8 61.5 13 100 Total 37 67.3 18 32.7 55 100 Sumber : Data Primer, Diolah Tanggal 26 Desember 2015 Berdasarkan tabel 16 menunjukan bahwa dari 42 responden yang dukungan tokoh masyarakat cukup sebanyak 32 responden (76.2%) dengan kategori cukup dalam memanfaatkan posyandu dan sebanyak 10 responden (23.8%) dukungan tokoh masyarakat cukup tetapi cakupan pemanfaatan posyandu dengan kategori kurang. Sedangkan dari responden yang dukungan tokoh masyarakat kurang sebanyak 5 responden (38.5%) dengan kategori DISKUSI 1. Karateristik responden Secara statistik responden dalam penelitian ini tidak banyak perbedaan, responden dalam penelitian ini sebanyak 55 orang yang terdaftar di buku register dan berkunjung di cukup pemanfaatan posyandu lansia dan sebanyak 8 responden (61.5%) pemanfaatan posyandu kurang di wilayah kerja Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan. Hasil penelitian ini didapatkan nilai ρ value = 0,018 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak artinya ada hubungan antara tokoh masyarakat dengan pemanfaatan posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Landono Tahun 2015. posyandu lansia. Dari segi umur lansia tidak banyak berbeda yaitu lebih didominasi oleh lansia yang berumur 70 tahun keatas dibandingkan dengan umur lansia yang berumur 60-69 tahun. Kemudian karateristik berdasarkan suku lansia lebih banyak

responden yang suku jawa dibandingkan dengan suku lainnya. 2. Hubungan Pendidikan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Di tempat penelitian yang dilakukan peneliti menunjukan bahwa rata-rata pendidikan responden sebagian besar berpendidikan Sekolah Dasar (SD) dan tidak Sekolah. Walaupun masyarakat di wilayah tersebut berpendidikan rendah dan tinggi, mereka tetap memanfaatkan posyandu serta menerima penyuluhan kesehatan yang diberi oleh petugas kesehatan dan para lansia dapat menerima dengan baik materi yang diberikan kepada mereka. Salah satu faktor yang berpengaruh pada perilaku kesehatan adalah tingkat pendidikan. Hasil pendidikan ikut membentuk pola berpikir, pola persepsi dan sikap pengambilan keputusan seseorang. Pendidikan seseorang yang meningkat mengajarkan individu mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya. Hasil penelitian ini relavan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farida Kusumaningrum (2014) yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara tingkat pendidikan dengan keaktifan lansia berkunjung ke posyandu lansia Desa Mayungan. 3. Hubungan Nilai Tradisi dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Setiap kelompok masyarakat memiliki tradisi, kebiasaan dan budaya yang unik dan akan berpengaruh kepada cara berfikir (cara memandang sesuatu), cara bersikap, cara berperilaku yang beriorentasi pada ilmu pengetahuan dalam menghadapi masalah kesehatan agar sehat dan tepat dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Norma-norma itu mengenai kebiasaan-kebiasaan hidup, adat istiadat dan tradisi-tradisi hidup yang dipakai turun-temurun. Tradisi/kebiasaan berperilaku hidup sehat sudah merupakan tradisi yang melekat pada sekelompok orang yang berlaku secara turun temurun. Kebudayaan mempengaruhi seseorang untuk mengikuti pola-pola perilaku tertentu yang telah dibuat orang lain. Survei di lapangan menunjukkan bahwa peserta posyandu lansia yang memperoleh nilai tradisi positif maupun negatif sama-sama memanfaatan posyandu lansia, tradisi yang ada wilayah tersebut masih kental di diri mereka, untuk kesehatan fisik tetap diperhatikan apabila sakit tentu menggunakan jasa pelayanan kesehatan itu pun melihat kondisinya karena lansia yang sakit tidak harus mengkonsumsi obat medis dapat juga mengkonsumsi jamu, obat herbal yang sifatnya alami karena obat alami tidak mempunyai efek samping. Kompetensi budaya menuntut para praktisi dan sistem pelayanan untuk memahami persepsi keluarga dan masyarakat terhadap kebutuhan kesehatan lansia. Keluarga lansia berpendapat anak berkewajiban menyantuni orang tua yang sudah tidak dapat mengurus diri sendiri sesuai dengan tradisi orang timur bahwa hormat kepada orang tua adalah kunci kesehatan lansia baik

secara fisik terutama secara mental dengan tindakan nyata dari anggota keluarga harus dibawa ke posyandu lansia. Kebiasaan sosial budaya masyarakat sampai sekarang masih menempatkan orang-orang usia lanjut pada tempat terhormat dan penghargaan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan lansia dan kedudukan lansia dalam keluarga perlu di perhatikan dan dihargai sehingga lansia yang berada dalam keluarga tetap merasakan kebahagiaan bersama dengan keluarga. Serta di tempat penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa sebagian responden dengan tradsisi yang masi kental di dalam diri mereka, disamping penyakit lansia adalah penyakit karena faktor usia sehingga dalam pemilihan pengobatan harus lebih hati-hati. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ganda S (2011) pengaruh sosial budaya keluarga lansia kebiasaan/tradisi, terhadap pemanfaatan posyandu lansia di wilayah kerja Puskesmas Darusalam Medan yang menyatakan ada hubungan antara kebiasaan/tradisi dengan pemanfaatan posyandu lansia. Namun berbanding terbalik dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh sipeneliti di wilayah kerja puskesmas puskesmas landono Kabupaten Konawe Selatan yang menyimpulkan tidak ada hibungan antara nilai tradisi dengan pemanfaatan posyandu lansia di karenakan masih ada sebagian lansia yang merasa bahwa ketika sakit tidak harus mengkonsumsi obat medis tetapi mereka mengkonsumsi obat herbal seperti jamu yang tidak mempunyai efek samping. 4. Hubungan Fasilitas Kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Fasilitas merupakan sarana bantuan bagi instansi dan tenaga kesehatan dalam menyelenggarakan pelayanan kepada lansia di posyandu lansia, keadaan fasilitas yang memadai akan membantu terhadap penyelenggaraan pelayanan kepada lansia. Fasilitas menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam menentukan pilihan. Pada tingkat harga yang hampir sama, semakin lengkap fasilitas yang disediakan pihak rumah sakit, maka akan semakin puas pelanggan dan ia akan terus memilih perusahaan tersebut sebagi pilihan prioritas berdasarkan persepsi yang ia peroleh terhadap fasilitas yang tersedia. Apabila suatu posyandu mempunyai fasilitas yang memadai sehinggga dapat memudahkan lansia dalam menggunakan fasilitas yang ada dan membuat nyaman para lansia, ketika di posyandu yang memberikan suasana menyenangkan dengan desain fasilitas yang menarik akan mempengaruhi lansia dalam memeriksakan kesehatannya. Artinya bahwa salah satu faktor kepuasan lansia dipengaruhi oleh fasilitas yang diberikan oleh pemerintah yang dimanfaatkan oleh lansia, sehingga mempermudah lansia dalam proses pemeriksaan kesehatan. Apabila lansia merasa nyaman dan mudah mendapatkan pelayanan maka lansia akan merasa puas. Peserta posyandu lansia yang memperoleh fasilitas kesehatan cukup. Hal ini menunjukan bahwa bahwa fasilitas kesehatan yang cukup mempngaruhi minat lansia untuk berkunjung ke posyandu. Fasilitas yang cukup menjadi pertimbangan lansia untuk datang ke posyandu, semakin lengkap fasilitas yang disediakan di posyandu maka akan semakin puas lansia dan akan terus datang untuk mengontrol kesehatannya setiap bulan

seperti menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, mengukur lingkar pinggang serta tensi. Pemberian fasilitas yang memadai akan membantu meningkatkan empati lansia terhadap setiap kondisi yang tercipta pada saat lansia melakukan pemeriksaan kesehatan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Henni (2014) yang menyatakan ada hubungan antara ketersediaan fasilitas dengan tingginya motivasi keluarga ke posyandu di wilayah kerja puskesmas kulo kabupaten sidrap. Namun berbanding terbalik dengan hasil penlitian yang dilakukukan oleh peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan yang menyimpulkan tidak ada hubungan antara fasilitas kesehatan dengan pemanfaatan posyandu lansia di karenakan masih ada lansia yang merasa bahwa fasilitas di posyandu tersebut masih kurang dan perlu ditambah. Peneliti telah melakukan observasi di posyandu lansia dan alatalat untuk mendukung kegiatan posyandu masih sangat minim. Masingmasing alat kesehatan yang tersedia hanya satu, seperti penimbangan berat badan, mengukur lingkar pinggang, mengukur tinggi badan, dan alat tensi. Ketika fasilitas kesehatan cukup lansia akan merasa puas dan tidak menunggu lama untuk memeriksakan kesehatannya. 5. Hubungan Petugas Kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Upaya petugas kesehatan baik dari hari posyandu maupun di luar hari posyandu dalam mendorong keluarga Lansia untuk ikut dalam kegiatan Posyandu. Hal ini juga merupakan faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan lansia dalam kegiatan posyandu lansia dalam hal ini kader posyandu diharapkan memberikan pelayanan yang baik dalam kegiatan posyandu tersebut. Peserta posyandu lansia yang memperoleh pelayanan petugas kesehatan aktif baik dari hari posyandu meliputi kegiatan pemeriksaan kesehatan fisik (penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan darah, makanan tambahan dalam rangka meningkatkan status gizi lansia) dan sebelum memulai pemeriksaan kesehatan ada kegiatankegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan senam lansia, arisan lansia serta penyuluhan petugas kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab, yang memiliki etik dan moral yang tinggi, keahlian, dan kewenangan yang secara terus menerus harus ditingkatkan agar penyelenggaraan upaya kesehatan memenuhi rasa keadilan dan perikemanusiaan serta sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan. Hasil penelitian ini relavan dengan penelitian yang dilakukan oleh Husria (2012) yang menyimpulkan bahwa ada pengaruh petugas kesehatan dengan pemanfaatan posyandu lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari. 6. Hubungan Dukungan Tokoh Masyarakat dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut. Tokoh masyarakat atau sumber daya manusia (SDM) di masyarakat, yaitu semua orang yang memiliki pengaruh

di masyarakat yang bersifat formal dan non formal yang merupakan kekuatan besar dan mampu menggerakkan masayarak dalam tiap pembangunan. Lansia yang mendapatkan dukungan dari masyarakat yang baik lebih memiliki kunjungan yang baik ke posyandu. Informasi kesehatan yang diterima dari proses komunikasi fungsional dapat menciptakan perilaku lansia yang positif, sebagai contoh tokoh masyarakat dapat memberikan informasi tentang bagaimana memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan atau tentang manfaat positif dari perilaku yang mempengaruhi kesehatan. Fenomena yang ada di lapangan menunjukan bahwa peserta posyandu lansia yang memperoleh dukungan tokoh masyarakat yang cukup. Hal ini menunjukan bahwa dukungan tokoh masyarakat sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan peserta posyandu lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Tokoh masyarakat bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyempatkan diri untuk memeberikan informasi atau mengajak lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu dan membantu segala permasalah bersama lansia. Hasil penelitian ini relavan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nabila Khoirunnisa (2013) yang menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan sosial dengan keaktifan lansia dalam mengikuti kegiatan posyandu lansia Aisiyah di Desa Pakisan Cawas Klaten. SIMPULAN 1. Tidak ada hubungan antara pendidikan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015. 2. Tidak ada hubungan antara nilai tradis dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015. 3. Tidak ada hubungan antara fasilitas kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2015. 4. Ada hubungan antara petugas kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Konawe Selatan Tahun 2015. 5. Ada hubungan dukungan tokoh masyarakat kesehatan dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Landono Kabupaten Konawe Selatan Tahun 2015. SARAN Perlu adanya penelitian selanjutnya, agar meningkatkan jumlah populasi dan sampel ataupun jumlah variabel penelitian, sehingga diketahui faktor apakah yang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia. DAFTAR PUSTAKA 1. Novayenni Rahmita, Febriana Sabrian, Jumaini. 2015. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Angka Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia. Program Studi Ilmu Keperawatan. Jurnal. Universitas Riau. Riau. JOM Vol 2 No 1, Februari 2015. 2. Noviana, Elmi. 2014. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kunjungan Lansia Ke Posyandu

Lansia Di Desa Ngempon Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Program Studi Diploma IV Kebidanan. Karya ilmiah. Stikes Ngudi Waluyo Ungaran. Semarang. http://perpusnwu.web.id/karyail miah/documents/3645.pdf. Diakses 18/10/2015. 3. Pertiwi, Herdini Widyaning, 2013. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Frekuensi Kehadiran Lanjut Usia di Posyandu Lansia Jurnal Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali. Vol. 4 No.1 Edisi Juni 2013. 4. BPS Propinsi Sulawesi Tenggara, 2015. Sulawesi Tenggara Dalam Angka Tahun 2015, Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tenggara. 5. Notoatmodjo. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat Ilmu Dan Seni. Jakarta : Rineka Cipta. 6. Dinkes Kabupaten Konawe Selatan. 2015. Profil kesehatan Kabupaten Konawe Selatan tahun 2014. 7. Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta. 8. Priyoto. 2014. Teori Sikap dan Perilaku dalam Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika 9. Sigalingging Ganda, Heru Santosa, Fauzi. 2011. Pengaruh Sosial Budaya Dan Sosial Ekonomi Keluarga Lansia Terhadap Pemanfaatan Posyandu Lansia Di Wilayah Kerja Puskesmas Darussalam Medan. Jurnal. FKM USU. Medan http://repository.usu.ac.id/bitstre am/123456789/30560/6/cover.pd f. Diakses 5/01/2016 10. Wiguna Cahya Daksa, 2012. Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Kualitas Tenaga Medis Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap SDI RSIA Ummu Hani Purbalingga. Fakultas Ekonomika Dan Bisnis. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang. http://core.ac.uk/download/pdf/1 1734641.pdf. Diakses 25/10/2015. 11. Husria, 2012. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun 2012. Skripsi. Universitas Halu Oleo. Kendari. Tidak di publikasikan. 12. Notoatmodjo. 2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta