FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TALAWAAN KECAMATAN TALAWAAN KABUPATEN MINAHASA UTARA. Meytha Mandagi*, Christian R. Tilaar*, Franckie R.R Maramis* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Keberlangsungan kegiatan ini sangat bergantung pada partisipasi aktif dari kader sebagai pelaksana utama. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader posyandu di wilayah kerja Puskesmas Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. Jenis penelitian survei analitik dengan rancangan cross-sectional study. Responden dari penelitian ini berjumlah 100 orang. Pengumpulan data melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner. Uji statistik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel menggunakan fisher Exact. Hasil penelitian menunjukkan 88% kader termasuk kategori aktif dalam pelaksanaan kegiatan, 65% kader yang pernah mengikuti pelatihan kader, 97% kader posyandu yang memiliki motivasi baik dan 97% kader posyandu yang mendapat dukungan dari keluarga dan masyarakat. Terdapat hubungan antara pelatihan dan keaktifan kader posyandu (p=0.003), terdapat hubungan antara motivasi dan keaktifan kader posyandu (p=0,037 dan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan masyarakat dengan keaktifan kader posyandu. Terdapat Hubungan yang bermakna antara pelatihan kader posyandu, motivasi dan dukungan keluarga dan masyarakat dengan keaktifan kader posyandu. Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader ABSTRACT is one of form public health efforts which is managed and organized from, by, for and together with people in the implementation of health development to empower communities in obtaining basic health service to accelerate the reduction of maternal and infant mortality. The sustainability of this activity is very dependent on active participation of the integrated health post cadres as the main executors. The aim of this study is to analyze factors which are related to the activeness of the cadres in the service (Working) area of Talawaan Public Health Centre, Talawaan Sub District, North Minahasa Regency. The study is, Analytical survey with cross-sectional study design. Respondents of the study are 100 people. Data collection was obtained from interview throught questioners the statistical test which been used to analyze the relationship of inter variables is fisher exact. The result of study showed that 88% of cadres included into active category in the have ever followed the training of cadres, 97% of cadres have good motivation and 97% of cadres have a support from family and people arounded. The relationship between training and the activeness of cadres has p-value of 0.003 the relationship between motivation and family s activeness of cadres have p-value of 0.037. There are a significant relationship between training, motivation and family s support with the activeness of cadres. Keywords: Training, Motivation, Support of Family and Community, Activeness of Cadres 1
PENDAHULUAN Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai ujung tombak pembangunan kesehatan mengemban misi untuk mendorong kemandirian masyarakat dalam hal hidup sehat melalui pemberdayaan masyarakat (KemenKes RI, 2011). merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Pedoman Umum, 2011). Persentase kader aktif secara nasional adalah 69,2% dan angka drop-out kader sekitar 30,8% (Adisasmito, 2010). Penelitian oleh Prang (2013) di wilayah kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan, pendampingan dan pembinaan oleh tenaga professional, pengetahuan dan motivasi dengan keaktifan kader posyandu. Puskesmas Talawaan bertanggung jawab pada 12 (dua belas) posyandu di 12 desa di Kecamatan Talawaan. Berdasarkan data tentang pelaksanaan kegiatan pada tahun 2011, jumlah kader yang terdaftar 140 orang untuk 12 desa dan jumlah kader yang aktif 114 orang sedangkan yang yang tidak aktif berjumlah 26 orang. Data tahun 2012 dan 2013, jumlah kader yang terdaftar 120 orang untuk 12 desa dan jumlah kader yang aktif 95 orang sedangkan yang tidak aktif berjumlah 25 orang. Berdasarkan data 3 tahun terakhir jumlah keaktifan kader posyandu tidak menunjukkan adanya penurun maupun peningkatan. Berdasarkan uraian latar belakang diatas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktorfaktor apa yang berhubungan dengan keaktifan kader di wilayah kerja Puskesmas Talawaan Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yaitu survei analitik dengan rancangan cross-sectional study. Lokasi penelitian di 12 Desa di Kecamatan Talawaan, selama bulan Juli Oktober 2014. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader yang terdaftar di Puskesmas Talawaan yang berjumlah 120 orang dan diambil sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, yaitu sebanyak 100 orang kader. 2
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang memuat pernyataan yang berkaitan dengan variabel yang diteliti, dengan teknik pengumpulan data, yaitu dikumpulkan data primer melalui kuesioner yang diisi oleh responden dan data sekunder yang diperoleh di instansi yaitu Puskesmas Talawaan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat yang mendeskripsikan karakteristik setiap variabel dari hasil penelitian berupa distribusi dan persentasi dari variabel dan analisis bivariat untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat, yaitu hubungan antara pelatihan kader, motivasi kader dan dukungan keluarga dan masyarakat dengan keaktifan kader. Menggunakan fisher exact melalui program komputer dengan tingkat kemaknaan (α) sebesar 0,05 dan dikatakan memiliki hubungan yang bermakna jika nilai p 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik Responden Kader Berdasarkan umur terdapat 4% < 30 tahun dan 30 tahun ada 96%. Berdasarkan jenis kelamin, semua kader posyandu yaitu perempuan. Jumlah kader posyandu berdasarkan status pernikahan yaitu kawin. Pekerjaan kader posyandu 94% yaitu ibu rumah tangga, 1% wira usaha dan 5% swasta. Karakteristik menurut tingkat pendidikan terakhir terdapat 14% dengan tingkat pendidikan SD, 27% dengan tingkat pendidikan SMP/sederajat, 56% dengan tingkat pendidikan SMA/sederajat dan 3% dengan tingkat pendidikan perguruan tinggi. Berdasarkan lama kerja kader posyandu, terdapat 31% kader posyandu yang lama kerjanya < 5 tahun, 15% kader posyandu yang lama kerja sebagai kader selama 5-10 tahun dan terdapat 54% kader posyandu yang lama kerjanya 10 tahun. 2. Gambaran Umum Pelatihan Kader terdapat 65% kader posyandu yang pernah mengikuti pelatihan sebagai kader posyandu dan 35% kader posyandu yang tidak pernah mengikuti pelatihan kader posyandu. Pelatihan adalah sesuatu yang terus menerus dilakukan, karena pendidikan seseorang itu pada hakikatnya tidak pernah berakhir (Moekijat,2010). Seorang calon kader wajib mengikuti pelatihan-pelatihan sebelum menjadi kader posyandu. 3. Gambaran Umum Motivasi Kader terdapat 97% kader posyandu yang memiliki motivasi baik dan 3% kader posyandu yang memiliki motivasi yang kurang baik. 3
Motivasi yaitu rangsangan, dorongan dan ataupun pembangkit tenaga yang dimiliki seseorang sehingga orang tersebut memperlihatkan perilaku tertentu (Azwar, 1996). 4. Gambaran Umum Dukungan Keluarga dan Masyarakat terdapat 97% kader posyandu yang mendapat dukungan keluarga dan masyarakat dan 3% kader posyandu yang tidak mendapat dukungan keluarga dan masyarakat. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Dukungan sosial adalah suatu keadaan yang bermanfaat bagi individu yang diperoleh dari orang lain yang dapat dipercaya sehingga seseorang akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan, menghargai dan mencintainya (Cohen & Syme, 1996). 5. Gambaran Umum Keaktifan kader terdapat 88% kader posyandu yang aktif dan 12% kader posyandu yang kurang aktif. Keaktifan merupakan perilaku yang dilihat dari keterlibatan seseorang dalam suatu kegiatan. Perilaku adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,2007). 6. Hubungan antara Pelatihan Kader dengan Keaktifan Kader Tabel 1. Hubungan antara Pelatihan Kader dengan Keaktifan Kader. Hasil menunjukkan terdapat 95,4% kader yang aktif dengan kategori pernah mengikuti pelatihan, serta 25,7 kader yang kurang aktif dengan kategori tidak pernah mengikuti pelatihan kader. Menggunakan fisher exact dengan bantuan program komputer, diperoleh p-value 0,003 dengan α=0,05 dan OR 7,154 (p-value < α) artinya terdapat hubungan antara pelatihan kader dengan keaktifan kader. 4
7. Hubungan antara Motivasi Kader dengan Keaktifan Kader Tabel 2. Hubungan antara Motivasi Kader dengan Keaktifan Kader 8. Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Masyarakat dengan Keaktifan Kader Tabel 3. Hubungan antara Dukungan Keluarga dan Masyarakat dengan Keaktifan Kader Hasil menunjukkan bahwa 89,7% kader Hasil menunjukkan bahwa 89,7% kader yang aktif dengan kategori motivasi yang baik dan 66,7% kader yang kurang aktif dengan kategori motivasi yang kurang baik sebagai kader. Perhitungan korelasi menggunakan fisher exact dengan bantuan program komputer, p-value 0,0037 dengan α 0,05 dan OR 17,4 (pvalue < α) itu artinya terdapat hubungan antara motivasi kader dengan keaktifan kader. yang aktif dengan kategori mendukung dan 66,7% kader yang kurang aktif dengan kategori motivasi tidak mendukung sebagai kader. Perhitungan korelasi menggunakan fisher exact dengan bantuan program komputer, p-value 0,0037 dengan α 0,05 dan OR 17,4 (p-value < α) itu artinya terdapat hubungan antara dukungan keluarga dan masyarakat dengan keaktifan kader. 5
KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara pelatihan kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Talawaan wilayah kerja Puskesmas Talawaan. 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara motivasi kader posyandu dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Talawaan wilayah kerja Puskesmas Talawaan. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dan masyarakat dengan keaktifan kader posyandu di Kecamatan Talawaan wilayah kerja Puskesmas Talawaan. SARAN 1. Bagi Pemerintah Kecamatan dan Pemerintah Desa atau Hukum Tua perlu memaksimalkan pengawasan dan kontrol dalam kegiatan. Dalam hal ini, Pemerintah Kecamatan berperan dalam mengawasi dan mengarahkan tugas Kepala Desa atau Hukum Tua di desa dalam mengontrol pelaksanaan kegiatan. Kepala Desa perlu mengetahui jalannya kegiatan dengan hadir langsung dalam kegiatan. Selain itu, kegiatan tidak lepas dari peran PKK desa yang juga merupakan kader dan untuk mengaktifkan peran PKK desa dibutuhkan kontrol dan arahan dari Kepala Desa sebagai atasan dan bekerja sama dengan tokoh-tokoh agama. 2. Bagi Puskesmas Kecamatan Talawaan perlu memaksimalkan pendampingan, pembinaan/pelatihan kader ketika melaksanakan kegiatan, seperti mengadakan pelatihan dan pembinaan secara rutin untuk setiap tahunnya, sehingga kader mengetahui perannya dan bersedia untuk meningkatkannya. 3. Bagi kader, dalam melaksanakan tugas sebagai kader perlu dilakukannya integrasi akan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat, sehingga masyarakat tidak selalu harus dikumpulkan untuk hadir dan tidak mengganggu pekerjaan masyarakat dan kader. 4. Bagi masyarakat perlu memberikan pengakuan dan penghargaan pada kader sebagai pelaksana tugas di yang menjembatani pelayanan kesehatan di Puskesmas dan di desa. 6
DAFTAR PUSTAKA Adisasmito, W.2010. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Anonimous, 2011. Pedoman Umum menurut kementerian kesehatan Republik Indonesia. Azwar, A. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara Kemenkes RI, (2011). Buku Panduan Kader, Jakarta. Moekijat. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: CV. Mandar Maju. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT Rineka Cipta. Rewanti, P. 2013 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Keaktifan Kader Di Wilayah Kerja Puskesmas Tareran Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan.Skripsi. Universitas Sam Ratulangi Fakultas Kesehatan Masyarakat Manado. 7